You are on page 1of 13

Pengertian Bimbingan Karir

7 Februari 2010 Arya Utama Tinggalkan Komentar Go to comments

Bimbingan karir juga merupakan salah satu bidang dalam bimbingan dan konseling yang ada di sekolah-sekolah. Menurut Winkel (2005:114) bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau jabatan /profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapanan pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir juga dapat dipakai sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat sebagai bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar bidang studi. Bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja merencankan masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah paling tepat sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tunutan pekerjaan / karir yang dipilihnya (Ruslan A.Gani : 11) Menurut Herr bimbingan karir adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan ketrampilanketrampilan mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan karirnya (Marsudi, 2003:113). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah suatu upaya bantuan terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depan sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggungjawab.

Pengertian Bimbingan Karier. Dalam buku Bimbingan Karier dijelaskan : Bimbingan Karir adalah proses pemberian bantuan kepada siswa dalam memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan mengenal kesempatan kerja, mampu mengambil keputusan sehingga yang bersankutan dapat mengelola pengembangan kariernya. (Manrihu, 1988 : 18). Dari pengertian di atas jelaslah bahwa pelaksanaan Bimbingan Karier di Sekolah adalah proses membantu siswa agar memahami diri dan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk kemantapan cita-citanya. Terkait dengan pengertian Bimbingan Karier di atas maka yang dimaksud dengan Bimbingan Karier dalam penelitian ini adalah suatu proses usaha membantu siswa untuk mengenal potensi dirinya seperti : bakat, minat, kelebihan dan kekurangannya serta mampu memperkenalkan seluk beluk dunia kerja dan berbagai jenis pekerjaan yang diminatinya sesuai dengan cita-cita para siswa. 2. Tujuan Bimbingan Karier Secara umum tujuan Bimbingan Karier di Sekolah sebagai berikut: Membantu siswa dalam memahami diri dan lingkungannya dalam mengambil keputusan, merencanakan dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karier dan cara hidup yang akan memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi, dan seimbang dengan dirinya dan lingkungannya. (Sukardi,1984 : 31). Sedangkan tujuan khusus yang menjadi sasaran pelaksanaan Bimbingan Karier di Sekolah menurut Drs. Dewa ketut Sukardi, adalah :

Siswa dapat meningkatkan pengetahuannya tentang dirinya sendiri (self konsept ), Siswa dapat meningkatkan pengetahuannya tentang dunia kerja, Siswa dapat mengembangkan sikap dan nilai diri sendiri dalam menghadapi pilihan lapangan kerja dalam persiapan memasukinya, Siswa dapat meningkatkan keterampilan berpikir agar mampu mengambil keputusan tenntang jabatan yang sesuai dengan dirinya dan tersedia dalam dunia kerja, Siswa dapat menguasai keterampilan dasar yang penting dalam pekerjaan terutama kemampuan berkomunikasi, berkerja sama berprakarsa dan sebagainya.

3. Prinsip-Prinsip Bimbingan Karier Agar Bimbingan Karier di Sekolah dapat berfungsi dcngan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka beberapa pandangan tentang prinsip-prinsip Bimbingan Karier perlu

diperhatikan para pembimbing khususnya dan administrator Sekolah pada umumnya terutama dalam penyusunan program Bimbingan Karier di Sekolah. Secara umum prinsip-prinsip Bimbingan Karier di Sekolah di antaranya adalah :

Seluruh siswa hendaknya mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengembangkan dirinya dalam pencapaian kariernya secara tepat. Siswa hendaknya dibantu dalam mengembangkan pemahaman yang cukup memadai terhadap dirinya sendiri dan kaitannya dengan perkembangan sosial dan perencanaan karier. Siswa secara keseluruhan dibantu untuk memperoleh pemahaman tentang hubungan antara pendidikan dengan kariernya. Siswa pada setiap tahap program pendidikannya hendaknya memiliki pengalaman yang berorientasi pada karier secara berarti dan realistik. Program Bimbingan Karier hendaknya memiliki tujuan untuk merangsang pendidikan siswa . Program Bimbingan Karier di Sekolah hendaknya berpusat di kelas, dengan dikoordinasi oleh pembimbing disertai partisipasi orang tua dan kontribusi masyarakat.

