You are on page 1of 97

Scribd </> Upload a Document </upload-document> Search Documents <#>

Explore </explore>

Documents </explore>

* Books - Fiction </explore/Books-Fiction> * Books - Non-fiction </explore/Books-Nonfiction> * Health & Medicine </explore/Health-Medicine> * Brochures/Catalogs </explore/BrochuresCatalogs> * Government Docs </explore/Government-Docs> * How-To Guides/Manuals </explore/HowTo-GuidesManuals> * Magazines/Newspapers </explore/MagazinesNewspapers> * Recipes/Menus </explore/RecipesMenus> * School Work </explore/School-Work> * + all categories </explore> * * Featured </explore> * Recent </explore/Most-Recent>

People </community>

* Authors </community/authors> * Students </community/students> * Researchers </community/researchers> * Publishers </community/publishers> * Government & Nonprofits </community/government-%26-nonprofits> * Businesses </community/businesses> * Musicians </community/musicians> * Artists & Designers </community/artists-%26-designers> * Teachers </community/teachers> * + all categories </community> * * Most Followed </community> * Popular </community?t=trending>

* Sign Up </login> *| * Log In </login>

1 First Page Previous Page Next Page / 36 Sections not available Zoom Out Zoom In Fullscreen Exit Fullscreen Select View Mode

View Mode

SlideshowScroll

Readcast Add a Comment Embed & Share <#> Reading should be social! Post a message on your social networks to let others know what you're reading. Select the sites below and start sharing. Readcast this DocumentTransparent <#> <#>

Login </login> to Add a Comment

<#>

Share & Embed

<http://www.facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F41838668%2FK ARYA-TULIS-ILMIAH-PEMBANGUNAN-DAERAHTERTINGGAL%23source%3Afacebook><http://twitter.com/home?source=scribd.com&status=Reading% 20%22KARYA%20TULIS%20ILMIAH%20PEMBANGUNAN%20DAERAH%20TERTINGGAL%22%20on%20Scri bd%20http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F41838668%20%23Readcast><http://www.google.c om/buzz/post?url=http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F41838668%2FKARYA-TULIS-ILMIAHPEMBANGUNAN-DAERAH-TERTINGGAL&message=My%20Article%20of%20Society%20Development> <#> Add to Collections Download this Document for Free Auto-hide: on <#>

KARYA TULISPEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGALMENUJU DESA BERTUMBUH SEJAHTERAOleh : Wesley Corry MirinOleh PenulisWesley Corry MirinYahukimo Papua October 2010KATA PENGANTARPuji dan syukur kami naikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas pertolongan-Nya sehingga Penulis dapat menyusun sebuah Karya Tulis Pembangunan Daerah Tertinggal dengan Judul MENUJU DESA BERTUMBUH SEJAHTERA Maka Penulis

menyusun KaryaTulis ini berdasarkan hasil analisis kajian terhadap pembangunan Daerah tertinggal di Papua menjadi isu sentral masyarakat Indonesia menyikapi kondisi dalam rangka ikut meningkatkan perbaikan taraf hidup dan membangun masyarakat Indonesiapada umumnya dan lebih khusus rakyat papua sebagai obyek study dan lingkup kajian dari penulisan Karya Tulis ini.Sebuah motivasi dari implementasi otonomi khusus bagi provinsi Papua merupakan langkah strategi pemerintah guna menunjang pembangunan Desa, agar masyarakat Papua sebagai obyek dari proses penyelenggaraan tujuan pembangunan Nasionalyang lebih terfokus lagi pada daerah tertinggal, dimana masyarakat papua berpera

n sebagai subyek pembangunan, sekaligus ikut berpartisipasi langsung terhadap penyelenggaraan berbagai program pemberdayaan masyarakat desa menuju Desa bertumbuh sejahtera, program-program tersebut untuk memperdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat papua lebih maju, maka Desa sebagai lembaga pemerintahan dimasyarakat turut mengambil tanggung jawab dalam hal fungsi kontrol kelompok masyarakat dan pemegang kekuasaan dalam hal mendukung dan menjalankan visi pembangunan Desa, maka dalam kapasitasnya visi pembangunan tersebut dicapai melalui pemberdayaan kelembagaan dan struktur pemerintahan Desa serta kebijaka-kebijakan yangdijalankannya.Oleh karena itu kami selaku penulis Karya Tulis tentang pembangunan daerah tertinggal, melalui penulisan ini memberikan sebuah sajian terhadap berbagaikeadaan dimana kondisi real menunjukkan bahwa dalam beberapa decade pembangunan,terjadi kesenjangan dan kecemburuan sosial dalam pemerataan pembangunan di papua

selama ini, menjadi fakta yang sangat memprihatinkan terhadap kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya dan lebih khusus lagi masyarakat Papua.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis ini terdapat berbagai kekurangan dalam bentuk data, fakta lapangan maupun kata dan kalimat dalam penulisannya, sehingga diharapkan kontribusi demi perbaikan agar melalui dukungan kontribusinya melalui tulisan Karya Tulis dapat ikut mendorong pemerintah terhadap pembangunan daerah tertinggal termasuk di yahukimo Papua, maka Karya Tulis inimemberikan sebuah gambaran umum tentang pembangunan di Papua dalam konteks pemberdayaan Desa. Jayapura, 09 November 2010 Penulis DAFTAR ISI Halaman Judul... Kata Pengantar. Daftar Isi MENUJU DESA TUMBUH SEJAHTERA BAB .I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang B.Maksud Penulisan.. C.TujuanPenulisan.. D.Manfaat Penulisan. E.Identifikasi Masalah..

BAB .II. RUANG LINGKUP DANKAJIANA. Nama dan Logo Organisasi. B.Peran LPMK.. C.Sasaran dan Wilayah Kerja( Lingkup ) ..

BAB.III. KONSEP MENUJU DESA TUMBUH SEJAHTERA............................................................ A.Konsep Umum Pembangunan Desa B.Perencanaan Pembangunan Desa di Papua C.Kebijakan dan Implementasi Pembangunan.. D.Gambaran Umum Pembangunan Desa di apua 1.Kekayaan dan Kesejahteraan. 2.Pengembangan Potensi Sumber Daya 3.Air dan Sanitasi 4.Telekomunikasi..

E.Otonomi Khusus dan Tantangan.. 1.Implementasi Otonomi Khusus 2.Permasalahan Strategik yang Belumdipecahkan 3.Perubahan Terhadap Realitas Kehidupan. F.Peningkatan Sumber Daya Manusia..

BAB,IV. ANALISIS KAJIAN......................................................................................................... A.Analisis Kajian . B.Masalah Dalam Pembangunan Desa . 1.Pembangunan Ekonomi Masyarakat 2.Pembangunan Sosial Kemasyarakatan 3.Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa. 4.Pengelolaan Sumber Daya Alam. 5.Pembinaan Kerukunan Umat Beragama.. 6.Pengelolaan Keuangan bagi Pembangunan 7.Penataan Tata Ruang Desa. C.Strategi Perencanaan Desa. 1.Visi Perencanaan 2.Misi Pembangunan Desa.. 3.Tujuan Penyelenggaraan.. 4.Peran Dalam Pembangunan.. 5.Sasaran Pembangunan.. 6.Landasan Pelaksanaan 7.Goal (Target). 8.Metode pengembangan 9.Arah Kebijakan. 10.Kebijaksanaan.. 11.Upaya Pembiayaan.. D.Presentasi Implementasi Pembangunan Desa 1.Syarat-syarat.

2.Fungsi Perencanaan. 3.Kegagalan Dalam Pembagunan 4.Sistem Perencanaan Yang berhasil 5.Perencanaan Yang Ideal 6.Evaluasi Perencanaan. 7.Monitoring Pembangunan.. 8.Indikator Kinerja. E.Rekomendasi Hasil Kajian..

BAB.V. PENUTUP .......................................................................................................................

BAB. I. PENDAHULUANA. Latar-belakangSetiap Insan didunia ini harus hidup layak dihadapan Tuhan sebagai umat ciptaan-Nya dan dapat menikmati hasil ciptaan yang ada di muka bumi ini, dan melalui kehidupannya dapat memuliakan Tuhan, namun suatu fakta kehidupan masyarakat Papua menunjukkan bahwa,masyarakat Papua yang hidup sejak dulu hingga kini masih hidupdiawah garis kemiskinan, ketertinggalan, keterbelakangan dan kebodohan, masyarakat papua yang hidup dari zaman batu ke pra-sejarah hingga sampai sekarang beradapada zaman reformasi hidup dalam 8 (Delapan) zaman menjadi obyek pembangunan, dipandang secara kasat mata, sebuah hakekat dari pada pelaksanaan pembangunan diIndonesia adalah

meningkatkan kehidupan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur, papua adalah merupakan bagian dari pada sasaran penyelenggaraan pembangunandimana masuk dalam kategori daerah tertinggal, namun dijadikan sebagai obyek dari tujuan pembangunan nasional, tanpa mendorong masyarakat Papua untuk menjadi subyek pembangunan dengan mendapatkan perhatian dari seluruh komponen bangsa, terutama pemerintah Indonesia yaitu, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal mengupayakan berbagai trobosan-trobosan baru melalui program-program pemberdayaan strategis bagi pembangunan desa di Papua sebagai salah satu daerah tertinggal di Indonesia menjadi kepentingan bersama agar masyarakat dapat memperjuangkan hak sebagai warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama dalam ikut menentukan kemajuan Daerah dan menikmati hasil pembangunan secara merata tanpa mengabaikan kepentingan bersama. Isu tentang pembangunan dan pemberdayaan desa-desa di Papua seharusnya mendapat perhatian demi memperbaiki kehidupan dan menjadikan masyarakat Papua lebih maju dan madiri, adil dan sejahtera, tujuan itu tertuang dalamhakekat pembangunan Nasional yang harus dimajukkan untuk membangun masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undangDasar 1945, bertolak dari pada hakekat pembangunan Nasial tersebut diatas bahwapembangunan manusia Indonesia lebih khusus Masalah pendekatan pembangunan desadi papua menjadi sebuah isu central pembangunan yang perlu menangani dan mendapat perhatian secara serius oleh semua komponen bangsa, demi memperdayakan kehidupan yang lebih maju, karena kondisi papua selama ini masih tertinggal dari prosespembangunan selama ini, bahwa perbaikan ekononomi dan pengembang

potensi sumberdaya lemah sehingga jaminan hidup di papua selalu tergantung pada hasil sumberdaya alam yang dikelola secara lokal oleh masyarakat itu sendiri, perencanaan strategis terhadap peningkatan sumber daya manusia dibidang pendidikan direspon secara lamban 90% masih dalam kategori ketertinggalan, kehidupan masyarakat lebihbanyak hidup miskin, telanjang dan sangat primitif, perbandingan ini memberi sebuah gambaran umum dan realita kehidupan masyarakat di Papua.Masyarakat Papua sebagai bagian integral yang tak terpisahkan dari negara kesatuan republik Indonesia, bahwa pemerintah Indonesia selayaknya mengambil beban tanggung jawab dari kondisi tersebut diatas secara bersama-sama membangun komitmen bersama untuk menjadi corong bagi pemberdayaan dan pengembangan Masyarakat Papua melalui program-program yang diselenggarakan bersama pemerintah pusat,provinsi, kabupaten hingga di tingkat distrik dan desa dalam rangka ikut mendorong upaya pencerahan masyarakat dan penyelenggaraan pembangunan masyarakat desa ditentukan oleh semangat dan peran partisipasi seluruh komponen bangsa untuk mendukung pelaksanaan program pembangunan desa di papua.

Secara geografis Papua memiliki wilayah dataran rendah dan dataran tinggi yang sangat luas, dimana masyarakat papua yang hidup pada wilayah dataran rendah disebut masyarakat pesisir pantai sedangkan kehidupan masyarakat yang hidup di wilayah dataran tinggi adalah masyarakat papua pegunungan, dari pemahaman inimemberi gambaran bahwa papua memiliki luas wilayah dan daerah yang sulit dijangkau, hingga kini belum disentuh oleh pembangunan, hingga kini masyarakat setempatdi papua belum memahami

konsep pembangunan apa yang diterapkan pemerintah untukmembangun desa-desa yang adalah sebagai daerah isolasi, sebenarnya fakta ini menjadi inspirasi untuk mengambil tanggung jawab dan membangun simulasi melalui pendekatan sosial budaya. Implementasi otonomi khusus bagi provinsi Papua, sebenarnya memberi makna dan manfaat yang besar bagi pemberdayaan masyarakat desa, agarkelompok masyarakat di desa-desa hingga kedaerah pelosok benar-benar merasakansentuhan pembangunan yang diamanatkan oleh Undang-undang no.21 tahun 2001 tentang otonomi khusus, namum fakta implememntasi selama ini bukan lagi memperdayakanmasyarakat papua yang hidup terisolasi sejak puluhan tahun hingga kini masih hidup di gubuk-gubuk dibawah pohon-pohon yang bermukim di kaki lereng gunung dan masyarakat yang ada di tepi pantai menjadi korban dari impementasi otonomi khusus,maka konsep pembangunan di papua berdasarkan amat Otsus telah gagal, karena Otsus menjadi sebuah symbol dari pembangunan bagi papua ternyata fakta konkrit bahwa selama Otsus digulirkan di tanah Papua berjalan sampai menelan waktu dalam 7-10 tahun, tetapi rupanya turut memperdayakan pejabat-pejabat dan setiap orang yang memangku kepentingan individu dan politik atas kepentingan publik, Sasaran penyelenggaraan Otonomi Khusus di papua justru menciptakan berbagai konflik-konflikvertikal dan horizontal bahkan lebih nyaris terjadi berbagai pelanggaran Ham, penculikan, pembunuhan (Penembakan), penganiayaian pemerkosaan, penyiksaan terhadap rakyat pribumi oleh anggota Satuan Brimob. Anggota ABRI, dan Tentara hingga pengiriman pasukan Liar dan Non Organik, kehadirannya dapat mengacaukan kondisi Papua yang seharusnya lebih aman dan tentram atas amanat pembangunan,

terjadi illegal Logging, penambangan Hasil Tambang PT. Freeport yang hasilnya tidak memberijaminan kehidupan bagi rakyat Papua dan pembagian hasil presentasi dari Freeport Indonesia yang telah beroperasi sejak puluhan tahun yang silam, akhirnya respon masyarakat terhadap penyelenggaraan Otonomi Khusus bagi papua menjadi sebuah slogan yang tidak memberi arti dan solusi terhadap berbagai persoalan yang terjadi di tanah Papua sejak wilayah ini berintegrasi ke Negara Republik Indonesia, karena kondisi hingga kini tidak satupun dapat memberi sebuah titik terang dan perubahan pembangunan, sehingga dapat menimbulkan berbagai tututan-tuntutan publikatas adanya dugaan pemerataan dan implementasi pembangunan yang tak berpihak kepada kelompok masyarakat tingkat bawah, menengah dan atas, pada akhirnya orang lemah dan miskin tetap menjadi miskin, orang kaya tetap menjadi kaya, gaya hidup ini mengarah kepada terjadinya kesenjangan dan kecemburuan sosial dalam pemerataan pembangunan dan hasilnya.Provinsi Papua sebagai salah satu provinsi paling timur di wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki wilayah dan daratan yang lebih luas dibandningkannya, karena wilayah-wilayah tersebut didiami oleh kelompok masyarakat yang tersebar di kampung-kampung dengan jarak antar wilayah kabupaten/kota, Distrik dan desa serta kampung-kampung yang cukup jauh jarak pencapaiannya untuk menempuh perjalannya dari salah satu kampung/kota ke kota dan kampung yang lain harusditempuh dengan jalan kaki berminggu-minggu hingga berbulan. Tujuan pembangunanDaerah tertinggal bagi pemberdayaan desa adalah untuk dapat memperpendek rentang pembangunan yang selama ini dirasakan oleh masyarakat Papua, namun sampai saatini tidak dapat

memberi peluang bagi masyarakat papua sendiri menerapkan systemdan pola perencanaan pemberdayaan desa di papua.Desa merupakan unsur terpenting dalam suatu kelompok masyarakat di Papua, dimana desa sebagai masyarakat terkecil dapat meresponi program pemerintah daerah terhadap prospek dari pembangunan daerah tertinggal terhadap pembangunan Desa/kampung, maka suatu desa ikut menentukan arah kebijakan pemerintah terhadap tujuan dari penyelenggaraan, sebab dengan adanya dukungan dari kelompok masyarakat, maka pembangunan dapat berjalan baik dan sukses hingga kontribusinya kepada masyarakat dan dapat menikmati hasil bersama seluruh rakyat yang ada di desa.

