You are on page 1of 9

Nama: Muhammad Razhanifianbiya Nim: 111.110.

001 Jurusan: Teknik Geologi

Pembukaan UUD 1945


PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945, SUATU ANALISIS TEORITIS PENGANTAR Kata Undang-Undang Dasar oleh para founding fathers mungkin dimaksudkan sebagai terjemahan dari grondwet (grond = dasar, wet = undang-undang), atau grundesetz (Grund = dasar, gesetz = undang-undang), yang membedakannya dengan pengertian konstitusi. Kelihatannya para penyusun Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, pada tahun 1945, menganut pola pikir ini, terbukti dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar dikatakan : Undang-Undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian dari hukum dasar negara itu. Undang-Undang Dasar ialah hukum dasar yang tertulis, sedang di sampingnya UndangUndang Dasar itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara meskipun tidak tertulis. Konstitusi berasal dari kata latin contituere, yang artinya menetapkan atau menentukan. Maka dalam suatu konstitusi terdapat ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dasar dan kewajiban anggota suatu organisasi, atau warganegara suatu negara, perlindungan terhadap anggota atau warganegara dari tindak sewenang-wenang sesama anggota atau warganegara maupun dari penguasa. Begitu banyak definisi tentang konstitusi, namun dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa konstitusi adalah : 1. Keseluruhan peraturan-peraturan dasar suatu bangsa, negara atau organisasi politik, body of fundamental rules and principles of a nation, state or body politic, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis; 2. Berisi ketentuan-ketentuan yang menetapkan pendistribusian kekuasaan yang berdaulat pada unsur, unit dan lembaga secara horisontal maupun vertikal dalam kehidupan bersama dimaksud; 3. Peraturan-peraturan dasar tersebut mengandung prinsip-prinsip dan norma-norma yang mendasari kehidupan bersama; 4. Mengatur hak dan kewajiban dari segala unsur yang terlibat dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; 5. Menjamin dan melindungi hak-hak tertentu rakyat atau anggotanya. Untuk memperluas wawasan tentang makna suatu konstitusi kami kutipkan pendapat Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo, bahwa konstitusi suatu negara adalah : 1. Hasil atau produk daripada sejarah dan proses perjuangan bangsa yang bersangkutan; begitu sejarah perjuangannya begitulah pula konstitusinya; 2. Rumusan daripada filsafat, cita-cita, kehendak, dan program perjuangan suatu bangsa; 3. Cermin daripada jiwa, jalan pikiran, mentalitas dan kebudayaan suatu bangsa. Dari konstitusinya dapatlah diketahui bagaimanakah suatu bangsa memandang terhadap berbagai

permasalahan hidup di dunia serta sekelilingnya, dan bagaimana jalan yang hendak ditempuh guna mengatasi masalah-masalah tersebut. Konstitusi modern lahir didorong oleh kesadaran manusia akan kedudukan, hak dan kewajiban dirinya sebagai manusia ciptaan Tuhan. Para filsuf seperti Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau memberikan saham yang sangat besar bagi kelahiran konstitusi modern ini. Dengan gagasan-gagasan para filsuf inilah yang kemudian melahirkan konstitusi modern pertama di Perancis dan Amerika. Konstitusi modern bukan hanya merupakan usaha manusia dalam melindungi dirinya dari tindak kesewenang-wenangan penguasa, tetapi lebih bersifat upaya untuk merealisasikan hak asasi manusia, bagaimana kebebasan individu, dan kesetaraan dalam kehidupan sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya dapat terselenggara dengan sepatutnya.