4. Program Bimbingan Karier di Sekolah Sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan Bimbingan Karier di Sekolah, yaitu secara umum bertujuan untuk membantu para siswa untuk memperoleh pemahaman diri dan pengarahan diri dalam proses persiapan diri untuk bekerja dan berguna dalam masyarakat maka dari itu untuk mencapai tujuan tersebut perlu kiranya disusun suatu program Bimbingan Karier yang di rencanakan dengan matang. Dengan demikian penyusunan program layanan Bimbingan Karier di Sekolah memegang peranan penting dalam rangka keberhasilan pelaksanaan Bimbingan Karier di Sekolah. Penyusunan suatu program Bimbingan Karier di Sekolah hendaknya didasarkan pada beberapa prinsip diantaranya sebagai berikut:

Program Bimbingan Karier hendaknya direncanakan sebagai suatu proses yang berkesinambungan dan terintegrasi. Program Bimbingan Karier hendaknya disusun dengan melibatkan siswa dalam proses perkembangannya. Program Bimbingan Karier hendaknya menyajikan berbagai macam pilihan tentang kesempatan kerja yang ada dalam lingkungan serta dalam dunia kerja yang menjadi cita-cita para siswa.

Program Bimbingan Karier hendaknya mempertimbangkan aspek pribadi siswa secara totalitas. Dengan demikian para siswa akan memiliki kemampuan untuk mengenal berbagai potensi, bakat, minat, kebutuhan diri serta nilai-nilai hidupyang dicita-citakannya. Program Bimbingan Karier hendaknya diwujudkan untuk melayani semua siswa.

5. Pilihan Individu dan Perencanaan Karier. Selama menelusuri kehidupan, beberapa orang memiliki pilihan atau kesempatan untuk memilih dari pada yang lain.Contoh, diantara siswa memiliki beberapa pilihan untuk memilih seperti jurusan, jenis pekerjaan, serta bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, tapi bukan berarti pilihan-pilihan tersebut akan dapat dipenuhi tanpa ada dasar yang memotivasi diri dalam diri siswa itu sendiri. Sehubungan dengan hal ini maka sangat tepatlah tujuan dilaksanakan Bimbingan Karier di Sekolah-sekolah dalam rangka membantu mengarahkan cita-cita para siswa. Hal berikut ini mungkin akan dapat membantu siswa di Sekolah diantaranya :

Perencanaan Karier dapat membantu siswa mempersiapkan pengambilan keputusan. Perencanaan Karier dapat membantu siswa mengembangkan beberapa kepercayaan dalam diri sendiri. Perencanaan Karier dapat membantu siswa menemukan beberapa makna dari aktivitas siswa di Sekolah. Perencanaan Karier dapat memberikan ketenangan bagi diri siswa untuk mengenal kesempatan-kesempatan yang baik yang ditemukannya di Sekolah maupun di luar Sekolah. Perencanaan Karier dapat membantu siswa menentukan apa yang seharusnya dilakukan sekarang dalam kaitannya dengan apa yang diinginkan selanjutnya.

