You are on page 1of 14

ABSTRAK Nama Guru, 2009.

Peningkatan Prestasi Belajar PAI dengan Diterapkannya Metode demonstrasi Pada Siswa Kelas IV SDN ABC Kec. Kota Jakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Kata Kunci: pembelajaran pai, metode demonstrasi Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran. Apa pun yang termasuk perangkat program pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru tidak dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Anak didik pun diwajibkan mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu menanti perintah guru. Kedua unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain karena ingin mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan diterapkannya metode demonstrasi? (b) Bagaimanakah pengaruh metode demonstrasi terhadap motivasi belajar Pendidikan Agama Islam? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam setelah diterapkannya metode demonstrasi, (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar Pendidikan Agama Islam setelah diterapkan metode demonstrasi. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN ABC Kec. Kota Jakarta. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (65,85%), siklus II (78,00%), siklus III 87,80%). Simpulan dari penelitian ini adalah metode pengajaran kontekstual model pengajaran berbasis masalah dapat berpengaruh positif terhadap prestasi dan motivasi belajar Siswa SDN ABC Kec. Kota Jakarta, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Laporan PTK PAI SD MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) TENTANG KETERAMPILAN BERWUDHU DI KELAS II A SD
Penelitian ini di latar belakangi oleh rendahnya prosentase ketercapaian atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) = 65 yang di peroleh siswa kelas II A SD. Dari jumlah siswa 41

orang yang mengikuti tes formatif pada pembelajaran PAI tentang keterampilan berwudhu, hanya 18 orang siswa yang dapat di nyatakan lulus (43,9 %) dan sisanya sekitar 23 orang dinyatakan belum lulus (56,09 %). Data tersebut menunjukan bahwa hasil belajar dalam bahan ajar tersebut dapat di nyatakan belum tuntas. Ketidak tuntasan tersebut terlihat dari bukti prosentase kelulusan seluruh siswa hanya mencapai 43,9 %. Prosentase tersebut jauh dari standar ideal antara 80 % - 100 %. Bahkan prosentase kelulusan tersebut ternyata lebih kecil dari pada prosentase ketidak lulusan. Oleh karena itu untuk masalah tersebut perlu di adakan remedial klasikal. Proses remedal klasikal dalam masalah ini penulis lakukan melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rumusan panelitian ini adalah Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Tentang Keterampilan Berwudhu Di Kelas II A SD.

Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui keefektifan metode demonstrasi dalam meningkatkan minat belajar siswa terhadap keterampilan berwudhu di kelas 2 SD. 2. Untuk mengetahui kelebihan metode demonstrasi dalam meningkatkan minat siswa pada pembelajaran keterampilan berwudhu. 3. Untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan pembelajaran berwudhu di kelas 2 SD. Hasil penelitian tindakan kelas yang berlangsung dalam 2 siklus dapat di simpulkan sebagai berikut : 1. Selama dilaksanakan PTK tentang Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Tentang Keterampilan Berwudhu Di Kelas II A SD telah berlangsung dengan baik dan lancar. 2. Kegiatan pembelajaran PAI tentang keterampilan berwudhu dengan menggunakan metode demonstrasi ternyata cukup efektif terhadap peningkatan minat dan hasil belajar siswa

Contoh PTK PAI SD: MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AL-QURAN SISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI SEKOLAH DASAR
Posted by noer al khosim on 07:15 in PTKlaporan | 0 komentar

BAB 1.1 Latar

I Belakang

PENDAHULUAN Masalah

Quran menurut bahasa adalah bacaan. Adapun definisi al-quran adalah kalam Allah SWT. yang merupakan mujizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW. dan membacanya adalah ibadah. Dengan definisi ini, maka kalam Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi selain Nabi Muhammad Saw tidak dinamakan Al-quran.

Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw, sebagai salah satu rahmat yang tidak ada taranya bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu illahi yang menjadi petunjuk, pedoman, dan pelajaran bagi siapa yang mempercayainya serta mengamalkannya. Bukan itu saja, tetapi juga Al-quran itu adalah kitab suci paling terakhir yang diturunkan Allah, yang isinya mencakup segala pokok-pokok syariat yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. Karena itu, setiap orang yang mempercayai Al-quran, akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajari dan memahaminya serta pula untuk mengamalkan dan mengajarkannya. Setiap mukmin yakin, bahwa membaca Al-quran termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapatkan pahala. Al-quran adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mukmin, baik di kala senang maupun dikala susah dikala gembira ataupun dikala sedih, bahkan membaca al quran menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya. Setiap mukmin yang mempercayai Al-quran, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap kitab sucinya itu. Diantara tanggung jawab itu ialah mempelajarinya dan mengajarkannya. Belajar dan mengajarkan Al-quran adalah kewajiban suci dan mulia. Rasulullah SAW. bersabda Yang sebaik-baik kamu ialah orang yang mempelajari Al-quran dan mengajarkannya. Kini kita hidup di dunia yang tanpa batas (borderless), era globalisasi. Berbagai informasi baik itu diperlukan atau tidak, buruk atau baik menghampiri rumah-rumah kita setiap saat tanpa dapat dibendung. Banjir informasi yang sebagian besar tidak diperlukan ini bagi sebagian kecil orang merupakan anugerah, namun bagi sebagian besar lainya lebih sering berakibat buruk walaupun kadang kurang disadarinya. Era informasi yang oleh Alvin Tofler disebut dengan istilah gelombang ketiga third wave ini melanda seluruh dunia. Barang siapa yang menguasai informasi maka dia akan menguasai dunia bukanlah isapan jempol. Sayangnya, yang menguasai pusat-pusat informasi adalah mereka yang bermodal besar namun minim tanggung jawab moral, sehingga program-program yang disuguhkan sebagian besar program yang tidak mendidik bahkan cenderung merusak moral. Bagi mereka tidak masalah apapun program yang disajikan selama itu disukai masyarakat dan mendatangkan keuntungan yang banyak. Akibat selanjutnya adalah terjadinya dekadensi moral melanda sebagian besar masyarakat. Pergaulan bebas, gaya hidup yang serba bebas, obat-obatan terlarang, minum-minuman keras, dan efek-efek negatif lainnya. Untuk mengantisipasi dampak negatif media informasi yang merusak perlu adanya gerakan kembali kepada Al-quran dalam rangka menggali nilai-nilai Al-quran sebagai perisai guna membentengi diri dalam menghadapi budaya-budaya yang merusak moral. Belajar Al-quran hendaknya dilakukan dari semenjak dini sekitar 5 atau 6 tahun, sehingga ketika beranjak remaja anak diharapkan familiar dengan bacaan-bacaan Al-quran bahkan sudah mampu menghafal surat-surat pendek.

Belajar Al-quran dapat dibagi kepada beberapa tingkatan, yaitu belajar membacanya sampai lancar dan baik, menuruti qaedah-qaedah yang berlaku dan qiraat dan tajwid, belajar arti dan maksudnya sampai mengerti akan maksud-maksud yang terkandung di dalamnya dan belajar menghafalnya di luar kepala. Tidak dapat dipungkiri masih terlalu banyak anak-anak yang belum bisa membaca dan menulis Al-quran dengan berbagai alasan padahal Al- quran merupakan rujukan utama bagi umat Islam. Bagaimana bisa menggali nilai-nilai Al-quran dalam rangka membentengi diri dalam menghadapi budaya-budaya yang merusak moral jika anak tidak dapat membaca dan menulis Al-quran. Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul : Meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-quran siswa dengan menggunakan metode demonstrasi di Kelas V SD Negeri Pandeglang 3. 1.2 Identifikasi Masalah Bertolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kemampuan siswa kelas V SDN Pandeglang 3 dalam membaca Al-Quran kurang lancar 2. Kemampuan siswa kelas V SDN Pandeglang dalam menulis Al-Quran masih kurang. 3. Penggunaan metode pembelajaran masih terlalu sulit, sehingga prestasi yang dicapai masih rendah. 1.3 Pembatasan dan Rumusan Masalah 1.3.1 Pembatasan Masalah Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu meluas, maka penulis akan membatasinya pada : Penggunaan metode demonstasi dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Quran siswa kelas V SDN Pandeglang. 1.3.2 Rumusan Masalah Masalah adalah pertanyaan-pertanyaan yang sengaja diajukan untuk dicari jawabannya melalui penelitian, Sudjana N. (1997:21). Menurut pendapat di atas masalah yaitu masalah-masalah yang sengaja diajukan jawabannya diperoleh melalui penelitian. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka masalah penelitian ini adalah : 1. Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan aktifitas siswa membaca dan menulis Al quran di kelas V SDN Pandeglang 3 ? 2. Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al quran siswa di SDN Pandeglang 3 ? 3. Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi membaca dan menulis Al quran siswa di SDN Pandeglang 3 ? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk Meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran PAI aspek Al quran melalui metode demonstrasi di SDN pandeglang 3.

