You are on page 1of 18

Teknik Pemasangan Infus Pemberian Cairan Intravena Tujuan Utama Terapi Intravena: 1. 2. 3. 4.

Mengembalikan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh Memberikan obat-obatan dan kemoterapi Transfusi darah dan produk darah Memberikan nutrisi parenteral dan suplemen nutrisi

Keuntungan dan Kerugian Terapi Intravena Keuntungan: Efek terapeutik segera dapat tercapai karena penghantaran obat ke tempat target berlangsung cepat. Absorsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan terapi lebih dapat diandalkan Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek terapeutik dapat dipertahankan maupun dimodifikasi Rasa sakit dan iritasi obat-obat tertentu jika diberikan intramuskular atau subkutan dapat dihindari Sesuai untuk obat yang tidak dapat diabsorbsi dengan rute lain karena molekul yang besar, iritasi atau ketidakstabilan dalam traktus gastrointestinalis Kerugian: Tidak bisa dilakukan drug Recall dan mengubah aksi obat tersebut sehingga resiko toksisitas dan sensitivitas tinggi Kontrol pemberian yang tidak baik bisa menyebabkan speeed Shock Komplikasi tambahan dapat timbul, yaitu: Kontaminasi mikroba melalui titik akses ke sirkulasi dalam periode tertentu Iritasi Vaskular, misalnya phlebitis kimia Inkompabilitas obat dan interaksi dari berbagai obat tambahan Peran Perawat Dalam Terapi Intravena Memastikan tidak ada kesalahan maupun kontaminasi cairan infus maupun kemasannya Memastikan cairan infus diberikan secara benar (pasien, jenis cairan, dosis, cara pemberian dan waktu pemberian) Memeriksa apakah jalur intravena tetap paten Observasi tempat penusukan (insersi) dan melaporkan abnormalitas Mengatur kecepatan tetesan sesuai dengan instruksi Monitor kondisi pasien dan melaporkan setiap perubahan

Persiapan Infus dan Insersi Kateter pada Vena Perifer Persiapan Pasien Periksa rekam medis untuk mengetahui riwayat penyakit, alergi dan rencana perawatan

Periksa ulang perintah dokter mengenai cairan yang harus diberikan dan kecepatan tetesan. Edukasi ( pendidikan) pasien mengenai: Arti dan tujuan terapi intravena (I.V) Lama terapi intravena Rasa sakit sewaktu insersi (penusukan) Anjuran: - Laporkan ketidaknyamanan setelah insersi (penusukan) - Laporkan jika kecepatan tetesan berkurang atau bertambah

Larangan: - Mengubah/ mengatur kecepatan tetesan yang sudah dokter/perawat - Menarik, melepaskan, menekan, menindih infus set - Sesuai intuksi dokter, misalnya larangan berjalan

diatur

Persiapan Peralatan Alat Alat untuk kateter I.V. / Venocath Prinsip: Pilih alat dengan panjang terpendek, diameter terkecil yang memungkinkan administrasi cairan dengan benar Lihat: Pedoman ukuran jarum kateter dibawah ini: Ukuran 16 Guna: Dewasa - Bedah Mayor, Trauma - Apabila sejumlah besar cairan perlu diinfuskan Pertimbangan Perawat: Sakit pada insersi - Butuh vena besar Ukuran 18 Guna: - Anak dan dewasa - Untuk darah, komponen darah, dan infus kental lainnya Pertimbangan Perawat: Sakit pada insersi - Butuh vena besar

Ukuran 20 Guna: Anak dan dewasa - Sesuai untuk kebanyakan cairan infus, komponen darah, dan infus kental lainnya Pertimbangan Perawat: umum dipakai Ukuran 22

darah,

Guna: Bayi, anak, dan dewasa (terutama usia lanjut) - Cocok untuk sebagian besar cairan infus Pertimbangan Perawat: - Lebih mudah untuk insersi ke vena yang kecil, tipis dan - Kecepatan tetesan harus dipertahankan lambat - Sulit insersi melalui kulit yang keras

rapuh

Ukuran 24, 26

Guna: Nenonatus, bayi, anak dewasa (terutama usia lanjut) - Sesuai untuk sebagian besar cairan infus, tetapi kecepatan tetesan lebih lambat Pertimbangan Perawat: - Untuk vena yang sangat kecil - Sulit insersi melalui kulit keras I.V line yang berisi: torniquet, kasa alkohol, povidone-iodine (alkohol 70 %), pisau cukur, kasa steril, plester, perban