B. Maksud Penulisan Maksud dari pada penyusunan Karya Tulis Pembangunan Daerah tertinggal dengan judul MENUJU DESA TUMBUH SEJAHTERA dimana topik ini mendorong penulis agarmengkaji dan melalui penulisannya dapat memberi gambaran umum tentang Papua sebagai salah satu provinsi di wilayah timur Indonesia adalah termasuk dalam kategori daerah tertinggal yang perlu menetapkan berbagai trobosan baru yang diimplementasikan langsung melalui tindakan nyata dari program strategi pembangunan, makaada beberapa hal menjadi maksud dari penulisan Karya Tulis ini yaitu :1.Penulis menetapkan papua sebagai obyek study dan lingkup penulisan darikarya tulis ini, agar dapat mengangkat berbagai persoalan mendasar yang terjadidi papua selama ini menjadi sebuah fakta.2.Mengemukakan konsep pembangunan yang harus diterapkan dalam perencanaanpembangunan Desa, setelah menghimpun beberapa ide pokok melalui hasil kajian

dananalisis tentang kondisi real di Papua.3.Penulis dapat mempublikasikan berbagai informasi tentang daerah tertinggal di papua melalui karya tulis dengan sebuah topik yang diangkat oleh Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal yaitu, MENUJU DESA TUMBUH SEJAHTERA .4.Karya Tulis yang disusun oleh penulis berdasarkan kajian-kajian teori, kajian analisis dilapangan dapat memberi kontribusi kepada pemerintah dan masyarakat agar dapat memahami kondisi real untuk menetapkan langkah-langkah selanjutnya dalam rangka perencanaan pembangunan bagi Daerah Tertinggal di Indonesia menjadi skala prioritas.5.Penulis dapat mengembangkan pola pemahaman dan pengetahuan melalui sebuah tulisan tentang masalah yang seharusnya diangkat dalam bentuk karya tulis ilmiah tentang pembangunan desa.6.Sebagai bahan informasi kepada Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, agar menetapkan kebijakan dalam perencanaan pembangunan dapat diwujudkan sebagai langkah pencapaian dari visi penyelengaraan pembangunan Daerah tertinggal diIndonesia termasuk Papua.C. Tujuan PenulisanBerdasarkan penjelasan pada latar-belakang tersebut diatas bahwa pengembangan daerah tertinggal di papua lebih kearah pembangunan dan pertumbuhan ditingkat desa, dapat bertumbuh sejahtera dan maju sebagaimana sesuai dengan cita-cita dan harapan masyarakat agar dapat menikmati sentuhan pembangunan seperti yang tertuangdalam tujuan pembangunan Nasional yaitu membangun manusia Indonesia seutuhnya dalam rangka meningkatkan kehidupan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil danmakmur berdasarkan pnacasila dan Undang-undang 1945, sebagai landasan atas penyelenggaraan pembangunan di Indonesia, bahwa kondisi pembangunan desa

di Papua dapat dipengaruhi oleh berbagai fenomena yag mengarah pada hal-hal yang dapat menghambat proses perencanaan, sehingga upaya yang digalang pun tidak dapat memberi dampak terhadap pertumbuhan dan kesejahteraan desa di Papua, maka tujuan dari pada penulisan Karya Tulis ini adalah :1.Hasil kajian dan penulisan ini dapat memberi penjelasan tentang kondisipembangunan desa kepada pemerintah dan masyarakat agar secara bersama-sama ikutmendorong program pembangunan desa melalui peran partisipasi guna mewujudkan tujuan pembangunan dari pada desa, agar dapat meningkatkan program pemberdayaan masyarakat dan pola pengembangan desa yang bertumbuh sejahtera.2.Membangun tingkat pemahaman dan pengetahuan kepada masyarakat agar dengan sendirinya dapat memperbaiki dan menata kehidupan yang lebih maju serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang sejahtera, demokrasi dan mandiri.3.Hasil kajian ini dapat mendukung terhadap proses pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal bagi Indonesia dan lebih khusus pemberdayaan Desa/kampung di papua melalui impementasi otonomi khusus.4.Hasil kajian ini mendorong agar, setiap insan memiliki beban moriil untuk dapat berpartisipasi langsung dalam rangka memperjuangkan dan memajukkan papuamenjadi maju dan bersaing sama seperti daerah lain di Indonesia, baik dibdang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia, kesejahteraan ekonomi kerakyatan

, sosial budaya, kesehatan, pembangunan infrastruktur, politik hukum dan Ham serta berbagai bidang strategis lain yang berkaitan langsung kepada masyarakat desa.5.Mengarahkan masyarakat memahami pentingnya dampak dari

sebuah trobosan pembangunan di daerah tertinggal, agar dalam implementasinya masyarakat dapat menciptakan pola perencanaan lapangan kerja yang matang dengan memiliki sasaran yang tepat sesuai visi pembangunan.6.Dapat membangun hubungan kontak sosial dengan pihak luar dan seluruh komponen bangsa, agar adanya dukungan moriil untuk memperjuangkan daerah dalam rangka mendapatkan perlakuan yang sama seperti daerah lain di Indonesia.7.Dapat membangun rasa nasionalisme, sebagai warga negara yang baik mempunyai hak mendapatkan jaminan kepastian terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan kesejahteraan.8.Meningkatkan pelayanan yang terfokus kepada masyarakat desa.9.Mendorong pemerintah agar membangun sistem kerja yang sistematis dan menetapkan kebijakan sesuai dengan program-program prioritas di Indonesia bagi daerah-daerah tertinggal.D. Manfaat PenulisanPenulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis pembagunan daerah tertinggal dengan topik MENUJU DESA TUMBUH SEJAHTERA benar-benar memberi manfaat yang besar bagi penulis itu sendiri, masyarakat maupun pemerintah melalui sebuah masalah yang diangkat dan melakukan kajian dan menghimpunnya dalam bentuk karya tulis,perlu diketahui bahwa penulisan karya tulis ini dapat memberi manfaat sebagai berikut :1.Memiliki kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan mengkaji masalah secara efektif sebelum menulis karya tulis yang didukung dengan data dan bahan referensi kepustakaan yang relevansinya dengan topikyang akan dibahas.2.Penulis mampu mengembangkan tingkat pemikiran yang lebih matang untuk menyusun karya tulis tentang pembangunan daerah tertinggal, lebih terfokus pada pemberdayaan desa

menjadi tumbuh sejahtera dan maju.3.Penulis memperoleh informasi langsung melalui masyarakat maupun instansiterkait tentang masalah yang relevan dengan topik kajian ilmiah yang berhubungan dengan perkembangan desa-desa di papua.4.Penulis dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam mengorganisir, identifikasi dan mempresentasikan fakta secara jelas dan sistematis.5.Penulis akan memperoleh kepuasan intelektual dan pengembangannya6.Penulis turut memperluas cakrawala pengembangan konsep pembagunan desa kepada masyarakat di papua.7.Penulis dapat membantu pemerintah dalam hal menghimpun beberapa ide pokok melalui tulisan menjadi bahan kontribusi yang berfaedah.8.Berdasarkan dengan tulisan ini dapat mendorong masyarakat mengambil langkah-langkah konkrit untuk menetapkan apa yang menjadi sasarannya. E. Identifikasi Masalah BAB. II JUDUL BAB DAN TOPIK PEMBAHASANA. Judul Karya TulisJudul/Topik dari pada penulisan Kara Tulis Ilmiah yang diselenggarakan oleh Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal adalah MENUJU DESA TUMBUH SEJAHTERA ini adalah sebuah konsep pembangunan yang dicita-citakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai yaitu membangun manusia Indonesia seutuhnya dalam rangka ikut meningkatkan kehidupan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 menjadi landasan penyelenggaraan pembangunan Indonesia, maka itu topik penulisan ini merupakan sebuah perencanaan dari visi pembangunan yang lebih fokus kepada pembanguna daerah tertinggal di seluruh Indonesia.

B.Ruang Lingkup Penulisan Penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah tentang pembangunan daerah tertinggaldengan topiK disebutkan diatas bahwa kami tetap pada topic yang telah ditentukanoleh Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal yaitu MENUJU DESA TUMBUH SEJAHTERA namun ruang lingkup dari pada kajian dan penulisan karya tulis ini padapembangunan daerah tertingggal di papua terhadap rospek pemberdayaan desa di provinsi papua melalui implementasi otonomi khusus bagi papua, maka lingkup kajiannya adalah : 1.Pembangunan Desa di Daerah Tertinggal 2.Provinsi Papua sebagai obyek kajian dari pada penulisankarya tulis. 3.Implementasi pembangunan di Papua Beberapa lingkup kajian dimaksudkan diatas dapat membantu penulis untuk mempermudah proses penyusunan karya tulis agar benar-benar memahami sebuah fakta yang nantinya dijadikan sebagai acuan dalam rangka pengembangan konsep ilmiah dan kajiannya terfokus pada sasaran pembangunan.C.Pembatasan MasalahBerdasarkan ruang lingkup dari pada penulisan karya tulis diatas, maka pada bagian ini penulis dapat memberikan pembatasan masalah-masalah yang akan diangkat dalam tulisan ini meliputi :1.Penyelenggaraan Kebijakan Pembangunan Yang tidak Berpihak kepada masyarakat desa.2.Implementasi Otonomi Khusus yang selama ini tidak memberi dampak dan manfaat seluas-luasnya bagi pembanguan dan kemajuan desa di Papua secara menyeluruh.3.Kehidupan Keterbelakang, Kemiskinan, ketertinggalan

dan kebodohan menjadi indicator adanya perencanaan pembangunan bagi desa4.Masalah-masalah yang telah diabaikan dalam pembangunan bagi rakyat di papua. D.Sistemtaika Penulisan Untuk mempermudah proses pengakjian dan penulisan karya tulis. Maka sistematikapenulisan ini kami dapat disusun dengan sistematika sebagai berikut :BAB.I. PENDAHULUANA.Latar-belakangB.Maksud PenulisanC.Tujuan PenulisanD.Manfaat PenulisanE.Identifikasi MasalahBAB.II.RUANG LINGKUPA.Judul PenulisanB.Ruang Lingkup KajianC.Pembatasan MasalahD.Sistematika PenulisanE.Pemecahan MasalahBAB.III.POKOK PEMBAHASANA.Konsep Umum Menuju Desa Tumbuh SejahteraB.Perencanaan Pembangunan Bagi Desa di PapuaC.Kebijakan dan Implementasi PembangunanD.Gambaran UmumE.Otonomi Khusus dan Tantangan Dalam Pembangunan DesaF.Peningkatan Sumber dayaBAB.IV.ANALISIS KAJIANA.Analisis KajianB.MasalahC.Strategi Perencanaan DesaD.Presentasi Implementasi Pembangunan DesaBAB.V. PENUTUP

A.KesimpulanB.Saran-saranE.Pemecahan MasalahBAB.III.KONSEP PEMBANGUNAN MENUJU DESA TUMBUH SEJAHTERAA.Konsep Umum Menuju Desa Tumbuh SejahteraKonsep perencanaan pengembangan desa mencakup 5 dimensi sebagai pilarutama yaitu menyangkut tata ruang desa, perekonomian desa, sosial budaya desa,mitigasi bencana, lingkungan hidup.Tata ruang desa : rehabilitasi, rekonstruksidan pengembangan desa. Selain itu, juga mampu menampung pertumbuhan ruang di masa datang secara fleksibel dan mampu menampung kebutuhan perbaikan struktur tataruang desa melalui

konsolidasi lahan. Konsep ini sesuai dengan muatan PP no 2 tahun 2005.Perekonomian Desa : meningkatkan penghidupan masyarakat dan pembangunansarana ekonomi berbasis potensi lokal, pengembangan usaha mikro, kelembagaan ekonomi dikaitkan dengan sumber daya manusia.Sosial Budaya Desa : pembangunan pendidikan, sosial dan penguatan adat istiadat setempat dalam rangka pengembangan partisipasi masyarakat yang melibatkan segenap lapisan masyarakat, termasuk di dalamnya kelompok anak-anak pemuda dan wanita.Mitigasi bencana : penataan ruang desa dengan fungsi khusus yaitu mitigasi bencana, berupa pembangunan daerah daerah yang rawan bencana dan tempat tempat yang digunakan untuk penampungan evakuasiwarga ketika terjadi bencana.Lingkungan hidup : penataan lingkungan yang menjaga keseimbangan holistik antara kawasan budidaya dengan kawasan lindung dalam upaya menjaga kelestarian penghidupan sebagian besar masyarakat. Penataan dilakukanjuga terhadap pengelolaan di sektor pertanian, termasuk perkebunan, perikanan,kehutanan untuk meminimalisir ketidakseimbangan ekosistem.Desa di papua termasukdalam wilayah pengembangan yang diarahkan pada kawasan kerajinan kayu/meubel yang termasuk rawan gempa. Secara umum provinsi papua merupakan kawasan yang meliputi kawasan pertanian lahan basah, lahan kering dan peternakan dan Industri. Arah pengembangan / startegi desa di papua khususnhya kawasan yang ada di wilayah pantai dan pegunungan dikembangkan sesuai dengan potensi wilayah yang ada. Pengembangan industri kerajinan, pertanian basah, lahan kering dan lain-lain.Sesuai dengan Visi pembangunan daerah tertinggal adalah program pemberdayaan desa di papua, Sejahtera, Rukun dengan

mengedepankan Ilmu pengetahuan dan teknologi. Harapan masyarakat Desa bahwa ingin menuju desa yang ideal dan bertumbuh dengan mewujudkan masyarakat , hidup sejahtera, penuh kemajuan dengan dilandasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.Prinsip Participatory Rural Appraisal (PRA) merupakan filosofi dasar metode PRA. Prinsip ini memuat sikap dan pandangan kita tentang cara mengembangkan programpembangunan yang bercita-cita untuk mewujudkan masyarakat desa yang adil dan sejahteraPemberdayaan desa di papua, yaitu penguatan kemampuan yang telah ada dan pengalihan kemampuan baru kepada masyarakat. Penguatan masyarakat dilakukan dengan caramendorong mereka melaksanakan semua tahap kegiatan sebagai proses saling belajar dan ikut partisipasi dalam pembangunan desa di papua secara menyeluruh dan berkelanjutan.Mengutamakan yang terabaikan, yaitu memperhatikan kelompok masyarakat yang terpinggirkan seperti kelompok miskin, lemah terabaikan dan minoritas. Selain itu, juga berpihak kepada kelompok perempuan pada tingkat desa di papua yang paling sedikit mendapat kesempatan menjadi pelaku aktif pembangunan, dengan adanya sebuahdorongan, maka menciptakan inisiatif dalam menopang pembangunan yang sedang direncanakanMasyarakat sebagai pelaku utama dan pihak luar sebagai fasilitator, bahwa pihak

luar memfasilitasi dan saling bertukar pengalaman dengan masyarakat, bukan mengajari, mengambil alih, menyuruh dan mendominasi kegiatan. Peran pihak luar akan berkurang secara bertahap.Saling belajar dan memberi pengertian, menghagari perbedaan, bahwa semua pihak dapat saling

menyampaikan pengetahuan dan pengalamannya untuk mengkaji pemecahanmasalah yang tepat guna. mengakui nilai pengetahuan tradisional, dan pihak luarjuga terbuka untuk belajar dari cara masyarakat memecahkan masalah.Orientasi praktis, bahwa penerapan PRA bukan hanya untuk menggali informasi, melainkan juga untuk merancang program bersama yang ditekankan pada penguatan kemampuan swadaya masyarakat dalam pengembangan desa di papuaPada saat ini sulit menemukan ada desa di Indonesia yang dibangun secara terencana dan tertata dengan baik, pada umunya pembangunan dilaksanakan sesuai konsep pusat pemerintahan dengan departemen-departemennya. Kita tidak akan menemukan konsep pembangunan yang mengacu pada potensi desa yang didukung oleh penyediaan infrastruktur serta tahapan rencana yang jelas dan sistematis. Salah satupenyebab lambannya pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk desa di papua akibat tidak terencananya proses pembangunan berpihak. Kondisi keterhambatan pembangunan desa di papua akibat buruknya aspek planologis. Sekarang tugas kita merevisi dan menyusun strategi efektif membangun desa. pembangunan desa di papua sangat tidak sistematis. sistematika pembangunan seperti apa yang efektif bisa memacu pertumbuhan ekonomi dan penduduk dengan cepat, agar masyarakat terpacu untukberpartisipasi dalam proses pembangunan reformasi pemikiran di tingkat masyarakat desa serta para stakeholder desa mengenai "urgensi pembangunan desa secara terpadu, belum dirasakan hasilnya dan setelah desa selama puluhan tahun terbiasa dengan konsep top - down, intruksional, dan sejenisnya tidak dapat memberi arah yang jelas.Isu Pembangunan desa secara singkat tak jauh-jauh dari kewenangan,

perencanaan dan finansial, Perencanaan menjadi penting karena dari ke tiga isu tersebut, perencanaan adalah domainnya desa, sementara kewenangan dan finansial adalah keikhlasan daerah. Daerah yang maju adalah daerah yang mau membagi kewenanganitu, bukan dipelintir menjadi urusan seperti Permendagri 30/2006, bukan hanya cukup dengan ADD. Dan itu cocok dengan definisi desa sebagai kesatuan masyarakathukum artinya, desentralisasi tidak akan banyak memberi makna jika tidak diteruskan kewenangan yang ada sampai ketingkat desa. Pembangunan desa tidak hanya membutuhkan perencanaan yang baik tapi juga harus didukung oleh kebijaksanaan yang bijak dan pembuat kebijaksanaan yang faham bahwa desa adalah sub sistem. konsep top down dan instruksional memang telah mempersulit proses pembangunan desa secara terpadu, namun saat ini juga lebih dipersulit dengan mis interpretasi arti dari desentralisasi. Ada baiknya kita sederhanakan pemahaman tentang konsep pembangunan desa dengan memahami resources yang dimiliki oleh desa tersebut dan mempertimbangkan out put yang akan dapat menjadi sharing desa tersebut pada konsep pembangunan negara dan bangsa secara menyeluruh. Dan perencanaan harus disusun atasdasar pemahaman resources serta tujuan dari pembangunan tersebut , bukan mengacupada para pembuat kebijaksanaan yang tidak memahami unsur pembangunan desa secara integralB.Perencanaan Pembangunan Bagi Desa di PapuaDalam periodesasi pembangunan di Indonesia, pola pembangunan cenderung identik dengan nilai-nilai Pancasila yag mengajarkan kebersamaan, persatuan dan kesatuanbangsa serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tetapi nilai-nilai itu telah luntur sejak memalingkan kebijakan dan fokus perhatian dimana

pembangunan nasioanl dewasa ini leih mengarah kepada pembangunan infrastruktur dikawasanbarat Indonesia, dan kawasan Indonesia bagian timur terkesan terabaikan. Kalau nilai-nilai yang diajarkan pancasila tidak diimplementasikan, pasti akan menimbulkan persoalan yang serius bagi keutuhan bangsa ini, karena itulah orientasi pembangunan harus diubah, fokuskan pada pembangunan daeah tertinggal terutama di kawasan timur Indonesia, secara normative nilai-nilai pancasila adalah alat pemersatu bangsa, karena bangsa Indonesia terbangun dari berbagai suku, ras, etnis, agama dan sebagainya itu semua disatukan oleh nilai-nilai pancasila menjadi sebuahideologi Negara dalam rangka membangun Indonesia menjadi maju, sejahtera, adil d

an makmur.Untuk membangun Indonesia mulai dari sabang sampai merauke, dalam sebuah bingkaiBhineka Tunggal Ika, maka konsep pembangunan harus diubah, sekarang ini seharusnya mendorong orientasi pembangunan kedaerah-daerah tertinggal, dalam konteks kemajuan dan landasan pembangunan yang sama bagi pemerataan pembangunan di seluruhwilayah Negara kesatuan republic Indonesia, karena faktanya dibeberapa bagian tertentu masih tertinggal jauh dan kehidupannya miskin, seperti desa-desa di papua banyak daerah yang belum mendapatkan sentuhan aspek pembangunan, seharusnya fokus perhatian pemerintah daerah didaerah-daerah tertinggal ini menggenjot infrastruktur pembangunannya, baik pendidikann, kesejahteraan ekonomi masyarakat peningkatan terhadap pelayanan kesehatan(gizi) dan pengembangan ilmu pengetahuan danteknologi serta pembangunan di bidang komunikasi antar desa dan daerah.Jika ingin

mencermati tentang kondisi papua yang juga merupakan bagian dari Negara kesatuan republik Indonesia selama ini jelas ada ketidakadilan dalam pemerataan pembangunan dan demokrasi, sehingga kondisi ini berdampak pada maraknya gerakan-gerakan separatis yang bermunculan dimana-mana sering terjadi akibat ketidakpuasan terhadap implementasi pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesiadi papua,dan diresponi sebagai bukan solusi yang tepat, persoalannya kondisi rakyat papua tidak sepaham dengan kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang dijalankan selama ini selalu berdasarkan kepentingan politik dan kelompok tertentu tanpa melihat kepentingan rakyat. Sejatinya papua merupakan pulau yang kaya akan sumber daya alam (SDA), seharusnya dapat mensejahterakan rakyatnya dan hasil pemerataan pembanganunan dirasakan oleh seluruh masyarakat papua, sehingga dalam implemetasinya rakyat meyakini bahwa yang paling paham dan mengerti model pengelolaan kekayaan alam di papua dan Indonesia pada umumnya, melalu pemberdayaan kampung (Desa) oleh rakyat itu sendiri.Implemetasi otonomi khusus di papua, sejatinya itu adalah benar-benar atas tuntutan masyarakat dan perlu dihargai oleh setiap komponen dan dapat membangun komunikasi pembangunan yang jelas dan baik antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi papua bersama rakyat, dari segi filosofi kebangsaan, Papua adalah unsur terpenting dari negeri ini, sehingga mendapatkan perlakuan dalam hal pemerataan hasil pembangunan yang sama seperti daerah lain di Indonesia, sebuah harapanbahwa perhatian pemerintah terutama pembangunan desa di kawasan timur Indonesiajangan pernah membedakan dengan daerah lain, karena merasa ada ketimpangan pembangunan nasional yang dirasakan saat ini lihat saja