2. Untuk mengetahui efektifitas metode demonstrasi dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa dalam pembelajaran PAI aspek Al quran 3. Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PAI aspek Al quran melalui metode demonstrasi di SDN Pandeglang 3. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan memberikan manfaat terhadap perbaikan kualitas pendidikan dan pembelajaran, di antaranya : 1. Bagi siswa, dapat lebih meningkatkan pemahaman dan penghayatan siswa, berani bertanya, mengemukakan pendapat dan dapat meningkatkan hasil belajar PAI aspek AlQuran 2. Bagi guru, sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar PAI dengan metode demonstrasi. Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul : Meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Quran siswa melalui metode demonstrasi di kelas 5 pada semester 2 di SDN Pandeglang 3. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertanggkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodson, 1960:43-44). Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna. (Andrson, 972 : 202-210). 2.2 Tujuan Membaca Tujuan utama membaca adakah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca. 2.3 Pengertian Menulis Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakaiannya. Dengan demikian, dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat : Penulis sebagai penyampai pesan (penulis), pesan atau isi tulisan, salursan atau media berupa tulisan, dan

pembaca

sebagai

penerima

pesan. Menulis

2.4 Manfaat Adapun manfaat dari kegiatan menulis ini di antaranya adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. meningkatkan kecerdasan; mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas; menumbuhkan keberanian; dan mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

2.5

Hakikat

Belajar

dan

Mengajar

Berbicara tentang pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, maka keberhasilan pendidikanpun tergantung pada unsur manusianya. Adapun unsur manusia yang paling menentukan berhasilnya pendidikan adalah pelaksana pendidikan, yaitu guru. Karena gurulah yang secara langsung mempengaruhi, membina, mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia yang bertaqwa, cerdas dan terampil. Agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar maka guru harus menguasai bahan yang akan diajarkan dan terampil pula dalam hal menyajikannya. Guru diharapkan dapat memilih dan menggunakan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan pokok-pokok bahasan atau sub pokok bahasan. Adapun belajar adalah Proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk perubahan seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar (Sudjana, 1989:5). Selanjutnya, Mengajar adalah bimbingan kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa, sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar mengajar. (Sudjana, 1987:7) 2.6 Metode Demonstrasi Metode adalah cara guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan. Depdiknas (2003) menurut Syaepul Sagala (2005:210) metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata. Yang dimaksud dengan metode demonstrasi dalam belajar dan mengajar yaitu metode yang digunakan oleh seorang guru atau orang luar yang sengaja didatangkan atau murid sekalipun untuk mempertunjukkan gerakan-gerakan suatu proses dengan peraturan yang benar. Menurut Sudirman (1991:113), demonstrai adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan, metode ini baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.

Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan metode demontrasi : a. Kelebihan 1. Metode ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, dengan demikian dapat menghindarkan verbalisme. 2. Siswa diharapkan lebih mudah dalam memahami apa yang dipelajari 3. Proses pelajaran akan lebih menarik 4. Siswa dirancang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri 5. Melalui metode ini dapat sajikan materi pelajaran yang tidak mungkin atau kurang sesuai dengan menggunakan metode lain b. Kelemahan metode ini antara lain : Kelemahannya

1. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi tidak akan efektif 2. Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik 3. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping sering memerlukan waktu yang cukup panjang yang mungkin terpaksa mengambil waktu jam pelajaran lain.