MAKNA DAN KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD 1945 BAGI BANGSA INDONESIA Adalah sangat arif dan bijaksana bahwa MPR-RI dalam mengadakan perobahan pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, tidak menyentuh Pembukaannya. Bahkan dalam pembicaraan-pembicaraan yang berlangsung dalam sidangsidangnya para anggota MPR yang terhormat bermaksud untuk mempertahankan, untuk tidak merubah Pembukaan Undang-Undang Dasar tersebut. Pandangan dari Teori Ketatanegaraan Menurut Prof. Dr. Mr. Soepomo, bahwa suatu sistem pemerintahan tergantung pada Staat sidee atau cita hukum yang dijadikan dasar pemerintahan tersebut. Mr. Soepomo menterjemahkan Staatsidee ini dengan istilah dasar pengertian negara atau aliran pikiran negara J. Oppenheim memberikan makna staatsidee ini sebagai hakekat yang paling dalam dari negara de staats diepste wezen , kekuatan yang membentuk negara. Rudolf Stammler berpendapat bahwa cita hukum ini ialah konstruksi pikiran yang merupakan keharusan untuk mengarahkan hukum kepada cita-cita yang diinginkan masyarakat. Cita hukum ini akan terwujud dalam bentuk norma hukum negara yang tertinggi Staatsgrundnorm yang oleh Hans Nawiasky disebut norma fundamental negara, atau Staatsfundamentalnorm. Prof. Mr. Drs. Notonagoro menyebutnya dengan istilah pokok kaidah fundamentil negara. Seperti yang dijelaskan dalam Penjelasan tentang UndangUndang Dasar Negara Indonesia, bahwa, pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, mewujudkan cita hukum Rechtsidee yang menguasai hukum dasar negara, baik hukum yang tertulis Undang-Undang Dasar maupun hukum yang tidak tertulis. Pandangan dari Legalitas Hukum TAP MPRS No. XX/MPRS/1966, diantaranya menyebutkan bahwa : Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Pernyataan Kemerdekaan yang terperinci yang mengandung cita-cita luhur dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan yang memuat Pancasila sebagi Dasar Negara, merupakan suatu rangkaian dengan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan oleh karena itu tidak dapat dirubah oleh siapapun juga, termasuk MPRS hasil pemilihan umum, yang berdasarkan pasal 3 dan pasal 37 UndangUndang Dasar berwenang menetapkan dan merubah Undang-Undang Dasar karena merubah isi Pembukaan berarti pembubaran Negara dengan demikian tidak merubah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah sesuai dengan hukum yang berlaku di negara Indonesia.

Para anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dengan sepenuh hati dan bersungguh-sungguh, atas keahlian dan keyakinan masing-masing, mencoba untuk merumuskan yang terbaik Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Gagasan-gagasan atau dasar fikiran yang beliaubeliau kemukakan masih tetap aktual sampai pada dewasa ini, seperti misal gagasan yang dikemukakan oleh Mr. M. Yamin, Prof. Dr. Soepomo, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Bagus Hadikoesoemo, dsb. Masih tetap menjadi wacana dalam bidang politik dan pemerintahan. Untuk menghormati jasa-jasa para pendiri negara ini sudah sepantasnya bila kita lestarikan karya agung mereka, sehingga merupakan bukti penghargaan dan penghormatan dapat menghargai karya-karya para pendahulunya. GAMBARAN STAATSFUNDAMENTAL NORMA DALAM PEMBUKAAN UUD Di atas telah diuraikan betapa penting kedudukan Pembukaan dalam Konstitusi atau Undang-Undang Dasar, yang sering disebut juga dengan istilah Preambule, atau Mukaddimah. a.KonstitusiAmerikaSerikat Rumusan Preambule Konstitusi Amerika Serikat adalah sebagai berikut : We the People of the United States, in order to form a more perfect Union, establish Justice, insure domestic Tranquility, provide for the common defence, promote the general Welfare, and secure the Blessing of Liberty to ourselves and our Posterity, do ordain and establish this CONSTITUTION for the United States of America. Untuk lebih memahami isi Preambule Konstitusi Amerika Serikat ini perlu pula kita fahami pandangan filsafat yang melandasi Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat, yang terdapat dalam alinea pertama yang berbunyi sebagai berikut : We hold these to be self-evident, that all men are created equal, that they are endowed by their Creator with certain unalienable Rights, that among these are life, Liberty, and the pursuit of Happiness that to secure these rights, Government are instituted among Men, deriving their just powers from the consent of the governed. Dari alinea pertama Deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat, dari Preambule Konstitusi Amerika Serikat dapat kita temukan prinsip-prinsip dan konsep dasar penyelenggaraan negara Amerika Serikat. Prinsip dan konsep tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pertama bangsa Amerika mengakui bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang dikaruniai hak-hak tertentu yang tidak dapat diambil oleh siapapun juga. Diantaranya hak-hak tersebut adalah hak hidup, hak kebebasan, dan hak mengejar kebahagiaan. Namun dalam langkah selanjutnya bangsa Amerika tidak peduli lagi peran Tuhan bagi manusia dalam kehidupan kenegaraan. Tuhan tidak dilibatkan dalam kehidupan bernegara. 2. Sumber kekuasaan pemerintah dalam melaksanakan tugasnya berasal dari rakyat yang diperintah. Kekuasaan diterapkan berdasar persetujuan yang diperintah. Inilah prinsip pemerintahan demokrasi, just power from the consent of the governed. 3. Konstistusi yang disusun tersebut diharapkan dapat menciptakan kondisi-kondisi diantaranya : (a) more perfect union, (b) justice, tranquility, common defence, (c) general welfare, dan (d) merealisasikan liberty. Jadi sudah sejak awal bangsa Amerika menginginkan persatuan, keadilan, ketenangan, keamanan, kesejahteraan, dan terealisasikannya kebebasan dalam kehidupan bernegara. Prinsip-prinsip inilah kemudian dapat kita amati dalam praktek kehidupan kenegaraan di Amerika Serikat.