pembangunan infrastruktur desa dan daerah di papua belum terbangun sepenuhnya dan merata sehingga sangat sulit menghubungkan antar desa dan daerah yang satu dengan lainnya, apa lagi daerahpedesaan di papua sulit dijangkau hasil pembangunan menjadi salah satu tantangandan beban yang dapat mempersulit rakyat dengan leluasa membangun desa, karena tidak dapat didukung oleh sarana dan prasarana yang cukup memadai.C.Kebijakan dan Implementasi PembangunanMencermati kondisi desa di papua yang terbungkus rapi oleh keterbelakangan,ketertinggal, kemiskinan dan kobodohan menjadi sebuah indikator adanya pembangunan diharapkan suatu konsep atau landasan yang mampu merubah keadaan pada masa mendatang, pengangguran, isolasi daerah, keterbelangan, kemiskinan dan ketakberdayaan kehidupan masyarakat dibidang pembangunan infrastruktur, pendidikan, pengembangan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, peningkatan terhadap pelayanan kesehatan maysrakat serta penyediaan sarana dan prasarana pembangunan dan berbagai persoalan lainnya menjadi tantangan berat yang harus dikikis secara berlahan untuk mencapai tingkat perbaikan dan kemajuan desa.Disisi lain dalam program pengembangan desa dan kebijaksanaan pemerintah dalam menentukan kabijakan pembangunan berwenang merencanakan dan melaksanakan programpembangunan yang berkelanjutan melalui prakarsa yang dibangun berdasarkan tuntutan dinamika pembangunan, politik dan aspirasi yang berkembang ditengah-tengah masyarakat itu sendiri menjadi sebuah motivasi dalam rangka memberikan solusi bagipembangunan. Kemudian proses perencanaan secara berlahan namum pasti lahir gagasan baru dari setiap komponen bangsa menjadi kelompok atau individu yang kini dapat mengkristal dengan

sebutan konsep Desa Tumbuh Sejahtera, pencapaian sebuah implementasi dari konsep tersebut dapat dirasakan oleh berbagai kalangan mulai dar

i kalangan bawa (Kelompok Masyarakat ekonomi lemah/miskin), menengah dan atas (Kelompok pejabat/petinggi Negara) pasti bisah merasakan arti dari sebuah gagasanmenuju desa tumbuh sejahtera adalah merupakan fokus dari daerah tertinggal.Menyadari akan adanya suatu perubahan, mulai dari pelosok dusun, desa, kecamatanhingga kedaerah perkotaan mengharapkan sentuhan pembangunan yang berpihak langsung kepada rakyat dengan strategi pendekatan sosial budaya dan letak geografis yang menjadi sebuah ideologi pembangunan bagi desa dalam rangka ikut mendorong pertumbuhan dan kesejahteraan menuju desa tumbuh sejahtera, untuk mecapai konsep tersebut diatas, maka pola pemberdayaan desa perlu diterapkan langsung pada program pengembangan ekonomi kerakyatan mandiri dan produktif, membangun sarana transportasi, pendidikan dan pusat pelatihan masyarakat serta jaringan komunikasi antar desa sebagai jalur alternative, memberikan kesadaran akan kemampuan masyarakat dalam hal pengembangan potensi perikanan, perkebunan, kehutanan, pertanian danpeternakan menjadi program prioritas yang turut memberi dampak terhadap perbaikan kehidupan ekonomi masyarakat, serta meningkatan pola pendidikan masyarakat yang didukung dengan berbagai sarana dan prasarana yang cukup memadai semuanya inimenjadi program prioritas demi kemajuan desa mejadi maju sejahtera.D.Gambaran UmumSebelum penulis mengulas tentang perkembangan dan kemajuan desa di provinsi papua, lebih dahulu kami mencoba menjelaskan dan mendeskripsikan sebuah kondisi real bahwa

sejak dari puluhan tahun hingga kini provinsi papua menjadi bagiandari pada Negara kesatuan republik Indonesia (NKRI), namun papua termasuk salahsatu provinsi wilayah timur Indonesia masuk kedalam program pembangunan untuk percepatan daerah tertinggal, kementerian pembangunan daerah tertinggal. Jika menyimak bersama, maka papua memiliki wilayah yang sangat luas serta sumber daya alam (SDA) yang kaya raya seperti berbagai ikan-ikan air dan laut yang belum dikelola dengan baik, sumber daya alam yang ada di daratan yaitu hutannya lebat ditumbuhi berbagai jenis tanaman produktif, seperti tanaman anggrek hutan, berbagai jenis kayu, rotan dan buminya banyak mengandung berbagai jenis tambang tembaga, nikel, emas, uranium, batubara, besi, semen semuanya dapat digunakan untuk memberikan kehidupan masyarakat maju menuju tumbuh sejahtera di segala sektor kehidupan, semuanya dapat diimbangi dengan kuaitas sumber daya manusia (SDM) yang standar setaraf kemajuannya dengan Negara-negara maju, maka dalam waktu yang tidak terlalu lama rakyat papua dipastikan hidupnya menjadi maju, sejahtera dan mandiri,karena target pembangunan bagi desa menjadi tumbuh sejahtera, perlu adanya sistem perencanaan desa yang matang melalui kualitas sumber daya manusia yang handaluntuk menetapkan suatu tujuan perencanaan, peran serta masyarakat menjadi faktor terpenting dalam rangka ikut meningkatkan program pembangunan menuju desa tumbuh sejahtera. namum berdasarkan hasil kajian analisis bahwa sumber daya manusiaditingkat desa di daerah-daerah tertinggal, terluar dan terbelakang di Indonesiasaat ini belum memenuhi hingga mencapai standar dari proses pencapaian target pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas,

lmiah, inovatif, kreatif, inisiatif dan memiliki professionalisasi di berbagai bidang yang relevan menjadi daya dukung pembangunan dibidang-bidang tertentu terkait dengan prospek pengembangan desa yang bertumbuh sejahtera.Implementasi otonomi khusus dan program pemberdayaan masyarakat kampung(Desa) yang telah dicanangkan oleh pemerintah menjadi sakala prioritas dari sebuah strategi pengembangan untuk memajukkan desa di papua pada tahap perbaikan taraf hidup menuju kemandirian dan kesejahteraan yang, adil dan makmur, tetapi kondisi dari sebuah perencanaan tersebut diresponi secara lambat, maka pembangunan desa di papua saat ini tidak sedikitpun memberi dampak positif dari arah kebijakan pemerintah tentang pembangunan daerah tertinggal dan implementasi otonomi khusus di papua terfokus pada program pemberdayaan desa tidak berjalan sesuai dengantujuan yang hendak dicapainya, karena amanat otonomi khusus bagi papua harus memberi manfaat bagi pembangunan desa. Pembangunan desa di papua dilaksanakan secara berlahan, karena jumlah desa di papua lebih banyak dan hampir mencapai puluhan ribu jumlah penduduk warga desa, keberadaannya terpencar pada tingkat kabupaten, desa (Kampung), kecamatan, kota dan tingkat provinsi dengan jarak pencapaiannya sangat jauh dan sulit dijangkau, karena pendudukan papua lebih banyak adalah

masyarakat yang hidup didesa atau daerah-daerah isolasi adalah daerah dimana tidak dapat disentuh oleh pembangunan dan kehidupannya primitive dan terbelakang, sehingga masyarakat desa yang hidup di hutan dan pola kehidupannya masih telanjang dan tertutup selama ini tidak dapat

membangun kontak sosial dengan masyarakatluar.Pelaksanaan Agenda-agenda Pembangunan desa di daerah tertinggal menyadari bahwapembangunan desa bagi daerah-daerah tertinggal di provinsi papua bahkan pembangunan di Indonesia pada umumnya bukan persoalan sederhana, melainkan menjadi tanggung jawab pemerintah dan seluruh masyarakat, sehingga semua pihak ikut terlibatdalam proses perencanaan dan penyelenggaraan pembangunan bagi daerah tertinggaldan setiap komponen bangsa memposisikan dan menunjukkan dirinya sebagai subyek pembanguan, barulah cita-cita dan tujuan pembangunan nasional bagi pemberdayaan desa di papua yaitu, papua yang lebih aman, damai, adil dan sejahtera bisah tercapai bagi semua rakyat.Terkait dengan rencana pembangunan daerah tertinggal di papua menuju desa tumbuh sejahtera, maka peran pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan desa yang berbasis rakyat dan berkelanjutan, Tema karya tulis ini sangat relevan dengan tantangan pembangunan desa di papua yang menuntut ditemukan dan tetapkannya berbagai inovasi dan trobosan baru dalam rangka mempercepat terciptanya cita-cita pembangunan desa di papua yang sangat ideal.Dalam upaya membangun sebuah penerapan strategi dan pola perencanaan pembangunan desa guna mewujudkan dan mengimplementasikan sejumlah trobosan pentingbagi pembangunan papua yang lebih terfokus pada program pembangunan daerah tertinggal denan sasaran pada pemberdayaan desa (kampung), agar bagaimana rakyat papua di desa-desa yang selama ini hidup miskin, agar dalam waktu yang singkat dapatmemberikan sebuah perubahan arah kebijakan pembangunan yang berpihak kepada masyarakat melalui program pemberdayaan desa, dimana pola penerapannya dapat memperbaiki kehidupan dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat desa menjadi lebih maju dan sejahtera.Sebuah filosofi dasar pembangunan desa adalah sebenarnya pembangunan manusia secara utuh melalui berbagai trobosan dan program yang dikerjakan atas namarakyat bagi daerah-daerah tertinggal guna meningkatkan kesejahteraan bagi kelompok-kelompok masyarakat desa serta mengangkat martabat dan memberi manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat yang ada di desa, terutama rakyat yang hidup terpencar didaerah-daerah isolir di papua. Pemerintah papua berupaya untuk mewujudkan pembangunan yang berbasis masyarakat dan berkelanjutan melalui program pembangunan daerah tertinggal bagi desa, konsistensi pelaksanaan 4 (Empat) agenda pokok, yaituPertama : menata kembali pemerintahan daerah dalam rangka membangun tata kelolapemerintahan bersih dan berwibawa (Good Government) pada semua jajaran dan tingkatan, melalui penataan pemerintahan daerah, sekaligus dilakukan penataan tata kehidupan politik dan kemasyarakatan yang demokratis, dewasa dan bertumbuh sejahtera berdasarkan undang-undang No.21 tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi pembangunan di papua, kemudian agenda utama, Kedua, yaitu: membangun tanah papua yangdamai sejahtera, serta menuju perbaikan kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa yang adil dan merata bagi semua, dengan suatu titik berat perhatian harus diberikan kepada rakyat yang hidup didaerah pedesaan dan daerah-daerah terpencil serta rakyat miskin yang ada di daerah perkotaan, sedangkan agenda utama Ketiga adalah membangun tanah papua yang aman dan damai, serta dapat mendorong rakyat desa agar setiap komponen masyarakat ikut serta memelihara dan menikmati suasana yang aman, damai, penuh disiplin dan taat kepada hukum serta menjunjung

tinggi hak-hak azasi mausia (HAM) dan agenda utama Keempat adalah meningkatkan dan mempercepat prasarana dasar (Infrastruktur) diseluruh tanah papua yangterdiri dari prasarana perhubungan /transportasi dalam rangka membangun jaringan transportasi terpadu (Darat, Laut dan udara), ketersediaan air bersih, ketersediaan energi dan sistem jaringan komunikasi yang cukup memadai untuk dapat berkomunikasi langsung kedaerah-daerah yang sulit terjangkau.Perhatian yang sungguh-sungguh dan trus-menerus diberikan dalam melaksanakan agenda pembangunan desa tumbuh sejahtera telah mengembangkan konsep peningkatan mutu pelanan kesehatan menyiapkan dana pembiayaan pengobatan secara gratis,kualitas pendidikan di papua mulai dari perbaikan mutu dan cakupan pendidikan dasar, menengah hingga ke perguruan tinggi bagi mereka yang berprestasi tapi ekon

omi keluarga lemah dapat dibiayai oleh pemerintah, mengenai pembangunan desa(kampung) selalu diperbincangkan dalam form-forum diskusi atau berbagai kegiatan kajian tentang pelaksanaan program peningkatan kesejahteraan rakyat di desa-desa, maka Rencana Strategi Pembangunan Kampung (RESPEK) telah menjadi isu sentral yangmewarnai semangat hidup masyarakat papua untuk dibicarakan dalam rencana peyelenggaraan pembangunan disetiap tingkatan pemerintah di papua maupun hingga ke tingkat nasional, istilah ini semakin diperdebat di berbagai kalangan, bahkan fokuspembangunan desa-desa juga diadopsi oleh beberapa kepala daerah di Indonesia, fakta ini menunjukkan bahwa semua pihak memberikan sambutan hangat dan dukungan sungguh-sungguh kepada pemerintah tentang program pembanguan desa di papua. Pemberdayaan desa (Kampung) adalah

strategi pembangunan yang tepat sasaran, karena selama ini pembangunan di papua maupun di Indonesia pada umumnya sangat kurang dirasakan oleh masyarakat desa (Kampung) dan kelompok masyarakat di desa itu seolah-olah dijadikan sebagai obyek dari proyek-proyek pemerintah, fakta mengabaikan rakyat didesa/ kampung-kampung sama dengan memperlebar jurang antara kelompok yang kaya dan yang miskin, sedangkan kondisi di papua sebagian besar rakyat papua bermukim di kampung-kampung yang terpencar jauh-jauh dari kota sehingga sebuah paradigma yang di presentasikan di kalangan publik bahwa pelaksanaan pembangunan desa (Kampung) identik dengan pelaksanaan OTSUS papua, yaitu melakukan semua upaya untuk meningkatkan orang-orang asli papua yang adil dan sejahtera .1.Kekayaan dan KesejateraanWilayah Provinsi Papua sangat besar dan bervariasi luas. Walaupun menyimpan sumber daya alam yang melimpah, pembangunan ekonominya menghadapi tantangan-tantangan luar biasa. Rintangan yang harus dihadapi bersifat fisik yaitu jarakyang sangat jauh dan sulit ditempuh, pegunungan yang curam, dataran rendah berawa-rawa, tanah yang rapuh, curah hujan musiman yang tinggi dan bersifat sosial yaitu kepadatan penduduk yang rendah dan fragmentasi kebudayaan yang ekstrim. Kurang dari 3 juta penduduk pribumi Papua menggunakan 250 bahasa yang berbeda, dan mempunyai kebudayaan yang unik, bahkan kadang-kadang saling memunculkan perbedaanpandangan di tingkat kelompok masyarakat desa di papua itu sendiri, berdasarkanletak geografis papua kaya akan sumber daya alam (SDA) tak-terbarukan.Sejauh ini, kandungan emas, tembaga, perak, minyak bumi, gas alam, dan batu bara telah ditemukan di Papua, tak ada yang meragukan bahwa akan lebih

banyak lagi kandunganSDA yang belum dikelola secara potensial. Papua memiliki hutan tropis terbesar ketiga yang tersisa di dunia setelah daerah aliran sungai Amazon dan hutan-hutandi Afrika tengah. Ketinggian tanah dan curah hujan yang sangat bervariasi menciptakan kondisi yang ideal bagi keragaman ekologi yang luar biasa. Selain itu, tutupan hutan di Papua sebagian besar masih utuh. Hampir separuh dari hutan yang tersisa di Indonesia berada di Papua. Lautan yang mengelilingi, khususnya di sebelah utara, juga memiliki keragaman spesies yang luar biasa berlimpah. Secara singkat, tanah Papua ini merupakan sebuah kantung biosfer yang unik, secara tradisional masyarakat pribumi yang ada di desa sangat menggantungkan hidupnya pada jenis tumbuhan dan hewan setempat, tetapi dengan dampak yang relative kecil terhadaplingkungan hidup. Karena sebagian besar hutannya terdiri dari pohon-pohon yangmemiliki nilai komersial tinggi, termasuk kayu cendana dan merbau, maka bisnis kehutanan komersial menarik minat yang cukup besar. Namun indikator pembangunan sumber daya manusia masih tetap rendah, meskipun dikelilingi oleh kekayaan mineral dan hutan, sebagian besar rakyat Papua yang ada di desa-desa masih tetap sangat miskin. Permintaan akan infrastruktur mencerminkan keinginan untuk mengubah kondisi ini. Di pedalaman Papua dan barang-barang yang masuk dari luar wilayah sangat mahal, karena biaya transportasi yang tinggi. Penduduk menginginkan pembangunan jalan agar biaya pengiriman barang yang selama ini semakin melambung tinggiakan menurun. Para pelaku bisnis lokal dan internasional juga menginginkan infrastruktur yang lebih baik agar dapat mengambil dan mengekspor kekayaan mineral tak-terbarukan dan kekayaan hutan tersebut.

