You are on page 1of 20

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu

: SMA NEGERI : Kimia : XI/2 : 2 x 45 menit

I.

Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.

II.

Kompetensi Dasar : 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan.

III. Indikator A. Kognitif

1) Produk : 1. 2. Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius. Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry. 3. Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry dan menunjukkan pasangan asam dan basa konjugasinya. 4. 5. Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis. Mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa dengan berbagai indikator.

6.

Memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai indikator asam dan basa.

7.

Menjelaskan pengertian kekuatan asam dan menyimpulkan hasil pengukuran pH dari beberapa larutan asam dan larutan basa yang konsentrasinya sama.

8.

Menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan derajat pengionan () dan tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb).

9.

Menghitung pH larutan asam atau basa yang diketahui konsentrasinya.

10. Menjelaskan penggunaan konsep pH dalam lingkungan. 2) Proses : Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menentukan pH larutan. B. Psikomotor Melakukan percobaan Menguji Larutan Asam dan Larutan Basa dengan Menggunakan Berbagai Indikator C. Afektif 1. Karakter : percaya diri, jujur, kerja keras, toleransi, bekerja sama, rasa ingin tahu, menghargai pendapat, dan tanggung jawab. 2. Keterampilan social : berorientasi tugas dan hasil, berpendapat atau menyumbangkan ide, berkomunikasi lingkungan. dengan baik dan peduli

IV. Tujuan Pembelajaran : A. Kognitif 1) Produk : Berdasarkan hasil percobaan, siswa dapat:

Siswa mampu menjelaskan sifat larutan asam dan basa dengan berbagai indikator.

Berdasarkan hasil pemaparan (penjelasan) materi, siswa dapat : 1. Menjelaskan pengertian asam basa menurut Arrhenius, Bronsted Lowry dan Lewis. 2. Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted Lowry dan menunjukkan pasangan asam dan basa konjugasinya. 3. Menunjukkan keunggulan dan kelemahan teori asam basa Arrhenius dan Bronsted Lowry. 4. Menggunakan prinsip ikatan koordinasi untuk menyatakan reaksi asam-basa menurut Lewis. 5. Menyimpulkan hubungan antara besarnya harga pH terhadap kekuatan asam atau kekuatan basa. 6. Mengamati trayek perubahan warna berbagai indikator asam-basa dan memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal. 7. Menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan derajat pengionan () dan tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb). 8. Menghitung pH larutan asam konsentrasinya. 9. Menerapkan konsep pH, sifat fisis, serta sifat biologi dalam menganalisis pencemaran air (BOD dan COD). atau larutan basa dari data

2) Proses : Diberikan alat dan bahan, LKS SMA, serta penugasan mandiri agar siswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius.

2. Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry. 3. Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry dan menunjukkan pasangan asam dan basa konjugasinya. 4. Menunjukkan keunggulan dan kelemahan teori asam-basa Arrhenius dan Bronsted-Lowry. 5. Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis 6. Menggunakan prinsip ikatan koordinasi untuk menyatakan reaksi asam-basa menurut Lewis 7. Menjelaskan sifat larutan asam dan basa dengan berbagai indicator 8. Menyimpulkan hubungan antara besarnya harga pH terhadap kekuatan asam atau kekuatan basa 9. Mengamati trayek perubahan warna berbagai indikator asam-basa dan memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal. 10. Menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan derajat pengionan () dan tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb). 11. Menghitung pH larutan asam konsentrasinya 12. Menerapkan konsep pH, sifat fisis, serta sifat biologi dalam menganalisis pencemaran air (BOD dan COD). B. Psikomotor Terlibat dalam proses percobaan tentang menguji larutan asam dan larutan basa dengan menggunakan berbagai indicator, siswa diharapkan terampil menggunakan alat percobaan, serta dapat melakukan setiap prosedur percobaan dengan teliti. atau larutan basa dari data

C. Afektif 1. Karakter : Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, minimal siswa memperlihatkan kemajuan dalam menunjukkan perilaku karakter percaya diri, jujur, kerja keras, toleransi, bekerja sama, rasa ingin tahu, menghargai pendapat, tanggung jawab.

