You are on page 1of 21

PENGERTIAN REKLAMASI DAN BIOREMEDIASI Bioremediasi merupakan salah satu pengembangan dari bidang bioteknologi lingkungan dengan memanfaatkan

proses biologi dalam mengendalikan pencemaran lingkungan. Bioremediasi bukanlah konsep baru dalam bidang ilmu mikrobiologi, karena mikroba telah banyak digunakan selama bertahun-tahun dalam mengurangi senyawa organik dan bahan beracun baik yang berasal dari limbah rumah tangga maupun dari industri. Menurut munir (2001) teknik bioremediasi terbukti sangat efektif dan murah dari sisi ekonomi untuk membersihkan tanah dan air yang terkontaminasi oleh senyawa-senyawa kimia toksik atau beracun. Saat ini mikroba banyak dimanfaatkan di bidang lingkungan, yang berperan membantu memperbaiki kualitas lingkungan. Terutama untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan, baik di lingkungan tanah maupun perairan. Bahan pencemar dapat bermacam-macam mulai dari bahan yang berasal dari sumber-sumber alami sampai bahan sintetik, dengan sifat yang mudah dirombak (biodegradable) sampai sangat sulit bahkan tidak bisa dirombak (rekalsitran/ nonbiodegradable) maupun bersifat meracun bagi jasad hidup dengan bahan aktif tidak rusak dalam waktu lama (persisten). Dalam hal ini akan dibahas beberapa pemanfaatan mikroba dalam proses peruraian bahan pencemar dan peran lainnya untuk mengatasi bahan pencemar. PENANGANAN LIMBAH DAN BIOREMEDIASI Penanganan Limbah Aktivitas manusia, industri, dan pertanian menghasilkan limbah cair dan padat. Untuk mengurangi cemaran maka limbah pemukiman dan industri harus diolah terlebih dulu sebelum dilepas ke lingkungan. Pengolahan limbah cair dapat dilakukan secara aerobik maupun anaerobik atau kombinasi keduanya dan umumnya dengan 3 tahapan, yaitu tahap primer, sekunder, dan tersier. Adapun pengolahan limbah padat secara biologis umumnya berupa landfill dan pengkomposan. Salah satu akibat masuknya cemaran, yaitu terjadinya suksesi populasi mikroba. Mikroba yang berperan pada pengolahan limbah, antara lain Phanerochaeta chrysosporium, Pseudomonas spp., dan Bacillus spp, Mycobacterium, Vibrio, dan lain-lain. Dalam pengolahan limbah perlu diperhatikan beberapa aspek penanganan limbah, yaitu materi pencemaran, mikroba, faktor lingkungan, serta sistem yang digunakan dalam penanganan limbah. Bioremediasi Pencemaran air dan tanah oleh limbah pemukiman maupun industri telah menimbulkan banyak kerugian. Usaha perbaikan lingkunagn yang tercemar dilakukan dengan proses yang dikenal sebagai bioremediasi. Pada dasarnya bioremediasi merupakan hasil biodegradasi senyawasenyawa pencemar. Bioremediasi dapat dilakukan di tempat terjadinya pencemaran (in situ) atau harus diolah ditempat lain (ex situ). Pada tingkat pencemaran yang rendah mikroba setempat mampu melakukan bioremediasi tanpa campur tangan manusia yang dikenal sebagai bioremediasi intrinsik, tetapi jika tingkatan pencemaran tinggi maka mikroba setempat perlu distimulasi (biostimulasi) atau dibantu dengan memasukkan mikroba yang telah diadaptasikan (bioaugmentasi).

