You are on page 1of 10

Tugas Gizi dalam kesehatan Reproduksi

Prinsip diet dan Gizi pada ibu hamil dengan Diabetes Melitus Prinsip Gizi pada ibu hamil dengan Anemia Prinsip Gizi pada ibu hamil dengan Obesitas

DISUSUN OLEH : Ayu Lestari Fiqih Kartika Ps Fitriani

Jurusan Kebidanan POLTEKKES MAKASSAR

Prinsip Diet dan Gizi pada Ibu Hamil dengan Diebetes Melitus
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin. Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka dilanjutkan dengan pemeriksaan test tolesansi glukosa oral. Patofiologi Diabetes Mellitus Pada Kehamilan Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya.

Pengelolaan Diabetes Mellitus Pada Kehamilan Pengelolaan medis Sesuai dengan pengelolaan medis DM pada umumnya, pengelolaan DMG juga terutama didasari atas pengelolaan gizi/diet dan pengendalian berat badan ibu. 1. Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik upayakan lahir lebih dini, pertimbangkan kematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin memdadak. Berikan insulin yang bekerja cepat, bila mungkin diberikan melalui drips. 2. Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya. Lakukan upaya pencegahan infeksi dengan baik. 3. Pada bayi baru lahir dapat cepat terjadi hipoglikemia sehingga perlu diberikan infus glukosa. 4. Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB ideal, kecuali pada penderita yang gemuk dipertimbangkan kalori yang lebih mudah. 5. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal = (TB-100)-10% BB. 6. Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari: Kalori basal 25 kal/kgBB ideal Kalori kegiatan jasmani 10-30% Kalori untuk kehamilan 300 kalor Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum mencapai normal atau normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105 mg/dl dan 2 jam pp di bawah 120 mg/dl, maka terapi insulin harus segera dimulai.

Pemantauan dapat dikerjakan dengan menggunakan alat pengukur glukosa darah kapiler. Perhitungan menu seimbang sama dengan perhitungan pada kasus DM umumnya, dengan ditambahkan sejumlah 300-500 kalori per hari untuk tumbuh kembang janin selama masa kehamilan sampai dengan masa menyusui selesai.

Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk :

Dari sisi makanan penderita diabetes lebih dianjurkan mengkonsumsi karbohidrat berserat seperti kacang-kacangan, sayuran, buah segar seperti pepaya, kedondong, apel, tomat, salak, semangka dll. Sedangkan buahbuahan yang terlalu manis seperti sawo, jeruk, nanas, rambutan, durian, nangka, anggur, tidak dianjurkan.

Sementara itu tingginya serat dalam sayuran jenis A(bayam, buncis, kacang panjang, jagung muda, labu siam, wortel, pare, nangka muda) ditambah sayuran jenis B (kembang kol, jamur segar, seledri, taoge, ketimun, gambas, cabai hijau, labu air, terung, tomat, sawi) akan menekan kenaikan kadar glukosa dan kolesterol darah. Bawang merah dan putih (berkhasiat 10 kali bawang merah)serta buncis baik sekali jika ditambahkan dalam diet diabetes karena secara bersama-sama dapat menurunkan kadar lemak darah dan glukosa darah. Jadwal makan pengidap diabetes dianjurkan lebih sering dengan porsi sedang. Maksudnya agar jumlah kalori merata sepanjang hari. Tujuan akhirnya agar beban kerja tubuh tidak terlampau berat dan produksi kelenjar ludah perut tidak terlalu mendadak.

Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6% Mencegah episode hipoglikemia

Mencegah ketonuria/ketoasidosis deiabetik Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal. Dianjurkan pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu (ideal setiap hari, jika mungkin dengan alat pemeriksaan sendiri di rumah). Dianjurkan kontrol sesuai jadwal pemeriksaan antenatal, semakin dekat dengan perkiraan persalinan maka kontrol semakin sering. Hb glikosilat diperiksa secara ideal setiap 6-8 minggu sekali. Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester pertama dan selanjutnya rata-rata 0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan berat badan yang dianjurkan tergantung status gizi awal ibu (ibu BB kurang 14-20 kg, ibu BB normal 12.517.5 kg dan ibu BB lebih/obesitas 7.5-12.5 kg). Jika pengelolaan diet saja tidak berhasil, maka insulin langsung digunakan. Insulin yang digunakan harus preparat insulin manusia (human insulin), karena insulin yang bukan berasal dari manusia (non-human insulin) dapat menyebabkan terbentuknya antibodi terhadap insulin endogen dan antibodi ini dapat menembus sawar darah plasenta (placental blood barrier) sehingga dapat mempengaruhi janin. Pada DMG, insulin yang digunakan adalah insulin dosis rendah dengan lama kerja intermediate dan diberikan 1-2 kali sehari. Pada DMH, pemberian insulin mungkin harus lebih sering, dapat dikombinasikan antara insulin kerja pendek dan intermediate, untuk mencapai kadar glukosa yang diharapkan. Obat hipoglikemik oral tidak digunakan dalam DMG karena efek teratogenitasnya yang tinggi dan dapat diekskresikan dalam jumlah besar melalui ASI.

Prinsip Gizi pada Ibu Hamil dengan Anemia


DEFINISI ANEMIA

1. Pengertian Anemia Anemia adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai kadar sel darah merah kurang dari normal. 2. Tanda-tanda Anemia a. Mata berkunang kunang b. Gampang mengantuk c. Pucat d. Lemah, letih, lesu e. Lidah, bibir, kuku pucat f. Wajah / muka pucat g. Haemoglobin dalam darah kurang dari 11 gr/dl 3. Penyebab Anemia a. Kekurangan Nutrisi (terutama yang mengandung zat besi, protein, dan asam folat) b. Kehilangan darah / perdarahan c. Penyakit kronis / menahun, misalnya TBC, cacingan 4. Penatalaksanaan Anemia a. Istirahat dan batasi aktivitas b. Meningkatkan asupan nutrisi terutama yang mengandung zat besi/Fe, protein, dan asam folat c. Tranfusi

5. Nutrisi Untuk Penderita Anemia a. Nutrisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan tenaga untuk perkembangan dan pemeliharaan kesehatan secara optimal b. Makanan yang dianjurkan bagi penderita anemia adalah yang mengandung : Zat Besi ( Fe ) Ati, daging sapi, kuning telur, buah-buahan yang dikeringkan ( misal : kismis ), sayur-sayuran yang berwarna hijau (kangkung, daun katuk, daun ubi jalar, bayam, daun singkong, kacang buncis, kacang panjang, dll. ). Asam Folat Ati, jamur, pisang, apel Protein Telur, susu, tahu, tempe, kacang-kacangan

Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007).

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.

Pembagian anemia dalam kehamilan 1. Anemia defisiensi besi


Terjadi sekitar 62,3 % pada kehamilan. Merupakan anemia yang paling sering dijumpaipada kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya unsure besi dan makanan, karena gangguan resorpsi, ganguan penggunaan atau karena terlampaui banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama pada trimester terakhir. Keperluan zat besi untuk wanita tidak hamil 12 mg, wanita hamil 17 mg dan wanita menyusui 17 mg.

Prinsip Gizi pada Ibu Hamil dengan Obesitas

Pengertian
Obesitas adalah terjadinya penimbunan lemak yang berlebih pada jaringan tubuh. Obesitas dapat dikenali dengan dengan tanda dan gejala sebagai berikut: dagu rangkap, panjang leher yang relatif pendek, dada yang menggembung dengan volume payudara yang membesar karena kandungan lemak berlebihan, perut membuncit dan dinding perut berlipat-lipat, kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel. Pada anak laki-laki, penis tampak kecil karena terbenam dalam jaringan lemak suprapubik.