2. Keterampilan Sosial : Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, minimal siswa memperlihatkan kemajuan dalam menunjukkan perilaku

berorientasi tugas dan hasil, berpendapat atau menyumbangkan ide, berkomunikasi dengan baik, dan peduli lingkungan.

V.

Materi Ajar 1.

Teori asam-basa A. Teori Asam-Basa Arrhenius Asam : zat yang dalam air melepaskan ion H+ : zat yang dalam air melepaskan ion OHContoh : CH3COOH (aq) CH3COO- (aq) + H+ (aq) Basa Contoh : NaOH (aq) Na+ (aq) + OH- (aq) B. Teori Asam-Basa Bronsted Lowry Asam Basa : donor proton : akseptor proton

Contoh : NH4+ (aq) + H2O (l) NH3 (aq) + H3O+ (aq) Asam C. Teori Asam-Basa Lewis Asam Basa : akseptor pasangan electron : donor pasangan electron Basa

Contoh : 2. Sifat larutan asam dan basa Berkenaan dengan teori asam-basa, sifat larutan yang penting adalah kekuatan asam dan kekuatan basa. Kekuatan asam dan kekuatan basa dapat diketahui dari harga pH larutan. A. pH Larutan Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam atau basa, diperlukan indicator. Suatu indicator akan berwarna tertentu pada pH tertentu. Beberapa contoh indikator ditunjukkan dalam tabel berikut. Indikator Asam Basa Daerah pH Perubahan Warna 1,2 - 2,8 3,0 4,6 3,2 4,4 3,8 5,4 4,8 6,0 5,2 6,8 6,0 7,6 7,0 8,8 8,0 9,6 8,3 10,1 10,1 12,0 5,5 8,0 Perubahan Warna dari pH Rendah ke pH Tinggi merah - kuning kuning - biru merah - kuning kuning - biru merah - kuning kuning - ungu kuning - biru kuning merah kuning biru tidak berwarna merah kuning merah merah - biru

No.

Nama Indikator

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Timol biru Bromfenol biru Metil oranye Bromkresol hijau Metil merah Bromkresol ungu Bromtimol biru Kresol merah Kresol biru Fenolftalein Alizarin kuning Lakmus

3.

Konsep pH A. H+ dan OHIon H+ merupakan ion yang menunjukkan adanya sifat asam dalam suatu larutan. Semakin tinggi konsentrasi ion H+ dalam larutan, semakin asam larutan. Sebaliknya, semakin rendah konsentrasi ion H+ dalam larutan, semakin basa larutan. Konsentrasi H+ dapat dijadikan salah satu ukuran untuk menentukan keasaman atau kebasaan suatu larutan. Larutan asam [H+] > 10-7 M Larutan basa [H+] < 10-7 M Larutan netral [H+] = 10-7 M Contohnya larutan yang mengandung ion H+ dengan konsentrasi 10-4 M adalah larutan asam. Larutan yang mengandung ion H+ dengan konsentrasi 10-9 M adalah larutan basa. pH adalah bilangan yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman suatu larutan, yaitu konsentrasi ion H+ di dalam larutan tersebut. pH merupakan singkatan dari power of hydrogen dan memiliki nilai 0 sampai 14. pH = - log [H+] Jika pH digunakan untuk menyatakan konsentrasi ion H+ dalam larutan, maka cara untuk menyatakan konsentrasi ion OH- dalam larutan adalah pOH = - log [OH-] pH = 14 - pOH B. Hubungan [H+], [OH-]. Dan Kw Dalam air murni, konsentrasi ion H+ sama dengan konsentrasi ion OH-. Oleh karena itu, hubungan antara Kw, [H+], [OH-] dapat dituliskan sebagai berikut: [H+] = [OH-] =