PERURAIAN/BIODEGRADASI BAHAN PENCEMAR (POLUTAN) 1. Mikroba dalam pembersihan air Banyak mikroba yang terdapat dalam air limbah meliputi mikroba aerob, anaerob, dan fakultatif anaerob yang umumnya bersifat heterotrof. Mikroba tersebut kebanyakan berasal dari tanah dan saluran pencernaan. Bakteri colon (coliforms) terutama Escherichia coli sering digunakan sebagai indeks pencemaran air. Bakteri tersebut berasal dari saluran pencernaan manusia dan hewan yang dapat hidup lama dalam air, sehingga air yang banyak mengandung bakteri tersebut dianggap tercemar. Untuk mengurangi mikroba pencemar dapat digunakan saringan pasir atau trickling filter yang segera membentuk lendir di permukaan bahan penyaring, sehingga dapat menyaring bakteri maupun bahan lain untuk penguraian. Penggunaan lumpur aktif juga dapat mempercepat perombakan bahan organik yang tersuspensi dalam air. 4. Minyak Bumi Minyak bumi tersusun dari berbagai macam molekul hidrokarbon alifatik, alisiklik, dan aromatik. Mikroba berperanan penting dalam menguraikan minyak bumi ini. Ketahanan minyak bumi terhadap peruraian oleh mikroba tergantung pada struktur dan berat molekulnya. Fraksi alkana rantai C pendek, dengan atom C kurang dari 9 bersifat meracun terhadap mikroba dan mudah menguap menjadi gas. Fraksi n-alkana rantai C sedang dengan atom C 10-24 paling cepat terurai. Semakin panjang rantaian karbon alkana menyebabkan makin sulit terurai. Adanya rantaian C bercabang pada alkana akan mengurangi kecepatan peruraian, karena atom C tersier atau kuarter mengganggu mekanisme biodegradasi. Apabila dibandingkan maka senyawa aromatik akan lebih lambat terurai dari pada alkana linier. Sedang senyawa alisiklik sering tidak dapat digunakan sebagai sumber C untuk mikroba, kecuali mempunyai rantai samping alifatik yang cukup panjang. Senyawa ini dapat terurai karena kometabolisme beberapa strain mikroba dengan metabolisme saling melengkapi. Jadi walaupun senyawa hidrokarbon dapat diuraikan oleh mikroba, tetapi belum ditemukan mikroba yang berkemampuan enzimatik lengkap untuk penguraian hidrokarbon secara sempurna. M Oleh : Dra. Yanti Hamdiyati, M.Si. TPU : Mahasiswa memahami peranan mikroorganisma dalam lingkungan (tanah dan air) melalui percobaan dan diskusi TPK: Melalui diskusi mahasiswa dapat menyebutkan contoh peran mikroba tanah yang menguntungkan dan merugikan Melalui diskusi mahasiswa dapat menjelaskan siklus karbon dan Nitrogen, serta

keterlibatan mikroorganisme pada kedua siklus tersebut Melalui diskusi, mahasiswa dapat membedakan ektomikoriza dan endomikoriza Melalui diskusi mahasiswa dapat menjelaskan proses pembentukan nodul Setelah praktikum isolasi bakteri tanah yang bersimbiosis dan tidak simbiosis, mahasiswa dapat membedakan karakteristik bakteri Rhizobium dengan Azotobacter Melalui diskusi mahasiswa dapat menyebutkan contoh peran mikroba air yang menguntungkan dan merugikan Setelah melakukan praktikum enumerasi, mahasiswa dapat menghitung jumlah bakteri dalam sample minuman Setelah melakukan praktikum uji kualitatif dan kuantitatif bakteri Coliform, mahasiswa dapat menentukan jumlah bakteri coliform dan jenisnya. Melalui diskusi mahasiswa dapat menjelaskan proses pengolahan limbah secara mikrobiologi Melalui diskusi mahasiswa dapat menjelaskan tentang bioremediasi Setelah perkuliahan tentang pokok bahasan ini selesai, mahasiswa dapat : 1. menjelaskan masing-masing satu contoh peran mikroba yang menguntungkan dan merugikan 2. menjelaskan siklus karbon dan nitrogen serta keterlibatan mikroorganisme pada kedua siklus tersebut 3. membedakan ektomikoriza dan endomikoriza 4. membedakan karakteristik bakteri Rhizobium dengan Azotobacter 5. menentukan kualitas air dengan metode enumerasi dan uji kualitatif kuantitatif Coliform 6. menjelaskan proses pengolahan limbah secara mikrobiologi 7. menjelaskan tentang bioremediasiA

