You are on page 1of 11

I.

PENDAHULUAN Dalam tatanan kehidupan demokrasi, terkandung nilai dan prinsip bagaimana seharusnya seseorang atau kelompok warga Negara dan lembaga kenegaraan berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai demokratis dalam menjaga kepentingan dan kehidupan bersama secara rasional, toleran, adil dan damai. Sekalipun banyak orang mengatakan kata demokrasi, kata ini masih banyak disalahartikan. Berbeda dengan masa lalu, demokrasi sekarang sudah menjadi milik semua orang dengan pemahaman yang berbeda. Seperti halnya agama, demokrasi banyak digunakan dan diungkapkan dalam perbincangan sehari-hari tetapi banyak juga disalahpahami. Agama yang seharusnya menjadi penyebar kasih sayang dan sumber keadilan bagi semua manusia, telah disalahartikan oleh sebagian kelompok dengan sikap dan tindakan anarkis dengan merasa bahwa pandangan dan sikap beragamanya paling benar dan sempurna. Ketidakmengertian akan makna demokrasi sebagai tatanan ketertiban, tata aturan dan hukum, masih banyak dipahami oleh sebagian masyarakat dengan kebebasan untuk bertindak anarkis dan main hakim sendiri. Dengan kata lain, demokrasi masih dimaknai dengan tindakan-tindakan yang jelas-jelas berlawanan dengan demokrasi itu sendiri. Bersandar pada keawaman masyarakat akan demokrasi, maka pemahaman tentang demokrasi menjadi penting.

II.

RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian dari demokrasi? 2. Bagaimana demokrasi sebagai pandangan hidup? 3. Apa saja unsur-unsur pendukung tegaknya demokrasi? 4. Bagaimana hubungan Islam dan Demokrasi?

III.

PEMBAHASAN

DEMOKRASI
A. Pengertian Demokrasi Secara garis besar demokrasi adalah sebuah system social politik modern yang paling baik dari sekian banyak sistem maupun ideology yang ada dewasa ini. Menurut pakar hhukum Moh. Mahfudz M.D, ada dua alasan dipilihnya demokrasi sebagai system bermasyarakat dan bernegara. Pertama, hamper semua Negara didunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang fundamental. Kedua, demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarakan Negara sebagai organisasi tertingginya. Secara etimologis demokrasi terdiri dari dua kata Yunani yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan cratein atau cratos yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Gabungan dua kata tersebut mempunyai arti suatu keadaan Negara dimana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada ditanag rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat. Sedangkan pengertian demokrasi secara istilah atau terminologi adalah sebagai berikut : 1. Joseph A. Schmeter mengatakan demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untu mencapai keputusan politik dimana individu individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuanagan kompetitif atas suara rakyat. 2. Sidney Hook berpendapat bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didsarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa. 3. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl menyatakan demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan dimana pemerintah dimintai tanggung jawab atas

tindakan tindakan mereka diwilayah publik oleh warga Negara, yang bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil mereka yang telah terpilih. 4. Henry B. Mayo menyatakan demokrasi sebagai sistem politik yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil wakil yangdiawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan pemilihan berkala yang didasarkan atas perinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sebagai suatu system bermasyaakat dan bernegara hakekat demokrasi adalah peran utama rakyat dalam proses sosial dan politik. Dengan kata lain, sebagai pemerintahan ditangan rakyat mengandung pngertian tiga hal: pemerintahan dari rakyat (government of the people); pemerintahan oleh rakyat (government by the people); dan pemerintahan untuk rakyat ( government for the people ).

B. Demokrasi sebagai Pandangan dan Tatanan Kehidupan Bersama Demokrasi tidak datang secara tiba tiba. Ia merupakan proses panjang melalui pembiasan, pembelajaran dan penghayatan. Untuk tercapainya tujuan ini dukungan social dan lingkungan demkratis adalah mutlak dibutuhkan. Menurut Nurcholish Madjid, demokrasi bukanlah kata benda tapi lebih merupakan kata kerja yang mengandung makna sebagai proses dinamis. Karena itu demokrasi harus diupayakan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari hari. Demokrasi dalam kerangka diatas berarti sebuah proses melaksanakan nilai nilai civility (keadaban) dalam bernegara dan bermasyarakat. Setidaknya ada enam norma atau unsur pokok yang dibutuhkan oleh tatanan masyarakat yang demokratis. Keenam norma tersebut adalah: 1. Kesadaran akan pluralisme. Kesadaran akan kemajemukan tidak sekedar pengakuan pasif akan kenyataan masyarakat yang majemuk. Pengakuan atas kenyataan perbedaan harus diwujudkan dalam sikap dan perilaku menghargai dan mengakomodasi beragam pandangan dan sikap orang/kelompok lain. Hal ini dibutuhkan