Oleh karena itu, untuk Papua dan pembahasan mengenai pembangunan infrastruktur desa telah difokuskan pada transportasi, khususnya pembangunan jalan. Namun, pembangunan infrastruktur juga harus memb

antu masyarakat terpencil di desa untuk memperoleh akses pendidikan, perawatan kesehatan, air, sanitasi, tenaga listrik, dan teknologi komunikasi. Tingkat pendidikan rata-rata saat ini masih rendah dan kesehatan terancam oleh merebaknya malaria, penyakit infeksi lambung dan usus, serta HIV-AIDS. Pertumbuhan ekonomi diPapua selama ini terkonsentrasi pada beberapa tempat saja di mana interaksi antara tempat ini relatif sedikit. Kebanyakan konsentrasi ekonomi ini berada di daerah pesisir. Di wilayah pedalaman, seperti dataran tinggi yang bergunung-gunung,unit-unit ekonomi yang berinvestasi untuk masa depan Papua tidak dapat dibangundan telah diabaikan, namun kini mulai merasakan sentuhan pembangunan bagi desa hanya seperempat dari perencanaan yang sedang di jalankan sedikit memberi dampakbagi kehidupan. Saat ini, perkembangan desa di papua sedang berada di ambang perubahan yang sangat besar. Seperti halnya yang terjadi di bagian dunia lain yangkaya akan sumber daya tak-terbarukan, ada tekanan besar untuk mengonversi aset-aset ini menjadi pendapatan. Jika diambil dan dijual, setiap pohon, setiap ons emas dan setiap ton batu bara senilai dengan rumah baru, mobil, dan pesawat terbang. Infrastruktur yang lebih baik akan menurunkan biaya pengambilan dan transportasi, sehingga laba pengusaha penebangan kayu dan perusahaan pengambil sumber daya lainnya akan meningkat. Para calon investor yang akan membangun jalan dan

infrastruktur lainnya siap menjanjikan penghasilan besar,jika diizinkan untuk mengambil kekayaan hutan dan mineral. Penduduk Papua dan masyarakat Indonesia lainnya pun akan memperoleh sebagian dari penghasilan dari eksploitasi sumber daya tersebut. Prospek untuk mengonversi sumber daya ini denganuang dan pembangunan infrastuktur akan sulit untuk ditolak. Pertanyaannya adalah: apa dampak dari keuntungan jangka pendek yang diperoleh terhadap pembangunanjangka panjang? Tantangan paling dasar adalah bagaimana mengembangkan daerah tertinggal tersebut sehingga menciptakan kesempatan yang luas bagi generasi-generasi mendatang sekaligus bagi mereka yang dapat menikmati penghasilan langsung saatini dari pengambilan sumber-sumber daya tak-terbarukan tersebut.2.Pengembangan Potensi Sumber Daya AlamMasa depan pembangunan dan kemajuan desa di papua, dapat mempertimbangkan tiga aspek tantangan, yaitu kelangsungan ekonomi, lingkungan hidup dan budaya. Pembangunan desa berkelanjutan diartikan sebagai perubahan yang memungkinkan generasi mendatang untuk menikmati layanan ekonomi, lingkungan hidup dan budaya setidaknya setara dengan apa yang dinikmati oleh generasi sekarang. Suatu perubahan tidak bisa disebut berkelanjutan apabila kesempatan ekonomi, lingkungan hidup dan budayabagi generasi mendatang lebih kecil daripada yang dinikmati kelompok masyarakatdesa pada saat ini. Kemajuan tidak selalu dapat dicapai sepenuhnya, tetapi selalu harus dijadikan standar untuk mengukur perubahan dan perbaikan taraf hidup masyarakat menjadi maju bertumbuh sejahtera. Suatu strategi pembangunan desa di papua dapat dikatakan sukses dan berkelanjutan dibidang ekonomi turut bertumbuh kembang dikalangan kelompok masyarakat

hingga kepada beberapa dekade. Tanpa perencanaan, pengembangan sumber ekonomi kerakyatan akan mengalami siklus tumbuh maju,dan hanya meninggalkan kesempatan-kesempatan yang sudah merosot. Apa yang seharusnya dilakukan oleh kelompok masyarakat papua yang ada di desa setelah menyerbutemuan emas tersebut? Ekploitasi sumber daya mineral mungkin dapat berlangsung hingga beberapa dekade. Selama periode ini, sangat penting untuk melakukan investasi yang menciptakan mata pencaharian setelah kandungan tersebut habis dikuras. Tambang Freeport di Papua adalah suatu studi kasus yang menarik dalam upaya investor swasta dan sektor publik untuk menciptakan pembangunan berkelanjutan dari suatu usaha kesejahteraan ekonomi. Hutan pada umumnya lebih cepat habis. Sebagai perbandingan, tambang atau kandungan hidrokarbon sebanyak beberapa ratus kilometer persegi dapat menciptakan penghasilan selama bertahun-tahun sebelum habis. Sedangkan, puluhan ribu kilometer persegi hutan dapat dibabat habis dalam jangka waktu satu generasi saja. Antara tahun 1982 hingga 2005, menurut Departemen Kehutanan Indonesia, sekitar 34 juta hektar hutan telah dibabat, dengan kata lain dalam jangka waktu 23 tahun ini, hutan Indonesia ditebangi dengan kecepatan 40 kilometer persegi per hari (kira-kira 30 km2/hari setelah tahun 2000). Hutan pada dasarnya bukan tak-terbarukan. Saat ini sudah ada teknologi kehutanan berkelanjutan, yang melibatkan eksploitasi selektif, penanaman kembali, dan pengelolaan aktif Click to learn more... <javascript:AdClicked(clickLineVarName1744444385);>

hutan-hutan yang masih ada. Sayangnya, teknologi kehutanan berdampak

rendah semacam itu terkadang disebut kehutanan berpenghasilan rendah, karena untuk jangka pendek, membabat habis hutan akan menciptakan penghasilan bersih yang jauh lebih besar daripada menggunakan teknik-teknik praktek berkelanjutan. Dalam sejarah belakangan ini, sebagian besar eksploitasi hutan ternyata tidak berkelanjutan. Kesalahan perencanaan, penyusunan program, dan pembuatan anggaran yang dipraktekkan saat ini terletak pada pemilihan proyek-proyek dengan tujuan menyebarkannya ke banyak kelompok masyarakat sekaligus, bukan berdasarkan kebutuhan dan permintaan transportasi. Pada pelaksanaannya, ini semakin diperparah karena dana disebarkan untuk membiayai banyak kontrak kecil yang terus bertambah secara bertahap, yang sering merupakan bagian dari rencana yang lebih besar uamg dapat merugikan rakyat.263.Air dan SanitasiDi Papua pada umumnya air melimpah, tetapi hanya sedikit rumah tangga yang menikmati fasilitas air pipa, dan tidak ada yang menikmati fasilitas air pipa yang layak diminum. Terbengkalainya pemeliharaan kapasitas terpasang merupakan masalahkronis, dan berhubungan dengan kegagalan menagih biaya penyediaan air kepada pengguna. Separuh dari air yang masuk ke dalam sistem tersebut hilang karena alasanteknis maupun administratif. Namun demikian, biaya untuk merehabilitasi sistemair pipa yang ada maupun untuk perluasan penyediaan air pipa sama sekali bukan merupakan penghalang yang terlalu besar. Investasi pada air bersih relatif berbiaya rendah. Pada tahun 2020 diharapkan penambahan 95.000 sambungan perkotaan dan261.000 sambungan kawasan kawasan desa (109.000 dari jumlah ini ada di datarantinggi), dalam rangka mencapai sasaran layanan air

minum pipa sebesar 80% untukperkotaan dan 60% untuk pedesaan. Total biaya untuk itu adalah sekitar US$ 250 juta (Rp 2,5 triliun). Untuk lebih jelas memahami biaya tersebut, jumlah ini kurang lebih sama dengan biaya yang disediakan bagi pembangunan desa. yang dibutuhkan untuk membangun 250 kilometer jalan yang bermutu, atau sekitar sepersepuluh dari total transfer yang diterima oleh pemerintah Papua dan dari pusat pada tahun2008. Kondisi infrastruktur sanitasi di Papua sangat memprihatinkan. Limbah padat dibuang di tempat yang bisa membahayakan air tanah dan kemungkinan besar limbah tersebut akan menyebar setelah hujan deras. Peraturan bangunan mengenai pembuangan limbah tidak ditegakkan. Sekarang kotoran tersebut dibuang tanpa diolah sehingga merembes ke dalam aliran air maupun air tanah, dan menyebarkan penyakit melalui aliran air tersebut. Di lokasi-lokasi lain, tidak ada layanan sanitasi. Investasi pada sanitasi lebih murah daripada investasi pada air bersih. Penyediaan air dan sanitasi harus dikelola dengan lebih baik. Lebih dramatis bila dibandingkan dengan infrastruktur lainnya, rintangan terhadap peningkatan infrastrukturair dan sanitasi bukanlah biaya ataupun teknologi.4.TelekomunikasiTelekomunikasi memberikan kesempatan untuk melakukan pembangunan dengan cara yang cepat. Investasi pada infrastruktur telekomunikasi menawarkan kesempatan untukmeloncat langsung memasuki beberapa teknologi terbaru di planet ini, yang akanmenghubungkan antara desa,dan daerah perkotaan secara intern maupun ke dunia luar dengan lebih baik. Kira-kira separuh dari penduduk yang ada di desa sekarang bisa mengakses jaringan telepon genggam, dan cakupannya sudah menjangkau semua pusat pemukiman penduduk desa.

Penggunaan internet juga meningkat, khususnya di daerah-daerah tertinggal yang dapat disentuh oleh pembangunan hingga ke desa-desayang ada di perkotaan di kawasan pantai maupun dataran tinggi. Akan tetapi, kendala terhadap perkembangan ini adalah biaya komputer dan pasokan listrik, serta terbatasnya kapasitas transmisi (satelit). Tantangan utamanya adalah untuk meningkatkan cakupan jaringan telekomunikasi serta daya dukung, atau lebar pitanya. Ini dapat dicapai melalui kombinasi kabel serat optik bawah laut ke kota-kota utama di daerah pantai Papua, hubungan serat optik atau hubungan gelombang mikro kewilayah pedalaman (dipasang pada tempat yang sama dengan jalan raya, saluran pipaatau kabel listrik bila cocok) dan ditingkatkannya penggunaan cara baru berupateknologi satelit yang lebih efektif dari segi biaya ke lokasi-lokasi terpencil.Lokasi yang terpencil dan desa-desa di papua dapat menggunakan sambungan sateli

t. Bahkan di beberapa bagian dataran tinggi di mana penduduknya terlalu sedikitatau medannya terlalu sulit sehingga tidak cukup alasan untuk membenarkan pemasangan sambungan gelombang mikro ke pantai, sambungan telepon dan sambungan komputer yang terbatas cukup memadai untuk menggunakan suplai listrik lokal dan teknologi satelit. Suplay tenaga surya/baterai digabung dengan satu antena satelit dapat menghubungkan hamper semua tempat yang tidak terjangkau, ke sistem telekomunikasi global dengan biaya modal sebesar US$ 12.500 (Rp 125 juta) per lokasi. Sekali lagi, untuk lebih jelas memahami jumlah ini, biaya perluasan lingkar Palapa di pantai utara dan pantai selatan Papua dan Papua Barat

senilai dengan biaya untuk membangun kira-kira 150 kilometer jalan yang bermutu, sedangkan biaya pengadaan sambungan telepon berbasis satelit untuk 1000 desa senilai dengan biaya untukmembangun kira-kira 125 kilometer jalan yang bermutu.E.Otonomi Khusus Dan TantanganOtonomi Khusus (OTSUS) dan Percepatan Pembangunan bagi desa di papua, mewadahi banyak keragaman budaya yang tumbuh di dalam masyarakat. Setiap keragamanbudaya yang tumbuh di tanah air terbentuk melalui proses sejarah yang sangat panjang.Berbagai suku, bahasa, agama, sosial budaya, dan adat istiadat tumbuh subur di pelosok Nusantara dari waktu ke waktu, dari masa ke masa. Berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan pada masa lalu yang menitikberatkan pada sistem terpusat (sentralistik) serta menggunakan pendekatan keamanan merupakan salah satu pemicu munculnya ketidakadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Di Papua, kondisi itu menjadi pemicu munculnya pergolakan di masyarakat yang ditampilkan dalam berbagai bentuk reaksi, antara lain, munculnya gerakan separatisyang ingin memisahkan diri dari NKRI. Presidium Dewan Papua, pada awal tahun 2002, menerbitkan sebuah buku karangan Yorrys Th. Raweyai, dengan judul Mengapa Papua Ingin Merdeka. Judul bukunya mengundang pertanyaan yang sama di banyak kalangan; mengapa Papua ingin merdeka? Pertanyaan itu lahir dari indikasi masih adanyagerakan di Papua yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Organisasi Papua Merdeka (OPM), bendera Bintang Kejora, dan semangat sebagian kaum muda Papua untuk memisahkan diri dari NKRI, masih belum padam.Untuk meredam keinginan sebagian rakyat Papua memisahkan diri dari NKRI serta gunamempercepat pembangunan di Papua dan

memperkecil kesenjangan, Pemerintah mulaimemberikan perhatian yang sungguhsungguh kepada Provinsi Papua agar dapat tumbuhdan berkembang sebagaimana wilayah lain di tanah air. Pada tahun 1999, Pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 19992 tentang Pemerintahan Daerah. Pengaturan dalam Undang-Undang ini memberikan kewenangan yang luas kepada daerahuntuk mengatur dan mengurus urusan rumah tangga sendiri. Namun, ruang yang disediakan oleh Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 itu dianggap masih belum mampu mengakomodasikan kekhasan budaya dan adat istiadat masyarakat Papua, baik dalam pengelolaan pemerintahan maupun pembangunan di wilayah Papua. Berbagai kalangan di Papua menuntut untuk mengembangkan kekhasan budayanya dalam konteks NKRI melaluikebijakan pada tingkat nasional yang bersifat khusus. Aspirasi dan tuntutan yangberkembang itu, kemudian direspon oleh pemerintah dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua. Otonomi khusus bagi Papua pada dasarnya adalah pemberian kewenangan yang lebihluas bagi Pemerintah Daerah Provinsi dan rakyat Papua untuk mengatur dan mengurus diri sendiri di dalam kerangka NKRI. Kewenangan yang lebih luas berarti pulatanggung jawab yang lebih besar bagi Pemerintah Daerah dan rakyat Papua untuk menyelenggarakan pemerintahan dan mengatur pemanfaatan kekayaan alam di Papua bagikesejahteraan dan kemakmuran rakyat Papua. Kebijakan otonomi Khusus merupakan suatu kebijakan yang bernilai strategis dalam rangka peningkatan pelayanan, akselerasi pembangunan, dan pemberdayaan seluruh rakyat di Provinsi Papua, terutama orang asli Papua yang ada diseluruh desa-desa hingga ke kota. melalui kebijakan

ini, diharapkan dapat mengurangi kesenjangan yang terjadi pada tingkat desa di Provinsi Papua dengan provinsi lainnya di tanah air, serta akan memberikan peluangbagi orang asli Papua untuk berkiprah di wilayahnya sebagai subjek sekaligus objek pembangunan. Kesenjangan ekonomi masyarakat Papua mempengaruhi watak dan pola hidup masyarakat setempat yang masih sederhana.Di sisi lain, tanah Papua merupakan bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sejak berabad-a

bad silam, memiliki kekhasan dalam tradisi, adat-istiadat, dan budaya masyarakatnya, serta memiliki lebih dari 250 bahasa daerah. Wilayah Papua sejak awal telahdidiami secara turun temurun oleh berbagai suku yang masing-masing memiliki keragaman budaya dan adat-istiadat yang khas.Di era reformasi, benih-benih disintegrasi dan gerakan separatis di Papua seakan mendapatkan momentum yang baik. Demikian pula, krisis multidimensional yang berlangsung tahun 1997-2000 merupakan situasi yang kondusif bagi gerakan separatis untuk menggulirkan gagasan kemerdekaan; melepaskan diri dari NKRI. Dari aspek pertahanan dan keamanan, meskipun menunjukkan penurunan kegiatan gerakan separatis di Papua, namun aktivitas gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) harus tetap diperjuangkan.1.Pemberlakuan Otonomi KhususSejak tahun 2001, diberlakukan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang OtonomiKhusus bagi Provinsi Papua. Kebijakan otonomi Khusus merupakan suatu kebijakanyang bernilai strategis dalam rangka peningkatan pelayanan, akselerasi pembangunan, dan pemberdayaan seluruh rakyat di Provinsi Papua, terutama orang asli Papua. Melalui kebijakan ini, diharapkan

dapat mengurangi kesenjangan di yang terjadidi papua dengan daerah lainnya di tanah air, serta akan memberikan peluang bagiorang asli Papua untuk berkiprah di wilayahnya sebagai subjek sekaligus objek pembangunan.Di Papua, hampir tujuh tahun telah diberlakukan Otonomi Khusus (2001-2008), namun kebijakan ini belum mampu diimplementasikan secara efektif dan masih terdapat kesenjangan dalam realitas. Pemberlakuan kebijakan ini belum memberikan perubahan yang signifikan terhadap pelaksanaan fungsi pemerintahan dalam halmelayani (service), membangun (development), dan memberdayakan (empowerment) masyarakat desa. Akibat belum berjalannya Otonomi Dalam pandangan Masyarakat Adat Papua pada evaluasi yang dilakukan terhadap implementasi kebijakan Otonomi KhususPapua bahwa Otonomi Khusus tidak memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat adat Papua. Sebagai konsekuensi dari penilaian ini, Dewan Adat Papua (DPA)pada bulan Agustus 2004 atas nama masyarakat adat, menyatakan menolak dan mengembalikan Otonomi Khusus Papua. Dalam penyelenggaraan pembangunan di Papua, pemberlakuan Otonomi Khusus yang telah berjalan selama sepeuluh tahun (2001-2010) belum dapat meningkatkan pemahaman yang sama terhadap proses pembangunan di Papua. Pembangunan di Papua masih berjalan ditempat. Belum banyak menunjukkan perubahanyang berarti dalam peningkatan pembangunan bagi desa dan daerah. Pemahaman konsepsi Wawasan Nusantara juga belum sepenuhnya difahami oleh seluruh elemen masyarakat desa. Terbukti, beberapa gerakan separatisme masih muncul, Padahal KebijakanOtonomi Khusus telah diberlakukan di Papua termasuk juga bagi pemberdayaan masyarakat yang ada di desa. Dengan demikian, perlu ditingkatkan hubungan sistemik

antara pemerintah dan pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan pembangunan desaguna mendukung Otonomi Khusus. Hal ini penting dilakukan mengingat pemberian Otonomi Khusus harus dievaluasi dan merubah kebiajaknnya ternyata sampai saat inibelum mampu meningkatkan kesejahteraan masayarakat desa menjadi maju.2. Permasalahan Strategik yang Belum TerpecahkanSalah satu alasan masyarakat Papua menuntut kemerdekaan dari Republik Indonesia karena selama puluhan tahun mereka diperlakukan tidak adil oleh Pemerintah Pusat, baik dalam kehidupan politik, ekonomi, hukum, dan hak asasi manusia.Masyarakat Papua merasa tidak mendapatkan hak-hak politiknya (political rights),tidak mendapatkan persamaan hak dan kewajibannya sebagai warga negara, tidak terlibat langsung dalam proses pembangunan, serta tidak mendapatkan keamanan dan ketentraman. Mereka juga merasa dianggap sebagai warga negara kelas dua, baik dalam proses pembangunan nasional secara keseluruhan maupun dalam proses pembangunan di daerahnya sendiri. Disinilah pentingnya Wawasan Nusantara dimana segenap komponen bangsa seiring, sejalan, harmoni, dan bersamasama membangun NKRI. Melaluipemahaman Wawasan Nusantara yang komprehensif integral, masyarakat Papua akan tetap menjadi bagian dari NKRI.Demikian pula, hasil pembangunan yang belum memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Papua selama puluhan tahun sangat mengecewakan masyarakat Papua. Ungkapan kekecewaan itu disalurkan dalam bentuk tuntutankemerdekaan atau memisahkan diri dari NKRI. Masyarakat Papua memiliki kesempatanuntuk menyampaikan aspirasi itu secara terbuka setelah pemerintahan Orde Baru j