Air merupakan materi penting dalam kehidupan. Semua makhluk hidup membutuhkan air. Misalnya sel hidup, baik hewan maupun tumbuhan, sebagian besar tersusun oleh air, yaitu lebih dari 75% isi sel tumbuhan atau lebih dari 67% isi sel hewan. Dari sejumlah 40 juta milkubik air yang berada di permukaan dan di dalam tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2 juta mil-kubik) yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Karena dari jumlah 40 juta mil-kubik, 97% terdiri dari air laut dan jenis air lain yang berkadar-garam tinggi, 2,5% berbentuk salju dan es-abadi yang dalam keadaan mencair baru dapat dipergunakan secara langsung oleh manusia. Kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari, berbeda untuk setiap tempat dan setiap tingkatan kehidupan. Biasanya semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat pula jumlah kebutuhan air. Di Indonesia, berdasarkan catatan dari Departemen Kesehatan, rata-rata keperluan air adalah 60 liter per kapita, meliputi (Tabel 2.) : Tabel 2 Kebutuhan air per kapita di Indonesia. Air untuk keperluan Jumlah (liter) Mandi Mencuci Masak Minum Lain-lain 30 15 5 5 5

Keperluan air per kapita di negara-negara maju, jauh lebih tinggi dari keperluan di Indonesia, misalnya untuk Amerika Serikat (Chicago: 800 L, Los Angeles: 640 L), Perancis (Paris: 480 L), Jepang (Tokyo: 530 L), dan Swedia (Uppsala: 750 L). Sejalan dengan kemajuan dan peningkatan taraf kehidupan, tidak dapat dihindari adanya peningkatan jumlah kebutuhan air, khususnya untuk keperluan rumah tangga, sehingga berbagai cara dan usaha telah banyak dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air, antara lain dengan : - Mencari sumber-sumber air baru (air-tanah, air danau, air sungai, dan sebagainya); - Mengolah dan mentawarkan air laut; - Mengolah dan memurnikan kembali air kotor yang berada di sungai, danau, dan sumber lain yang umumnya telah tercemar baik secara fisik, kimia maupun mikrobiologis. Pada pokok bahasan ini yang akan dibahas tantang hanya mikrobiologi air tawar rM Kualitas fisik berdasarkan pada kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan rasa. Kualitas kimia adanya senyawa-senyawa kimia yang beracun, perubahan rupa, warna, dan rasa air, serta reaksi-reaksi yang tidak diharapkan menyebabkan diadakannya standar kualitas air minum. Standar kualitas air memberikan batas konsentrasi maksimum yang dianjurkan dan yang diperkenankan bagi berbagai parameter kimia, karena pada konsentrasi yang berlebihan kehadiran unsur-unsur tersebut dalam air akan memberikan pengaruh negatif, baik bagi kesehatan maupun dari segi pemakaian lainnya. Kualitas biologis didasarkan pada kehadiran kelompok-kelompok mikroba tertentu seperti mikroba patogen (penyakit perut), pencemar (terutama Coli), penghasil toksin dsb. .P Tabel 3 Uji IMVIC No. Uji Medium Produk Akhir Reaksi Positif

1. Indol Tryptone Broth / Indol-nitrite Indol Merah setelah penambahan pereaksi KOVACS 2. Methyl Red Proteose Broth / 1% Glucose Peptone Broth Asam Organik Merah setelah penambahan indikator Methyl Red 3. VogesProskauer Proteose Broth / 1 % Glucose Peptone Broth Asetil Metil Karbinol Merah tua setelah penambahan 5 % naftol & 40 % KOH 4. Sitrat Koser Sitrat Medium Pertumbuhan Timbul kekeruhan Tabel 4 Hasil Uji IMVIC pada Coliform Coliform Indol Methyl Red

VogesProskauer Sitrat Klasifikasi E. coli Var. I Var. II + + + Fekal Fekal E. Aerogenes Var. I Var. II + + + Nonfekal