2. Cairan cairan sesuai instruksi dokter cairan bervariasi dalam warna, tetapi tidak pernah tampak atau separated JIKA RAGU JANGAN DIPAKAI..! berawan, keruh

mkan informasi: nama perawat, nama pasien, nomor identifikasi pasien, nomor kamar, tanggal dan jam pemasangan infus, tambahan obat, no urut kemasan 3. Infus Set - Sesuai untuk pasien dan kemasan cairan yang akan dipakai - Tidak ada retak, lubang atau bagian yang hilang 1. Infusion pump atau infusion controller, jika diperlukan

Pemilihan Tempat Insersi Petunjuk Umum: Frekuensi rotasi tergantung bahan kateter: Kateter Teflon atau Vialon perlu diganti setiap 48-72 jam

Kateter Aguavene dapat dipertahankan lebih lama Kateter yang terpasang lebih dari 72 jam perlu diberi didokumentasikan dalam catatan perawatan pasien filtrasi -

alasan yang

Gunakan vena-vena distal terlebih dahulu Gunakan lengan pasien yang tidak dominan Pilih vena-vena diatas area fleksi Pilih vena yang cukup besar untuk aliran darah adekuat ke dalam

kateter

Palpasi vena untuk tentukan kondisnya. Selalu pilih vena yang lunak, penuh dan yang tidak tersumbat Pastikan lokasi yang dipilih tidak akan mengganggu aktivitas pasien sehari-hari Pilih lokasi yang tidak akan mempengaruhi pembedahan atau prosedur-prosedur yang akan dilaksanakan Vena-vena superficial yang sering digunakan untuk infus IV pada bayi, anak dan dewasa A. Bagian atas tangan Metacarpal Veins Dorsal Venous Arch Cephalic Vein Basilic Vein B. Bagian bawah tangan Median antebrachial vein Accessory Cephalic Vein Median cuboital vein Cephalic Vein Membersihkan Tempat Insersi

1.

Cuci tangan, lalu pakai sarung tangan Jika perlu, jepit rambut diatas insersi agar vena lebih jelas dan untuk mengurangi rasa sakit sewaktu plester dilepas Jangan mencukur, karena mencukur dapat menggores kulit, menimbulkan iritasi jika terkena povidone-iodine/ alkohol dan menimbulkan resiko infeksi. Bersihkan dengan larutan povidone iodine (atau alkohol 70 % jika alergi terhadap iodine) Menstabilkan Vena Bila pasien kedinginan/ badan dingin/ pre-syok gunakan penghangat Untuk memperbesar vena dapat digunakan posisi yang ditusuk lebih rendah daripada jantung. (Jika perlu gunakan manset tensimeter) Pukul-pukul vena dengan lembut Pasien diminta untuk membuka dan menutup kepalan tangan

Berikan anastesi lokal bila perlu -alat,lalu dekatkan ke pasien baik jika plester dilepaskan larutan antiseptik dan biarkan mengering torniquet 4-6 inci diatas tempat insersi dan untuk meregangkan kulit melawan arah penusukan.

- Metode langsung: tempatkan bevel jarum mengarah ke atas dengan sudut 30-40 0 dari kulit pasien. Tusukan searah dengan aliran vena: rasakan letupam dan lihat adanya aliran darah. Tehnik Pemasangan Infus metode tidak langsung: tusuk kulit disamping vena, kemudia arahkan kateter untuk menembus sisi samping vena sampai terlihat aliran balik darah. -kira inci sebelum melepaskan stylet (jarum penuntun), dan dorong kateter