atuh dan muncul era reformasi. Secara umum, permasalahan strategik di tanah Papua yang belum terpecahkan sampai saat ini, antara lain:a)Belum terbangunnya hubungan sistematik antara Pemerintah pusat, Pemerintah Daerah Provinsi Papua dalam menjalankan program otonomi khusus bagi pemberdayaan desa/kampung di Papua untuk mewujudkan desa mandiri, maju, dan sejahtera.b)Pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa di provinsi Papuabelum meningkat, akses pelayanan kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat desa sukar diperoleh dengan mudah.c)Sumber daya manusia di desa masih kurang dengan mimimnya anggota masyarakat terdidik.d)Infrastruktur yang tidak memadai sehingga tidak dapat menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat desa meningkat maju.e)Penyelenggaraan Pemerintahan dan Percepatan Pembangunan desa belum berjalan baik.f)Sumber kekayaan alam belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal bagisebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat yang ada di desa di Papua.g)Masih adanya gerakan separatis yang akan memisahkan Papua dari NKRI sehingga keutuhan NKRI tetap menjadi ancaman.3.Perubahan Terhadap Realitas KehidupanBerkembangnya demokrasi; penghormatan terhadap hak asasi manusia; perhatian terhadap peningkatan kesejahteraan, peningkatan ekonomi, pelayanan dasardan pembangunan infrastruktur; serta perhatian terhadap pentingnya pelestarianlingkungan hidup merupakan nilai-nilai universal yang membuka peluang bagi Indonesia menjadi negara yang demokratis yang menjunjung nilai-nilai Hak Asasi manusia, dan meningkatkan kesejahteraan bagi rakyat. Bagi masyarakat desa di papua, hal ini memberikan peluang yang sangat baik bagi peningkatan kesejahteraan, ekonomi, infrastruktur, dan

penegakkan HAM. Apalagi, Pemerintah telah mengambil kebijakan Otonomi Khusus bagi Percepatan Pembangunan desa di Papua pendekatan asimetris dilakukan untukmengakomodasikan perbedaan yang tajam antara Papua dengan daerah lainnya. Denganpendekatan kebijakan itu, kekhususan daerah dapat diakomodasikan tanpa harus menciptakan separatisme dalam bentuk pemisahan diri dari negara Indonesia. Dengandemikian, pendekatan desentralisasi di Papua pada hakikatnya tetap dimaksudkan untuk mencapai tujuan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah itu sendiri.Otonomi Khusus yang diberlakukan bagi Papua pada dasarnya adalah pemberian kewenangan yang lebih luas bagi Pemerintah Daerah dan rakyat Papua untuk mengatur danmengurus dirinya sendiri dalam kerangka NKRI.Secara garis besar, terdapat empat hal mendasar di dalam Undang-Undang Nomor 21Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua, yaitu:1.Pengaturan kewenangan antara Pemerintah (Pusat) dengan Pemerintah Provinsi Papua serta penerapan kewenangan itu di Papua yang dilakukan dengan kekhususan.2.Pengakuan dan penghormatan hak-hak dasar orang asli Papua serta pemberdayaannya secara strategis dan mendasar.3.Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, dengan bercirikan;a.Partisipasi rakyat sebesar-besarnya dalam perencanaan, pelaksanaan, danpengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pelaksanaan pembangunan melalui keikutsertaan para wakil adat, agama, dan kaum perempuan.b.Pelaksanaan pembangunan yang diarahkan sebesar-besarnya untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk asli Papua pada khususnya dan penduduk Papua pada umumnya.c.Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang transparandan bertanggung jawab kepada

masyarakat.4.Pembagian wewenang, tugas, dan tanggung jawab yang tegas dan jelas antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif serta Majelis Rakyat Papua (MRP) sebagai representasi kultural penduduk asli Papua yang diberikan kewenangan tertentu (Kausar, 2006:3).

Secara ideal, pemberian Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua dimaksudkan untuk mewujudkan keadilan, penegakkan supremasi hukum, penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia, percepatan pembangunan ekonomi, peningkatan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat Papua. Untuk itu Pemerintah telah mengambil langkah-langkah dan kebijakan yang berorientasi pada program pembangunan desa melalui kebijakan baru bagi Provinsi Papua. Kebijakan pembangunan desa di Papua saat ini dan di masa yang akan datang telah memiliki landasan hukum yang jelas berupa Undang-Undang Nomor 21Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua dan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2007 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua. Dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua,didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut:1.Bahwa cita-cita dan tujuan NKRI adalah membangun masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.2.Bahwa masyarakat Papua sebagai insan ciptaan Tuhan dan bagian dari umatmanusia yang beradab, menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia, nilai-nilai agama, demokrasi, hukum, dan nilai-nilai budaya yang hidup dalam masyarakat hukum adat, serta memiliki hak untuk menikmati hasil pembangunan secara wajar3.Bahwa sistem Pemerintahan NKRI menurut Undang-Undang Dasar 1945 mengakuidan

menghormati satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dalam undang-undang.4.Bahwa integrasi dalam wadah NKRI harus tetap dipertahankan dengan menghargai kesetaraan dan keragaman kehidupan sosial budaya masyarakat Papua melalui penerapan daerah Otonomi Khusus bagi pemberdayaan desa.5.Bahwa penduduk asli di Provinsi Papua adalah salah satu rumpun dari rasMelanesia yang merupakan bagian dari suku-suku bangsa di Indonesia yang memilikikeragaman kebudayaan, sejarah, adat-istiadat, dan bahasa sendiri.6.Bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di Provinsi Papua selama ini belum sepenuhnya memenuhi rasa keadilan, belum sepenuhnya memungkinkan tercapainya kesejahteraan rakyat, belum sepenuhnya mendukung terwujudnya penegakkan hukum, dan belum sepenuhnya menampakkan penghormatan terhadap HakAsasi Manusia di Provinsi Papua, khususnya masyarakat Papua.7.Bahwa pengelolaan dan pemanfaatan hasil kekayaan alam Provinsi Papua belum digunakan secara optimal untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat asli sehingga telah mengakibatkan terjadinya kesenjangan antara Provinsi Papua dan daerahlain serta merupakan pengabaian hak-hak dasar penduduk asli Papua8.Bahwa dalam rangka mengurangi kesenjangan antara Provinsi Papua dan Provinsi lain, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di Papua, serta memberikan kesempatan kepada penduduk asli Papua, diperlukan adanya kebijakan khusus dalam kerangka NKRI9.Bahwa pemberlakuan kebijakan khusus dimaksud didasarkan pada nilai-nilaidasar yang mencakup perlindungan dan penghargaan terhadap etika dan moral, hak-hak dasar penduduk asli, Hak Asasi Manusia, supremasi hukum, demokrasi, pluralisme, serta persamaan

kedudukan, hak, dan kewajiban sebagai warga Negara10.Bahwa telah lahir kesadaran baru di kalangan masyarakat Papua untuk memperjuangkan secara damai dan konstitusional pengakuan terhadap hak-hak dasar serta adanya tuntutan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan pelanggaran dan perlindungan Hak Asasi manusia penduduk asli Papua.11.Bahwa perkembangan situasi dan kondisi daerah Irian Jaya, khususnya menyangkut aspirasi masyarakat menghendaki pengembalian nama Irian Jaya menjadi Papua sebagaimana tertuang dalam Keputusan DPRD Provinsi Irian Jaya Nomor 7/DPRD/2000 tanggal 16 Agustus 2000 tentang pengembalian nama Irian Jaya menjadi Papua12.Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut pada huruf a, b, c, d, e, f, g, h, i,j, dan k dipandang perlu memberikan Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua yang ditetapkan dengan undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi.Beberapa instruksi Presiden untuk mempercepat pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat antara lain:

Pertama. mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas, fungsi,dan kewenangannya dalam rangka pelaksanaan percepatan pembangunan Provinsi PapuaKedua. melakukan pendekatan kebijakan baru bagi Provinsi Papua dalam hal pembangunan kampong atau desa di papua dengan prioritas sebagai berikut:1.Pemantapan ketahanan pangan dan pengurangan kemiskinan2.Peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan3.Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan4.Peningkatan infrastruktur dasar guna meningkatkan aksesibilitas di wilayah terpencil, pedalaman, dan perbatasan Negara5.Perlakuan khusus (affirmative action) bagi pengembangan kualitas sumberdaya manusia putra-putri asli Papua.Ketiga.

untuk mempercepat pembangunan Desa di Papua diperlukan upaya khusus melalui pembangunan infrastruktur transportasi yang dilaksanakan berdasarkan rencanaaksi yang disusun berdasarkan Rencana Induk Percepatan Pembangunan kampong/desa.Beberapa Skenario Kebijakan1.Di era otonomi daerah, Pembangunan Desa sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, pada hakikatnya adalah upaya terencana untuk meningkatkan kapasitas pemerintahan desa sehingga tercipta suatu kemampuan yang andal dan profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat desa, serta kemampuan untuk mengelola sumber daya ekonomi masyarakat secara berdaya guna dan berhasil guna untuk kemajuan perekonomian desa dan kesejahteraan masyarakat.2.Pembangunan desa di papua dilaksanakan melalui pengembangan otonomi daerah dan pengaturan sumber daya yang memberikan kesempatan bagi terwujudnya tata pemerintahan desa yang baik. Pembangunan daerah tertinggal bagi program pemberdayaan desa juga merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat di seluruh daerah-daerah terpencil sehingga tercipta suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakatuntuk menikmati kualitas kehidupan yang lebih baik, maju, tenteram, dan sekaligus memperluas pilihan yang dapat dilakukan masyarakat desa bagi peningkatan harkat, martabat, dan harga diri, sebagaimana yang diutamakan dalam pembangunan daerah di tanah Papua.3.Melalui pemberlakuan Otonomi Khusus, diharapkan masyarakat dan Pemerintah Daerah Provinsi Papua Kabupaten/Kota memiliki kewenangan yang sangat luas. Untuk mengatur segala sesuatu bagi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyat berdasarkan peraturan daerah yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang Otonomi Khusus. Melalui

kebijakan Otonomi Khusus, juga diharapkan penyelenggaraankerjasama dibidang ekonomi, perdagangan, investasi, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan terbuka lebar dengan pihak lain. Sumber keuangan, baik bantuan Otonomi Khusus dari Pemerintah Pusat maupun Pendapatan Asli Daerah akan menjadi lebih besar, termasuk di dalamnya pembagian keuangan menjadi 80 % untuk daerah berbanding 20 % untuk Pemerintah Pusat4.Pada tataran kebijakan politik, Pemerintah telah memberlakukan kebijakanyang berbeda terhadap pembangunan desa/kampung di Papua dibandingkan dengan provinsi lainnya. Melalui Undang-Undang Otonomi Khusus dan Instruksi Presiden tentang percepatan pembangunan provinsi Papua, maka pemerintah daerah dan masyarakatdesa harus mengamankan dan menjalankan kebijakan politik itu.5.Keragaman masyarakat dan budaya Indonesia termasuk Papua merupakan potensi kekayaan yang harus dioptimalkan sehingga terasa manfaatnya. Potensi itu diwujudkan menjadi kekuataan riil sehingga mampu menjawab berbagai tantangan yang ditunjukkan dengan melemahnya ketahanan budaya yang berimplikasi pada menurunnya kebanggaan nasional. Untuk itu, sinergi segenap komponen bangsa, terutama hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mendukung program otonomikhusus bagi pemberdayaan desa perlu terus dilakukan untuk mewujudkan tjuan pembanguan menuju desa tumbuh sejahtera, mandiri, maju, dan sejahtera.6.Beberapa skenario kebijakan yang dapat dilaksanakan secara sistemik anta

ra pemerintah daerah dan desa antara lain:a.Membangun hubungan sistemik antara Pemerintah desa dan Pemerintah DaerahPapua diperlukan untuk

meningkatkan kinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan publik dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pemerintah telah menetapkan prioritas pembangunan bagi penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa sebagaimana ditetapkan dalam RPJMN 2004-2009 melalui reformasi birokrasi seperti tertuang dalam RKP tahun 2008 dan tahun 2009. Tujuan akhirnya adalah terwujudnyapelayanan publik yang prima (cepat, tepat, murah, transparan, dan akuntabel) danpeningkatan kinerja birokrasi yang semakin baik.b.Tuntutan reformasi yang menghendaki pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean government), mewujudkan corak baru dalam era demokrasi, yakni penyelenggaraan negara dengan mengedepankan proses demokratisasi melalui pemberdayaan lembaga-lembaga swadaya masyarakat atau pemberdayaan lembaga adat dan MajelisRakyat Papua di Papua, civil society yang aktif, partnership pemerintah dan masyarakat, dan kemampuan menghadapi pluralisme.c.Pola good government esensinya adalah pemerintahan yang mengikutsertakansemua lapisan masyarakat desa dalam rancang pembangunan, transparan, dan bertanggung jawab, efektif dan adil, serta menjamin terlaksananya supremasi hukum. Good government juga harus dapat menjamin bahwa prioritas di bidang politik, sosial, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan didasarkan pada konsensus masyarakat; memperhatikan kepentingan rakyat banyak; mendukung visi strategis pemimpin; dan masyarakat yang mampu melihat jauh ke depan dari suatu pemerintahan yang baik danberorientasi pada pembangunan untuk semua (kelayakan sosial).d.Penyelenggara pemerintahan yang tangguh dapat mempercepat proses pembangunan desa di Papua sesuai dengan amanat Undang-Undang Otonomi Khusus bagi pemberdayaan desa dan Instruksi

Presiden mengenai Percepatan Pembangunan di Provinsi7.Meningkatkan Ekonomi dan Kesejahteraan RakyatUpaya mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dilakukan melalui dua strategi utama, yaitu melalui upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat serta peningkatan pemberdayaan dan peran serta masyarakat desa di papua dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Upaya penanggulangan kemiskinan desa terus ditingkatkan dan menjadi prioritas utama dalam rencana pembangunan desa. Program pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat desa telah memberikan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin di desa daerah-daerah terpencil di Papua. Beberapa program tersebut diantaranya adalah Program Pengembangan Desa (PPD), Program Penanggulangan Kemiskinan Pedesaan (P2KP),dan Pemberdayaan Masyarakat untuk Pembangunan Desa (PMPD). Pendudukmiskin di Papua pada umumnya tinggal di kawasan pedesaan, pegunungan tinggi, pedalaman, dan daerah-daerah terpencil. Perhatian yang besar terhadap masyarakat dikawasan seperti itu, akan membantu upaya menanggulangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pembangunan wilayah pedesaan, pedalaman, pegunungan, dan daerah terpencil terus didorong melalui penumbuhan kegiatan ekonomi pertanianyang memperkuat keterkaitan sektoral antara pertanian, dan jasa penunjangnya; peningkatan kapasitas dan keberdayaan masyarakat desa untuk dapat menangkap peluang pengembangan ekonomi, serta memperkuat kelembagaan dan modal sosial masyarakat desa yang antara lain berupa budaya gotong royong dan jaringan kerja sama.Pemerintah juga mendorong pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah di bidang usaha unggulan

daerah yang memiliki keterkaitan usaha ke depan (forward linkages)dan ke belakang (backward linkages) yang kuat; peningkatan ketersediaan infrastruktur desa dengan melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat (community based development) dalam pembangunan dan/atau pemeliharaannya, antara lain, pembangunan jaringan jalan pedesaan yang membuka keterisolasian, pembangunan jaringanlistrik perdesaan, serta penyediaan jaringan/sambungan telepon dan pelayanan pos, dan pusat informasi masyarakat (community access point).F.Peningkatan Sumber Daya ManusiaPeningkatan Kualitas sumber daya manusia di desa diperlukan untuk membangun sebagai modal dalam pembangunan desa di Papua ke depan. Sumber daya manusiatidak lepas dari peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan. Peningkatan pen

didikan di Papua diharapkan dapat meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi pendidikan, serta penuntasan pendidikanWajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Selain itu, ke depan warga masyarakat yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi harus ditambah dan diperluas jangkauannya hingga masyarakat pedesaan. Dalam bidang kesehatan, diperlukan peningkatan jumlah, jaringan, dan kualitas Puskesmas hingga ke wilayah pedesaan, pedalaman, pegunungan, dan daerah terpencil. Oleh karena itu, diperlukan penambahan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan, pengembangan jaminan kesehatan bagi penduduk miskin di desa, pengendalian dan pemberantasan penyakit menular, serta penanggulangan gizi buruk pada anak balita, dan ketersediaan obat generik.

Ketidaktersediaan infrastruktur yang memadai bagi pembangunan desa di Papua merupakan salah satu masalah yang menyebabkan pembangunan di Papua berjalan sangat lamban. Kondisi pelayanan infrastruktur, terutama infrastruktur transportasi baik jalan, jembatan, maupun kendaraan umumnya masih kurang. Sebagian besar penduduk yang tinggal di pedesaan, pedalaman, dan pegunungan tinggi harus menempuhjarak sejauh 6-10 kilometer ke pusat pemasaran hasil pertanian yang biasanya berada di kota kecamatan. Di desa lainnya, penduduk harus menempuh jarak lebih dari 10 kilometer dengan kondisi jalan yang memprihatinkan bahkan menembus hutan belantara dengan jalan kaki.Hal ini mengakibatkan rendahnya tingkat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat papua. Demikian pula penduduk yang tinggal di desa, pedalaman, pegunungan tinggi, dan daerah terpencil tidak memiliki akses terhadap pelayanan air bersih, perumahan yang layak, pendidikan, pelayanan kesehatan dan energi (listrik) masih belum merata, akibatnya tingkat kesehatan masyarakat sangatrentan. Sumber daya manusia lemah dan kehidupan keseharian masih jauh tertinggaldibandingkan masyarakat di daerah lainnya. Ketersediaan infrastruktur menjadi hal yang penting dalam upaya meningkatkan akses ekonomi masyarakat Papua dan meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat, terutama di wilayah pedesaan, pedalaman, pegunungan, dan daerah terpencil serta terisolasi. Aksesibilitas pelayanan transportasi menjadi sangat penting terutama pada penanganan sistem jaringan jalan yang masih belum terhubungkan ke desa-desa terisolir dan belum berkembang. Demikian pula sektor ketenagalistrikan, yang sangat diperlukan melalui pemanfaatanenergi non-BBM untuk pembangkit listrik

terutama energi terbarukan, antara lain,energi panas bumi, surya, mikro hidro, dan angin.BAB.IV. ANALISIS KAJIANA.Kajian AnalisisRancangan pembangunan masyarakat desa sejak lama ditengarai tidak dilandasi kebutuhan dasar dan kearifan lokal. Bahkan ada kecenderungan untuk menyeragamkan dan mengabaikan potensi besar yang dimiliki masyarakat di desa seperti semangat kesetiakawanan, gotong royong, dan kesukarelaan. Sebagai upaya untuk pengentasan kemiskinan di kawasan pedesaan, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal mendorong sebuah sistem untuk mendukung pembangunan desa di papua , agar merasakan manfaat dari sistem dukungan terpadu pembangunan di Desa. Pemerintah daerah provinsiPapua mereplikasi model ini ke seluruh desa di wilayahnya. Sejumlah peraturan daerah telah dikeluarkan sebagai bukti keseriusan pemerintah daerah provinsi Papua menerapkan model ini dalam program penanggulangan kemiskinan di pedesaan. Beberapa contoh adalah Peraturan Daerah No. 1 tahun 2002 tentang Sistem Dukungan Terpadu untuk Pemberdayaan Masyarakat Daerah.Ada tiga aras yang hendak dicapai oleh program Sisduk ini yaitu Pertama; mendorong kegiatan pembangunan desa yang partisipatif melalui metode pendampingan yangsesuai dengan karakteristik masyarakat di tiap desa;Kedua; mendorong perencanaandan penganggaran yang partisipatif guna membuka ruang bagi masyarakat dalam mengatasi kemiskinan; dan Ketiga; menyusun strategi pembangunan bersama sesuai situasi dan kondisi setempat.Potensi masyarakat desa yang terabaikan merupakan topik penting dalam mengatasikemiskinan. Kesalahan dalam menilai potensi masyarakat desa seringkali mendorongmereka ke dalam jurang kemiskinan ketimbang mengeluarkan mereka dari belenggu kemiskinan dan keterbelakangan.