Pada temperatur 25oC, persamaan di atas menjadi [H+] = [OH-] =


-

Nilai Kw tidak akan berubah meskipun konsentrasi ion [H+] atau konsentrasi ion [OH-] ditambah atau dikurangi. Jadi, nilai Kw akan selalu tetap jika diukur pada temperature yang sama. Hubungan [H+], [OH-], dan Kw juga dapat menghasilkan hubungan pH, pOH, dan pKw. pKw = pH + pOH 4. Kekuatan Asam Kekuatan asam dan basa akan dinyatakan dalam besaran derajat ionisasi dan tetapan kesetimbagnan ionisasinya. A. Derajat Ionisasi Derajat ionisasi () adalah perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat mula-mula.

Jika zat mengion sempurna, maka derajat ionisasinya = 1. Jika zat tidak ada yang mengion, maka derajat ionisasinya= 0. 0<<1 Elektrolit kuat : zat elektrolit yang mempunyai derajat ionisasi besar (mendekati 1). Contoh : Asam Basa : HCl, H2SO4, HNO3, dan HClO4 : NaOH, KOH, Ba(OH)2, dan Ca(OH)2 : CH3COOH, H2CO3, H2S, dan HCN. : NH3

Elektrolit lemah : zat yang derajat ionisasinya kecil (mendekati 0). Contoh : Asam Basa

B. Tetapan Ionisasi Asam (Ka) Tetapan kesetimbangan untuk ionisasi asam disebut tetapan ionisasi asam (Ka).
[ [ ][ ] ]

Harga Ka mencerminkan kekuatan asam, semakin besar Ka semakin kuat asam. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nama Asam Asam Asetat Asam Benzoat Asam format Fenol Asam sianida Asam fluorida Rumus Kimia CH3COOH C6H5COOH HCOOH C6H5OH HCN HF Ka 1,8 x 10-5 6,5 x 10-5 1,8 x 10-4 1,3 x 10-10 4,9 x 10-10 6,8 x 10-4

C. Hubungan Tetapan Ionisasi Asam (Ka) dengan Derajat Ionisasi () Hubungan kuantitatif antara derajat ionisasi dengan tetapan asam adalah Oleh karena Ka merupakan suatu tetapan, maka jika kemolaran (M) semakin kecil, maka derajat ionisasi () akan semakin besar.

5.

Kekuatan Basa Tetapan ionisasi basa (Kb) merupakan ukuran kekuatan basa, semakin kuat basa, semakin besar harga Kb-nya, dan sebaliknya. Hubungan tetapan ionisasi basa dengan derajat ionisasi basa adalah sebagai berikut.

6.

Menghitung pH Larutan A. Larutan Asam i. Asam Kuat Larutan asam kuat merupakan elektrolit kuat. Asam kuat akan terionisasi sempurna jika dilarutkan dalam air. Dalam menentukan pH larutan asam kuat, kita perlu mengetahui konsentrasi asam tersebut. [H+] = M x valensi asam ii. Asam Lemah Perbedaan antara asam lemah dengan asam kuat adalah asam lemah tidak terionisasi sempurna jika dilarutkan dalam air. Oleh karena itu, pH asam lemah tidak dapat dihitung jika hanya konsentrasi ion H+ yang diketahui. Konsentrasi ion H+ dalam larutan asam lemah dapat dikaitkan dengan tetapan ionisasi asam (Ka) atau derajat ionisasi asam (). [H+] = atau [H+] = M . iii. Asam Polivalen Asam polivalen adalah asam yang memiliki valensi lebih dari satu. Asam polivalen terionisasi secara bertahap. Asam valensi dua terionisasi dalam dua tahap. Asam valensi tiga terionisasi dalam tiga tahap. Contoh: Ionisasi asam sulfat terjadi dalam dua tahap, yaitu:

Tahap 1 Tahap 2

: H2SO4 (aq) H+(aq) + HSO4(aq) : HSO4(aq) H+(aq) + [H+] = (aq)

B. Larutan Basa i. Basa Kuat Larutan basa kuat merupakan elektrolit kuat. Larutan basa kuat akan terionisasi sempurna jika dilarutkan dalam air. pH larutan basa kuat dapat ditentukan jika konsentrasi basa diketahui. [OH-] = M x valensi basa ii. Basa Lemah Seperti halnya asam lemah, pH larutan basa lemah dapat ditentukan jika tetapan ionisasi basa (Ka) atau derajat ionisasi basa () diketahui. [OH-] = atau [OH-] = M . 7. Aplikasi konsep pH dalam pencemaran A. Air Alam Air alam bukanlah air murni. Bahkan, air hujan mengandung karbon dioksida terlarut yang menjadikan air hujan bersifat sedikit asam. Air tanah mengandung garam-garam terlarut. Air laut mengandung natrium klorida dalam jumlah besar dan garam-garam lainnya. Selain mengandung sejumlah kecil garam-garam aluminium, kalsium, dan kalium yang merupakan zat gizi yang penting untuk pertumbuhan tanaman-tanaman dan perkembangan kehidupan air, air sungai juga mengandung senyawa-senyawa organic, yang tersusun atas karbon hasil peruraian tumbuhan-tumbuhan yang mati.

B. Zat-Zat Pencemar Air Zat pencemar air yang sangat perlu diperhatikan adalah air limbah. Air limbah merupakan air pembuangan yang berasal dari rumah dan industry. Air limbah mengandung bakteri berbahaya dan zat-zat kimia beracun. Zat pencemar air lainnya adalah sampah yang berasal dari rumah, lahan pertanian atau perkebunan, dan industry. Ketika sampah dibuang ke sungai, sampah tersebut akan terurai dan hasil peruraiannya akan mencemari air. Pupuk dan pestisida digunakan di lahan pertanian dan perkebunan. Air hujan dapat membawa sisa-sisa pupuk dan pestisida, sehingga sungai atau danau di sekitar lahan pertanian atau perkebunan akan tercemar. Pencemaran ini akan memicu pertumbuhan algae. Tanaman algae yang telah mati dan terurai akan menghabiskan oksigen terlarut, sehingga makhluk hidup sungai atau danau lainnya akan mati. Air akan tercemar oleh ikan yang mati dan tanaman-tanaman yang membusuk. Akibatnya, air tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan minum, untuk berenang atau untuk pemancingan. Peristiwa ini disebut eutrofikasi. Sisa-sisa pupuk juga dapat meningkatkan kadar fosfat dan nitrat air sungai. Nitrat sulit dihilangkan melalui proses pengolahan air. Nitrat berbahaya karena dapat menurunkan kemampuan darah dalam menyerap oksigen dan dicurigai sebagai salah satu penyebab penyakit kanker. Detergen yang berasal dari pencucian pakaian dan logam-logam beracun yang berasal dari limbah industry juga merupakan zat pencemar air yang berbahaya. C. Parameter Kualitas Air i. Kandungan Zat Padat

