You are on page 1of 156

MATERI KULIAH

BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

OLEH:
SEGER & VARIA VIRDANIA

FUNGSI BAHASA

Bahasa adalah ucapan / tulisan verbal untuk menyatakan dan mengungkapkan sebuah ide / gagasan.

Tiga Fungsi Bahasa:

1. Bahasa sebagai ekspresi diri 2. Bahasa sebagai alat berpikir 3. Bahasa sebagai alat komunikasi

Bahasa Sebagai Ekspresi Diri

Bahasa berfungsi mengekspresikan suatu keadaan / kondisi diri manusia secara langsung (lisan) maupun tidak langsung (tulisan) berupa perasaan dan aspirasi. Adanya bahasa verbal ini seseorang dapat mengungkapkan apa yang ada di dalam benak atau pikirannya.

Contoh: percakapan, puisi, surat pembaca, surat cinta, dan seterusnya.

Bahasa Sebagai Alat Berpikir

Bahasa berguna untuk merumuskan sebuah pemikiran. Bahasa terdiri dari satuan tata bahasa (gramatika) yang mengorganisir kata-kata menjadi susunan yang bermakna. Sumbangan bahasa bagi kehidupan jelas sangat besar. Kelangsungan segala kegiatan manusia, salah satunya disebabkan adanya bahasa. Tanpa bahasa verbal ini, kita tidak bisa memiliki bayangan kehidupan seperti yang kita alami sekarang ini. Bahasa membantu manusia dalam mengabstraksikan segala sesuatu terkait kehidupannya dan mengambil tindakan sesuai dengan tujuannya. Contoh: buku, artikel, iklan, dan sebagainya.

Bahasa Sebagai Alat Komunikasi

Adanya tata bahasa (gramatika) dan kata-kata yang konstan maknanya dalam bahasa, maka bahasa verbal adalah satu-satunya sarana untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa membantu manusia tidak saja mengekspresikan/mengungkapkan ide dan alat berpikir, tetapi bahasa membuat manusia dapat memahami satu sama lain. Hakikat komunikasi dalam bahasa ini adalah sebuah sarana atau alat agar berbagai hal dapat disampaikan/dikomunikasikan kepada pihak lain. Adanya komunikasi inilah yang mensyaratkan adanya interaksi/hubungan sosial di masyarakat.

Contoh: 1. Percakapan sehari-hari secara langsung maupun tidak langsung, seperti lewat SMS, chatting, FB, dst. 2. Berita di TV, radio, media cetak, media internet. 3. Perintah yang digunakan petugas parkir, dapat mengarahkan sebuah truk besar.

Bahasa Indonesia

Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928


Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Pasal 36 Undang-Undang Dasar 1945


Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia.

Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional


1.

2.

3.

4.

Bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan kebangsaan. Bahasa Indonesia sebagai lambang identitas nasional. Bahasa indonesia sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa. Bahasa Indonesia sebagai alat perhubungan antardaerah, antarwarga, dan antarbudaya.

Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara


1.

2.

3.

4.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Bahasa Indonesia sebagai alat perhubungan di tingkat nasional untuk kepentingan pembangunan dan pemerintahan. Bahasa Indonesia sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bahasa Melayu diangkat sebagai bahasa Nasional?


1.

2. 3.

4.

Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca Indonesia. Sistem baha Melayu sederhana. Suku-suku bangsa di Indonesia dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Nasional Indonesia. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk digunakan sebagai bahasa kebudayaan dalam arti luas.

RAGAM BAHASA KARYA TULIS

BUKAN FIKSI DAN FIKSI Pertemuan 2

Kenapa Belajar Bahasa Tulis?


1.

Bahasa tulis merupakan sarana yang memadai untuk menyampaikan gagasan dalam konteks ilmu pengetahuan.

2.

Bahasa tulis mensyaratkan gramatika yang lengkap sehingga karya tulis tidak dibatasi ruang dan waktu. Bahasa tulis sebagai dokumentasi otentik atas peristiwa, gagasan, dan karya tulis seseorang.

3.

Bukan Fiksi
(non fiction)

Bukan Fiksi: tulisan berdasarkan data dan fakta (kenyataan di luar tulisan), terlepas cara menyampaikannya tergolong ilmiah atau tidak ilmiah.
Contoh: Biografi Laporan tulis di media cetak dan media internet. Sejarah.

1. 2. 3.

Fiksi
(fiction)

Fiksi: tulisan yang berdasarkan imajinasi dan khayalan pengarang, namun tetap berpijak pada gagasan nyata. Kata fiksi berasal dari bahasa Latin, fictum yang artinya mencipta. Tulisan fiksi disampaikan dalam rangkaian kata dan kalimat yang penuh bunga gaya bahasa (hiperbola, metafora, personifikasi, dsb) yang dikategorikan bahasa sastra. Contoh: Puisi (sajak, lirik, nyanyian), Prosa (cerita pendek, novel, roman)

Karya Tulis Ilmiah

Karya Tulis Ilmiah: tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian, dan perenungan dalam bidang ilmu tertentu; disusun menurut metode tertentu dengan penulisan yang santun, baik, dan benar; atau berdasarkan kaidah baku ragam bahasa tulis. Laporan Penelitian: makalah seminar, jurnal Karya Tulis Akademik: skripsi, tesis, disertasi Buku Teks: buku diktat penunjang bahan ajar

1.

2.
3.

Ciri-ciri Karya Tulis Ilmiah


1.

2.

3.

4.
5. 6. 7. 8.

Koheren (terintegrasi): satu pikiran utama; ada kejelasan hubungan antara unsur2 pembentuk kalimat. Konsisten (ajeg): tulisan didukung fakta/data terpercaya, ide tidak meloncat. Sistematis: berdasar prosedur urutan (pendahuluan-isisimpulan). Konseptual: perencanaan yang terarah dan terfokus. Komprehensif: tuntas dan menyeluruh. Logis: argumentasi bisa diterima nalar sehat. Bebas: leluasa, mempertimbangkan kebebasan pihak lain. Bertanggung jawab: tulisan yang etis dan berwawasan, penulis dapat menjawab apapun tentang tulisannya.

Karya Tulis Ilmiah Populer

Karya tulisan ilmiah populer adalah karangan yang ditulis berdasarkan metoda ilmiah dengan bahasa komunikatif hingga mudah dipahami oleh rata-rata pembaca. Karya tulisan ilmiah populer biasa dimuat atau tersaji di media massa (cetak dan internet). Contoh: - Reportase (berita) - Esai - Artikel (opini) - Kolom

Karya Tulis Tidak Ilmiah

Karya Tulis non-ilmiah adalah tulisan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar, topik dan cara penyajiannya juga bervariasi, tapi isinya tidak didukung dengan fakta umum. Data dihasilkan bukan dari riset langsung, melainkan hasil dari kesimpulan wawancara, atau bentuk lain.

1.
2.

Ciri-ciri:
Emotif: sedikit informasi, situasional dan tidak sistematis. Subjektif: lebih mengedepankan pendapat pribadi penulis yang bersifat retorik, dan kebenaran yang ada adalah secara nalar. Kritik (tanpa dukungan bukti): tidak memuat informasi spesifik, berisi bahasan dan kadang-kadang mendalam tanpa bukti, berprasangka menguntungkan atau merugikan, formal tetapi sering dengan bahasa kasar, subyektif dan pribadi.

3.

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

(EYD)
Pertemuan 3

Ejaan

Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisannya termasuk menggunakan tanda baca dalam suatu bahasa. Kaidah tersebut harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.

Ruang Lingkup EYD 1. Pemakaian huruf 2. Penulisan huruf Kapital 3. Penulisan huruf Miring 4. Penulisan kata 5. Penulisan unsur serapan 6. Pemakaian tanda baca

1. Pemakaian Huruf

Pelafalan harus sesuai dengan pelafalan fonem (bunyi) bahasa Indonesia. Contoh : AC dibaca a-ce bukan a-se Cara penulisan nama diri (nama jalan, sungai, gunung dan nama lainnya) harus mengikuti EYD, kecuali ada pertimbangan khusus yang menyangkut segi adat, hukum, atau sejarah. Contoh : - Rumahnya di Jalan Pajajaran No. 5 Bandung. - Ayahku dosen di Universitas Padjajaran Bandung.