Ketergantungan masyarakat terhadap bantuan dari pihak luar lahir dari berbagai program seperti Bantuan Langsung Tunai ataupun Ber

as untuk Orang Miskin. Program tersebut seolah telah cenderung tidak memperhitungkan kemampuan potensial masyarakat desa dengan memberi bantuan yang manfaatnyatidak memiliki efek jangka panjang bagi masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan, mengembangkan diri dan daya nalar mereka.Terpinggirkannya masyarakat desa dalam proses pembangunan bisa terjadi karena kuatnya asumsi bahwa masyarakat kurang memahami kebijakan perencanaan dan penganggaran. Masyarakat dianggap tidak memiliki keterampilan manajerial dalam mengatasimasalah dan harus selalu diatur karena mereka tidak berpendidikan. Hal ini jugadidukung dengan banyaknya waktu yang dibutuhkan mulai dari proses perencanaan (Musyawarah Perencanaan pembangunan Desa) hingga implementasi program pembangunanpedesaan dala rentan waktu yang cukup lama. Seringkali masyarakat kehilangan kesabaran karena usulan program pembangunan mereka menjadi terabaikan bahkan hilang dari alur proses perencanaan yang panjang dan berbelit.Sistem Dukungan Terpadu memberi jawaban yang lebih konkrit dan membuka ruang bagi masyarakat desa untuk berinisiatif melaksanakan kegiatan bersama dengan memobilisasi dan menggunakan sumberdaya desa yang ada tanpa menunggu persetujuan daripemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat desa. Setidaknya, pelaksanaan program ini yang didorong oleh semangat otonomi khusu, namun selama 10 tahuntelah mengorbankan rakyat serta adanya kendala dari tidak efektifnya program penanggulangan kemiskinan di desa yakni kurangnya

transparan dan ketidakadilan dalam proses evaluasi kebutuhan dan perencanaan anggaran pembangunan desa. Sistem Dukungan Terpadu menargetkan sistem administrasi daerah yang baik untuk menanggulangi kemiskinan di desa, dengan menyediakan pelayanan sanitasi, kesehatan, kesejahteraan, dan usaha rakyat dengan mengajak partisipasi aktif masyarakat desa. Masyarakat secara berkelompok menyusun rencana kegiatan dengan didampingi fasilitator dan melalui serangkaian peninjauan dari badan pemberdayaan kampung dapat menyusun rencana yang mudah (realistis), jelas, dan berskala kecil untuk diimplementasikan di tingkat desa.Dengan sistem ini, kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat desa dalam mengalokasi penggunaan sumber daya dan pengambilan keputusan tampak lebih jelas. Masyarakat merasa dihargai dan merasa bertanggung jawab atas sebagian biayadan kegiatan dari rencana yang diajukan oleh kelompoknya di tingkat desa. Partisipasi masyarakat dan keterbukaan Pemerintah Daerah dalam proses penganggaran kegiatan pembangunan terbukti dapat mengefektifkan upaya penanggulangan kemiskinan. Upaya penanggulangan kemiskinan dengan menerapkan sistem dukungan terpadu tidak hanya menyangkut aspek pembiayaan kegiatan tetapi juga dapat memperkuat pelembagaan modal social dalam masyarakat desa. Dengan demikian diharapkan berbagai kegiatan pembangunan desa dapat berkelanjutan dan mandiri. Jadi, Sistem Dukungan Terpadu harus direplikasi oleh Pemerintah Daerah provinsi papua merupakan programpemberdayaan masyarakat mandiri, jaminan akan keberlanjutan program penanggulangan kemiskinan dalam skema ini adalah terjadinya perubahan sikap mental para pamong desa, kecamatan dan pejabat

Pemerintah Daerah pada tingkat Kabupaten/provinsi untuk selalu membuka dialog dan menciptakan mekanisme koordinasi antara pihakyang terkait, termasuk sistem pelayanan kesehatan, pendidikan, dan penyediaan air bersih bagi kelompok masyarakat desa.B.MasalahBerdasarkan dengan pejelasan dari latar belakang dan pembahasan penulisan karya tulis ini, bahwa penulis mengulas tentang pembangunan daerah tertinggaldan program pemberdayaan desa di papua menjadi isu sentral dari berbagai masalahsosial dalam pembangunan seperti kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan ketertinggalan masyarakat desa menjadi hal yang perlu diangkat bersama, karena dengan mempertahankan pandangan yang tidak memberi dampak merupakan penghalang dalamproses pembangunan desa dapat berjalan secara lamban, hal senada juga disebabkan oleh beberapa fenomena mendasar yang berdampak pada kemajuan yang tidak bercermin sesuai tujuan penyelenggaraan pada akhirnya pembangunan bagi desa di papua tidak mencapai target yang diidamkan oleh masyarakat sepenuhnya.Pada kesempatan ini berdasarkan hasil kajian, maka penulis dapat mengidentifikasikan berbagai masalah-masalah yang harus disikapi bersama seluruh komponen masyarakat tentang realita kehidupan masyarakat desa di papua yang dapat mempengaruhi

terjadinya kesenjangan dan kecemburuan sosil dalam pembangunan selama ini, identifikasi masalah tersebut adalah :1.Pembangunan Basis Ekonomi MasyarakatMeningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran, serta tidak adanya tingkat kepedulian terhadap penanggulangan masalah kehidupan rakyat desa diabaikan hingga tidak dapat mengembangkan sektor-sektor

usaha ekonomi kerakyatan secara mandiri.2.Pembangunan Bidang Sosial kemasyarakatanMenurunnya kemampuan pemerintah dalam meningkatkan pelayanan sosial dasar ( Pendidikan dan pelatihan ketrampilan masyarakat, peningkatan terhadap pelayanan kesehatan dan gizi tidak tangani secara serius, sehingga angka kematian,kurang gizidan penderita penyakit semakin meningkat.3.Pembangunan Saran dan Prasarana Desa

Terbatasnya tingkat pelayanan jaringan transportasi antar daerah, desa dan kabupaten tidak tersedia dan terbangun, sehingga hasil bumi dan sumber pengelolaan potensi daerah tidak dapat didistribusikan untuk dipasarkan sebagai upaya pendapatan keluarga dan masyarakat.

Kapasitas pemerintah desa dalam pengaturan dan pengelolaan infrastruktur pembangunan tidak tersedia sejak dini.

Tidak tersedianya kapasitas dan ketersediaan sumber daya tenaga listrik, jaraingan telekomunikasi dan membangun pusat informasi tentang perkembangan desa dan program berkelanjutannya.4.Pembanguan Bidag Pengelolan Sumber Daya alam

Potensi Daerah dibidang pertanian, kehutanan, perikanan, perkebunan dan peternakan didesa menjadi salah satu potensi desa tidak dapat dikelola dan dikembangkanmelalui proyek-proyek kerja bersama bagi kemajuan daerah.

Meningkatnya masalah kelangkaan air bershi dan air minum

Terjadinya bencana alam, gempa, banjir dan longsor yang frekuensinya meningkat dan dampaknya semakin meluas terutama pada kawasan yang berfungsi lindung.

Alih fungsi lahan pertanian, perikanan, kehutanan, perkebunan, perikanan dan peternakan tidak dapat dimanfaatkan dengan baik demi keberlangsungan hidup bagi masyarakat desa.5.Pembanguan Bidang pembinaan kerukunan umat beragama

Tidak dapat memberikan pembinaan terhadap mutu peningkatan kualitas kerukunan umat beragama untuk hidup serasi dan seimbang dalam mengisi pembangunan.

Tidak dapat mendukung berbagai program pembinaan umat beragama dan menciptakan tindakan krimilitas terhadap umat beragama yang berstatus minoritas di Indonesia.

Tidak dapat mendukung proses pembangunan tempat-tempat beribadah yang sedang dibangunnya, dan selalu menghambat proses pembangunan dengan alasan tidak diizinkanuntuk membangunnya karena tidak memenuhi surat-surat dan persyaratan pedirian rumah-rumah ibadat. 6.Pengelolan keuangan Bagi pembangunan Desa

Penyaluran dana pembangunan bagi desa tidak dapat disalurkan secara

total hinggatingkat pengelolaan dan laporan bertanggung jawaban atas penggunaan keuangan bagi pembangunan daerah tidak memberikan penjelasan secara detail.

Penggunaan keuangan pembangunan bagi desa tidak dapat digunakan dengan baik sesuai fungsi dan tujuan pemakaiannya.

Pengelolaan keuangan desa tidak dapat dievaluasi secara berkala tetang kesuksesan, dan kemajuan dari program yang sedang dilaksanakan dalam pembangunan desa serta mengukur kinerja desa terhadap masalah-masalah keuangan.7.Pembangunan Penataan Tata Ruang Desaa.Tidak tersedianya kualitas permukiman rakyat yang memadai, dan masyarakat masih terus hidup di gubuk-gubuk dibawa pohon, sering menjadi Korban dari bencana alam ( banjir, longsor, tsunami, kekeringan, gempa ) dan lain-lain.b.Menurunya kualitas permukiman bagi warga desa yanga ada di perkotaan tid

ak terjamain sehingga selalu menggangu konsentrasi kehidupan masyarakat disebabkan oleh beberapa fenomena dasar yang sering terjadi yaitu ; Kemacetan, kawasan kumuh, banjir, kebakaran dan pencemaran lingkungan (Udara, air, suara dan sampah).c.Jumlah berpindahan penduduk dari desa ke kota semakin meningkatd.Rencana tata ruang belum sepenuhnya menjadi acuan dalam pemanfaatan ruang dan fokus hanya pada perencanaan.Permasalahan Khusus

Lemahnya daya saing masyarakat dalam pengembangan ekonomi.

Fokus pembangunan desa pada daerah tertinggal di papua belum ditangani secara terpadu antar sector dan antar pemerintah, masyarakat dan pihak swasta daerah atau dunia usaha.

Pemekaran daerah yang belum mampu dapat menyejahterakan masyarakat yang ada didesa.

Rendahnya proses pembangunan yang berbasis demokrasi.C.Strategi Perencanaan Desa1.VisiVisi pembangunan desa di papua merupakan cita-cita atau keinginan luhur yang ingin diperjuangkan oleh pemerintah dan masyarakat papua sebagai unsur penentu kebijakan dan partisipasi dalam rangka mewujudkan masa depan seluruh komponenmasyarakat papua menuju tumbuh sejahtera adil dan makmur, dilandasi dengan ideologi diatas, maka penyelenggaraan pembangunan desa di papua dirumuskan kedalam sebuah visi, yaitu Memperbaiki Taraf Hidup dan Membangun Desa yang berbasis masyarakat dan Berkelanjutan , Berdasarkan pancasila dan undang-undag Dasar 1945 sebagai satu-satunya azas Negara kesatuan republik Indonesia menjadi landasan atas penyelenggaraan dari tujuan pembangunan nasional bagi program pemberdayaan desa menuju tumbuh sejahtera. Sebagaimana visi yang telah dirumuskan diatas menjadi sumber inspirasi, motivasi, inovasi dan motorik bagi seluruh gerak langkah pemerintah dalam pengembangan program stateginya dapat mengeksresikan kinerja dan prosespencapaian suatu tujuan dari pada aktualisasi menuju desa tumbuh

sejahtera.2.MisiSejalan dengan harapan dan target pencapian visi pembangunan dimaksud diatas, maka pemerintah dapat mengemban dan menjalankan misi sebagai suatu upaya penyelenggaraan dari sebuah tanggung jawab dalam hal meningkatkan efektifitas pada fokusperencanaan desa untuk mendorong dan meningkatkan eksistensi kinerja desa dalamrangka menunjang berbagai program kerja ditingkat desa, maka misi yang harus dijalankan oleh desa-desa di papua adalah:3.Terciptanya stategi perencanaan yang terfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui upaya pelaksanaan program.4.Menetapkan system monitoring dan evaluasi pembangunan yang dilaksanakandan memberi dukungan informasi atas arah kebijakan.5.Terbangunnya system ekonomi rakyat dalam semangat demokrasi ekonomi, yaitu ; pengembangan system ekonomi rakyat6.Terwujudnya system sosial budaya dan politik yang menjamin adanya peranpartisipasi masyarakat dalam menegakkan kebenaran, keadilan serta memperhatikanhak-hak dasar masyarakat untuk mengangkat nilai-nilai demokrasi dan memberi semangat agar dapat berpatisipasi secara langsung terhadap program pembangunan yangsedang dicanangkan oleh pemerintah bagi desa.7.Dapat membangun kelompok kerja tani, nelayan, serta kelompok pengembangan ekonomi masyarakat untuk mengembangkan potensi desa sebagai sumber pemasukan bagi pembangunan dan kemajuan desa menuju sejahtera.8.Memfasilitasi kelompok masyarakat untuk membuka dialog dan musyawarah rakyat tentang perkembangan dan kemajuan desa agar dapat membentuk kelompok-kelompok kerja sosial dan goton royong, agar melalui perannya dapat memecahkan masalah-masalah sosial, ekonomi, politik dan pendidikan serta pembangunan infrastrukturdi desa yang selama ini

diabaikan menjadi sebuah pusat perhatian untuk membangun.

9.Menyelenggarakan berbagai program pemberdayaan desa dengan melibatkan masyarakat secara langsung menjadi subyek pembanguan desa.10.Menyelenggarakan berbagai program pelatihan dasar pengembangan ketrampilan bagi kelompok persatuan PKK, kelompok ekonomi produktif dan mandiri, kelompokusaha-usaha pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, peternakan serta pengembangan pendidikan buta huruf/ buta aksara, pendidikan dasar, menengah guna meningkatkan kemajuan sumber daya manusia yang berkualitas untuk memajukan desa menuju tumbuh sejahtera dan mandiri.11.Mengadakan kerja sama dengan pemerintah, LSM dan Lembaga pendidikan yangada di provinsi atau ditingkat kabupaten agar mendapatkan pembinaan terhadap pola perencanaan yang dinamis bagi peningkatan pendidikan di desa.12.Mengadakan berbagai kegiatan kajian yang relevan dengan fungsi masyarakat dan peran serta dalam pembangunan menjadi upaya dalam rangka menghimpun dan mengimplementasikan bentuk-bentuk karya pembangunan bagi kemajuan dan kesejahteraan desa, kegiatan kajian tersebut meliputi ; Penyuluhan, Seminar, (Workshop), Sarasehan, Ceramah, Dialog, Sosialisasi, Penelitian dan pengabdian, forum diskusi,pendidikan demokrasi politik, debat kandidat desa, lurah atau camat hasil darisemua bentuk kajian tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap arah perbaikandan kemajuan desa.Sebuah karakteristik dari pada pencapaian visi pembangunan desa daerah tertinggal di papua selanjutnya tingkat kemajuan dan keberhasilannya dapat diukur melalui:a)Terwujudnya mekanisme perencanaan dan pengembangan pembangunan

ang terstruktur dan terprogram sesuai kondisi yang relevansinya pada dukungan dan peran partisipasi obyektif, menjadi daya juang masyarakat untuk ikut mendorong proses pembangunan dapat berjalan sesuai target.b)Adanya kebijaksanaan pembangunan yang berpihak pada pemberdayaan dan pengembangan masyarakat berdasarkan sistem nilai dan potensi sumber daya yang telahdimiliki oleh masyarakat desa menjadi sebuah modal pembangunan bagi desa, dengan strategi pengembangannya dapat mengarahkan fokus kebijakan menuju desa tumbuhsejahtera, seharusnya dapat dipersiapkan secara baik dan terrencana agar dalam pembangunannya mencapai tujuan akhir yang dicita-citakan dapat terwujud menuju desa maju dan tumbuh sejahtera bersama seluruh warga masyarakat yang ada di papua.c)Melalui program dapat memperbaiki kembali nilai-nilai fundamental masyarakat yang selama ini telah di oposisikan oleh berbagai kalangan dan indikasinyakepada kepentingan politik dan individu dengan adanya keperpihakan ini dapat memperjuangkan kapasitas sebagai warga Negara dan kelopok terkecil didesa memberi ruang gerak dalam hal kebebasan berdemokrasi, mendapatkan kesejahteraan hidup menjadi sumber inspirasi bagi kehidupan, pengembangan sosial budaya dan serta kesiapan sumber daya manusia, semuanya mejadi prioritas dalam rangka meningkatkan pelayanan terpadu bagi desa dan memberi kelayakan ideal bagi kehidupan masyarakat yang bertumbuh sejahtera.d)Dapat menjalankan program desa dengan agenda-agenda yang telah ditetapkan bersama melalui musyawarah dan mengutamakan program prioritas yang layak diterima oleh masyarakat berdasarkan potensi-potensi srategi dijadikan sebagai tolakukur perencanaan desa.e)Program desa lebih dititikberatkan

pada program-program usaha mandiri dan produktif yang turut mendukung program yang strategis dalam rangka upaya meningkatkan desa yang lebih maju dan bertumbuh sejahtera.f)Memberikan pembinaan dan pelatihan ketrampilan kepada kelompok masyarakat melalui berbagai program pemberdayaan desa strategis dan dinamis sekaligus dapat mendorong rakyat agar menjadi pelaku ekonomi yang mandiri dan sukses, sehingga suatu desa tersebut dapat bertumbuh sejahtera disegala sektor pembangunan dankehidupannya menjadi layak.g)Membangun sistem memonitoring pembangunan desa dan evaluasi harus digelar agar dapat mengukur indikator kinerja dan tingkat pencapaian kemajuan desa dilakukan melalui pendekatan kontrol pembangunan.3.Tujuan Penyelenggaraan Pembangunan Desa