sebagai bagian dari kewajiban warga Negara dan Negara untuk menjaga dan melindungi hak orang lain untuk diakui keberadaannya. 2. Musyawarah. Makna dan semangat musyawarah adalah mengharuskan adanya keinsyafan dan kedewasaan warga Negara untuk secara tulus menerima kemungkinan untuk melakukan negosiasi dan kompromi-kompromi social dan politik secara damai dan bebas dalam setiap keputusan bersama. 3. Cara haruslah sejalan dengan tujuan. Norma ini menekankan bahwa hidup demokratis mewajibkan adanya keyakinan bahwa cara haruslah sejalan dengan tujuan. Dengan kata lain, demokrasi pada hakekatnya tidak hanya sebatas pelaksanaan prosedur prosedur demokrasi tetapi harus dilakukan secara santun dan beradab yakni melalui proses demokrasi yag dilakukan tanpa paksaan, tekanan dan ancaman dari dan oleh siapapun, teapi dilakukan secara sukarela, dialogis dan saling menguntungkan. 4. Norma kejujuran dan permufakatan. Suasana masyarakat demokratis dituntut untuk menguasai dan menjalankan seni permusyawaratan yang jujur dan sehat untuk mencapai kesepakatan yang member keuntungan semua pihak. Karena itu, factor ketulusan dalam usaha bersama mewujudkan tatanan social yang baik untuk semua warga Negara merupakan hal yang sangat penting dalam membangun tradisi demokrasi. 5. Kebebasan nurani, persamaan hak, dan kewajiban. Pengakuan akan kebebasan nurani ( freedom of conscience ), persamaan hak dan kewajiban bagi semua ( egalitarianism ) merupakan norma demokrasi yang harus diintegrasikan dengan sikap percaya pada itkad baik seseorang dan kelompok lain ( trust attitude ). 6. Trial and error ( percobaan dan salah ). Demokrasi bukanlah sesuatu yang telah selesai dan siap saji, tetapi ia merupakan sebuah proses tanpa henti. Dalam kerangka ini demokrasi membutuhkan percobaan percobaan dan kesediaan semua pihak untuk

menerima kemungkinan ketidaktepetan atau kesalahan dalam praktek berdemokrasi. C. Unsur Unsur Pendukung Tegaknya Demokrasi

Tegaknya demokrasi sebagai sebuah tatanan kehidupan kenegaraan, pemerintahan, ekonomi, social dan politik sangat bergantung pada keberadaan dan peran yang dijalankan oleh unsur unsur penopang tegaknya demokrasi itu sendiri. Beberapa unsur unsur penting penopang tegaknya demokrasi antara lain: Negara hukum, masyarakat madani, aliansi kelompok strategis. 1. Negara Hukum Negara hukum memiliki pengertian bahwa Negara memberikan

perlindungan hukum bagi warga Negara melalui pelembagaan peradilan yang bebas dan tidak memihak serta penjaminan hak asasi manusia. Menurut Moh. Mahfudz MD cirri cirri Negara hukum adalah sbagai berikut: a. Adanya perlindingan konstitusional, artinya selain menjamin hak hak individu, konstitusi harus pula menentukan cara procedural untuk memperoleh hak hak yang dijamin. b. Adanya badan kehakiman yang bebas dan idak memihak. c. Adanya pemilu yang bebas. d. Adanya kebebasan menyatakan pendapat. e. Adanya kebebasan berserikat dan beroposisi. f. Adanya pendidikan kewarganegaraan. Indonesia adalah Negara hukum. Istilah Negara hukum di Indonesia dapat ditemukan dalam penjelasan UUD 1945 yang berbunyi Indonesia ialah Negara yang berdasar atas hukum dan bukan berdasar atas kekuasaan belaka . 2. Masyarakat Madani ( civil society ) Masyarakat madani adalah sebuah masyarakat dengan cirri cirri yang terbuka, egaliter, bebas dari dominasi dan tekanan Negara. Masayarakat madani merupakan elemen yang sangat signifikan dalam membangun 5