b. Undang-Undang Dasar Kerajaan Laos Tahun 1956 Sebagai bahan banding mengenai Pembukaan suatu konstitusi kami ambilkan dari kerajaan Laos. Sengaja kami pilih kerajaan Laos adalah (1) kerajaan Laos merupakan salah satu negara di Asia Tenggara, (2) termasuk sebagai negara berkembang, (3) negara yang berbentuk kerajaan konstitusional, (4) memiliki satu agama negara yakni Buddha. Berikut disampaikan Pembukaan Undang-Undang Dasar Kerajaan Laos, yang merupakan terjemahan tidak resmi yang dilakukan oleh Prof. Dr. S. Prajudi Atmosudirdjo, SH dengan kawan-kawan. LAOS, sadar akan peranan yang dijamin oleh sejarahnya dan diyakinkan bahwa masa depannya hanya terletak pada persatuan kembali Propinsi Tanah Air, dengan khidmat menegaskan persatuan dan kemerdekaannya. Rakyat Laos menegaskan kesetiaannya kepada Kerajaan dan kepada dinasti SRI BAGINDA SISAVANG VONG, Raja Laos. Rakyat menyatakan keinginannya agar diperintah oleh sistem pemerintahan yang demokratis. Undang-Undang Dasar ini mengakui asas-asas pokok hak-hak Rakyat Dari pembukaan Undang-Undang Dasar Laos tesebut dapat ditarik suatu gambaran bahwa Rakyat Laos mendambakan persatuan, hak asasi manusia, pemerintahan yang demokratis, ketaatan pada Raja dan Undang-undang, serta memiliki sifat-sifat terpuji. Dambaan tersebut tidak terlepas dari pengalaman sejarah Negara Laos yang cukup panjang, mulai dari pengalaman penjajahan dari berbagai negara silih berganti, dan perpecahan rakyat Laos sebagai akibat sejarah masa lampau. Marilah kita cermati apa yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar ini. a. Sumber Kekuasaan 1. Dalam alinea ketiga disebutkan bahwa pernyataan kemerdekaan itu adalah atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, hal ini bermakna bahwa kemerdekaan yang dinyatakan oleh rakyat Indonesia itu semata-mata karena mendapatkan rahmat dan ridho Allah Yang Maha Kuasa. Suatu pengakuan adanya suatu kekuasaan di atas kekuasaan manusia yang mengatur segala hal yang terjadi di alam semesta ini. Dengan kata lain bahwa kekuasaan yang diperoleh rakyat Indonesia dalam menyatakan kemerdekaan dan dalam mengatur kehidupan kenegaraan bersumber dari Allah Yang Maha Kuasa. 2. Sementara itu dalam alinea keempat disebutkan bahwa negara Republik Indonesia tersusun dalam bentuk kedaulatan rakyat, yang berarti bahwa sumber kekuasaan terletak di tangan rakyat. Hal ini ditegaskan lebih lanjut dalam Bab I, pasal 1 ayat (2) yang menyatakan bahwa kemerdekaan adalah di tangan rakyat,... 3. Dengan demikian terdapat dua sumber kekuasaan sekaligus, yakni bersumber pada Tuhan dan bersumber pada rakyat. 4. Sebagai akibat maka perlu adanya suatu pola sistem penyelenggaraan pemerintahan sebagai penerapan kekuasaan yang bersumber dari dua arah tersebut. Perlu dipikirkan bagaimana menyusun suatu sistem yang mampu mengintegrasikan kedua sumber kekuasaan yang bersumber dari Tuhan dan bersumber dari rakyat. b. Hak Asasi Manusia Perumusan hak asasi manusia dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar tidak begitu explisit, namun bila kita cermati secara mendalam nampak dengan jelas bahwa Pembukaan UUD dijiwai oleh konsep hak asasi manusia. Berikut kami sampaikan beberapa perumusan yang