6. Cara Pelaksanaan Bimbingan Karier Cara pelaksanaan Bimbingan Karier di Sekolah terdiri dari dua macam tehnik pendekatan, yaitu pendekatan individual dan pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok dalam Bimbingan Karier akan memungkinkan masalah yang bersangkut paut dengan karier dapat ditangani untuk semua siswa di Sekolah. Supaya memiliki keterampilan dalam proses pengambilan keputusan mengenai apa yang dicita-citakan pekerjaan, jabatan atau karier yang utama dimasa depan. Untuk mencapai tujuan itu para siswa perlu memahami dirinya sendiri dan lingkungannya serta dapat mengambil keputusan yang bemakna bagi dirinya. Berdasarkan kelompok dalam Bimbingan Karier di Sekolah nampaknya menjadi suatu pendekatan bimbingan yang esensial karena dapat memberikan bantuan layanan kepada

semua siswa di Sekolah. Maka dari itu pendekatan kelompok dalam Bimbingan Karier dapat meningkatkan konselor propesional secara maksimal. Cara pelaksanaan Bimbingan Karier di Sekolah adalah sebagai berikut: Cara pelaksanaan Bimbingan Karier di Sekolah dapat ditempuh melalui dua pendekatan yakni: Pendekatan Individual yaitu dengan penyuluhan karier dan pendekatan kelompok dengan kegiatan:(1). Paket belajar, (2). Pengajaran unit, (3). Papan buletin, (4). Hari Karier dan (5). Karya Wisata Karier. (Agus suyanto, 1989: 23). Pendapat di atas menekankan bahwa Bimbingan Karier dilaksanakan melalui dua cara pendekatan sebagai berikut: a. Pendekatan Individual yaitu: Melalui penyuluhan karier. Bantuan dengan penyuluhan karier melalui dua cara:

Konseling tentang pemecahan kesulitan dengan tujuan mengatasi masalah yang dihadapi siswa. Bantuan perorangan agar masing-masing siswa dapat memahami dirinya, memahami dunia kerja dan mengadakan penyesuaian antara dirinya dengan dunia kerja.

b. Pendekatan Kelompok

Paket Belajar, maksudnya pelaksanaan Bimbingan Karier, menggunakan lima Pendekatan Belajar yaitu:(a). Pemahaman diri, (b). Nilai-nilai, (c). Pemahaman lingkungan, (d). Hambatan dan cara mengatasinya, (e). Merencanakan masa depan. Pengajaran Unit, setiap bidang studi memiliki suatu pokok bahasan yang berkaitan dengan suatu pekerjaan selama proses belajar hendaknya memberikan informasi yang berkaitan dengan suatu pekerjaan selama proses belajar memberikan informasi yang berkaitan dengan suatu pekerjaan sehubungan dengan dengan materi yang disampaikan. Papan Buletin, maksudnya melalui papan buletin petugas BK memasang informsi. Informasi tentang berbagai jenis pekerjaan yang bahannya diambil dari guntingan. Tentang suatu pekerjaan,dan sebagainya. Hari Karier, maksudnya kegiatan untuk mengisi hari-hari tertentu yang diisi dengan ceramah dari sumber tentang suatu pekerjaan. Karya Wisata, maksudnya para siswa diajak berkunjung ketempat suatu pekerjaan untuk melihatdari dekat tentang suatu pekerjaan.

7. Hubungan Antara Hasil Bimbingan Karier Dengan Pengambilan Keputusan Dan Lapangan Pekerjaan. Para siswa yang melanjutkan pendidikannya, maupun yang langsung bekerja, tidak langsung demikian saja tetapi melalui suatu proses pengambilan keputusan mengenai suatu pekerjaan yang dipilihnya. Hal tersebut sangatlah kompleks dan memerlukan sebanyakbanyaknya informasi, pengetahuan, pertimbangan, dan didalamnya terkandung suatu harapan dan keyakinan atas apa yang di perbuat. Hasil Bimbingan Karier merupakan salah satu input (sejumlah pengarahan informasi bagi siswa yang bersangkutan, terutama informasi tentang keadaan dirinya, pendidikan lanjutan dan lapangan pekerjaan, baik keputusan untuk melanjutkan pendidikan maupun keputusan memasuki lapangan pekerjaan. Kedua-duanya memerlukan pertimbangan lebih dahulu, terutama berkaitan dengan kemampuan diri (Keadaan diri) individu siswa yang bersangkutan.Bagi mereka yang lansung memilih lapangan pekerjaan akan menilai dirinya sendiri bidang pekerjaan apa yang cocok dengan dirinya. Bakat memberikan kecendrungan untuk memperoleh keberhasilan (Belajar / bekerja) dalam bidang tertentu. Minat memberikan kecendrungan senang atau tidak senang pada pelajaran / pekerjaan tertentu. Hal ini sangat penting untuk pengambilan keputusan tentang pekerjaan yang dicitacitakannya. Dengan melihat kemungkinan-kemungkinan di atas maka terdapat empat jalur yang dapat ditempuh para siswa SMU/MA setelah menamatkan pendidikannya, yaitu: a. Para siswa yang lansung terjun ke Lapangan Kerja. b. Para siswa yang mengambil kursus / latihan / penataran sebelum bekerja. c. Para siswa yang memilih melanjutkan pendidikannya ke tingkat akademi / sarjana muda. d. Para siswa yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi jenjang strata satu / S1.