demokrasi. Posisi penting masyarakat madani dalam membangun demokrasi adalah adanya partisipasi masyarakatdalam proses proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Negara atau pemerintah. Masyarakat madani mensyaratkan adanya keterlibatan warga Negara melalui asosiasi asosiasi sosial. Keterlibatan warga Negara memungkinkan tumbuhnya sikap terbuka, percaya, dan toleran antar individu dan kelompok yang berbeda. Sikap sikap ini sangat penting bagi bangunan politik demokrasi seperti yangdiungkapkan oleh Ernest Gellner,masyarakat madani dan demokrasi merupakan dua kata kunci yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Hal itu disebabkan karena demokrasi merupakan hasil dari dinamika masyarakat yang menghendai adanya partisipasi. 3. Aliansi Kelompok Strategis Aliansi kelompok strategis terdiri dari partai politik, kelompo gerakan dan kelo,pok penekan atau kelompok kepentingan yang didalamnya pers yang bebas dan bertanggung jawab. Ketiga kelompok atau asosiasi ini sangat besar perananya terhadap proses demokratisasi spanjang organisai organisasi ini memerankan dirinya secara kritis, damai dan konstitusional dalam menyuarakan misi organisasi atau kepentingan anggotanya. Sebaliknya jika organisasi oganisasi ini menyuarakan aspirasinya secara anarkis, maka keberadaan organsasi ini akan menjadi serius bagi masa depan demokrasi.

D. Islam dan Demokrasi Ditengah proses demokatisasi global, banyak kalangan ahli demokrasi diantaranya Larry Diamond, Juan J. Linze, Seymour Martin Lipset, menyimpulkan bahwa dunia Islam tidak mempunyai prospek untuk menjadi demokratis serta tidak mempunyai pengalaman demokrasi yang cukup handal. Hal serupa juga dikemukakan oleh Samuel P. Humtingtonyangh neragukan ajaran Islam sesuai dengan prinsip prinsip demokrasi. Karena alasan inilah dunia Islam dipandang tidak menjadi bagian dari proses demokratisasi dunia. Bebeda dengan pendapat diatas, menurut Ahmad S. Mousalli, pakar ilmu politik Universitas Amerika di Beirut, ulama Islam baik klasik, pertengahan maupun modern, 6

memiliki pandangan yang sepadan dengan perkembangan pemikiran barat tentang demokrasi, pluralism dan HAM. Menurutnya, ketika spirit Enlightenment dengan doktrin hukum alamnya telah menginspirasikan lahirnya konsep - konsep barat tentang demokrasi, pluralism, dan HAM, akibat pengaruh yang sama kalangan ulama muslim menjadikan doktrin doktrim tersebut dibawah sinaran otoritas teks yang berasal dari Al Quran dan sunnah Muhammad SAW. Secara garis besar wacana Islam dan Demokrasi dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok pemikiran. Pertama, Islam dan demokrasi adalah dua system olitik yang berbeda. Islam tidak bias disubordinatkan dengan demokrasi.Islam merupakan system poltik yang mandiri ( self sufficient ). Dengan demikian Islam dan demokrasi adalah dua hal yang berbeda, karena itu demokrasi sebagai konsep barat tidak tepat untu dijadikan sebagai acuan dalam hidup bermasyarakat, bebangsa dan bernegara. Islam tidak bisa dipadukan dengan demokrasi. Sementara Islam sebagai agama yang kaffah ( sempurna ) tidak saja mengatur pesoalan keimanan dan ibadah, melainkan mengatur segala aspek kehidupan ummat manusia. Kedua, Islam berbeda dengan demokrasi apabila demokrasi didefinisikan secara prosedural seperti dipahami dan dipraktikkan dinegara negara barat. Kelompok kedua ini menyetujui adanya prinsip prinsip demokrasi dalam Islam. Tetapi mengakui adanya perbedaan anatara Islam dan demokrasi. Sebaliknya Islam merupakan system politik demokratis kalau demokrasi didefinisikan secara substantif yakni kedaulata ditanga rakyat dan Negara merupakan terjemahan dari kedaulatn rakyat ini. Dengan demikian dalam pandangan kelompok ini, demokrasi adalah konsep yang sejalan denga Islam setelah diadakan penyesuaian penafsiran tehadap konsep demokrasi itu sendiri. Ketiga, Islam adalah system nilai yang membenarkan dan mendukung system politik demokrasi seprti yang dipraktekkan Negara Negara maju. Islam didalam dirinya demokratis tidak hanya karena prinsip Syura ( musyawarah ), tetapi juga karena adanya konsep ijtihad dan ijma ( konsensus ). Pakar ilmu politik R.William Lidle dan Saeful Mujanni menyatakan bahwa di Indonesia pandangan yang ketiga tampaknya yang lebih dominan karena demokrasi sudah menjadi bagian integral sistem pemerintahan Indonesia dan Negara Negara muslim lainnya.