-macam fiksasi) i dokter

-alat

Tehnik Fiksasi - Potong plester ukuran 1,25 cm, letakkan dibawah hub kateter dengan bagian berperekat menghadap ke atas. - Silangkan kedua ujung plester melalui hub kateter dan rekatkan pada kulit pasien Rekatkan plester ukuran 2,5 cm melintang diatas sayap kateter selang infus untuk memperkuat, kemudian berikan label yang

dan

- Potong plester ukuran 1,25 cm dan letakkan bagian yang berperekat dibawah hub kateter - Lipat setiap sisis plester melalui sayap kateter, tekan kebawah sehingga paralel dengan hub kateter Rekatkan plester lain diatas kateter untuk memperkuat. Pastikan kateter terekat sempurna dan berikan label - Potong plester ukuran 2,5 cm tiga buah. Rekatkan plester Dokumentasi Terapi Intravena Inisiasi: 1. Ukuran dan tipe peralatan 2. Nama petugas yang melakukan insersi 3. Tanggal dan jam insersi 4. Tempat insersi IV 5. Jenis cairan 6. Ada tidaknya penambahan obat 7. Kecepatan tetesan 8. Adanya pemakaian alat infus elektronik 9. Komplikasi, respon pasien, intervensi perawat 10. Pasien mengerti tindakan yang dilakukan terhadapnya pada sayap kateter

Maintenance 1. Kondisi tempat insersi 2. Pemeliharaan tempat insersi 3. Pergantian balutan 4. Pemindahan tempat insersi 5. Pergantian cairan dalam infus set 6. Pasien mengerti tindakan yang dilakukan terhadapnya.

Penghentian 1. Jam dan tanggal 2. Alasan dihentikan terapi IV 3. Penilaian tempat insersi sebelum dan sesudah alat dilepaskan 4. Reaksi dan komplikasi yang terjadi pada pasien, serta intervensi perawat 5. Kelengkapan alat akses vena sesudah dipasang 6. Tindaklanjut yang akan dilakukan (mis: memakai perban untuk tempat insersi, atau melakukan inisiasi di tungkai yang baru)

1. Vena yang telah digunakan sebelumnya 2. Vena yang telah mengalami infiltrasi atau phlebitis 3. Vena yang keras dan sklerotik 4. Vena-vena dari ekstremitas yang lemah secara pembedahan 5. Area-area fleksi, termasuk antekubiti 6. Vena-vena kaki karena sirkulasi lambat dan komplikasi lebih sering terjadi 7. Cabang-cabang vena lengan utama yang kecil dan berdinding tipis 8. Ekstremitas yang lumpuh setelah serangan stroke 9. Vena yang memar, merah dan bengkak 10. Vena-vena yang dekat dengan area yang terinfeksi 11. Vena-vena yang digunakan untuk pengambilan sampel darah laboratorium

Cara Penusukan Cairan dengan Infus Set

botol

menerapkan tehnik aseptik. Jangan diputar gelas, pasang jarum udara chamber sampai cairan terisi setengah chamber IV catheter minimal setinggi 80 cm Pemasangan kateter kandung kemih

Definisi : Kateter adalah pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan. Kateter terutama terbuat dari bahan karet atau plastik, metal, woven silk dan silicon. Kandung kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menampung air seni yang be rubah-ubah jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal. Kateterisasi kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui urethra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine. Kegunaan : Untuk segera mengatasi distensi kandung kemih. Untuk pengumpulan spesimen urine. Untuk mengukur residu urine setelah miksi di dalam kandung kemih. Untuk mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama pembedahan . Perhatian : Pelaksana harus memiliki pengetahuan dasar tentang anatomi dan fisiologi dan sterilitas dalam rangka tindakan preventif memutus rantai penyebaran infeksi nosokomial. Cukup ketrampilan dan berpengalaman untuk melakukan tindakan dimaksud Usahakan jangan sampai menyinggung perrasaan pasien, melakukan tindakan harus sopan, perlahan-lahan dan berhati-hati . Diharapkan pasien telah menerima penjelasan yang cukup tentang prosedur dan tujuan tindakan. Pasien yang telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan yang akan dilakukan pasien atau keluarga diharuskan menandatangani informed consent