Konsep Bimbingan Karier


Posted on 7 Februari 2008

oleh : Akhmad Sudrajat, M.Pd.

Konsep bimbingan jabatan lahir bersamaan dengan konsep bimbingan di Amerika Serikat pada awal abad keduapuluh, yang dilatari oleh berbagai

kondisi obyektif pada waktu itu (1850-1900), diantaranya : (1) keadaan ekonomi; (2) keadaan sosial, seperti urbanisasi; (3) kondisi ideologis, seperti adanya kegelisahan untuk membentuk kembali dan menyebarkan pemikiran tentang kemampuan seseorang dalam rangka meningkatkan kemampuan diri dan statusnya; dan (4) perkembangan ilmu (scientific), khususnya dalam bidang ilmu psiko-fisik dan psikologi eksperimantal yang dipelopori oleh Freechner, Helmotz dan Wundt, psikometrik yang dikembangkan oleh Cattel, Binnet dan yang lainnya Atas desakan kondisi tersebut, maka muncullah gerakan bimbingan jabatan (vocational guidance) yang tersebar ke seluruh negara (Crites, 1981 dalam Bahrul Falah, 1987). Isitilah vocational guidance pertama kali dipopulerkan oleh Frank Pearson pada tahun 1908 ketika ia berhasil membentuk suatu lembaga yang bertujuan untuk membantu anak-anak muda dalam memperoleh pekerjaan. Pada awalnya penggunaan istilah vocational guidance lebih merujuk pada usaha membantu individu dalam memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan kemampuan yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan. Namun sejak tahun 1951, para ahli mengadakan perubahan pendekatan dari model okupasional (occupational) ke model karier (career). Kedua model ini memliki perbedaan yang cukup mendasar, terutama dalam landasan individu untuk memilih jabatan. Pada model okupasional lebih menekankan pada kesesuaian antara bakat dengan tuntutan dan persyaratan pekerjaan. Sedangkan pada model karier, tidak hanya sekedar memberikan penekanan tentang pilihan pekerjaan, namun mencoba pula menghubungkannya dengan konsep perkembangan dan tujuan-tujuan yang lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, konsep diri, rencana-rencana pribadi dan semacamnya mulai turut dipertimbangkan. Bimbingan karier tidak hanya sekedar memberikan respon kepada masalah-masalah yang muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan. Penggunaan istilah karier didalamnya terkandung makna pekerjaan dan jabatan sekaligus rangkaian kegiatan dalam mencapai tujuan hidup seseorang. Hattari (1983) menyebutkan bahwa istilah bimbingan karier mengandung konsep yang lebih luas. Bimbingan jabatan menekankan pada keputusan yang menentukan pekerjaan tertentu sedangkan bimbingan karier menitikberatkan pada perencanaan kehidupan seseorang dengan mempertimbangkan keadaan dirinya dengan lingkungannya agar ia memperoleh pandangan yang lebih luas tentang pengaruh dari segala peranan positif yang layak dilaksanakannya dalam masyarakat. Perubahan istilah dari bimbingan jabatan (vocational guidance) ke bimbingan karier mengandung konsekuensi terhadap peran dan tugas konselor dalam memberikan layanan bimbingan terhadap para siswanya. Peran dan tugas konselor tidak hanya sekedar membimbing siswa dalam menentukan pilihan-pilihan kariernya, tetapi dituntut pula untuk membimbing siswa agar dapat memahami diri dan lingkungannya dalam rangka perencanaan karier dan penetapan karier pada kehidupan masa mendatang. Dalam perkembangannya, sejalan dengan kemajuan dalam bidang teknologi informasi dewasa ini,