Nonfekal Tabel 5 Kualitas Air Berdasarkan Jumlah Coliform Kualitas Air Bakteri Coliform / 100 ml Air Sangat Memuaskan Memuaskan Diragukan Jelek Tidak Ada 12 3 10 > 10 Kualitas perairan juga dapat ditentukan berdasarkan nilai IPB. Penentuan Nilai IPB (Indeks Pencemar Biologis) atau Biological Indices of Pollution (BIP) suatu perairan, pada umumnya dilakukan kalau air dari suatu sumber perairan akan digunakan sebagai bahan baku untuk kepentingan pabrik/industri (sebagai air proses, air pendingin), untuk kepentingan rekreasi (berenang). Makin tinggi nilai IPB maka makin tinggi kemungkinan deteriosasi/korosi materi di dalam sistem pabrik (logam-logam yang mengandung Fe dan S), atau pun terhadap kemungkinan adanya kontaminasi badan air oleh organisme patogen. Nilai IPB ditentukan dengan menggunakan rumus : lHasil tersebut akan memberikan besaran yang menyatakan nilai IPB. Perhitungan nilai dilakukan secara langsung (tanpa pembiakan) yaitu : Sampel air sebanyak 500-1000 ml, selanjutnya dipekatkan sampai menjadi 50 ml baik melalui penyarinfan ataupun sentrifugasi (rata-rata 1500 rpm). Endapan yang terbentuk selanjutnya dianalisis untuk kehadiran mikroorganisme dengan menggunakan kolum hitung untuk mikroalge, dan pewarnaan untuk bakteri dan fungi. Kandungan kedua kelompok mikroorganisme

tersebut dapat dijadikan dasar untuk perhitungan nilai IPB (Tabel 6). Tabel 6 Nilai Indeks Pencemar Biologis Nilai IPB Kualitas Air 08 9 20 21 60 60 - 100 Bersih, Jernih Tercemar ringan Tercemar sedang Tercemar berat Pengolahan Limbah Sekunder/Secara Biologik Pengolahan sekunder melibatkan oksidasi senyawa organik berbentuk koloid dan terlarut dengan adanya mikroorganisme dan organisme dekomposer lain. Keadaan berangin biasanya dibutuhkan oleh trickling filters atau activated sludge tanks(lumpur aktif), sedangkan dalam iklim yang hangat dapat digunakan oxidation ponds (kolam oksidasi). Lumpur sekunder yang dihasilkan dari pengolahan secara biologik dicampurkan dengan lumpur primer dalam tangki sluge digestion, dimana terjadi penguraian secara anaerobik oleh mikroorganisme. Trickling (percolating) filters. Gambar 3-2. Memperlihatkan suatu irisan melintang bentuk tricling filter. Trickling filters merupakan tangki berbentuk lingkaran atau empatpersegi panjang, setinggi 1-3 m dan diisi dengan susunan alas (filter bed) mineral atau plastik. Mineral dapat berupa pecahan batu, genting, arang, dan slag (terak, ampas bijih), tetapi harus berukuran serupa, jadi akan menempati bagian yang sama. Rentang ukuran biasanya antara 3,5-5,0 cm, dengan bagian permukaan khusus bervolume 80-110

m 2 /m 3 dan ukuran jarak 45-55 % dari volume keseluruhan. Dilengkapi dengan batang pemutar (bagian tengah) atau pipa yang dapat digerakan maju-mundur, pada tangki persegi. Bgian atas terdapat lubang untuk masukan limbah, dan bagian bawah arah berhadaan disediakan kran untuk mengeluarkan efuen/cairan.Bakteri yang terdapat dalam jumlah paling besar dan bentuk dasar dari jaring makanan. Tercatat banyak bakteri yang terlibat, tetapi yang dominan adalah batang gram-negatif aerobik Zooglea, Pseudomonas, Achromobacter, Alcaligenes, dan Flavobacterium. Fungi secara normal berjumlah 8:1 dengan bakteri, dan terdapat pada bagian atas filter dan jumlahnya berlimpah sekitar kedalaman 15 cm. Genera yang sering mendominasi adalah Sepedonium, Subbaromyces, Ascoidea, Fusarium, Geotrichium, dan Trichosporon. Bakteri dan fungi heterotrofik tersebut melaksanakan oksidasi primer efluen. Bakteri autotrofik cenderung lebih banyak pada lapisan bawah filter, Nitrosomonas mengoksidasi amonium menjadi nitrit, dan Nitrobacter mengoksidasi nitrit menjadi nitrat. Alge sering ditemukan dalam percolating filter (misalnya, Chlorella, Oscillatoria, Ulothrix), tetapi peranannya kecil dalam proses pemurnian.Protozoa terdapat sebanyak fungi dan dapat diidentifikasi sekitar 218 spesies, 116 diantaranya ciliata (ciliata yang banyak ditemukan : Carchesium, Chilodonella, dan Colpoda). Peran utama protozoa adalah untuk membuang bakteri, sehingga efluen dapat dibersihkan. Proses Activated sludge. Dalam tangki activated sludge (lumpur aktif), limbah endapan