Persiapan Alat: 1. Tromol steril berisi 2. Gass steril 3. Deppers steril 4. Sarung tangan Steril 5. Kom 6. Neirbecken 7. Pinset anatomis 8. Doek. 9. Kateter steril sesuai ukuran yang dibutuhkan. 10. Tempat spesimen urine jika diperlukan . 11. Urobag 12. Perlak dan pengalasnya 13. Disposable spuit 10 cc 14. Selimut. 15. Aquadest 30 cc 16. Bethadine 17. Alkohol 70 %

PELAKSANAAN : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Menyiapkan pasien : untuk pasien laki-laki dengan posisi terlentang, sedang wanita dengan posisi litotomi. Aturlah cahaya lampu sehingga didapatkan visualisasi yang baik. Siapkan deppers dan kom, tuangkan bethadine secukupnya . Kenakan handscoen dan pasang doek lubang pada genetalia penderita. Mengambil deppers dengan pinset dan mencelupkan pada larutan bethadine Melakukan desinfeksi sebagai berikut : Pada pasien laki-laki : Penis dipegang dan diarahkan ke atas atau hampir tegak lurus dengan tubuh untuk meluruskan urethra yang panjang dan berkelok agar kateter mudah dimasukkan . desinfeksi dimulai dari meatus termasuk glans penis dan memutar sampai pangkal, diulang sekali lagi dan dilanjutkan dengan alkohol. Pada saat melaksanakan tangan kiri memegang penis sedang tangan kanan memegang pinset dan dipertahankan tetap steril. Pada pasien wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora, desinfeksi dimulai dari atas ( clitoris ), meatus lalu kearah bawah menuju rektum. Hal ini diulang 3 kali . deppers terakhir

8.

ditinggalkan diantara labia minora dekat clitoris untuk mempertahankan penampakan meatus urethra. 9. Pada pasien laki laki : masukan sebagian besar xylocain jelly ke dalam uretra lalu tahan dengan tangan kiri 10. Lumuri kateter dengan jelly dari ujung merata sampai sepanjang 10 cm untuk penderita laki-laki dan 4 cm untuk penderita wanita. 11. Masukkan katether ke dalam meatus, bersamaan dengan itu penderita diminta untuk menarik nafas dalam. 12. Untuk pasien laki-laki : Tangan kiri memegang penis dengan posisi tegak lurus tubuh penderita sambil membuka orificium urethra externa, tangan kanan memegang kateter dan memasukkannya secara pelan-pelan dan hati-hati bersamaan penderita menarik nafas dalam.Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan. Menaruh neirbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai pangkalnya. 13. Untuk pasien wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora sedang tangan kanan memasukkan kateter pelan-pelan dengan disertai penderita menarik nafas dalam . kaji kelancaran pemasukan kateter, jika ada hambatan kateterisasi dihentikan. Menaruh nierbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai pangkalnya. 14. Mengambil spesimen urine kalau perlu. 15. Mengembangkan balon kateter dengan aquadest steril sesuai volume yang tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai. 16. Memfiksasi kateter : Pada penderita laki-laki kateter difiksasi dengan plester pada abdomen. 17. Pada penderita wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha. 18. Menempatkan urobag ditempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih. 19. Melaporkan pelaksanaan dan hasil tertulis pada status penderita yang meliputi : Hari tanggal dan jam pemasangan kateter, Tipe dan ukuran kateter yang digunakan, Jumlah, warna, bau urine dan kelainan-kelainan lain yang ditemukan, Nama terang dan tanda tangan pemasang.

BAB IIPERAWATAN KATETER URINE PERMANEN A. Pengertian konsep dasar perawatan kateter Urine Kateter adalah sebuah alat berbentuk pipa yang dimasukkan dalam kandung kemih dengan maksud mengeluarkan air kemih dari tempattersebut. Kateterisasi adalah memasukkan kateter kedalam kandung kemih melalui uretra. B. Jenis-Jenis Kateter Urine 1. Macam-macam kateter menurut cara pemakaiannya, yaitu:- P e m a k a i a n s e m e n t a r a P e m a k a i a n m e n e t a p 2. Macam-macam kateter menurut bentuknya yaitu : Kolley kateter (kateter yang mempunyai balon pada ujungnya) Kateter Pezzer (kateter seperti malecot, hanya kecil) Kateter Aliquet (kateter yang ujungnya melingkar) Kateter Melecot (kateter yang seperti kembang) Kateter Thiemanu (seperti kateter nelaton, hanya ujung nya lebih kecildan keras).