2. Penulisan Huruf Kapital


1. 2. 3.

4.

5.

6.

7.

HK dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat. HK dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. HK dipakai sebagai huruf pertama ungkapan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. HK dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan diikuti nama orang. HK dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang, nama instansi, atau nama tempat. HK dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. HK dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

8. HK dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa bersejarah. 9. HK dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi. 10. HK dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, nama resmi badan/lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi. 11. HK dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan/lembaga. 12. HK dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam penulisan nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan. 13. HK dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti Bapak, Ibu, Adik, Kakak, Paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. 14. HK dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. 15. HK dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

3. Penulisan Huruf Miring

Huruf Miring dipakai untuk menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. contoh: Majalah Bahasa dan Sastra. Huruf Miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata. contoh: Dia bukan menipu, tapi ditipu. Huruf Miring dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. contoh: Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.

4. Penulisan Kata
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Kata Dasar Kata Turunan Kata Ulang Gabungan Kata Kata Ganti ku-, kau-, -mu, dan nya Kata Depan di, ke, dan dari Kata Si dan Sang Partikel Singkatan dan Akronim Angka dan Lambang

http://pusatbahasa.depdiknas.go.id/lamanv4/sites/default/files/EJ D-KKP-PBN-BID.PENGEMBANGAN.pdf

5. Penulisan Unsur Serapan

Berdasar integrasinya, unsur serapan (pinjaman) dibagi dua: Pertama, unsur serapan yang belum sepenuhnya terserap dalam bahasa Indonesia, dipakai dalam konteks bahasa Indonesia tetapi pengucapan masih mengikuti cara asing seperti reshuffle, shuttle cock. Kedua, unsur serapan yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, ejaan diubah seperlunya sehingga masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Misal; risk (risiko), system (sistem), effective (efektif).

6. Pemakaian Tanda Baca


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

Tanda Titik (.) Tanda Koma (,) Tanda Titik Koma (;) Tanda Dua Titik (:) Tanda Hubung (-) Tanda Pisah () Tanda Elipsis () Tanda Tanya (?) Tanda Seru (!) Tanda Kurung (()) Tanda Kurung Siku ([]) Tanda Petik () Tanda Petik Tunggal () Tanda Garis Miring (/) Tanda Penyingkat atau Apostrof (kan = akan, lah = telah, 88 = 1988)

http://pusatbahasa.depdiknas.go.id/lamanv4/sites/default/files/EJD-KKP-PBNBID.PENGEMBANGAN.pdf

KALIMAT
Pertemuan 4

KALIMAT

Kalimat : satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran secara utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan atau asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain. Wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru pada wujud tulisan sepadan dengan intonasi akhir pada wujud lisan, sedangkan spasi yang mengikutinya melambangkan kesenyapan. Tanda baca lain sepadan dengan jeda.

Unsur Kalimat:
S P O Pel - K

Subjek (S) Predikat (P) Objek (O) Pelengkap (Pel) Keterangan (K)

Subjek (S)

Subjek adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), sesuatu hal, atau masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Ciri-ciri Subjek: a) berjenis kata benda/dibendakan; b) menjadi inti/pokok pikiran; c) dijelaskan oleh bagian lainnya; d) menjadi jawaban dari pertanyaan Siapa atau Apa; e) dalam kalimat pasif berposisi sebagai objek. Contoh: Adi membeli buku di Gramedia.

Predikat (P)

Predikat adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku). Selain menyatakan tindakan atau perbuatan subjek, sesuatu yang dinyatakan oleh P dapat pula mengenai sifat, situasi, status, ciri atau jati diri S.

Contoh: Adi membeli buku di Gramedia.

Objek (O)

Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat (P). Letak O selalu dibelakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O. Ciri-ciri Objek: a) berupa kata benda; b) letak setelah predikat; c) bila kalimat dipasifkan menjadi subjek; d) jawban dari pertanyaan Apa. Contoh: Adi membeli buku di Gramedia.

Pelengkap (Pel)

Pelengkap atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat yang berupa verba. Letak Pel tidak selalu persis dibelakang predikat jika di dalam kalimat terdapat objek, sehingga urutan penulisan bagian kalimat kalimat: S P O Pel. Ciri-ciri Pel: a) dapat berupa kata benda, verba, klausa; b) langsung berada di belakang verba intransitif; c) tidak dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Contoh: Adi membelikan Sari buku di Gramedia.

Keterangan (K)

Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang kalimat yang lainnya. Letak K bisa di awal, di tengah, atau di belakang. Keterangan dapat berfungsi menerangkan S, P, O dan Pel. Keterangan berupa: ket waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara, posesif. Contoh: Adi membelikan Sari buku di Gramedia.

Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pendengar dan pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat efektif dapat mengomunikasikan pikiran pembicara atau penulis kepada pendengar (pembaca) secara tepat dan jelas sehingga tidak akan terjadi keraguan, kesalahan komunikasi dan informasi, atau kesalahan pengertian.

Ciri-ciri Kalimat Efektif: 1) kesepadanan struktur; 2) keparalelan; 3) ketegasan; 4) kehematan; 5) kecermatan; 6) kepaduan; dan 7) kelogisan.

1. Kesepadanan Struktur

Kesepadanan struktur adalah keseimbangan antara pikiran/gagasan dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan ini ditunjukkan oleh adanya kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.

Ciri-ciri: 1. Kalimat itu memiliki subjek dan predikat yang jelas. 2. Kalimat tidak terdapat subjek yang ganda/rangkap. 3. Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. 4. Predikat kalimat tidak didahului dengan kata yang.

2. Keparalelan

Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Artinya, apabila bentuk kata pertama menggunakan nomina, bentuk kata kedua, ketiga, dst, juga harus menggunakan nomina.

Begitu pula apabila kata pertama menggunakan verba, kata kedua, ketiga, dst, juga harus menggunakan verba. Keparalelan sering disebut konsisten.

3. Ketegasan

Ketegasan disebut juga penekanan, adalah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Pada dasarnya dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan yang tertuang dalam kalimat dengan memberi penegasan atau penekanan.

Caranya: 1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat. 2. Membuat urutan kata yang logis. 3. Melakukan pengulangan kata (repetisi). 4. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.

4. Kehematan

Kehematan adalah hemat dalam menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan bukan berarti harus menghilangkan kata-kata atau frase yang dapat menambah kejelasan kalimat, melainkan menghilangkan kata-kata atau frasa yang tidak diperlukan sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Caranya: 1. Dilakukan dengan cara menghilangkan subjek. 2. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata. 3. Menghindarkan kesinoniman dalam kalimat.

5. Kecermatan

Kecermatan adalah cermat dalam membuat kalimat dengan pilihan kata yang tepat sehingga tidak menimbulkan tafsir ganda atau salah.

6. Kepaduan

Kepaduan adalah terintegrasi pernyataan dalam kalimat sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Kalimat yang padu adalah kalimat yang lugas dan mencerminkan cara berpikir yang sistematis.

7. Kelogisan

Kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal sehat dan sesuai dengan ejaan atau kaidah tata bahasa yang berlaku.

TULISAN (yang) JELAS dan EFEKTIF Pertemuan 5

Tulisan yang Jelas dan Efektif

Tujuan kita menulis adalah untuk mengungkapkan fakta atau mengekspresikan perasaan, sikap, dan pikiran secara jelas dan efektif kepada pembaca. Jelas: jika tulisan mampu mewakili secara tepat isi pikiran atau perasaan penulisnya. Efektif: bila penulisnya mampu membuat pembacanya memfokuskan diri pada pokok pikiran tulisan. Tulisan ilmiah yang jelas dan efektif harus: 1) singkat; 2) koheren; 3) variasi; 4) kesatuan pikiran; 5) penegasan; dan 6) logika.