2.7 Cara Pelaksanaan Untuk menggunakan metode demonstrasi dengan baik, beberapa langkah perlu ditempuh antara lain : 1. Penentuan tujuan demonstrasi yang akan dilakukan. Dalam hal ini pertimbangkan apakah tujuan yang akan dicapai dengan belajar melalui demonstrasi itu tepat dengan menggunakan metode demonstrasi. 2. Materi yang akan didemonstrasikan terutama hal-hal yang penting ingin ditonjolkan 3. Siapkan fasilitas penunjang demonstrasi seperti peralatan, tempat, dan mungkin juga biaya yang dibutuhkan 4. Penataan peralatan dan kelas pada posisi yang baik 5. Pertimbangkan jumlah siswa yang dihubungkan dengan hal yang akan didemonstrasikan agar siswa dapat melihatnya dengan jelas 6. Buatlah garis besar langkah atau pokok-pokok yang akan didemonstrasikan secara berurutan dan tertulis pda papan tulis atau padakertas lembar agar dapat dibaca siswa dan gurunya secara keseluruhan 7. Untuk menghindari kegagalan dalam pelaksanaan, sebaiknya demonstrasi yang direncanakan dicoba terlebih dahulu. Tak jarang demonstrasi gagal hanya karena hal kecil seperti kabel listrik yang kurang panjang, penerangan (lampu) yang kurang terang, atau penempatan peralatan yang kurang strategis. 2.8 Pelaksanaan Demonstrasi Setelah segala sesuatu direncanakan dan disiapkan, langkah berikutnya ialah mulai melaksanakan demonstrasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Sebelum memulai, periksalah sekali lagi kesiapan peralatan yang akan didemonstrasikan, pengaturan tempat, keterangan tentang garis besar langkah dan pokok-pokok yang akan didemonstrasikan.

2. Siapkan siswa, barangkali ada hal yang perlu mereka catat 3. Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian siswa 4. Ingatlah Pokok-pokok materi yang didemonstrasikan agar demonstrasi mencapai sasaran 5. Pada waktu berjalannya demonstrasi, sekali-kali perhatikan keadaan, apakah semua mengikuti dengan baik 6. Untuk menghindarkan ketegangan, ciptakan suasana yang harmonis 7. Berikanlah kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk pertanyaan, membandingkannya dengan yang lain serta mencoba melakukannya sendiri dengan bimbingan guru.

BAB III METODE PENELITIAN 1. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu dari Januari s/d Maret 2009. Siklus I dilaksanakan tanggal 04 Februari 2009, sedangkan siklus II dilaksanakan tanggal 11 Februari 2009. Tempat penelitian ini dilakukan di SDN Pandeglang 3 Kecamatan Pandeglang. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 38 orang. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. 2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif karena dalam pelaksanaannya tidak terbatas pada pengumpulan data, melainkan dilanjutkan dengan pengolahan data yaitu dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengolah dan menginterpretasikan data. 3. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam tindakan kelas ini menggunakan model yang digunakan oleh Kurt Lewin. Tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 4 tahapan pada setiap siklus yaitu : a. Perencanaan (planning) b. Aksi atau tindakan (acting) c. Obervasi (Observing) d. Refleksi (reflecting). Dikdasmen (h. 16.2003). Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi 2 siklus yang terdiri dari : a. perencanaan, b. tindakan, c. pengamatan, dan refleksi. 1. Perencanaan meliputi aktivitas sebagai berikut : 1. Mendiskusikan dan menetapkan rancangan pembelajaran yang akan diterapkan sebagai tindakan dalam siklus 2. Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi sesuai materi yang telah ditetapkan 3. Mengembangkan skenario pembelajaran 4. Mengembangkan format observai dan format evaluasi

2. Pelaksanaan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan sekenario pembelajaran yang telah direncanakan, melaksanakan evaluasi dalam bentuk tes 3. Pengamatan Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang disiapkan 4. Refleksi 1. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada skenario pembelajaran 2. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario, tes kemampuan pemahaman dan lain-lain 3. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada pertemuan berikutnya. Tahap pelaksanaan ini terus dilakukan secara berulang dan berkesinambungan sesuai siklus. o Indikator keberhasilan Yang menjadi indikator keberhsilan penelitian ini adalah : 1. Instrumen-instrumen yang telah disiapkan pada tiap-tiap siklus dapat dilaksanakan dengan baik 2. Aktivitas siswa dalam belajar meningkat 3. Lebih dari 70% siswa yang mendapat nilai 65 ke atas 3.4 1) Sumber data a. b. c. d. Data Data data pada penelitian ini seluruh siswa, sedangkan data yang dikumpulkan adalah kuantitatif dan kualitatif. Data yang dikumpulkan meliputi : Data tes kemampuan pada siklus 1 dan 2 Data observasi pada waktu proses pembelajaran Jurnal harian (catatan harian) Foto, diambil pada waktu proses pembelajaran Teknik Pengumpulan