C. Indikasi Pemasangan Kateter Kateterisasi dilakukan pada pasien 1.

Yang akan melakukan retensi rnine 2. Yang akan diperiksa urinenya3. Yang akan melakukan foto rongent 4. Yang terkena inkontenensia urine 5. Yang akan menjalani operasi/pembedahan. D. Kontra Indikasi Pemasangan Kateter 1. Adanya penyakit infeksi pada daerah vulva2. Infeksi; uretra3. Batu yang menutup uretra.4. Kanker Badder, Uretra. E. Persiapan, Tempat dan Alat 1 . P e r s i a p a n Pasien diberitahukan dan dipersiapkan dalam sikap Dorsal Recumbent.2 . P e r a w a t a) Perawat memberi salam pada saat memasuki ruangan pasien, d a n memberitahukan tindakan yang akan dilakukan. b) M e m a s a n g s a m p i r a n a t a u t u t u p j e n d e l a d a n p i n t u , a p a b i l a p a s i e n mempunyai ruangan sendiri c) P a k a i a n p a s i e n d i k e a t a s k a n p a s a n g p e r l a k d a n a l a s n ya d i b a w a h bokong pasien.d) Perawat mencuci tangan saat akan melakukan kateterisasi. e) Letakkan bengkok dekat bokong pasien f) Tutup bak steril dibuka, ambil sarung tangan dengan korentang danmemakainya jika menggunakan pinset, pakai sarung tangan sebelah kiri, dan pinset sebelah kanan.3 . T e m p a t a) Ruang khusus; tidak memerlukan sampiran atau tirai b) Ruang pasien tersendiri; memerlukan, sampiran atau tirai(kemungkinan pasien merasa malu).4 . A l a t - a l a t a) Kateter steril yang ukurannya telah disesuaikan dengan pasien. b) Kapas sublimat steril dalam tempatnya c) Kain kasa bila perlu.5. Halhal yang harus diperhatikana) Pengawasan terhadap pasien dengan kateter permanenb) Pastikan tidak terjadi oubstruksi pada tube atau selang kateter c) Pastikan letak kantung urine lebih rendah dari kantung kemih pasiend) Pastikan selang kateter terpasang dengan baik dan tertutupe) Observasi aliran urine setiap 3 jam mencatat warna dan bauf ) P a s t i k a n k a t e t e r t e r f i k s a s i d e n g a n b e n a r d a n o b s e r v a s i k u l

i t d a n sekitarnyag) Laporkan tanda-tanda iritasi atau keluhan tidak nyaman, danperubahan kateter atau jumlah drainase. F. Perawatan Setelah katater terpasang, meatus urinaritas harus tetap bersih danbebas dari sekret. Daerah sekitar meatus dicuci setiap hari dengan larutan yang diizinkan oleh fasilitas anda di beberapa tempat, prosedur ini dilakukansetiap giliran dinas. Perawatan kateter dapat dilakukan: Saat perawatan rutin di pagi hari Sebagai bagian dari perawatan perineum Sebagai prosedur terpisah. 1. Prosedur Perawatan Kateter Untuk Wanita a) Lakukan tindakan aural prosedur b) Ingatlah untuk mencuci tangan, mengidentifikasi pasien dan member privasi. c) Siapkan peralatan yang diperlukan Sarung tangan sekali pakai Pelindung tempat tidur (perlak) Selimut mandi Kantong plastic untuk mandi Peralatan-peralatan kateter harian Larutkan antiseptic Lidi kapas steril Plaster d) P a s t i k a n b a h w a p e n g h a l a n g t e m p a t t i d u r d i s i s i b e r l a w a n a n s u d a h terpasang dengan aman berposisi terlentang pada pasien, kaki dibukadan lutut menekuk, jika diizinkan. e) Selimut pasien dengan selimut mandi dan lipat selimut tempat tidur sampai ke kaki tempat tidur. f) M i n t a p a s i e n u n t u k m e n g a n g k a t p i n g g u l n ya , l e t a k k a n p e l i n d u n g tempat tidur (perlak ) di bawah pasien.