1. Singkat

Tulisan ilmiah yang jelas dan efektif tidak perlu memuat ihwal yang tidak berkaitan langsung dengan topik utama tulisan. Contoh: Meningkatnya perpindahan tenaga kerja wanita dari pedesaan ke kota terbukti telah mencapai angka pertumbuhan 5.78%, sementara pertumbuhan jumlah penduduk sangat lambat yakni menunjukkan angka 0.86%.

a.

b.

Perpindahan tenaga kerja wanita dari desa ke kota telah meningkat hingga 5.78%, sekalipun pertumbuhan jumlah penduduk masih sangat lambat yakni 0.86%.

2. Koheren

Koheren, jika hubungan antarunsur pembentuk kalimat di dalam sebuah karya tulis ilmiah dibangun secara jelas, yakni bagaimana hubungan antara subjek dan predikat; antara predikat dan objek; serta keterangan-keterangan yang menjelaskan tiap-tiap unsur itu.

a.

Contoh:
Bila ditelusuri secara mendalam maka dapat dipastikan bahwa setiap orang yang akan membentuk rumah tangga menginginkan untuk hidup bahagia sejahtera untuk selama-lamanya. Tidak sedikit pun tersirat maupun tersurat dalam hati yang bersangkutan bahwa tujuan berumah tangga adalah untuk melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga.

b.

Setiap orang yang hendak berumah tangga tentu menginginkan hidup bahagia untuk selama-lamanya. Tidak sedikit pun terbersit dalam pikirannya bahwa ia akan mengalami tindak kekerasan dalam rumah tangga.

3. Variasi

Variasi boleh dilakukan baik dalam diksi (pilihan kata) maupun dalam struktur kalimat untuk mencegah kebosanan pembaca. Variasi dalam struktur kalimat, misal, dimungkinkan dengan cara membentuk kalimat pembuka melalui frasa keterangan (cara, waktu, tempat), frasa benda, frasa kerja, atau melalui partikel penghubung.

a.

Contoh:
Di samping persamaannya yang besar dengan kelompok lain di sekitarnya kelompok orang dalam masyarakat kadang-kadang memiliki ciri-ciri budaya yang khas, termasuk bahasa yang digunakan. Ciri-ciri budaya yang khas, termasuk bahasa, dimiliki kelompokkelompok orang dalam masyarakat. Kendati demikian, kelompokkelompok tersebut juga memiliki ciri-ciri budaya yang sama dengan kelompok-kelompok lain yang berada di sekitarnya.

b.

4. Kesatuan Pikiran

Kalimat yang jelas dan efektif mengandung kesatuan pikiran, yakni memiliki satu pokok pikiran. Oleh karena itu, letakkanlah pokok pikiran yang berupa informasi yang dikenal luas pada awal kalimat.

a.

Contoh:
Marharoan adalah sistem kerja atau kelompok kerja yang dilakukan oleh beberapa orang secara bersama-sama, yang anggotanya mendapat giliran untuk mengerjakan ladangnya secara berganti-ganti yang sifatnya gotong-royong. Marharoan, yang sifatnya gotong-royong, merupakan suatu sistem kerja sekelompok peladang di Simalungun. Marharoan dilakukan oleh beberapa orang secara bersama-sama. Anggotanya mendapat giliran untuk mengerjakan ladangnya secara berganti-ganti.

b.

5. Penegasan

Penegasan adalah upaya si penulis dalam menonjolkan pokok pikirannya. Tujuannya, memberi ketegasan bahwa pokok pikiranya amat penting diketahui pembacanya. Penegasan dapat dilakukan melalui posisi dalam kalimat (meletakkan pokok pikiran pada awal kalimat), melalui repetisi (mengulang-ulang pokok pikiran), atau dapat pula dengan cara meletakkan informasi baru dan tidak terduga pada akhir kalimat.

Contoh:
Dalam perspektif berbangsa dan bernegara kita dewasa ini di tengah badai krisis mondialisasi, keteguhan STA menemukan relevansinya. Pasalnya, ternyata kita adalah bangsa yang seolah-olah enggan terhadap kehadiran roh tersebut. Alih-alih menunggu giliran munculnya volkgeist (roh-bangsa), kita justru lebih memilih roh lain yang bersifat profan, kekinian, dan instan. Alhasil, dewasa ini muncullah sosok-sosok Bismarck yang bermimpi mewujudkan volkgeist dengan cara melupakan kepentingan dan penderitaan rakyatnya sendiri.

6. Logika

Tulisan yang jelas dan efektif merupakan perwujudan dari cara berpikir logis si penulis yang tercermin dalam tulisannya. Proses berpikir logis dicerminkan dari: 1) definisi atau proses pembatasan makna yang dibuat oleh penulis karya tulis ilmiah terhadap suatu kata, istilah, atau masalah yang ditulisnya. Sebuah karya tulis ilmiah akan memiliki pijakan logika yang kuat jika mengandung batasan-batasan yang jelas; 2) generalisasi yaitu proses pemahaman si penulis karya tulis ilmiah terhadap sesuatu yang semula bersifat sempit menjadi bersifat umum atau sebaiknya. Generalisasi merupakan proses berpikir sebagai evaluasi terhadap pengalaman2. Pengalaman2 tanpa generaslisasi hanyalah kumpulan fakta yang berserakan/terpisah. Hindari generalisasi jika fakta belum cukup, mengingat kecenderungan generalsiasi adalah merumuskan simpulan. Kata-kata untuk generalisasi: biasanya atau jarang, untuk menghindari kata selalu atau tidak pernah.

LATIHAN SOAL
Pilihlah kalimat yang benar dan sesuai kaidah penulisan kalimat efektif: 1.a. Harga beras dibekukan atau kenaikan secara luwes. b. Harga beras dibekukan atau dinaikkan secara luwes. 2.a. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, menguji sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang. 3.a. Karena tidak diundang, ia tidak datang pada pada rapat penting itu. b. Karena ia tidak diundang, ia tidak datang pada rapat penting itu. 4.a. Masyarakat segera berlari setelah mengetahui banjir telah datang. b. Masyarakat segera berlari setelah masyarakat mengetahui banjir telah datang.

5.a. Saya hanya meneliti masalah dampak terjadinya gempa bumi Bantul Yogyakarta. b. Saya hanya meneliti dampak terjadinya gempa bumi di Bantul Yogyakarta. 6.a. Sejak dari pengumpulan data, penganalisisan data, dan pemaparan hasil analisis data, saya dibantu oleh beberapa teman-teman. b. Sejak pengumpulan, penganalisisan, dan pemaparan hasil analisis data, saya dibantu oleh beberapa teman. 7. Buatlah paragraf opini mengenai : a. Menjamurnya penggunaan BlackBerry b. Apakah struktur bangunan rumah kaca cocok untuk iklim di Indonesia?

TEMA

Tema tithenai (Yunani): menempatkan/meletakkan Tema (KBBI): pokok pikiran; dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, menggubah sajak, dsb): -- sandiwara ini ialah yg keji dan yg jahat pasti akan kalah oleh yg baik dan mulia; Tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan penulis melalui karangannya. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu.

TOPIK

Topik topoi (Yunani) : tempat Topik (KBBI) 1 pokok pembicaraan di diskusi, ceramah, karangan, dsb; bahan diskusi: masalah yg akan menjadi -- sidang DPA ke-4 tahun itu ialah Pemerataan dl Pembangunan Regional dan Pedesaan; 2 hal yg menarik perhatian umum pd waktu akhir-akhir ini; bahan pembicaraan; Topik: pokok pembicaraan Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan: Masalah apa yang akan ditulis? & Hendak menulis tentang apa? Ciri topik permasalahannya bersifat umum dan belum terurai

TEMA= TOPIK 2. TEMA X TOPIK TEMA= LEBIH LUAS CAKUPANNYA TOPIK= LEBIH SEMPIT CAKYUPANNYA EX: TEMA: POLUSI AIR TOPIK: POLUSI AIR YANG MERUGIKAN MANUSIA
1.