bimbingan karier merupakan salah satu bidang bimbingan yang telah berhasil mempelopori pemanfaatan teknologi informasi, dalam bentuk cyber counseling. Sementara itu, dalam perspektif pendidikan nasional, pentingnya bimbingan karier sudah mulai dirasakan bersamaan dengan lahirnya gerakan bimbingan dan konseling di Indonesia pada pertengahan tahun 1950-an, berawal dari kebutuhan penjurusan siswa di SMA pada waktu itu. Selanjutnya, pada tahun 1984 bersamaan dengan diberlakukannya Kurikulum 1984, bimbingan karier cukup terasa mendominasi dalam layanan bimbingan dan penyuluhan dan pada tahun 1994, bersamaan dengan perubahan nama bimbingan penyuluhan menjadi bimbingan dan konseling dalam Kurikulum 1994, bimbingan karier ditempatkan sebagai salah bidang bimbingan. Sampai dengan sekarang bimbingan karier tetap masih merupakan salah satu bidang bimbingan. Dalam konsteks Kurikulum Berbasis Kompetensi, dengan diintegrasikannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education) dalam kurikulum sekolah, maka peranan bimbingan karier sungguh menjadi amat penting, khususnya dalam upaya membantu siswa dalam memperoleh kecakapan vokasional (vocational skill), yang merupakan salah jenis kecakapan dalam Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education). Terkait dengan penjabaran kompetensi dan materi layanan bimbingan dan konseling di SMTA, bidang bimbingan karier diarahkan untuk :
1. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan. 2. Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya dan karier yang hendak dikembangkan pada khususnya. 3. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 4. Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan SMTA. 5. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan. 6. Khusus untuk Sekolah Menengah Kejuruan; pelatihan diri untuk keterampilan kejuruan khusus pada lembaga kerja (instansi, perusahaan, industri) sesuai dengan program kurikulum sekolah menengah kejuruan yang bersangkutan. (Muslihudin, dkk, 2004)

=============== Sumber : Bahrul Falah. 1987. Konstribusi Orientasi Nilai Pekerjaan dan Informasi Karier terhadap Kematangan Karier (Skripsi). Bandung : PPB-FIP IKIP Bandung.