Konsep pembangunan yang diterapkan di Indonesia dalam rangka menuju desa tumbuh sejahtera, menjadi fokus perencanaan dari tujuan yang hendak dicapaibila dikaitkan dengan dengan inti dari sebuah tujuan pembangunan nasional Indonesia adalah Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya baik material maupun spiritual dalam rangka ikut mendorong pertumbuhan dan percepatan pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur, untuk mencapai hakekat dari pada pembangunan tersebut, terlebih dahulu memantapkan fokus perhatian dan konsentrasi ideal dari sebuah program, makasalah satu indikator pembangunan desa adalah semakinmeningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran, kelompo masyarakat kurang mampudalam hal kesejahteraan ekonomi rakyat serta kondisi papua yang selama ini belumterbangunnya sarana dan prasaran pembangunan (Jaringan komunikasi, moda transportasi, peningkatan

kualitas sumber daya manusia lebih rendah dari indikator tersebutselanjutnya dijadikan sebagai motivasi untuk membangun trobosan baru bagi pemberdayaan desa melalui peningkatan standar hidup masyarakat, baik pendapatannya, tingkat konsumsi pangan, sandang, papan dan pelayanan kesehatan pendidikan serta dapat menciptakan berbagai kondisi kehidupan masyarakat didesa bertumbuh sejahtera dan berkembang mandiri dengan dengan adanya kebebasan berdemokrasi.Bertolak dari penelasn diatas, penulis menyimpulkan beberapa hal menjadi tujuan umum dari pada penyelenggaraan pembangunan desa, yaitu anatara lain :1.Mewujudkan tujuan pembangunan nasional melalui program perbaikan dan strategi pengembangan desa.2.Dapat memperbaiki taraf hidup masyarakat sebagai upaya pendekatan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat desa yang maju bertumbuh sejahtera, demokrasi, inisiatif dan mengembangkan konsep kemandirian danproduktifitas yang ideal bagi prospek asa depan daerah.3.Dapat mendukung secara langsung terhadap proses pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi papua dalam proses berkelanjutan pembangunan desa diresponi sesuai acuan indikator bagi pembangunan.4.Peran Pembangunan DesaUntuk memajukan pembangunan suatu daerah menuju desa tumbuh sejahtera, adalah hal yang tidak mudah membalik telapak tangan, sebab realita perkembangan desa di seluruh Indonesia lebih banyak masuk pada kategori daerah tertinggal, karena seluruh desa yang ada di Indonesia hamper saja belum maju dan mendapatkan sentuhan pembangunan secara merata, sehingga proses pembangunan dan kemajuan desa maupun kehidupan ekonomi dan kesejahteraan

rakyat pun masuk dalam kategori tertinggal atau telah diabaikan, prosesnya direspon secara lamban, ada factor lain jugaikut mempengaruhi, factor kehidupan sosial budaya, adat istiadat (Kebiasaan) dan pandangan hidup yang tidak sejalan dengan penerapan makna pembangunan yang sesungguhnya dapat menghambat terjadinya suatu kehidupan yang tidak maju dan berkembang dalam menghadapi dinamika persaingan dalam pembangunan yang terjadi bersamaan dengan sebuah perubahan pada setiap lini-lini kehidupan terjadi perkembanganzaman ikut mempengaruhi pada tingkat kesiapan masyarakat yang ada di desa tidakmampu bersaing didalam menghadapi arus persaingan global yang lebih mengarah kepada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknonologi (IPTEK) serta profesionalisme untuk mengimbangi peradaban dunia yang semakin canggih menjadi sebuah ancaman berat bagi masyarakat desa yang ada di daerah-daerah tertinggal, terbelakang dan terluar menjadi beban moriil untuk dipersiapkan secara matang.Dalam rangka meresponi dinamika tersebut, perlu adanya strategi guna dan tepat sasaran dari program pembangunan yang lebih memfokuskan pada perecanaan dan perbaikan sebagai langkah inovatif dari kemajuan suatu desa, serta adanya kesiapan sumber daya manusia merupakan factor pendorong dalam proses pertumbuhan dan kemajuan bagi desa, harus dipersiapkan dan dibangun secara bertahap dan menyeluruh mulai dari pembangunan sumber daya manusia, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, pembangunan sarana dan prasarana menjadi program prioritas bagi warga desa.Pemangunan desa di seluruh daerah tertinggal harus dapat dijalankan dengan mengedepankan pada nilai-nilai kebersamaan, persatuan kesatuan dan peran partisipasi

sosial kemanusiaan merupakan bagian dari wujud dan bentuk dari pada sebuah ekspresi beban moriil dari setiap komponen bangsa yang indikasinya terfokus pada tingkat perbaikan dan kemajuan yang bersasaran langsung bagi desa, maka peran pemerintah masyarakat dan berbagai elemen turut mengambil bagian dalam pembangunan yang berciri masyarakat yang bertumbuh dan sejahtera menjadi unsure implementasi yang berpihak.Berdasarkan penjelasan pada bagian ini, bahwa terwujudnya pembangunan menuju desa tumbuh sejahtera, peningkatan kemajuan suatu desa dan kesuksesannya dapat diukur oleh peran yang dikembangkannya yaitu sebagai berikut :a.Pemerintah Desa berperan sebagai wujud presentatif pemerintah membangundesa melalui program-program pemberdayaan ang strategis dan prioritas demi perbaikan taraf hidup, kemajuan dan pembangunan desa.b.Pemerintah daerah, LSM dan komponen masyarakat menjadi subyek pembangunan ikut mendorong proses terjadinya pembangunan dan kemajuan suatu desa.c.Melalui peran serta seluruh komponen masyarakat, maka tujuan pembangunandapat tercapai sesuai apa yang menjadi harapan dan target.5.Sasaran Perencanaan DesaUntuk mencapai target perencanaan desa, maka fokus perhatian yang diinginkannya harus dapat menetapkan sasaran, dalam recana program kerja berdasarkan kondisi letak geografis dan sosial budaya adalah merupakan wahana terbaik untuk menetapkan langkah-langkah acuan dalam perencanaan strategi pembangunan, makasebuah latar belakang masalah realita merupakan motivasi konkrit dapat mendorong system perubahan sektoral melalui pola dan daya dukung yang berbasis masyarakat dengan sasran perencanaan pada :a.Peningkatan

pelayanan dibidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi masyarakat , kehidupan sosila budayab.Realita kemajuan desa di papua selama ini tidak dapat memberi titik kemajuan dan sangat lamban dalam meresponi pembangunan, sehingga selalu saja isu keterbelakang, kemiskinan dan ketertinggalan pemerataan pembangunan mengkristal semua lini kehidupan masyarakat menjadi indikasi obyektif.c.Sasaran pembangunan desa di daerah tertinggal dengan fokus pada :

Penataan struktur kelembagaan desa-desa di papua secara teratur dan responsibilitas yang berkelanjutan.

Mengembangkan pola pelayanan masyarakat yang bertumbuh kembang melalu upaya partisipasi konkrit dalam bidang-bidang pengelolaan sumber daya alam (SDA) ( Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, pengembangan ekonomi masyarakat, bidang pendidikan dan pelatihan ketrampilan terpadu yang sustainable dan berkelanjutan, serta turutmengembangkan pola pemasaran hasil usaha dan sumber potensi desa menjadi sumberpendapatan daerah untuk ikut mendorong pertumbuhan dan kemajuan desa di Indonesia.

Peningkatan terhadap pembangunan infrastruktur menjadi factor utama menentukan suatu desa menjadi maju.

Pemerintah sebagai sumber inspirator selayaknya turut menunjukkan prestasi dariperubahan yang terjadi dalam pembangunan desa.

Masyarakat menjadi subyek pembangunan bagi desa iut berpartisipasi dalam pembangunan6.Landasan Pembangunan DesaSeperti halnya tujuan pembangunan nasional yang lebih berorientasi padapengembangan dan kemajuan daerah bagi terciptanya tujuan kolektif, maka desa dipapua sepatutnya membuat suatu rancangan program pemberdayaan yang telah disusun dan akan dijabarkan dalam bidang-bidang pembangunan desa. Rancangan program pengembangan ini dibuat sebagai salah satu bahan acuan kegiatan desa yang diimplementasikan dengan mengutamakan prinsip-prinsip penyelenggaraan desa yang akan dilaksanakan berdasarkan amanat undang-undang no.21 tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi papua dan titik berat pada pemberdayaan desa.7.Goal (Target)

Untuk mencapai tujuan dari pembangunan dan kemajuan desa, maka setiapdesa dapat menempuh lewat tahapan-tahapan perencanaan dan penetapan target yangnantinya menjadi harapan akhir dari implementasi strategi, target tersebut dapat dicapai melalui upaya-upaya yang dilakukan bersama seluruh unsure kelompok masyarakat dan pemerintah agar perjuangan pembangunan dapat memberi dampak positifterhadap langkah-langkah strategis yang diambil bersamaan dengan keberhasilan yang dirahi oleh desa, suatu goal (Target) pencapaian dari sebuah desa dalah :a.menanamkan pemahaman pembangunan yang berbasis masyarakat, agar setiap anggota masyarakat desa dapat meresponi setiap kebijakan pemerintah dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pemberdayaan desa dinikmati oleh rakyat.b.Setiap unsur masyarakat dapat mengetahui visi pembangunan yang diterapkan bagi desa dan cocok untuk mengambil

bagian bersama.c.Program pemberdayaan desa membawah suatu perubahan terhadap peningkatandan perbaikan demi mencapai tujuan kesejahteraan hidup masyarakat di desa.d.Dapat mengangkat hargat dan martabat masyarakat desa dari keterbelakangan, kemiskinan dan ketertinggalan sebagai upaya perbaikan dan penanggulangan dalam rangka menuju desa tumbuh sejahtera.e.Keberadaan desa turut mendorong masyarakat agar berpatisipasi secara aktif terhadap proses perjuangan pembangunan daerah tertinggal yang sedang dan akanberlangsung di papua.8.MetodeDesa di papua dalam kemajuan dan perkembangannya, sangat tertinggal, karenamenjalankan fungsi pemerintahan dan programnya tidak sesuai dengan pedoman umumdan petunjuk pelaksanaan program pemberdayaan serta pembiayaan keuangan bagi desa tidak dapat dikelola dengan baik, dan hasilnya pun tidak dapat memberi manfaat yang seluas-luasnya bagi kehidupan masyarakat dan kemajuannya, namun strategipenyelenggaraan program pemberdayaan desa dalam rangka mecapai tujuannya membangun pendekatan langsung kepada masyarakat melalui jalur komunikasi dan koordinasibersama warga desa, maka metode yang harus dikembangkan bagi pembangunan pemberdayaan desa menuju tumbuh sejahtera dalah :a.Metode pendidikan dan pelatihan masyarakatb.Pembinaan dan pengembangan ekonomi makro dan mikro bagi mayarakat desa agar menjadi mandiri dalam hal mengembangkan konsep pengembangan dari pada usaha-usaha perekeonomian rakyat.c.Diskusi dan Musyawarah kelompok, untuk menetapkan langkah-langkah strategis bagi pengembangan desa.d.Pengkaderan dan pemberdayaan anggota masyarakat desa melalui fungsi keanggotaan di tingkat desa.e.Konsultasi dan Koordinasi langsung ditingkat

desa.f.Penelitian dan pengkajian di tingkat masyarakat.g.Sosialisasi pembangunanh.Penyuluhan, Seminar (Workshop) dll 9.Arah Pembangunan DesaProgram yang harus didesign bagi desa diarahkan untuk memperjuangkan masyarakatdesa di daerah tertinggal yang selama ini tidak mampu memperbaiki kehidupan yangpenuh dengan kemiskinan dan ketertinggalan, sehingga tidak dapat bersaing samadalam rangka memajukan kehidupan masyarakat untuk menjadi layak, seperti sebagian masyarakat di Indonesia yang berada pada sebuah peradaban, Diana semangat masyarakat dijadikan sebagai ideology pembangunan turut diperjuangkan semaksimal mungkin dan menjadikan desa untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan bagi daerahtertinggal.Dengan maksud tersebut diatas, maka arah kebijakan dea adalah prospek untuk memantapkan eksistensi dan kapasitas dalam pemerintahan kelompok masyarakat desa demi pembangunan pada semua tingkatan serta melalui perjuangan programnya dapat meningkatkan peran partisipasi masyarakat dalam mereposisi dan mengartikulasikan kehidupan pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, politik hukum dan Ham, pembinaan terhadap kualitas kerukunan umat beragama, pemberdayaan ekonomi, kehidupan sosial budaya bagi desa di papua sesuai dengan visi dan misi yang diembannya

10.KebijaksanaanUntuk dapat mengaktualisasikan secara nyata program-program pembangunan bagi desa di papua sesuai dengan arah dan sasarannya, maka ada 3 (Tiga) kebijaksanaan dapat mendukung program-program pemberdayaan desa, yaitu sebagai berikut :a.Penataan struktur dan pemantapan kelembagaan desab.Peningkatan akses dan

mengutamakan peran partisipasi masyarakat dalam pembangunan.c.Peningkatan peran partisipasi aktif dan berkesinambungan melalui program-program yang konkrit sesuai dengan daya dukung pemerintah dan masyarakat.Ketiga kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan desa dipapua ini dilaksanakanseiring dan saling bersinergi antara satu sama lainnya, untuk menjadikan desa sebagai pusat pembangunan dan pemerhati masyarakat dan sebagai factor penentu kebijakan pembangunan desa, selalu mendapatkan kepercayaan dari arah kebijakan desa, agar selalu mengutamakan kepentingan masyarakat umum.11. Upaya Pembiayaan Pembangunan DesaDalam rangka pembiayaan pembangunan, maka ada sejumlah komponen kunci dari RESPEK yang merupakan pengejawantahan strategi, yaitu; (1). Keterlibatan seluruh desatanpa terkecuali, (2). Penyediaan dan penyaluran block grant dari pemerintah untuk setiap desa, (3). Keterlibatan pendamping/Fasilitator, dan (4). Adanya knowledge Centre block grant atau dana tunai yang didistribusikan oleh pemerintah setiap ahun ke semua desa (Kampung) telah memeungkinkan rakyat desa benar-benar menjadi subyek dari pembangunan di masyarakat desa itu sendiri, artinya rakyat dapat mengelola sendiri bagi pembangunan desa, dengan memperhatikan block grant adalah alat pembelajaran yang harus dipelajari oleh seluruh rakyat didesa tentang pengelolaaan sumber daya keuangan sendiri, dengan pelaksanaan RESPEK, masyarakat mempraktekkan demokrasi pembangunan dalam arti yang sebenar-benarnya.Setiap tahun masyarakat desa di papua berkumpul untuk merencanakan, melaksanakandan mempertanggung jawabkan program-program pembangunan didesa yang dinilai tepat, produksi pertanian meningkat,

infrastruktur desa diperbaiki, fasilitas air bersih dibangun, secara bertahap kualitas perumahan didesa menjadi lebih baik semuanya dikerjakan sendiri dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat turut perlu memberikan apresiasi, karena upaya tersebut merupakan langkah perbaikan awal gunamenanggulangi tingkat kemiskinan dan ketertinggalan daerah, menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pengentasan kemiskinan.Pentingnya peranan pemerintahan desa, khususnya dalam konteks pelaksanaan RESPEK( Rencana Strategis Perancaan Kampung/Desa), maka pemerintah papua membentuk biro pmerintahan kampung agar melalui unit kerja dapat membangun kerja sama denganpemerintah kabupaten/kota memberikan perhatian yang sungguh-sungguh bagi pemberdayaan pemerintahan desa, demi menunjang program pembangunan desa (Kampung) makasecara bertahap seluruh desa di papua mulai memiliki anggaran pembangunan dan belanja kampung/desa (APBK/D) baik yang berasal dari block grant RESPEK yang dialokasikan oleh pemerintah, maupun dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber-sumber lain di desa.Menyadari bahwa tentu pasti masih banyak lagi yang harus dikerjakan didalam mewujudkan tata kelola pemerintahan desa yang baik dipapua dapat melaksanakan prinsip-prinsip efesiensi anggaran yang berorientasi pada pelaksanaan program yang benar-benar dibutuhkan oleh rakyat, selain persoalan kapasitas yang harus perlu dibenahi, prilaku koruptor juga masih ada di kalangan aparatur pemerintah yang dapat menggunakan kewenangan dalam hal keuangan yang seharusnya dapat digunakan bagipembangunan daerah/desa dan segera merealisasikan kepada setiap desa bagi pembangunan Kampung/Desa, namun sebuah indikasi dari penyalahgunaan

keuangan rakyat sebenarnya secara langsung dapat menghambat proses perencanaan pembangunan yang telah ditetapkan sebelumnya tidak dapat dilaksanakan dengan baik.

D.Presentasi Implementasi pembanguan desaUntuk mengethaui sejauh mana proses pembanguan desa berhasil melalui hasil dari sebuah upaya yang dilakukan bersama, maka seharusnya dapat memprsentasikan corak dan karakter dari pembangunan itu sendiri dapat memberi manfaat adalahdaya dukung dari proses pencapaian yang dirahi oleh desa, maka beberapa hal pokok dibawah menjadi acuan acuan dalam rangka memberikan simulasi pembanguan yangtelah, sedang dan akan dilaksanakan menjadi target utama dari sebuah sasaran hendak dicapai :1.Syarat-syarat Perencanaan DesaDalam rangka perencanaan pembanguan desa, maka perlu memperhatikan beberapa syarat adanya program pembangunan yang juga sekaligus menjadi tolak ukur untukmemiliki, mengetahui dan memperhitungkan, yaitu :a.Menetapkan tujuan akhir dari perencanaan pembanguan desa.b.Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkan cerminan pemilihan dan berbagai alernatif pembangunan yang dibangun.c.Menetapkan jangka waktu, untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan.d.Identifikasi masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat di desa.e.Pengalokasian, modal sumber daya manusia, potensi sumber daya alam, serta sumber daya keuangan yang digunakan untuk pembangunan desa.f. Penetapan kebijakan-kebijakan pelaksanaan pembanguan desa.g.Orang (Masyarakat), organisasi kemitraan, atau pemerintah dan badan pelaksananya.h.Mekanisme pemantauan, evaluasi dan pengawasan terhadap pembanguan desa.2.Fungsi

