You are on page 1of 2

Sejarah Perkembangan Kultur Jaringan (http://www.scribd.

com/doc/34148374/7/Sejarah-Perkembangan-Kultur-Jaringan) Kultur jaringan tanaman pertama kali berhasil dilakukan ole White pada thaun 1934.Pada tahun 1939, Whiter melaporkan keberhasilannya dalam membuat kultur kalusdari wortel (animasi kultur kalus wortel) dan tembakau. Pada tahun 1957, tulisan penting Skoog dan Miller dipublikasikan dimana mereka menyatakan bahwainterkasi kuantitatif antara auksin dan sitokinin menentukan tipe pertumbuhan danmorfogenik yang akan terjadi. Penelitian mereka pada tembakau mengindikasikan bahwa perbandingan auksin dan sitokinin yang tinggi akan menginduksi pengakaran,sedangkan rasio sebaliknya akan menginduksi pembentukan tunas. Akan tetapi polarespon ini tidak berlaku universal.Temuan penting lainnya adalah hasil penelitian Morel tentang perbanyakan anggrek melalui kultur jaringan pada tahun 1960, dan penggunaan yang meluas media kultur dengan konsentrasi garam mineral yang tinggi, dikembangkan oleh Murashige danSkoog tahun 1962

SEJARAH KULTUR JARINGAN (http://www.scribd.com/doc/78540845/KULTUR-JARINGAN) Sejarah kultur jaringan tanaman dimulai dengan teori Schwaun dan Schleiden yangmengajukan teori bahwa : 1. Tiap sel itu bersifat otonomi dan secara prinsip dapat meregenerasi tanaman yang baru. 2. Tanaman yang baru itu mempunyai sifat yang sama dengan induknya. 3. Teori ini disebut teori Totipotency. (Totipotency = total genetic potencial ) Artinya sel itu mempunyai potensi genetik yang menurunkan tanaman baru yang sepertiinduknya (dalam kenyatannya ini tidak selalu benar, dengan adanya keragaman somklonal pada sistem kultur jaringan tanaman).Hampir seratus tahun berlalu teori totipotensi ini dibuktikan kebenarannya. Haberland(1902) yang pertama mencoba membuat percobaan untuk membuktikan teori tersebut tetapigagal. Tetapi antara tahun 1907 dan 1909 Harison, Bunows dan Canel berhasil mengkultur sel binatang dan sel manusia secara in vitro.Pada tahun 1922 Knudson dapat menumbuhkan biji anggrek secara in vitro. Awalkeberhasilan kultur jaringan yang pertama sebenarnya pada tahun 1934 yaitu :1. Gautheret dapat mengkultur jaringan kambium dari beberapa pohon, yang dapatmenghasilkan kalus.2. White dengan media tumbuhnya dapat mengkultur akar tomat yang dapat berkembangmenjadi kalus dan tanaman.Sesudah tahun 1934 maka perkembangan kultur jaringan itu sangat pesat, sitokinin(kinetin) oleh S. Miller et all (1955) dan pengaruh nisbah auksin dan sitokinin di dalamregenerasi tanaman (Murashige dan Skoog 1962) SEJARAH KULTUR JARINGAN (http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/2011/06/sejarah-dan-media-kultur-jaringan.html) Aplikasi kultur jaringan pada awalnya ialah untuk propagasi tanaman. Selanjutnya penggunaan kultur jaringan lebih berkembang lagi yaitu untuk menghasilkan tanaman yang bebas penyakit, koleksi plasma nutfah, memperbaiki sifat genetika tanaman, produksi dan ekstaksi zat-zat kimia yang bermanfaat dari sel sel yang dikulturkan. Penggunaan teknik kultur jaringan dimulai oleh Gottlieb Haberlandt pada tahun 1902 dalam usahanya mengkulturkan sel-sel rambut dari jaringan mesofil daun tanaman monokotil. Tetapi usahanya gagal karena sel-sel tersebut tidak mengalami pembelahan, diduga kegagalan itu karena tidak

digunakannya zat pengatur tumbuh yang diperlukan untuk pembelahan sel, proliferasi dan induksi embrio. Pada tahun 1904, Hannig melakukan penanaman embrio yang diisolasi dari beberapa tanaman crucifers. Tahun 1922, secara terpisah Knudson dan Robbin masing-masing melakukan usaha penanaman benih anggrek dan kultur ujung akar. Setelah tahun 1920-an, penemuan dan perkembangan teknik kultur jaringan terus berlanjut.

You might also like