2) Teknik pengumpulan data Data yang dikumpulkan diperoleh melalui observasi, tes kemampuan pemahaman dan catatan harian 3) Obervasi Observasi dilakukan untuk memperolah informasi kegiatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Di dalam observasi pengamatan, kita akan memperoleh masukan tentang akitifitas siswa, cara belajar, kerjasama antar siswa dan sebagainya. 4) Jurnal harian Jurnal harian semacam catatan harian yang dikumpulkan selama proses pembelajaran baik

itu aktifitas maupun kegiatan guru di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar 5) Data tes kemampuan pemahaman Data ini diambil dari pertemuan pertama maupun pertemua kedua, ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan hasil selama kegiatan dilakukan dan menggunakan data kuantitatif. 6) Foto Foto digunakan untuk melengkapi informasi data agar peristiwa yang tejadi dalam kegiatan penelitian dapat direkam dan dijadikan sebagai alat bukti dalam pengumpulan data. 3.5 Analisis Data a. Data observasi Data tes observasi ini diambil dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan berjalan dengan menggunakan ceklis kemudian dipersentasikan b. Data tes kemampuan Data tes ini untuk menemukan nilai setiap siswa dari hasil tes dengan skala nilai 100 untuk menentukan banyaknya siswa yang mendapatkan nilai 65 ke atas

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PAI


PENGGUNAAN METODE QIRAATI DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ALQURAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 XXX KABUPATEN XXX SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2007/2008 ABSTRAK Membaca Al-quran adalah satu keharusan bagi orang Islam, karena Al-quran itu adalah kitab sucinya orang Islam, yang diturunkan dengan menggunakan bahasa Arab yang merupakan bahasa asing bagi orang Indonesia. Siswa kelas enam SDN 1 Xxx kabupaten Xxx yang beragama Islam belum semuanya mampu membaca Al-quran dengan baik, maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan membacanya. Salah satu cara atau metode yang praktis untuk cepat dapat membaca Al-quran adalah metode qiraati, yang saat ini berkembang diseluruh Indonesia, khususnya di Jawa Tengah, bahkan sampai ke negara-negara ASEAN, yaitu metode membaca Al-quran yang dalam penerapannya menggunakan kalimat-kalimat pendek dari penggalan-penggalan ayat

Al-quran. Sebab salah satu kesulitan seseorang dalam membaca Al-quran adalah karena ayat-ayatnya terangkai dalam kalimat yang panjang. Usaha untuk mencari solusi guna mengatasi kesulitan dalam membaca Al-quran ini penting bagi umat Islam, terutama orang tua dan masyarakat, karena membaca Al-quran merupakan ibadah yang besar nilai pahalanya. Terlebih lagi Rasulullah Saw. memberikan penghargaan yang sangat tinggi bagi orang membaca Al-quran, belajar dan mengajarkannya, yaitu dianggap sebagai umatnya yang terbaik. Bimbingan yang kontinyu, baik dari guru maupun dari sesama siswa yang memiliki kemampuan membaca Al-quran lebih baik, dengan menggunakan metode qiroati ternyata mampu meningkatkan kemampuan membaca Al-quran siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Peningkatan tersebut terjadi pada setiap siklus, sehingga terlihat bahwa kemampuan membaca Al-quran siswa pada siklus I siswa yang telah tuntas sebanyak 1 orang dari 20 atau sebesar 5%. Pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 16 orang dari 20 orang atau sebesar 80%, dan pada siklus III siswa yang tuntas sebanyak 20 orang dari 20 orang atau sebesar 100%. Peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 75% dan peningkatan dari siklus II ke siklus III sebesar 25%. Pada akhir siklus III semua siswa (20 orang) telah mampu membaca secara baik pada semua aspek, yaitu pembacaan panjang pendek, makhraj, pembacaan huruf rangkaian panjang, dan pembacaan bacaan Al-Syamsiyah dan Al-Qamariyah. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa metode qiraati mampu meningkatkan kemampuan membaca Al-quraan siswa kelas enam SDN 1 Xxx Kabupaten Xxx tahun Pelajaran 2007 / 2008.