Hattari. 1983. Ke Arah Pengertian Bimbingan Karier dengan Pendekatan Developmental. Jakarta : BP3K. Muslihudin, dkk. 2004. Bimbingan dan Konseling (Makalah). Bandung : LPMP Jawa Barat. BAB I. PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Orang-orang muda sekarang dan masa yang akan datang menghadapi masalah yang besar, yaitu bagaimana mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan yang di harapkan. Masalah ini semakin di rasakan karena pertumbuhan lapangan kerja tidak seimbang dengan pertumbuhan penduduk. Kemajuan-kemajuan yang di capai di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tidak saja membawa keberuntungan tetapi juga kerugian. Diantara kerugian yang di timbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu adalah semakin bekurangnya jumlah kesempatan kerja yang semulanya di lakukan oleh tenaga manusia sekarang digantikan oleh alat-alat teknologi seperti robot, computer dan sebagainya. Masalah lain yang tidak jarang di hadapi sehubungan dengan pekerjaan ini adalah masih banyak para orang muda yang telah di terima pada lapangan kerja tertentu justru merasa pekerjaan itu tidak sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Sehingga tidak jarang ada di antaranya yang tidak mampu melaksanakan tugas-tugas atau pekerjaan yang di percayakan kepadanya dengan baik. Sudah tentu keadaan seperti itu sangat merugikan tidak saja bagi lapangan kerja yang bersangkutan tetapi juga bagi individu itu sendiri. Pada masa-masa yang akan datang, masalah-masalah tersebut di atas setidak-tidaknya dapat di kurangi kalau para orang muda mempersiapkan dirinya secara matang, dengan jalan memahami dirinya, memahami lingkungannya, dan dapat menyesuaikan keadaan diri dengan tuntutan dengan jalan menyelenggarakan program layanan bimbingan karir sejak dini, mulai dari sekolah dasar. BAB II. PEMBAHASAN A. PENGERTIAN BIMBINGAN KARIER Ada satu anggapan, terutama dari kalangan guru, yang mengatakan kehadiran bimbingan karier di sekolah adalah untuk menggantikan program bimbingan dan konseling yang telah mulai dilaksanakan di sekolah sejak sebelumnya. Anggapan seperti itu sudah tentu merupakan anggapan yang keliru. Bimbingan karier merupakan bagian dari program bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Didalam program bimbingan dan konseling terdapat beberapa jenis layanan bimbingan, seperti bimbingan pendidikan, bimbingan pribadi, bimbingan social, bimbingan karier dan sebagainya. Kehadiran bimbingan karier di sekolah dimaksudkan untuk lebih memberikan arti bagi program bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Masalahnya sekarang adalah apakah yang di maksud dengan bimbingan karier? Untuk mengerti maksud bimbingan karier yang sebenarnya perlu di kemukakan beberapa definisi tentang bimbingan karier yang di buat oleh para ahlinya. Sebagaimana di kemukakan oleh Tolbert (1974: 25) bahwa:

Bimbingan dan konseling karier menggunakan istilah-istilah yang perlu di defenisikan. Sebagian seperti Pembuatan keputusan, telah di pahami secara umum, tapi yang lain-lain seperti Perkembangan jabatan merupakan istilah yang masih baru sementara yang lainnya. Sementara yang lainnya memiliki defenisi atau makna yang berbeda dari penggunaan sehari-hari. Selanjutnya Tolbert juga mengemukakan bahwa istilah karier biasanya menunjukkan kepada rangkaian pekerjaan-pekerjaan yang di laksanakan oleh seseorang dalam hidupnya, sedangkan pekerjaan atau jabatan menyatakan suatu hidupnya, sedangkan pekerjaan atau jabatan menyatakan suatu peranan kerja yang khas, seperti dokter, masinis dan lain-lain. Bimbingan karier mencakup semua layanan yang bertujuan untuk membantu murid dalam membuat rencana-rencana dan keputusan-keputusan tentang pendidikan dan jabatan. Tentang defenisi bimbingan karier, dikatakan sebagai berikut: Bimbingan karier adalah suatu program yang terkoordinasi untuk membantu orang muda mengembangkan pemahaman diri, belajar tentang dunia kerja, mendapatkan pengalamanpengalaman yang akan membantunya dalam membuat keputusan, dan mendapatkan pekerjaan. ( Tolbert, 1974:27 ) Bimbingan karier merupakan salah stu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu memecahkan masalah karier ( pekerjaan ) untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaikbaiknya dengan mas depannya (PB3K, 1974 ). Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah karir ( pekerjaan ) untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya dengan masa depannya ( BP3K, 1984:1 ) Bimbingan karir ialah proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja di luardirinya, mempertemukan gambaran tentang diri tersebut dengan dunia kerja itu, untuk pada akhirnya dapat: memilih bidang pekerjaan - menyiapkan diri untuk bidang pekerjaan, - memasukinya dan - membina karier dalam bidang tersebut.( Rochman Natawidjaja, 1980: 2 )