dicampurkan dengan suspensi mikroorganisme dan diberi udara selama 1-30 jam, bergantung pada tujuan pengolahan. Medium diperkaya dengan larutan dan suspensi nutrien, ditambah oksigen dan diaduk dengan cepat. Bahan yang tersuspensi dan koloid mengadsorpsi gumpalan mikroba. Selanjutnya mikroba memecahkan gumpalan dan melarutkan nutrien, proses ini dikenal sebagai stabilisasi. Lumpur, yang meningkat sebanyak 5-10% selama proses, dipindah dari cairan dalam tangki pengendapan, dan dikembalikan lagi ke tangki aerasi. Lumpur aktif digambarkan sebagai lingkungan akuatik yang sebenarnya. Kondisi turbulen dalam tangki tidak layak untuk makroinvertebrata, sehingga komunitas tanpa mata-rantai yang lebih besar dalam jaring makanan. Sejumlah massa mikroba dalam sistem ini dikendalikan oleh pengambilan kelebihan lumpur, sedangkan lapisan berlebihan pada filter dibuang dengan perantara proses biologik.Dalam tangki lumpur aktif, komunitas mikroba awalnya dihubungkan dengan limbah yang tidak diolah, selanjutnya, memurnikan efluen, sedangkan pada filter bed suatu suksesi komunitas timbul pada kedalaman yang berbeda dan dihubungkan dengan perbedaan derajat pemurnian efluen. Oxidation ponds.. Oxidation ponds atau kolam oksidasi (stabilisasi) digunakan dalam iklim hangat untuk memurnikan limbah dan prosesnya melibatkan interaksi antara bakteri dan alge. (Gambar 10-16.) Kolam merupakan danau di pinggir laut yang dangkal, dengan kedalaman 1m. Endapan lumpur dialirkan melalui kolam selama 2-3 minggu, tetapi lumpur kasar dapat disimpan lebih dari 6 bulan. Bakteri dalam kolam menghancurkan bahan organik yang biodegradable untuk meepaskan CO2, amonia, dan nitrat. Produk ini digunakan oleh alge, bersama-sama dengan sinar matahari, dan proses fotosintetik memepaskan oksigen, memungkinkan bakteri menguraikan limbah lebih banyak. Suatu lapisan endapan lumpur organik pada dasar kolam dan dekomposisi anaerobik

menyebabkan pelepasan metan. BIOREMEDIASI Sejumlah senyawa kimia berbahaya (kontaminan/pencemar) dan kelompok bahanbuangan sudah diperbaiki melalui bioremediasi. Bioremediasi merupakan proses perbaikan bahan buangan atau limbah dengan melibatkan mikrorganisme. Terdapatnya senyawa berbahaya dalam lingkungan karena, kondisi lingkungan tersebut tidak memungkinkan aktivitas mikroba untuk melakukan degradasi secara biokimia. Optimalisasi kondisi lingkungan tersebut melalui pemahaman prinsip biologik mengenai senyawa yang akan diurai, dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kemampuan mikroorganisme dan reaksi katalisisnya. Teknik pertama yang digunakan adalah mengevaluasi, menentukan batas kondisi lingkungan pada daerah yang tercemar bahan tertentu. Rancangan akhir harus menyediakan kontrol untuk memanipulasi keadaan lingkungan tersebut dalam rangka meningkatkan biodegradasi senyawa target. Senyawa target merupakan senyawa kimia berbahaya yang akan diremediasi melalui bioremediasi.Bioremediasi merupakan aplikasi prinsip proses biologik/biogeradasi, untuk menangani air tanah, tanah, dan lumpur yang tercemar oleh senyawa kimia berbahaya. Terdapat sedikit perbedaan antara rancangan prinsip proses biologik/biodegradasi air limbah dengan bioremediasi senyawa kimia berbahaya. Proses biologik merupakan proses katalisis senyawa kimia oleh mikroorganisme yang terjadi secara alami. Pada bioremediasi menggunakan teknik kimia dan teknik lingkungan. Bioremediasi lebih rumit karena menggunakan katalis (enzim) yang disuplai oleh mikroorganisme yang mengkatalisis penghancuran senyawa berbahaya spesifik (senyawa target). Senyawa kimia berbahaya dapat berupa substrat atau bukan substrat bagi mikroorganisme. Reaksi katalisis senyawa kimia ini dilaksanakan dalam unit modular (sel) atau di luar sel. Prinsip reaksinya adalah reaksi reduksi-oksidasi, yang penting untuk pembentukan energi bagi organisme. Pertanyaan