MEMBUAT TOPIK
Pembuatan Topik harus memperhatian: 1. Apa yang akan ditulis? 2. Sesuai dengan minat dan bakat? 3. Sesuai dengan bidang studi yang dikuasai? 4. Aktual (bidang jurnalistik)

CARA MENCARI TOPIK


1.

2.

3.

Membaca sumber-sumber dari ensiklopedi, buku, bahan cetak lainnya, dan informasi lewat internet. Observatif: rekreasi, keseharian, atau kisah perjalanan. Reflektif: hasil pemikirkan dan perenungan tentang kehidupan sosial, makna keadilan, kebahagiaan, kekerasaan, dll.

Kriteria TEMA/TOPIK
1. Sesuai latar belakang pengetahuan Anda 2. Menarik minat Anda 3. Jelas ruang lingkup dan batasannya 4. Sesuai waktu dan situasi 5. Ditunjang dengan bahan yang memadai

JUDUL

Nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi buku atau bab itu. [kbbi] Kepala karangan (cerita, drama, dsb); tajuk. Miniatur isi karangan atau bahasan.

Kriteria JUDUL yang BAIK


1. 2. 3. 4. 5.

Singkat dan padat Menarik perhatian Menggambarkan isi karangan Atraktif, bombastis, (berita & iklan) Tidak lebih dari lima kata (artikel)

KIAT CEPAT MEMBUAT JUDUL


1.

2.
3.

Menguasai tema karangan yang akan ditulis. Baca buku, skripsi, thesis, jurnal. Sering mengamati judul - judul artikel orang lain yang sudah terbit di media massa. Hal itu penting, karena membuat judul yang benar, padat dan menarik, tidaklah mudah. Terlebih lagi setiap media cetak berbeda dalam menerbitkan suatu judul.

PARAGRAF/ALINEA Pertemuan 7

PARAGRAF/ALINEA

Paragraf adalah miniatur sebuah tulisan; kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas ketimbang kalimat. Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri atas beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun secara lengkap, utuh, dan padu. Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya. Paragraf adalah rangkaian dari beberapa kalimat yang saling berhubungan dan terkait dalam satu kesatuan serta hanya mempunyai satu pokok pikiran atau gagasan.

A. Ciri-ciri Paragraf
1.

2.

3.

4.

Kalimat pertama menjorok ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa (makalah, skripsi, tesis, dan desertasi). Karangan berbentuk lurus ditandai dengan jarak spasi merenggang, satu spasi lebih banyak daripada jarak antarbaris lainnya. Paragraf menggunakan pikiran (gagasan) utama yang dinyatakan dalam kalimat topik. Setiap paragraf menggunakan satu kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik. Paragraf menggunakan pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat itu berisi detail-detail kalimat topik. Paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi detail yang sangat spesifik dan tidak mengulang pikiran penjelas lainnya.

B. Fungsi Paragraf
1.

2.

3.

4.

5.

Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri atas beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti gagasan. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi pembaca. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil. Memudahkan pengendalian variabel, terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.

C. Pikiran Utama dan Kalimat Topik


1. Paragraf Tanpa Kalimat Topik Paragraf itu tidak memiliki pikiran utama dan pikiran penjelas, juga tidak memiliki kalimat utama dan kalimat penjelas. Semua pikiran dan kalimat sama kedudukannya. 2. Kalimat Topik Dalam Paragraf a. Kalimat Topik Pada Awal Paragraf: kalimat ini umumnya berisi pikiran utama yang bersifat umum. Kalimat selanjutnya berisi pikiran penjelas yang bersifat khusus (kalimat penjelas). Isi kalimat itu berupa penjelasan, uraian, analisis, contoh-contoh, keterangan, atau rincian kalimat topik. Paragraf tersebut menggunakan penalaran deduktif.

b. Kalimat Topik di Akhir Paragraf: paragraf diakhiri kalimat topik dan diawali dengan kalimat penjelas. Artinya, paragraf menyajikan kasus khusus, contoh, penjelasan, keterangan, atau analisis lebih dahulu, barulah ditutup dengan kalimat topik. Paragraf tersebut menggunakan penalaran induktif. c. Kalimat Topik di Awal dan Akhir Paragraf: kalimat topik pada awal paragraf menimbulkan sifat deduktif, pada akhir menjadikan paragraf bersifat induktif, sementara pada awal dan akhir menjadikan paragraf bersifaf deduktif-induktif. d. Kalimat Topik di Tengah Paragraf: paragraf dengan kalimat topik di tengah paragraf berarti diawali dengan kalimat penjelas dan diakhiri pula dengan kalimat penjelas. Paragraf ini menggunakan pola penalaran iduktif-deduktif.

D. Syarat Utama Paragraf


1.

2.

Kesatuan: jika mengandung hanya satu gagasan utama; informasi lain merujuk gagasan utama (mengembangkan, memperjelas, menganalisis) Kepaduan: hubungan antara satu kalimat dan lainnya, tercermin pada urutan pikiran yang teratur, tidak meloncat-loncat, logis, dan gramatikal. Kepaduan dapat dibangun melalui: 1) penggunaan kata kunci dan sinonim; 2) penggunaan rincian peristiwa (kronologis, sebab-akibat); 3) penggunaan kata transisi; 4) penggunaan paralelisme (repetisi); 5) penggunaan pronomina (kata ganti).

3. Konsistensi Sudut Pandang: konsistensi sudut pandang diperlukan bagi seorang penulis karya tulis ilmiah, untuk dapat menentukan gaya penulisan yang tepat. Sudut Pandang; aku (diri sendiri), dia (orang lain), penulis (untuk karya ilmiah). 4. Ketuntasan: paragraf telah mencakup semua hal yang diperlukan dalam mendukung gagasan utama, sehingga pembaca tidak bertanya-tanya maksud si penulis.

E. Struktur Paragraf

Struktur sebuah paragraf lazimnya terbagi atas: 1) paragraf pembuka; 2) paragraf tubuh; 3) paragraf penutup.
Paragraf Pembuka, adalah paragraf yang diletakkan di awal tulisan, ditujukan sebagai pengantar gagasan utama si penulis. a. Model 5W 1H; yakni memilih salah satu unsur dalam 5W 1H (what, who, where, when, why, dan how). b. Model Kisahan; menciptakan suasana yang membuat pembaca seolah terlibat di dalamnya peristiwa. c. Model Pertanyaan; menyodorkan pertanyaan yang kreatif, menggelitik, dan merangsang rasa ingin tahu pembaca. d. Model Kutipan Langsung; mengutip secara ringkas pendapat seseorang, baik itu objek tulisan maupun narasumber. e. Model Deskriptif; menghadirkan gambaran suatu peristiwa dalam pikiran pembaca, seolah pembaca mengalami peristiwa tersebut. f. Model Ucapan Kondang; mengutip ungkapan yang sudah dikenal secara umum. g. Model Menuding; mengupayakan ada komunikasi langsung bernada akrab dengan pembaca.

