You are on page 1of 3

C. Konferensi Kasus Konferensi kasus bukanlah kegiatan mengadili konseli (siswa).

Konferensi kasus adalah salah satu kegiatan pendukung dalam Bimbingan dan Konseling yang diadakan untuk membahas permasalahan yang dihadapi konseli (siswa) dalam suatu pertemuan. Pertemuan ini dihadiri oleh pihak-pihak yang dianggap dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh konseli (siswa). Baik memberi keterangan, kemudahan, komitmen, dsb. Konferensi kasus merupakan forum terbatas yang dilakukan oleh pembimbing atau konselor guna membahas suatu permasalahan dan arah pemecahannya. Hannya orang-orang tertentu saja yang bisa mengikuti kegiatan konferensi kasus. Seperti yang sudah disebutkan di atas, yaitu orang-orang yang dianggap dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi oleh konseli (siswa). Baik memberi keterangan, kemudahan, komitmen, dsb. Oleh karena itu, konferensi kasus dapat dikatakan sebagai pertemuan tertutup. Namun konferensi kasus juga dapat dikatakan sebagai pertemuan terbuka. Konferensi kasus terbuka untuk kasus yang dibahas, artinya tidak hannya untuk membahas satu macam kasus. Konferensi kasus juga terbuka dari segi pihak-pihak yang diundang, artinya tidak hannya konselor, konseli (siswa), dan guru saja yang dapat mengikuti konferensi kasus. Secara umum, tujuan konferensi kasus adalah mencari interpretasi dan solusi-solusi yang dapat digunakan untuk membantu konseli secara bersama-sama dengan orang-orang yang berpengaruh terhadap konseli. Secara khusus tujuan konferensi kasus berkenaan dengan fungsi-fungsi layanan Bimbingan dan Konseling, yaitu: Fungsi pemahaman Semakin lengkap dan akurat data tentang permasalahan yang dibahas, maka semakin dipahami secara mendalam permasalahan itu oleh konselor dan pihak-pihak lain yang hadir dalam konferensi kasus. Fungsi pencegahan Dengan pemahaman yang sudah didapat itu kita dapat menentukan langkah selanjutnya untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Fungsi pengentasan Dengan pemahaman itu juga, kita juga dapat menentukan arah pengentasan masalah yang dihadapi oleh konseli (siswa). Fungsi pemeliharaan dan pengembangan Konferensi kasus juga bertujuan untuk pemeliharaan dan pengembangan potensi konseli (siswa) atau pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam konferensi kasus. Ada tiga komponen utama dalam konferensi kasus, antara lain: Kasus Kasus atau permasalahan yang akan dibahas dalam konferensi kasus merupakan salah satu komponen utama dalam konferensi kasus. Kasus yang dibahas dalam konferensi kasus dapat mencakup: - Masalah klien yang sedang ditangani oleh konselor - Masalah seseorang/ sekelompok orang (klien) yang belum ditangani oleh konselor - Kondisi lingkungan yang terindikasi atau berpotensi bermasalah - Laporan terjadinya permasalahan tertentu - Dsb

Peserta Yaitu orang-orang yang dianggap berpengaruh terhadap kasus tersebut, antara lain: - Individu yang secara langsung mengalami permasalahan - Individu yang berindikasi mengalami permasalahan - Orang-orang penting yang berkenaan dengan permasalahan - Dsb Konselor Yaitu orang yang menyelenggarakan konferensi kasus. Ada beberapa teknik yang dapat diterapkan dalam konferensi kasus, antara lain: - Kelompok nonformal Konferensi kasus yang menggunakan teknik ini bersifat tidak resmi, artinya tidak menggunakan cara-cara tertentu yang bersifat instruksional. - Pendekatan normatif Penerapan teknik ini harus memperhatikan hal-hal berikut ini: a. Penyebutan nama seseorang harus disertai penerapan asas kerahasiaan b. Pengungkapan sesuatu dan pembahasannya harus didasarkan tujuan yang positif c. Pembicaraan harus dalam suasana yang bebas dan terbuka d. Kelompok diwarnai semangan memberi dan menerima e. Bahasa dan cara-cara yang digunakan diwarnai asas-asas kenormatifan - Pembicaraan terfokus Semua peserta konferensi kasus bebas mengembangkan apa yang diketahui, dipikiran, dirasakan, dialami, dan dibayangkan akan terjadi berkaitan dengan kasus yang dibicarakan, namun jangan sampai pembicaraan meluas di luar konteks, mengada-ada, apalagi sampai menyentuh daerah yang menyinggung pribadi-pribadi tertentu. Ada 6 tahap dalam menerapkan konferensi kasus, yaitu: 1. Perencanaan Setelah konselor (guru BK) memutuskan untuk melaksanakan konferensi kasus. Konselor harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari klien (siswa) dan/atau peserta konferensi kasus lainnya. Setelah itu konselor menentukan tentang kapan, dimana, dan bagaimana konferensi kasus itu dilaksanakan. Setelah waktu dan tempat telah disetujui, barulah konferensi kasus dapat dilaksanakan. 2. Pelaksanaan Mula-mula penyelenggara konferensi kasus (konselor) menjelaskan tentang beberapa hal yang berhubungan dengan konferensi kasus yang sedang dilaksanakan. Baik tujuan, permasalahan yang akan dibahas, dan hal-hal penting lainnya yang nantinya akan menentukan arah pembicaraan dalam konferensi kasus tersebut. Di sini konselor berperan seperti moderator. Setelah peserta mengetahui tujuan dan permasalahan yang akan dibahas dalam konferensi kasus tersebut, konselor mempersilahkan peserta satu-persatu untuk mengungkapkan tentang apa yang mereka ketahui tentang kasus tersebut. Setelah itu, peserta konferensi kasus diberikan kesempatan oleh konselor untuk mengungkapkan jalan keluar permasalahan tersebut menurut mereka. Kemudian didiskusikan secara bersama-sama yang mana yang merupakan jalan keluar yang terbaik. 3. Analisis dan evaluasi

Selanjutnya konselor melakukan evaluasi terhadap hasil konferesi kasus tersebut. Konferensi kasus akan dianggap berhasil apabila konselor memperoleh data atau keterangan tambahan yang amat berarti bagi pemecahan masalah siswa dan terbangunnya komitmen seluruh peserta pertemuan untuk menyokong upaya pengentasan masalah siswa. 4. Tindak lanjut Setelah menemukan cara yang dianggap paling efektif untuk penyelesaian permasalahan yang dialami oleh konseli. Maka para peserta diberitahu siapa yang melakukan, apa yang dilakukan, kapan, dimana, dan jika perlu ditentukan pula tekniknya. Agar upaya penyelesaian masalah konseli dapat berjalan sesuai yang diharapkan. 5. Laporan Seluruh hasil dari konferensi kasus dicatat dan didokumentasikan secara rapih oleh konselor. Kelebihan dan Kelemahan Kelebihan konferensi kasus adalah: 1. Dapat menyelesaikan permasalahan dengan lebih mudah dan bijak, karena permasalahan dibahas secara kolaboratif dengan melibatkan pihak-pihak terkait. 2. Mendapatkan banyak solusi. Kelemahan konferensi kasus adalah: 1. Karena permasalahan dibahas oleh banyak orang maka bisa saja permasalahan yang seharusnya dirahasiakan menjadi bocor. 2. Pemecahan kasus cenderung membutuhkan waktu yang lama, karena membutuhkan kesepakatan pihak-pihak yang terlibat dalam konferensi kasus.

You might also like