1. Jelaskan peranan mikroorganisme dalam lingkungan ! 2. Jelaskan aspek mikrobiologis lingkungan terrestrial dan akuatik! 3. Jelaskan pengolahan limbah secara mikrobiologi ! Daftar Pustaka Black, Jacquelyn G. 2002. Microbiology. John Wiley & Sons, Inc. Brock. TD. Madiqan. MT. 1991. Biology of Microorganisms. Sixth ed. PrenticeHallInternational, Inc. Cappuccino, JG. & Sherman, N. 1987. Microbiology: A Laboratory Manual. The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. California. Case, C.L. & Johnson, T.R. 1984. Laboratory Experiments in Microbiology. Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. California. Fardiaz, S. 1987. Fisiologi Fermentasi, PAU IPB. Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi (Common Teksbook). Biologi FPMIPA UPI, IMSTEP. Moat, A.G. & Foster, J.W. 1979. Microbial Physiology. John Wiley & Sons Nicklin. J.K. Graeme-Cook. T. Paget & R. Killington. 1999. Instans Notes in Microbiology. Springer Verlag. Singapore Pte, Ltd. Tortora Gerard J. et al. 1992. Microbiology an Introduction. Fourth Ed. The Benjamin Cummings Publishing Company, Inc.

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196611031991012YANTI_HAMDIYATI/MIKROBIOLOGI_AIR.pdf

Oampak yang ditimbulkan oleh adanya pencemaran hidrokarbon adalah matinya organisme laut baik hewan maupun tumbuhan. Hidrokarbon yang menutupi permukaan perairan akan menghambat masuknya cahaya ke dalam air, sehingga fitoplankton serta tumbuhan yang ada di perairan tidak

mampu melakukan fotosintesis. Akibatnya, kadar oksigen serna kin berkurang dan organisme laut akan rnengalami kekurangan oksigen yang akhirnya dapat menyebabkan kematian. 1 Remediasi dapat digunakan untuk menangani permasalahan pencemaran hidrokarbon di lingkungan perairan. Remediasi adalah metode untuk mengembalikan kondisi lingkungan yang terce mar menjadi seperti kondisi semula melalui cara-cara fisik, mekanik dan kimia (Kadarwati dkk., 1996). Penanganan secara mekanik ialah dengan jalan penyapuan kontaminan hidrokarbon, sedangkan penanganan secara fisik ialah melalui proses evaporasi Imntaminan. Penanganan secara kimiawi adalah dengan jalan penambahan surfaktan sintetis ke dalam perairan yang terkontaminasi sebab surfaktan memiliki kemampuan untuk meningkatkan kelarutan dari substrat yang tidak larut dalam air, sehingga mikrooganisme dapat dengan mudah mendegradasinya. Dalam prosesnya, surfaktan akan berkumpul membentuk misel (Ni'matuzahroh, 1998). Keefektifan surfaktan dalam biodegradasi dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain : 1) konsentrasi surfaktan yang mengarah pada nilai CMC (Critical Micelle Concentration), 2) senyawa kimia surfaktan, solubilitas, konformasi ionik dan sterik, 3) nilai HLB (hydrophyle-lipophyle balance) dalam hubungannya dengan pengaruh terhadap biodegradasi, dan 5) kerentanan surfaktan itu sendiri dalam biodegradasi (Rouse dkk., 1994). Surfaktan sintetis biasanya mamiliki sifat nondegradable dan bersifat toksik bagi lingkungan, oleh karena toksisitas dari surfaktan tersebut, maka dibutuhkan senyawa lain(biosurfaktan) yang aman digunakan dalam biodegradasi kontaminan (utamanya hidrokarbon). Dalam hal ini diharapkan biosurfaktan mampu