g) Atur letak selimut mandi sehingga hanya bagian genital saja yang terbuka h) Atur peralatan kateter dan kantong plastik diatas meja overbed, bukaperalatan tersebut i) Pakai sarung tangan dan pasang tirai j) Buka labra G u n a k a n l i d i k a p a s g a r u y a n g d i c e l u p k a n k e d a l a m l a r u t a n antiseptik, usap dari depan ke belakang k) Lepas sarung tangan dan buang ke dalam kantong plastik l) Periksa kateter untuk memastikan bahwa sudah diplaster dengan tepatplaster kembali dan atur kekencangannya bila perlu m) Periksa untuk memastikan bahwa selang telah dirapatkan ketempat tidur, dan gantung lurus ke bawah kantong drainase. n) Rapikan kembali seprai dan selimut dan angkat selimut o) L i p a t s e l i m u t m a n d i d a n t i n g g a l k a n d i k a m a r u n t u k d i g u n a k a n kembali. p) Ingatlah untuk mencuci tangan setelah melakukan prosedur perawatan kateter. Laporkan penyelesaian tugas dan mendokumentasiwaktu, tanggal, perawatan kateter, larutan antiseptik yang digunakandan reaksi pasien. 2. Prosedur Perawatan Kateter Untuk Pria a) Lakukan semua tindakan awal prosedur. b) Ingatlah untuk mencuci tangan, mengidentifikasi pasien dan member privasic) Siapkan peralatan yang diperlukan Sarung tangan sekali pakai Pelindung tempat tidur (perlak) Selimut mandi Kantong plastik untuk mandi Peralatan-peralatan kateter harian Larutkan antiseptik Lidi kapas steril

Plaster d) P a s t i k a n b a h w a p e n g h a l a n g t e m p a t t i d u r d i s i s i b e r l a w a n a n s u d a h terpasang dengan aman berposisi terlentang pada pasien, kaki dibukadan lutut menekuk, jika diizinkan e) Selimut pasien dengan selimut mandi dan lipat selimut tempat tidur sampai ke kaki tempat tidur f) M i n t a p a s i e n u n t u k m e n g a n g k a t p i n g g u l n ya , l e t a k k a n p e l i n d u n g tempat tidur (perlak) di bawah pasieng ) A t u r l e t a k s e l i m u t m a n d i s e h i n g g a h a n ya b a g i a n g e n i t a l s a j a ya n g terbukah) Atur peralatan kateter dan kantong plastik diatas meja overbed, bukaperalatan tersebuti) Pakai sarung tangan dan pasang tiraij) Pegang penis dengan lembut dan tarik kulit luarnya ke b elakang, jikapasien tidak disirkum sisik) Lepas sarung tangan dan buang ke dalam kantong plastik l) P e r i k s a k a t e t e r u n t u k m e m a s t i k a n b a h w a s u d a h d i p l a s t e r d e n g a n tepat, plaster kembali dan atur kekencangannya bila perlum) Periksa untuk memastikan bahwa sel ang telah dirapatkan ketempattidur, dan gantung lurus ke bawah kantong drainase. n) Rapikan kembali seprai dan selimut dan angkat selimut mandio ) L i p a t s e l i m u t m a n d i d a n t i n g g a l k a n d i k a m a r u n t u k d i g u n a k a n kembali.p) Ingatlah untuk mencuci tangan setelah melakukan prosedur perawatan kateter. Laporkan penyelesaian tugas dan mendokumentasiwaktu, tanggal, perawatan kateter, larutan antiseptik yang digunakandan reaksi pasien. G. Perawatan Kateter a) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan prosedur tindakan b) Upayakan agar klep pada sistem drainase tidak menyentuh pemrukaan yang terkontaminasi c) Jangan membuka titikt i t i k p e n g h u b u n g p a d a s i s t e m d r a i n a s e u n t u k mengambil spesimen urine d) Apabila sambungan selang drainase terputus, jangan menyentuh bag ianu j u n g k a t e t e r a t a u s e l a n g , b e r s i h k a n u j u n g s e l a n g d a n k e t e t e r d e n g a n larutan anti mikroba sebelum menyambung kembali e) Pastikan bahwa setiap klien memiliki wadah terpisah untuk mengukur urine guna mencegah kontaminasi silang f) C e g a h p e n g u m p u l a n u r i n e d i d a l a m s e l a n g d a n r e f l u k u r i n e k e d a l a m kandung kemih. Hindari meninggikan kantung drainase melebihi ketinggian kandungkemih klien