B. PRINSIP BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH Agar bimbingan karir di sekolah dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. Maka beberapa pandangan tentang prinsip-prinsip bimbingan perlu di perhatikan oleh para pembimbing pada khususnya dan administrator sekolah pada umumnya, terutama dalam penyusunan program pelaksanaan layananbimbingan karir di

sekolah. Secara umum prinsip-prinsip bimbingan karir di sekolah adalah sebagai berikut: 1. Seluruh siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan dirinya dalam pencapaian karirnya secara tepat. Tidak ada pengecualian baik itu yang kaya maupun yang miskin atau factor lainnya. 2. Setiap siswa harus memahami bahwa karir itu adalah sebagai suatu jalan hidup,dan pendidikan adalah sebagai persiapan dalam hidup. 3. Siswa hendaknya dibantu dalam mengembangkan pemahaman yang cukup memadai terhadap diri sendiri dan kaitannya dengan perkembangan social pribadi dan perencanaan pendidikan karir. 4. Siswa secara keseluruhan hendaknya dibantu untuk memperoleh pemahaman tentang hubungan antara pendidikan dan karirnya 5. Setiap siswa hendaknya memilih kesempatan untuk menguji konsep, berbagai peranan dan keterampilannya guna mengembangkan nilai-nilai an norma-norma yang memiliki aplikasi karir bagi masa depannya. 6. Program bimbingan karir di sekolah hendaknya di integrasikan secara funfsional dengan program bimbingan dan konseling pada khususnya. 7. Program bimbingan karir di sekolah hendaknya berpusat di kelas dengan koordinasi oleh pembimbing, disertai partisipasi orang tua dan kontribusi masyarakat. Dari beberapa prinsip yang terdapat dalam bimbingan karir tersebut dapat di simpulkan bahwa, bimbingan karir dalam pelaksanaannya memiliki pedoman yang umum dan jelas dan memberikan pelayanan kepada siswanya dalam mendeteksi diri, memberikan layanan tentang karakteistik dunia kerja sehingga mampu menciptakan kemandirian siswa dalam menentukan arah pilih karir yang sesuai dengan keadaan dirinya. Agar mampu mencapai kebahagiaan hidup di masa depan karirnya.

C. FUNGSI BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH Bimbingan karir sebagai satu kesatuan proses bimbingan memiliki manfaat yang dinikmati oleh kliennya dalam mengarahkan diri dan menciptakan kemandirian dalam memilih karir yang sesuai dengan kemampuan siswanya. Adapun pentingnya bimbingan karir di sekolah adalah sebagai berikut: 1. Memberikan kemantapan pilihan penjurusan kepada siswa, karena penjurusan akan mempesiapkan siswa dalam bidang pekerjaan yang kelak diinginkan. 2. Memberikan bekal pada siswa yang tidak melanjutkan sekolah untuk dapat siap kerja sesuai dengan keinginannya. 3. Membantu kemandirian bagi siswa yang ingin ataupun harus belajar sambil bekerja D. TUJUAN BIMBINGAN KARIR

Beberapa tujuan bimbingan karir disekolah adalah sebagai berikut: 1. Membantu murid dalam mengembangkan konsep diri 2. Merangsang murid untuk menyenangi berbagai jenis pekerjaan 3. Mengembangkan sikap yang konstruktif terhadap kerja 4. Membantu murid menyadari perubahan-perubahan dunia kerja 5. Membantu murid putus sekolah dan memasuki dunia kerja
Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli - Hasil belajar menurut Anni (2004:4) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.

Hasil belajar menurut Sudjana (1990:22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya. Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar. Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni : informasi verbal, kecakapan intelektul, strategi kognitif, sikap dan keterampilan. Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana, 1990:22). Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu :

Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.

Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana (1990:56), melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut.

Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

You might also like