Dampak dan Efek Obesitas Pada Wanita Hamil Dan Setelahnya

Kondisi ini sering digunakan sebagai alasan oleh perempuan yang hamil untuk dapat memakan berbagai makanan dengan porsi berlebihan karena alasan kebutuhan nutrisi dan gizi. Bahkan, porsi gizi seimbang dan cukup untuk memelihara pertumbuhan janin. Check out hasil penelitian yang terkait masalah ini. Perempuan dengan berat badan yang berlebihan selama kehamilan, mungkin dua kali lebih besar berpeluang untuk menjadi gemuk. Kelebihan berat badan selama kehamilan dapat meningkatkan risiko obesitas pada tahun-tahun setelah melahirkan. Menurut penelitian terbaru Universitas Queenslandin Herston, Australia seperti yang dikutip oleh NYdailynews. Wanita yang berat badan terlalu berlebihan selama kehamilan dapat meningkatkan berat badan rata-rata 44 pound (sekitar 20 kg) selama 21 tahun setelah melahirkan. Sebaliknya, wanita yang berat relatif kecil selama kehamilan hanya meningkat rata-rata 20 pound (sekitar 9 kg) selama 21 tahun setelah melahirkan. Untuk merumuskan penelitian, para peneliti melihat indeks massa tubuh (body mass index / BMI) dari 2.055 wanita sebelum dan setelah melahirkan. Mereka menemukan bahwa wanita dengan berat badan berlebihan atau mengalami masalah obesitas selama kehamilan akan cenderung mengalami dua kali lebih besar masalah obesitas di kemudian hari, dan berpeluang empat kali lebih besar untuk menjadi gemuk (Kelebihan kandungan lemak).

Bukti hubungan antara berat badan selama kehamilan dan massa tubuh menjadi kuat ketika para peneliti mengamati berat peserta sebelum kehamilan, para peneliti menulis dalam American Journal of Clinical Nutrition. Hal ini masih kontroversial apakah pembatasan energi harus direkomendasikan untuk wanita gemuk yang sedang hamil untuk mengendalikan potensi resiko berat badan yang berlebihan selama kehamilan. Oleh karena itu, diet ketat dapat mempengaruhi pertumbuhan janin menurut penelitian.

Efek obesitas terhadap kehamilan berupa:


1) bumil akan merasa tidak nyaman dan mudah merasa sesak jika bergerak/aktifitas. 2) Komplikasi tensi tinggi bisa terjadi baik yang murni kehamilan (genuine) maupun yang diperberat oleh kehamilan (induced). 3)Sulit menentukan posisi dan mendengar denyut jantung bayi, sehingga. 4) Lebih sering dibutuhkan pemeriksaan USG dan radiologi. 5)Meningkatnya risiko kelainan bawaan terutama NTD = Neural Tube Defect (bibir sumbing, hidrosefalus, anensefali).

Efek obesitas terhadap persalinan:


1) meningkatnya insiden gangguan kontraksi dan persalinan yang memanjang. 2) Tindakan opearatif persalinan (vakum,forceps)meningkat dan kesulitan tindakan cesar. 3) Kesulitan melahirkan bahu (distosia bahu). 4) Bahaya anestesi meningkat. Pada masa nifas kemungkinan timbul thrombosis vena dan kegagalan laktasi.Untuk itu pada masa kehamilan karbohidrat dan lemak harus dibatasi. Sedangkan dalam proses pertolongan persalinan harus selalu diwaspadai timbulnya distosia bahu.

Pengobatan
Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen yang paling penting dalam pengaturan berat badan. Kedua komponen ini juga

penting dalam mempertahankan berat badan setelah terjadi penurunan berat badan. Harus dilakukan perubahan dalam pola aktivitas fisik dan mulai menjalani kebiasaan makan yang sehat. Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil. Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu program penurunan berat badan :

Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin, mineral dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori.

You might also like