Kandungan zat padat dalam air dapat dibedakan menjadi padatan terlarut (TDS = Total Dissolved Solid) dan padatan tidak terlarut atau padatan tersuspensi (TSS = Total Suspended Solid). Padatan terlarut adalah padatan yang dapat melewati kertas saring, sedangkan padatan tersuspensi adalah padatan yang tidak dapat melewati kertas saring. ii. Oksigen Terlarut Oksigen terlarut (DO = Dissolved Oxygen) adalah banyaknya oksigen yang terkandung dalam air. Air bersih mengandung kurang lebih 10 ppm oksigen terlarut jika diukur pada temperature kamar. Oksigen terlarut dibutuhkan makhluk hidup di dalam air, antara lain ikan, udang, tanaman laut, dan bakteri. Bakteri yang membutuhkan oksigen adalah bakteri aerob. Bakteri aerob menguraikan sampah organic dengan menggunakan oksigen terlarut. iii. pH Air dapat dianggap bersih jika pH air tersebut berada pada kisaran 6,5-8,5. Parameter pH saja tidak cukup dalam menentukan bersih atau tidaknya air. Oleh karena itu, kita memerlukan parameter kualitas air lainnya untuk menganggap air dengan pH 6,5-8,5 bersih. iv. BOD dan COD Kebutuhan Oksigen Biokimiawi (BOD = Biological Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme untuk menguraikan (mengoksidasi) hampir semua zat organic yang terlarut dan sebagian zat organic yang tersuspensi dalam air yang dapat terbiodegradasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses oksifasi senyawa organic oleh bakteri aerobic adalah kandungan zat padat,

jumlah oksigen terlarut, dan pH air. Jumlah oksigen yang tidak mencukupi akan memperlambat terjadinya oksidasi senyawa organic. Bakteri tertentu dapat bertahan hidup dalam air yang memiliki jangkau pH tertentu. Prinsip penetapan BOD didasarkan atas oksidasi zat organic oleh oksigen dalam air. Oksidasi dapat berlangsung karena adanya bakteri aerobic. Jumlah zat organic yang ada dalam air diukur melalui jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk mengoksidasi zat organic tersebut. Saat ini, pengolahan air limbah dengan metode lumpur aktif banyak diterapkan oleh berbagai industry. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan mengurangi BOD air limbah. Pada umumnya, BOD yang kecil menunjukkan sedikitnya zat organic yang terkandung dalam air limbah. Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD = Chemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organic yang terdapat dalam satu liter air, di mana oksidator K2Cr2O7 (kalium dikromat) digunakan sebagai sumber oksigen. COD merupakan gambaran banyaknya kandungan zat-zat organic yang dapat dioksidasi secara kimiawi.

VI. Metode Pembelajaran 1. 2. 3. Pendekatan Model Metode

: Konstruktivisme : Pembelajaran langsung : Ceramah, praktikum, demonstrasi, diskusi dan penugasan

VII. Bahan Percobaan : a. Kertas lakmus biru b. Kertas lakmus merah c. Indikator metil orange d. Indikator metil merah e. Indikator metil biru f. Indikator Brontimol biru g. Indikator Fenolftalein h. Larutan HCl encer i. Larutan H2SO4 encer j. Larutan NaOH encer k. Larutan Ca(OH)2 encer l. Larutan NH4OH encer m. Air suling n. Cuka o. Sari buah jeruk nipis p. Air leding q. Air kapur

VIII. Alat Percobaan : a. Pipet tetes b. Plat tetes

IX. Proses Belajar Mengajar A. Pendahuluan Langkah-Langkah Salam pembuka. Mengawali kegiatan dengan berdoa. Waktu 15 menit

Memeriksa kehadiran siswa. Siswa sudah duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing, pembagian kelompok telah dilakukan sehari sebelum pertemuan dilakukan.

Apersepsi Menyampaikan tujuan pembelajaran. Diskusi singkat tentang larutan asam basa. Bagaimana teori asam dan basa menurut Arrhenius, Bronsted Lowry dan Lewis?