Apabila perlu meninggikan kantung selama memindahkan klien ketempat tidur atau ke sebuah kursi roda, mula-mula klien selang ataukosongkan isi seleng ke dalam kantung drainase Hindari lekukan selang yang besar, terbentang di atas tempat tidur Alirkan drainase urine dari selang ke kantung keluarkan semua urinedari selang ke dalam kantung drainase. g) Hindari menekuk atau mengklaim selang dalarn jangka waktu lama h) Kosongkan kantung drainase sekurang-kurangnya setiap 8 jam. Apabilatercatat bahwa keluaran urine banyak, kosongkan kantung dengan lebihsering.i) Lepaskan kateter segera setelah kondisi medis memungkinkan.j) Plaster atau fiksasi kateter dengan benar untuk klien. k) Lakukan praktik higiene rutin berdasarkan kebijakan lembaga dan setelahdefekasi atau inkontinensia urine. H. Evaluasi dan Dokumentasi a. Evaluasi 1. Inswelling catheter masuk secara benar, straight catheter masuk dandilepas tanpa menimbulkan rasa sakit2. Klien merasa nyaman 3. Palpasi kandung kemih bila klien masih merasa tidak nyamanb . D o k u m e n t a s i 1. Catat waktu perawatan luka, kondisi luka, cara perawatan I. Pengkajian Ulang a. Pengkajian 1. Kaji klien 2. Tentukan kateter yang akan digunakanb . P e r e n c a n a a n 1 . M e n c u c i t a n g a n 2 . P e r s i a p a n a l a t c . I m p l e m e n t a s i 1. Persiapan klien, pertahankan privasi klien selama tindakan dilakukan2. Dengan menggunakan sarung tangan bersih, cuci area genital-perineal dengan air hangat dan sabun. Keringkan 3. Buka sarung tangan bersih4. Pasang perlak/pengalas di bawah bokong klien5. Atur pencahayaan. Dekatkan lampu sorot kearah klien (jikadiperlukan)6. Buka set steril. Ciptakan area steril7. Buka set kateter dengan hati-hati dan singkirkan kemasan plastic luar 8. Gunakan sarung tangan steril9. Cek balon pada kateter dengan cara memasukkan cairanmenggunakan spuit sebanyak 2-3 cc. Jika kondisi balon baik,keluarkan kembali cairan tersebut10. Isi spuit dengan aqua steril sebanyak 10 30 cc (sesuai petunjuk padakemasan kateter)11. Pasang laken bolong, sehingga hanya area perineal saja yang terlihat12. Lakukan vulva hygiene

13. Ambil kateter dan berikan jelly diujung kateter denganmempertahankan teknik steril14. Dekatkan bengkok ke bawah perineum klien15. Masukkan kateter dengan bantuan pinset sampai urin mengalir 16. Ketika urin mengalir, pindahkan tangan yang tidak dominant dari l a b i a a t a u d a r i p e n i s k e k a t e t e r , 2 c m d a r i m e a t u s u n t u k m e n a h a n kateter agar tidak terdorong ke luar 17. Tangan dominan menghubungkan ujung kateter ke urin bag18. Pada inswelling catheter, isi balon dengan aqua steril yang sudah dipersiapkan, kemudian tarik kateter kira-kira 2,5 cm untuk memastikan apakah kateter sudah terfiksasi dengan baik 19. Lepaskan sarung tangan steril 20. Plester kateter (pria ke abdomen bag. bawah, wanita kearah paha)21. Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman22. Bereskan alat23. Cuci tangan

You might also like