1)

2)

Paragraf Tubuh, adalah paragraf yang menguraikan gagasan utama yang terdapat dalam di dalam paragraf pembuka ke dalam paragraf-paragraf berikutnya.

a. Model Spiral; merinci gagasan utama yang terdapat dalam paragraf pembuka ke dalam paragraf2 berikutnya, hingga mencapai suatu gambaran persoalan yang bulat, padu, dan komprehensif.
b. Model Rekatan; dilakukan dengan cara menghubung2-kan antarparagraf secara kohesif melalui partikel penghubung atau partikel penegas; seperti sehubungan hal di atas, berpijak dari hal di atas, akan tetapi, oleh karena itu, selanjutnya, atau kendati demikian. Tujuan penggunaan paragraf model ini untuk memecah gagasan utama (pokok pikiran) yang semula bertunpuk di dalam satu paragraf.

c. Model Block; model ini dengan cara menyebarkan (bagi2) gagasan utama menjadi beberapa pokok pikiran dan menyebarkannya ke dalam paragraf2 yang terpisah. Namun, pokok pikiran yang diuraikan dalam paragraf yang terpisahpisah ini harus merujuk ke paragraf pembuka. d. Model Tematik; model ini digunakan untuk menggarisbawahi atau menegaskan gagasan utama pada paragraf pembuka. Pokok pikiran yang terdapat dalam tiap-tiap paragraf menjelaskan gagasan utama yang telah dkemukakan pada paragraf pembuka. e. Model Kronologis; model ini digunakan jika kita hendak merinci dan mengembangkan paragraf tubuh berdasarkan hukum sebab-akibat (kausalitas). Rincian dan pengembangan yang kausalitas ini, tentu berpangkal dari gagasan utama dalam paragram pembuka. Kronologis dalam kaitan dengan karya tulis ilmiah dianggap efektif untuk mendeskripsikan sebab-akibat (proses) terjadinya suatu persistiwa yang diteliti si penulis.

3)

Paragraf Penutup, adalah paragraf yang terletak pada paragraf akhir bagian simpulan. Fungsi utamanya menyimpulkan tulisan kita, namun upayakan membangun paragraf penutup sedemikia rupa agar mengesankan pembaca. a. Model Simpulan; model ini dilakukan dengan cara merumuskan antiklimaks dari keseluruhan persoalan yang telah diteliti dan dibahas oleh penulisnya dalam paragraf tubuh. Cocok untuk paragraf tubuh model kronologis. b. Model Menggantung; model ini efektif digunakan jika kita sengaja hendak membuat pertanyaan atau pernyataan yang tidak selesai, menyentak, atau menyengat. Kesengajaan ini berkaitan dengan upaya kita membuat pembaca ikut berpikir atau terlibat di dalam persoalan yang kita teliti. c. Model Ringkasan; model ini dilakukan jika kita hendak meringkas intisari persoalan atau temuan penelitian, dengan catatan ringkasan tersebut harus memfokus pada gagasan utama pada paragraf pembuka.

F. Pengembangan Paragraf
1.

Secara Alamiah: Pengembangan paragraf didasarkan pada urutan ruang dan waktu. Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam satu ruang. Urutan waktu adalah urutan yang menggmbarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan. Klimaks-Atiklimaks: Paragraf jenis ini lazim digunakan untuk menyajikan sebuah cerita atau konflik. Penulisan diawali dengan pengenalan tokoh, dilanjutkan dengan konflik, mencapai puncak konflik, dan menurun menuju solusi (antiklimaks). Jenis paragraf ini lazim digunakan untuk menulis sejarah dan cerita fiksi, kisah permusuhan, atau peperangan. Deduksi dan Induksi: Deduksi adalah proses penalaran dengan menyebut gagasan utama yang bersifat umum dan dilanjutkan dengan gagasan-gagasan yang bersifat khusus. Sementara, induksi adalah proses penalaran dengan menyebut gagasan-gagasan khusus dan dilanjutkan dengan gagasan utama.

2.

3.

G. Paragraf Berdasar Fungsi


1.

Perbandingan dan Pertentangan: adalah paragraf yang berusaha memperjelas paparannya dengan jalan membandingkan dan mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan. a. Perbandingan; mengemukakan persamaan dan perbedaan antara kedua hal, yakni dua hal yang tingkatannya sama dan kedua hal tersebut memiliki perbedaan dan persamaan. b. Pertentangan; merupakan proses argumentasi dengan melakukan penolakan. Maka, pertentangan ditargetkan menolak eksistensi dan disertai pembuktian. Analogi: paragraf berupa analogi biasanya digunakan penulis untuk membandingkan sesuatu yang dikenal oleh umum dengan yang kurang dikenal. Sebab - Akibat: Dalam paragraf sebab-akibat, sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama dan akibat sebagai pikiran penjelas. Sebaliknya, akibat sebagai pikiran utama dan sebab sebagai rincian penjelasnya.

2.

3.

TEKNIK MEMBACA
BAHASA INDONESIA Penulisan Kreatif 1

Pengertian Membaca

Allen dan Valette (177:249); membaca adalah proses yang berkembang. Tahap awal adalah pengenalan simbol-simbol huruf cetak yang terdapat dalam sebuah wacana. Dari membaca huruf per huruf, kata per kata, kalimat per kalimat, kemudian berlanjut dengan membaca paragraf per paragraf dan esai pendek. Kustaryo (1988:2); membaca adalah suatu kombinasi dari pengenalan huruf, intelect, emosi yang dihubungkan dengan pengetahuan si pembaca untuk memahami satu pesan yang tertulis. Davies (1997:1); membaca sebagai suatu proses mental (kognitif) yang di dalam proses tersebut seorang pembaca dapat mengikuti dan merespons pesan yang disampaikan oleh penulis. Kegiatan membaca adalah kegiatan bersifat aktif dan interaktif. Pembaca dengan pengetahuannya berusaha mengikuti jalan pikiran penulis, dan daya kritisnya merespons (menyetujui / menolak) ide penulis.

Hasil dari Membaca


1. 2. 3.

Memunculkan inspirasi menulis Menyelami pemikiran-pemikiran baru Memperkaya khazanah tulisan

Setelah membaca, langkah bijaknya adalah mencatat ide dan pemikiran tokoh (penulis) agar tidak lupa

Teknik Membaca
a. Membaca Cepat
Pembaca memahami pesan yang disampaikan penulis secara cepat. Pembaca memanfaatkan teknik skimming dan scanning.

b. Membaca Kritis
Pembaca mampu menyerap dan memahami hal yang dibaca, sekaligus dapat memberikan tanggapan terhadapnya serta dapat mengekspresikan tanggapannya tersebut dalam bentuk lisan maupun tulisan. Pembaca memanfaatkan teknik KWLH dan SQ3R.

Teknik Skimming dan Scanning

Skimming adalah proses membaca cepat untuk mencari


fakta.

Langkah-2: 1) Pembaca perlu pastikan dirinya tahu informasi yang diperlukan; 2) Pembaca harus melihat baris demi baris, kalimat demi kalimat secara cepat; 3) Pembaca perlu mengingat dan berpikir tentang informasi yang diperlukan selama proses skimming; 4) Pembaca perlu memperlambat proses skimming saat mendapatkan kalimat2/informasi yang dicarinya.

Langkah-langkah Skimming
(Mikulecky:1990)
1)

Baca paragraf pertama dan kedua mendapatkan overview dari sebuah artikel;

untuk

2)

Pada paragraf ketiga dst, mulai tinggalkan bagian2 yang tidak diperlukan dan baca kalimat2/frasa kunci untuk mendapatkan pikiran utama dan beberapa detail yang dibutuhkan;
Baca seluruh paragraf terakhir yang biasanya merupakan rangkuman dari sebuah artikel.

3)

Scanning adalah membaca cepat untuk mendapat pesan yang khusus, bukan untuk mendapat gambaran umum tentang keseluruhan bahan bacaan. Teknik scanning, dilakukan dengan cara menggerakkan mata dari atas ke bawah dengan cepat mengikuti halaman muka teks yang dibaca, sambil memberi perhatian pada pesan yang dicari. Jika dalam bacaan terdapat indeks, baik indeks subjek maupun indeks pengarang, ada baiknya scanning diawali dari membaca indeks tersebut.

Teknik Membaca KWLH

K (know); apa yang telah diketahui (sebelum membaca)? W (want); apa yang ingin dketahui (sebelum membaca)? L (learned); apa yang telah diketahui (setelah membaca)? H (how); bagaimana mendapat pesan tambahan yang berkaitan (untuk membaca seterusnya)?