menggambarkan prinsip-prinsip hak asasi manusia yang dapat kita temukan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar. 1. Kemerdekaan yang dinyatakan oleh rakyat Indonesia ini adalah untuk menciptakan kehidupan kebangsaan yang bebas, salah satu hak asasi manusia yang selalu didambakan, dan dituntut untuk dapat direalisasikannya. 2. Kemerdekaan negara Indonesia berciri merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Merdeka, adil dan makmur merupakan suatu gambaran hak asasi manusia yakni hak kebebasan dan hak mengejar kebahagiaan. 3. Keseluruhan alinea pertama merupakan penjabaran hak asasi manusia, yakni kebebasan dan kesetaraan. Kemerdekaan, perikemanusiaan dan perikeadilan merupakan suatu penjabaran dari kebebasan dan kesetaraan. c. Faham Demokrasi Negara Indonesia dengan jelas menganut faham demokrasi, yang mengakui kedaulatan di tangan rakyat, serta susunan negara Republik Indonesia terbentuk dalam kedaulatan rakyat, yang merupakan istilah lain dari demokrasi. Meskipun demokrasi yang diterapkan di negara Indonesia hendaknya berdasar pada Pancasila. d. Faham Persatuan Yang diutamakan dalam kehidupan bernegara adalah keseluruhan rakyat Indonesia. Hal ini terbukti dari rumusan-rumusan berikut : 1. Tujuan dibentuknya pemerintah negara Indonesia adalah untuk (1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, (2) memajukan kesejahteraan umum, (3) mencerdasakan kehidupan bangsa, dan (4) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Hal ini menggambarkan bahwa kepentingan umum diletakkan di atas kepentingan pribadi tanpa kepentingan pribadi dikorbankan atau diabaikan. 2. Yang ingin diwujudkan dengan berdirinya negara Indonesia ini adalah suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nampak dalam rumusan tersebut bahwa bukan kepentingan individu yang ditonjolkan tetapi keseluruhan rakyat Indonesia. 3. Dalam penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa : Negara begitu bunyinya melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan dasar persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam pembukaan ini diterima aliran pengertian negara persatuan, negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya. Negara, menurut pengertian pembukaan itu menghendaki persatuan, meliputi segenap bangsa Indonesia seluruhnya. inilah suatu negara yang tidak boleh dilupakan. e. Nilai-nilai Dasar yang terkandung dalam Pancasila 1. Mendudukan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, yang wajib dan sepantasnya untuk bersyukur atas segala rahmat-Nya, sehingga merupakan hal yang benar apabila manusia berterimakasih sayang-Nya, tunduk kepada segala perintah-Nya, serta mengagungkan kebesaran-Nya. 2. Manusia memandang manusia yang lain dalam kesetaraan, didudukan sesuai dengan kodrat, harkat, dan martabat sebagai ciptaan Tuhan. Manusia diakui akan hak-haknya, bahkan diakui adanya perbedaan-perbedaan individu (faham pluralisme), namun perlu disadari bahwa pluralisme tersebut hendaknya diterapkan dalam konteks bhinneka tunggal ika. Perlu pula disadari bahwa hak-hak tersebut tiada lain untuk melaksanakan amanah Tuhan untuk