Judul PTK PAI SD


berikut adalah judul-judul PTK PAI SD
1. PENGARUH MANAJEMEN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) BUKU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH XXX 2. KETERLIBATAN KOMITE SEKOLAHDALAM PENETAPAN KEBIJAKAN KURIKULUM 3. IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HUMANIZING THE CLASSROOM DALAM INTERAKSI EDUKATIF SISWA DI SEKOLAH KREATIF SD XXX 4. MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN SOSIAL DALAM UPAYA MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSI ANAK 5. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN MASYARAKAT BELAJAR (LEARNING COMMUNITY) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI KELAS 6. PROBLEMATIKA PENERAPAN MANAJEMEN STRATEGIS DI SD XXX 7. BIMBINGAN DAN KONSELING AGAMA MELALUI TERAPI RASIONAL EMOTIF DALAM MENGATASI KECEMASAN MENGHADAPI KEMATIAN PADA LANJUT USIA DI PANTI XXX 8. PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) SEBAGAIUPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PAI DI SDN XXX 9. EFEKTIVITAS GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MEMANAJ SEKOLAH DASAR NEGERI XXX 10. PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER MADRASAH DINIYAH DI MI NURULHUDA XXX 11. IMPLEMENTASI METODE TANDUR DALAM PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN (JOYFULL LEARNING) DI SDN XXX 12. KONSEP BELAJAR BERMAKNA DAVID AUSUBEL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

13. PENGARUH UPAYA PREVENTIF GURU AGAMA TERHADAP SIKAP SISWA DALAM MENGHADAPI 14. PENYEBARAN AJARAN ISLAM SEMPALAN PADA SISWA DI SDN 2 XXX 15. PENGEMBANGAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD XXX 16. STRATEGI PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI ANAK HIPERAKTIF DI SDN XXX 17. HUBUNGAN KECERDASAN ADVERSITAS (ADVERSITY QUOTIENT-AQ) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI PADA MATA PELAJARAN AGAMA SUB POKOK BAHASA AQIDAH AKHLAK DI MI MIFTAHUL ULUM XXX 18. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PAKEM (PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN) TERHADAP AKHLAK SISWA DI MI DARUL HIDAYAH XXX 19. PERANAN STRATEGI MNEMONIK DALAM MENINGKATKAN DAYA INGAT SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MI SUNAN AMPEL XXX 20. PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI EDUCATIVE PUNISHMENT UNTUK SD DAN UPAYA SOLUSINYA DI SD XXXX 21. EFEKTIVITAS METODE BELAJAR MANDIRI DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BERPIKIR SISWA PADA MATA PELAJARAN AL-QURAN HADITS DI MI WACHID HASYIM XXX 22. HUBUNGAN KONSELING BELAJAR DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VI MI 1 XXX 23. KEBIJAKAN PERENCANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI XXX DI ERA OTONOMI PENDIDIKAN 24. EFEKTIFITAS MEDIA MICROSOFT POWERPOINT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VI DI MI XXX 25. PENGARUH STATUS EKONOMI ORANG TUA TERHADAP KREATIVITAS SISWA KELAS VI DI SEKOLAH DASAR NEGERI XXX 26. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, MENYENANGKAN (PAKEM) PADA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SD XXX 27. KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF DENGAN SIKAP KEAGAMAAN SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN XXX 28. PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAP(DEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD XXX 29. PERANAN MULTIMEDIA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI MI XX 30. EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SYNECTICS DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK DI MI XXX 31. MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI SEBAGAI UPAYA GURU DALAM MENCIPTAKAN SISWA AKTIF DI SD XXX 32. PENGARUH HUKUMAN DALAM BENTUK BIMBINGAN JASMANI TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI SDN XXX 33. PERAN USWAH STUDENT CENTER (USC) SURABAYA DALAM MENUNJANG KUALITAS KEBERAGAMAAN SISWA DI SD XXX 34. IMPLEMENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD XXX 35. PEMBINAAN NILAI-NILAI AGAMA ISLAM MELALUI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD XXX 36. PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU PAI DI MI XXX TAHUN AJARAN 2005/2006 37. PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK PADA USIA ANAK (STUDI KASUS DI MI XXX 38. STUDI KORELASI ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERHATIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN KEDISIPLINAN IBADAH SHALAT PADA SISWA SD XXX

39. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA KORELASINYA TERHADAP AKHLAK SISWA DI MADARASAH IBTIDAIYAH XXX 40. PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAP(DEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN XXX 41. PENGARUH BIMBINGAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA MI XXX 42. PERAN GURU PAI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PESERTA DIDIK SD XXX 43. KORELASI SELF-EFFICACY TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKIDAH AKHLAK SISWA KELAS V DI XXX 44. IMPLEMENTASI METODE SKIMMING DALAM PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MI XXX 45. PENGARUH METODE METAFORA TERHADAP PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAQ KELAS IV DI MI XXX 46. EFEKTIFITAS STRATEGI PEER LESSONS DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MI XXX 47. HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN PEKERJAAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI SISWA KELAS 48. PROBLEMATIKA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PAI ( STUDI DI SD NURUL ISLAM DAN SD KOALISI XXX 49. IMPLEMENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD ALAM AR-RIDHO XXX 50. UPAYA MENINGKATKAN CREATIVE INTELLIGENCE (KECERDASAN KREATIF) MELALUI KETERAMPILAN BERTANYA DASAR DI MI DARUL KAROMAH BETRO SEDATI XXX 51. PERAN PENGAWAS SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TARBIYATUL ATHFAL XXX 52. STUDI KOMPARASI MOTIVASI ORANG TUA UNTUK MENYEKOLAHKAN PUTRA PUTRINYA KE MI DAN KE SD DI DESA XXX KECAMATAN XXX TAHUN PELAJARAN 2003 / 2004 53. 54. STRATEGI PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN MELALUI PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SEKOLAH DASAR NEGERI XX 55. 56. PROBLEM-PROBLEM TRANSLITERASI DALAM PENGAJARAN BACA TULIS AL-QUR`AN (BTA) DI SEKOLAH DASAR ISLAM XXX 57. PEMBINAAN NILAI-NILAI AGAMA ISLAM MELALUI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD XXX 58. PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA KELAS VI DI SDN. 02 XXX KABUPATEN XXX TAHUN 2003/2004 59. MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI SEBAGAI UPAYA GURU DALAM MENCIPTAKAN SISWA AKTIF DI SD ALAM XXX 60. STUDI KOMPARASI TENTANG PENGUASAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VI ANTARA YANG MENGIKUTI TPQ DAN YANG TIDAK MENGIKUTI TPQ DI SD NEGERI XXX. 61. IMPLEMENTASI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SD ISLAM AL-AZHAR 25 XXX 62. PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERPADU DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SD UNGGULAN XXX . 63. IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HUMANIZING THE CLASSROOM DALAM INTERAKSI EDUKATIF SISWA DI SEKOLAH KREATIF SD MUHAMMADIYAH 20 XXX 64. MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS V DALAM PENGEMBANGAN INTERPERSONAL INTELLIGENCE SISWA 65. PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DI SD N XXX

66. IMPLEMENTASI METODE INTEROGRATIF DALAM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) UNTUK MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR XXX 67. EFEKTIVITAS GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MEMANAJ SEKOLAH DASAR NEGERI XXX 68. PERANAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU PAI DI SD XXX 69. KETERLIBATAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENETAPAN KEBIJAKAN KURIKULUM (STUDY KASUS DI MADRASAH IBTIDAIYAH WACHID XXX) 70. PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK PADA USIA ANAK (STUDI KASUS DI MI NURUL YAQIN XXX, TAHUN AJARAN 2003/2004) 71. STUDI KORELASI ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERHATIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN KEDISIPLINAN IBADAH SHALAT PADA SISWA SD XXX 72. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA KORELASINYA TERHADAP AKHLAK SISWA DI MADARASAH IBTIDAIYAH NU XXX TAHUN PELAJARAN 2004/2005 73. KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF DENGAN SIKAP KEAGAMAAN SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN XXX 74. PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAP(DEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN XXX 75. PENGARUH BIMBINGAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA MI HIDAYATUL ATFAL XXX 76. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, MENYENANGKAN (PAKEM) PADA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SD XXX 77. PERAN GURU PAI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PESERTA DIDIK PADA SD XX

You might also like