Teknik Membaca SQ3R

S (survey); meninjau Q (question); menanyakan R (read); membaca R (recite); menyatakan kembali secara lisan R (review); membaca ulang

Survey (meninjau): langkah membaca untuk mendapatkan gambaran keseluruhan apa yang terkandung dalam bacaan. Perhatikan judul utama tulisan, sub-sub judul, gambar/ilustrasi, grafik, bagian pendahuluan, bagian isi, bagian akhir. Question (pertanyaan): buat pertanyaan sebagai panduan membaca untuk mencari jawaban dari bacaan. Read (membaca): kegiatan membaca teks secara aktif dan mencoba mendapat jawaban dari pertanyaan2 yang dibuat. Recite (imbas kembali): mengingat kembali pesan2 yang terdapat dalam bacaan. Pesan utama yang perlu diingat adalah jawaban atas pertanyaan2 yang dibuat sebelumnya. Review (baca ulang): baca kembali bagian2 teks tertentu untuk cocokkan jawaban2 atas pertanyaan sebelumnya.

Berpikir Kritis Moore dan Parker (1998:23)

Ketetapan yang hati-hati apakah kita menerima, menolak atau menangguhkan penilaian terhadap suatu pertanyaan. Apa topik utama bacaan yang Anda baca? Kesimpulan apa yang diambil oleh penulis tentang topik tersebut? Apakah alasan yang dikemukakan oleh penulis dapat dipercaya? Apakah penulis menggunakan fakta atau opini? Apakah penulis menggunakan kata2 netral atau emosional?

1)

2)

3)

4)
5)

MENULIS RESENSI
BAHASA INDONESIA Penulisan Kreatif 2

Resensi

Resensi adalah tulisan tentang informasi buku baru atau bentuk lain sebagai pertimbangan kelayakan bagi pembacanya. (KBBI) Resensi : pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku. Suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku (Keraf, 2001 : 274) Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review.

Sistematika Resensi
Unsur-unsur Resensi, Daniel Samad (1997: 7- 8) :

1) judul resensi; 2) data buku; 3) pendahuluan; 4) tubuh resensi; dan 5) penutup.

1. Judul Resensi

Judul resensi harus menggambarkan isi buku yang diresensi. Judul resensi harus jelas, singkat, padat, dan menarik. Judul resensi tidak menimbulkan salah penafsiran pembaca. Judul resensi harus selaras dengan isi buku. Penulisan judul resensi tidak harus ditetapkan lebih dulu.

2. Data Buku
a.

b.
c. d. e. f. g. h.

Judul buku, (bila terjemahan, tulis juga judul asli); Pengarang, (penerjemah, untuk buku terjemahan); Editor, atau penyunting; Penerbit; Tahun terbit, (beserta cetakan ke berapa); Tebal buku, jumlah halaman; Harga buku, (bila diperlukan); Identitas peresensi.

3. Pendahuluan
a.

b.

c. d. e. f. g.

h.
i.

Perkenalan siapa pengarang, karya, dan prestasinya; Bandingkan dengan buku sejenis (baik ditulis oleh pengarang sendiri maupun pengarang lain); Memaparkan kekhasan (atau sosok pengarang); Keunikan buku; Merumuskan tema buku; Mengungkapkan kesan terhadap buku; Memperkenalkan penerbit; Mengajukan pertanyaan; Membuka dialog.

4. Tubuh Resensi
a.

b.

c. d. e. f. g.

Sinopsis, atau isi buku dan kronologis; Ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya; Keunggulan buku; Kelemahan buku; Rumusan kerangka buku; Tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit); Adanya kesalahan cetak.

5. Penutup

Penutup, biasanya berisi buku yang diresensi itu penting untuk : Siapa (segmen pembaca); dan Mengapa?

a. b.

Pemahaman Dasar Penulis Resensi


1. 2.

3.
4.

5.

Paham atau menangkap maksud/tujuan penulis buku; Memiliki tujuan dalam membuat resensi buku (mengajak orang baca/kritik pada penulis); Mengenal atau mengetahui tingkat pemahaman para pembaca; Memiliki pengetahuan dan menguasai berbagai disiplin ilmu; Jadilah pengamat buku sekaligus kolektor buku.

KERANGKA KARANGAN
BAHASA INDONESIA Penulisan Kreatif 3

Kerangka Karangan

Kerangka Karangan (out line) adalah pola urutan seluruh karangan (karya tulis) yang akan kita buat. Kerangka Karangan memuat garis besar suatu karangan yang akan ditulis berupa rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis. Tujuan Kerangka Karangan adalah membuat karangan tersaji rapi, ramping, enak dipandang, dan enak dibaca. Kerangka Karangan berbeda dengan daftar isi.

Fungsi Kerangka Karangan


1.

2.

3.

Kerangka Karangan dapat membantu penulis mengorganisasikan idenya, menyusun ide-ide pendukung. Kerangka Karangan dapat mempercepat proses penulisan. (KK = 75% tulisan). Kerangka Karangan memungkinkan adanya kualitas bahasa yang tinggi

Susunan Kerangka Karangan


KK pada dasarnya terdiri 4 bagian (Iqbal, 2009):
1. 2.

3. 4.

Judul/wajah yang mencerminkan tema. Lead (sapaan/pendahuluan) yang memancing minat dan gairah. Tubuh yang ramping dan dinamis. Penutup yang bergaya pamit.

Komposisi Kerangka Karangan


1. Judul (5%) 2. Lead (5%): - Pendahuluan - Paragraf paling menarik (dari tubuh) 3. Tubuh (80%): Kalimat-2 yang membentuk sebuah paragraf harus merupakan kesatuan. - Pertama, menegaskan apa yang akan diceritakan; gagasan, gambaran, atau definisi.

3. Tubuh (80%): - Kedua, menjelaskan pengertian (materi pokok) yang tersirat dari kalimat pertama, tujuannya agar pembaca punya gambaran yang jelas tentang gagasan yang terkandung dalam kalimat pertama. - Ketiga, kalimat yang menjelaskan dua kalimat sebelumnya, kehadirannya memberikan gambaran yang jelas bagi pembaca terhadap yang diceritakan. - Demikian seterusnya. Kalimat belakangan berfungsi menjelaskan kalimat sebelumnya, bukan merupakan kalimat yang mencetuskan gagasan baru.

- Jika ada gagasan baru, buat paragraf baru. Namun, selesaikan paragraf sebelumnya sampai tuntas. - Paragraf yang banyak dibaca adalah yang beruntun, kalimat-2 berkaitan menuju ke arah suatu gambaran yang tertentu 4. Penutup (10%) - Paragraf yang bergaya pamit, bukan penutup - Misal; demikian, saatnya, jadi, inilah, oleh karena itu, atau maka.

Pengembangan Kerangka Karangan

Proses pengembangan karangan tergantung pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak ditulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. Pengembangan karangan jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat.

MENULIS OPINI (artikel), ESAI & KOLOM


BAHASA INDONESIA Penulisan Kreatif 4

OPINI

Opini (KBBI): pendapat, pikiran, pendirian. Artikel (KBBI): karya tulis lengkap di majalah, surat kabar, dsb atau karya tulis yang bersifat umum dan luas, bisa berupa opini atau berita. Artikel Opini adalah tulisan yang menekankan pada pendapat seorang penulis atas suatu data, fakta, dan kejadian berdasarkan analisis subjektif penulis. Artikel Opini (ilmiah poluler) biasa dimuat di media massa seperti koran dan majalah. Panjang tulisan 4-6 halaman kwarto spasi ganda (4.500-6.000 karakter).

Gaya Penulisan
1. 2. 3. 4.

Eksposisi Deskripsi Narasi Argumentasi

1. Eksposisi

Eksposisi adalah tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi suatu persoalan. Eksposisi mengandalkan strategi pengembangan paragraf seperti dengan memberikan contoh, proses, sebab-akibat, klasifikasi, definisi, analisis, komparasi, dan kontras.

Untuk memperjelas uraian, biasanya eksposisi dapat dilengkapi dengan grafik, gambar, atau statistik.