menciptakan kebaikan di dunia, bukan untuk merusak. 3. Bahwa rakyat yang menempati suatu wilayah tertentu yang merupakan suatu kesatuan yang memiliki sejarah hidup yang sama hingga terbentuk suatu karakter yang sama, dan memiliki cita-cita yang sama merupakan suatu kesatuan yang disebut bangsa. Bangsa tersebut terikat oleh jatidiri, berupa suatu pandangan hidup yang mengandung cita-cita serta norma yang menjadi acuan dalam bersikap dan bertingkah laku. Adalah suatu hal yang wajar bila suatu bangsa berusaha untuk mengusahakan terciptanya bangsa yang kokoh dan kuat dengan bersendi pada jatidirinya. 4. Dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bersama, bangsa Indonesia memilih suatu cara yang disebut musyawarah untuk mencapai mufakat; suatu cara yang menghormat kedaulatan setiap unsur yang terlibat dalam kehidupan bersama. Hal inilah yang merupakan dambaan bagi setiap manusia, didudukan sesuai dengan kodrat, harkat dan martabatnya dan diakui kedaulatannya. 5. Bahwa dalam kehidupan bersama yang diutamakan adalah kesejahteraan bersama, kemakmuran bersama. Tiada akan ada artinya kesejahteraan dan kemakmuran pribadi tanpa mengingat kesejahteraan dan kemakmuran pihak lain. Apabila nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila ini diterapkan secara nyata dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara maka akan tercipta suatu suasana yang selaras atau harmoni, serasi dan seimbang, sehingga tercipta keadilan. f. Landasan bagi Negara Kesatuan Akhir-akhir ini dengan merebaknya gerakan reformasi, yang berciri penunaian hak asasi manusia, khususnya penuntunan hak kebebasan dan demokrasi, berdampak negatif pula, diantaranya adalah karena rakyat Indonesia pada umumnya masih belum faham makna hak asasi manusia dan demokrasi secara tepat dan benar. Sebagai akibat timbul tindakan-tindakan sesuka hati, tidak tunduk pada peraturan perundang-undangan, sehingga mengarah pada tindakan yang anarkis. Situasi yang semacam ini akan sangat berbahaya karena akan mengantar pada situasi disintegrasi negara bangsa, yang akan merugikan perjuangan reformasi. Sebagai contoh dewasa ini berkembang wacana mengenai bentuk negara. Dengan berdalih memperjuangkan keadilan sebagai realisasi tuntutan hak asasi manusia, dan dengan bersendi pada prinsip kebebasan, masyarakat mulai mempersoalkan bentuk negara. Menurut pendapat Carl J. Friedrich bahwa bentuk negara konfederasi, federasi dan kesatuan merupakan bentuk pembagian kekuasaan secara teritorial, atau territorial devision of power. Timbul pertanyaan adakah dasar fikiran dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang melandasi bentuk-bentuk negara tersebut. 1. Konfederasi atau Statenbond Menurut pandapat L.Oppenheim dalam bukunya Edward M. Saint, yang berjudul Political Institusion, bahwa : A confederacy consists of number of full sovereign states linked together for the maintenance of their external and internal independence by a recognized internatyional treaty into a union with organs of its own, which are vested with a certain power over the members-states, but not over the citizens of these states. Oleh Prof. Mariam Budiardjo diterjemahkan sebagai berikut : Konfederasi terdiri dari beberapa negara yang berdaulat penuh yang untuk mempertahankan kemerdekaan extern dan intern, bersatu atas perjanjian internasional yang diakui dengan menyelenggarakan beberapa alat perlengkapan tersendiri yang mempunyai kekuasaan tertentu terhadap negara anggota konfederasi, tetapi tidak terhadap warganegara negara-negara itu.