Motivasi Untuk menumbuhkan karakter : percaya diri, jujur, kerja keras, toleransi, bekerja sama, rasa ingin tahu, menghargai pendapat, tanggung jawab, berorientasi tugas dan hasil, berpendapat atau menyumbangkan ide, berkomunikasi dan peduli lingkungan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

B. Inti Langkah - Langkah Eksplorasi Merancang dan melakukan percobaan untuk Waktu 65 menit

mengidentifikasi larutan yang bersifat asam dan basa (nilai yang ditanamkan : percaya diri, jujur, kerja keras, toleransi, bekerja sama, rasa ingin tahu, menghargai pendapat, tanggung jawab). Mempresentasikan hasil diskusi berdasarkan

percobaan yang telah dilakukan, masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk menanggapi

hasil diskusi dari kelompok penyaji (nilai yang ditanamkan : berorientasi tugas dan hasil, berpendapat atau menyumbangkan ide,

berkomunikasi dan peduli lingkungan). Guru menjelaskan tentang sifat larutan asam dan basa (nilai yang ditanamkan : rasa ingin tahu, menghargai pendapat, tanggung jawab). Membuka forum diskusi tentang materi yang disampaikan, dari guru kepada murid dan murid kepada guru (nilai yang ditanamkan : rasa ingin tahu, berpendapat atau menyumbangkan ide, dan berkomunikasi). Guru menjelaskan tentang konsep pH (nilai yang ditanamkan : rasa ingin tahu, menghargai pendapat, tanggung jawab). Membuka kembali forum diskusi tentang materi yang disampaikan, dari guru kepada murid dan murid kepada guru (nilai yang ditanamkan : rasa ingin tahu, berpendapat atau menyumbangkan ide, dan berkomunikasi). Guru menjelaskan tentang aplikasi konsep pH dalam pencemaran (nilai yang ditanamkan : rasa ingin jawab). Membuka kembali forum diskusi tentang materi yang disampaikan, dari guru kepada murid dan murid kepada guru (nilai yang ditanamkan : rasa ingin tahu, berpendapat atau menyumbangkan ide, tahu, menghargai pendapat, tanggung

dan berkomunikasi). Elaborasi Memberikan latihan individu mengenai semua materi tentang larutan asam dan basa yang telah disampaikan (nilai yang ditanamkan : jujur, kerja keras, tanggung jawab, dan berorientasi tugas dan hasil). Konfirmasi Menyampaikan hasil jawaban secara umum dari hasil latihan individu siswa dan membuka forum diskusi singkat untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan materi yang masih belum atau kurang dipahami siswa (nilai yang ditanamkan : jujur, rasa ingin tahu, berpendapat atau

menyumbangkan ide, berkomunikasi, tanggung jawab, dan menghargai pendapat). Menjelaskan kembali secara singkat hal-hal yang belum dipahami siswa. Meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah disampaikan (nilai yang ditanamkan : percaya diri, jujur, kerja keras, berpendapat atau menyumbangkan ide, berkomunikasi, tanggung jawab, serta berorientasi tugas dan hasil).

C. Penutup Langkah - Langkah Waktu Guru menyimpulkan keseluruhan materi yang telah 10 menit disampaikan dikaitkan dengan hasil percobaan dan

forum diskusi. Memberi tugas akhir (PR) sebagai refleksi dari materi yang sudah disampaikan, tugas merupakan tugas individu berupa pilihan ganda dan uraian (essay) (nilai yang ditanamkan: percaya diri, jujur, kerja keras, toleransi, rasa ingin tahu, menghargai pendapat, tanggung jawab serta berorientasi tugas dan hasil).

X.

Sumber Pelajaran : Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga. Rahardjo, Sentot Budi. 2008. Kimia Berbasis Eksperimen 2. Solo : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Taufiq, Agus dan Purawisastra, Suryana. 2007. Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : Widya Utama.

XI. Penilaian Hasil Belajar Teknik Instrumen : tertulis dan lisan : pilihan ganda, uraian dan performans (kinerja dan sikap) 1. Aspek kognitif 2. Aspek psikomotor 3. Aspek afektif (terlampir) (terlampir) (terlampir)

LEMBAR KERJA SISWA Perubahan Warna Indikator Asam Basa

A. Tujuan B. Dasar Teori C. Alat dan Bahan D. Cara Kerja E. Hasil Pengamatan F. Kesimpulan G. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! (individu)

You might also like