2. Deskripsi

Deskripsi lebih memberi gambaran verbal terhadap sesuatu yang akan ditulis, baik itu manusia, objek, penampilan, pemandangan, atau kejadian. [visualisasi) Penulisan dengan menggambarkan suatu objek sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri, mengalami, dan merasakan apa yang terjadi sebagaimana dipersepsikan oleh panca indera.

3. Narasi

Narasi (bercerita), rangkaian suatu peristiwa atau kejadian secara kronologis, baik fakta maupun rekaan (fiksi). Narasi bisa bergaya sudut pandang orang pertama sehingga terasa subjektivitas penulis, atau orang ketiga yang akan terasa sangat objektif.

4. Argumentasi

Argumentasi adalah tulisan yang membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran sebuah pernyataan. Argumentasi untuk meyakinkan orang lain (pembaca) dengan disertai bukti atau alasan yang kuat. Argumentasi Deduktif (umum-khusus) dan Induktif (khususumum).

Pertimbangan yang dapat menguatkan argumentasi: 1) kredibilitas penulis; 2) data empiris-bukti; 3) nalar-logika 4) emosi, nilai dan etika.

ESAI

Esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang subjek tertentu. Esai dibagi Tiga: Pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subjek bahasan dan pengantar tentang subjek. Tubuh esai menyajikan seluruh informasi tentang subjek. Konklusi yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subjek.

1.

2. 3.


1)

Esai Dibedakan Jadi:


deskriptif-visualisasi; ekspositori-menjelaskan; naratif-kronologis; persuasif-motivasi; dokumentatif-informasi penelitian.

2)
3) 4) 5)

Contoh: Catatan Pinggir (Tempo)

KOLOM

Kolom adalah sebuah rubrik khusus di media massa cetak yang berisikan karangan atau tulisan pendek, merupakan pendapat subjektif penulisnya tentang suatu masalah (Samsul, 2003). Panjang tulisan Kolom separuh artikel opini atau esai, gaya penulisan khas. Tulisan Kolom tidak mempunyai struktur tertentu; misal ada bagian pendahuluan (lead), isi (tubuh tulisan), dan penutup. Kolom berisi langsung tubuh tulisan, judul singkat (bisa hanya satu kata). Contoh: Resonansi dan Refleksi (Republika), Asal Usul (Kompas), Perspektif (Ummat), dsb.

Kiat Menulis Kolom (Yeoh,2009)


1.

2.
3. 4. 5. 6. 7. 8.

9.
10.

Pendirian teguh dalam tulisan; Pertahankan fokus tulisan; Pahami pandangan yang berlawanan; Mengaculah pada fakta; Gunakan analogi; Kritis; Lakukan reportase; Buat tulisan personal sesuai selera lokal; Tunjukkan hasrat pada pembaca; Berikan solusi.

PENULISAN BERITA
BAHASA INDONESIA Penulisan Kreatif 5

BERITA (Menurut KBBI) berarti laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. BERITA adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on-line internet. NEWS (BERITA) mengandung kata new yang berarti baru. Berita adalah sesuatu yang baru yang diketengahkan bagi khalayak pembaca atau pendengar.

Unsur Fakta yang Layak Jadi Berita


1. Penting; kejadian yang dapat pengaruhi khalayak atau punya dampak terhadap kehidupan para pembaca. 2. Besar; kejadian yang menyangkut angka-angka berarti bagi kehidupan orang banyak atau kejadian yang dapat berakibat dijumlahkan dalam rangka menarik buat pembaca. 3. Waktu; kejadian menyangkut hal-hal yang baru terjadi atau baru ditemukan. 4. Dekat; kejadian yang dekat bagi pembaca. Kedekatan ini bisa bersipat geografis ataupun emosional. 5. Populer/luar biasa; menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat terkenal oleh pambaca. 6. Manusiawi; kejadian yang memberikan sentuhan perasaan bagi para pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa atau orang besar dalam situasi biasa.

1.

Straight News: berita langsung, apa adanya,


ditulis secara singkat dan lugas. Straight News ada 2 Macam : a. Hard News: yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca. Berisi informasi peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tiba-tiba. b. Soft News, nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan berita pendukung.

2. Depth News: berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan. 3. Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber. 4. Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian penulisnya/reporter. 5. Opinion News: berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya.

1. Headline. Biasa disebut judul. Sering juga dilengkapi dengan anak judul. Ia berguna untuk: (1) menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan; (2) menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika. 2. Dateline. Terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukkan tempat kejadian dan inisial media. 3. Lead. Lazim disebut teras berita. Biasanya ditulis pada paragraph pertama sebuah berita. Ia merupakan unsur yang paling penting dari sebuah berita, yang menentukan apakah isi berita akan dibaca atau tidak. Ia merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan seluruh berita secara singkat. 4. Body. Atau tubuh berita. Isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita.

Berita Harus terdapat 5W + 1H


(1) What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
(2) Who - siapa yang terlibat di dalamnya? (3) Where - di mana terjadinya peristiwa itu? (4) When - kapan terjadinya? (5) Why - mengapa peristiwa itu terjadi? (6) How - bagaimana terjadinya? (7) What next - terus bagaimana?

Teknik Penulisan Berita

SEMUA ORANG BERBAKAT MENULIS


BAHASA INDONESIA Penulisan Kreatif 6

Yang mungkin diperlukan bukanlah suatu bakat istimewa, tetapi lebih pada keinginan dan minat yang besar untuk mau belajar, membangun kebiasaan menuangkan gagasan lewat tulisan Andrias Harefa (penulis buku-buku best seller)

PERTYANYAAN UMUM

Mahasiswa, praktisi-profesional, kalangan pejabat, semua mengeluh kesulitan untuk mengungkpan gagasan lewat tulisan. Semua mengaku banyak sekali ide atau gagasan yang ingin disampaikan dalam tulisan.

ALASAN TIDAK MENULIS Tidak punya waktu Tidak tahu memulai menulis dari mana Tidak percaya diri Memvonis diri sendiri tidak berbakat menulis

FAKTA KEMAMPUAN MENULIS

Dari pengalaman saya sendiri rekan2 penulis, bahwa untuk bisa menjadi seorang penulis yang dibutuhkan hanya kemauan yang kuat dan keberanian, termasuk berani salah.

Kecuali kitab suci (*Al-Quran), tidak ada tulisan (buku) yang sempurna atau paripurna.

Hal Penting untuk Menjadi PENULIS


(Peter Henshall dan David Ingram dalam The News Manual);

1.

2.

3.

4.

5.
6.

Mempunyai ketertarikan pada keadaan sekelilingnya; Mencintai bahasa; karena bahasa faktor penting dalam menulis; Dapat dipercaya; berdasar kebenaran, akurat dan objektif; Kritis, tidak mudah percaya pada informasi Gigih, dan Bersahabat

Modal Sosial Penulis

Mempunyai kepekaan dan sikap berhadapan dengan teks kehidupan.

kritis

Teks Kehidupan itu, bersifat 1) tertulis (buku, majalah, Koran, internet, dsb), 2) tidak tertulis (faktafakta, peristiwa atau fenomena) yang kita lihat, kita dengar, kita rasakan, dsb. Rajin membaca memberikan pengayaan informasi, wawasan yang luas dan referensi berkaitan dengan apa yang kita tulis

MENGGALI GAGASAN/IDE
What the Dog Saw karya Malcolm Gladwell. Mengarang Itu Gampang karya Arswendo Atmowiloto Mahir Menulis karya Mudrajad Kuncoro .dsb.

Mencari Inspirasi Untuk Menulis: 1. Kitab suci 2. Membaca; koran, buku, majalah, dll 3. Peristiwa sekitar 4. .Dst.

Memulai Menulis
MEYAKINKAN DIRI SENDIRI BAHWA SEMUA ORANG DAN SEGALA HAL PUNYA CERITA

witing bisa jalaran saka kulina


[anda akan bisa menulis kalau anda telah membiasakan diri (memaksakan diri bagi pemula) untuk menulis]

SUMBER BACAAN
1.