2. Negara Federal atau Bondstaat Ada berbagai pendapat mengenai negara federal ini, karena negara ferderal yang satu berbeda dengan negara yang lain dalam menerapkan division of power. Menurut pendapat K.C. Wheare dalam bukunya Federal Government, dijelaskan bahwa prinsip federal ialah bahwa kekuasaan dibagi sedemikian rupa sehingga pemerintahan federal dan pemerintah negara bagian dalam bidang-bidang tertentu adalah bebas satu sama lain. 3. Negara Kesatuan Menurut C.F. Strong, negara kesatuan ialah bentuk negara di mana wewenang legislatif tertinggi dipusatkan dalam satu badan legislatif nasional/pusat. Kekuasaan terletak pada pemerinatah pusat dan tidak pada pemerintah daerah. Pemerintah pusat mempunyai wewenang untuk menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada daerah berdasarkan hak otonomi. Kedaulatan ke dalam maupun ke luar sepenuhnya terletak pada pemerintah pusat. Dengan demikian maka kedaulatannya tidak terbagi. (Meriam Budiardjo, hal 140). Maka sekarang marilah kita mencoba menelaah ada tidaknya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengenai bentuk-bentuk negara tersebut. 1. Pada alinea kedua disebutkan : .. dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke dapan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.istilah bersatu, tidak dapat diartikan bahwa kedaulatan negara Indonesia terpusat atau terdistribusi dalam bentuk negara kesatuan atau federal. 2. Salah satu unsur atau sila dasar negara Republik Indonesia adalah persatuan Indonesia. Untuk dapat memahami makna persatuan Indonesia ini perlu ditelusuri terumuskannya sila tersebut. Untuk itu perlu dicermati pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945. Anggota SOESANTO Tentang uni atau federasi sebab dalam rapat yang dahulu ada aliran yang suka kepada federasi dan yang menyukai uni di sini pertama saya berpendapat bahwa kita harus memahamkan arti dan perbedaan antara uni dan federasi itu, yang mengenai 3 macam susunan negara. Uni : yang berhak untuk berhubungan dengan luar negeri, hanya dan melulu pemerintah pusat. Federasi yang bercorak Bondstaat : baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah berhak berhubungan dengan luar negeri. Dan pemerintah pusat berhak mengadakan aturan langsung untuk semua penduduk. Adapun perbedaan Bondstaat dan Statenbond ialah demikian. Dalam negara yang bersifat Bondstaat baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah berhak berhubungan dengan luar negeri. Tetapi dalam Statenbond, pemerintah pusat tidak berhak langsung membuat aturan untuk penduduk, melainkan hanya dengan perantaraan pemerintah daerah. Anggota SOEKIMAN Tentang bentuk unitaristisch atau federalistisch , Tuan-tuan yang terhormat, juga di dalam hal ini riwayat menunjukkan sesungguhnya, bahwa pada permulaan hubungan negaranegara adalah sebagai perserikatan negara-negara, bondstaat, kemudian meningkat kepada bondstaat dan pada akhirnya meningkat lagi kepada eenheidsstaat, karena eenheidsstaat sesungguhnya menjamin satu urusan, satu bentuk yang se-efficient-efficient-nya. Kita dapat

melihat

contohnya

di

dalam

riwayat

Jerman.

Menurut hemat kami cara terbaik dalam rangka menentukan bentuk negara adalah adanya political will yang ditindak lanjuti dengan tindakan yang nyata dan konsekuen dari semua lembaga negara untuk menciptakan clean government. Dan good governance lebih dahulu upaya untuk mengadakan perubahan bentuk negara hanya akan mensita pikiran, biaya dan tenaga, yang masih sangat disangsikan keberhasilannya. Ada baiknya kalau kita pelajari hasil team reinventing government yang dibentuk oleh Presiden Bill Clinton untuk memperbaiki sistem pemerintahan di Amerika Serikat. team tersebut mengusulkan empat langkah dalam rangka memperbaiki sistem pemerintahan Amerika Serikat dalam menghadapi globalisasi langkah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Konsolidasi, perlu segera diteliti adanya pekerjaan yang tumpang tindih yang perlu diatur lagi, dan dikaji hal-hal yang terlewat yang belum digarap. Realisasi ini membutuhkan keberanian, karena pasti akan memakan korban. 2. Otonomi dan desentralisasi. Harus segera diadakan pengaturan urusan-urusan yang harus didesentralisasi. Hal ini untuk memotong birokrasi, sehingga efisiensi kerja dapat ditingkatkan. 3. Privatisasi, sejauh mungkin melibatkan swasta dalam melaksanakan kegiatan pembangunan. Pemerintah bertindak sebagai fasilitator dan pengawas. 4. Terminasi, penghentian dari kegiatan yang tidak memiliki makna yang hanya membebani rakyat. Untuk merealisasikan langkah atau kebijasanaan tersebut pasti kepentingan pribadi disingkirkan, yang diutamakan adalah kepentingan rakyat, sehingga memerlukan SDM yang dapat dihandalkan. Makna setiap Alinea dalam UUD 1945 1. Alinea Pertama,