Penerimaan Negara Negara muslim ( dunia Islam )

terhadap demokrasi

sebagaimana yang dikemukakan oleh kelompok ketiga diatas, tidak berarti bahwa demokrasi dapat tumbuh dan berkembang di Negara muslim secara otomatis dan cepat. Bahkan yang terjadi adalah kebalkannya, dimana Negara Negara muslim justru merupakan Negara yang tertinggal dalam berdemokrasi, sementara kehadiran rezim otoriter disejumlah Negara muslim menjadi tren yang dominan.

IV. KESIMPULAN Demokrasi terdiri dari dua kata Yunani yaitu, demos dan cratos yang mana jika digabungkan berarti suatu kadaan Negara dimana dalam system pemerintahannya kedaulatan berada ditangan rakyat. Demokrasi adalah sebuah system sosial-politik modern yang paling baik dari sekian banyak system maupun ideology yang ada dewasa ini. Ada tiga factor yang menjadi tolak ukur umum dari suatu pemerintahan yang demokratis, yaitu: Pemerintahan dari rakyat, pemerintahan oleh rakyat, dan pemerintahan untuk rakyat. Sedangkan untuk mendukung terlaksananya demokrasi, perlu didukung oleh enam norma atau unsur pokok, yaitu: kesadaran akan adanya pluralism, musyawarah, sejalan dengan tujuan, ada norma kejujuran dan mufakat, kebebasan nurani, persamaan hak dan kewajiban, serta adanya rial and error (percobaan dan salah). Unsurunsur penting penopang tegaknya demokrasi antara lain: Negara hhukum, masyarakat madani, dan aliansi kelompok strategis. Wacana tentang islam dan demokrasi dapat dikelompokkan menjadi tiga pemikiran: pertama, islam dan demokrasi adalah dua system politik yang berbeda. Kedua, islam berbeda dengan demokrasi apabila demokrasi didefinisikan secara procedural seperti dipahami dan dipraktikkan di Negara-negara barat. Ketiga, islam adalah system nilai yang membenarkan dan mendukung system politik demokrasi seperti yang dipraktikkan Negara-negara maju.

V. PENUTUP Demikianlah makalah ini kami sampaikan. Semoga apa yang telah kami sampaikan dalam makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya, dan pembaca pada umumnya. Dan kami juga sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan sebagai pembelajaran untuk makalah-makalah selanjutnya. Dan selebihnya kami sampaikan.

DAFTAR PUSTAKA Abdillah, Masykuri, 1999. Demokrasi dipersimpangan makna: Respon Intelektual Muslim Indonesia terhadap Konsep Demokrasi (1966-199). Yogyakarta: Tiara Wacana. Amin, M. Masyhur dan Mohammad Nadjib, 1993. Agama, Demokrasi dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: LKPSM. Azra, Azyumardi. 2000. Membangun Keadaan Demokratis , Kompas, 28 Juni. Gaffan, Affan. 2000. Demokrasi Politik Makalah Seminar Perkembangan Demokrasi di Indonesia sejak tahun 1994. Jakarta: Widyagraha, LIPI.

10

DEMOKRASI
MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan Dosen Pengampu: Bu Luthfiyah, M.S.I

Disusun Oleh: Roselinda Saiful Huda Septiyani FM. Shafiyuddin Rifni (093411052) (093411053) (093411054) (093411055)

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

11

You might also like