2.

3.

4.

5.

MAHIR MENULIS; Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom & Resensi Buku oleh Mudrajad Kuncoro, Penerbit ERLANGGA, 2010. Tata Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah oleh Wahyu Wibowo, Bumi Aksara, 2010. Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa oleh Tim Penulis Bahasa Indonesia UNEJ, Penerbit Andi, 2008. Buku Pintar Penyuntingan Naskah oleh Pamusuk Eneste, Gramedia Pustaka Utama, 2008. Web: pusatbahasa.kemendiknas.go.id

MAKALAH
BAHASA INDONESIA Penulisan Kreatif 7

1. Pengertian Makalah

Makalah adalah suatu karya tulis ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan. Makalah ini umumnya merupakan salah satu syarat menyelesaikan suatu perkuliahan, baik berupa kajian pustaka maupun hasil kegiatan perkuliahan lapangan.

2. Karakteristik Makalah
Makalah mahasiswa yang dimaksudkan dalam hal ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Diangkat dari suatu kajian literatur dan atau laporan pelaksanaan kegiatan lapangan. b. Ruang lingkup makalah berkisar pada cakupan permasalahan dalam suatu mata kuliah. c. Memperlihatkan kemampuan mahasiswa tentang permasalahan teoritis yang dikaji atau dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip atau teori yang berhubungan dengan perkuliahan. d. Memperlihatkan kemampuan para mahasiswa dalam memahami isi dari sumber-sumber yang digunakan. e. Menunjukkan kemampuan mahaiswa dalam merangkai berbagai sumber informasi sebagai satu kesatuan sintesis yang utuh.

3. Sistematika Makalah
Secara garis besar makalah yang ditulis mahasiswa terdiri dari tiga bagian pokok sebagai berikut : a. Pendahuluan, memuat tentang persoalan yang akan dibahas antara lain meliputi latar belakang masalah, fokus dan rumusan masalah, prosedur pemecahan masalah dan sistematika uraiannya. b. Isi, yakni bagian yang memuat tentang kemampuan penulis dalam mendemonstrasikan kemampuannya untuk menjawab persoalan atau masalah yang dibahasnya. Pada bagian isi boleh terdiri dari lebih satu bagian sesuai dengan permasalahan yang dikaji. c. Kesimpulan, yakni bagian yang memuat pemaknaan dari penulis terhadap diskusi atau pembahasan masalah berdasarkan kriteria dan sumber-sumber literatur atau data lapangan. Kesimpulan ini mengacu kepada hasil pembahasan permasalahan dan bukan merupakan ringkasan dari isi makalah.

Langkah Penulisan Makalah


Dalam pembuatan/menyusun makalah, perlu diperhatikan langkahlangkah sebagai berikut: 1) Mempelajari/menganalisa topik yang akan ditulis. 2) Menyusun pola pikir, meliputi: a) Pokok masalah dalam topik. b) Menentukan tujuan dan ruang lingkup. 3) Pengumpulan bahan-bahan materi (referensi) 4) Menulis/menyusun makalah dituntut: a) Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. b) Susunan kalimat yang mudah dipahami. c) Rangkaian uraian yang berkaitan. d) Singkat, padat, tegas, dan jelas dalam uraian. e) Menulis/menyusun makalah secara tidak bombastis, banyak atau panjang kalimatnya tanpa isi yang jelas.

Sistematika Penulisan Makalah (1)


Untuk mendukung terhadap penyusunan makalah yang baik, makalah hendaknya disesuaikan dengan sistematika sebagai berikut:

1) Lembar Judul, memuat: a) Judul Makalah b) Nama, NIM c) Nama dan Tempat Perguruan Tinggi d) Tahun 2) Kata Pengantar 3) Daftar Isi 4) Daftar Gambar(jika ada) 5) Daftar Tabel (jika ada)

Sistematika Penulisan Makalah (2)


6) Batang Tubuh Makalah, terdiri dari : a) Pendahuluan Pendahuluan berisi pengantar ke permasalahan pokok yang memberikan gambaran tentang batasan dan tujuan penulisan. Isi pendahuluan + 15 %. Bab ini dibagi dalam 3 Sub Bab sebagai berikut: (1) Latar Belakang Memberikan penjelasan tentang manfaat/pentingnya timbulnya Judul/Topik untuk dibahas. (2) Ruang Lingkup Memberikan penjelasan tentang ruang lingkup permasalahan yang menjadi batasan pembahasan. (3) Maksud dan Tujuan Penulisan Memberikan penjelasan tentang maksud penulisanmakalah dan tujuan berisi tentang hal yang diinginkan pada penulisan makalah, sesuai dengan konteks permasalahan yang akan dibahas.

Sistematika Penulisan Makalah (3)


b) Pembahasan (ditulis topiknya) Pembahasan merupakan isi dari makalah, berupa uraian yang relevan dengan ruang lingkup. Isi pembahasan + 75%, dengan pembagian meliputi : (1) Uraian yang membahas pemecahan masalah sesuai dengan lsi topik. (2) Dalam menguraikan pembahasan ini dapat menggunakan bahan referensi yang resmi. (3) Bila mungkin dapat memuat faktor-faktor penentu (faktor pendukung dan f aktor penghambat). (4) Pada dasarnya uraian tersebut adalah untuk menjawab permasalahan dengan alternatif pemecahan masalah

Sistematika Penulisan Makalah (4)


c) Penutup Pada bab yang terakhir ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang pada dasarnya merupakan penegasan inti makalah yang dirumuskan dengan jelas, singkat, dan tegas. Isi penutup + 10%. (1) Kesimpulan Berisi jawaban dan permasalahan dalam bentuk resume atau ikhtisar dari permasalahan. (2) Saran Saran yang dimaksud di sini, merupakan usul atau pendapat dari penulis yang mengacu pada materi pembahasan. Hendaknya dikemukakan secara jelas dan kemungkinan dapat dilaksanakan. d) Daftar Pustaka Merupakan acuan dalam penulisan makalah baik dari buku, surat kabar, internet, dan sumber tertulis lainnya. Contoh penulisan daftar pustaka : Sunarto, Perpajakan, BPFE Universitas Taman Siswa Yogyakarta dan Air printing, Yogyakarta: 2OO2. e) Lampiran-lampiran

Teknik Penomoran

I _______________________ (Bab) A _________________ (Judul) 1. __________________ (Sub Judul) a. __________ (Sub SubJudul) 1) ___________ (dst) a) __________ (dst)

Teknik Kutipan
Kutipan berfungsi sebagai pendukung penulisan makalah 1) Kutipan Tidak Langsung Adalah kutipan dengan mengambil pendapa/uraian dari buku/sumber lain yang penyajiannya dengan bahasan sendiri. Contoh: Sehingga ada 3 kategori pembagian barang dan jasa menurut hubungannya, yaitu barang komplementer, barang subtitusi, dan barang bebas. 2) Kutipan Langsung Adalah kutipan dari buku atau tulisan yang harus sama dengan aslinya baik dengan susunan kata-katanya maupun tanda bacanya. Kutipan yang panjangnya 5 (lima) baris atau lebih, diketik berspasi 1 (satu) dengan mengosongkan lima ketik dari garis batas/ margin sebelah kiri dengan tidak diberi tanda kutip.

Format Ukuran Kertas dan Sampul


a. Kertas : A4 80 gram b. Sampul : Kertas Buffalo warna Kuning c. Font : Arial d. Size : 12 e. Spasi : 1,5 f. Margin - Atas : 4 cm - Kiri : 4 cm - Bawah : 3 cm - Kanan : 3 cm g. Makalah ditulis minimal 10 halaman belum termasuk halaman Judul, Lampiran, dan Daftar Pustaka. h. Nomor Halaman - Letak di kanan atas - Angka i,ii,iii,dst. Mulai dari kata pengantar sampai dengan sebelum Bab Pendahuluan. - Angka 1,2,dst. Mulai dari Pendahuluan sampai dengan akhir

You might also like