Perencanaan Pembangunan DesaAdapun, dalam perencanaannya, desa berfungsi sebagai :a.Penuntun arah kebijakan pembangunan desab.Minimalisasi ketidakkepastian masyarakat dalam pembangunan.c.Minimalisasi inefesiensi sumber dayad.Penetapan standard an kualitas pembangunan desa.3.Kegagalam Dalam PerencanaanMasalah kegagalan ini menjadi salah satu masalah yang sering terjadi dan membawadampak yang tidak memberi keuntungan bagi banyak orang seperti sebagaimana yangdiharapkannya, penyebab terjadinya kegagalan pada base perencanaan dan penyelenggaraan pembangunan desa ini terjadi akibat factor internal (Kelompok Masyarakat) tidak dapat meresponi kebijakan pemerintah tentang prospek pembangunan yang direncanakan, selain tidak tersedianya sumber daya, Tidak membangun akses perhubungan serta ada faktor eksternal juga ikut mempengaruhi, yaitu ; masalah kebijakanpemerintah yang tidak berpihak, dan tidak adanya dukungan financial, semua haldisebutkan diatas menjadi factor terjadinya kegagalan dalam sebuah perencanaan pembanguan desa.Selain dari berbagai persoalan mendasar disebutkan diatas, maka secara umum kegagalam yang terjadi dalam pembangunan yaitu :a.Penyusunan perencanaan desa tidak tepat, mungkin karena informasinya kurang lengkap.b.Metode perencanaan dan pola pemberdayaan desa belum dikuasai secara baik.c.Perencanaannya tidak realities sehingga tidak mungkin bisah terlaksana.d.Pengaruh politik terlalu besar sehingga pertimbangan-pertimbangan teknikperencanaan bagi pembangunan desa diabaikan.e.Perencanaan yang baik, tetapi pelaksanaannya tidak seperti seharusnya.f. Kegagalan terjai karena tidak ada kaitan perencanaan dengan pelaksananya.g.Aparat pelaksana tidak siap atau

berkompeten.h.Masyarakat tidak punya kesempatan berpartisipasi sehingga tidak mendukung.i. Perencanaan mengikuti paradigma yang ternyata sesuai dengan kondisi dan

perkembangan serta tidak dapat mengatasi masalah mendasar di daerah tertinggal.j. Tidak memberikan kesempatan berkembangnya prakarsa individu dan pengembangan kapasitas serta potensi masyarakat secara sepenuhnya.4.Sistem Perencanaan Yang BerhasilDalam proses perencanaan pembangunan desa perlu didoorng oleh beberapa petunjukdasar yang turut memberi gambaran secara umum pola pembangunan yang menuju sukses adalah :a.Sistem pembangunan yang mendorong berkembangnya mekanisme kemajuan dan peran serta masyarakat menjadi daya saing dalam rangka meningkatkan kemajuan desa.b.Dalam system perencanaan dan pengembangan desa, selayaknya menetapkan sasaran-sasaran secara garis besar, baik dibidang sosila budaya, ekonomi, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia semuanya menjadi isu sentral yang harusdiperjuangkan mencapai keberhasilan dalam pembangunan.5.Perencanaan Desa yang idealPerencanaan idelal dimaksud pada bagian ini adalah sebuah fakus perencanaan desa yang telah ditetapkan menjadi target berdasarkan pada konsep ideologyyang ideal dan fleksibel atas prinsip-prinsip utama yang harus diterapkan bagipembangunan desa menjadi terukur, yaitu :a.Prinsip PartisipatifMasyarakat yang akan memperoleh manfaat dari perencanaan pembangunan desa, harusturut serta dalam prosesnya.b.Prinsip BerkesinambunganPerencanaan tidak hanya berhenti pada satu tahap, tetapi harus erlanjut sehinggamenjamin adanya kemajuan terus-menerus dalam

kesejahteraan dan jangan sampai terjadi kemunduran dan kegagalan.c.Prinsip HolistikMasalah dalam perencanaan pembangunan desa di papua tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi (Sektor), tetapi harus dilihat dari berbagai aspek dan dalam keutuhan konsep pembangunan desa secara keseluruhan.d.Mengandung Sistem pembangunan yang dapat berkembang maju, tumbuh sejahtera.e.Pembangunan yang bersifat terbuka dan demokratis.6.Evaluasi PerencanaanUntuk menilai, proses pencapian dari sebuah pembanguan bagi desa, maka perlu mengadakan evaluasi ditingkat desa, kegiatan evaluasi diselenggarakan dengan maksud:a.Memberikan umpan balik terhadap berbagai kebijakan, program dan kegiatanb.Menjadikan kebijakan, program dan kegiatan untuk mempertanggung jawabkanpenggunaan dana publik di tingkat desa.c.Menentukan skala prioritas dan tingkat kemajuan serta mengatasi masalahuntuk mencari alternative dalam rangka melihat hasilnya.d.Membantu stakeholders belajar lebih banyak mengenai kebijakan program.7.Monitoring Perencanaan Pembangunan DesaSistem monitoring dilakukan demi pengawasan dan evaluasi program pembangunan desa tentang kegiatan rutin, mengumpulkan informasi hambatan, tantangan atau masalah melalui pendekatan control sosial dalam pembangunan untuk mengukur dan menuntun badan-badan pelaksana.8.Indikator KinerjaMerupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian dari pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, penampilan atau hasil karya, olehkarena itu indikator kinerja desa merupakan bentuk pelaksanaan yang multi dimensional sehingga cara mengukurnya sangat bervariasi tergantung pada banyaknya factor, untuk mengukur dan memperjelas tentang Apa (What), Bagaimana (How), Siapa (Who), dan Kapan

(When) suatu kegiatan dilaksanakan, melalui suatu tolak ukur sebuah analisis dan evaluasi kinerja program pembangunan desa, Indikator kinerja input juga dapat mengukur jumlah sumber daya seperti (Anggaran, SDM, Peralatan, Ma

terial) dan masukan lain yang dipergunakan untuk pelaksanaan program pembangunandesa.BAB. V. P E N U T U PSecara umum penulis telah mengemukakan beberapa realita kehidupan masyarakat dan kemajuan desa melalui proses pembangunan yang sedang dilaksanakan bersama pemerintah pemerintah dan masyarakat dalam rangka menciptakan papua yang lebih aman, damai, adil dan tumbuh sejahtera bagi bagi semua desa pasti masih jauh dari harapan yang harus perlu dikerjakan dan diperjuangkan tanpa berhenti, sedangkan yang diperluakan oleh masyarakat dalam pembangunan desa adalah konsistensi continuous improvement dan suatu perubahan yang terukur. Agenda-agenda pembangunan desa yang telah digemukakan pada bagian sebelumnya bahwa ada upaya-upaya yangdilakukan bersama demi kemajuan suatu desa harua dilakukan dengan konsisten danterukur serta dapat melihat hasil kerja keras di dalam mengembangkan konsep pembangunan yang berpihak kepada rakyat.Integritas Negara kesatuan Republik Indonesia di provinsi Papua hingga pada tingkat desa untuk menjadi lebih maju, dan dinamis akibat dari peningkatan kesejahteraan rakyat yang lebih baik dan bertumbuh sejahtera, yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya ruang gerak pembanguan desa bagi masyarakat oleh Negara kepada rakyat di papua, untuk melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga Negara turut ikut membangun desa sesuai

dnegan amanat undang-undang Republik Indonesia Nomor.21 tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi provinsi papua termasuk pemberdayaan kampung (Desa). Oleh karena itu upaya-upaya pembangunan desa yang berpihak dan membawah perubahan kearah pertumbuhan kesejahteraan yang sebesar-besarnya kepada rakyat di desa lebih pada daerah tertinggal dilakukan secara berkeadilan, merata dan demokratis harus dibangun menjadi sebuah momentum pembangunan desa dikerjakan dan terpelihara proses kelangsungannya.Betapa pentingnya memahami sebuah arti pembangunan bagi desa di papua, maka penulis dapat memberikan beberapa sajian utama yang sangat relevan dengan penulisan karya tulis ini untuk dapat dipahami dan mendapatkan manfaat, dari sebuah intisarai dari penulisan ini pada kesimpulan dan saran-saran berikut :A.KesimpulanSebagaimana hal-hal yang telah dijelaskan pada bagian penutup diatas ini, bahwaKonsep Menuju Desa Tumbuh Sejahtera bagi desa di daerah tertingal di seluruh Indonesia adalah menjadi sebuah bahan kontribusi acuan, dalam rangka turut memberikan hasil kontribusi kajian analisis terhadap perencanaan, daya dan upaya serta peran partisipasi masyarakat menjadi pola dasar yang harus di kembangkan demi kemajuan desa. Karena pegembangan desa merupakan langkah-langkah strategis yang dibangun oleh pemerintah tentang perbaikan ekonomi, sosial budaya, peningkatan kualitas sumber daya manusia, penatalayanan dibidang sarana dan prasarana serta penataan kelembagaan di tingkat desa adalah sebuah fakta menarik yang perlu digariskan kepada genasi penerus yang akan memegang peranan yang berciri pembangunan berkelanjutan.Pada bgian kesimpulan dari penulisan karya tulis ini, Penulis dapat menyusun

danmengembangkan pola pemahaman dan konsep ilmiah tentang prinsip-prinsip dari sebuah konsep pembangunan desa yang bertumbuh sejahtera, yang didukung oleh beberapa kajian analisa obyektif, yaitu :1.Latar Belakang2.Ruang Lingkup dan Topik pemabahasan3.Analisis Kajian4.Dan Rekomendasi Hasil PenulisanBerdasarkan beberapa point disebutkan diatas, maka penjelasan dari sebuah rangkuman dalam penulisan karya tulis ini, kami menyimpulkan beberapa kesimpulan menjadi sebuah intisari dari pada pokok kajian sebagai berikut :1.Hal-hal yang lebih utama dan penting adalah melalui kajian ini dapat memberi gambaran tentang kondisi nyata pembangunan desa di papua, agar melalui kontribusinya dapat menemukan solusi dalam rangka perbaikan dan kemajuan desa.

2.Kebijakan, dan perencanaan merupakan langkah-langkah strategi konkrit dari sebuah tujuan pembangunan menjadi nyata bagi kemajuan desa.3.Kesiapan sumber daya manusia, potensi sumber daya alam, ketersediaan lapangan kerja, penyediaan sarana dan prasarana serta dukungan financial menjadi sebuah factor pendukung terjadi kemajuan desa dalam pembangunan menuju desa tumbuhsejahtera.4.Hasil kontribusi kajian dan peran serta seluruh komponen melalui potensinya dapat mendukung pemerintah terhadap arah kebijakan pembangunan bagi desa.5.Sebuah dampak dari pembangunan dan kemajuannya, masyarakat yang ada di desa dapat bersaing sama dengan daerah lain dibidang pengembangan kualitas sumberdaya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih canggih,tersedianya system informasi pembangunan yang mutu dan

obyektif, sarana dan prasarana telah terpenuhi dan pelayanan-pelayanan disektoral lain semakin meningkatdan dapat teratasi berbagai masalah-masalah yang timbul di kalanan masyarakat.6.Penataan strukturisasi kelembagaan desa, sehingga dapat menjalankan fungsi pemerintahan desa bagi pembangunan berjalan baik dan menyeluruh.7.Membanguna system evaluasi an monitoring yang dilakukan guna menilai danmengukur tingkat kinerja desa dalam rangka membagun dan memajukkan desa serta proses kelanjutannya.8.Transparansi financial dan proses pembiayaannya dapat mensukseskan pembangunan dan memberi dampak positif bagi kemajuan desa.Seluruh komponen bangsa menjadi bagian penting yang telah melihat dan merasakanterhadap sebuah fakta pembangunan desa di papua dilakukan secara tidak adil danmerata selama dalam berpuluhan tahun yang silam, fakta ini menarik perhatian dari kita semua untuk menoleh kebelakang dan memandang sebuah sejarah keterbelakangan, ketertinggalan, kobodohan dan kemiskinan yang telah membungkusi kehidupan masyarakat desa di papua selama ini dan hak sebagai anak bangsa telah diabaikan, sehingga menjadi korban dari proses pembangunan itu sendiri, maka pada kesempatanini, mari bersama-sama menyatuhkan vvisi/misi dan persepsi serta mendukung sepenuh dengan segala potensi yang dimilikinya agar ikut berperan serta dalam pembangunan dan memberi respon terhadap arah kebijakan pembangunan yang sedang direncanakan bagi kemajuan papua, agar sebuah harapan pembangunan desa pada masa depanmenjadi nyata.B.Saran-saranSesuai dengan penjelasan dari pada penutup dan kesimpulan dalam penulisan karya tulis ini dengan sebuah topik MENUJU DESA TUMBUH SEJAHTERA guna menunjanglomba

penulisan Karya Tulis tingkat Nasinonal yang diselenggarakan oleh Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) , seharusnya kami dapat menyusun secara lengkap dan terinci, namun kami menulis dengan secara garis besar dan penuh kekurangan dari sebuah. Kami sadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis initerdapat berbagai kesalahan dan kekurangan dalam bentuk kata, kalimat dalam bentuk tulisan, data maupun fakta penuh kekurangan dari kesempurnaan, untuk itu dimohon kritik, saran (Masukan) dari berbagai pihak demi perbaikan dan kemajuan pembangunan desa di papua kedepan yang lebih maju.Pada kesempatan ini, saran penulis melalui hasil kajian dan penulisan karya tulis ini diharapkan kepada :1.Pemerintah pusat, Pemerintah daerah dan masyarakat agar dalam perencanaannya dapat mengarah kepada kebijakan yang bersifat segera memberi dampak pada percepatan dan pertumbuhan ekonomi rakyat.2.Untuk mempercepat proses pembangunan desa, maka diharapkan dukungan danpartisipasi langsung pada program.3.Mengharapkan kontribusi, ide, daya, dana dan upaya mendukung proses pembangunan bagi desa dapat berjalan sesuai tujuan yang hendak dicapai.Kiranya, Penulis memohon kritik dan saran demi kemajuan, agar secara ber

sama-sama mendukung program yang berpihak, dan masyarakat dapat menikmati hasilpembangunan yang dicita-citakan pada masa depan menjadi sebuah fakta yang membawa rakyat kepada kemajuan dan perbaikan.Jakarta, 09 NovemberPenulisKarya TulisWesley C.MirinDaftar KepustakaanDaftar Lampiran

KARYA TULIS ILMIAH PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document

Report this document?

Please tell us reason(s) for reporting this document

Spam or junk

Porn adult content

Hateful or offensive

If you are the copyright owner of this document and want to report it, please follow these directions <http://support.scribd.com/forums/33563/entries/22981> to submit a copyright infringement notice.

Report Cancel <javascript:void(0)>

This is a private document. </static/help?type=private>

Info and Rating

Reads: 2,239 Uploaded: 11/10/2010 Category: Research <http://www.scribd.com/explore/Research>>Science <http://www.scribd.com/explore/Research/Science> Rated: Copyright: Attribution Non-commercial Attribution_noncommercial <http://creativecommons.org/licenses/by-nc/3.0/>

My Article of Society Development

wesley c.mirin <http://www.scribd.com/tag/wesley%20c.mirin?l=69> wesley c.mirin <http://www.scribd.com/tag/wesley%20c.mirin?l=69> (fewer <#>) Follow </login> Wesley Mirin <http://www.scribd.com/wmirin> Wesley Mirin <http://www.scribd.com/wmirin>

Share & Embed

<http://www.facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F41838668%2FK ARYA-TULIS-ILMIAH-PEMBANGUNAN-DAERAHTERTINGGAL%23source%3Afacebook><http://twitter.com/home?source=scribd.com&status=Reading% 20%22KARYA%20TULIS%20ILMIAH%20PEMBANGUNAN%20DAERAH%20TERTINGGAL%22%20on%20Scri bd%20http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F41838668%20%23Readcast><http://www.google.c om/buzz/post?url=http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F41838668%2FKARYA-TULIS-ILMIAHPEMBANGUNAN-DAERAH-TERTINGGAL&message=My%20Article%20of%20Society%20Development> <#>

Related Documents

PreviousNext

1. 44 p. <http://www.scribd.com/doc/30475936/PENDEKATAN-TEORI> 63 p. <http://www.scribd.com/doc/59850058/Yasser-Bab-i> 8 p. <http://www.scribd.com/doc/57693789/jeffrry> 2. 134 p. <http://www.scribd.com/doc/66529164/Corat-Coret-Developmental-Ism-Pemerintah-OtonomiDaerah-Civil-Society> 36 p.

<http://www.scribd.com/doc/26306100/Kajian-Kebutuhan-Papua-Ringkasan-Temuan-DanPengaruh> 26 p. <http://www.scribd.com/doc/58531898/Analisi-Strategis-Desa-Rancakalong> 3. 229 p. <http://www.scribd.com/doc/55459781/Panduan-Penyusunan-RPJM-Desa> 229 p. <http://www.scribd.com/doc/55455694/RPJM-Desa-Berbasis-ian> 28 p. <http://www.scribd.com/doc/42619611/UTS-Mata-Kuliah-Sistem-Pemerintahan-Desa> 4. 5 p. <http://www.scribd.com/doc/56497754/MASALAH> 10 p. <http://www.scribd.com/doc/56290026/Model-Pembangunan-Desa-Terpadu> 17 p. <http://www.scribd.com/doc/45733168/Desa-adalah-suatu-sistem> 5. 14 p. <http://www.scribd.com/doc/62310500/bab-1a> 6 p. <http://www.scribd.com/doc/62882612/Pelembagaan-Partisipasi-Masyarakat-Desa-MelaluiPembangunan> 9 p. <http://www.scribd.com/doc/53084009/BAB-I>

6. 86 p. <http://www.scribd.com/doc/30476182/25/LKD-Lembaga-Ketahanan-Desa> 86 p. <http://www.scribd.com/doc/30476182/26/Lembaga-Adat> 86 p. <http://www.scribd.com/doc/30476182/PENDEKATAN-PEMBANGUNAN-DI-PROV-RIAU>

More from this user

PreviousNext

1. 36 p. <http://www.scribd.com/doc/41838668/KARYA-TULIS-ILMIAH-PEMBANGUNAN-DAERAHTERTINGGAL> 1 p. <http://www.scribd.com/doc/41838219/Untitled>

Recent Readcasters

Afiq Rafif Rabani Sukry <http://www.scribd.com/asukry> Ferry Kurniawan <http://www.scribd.com/ferryk_3> Hendra Hermawan <http://www.scribd.com/hendrah_11>

Add a Comment

Submit Characters: 400

Print This Document

High Quality

Open the downloaded document, and select print from the file menu (PDF reader required).

Download and Print You Must be Logged in to Download a Document

Use your Facebook login and see what your friends are reading and sharing.

Other login options

Login with Facebook <javascript:void(0);>Spinner_mac_white

Signup

I don't have a Facebook account

email address (required) create username (required) password (required) Send me the Scribd Newsletter, and occasional account related communications.

Sign Up Privacy policy </privacy> Spinner_mac_white You will receive email notifications regarding your account activity. You can manage these notifications in your account settings. We promise to respect your privacy.

Why Sign up?

1. 1. Discover and Connect With people of similar interests 2. 2. Publish Your Documents Quickly and easily 3. 3. Share Your Reading Interest On Scribd and social sites like Facebook and Twitter

Already have a Scribd account?

email address or username password Log In Spinner_trans_gray Trouble logging in? <javascript:void(0);>

Login Successful

Now bringing you back...

Spinner_large_mac_white Reset Your Password Back to Login <#>

Please enter your email address below to reset your password. We will send you an email with instructions on how to continue.

Email Address:

You need to provide a login for this account as well.

Login

Submit Spinner_mac_white

Upload a Document </upload-document> Search Documents <#>

* Follow Us! * scribd.com/scribd </scribd> * twitter.com/scribd <http://twitter.com/scribd> * facebook.com/scribd <http://www.facebook.com/pages/Scribd/6978454082>

* About </about> * Press </static/press> * Blog <http://blog.scribd.com/> * Partners </partners> * Scribd 101 </scribd101> * Web Stuff </webstuff> * Support <http://support.scribd.com> * FAQ </faq> * Developers / API </developers> * Jobs </jobs> * Terms </terms> * Copyright </copyright> * Privacy </privacy>

Copyright 2012 Scribd Inc.

Language: English <#> Choose the language in which you want to experience Scribd:

* English </language?destination=http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F41838668%2FKARYA-TULISILMIAH-PEMBANGUNAN-DAERAH-TERTINGGAL&id=en> * Espaol </language?destination=http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F41838668%2FKARYA-TULISILMIAH-PEMBANGUNAN-DAERAH-TERTINGGAL&id=es> * Portugus (Brasil) </language?destination=http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F41838668%2FKARYA-TULISILMIAH-PEMBANGUNAN-DAERAH-TERTINGGAL&id=pt>

scribd. scribd. [Upload Photo to Facebook] [Like] [Twitt] [Send by Gmail] [Search with Messenger Plus] [Like] [Twitt] [Send by Gmail] KARYA TULIS ILMIAH PEMBANGUNAN DAERAH...

You might also like