Dari pembukaan UUD 1945, yang berbunyi :Bahwa kemerdekaan itu ialah hal segala bangsa, oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan perikeadilan kalimat tersebut menunjukkan keteguhan dan kuatnya motivasi bangsa Indonesia untuk melawan penjajahan untuk merdeka, dengan demikian segala bentuk penjajahan haram hukumnya dan segera harus dienyahkan dari muka bumi ini karena bertentangan dengan nilai-nilai kemanusian dan keadilan. 2. Alinea Kedua,

Yang berbunyi :Dan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakya Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur. Kalimat tersebut membuktikan adanya penghargaan atas perjuangnan bangsa Indonesia selama ini dan menimbulkan kesadaran bahwa keadaan sekarang tidak dapat dipisahkan dengan keadaan kemarin dan langkah sekarang akan menentukan keadaan yang akan datang. Nilai-nilai yang tercermin dalam kalimat di atas adalah negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur hal ini perlu diwujudkan.

3.

Alinea Ketiga,

Yang berbunyi :atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya. Pernyataan ini bukan saja menengaskan lagi apa yang menjadi motivasi riil dan materil bangsa Indonesia untuk menyatakan kemerdekaannya, tetapi juga menjadi keyakinan menjadi spritualnya, bahwa maksud dan tujuannya menyatakan kemerdekaannya atas berkah Allah Yang Maha Esa. Dengan demikian bangsa Indonesia mendambakan kehidupan yang berkesinambungan kehidupan materiil dan spritual, keseimbangan dunia dan akhirat.

4.

Alinea Keempat,

Yang berbunyi :kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdasakan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada :Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Reinterpretasi makna pembukaan UUD 1945 PERINGATAN kemerdekaan bangsa Indonesia pada tahun ini (2011), memiliki persamaan dengan saat Proklamasi dikumandangkan 66 tahun yaitu, bertepatan dengan bulan suci Ramadan. Satuan umur 66 tahun merupakan ukuran yang sudah cukup untuk melihat suatu kondisi kematangan dan kedewasaan secara psikis dan psikologis. Oleh karena itu sangat wajar bilamana saat ini kita mengevaluasi diri secara dewasa dalam hal sistem ketatanegaraan kita. Apakah ada sesuatu yang tertinggal atau melenceng dalam perjalanan bangsa, yang menjadikan bangsa ini seolah kehilangan arah dalam menentukan jalur yang akan ditempuhnya menurut cita-cita perjuangan. Tulisan ini merupakan hadiah ulang tahun bangsaku yang ke 66 dan sebagai langkah awal untuk mengungkapkan, bahwa sesungguhnya bangsa Indonesia adalah bangsa besar di dunia dengan sejumlah warisan produk pejuang yang berskala nusantara melebihi kualitas duniawi. Salah satu diantaranya adalah warisan kemerdekaan dari kata dasar merdeka. Kata ini telah dirindukan oleh bangsa Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu dan tercantum tegas dalam teks peroklamasi dan pembukaan UUD-45. Kata merdeka didampingi sejumlah kata lain yang saling melengkapi untuk menggambarkan kondisi ideal yang dicita citakan para pejuang bangsa kita yang tertuang dalam batang tubuh pembukaan UUD-45

You might also like