berperan penting dalam biodegradasi kontaminan hidrokarbon

PENGELOLAAN KUALITAS LINGKUNGANBIOREMEDIASI MINYAK BUMI DISUSUN OLEH:Ayu Azhar Wijhar UtamiH1E108027PROGAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGANFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU2010 Bioremidiasi merupakan suatu teknologi inovatif dalam pengolahan limbah,yang dapat menjadi teknologi alternatif dalam menangani pencemaran yangdiakibatkan oleh berbagai proses kegiatan dengan biaya operasi yang relatif murah serta ramah dan aman bagi lingkungan. Dahulunya bioremidiasi hanyadilakukan pada limbah organik yang mudah dihilangkan. Namun pada tahun1980an, bioremidiasi mulai dikembangkan penggunaannya pada limbah yanglebh sulit seperti pada kontaminasi tanah.Tujuan dari bioremidiasi adalah memineralisasi kontaminan, yaitu mengubahsenyawa kimia berbahaya menjadi kurang berbahaya seperti karbon dioksidaatau beberapa gas lain, senyawa anorganik, air dan materi yang dibutuhkano l e h m i k r o b a p e n d e g r a d a s i ( E w e i s et al . 1 9 9 8 ) . S a l a h s a t u c o n t o h d a r i bioremidiasi adalah bioremidiasi bagi l i n g k u n g a n y a n g t e r c e m a r m i n y a k bumi. Hal yang pertama dilakukan adalah dengan mengaktifkan bakteri alami p e n g u r a i m i n y a k b u m i di dalam tanah yang terkontaminasi. Selanjutnya bakteri ini akan m en g u r a i k a n l i m b a h m i n y a k b u m i d a n d a l a m w a k t u y a n g cukup singkat maka kandungan minyak bumi akan berkurang hingga akhirnyahilang. Hal inilah yang disebut sistem bioremidiasi. Di dalam bioremediasit e r d a p a t b e b e r a p a j e n i s b i o r e m i d i a s i s e p e r t i b i o a u g m e n t a s i , d i m a n a mikrooganisme yang dapat membantu membersihkan kontamin an tertentuditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar dan biostimulasi serta bioremidiasi intrinsik. Selain itu terdapat pula bioremidiasi in-situ dan ex-situ.Perbedaan di antara bioremidiasi in-situ dan ex-situ adalah pada proses dan biaya selama proses berlangsung. Di dalam proses bioremidiasi pun telahdiatur sebuah hokum berupa Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.128 tahun 2003 tentang tatacara dan persyaratan teknis dan pengelolaanl i m b a h m i n y a k b u m i d a n t a n a h t e r k o n t a m i n a s i o l e h m i n y a k b u m i s e c a r a biologis (Bioremediasi). 3.Tinjauan Pustakaa. Bioremidiasi Dari berbagai referensi dapat diketahui bahwa bioremidiasi memiliki banyak pengertian yang di antaranya adalah a. B i o r e m i d i a s i d a p a t d i d e f i n i s i k a n s e b a g a i p r o s e s p e n g u r a i a n l i m b a h organik/an organik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali dengantujuan mengontrol, menreduksi atau bahkan mereduksi bahan pencemar dari lingkungan. b.

B i o r e m i d i a s i a d a l a h p e n g g u n a a n o r g a n i s m e h i d u p u n t u k d e t o k s i , mem ulihkan/ mengurangi polusi dan kerusakan lingkungan. c. B i o r e m i d i a s i m e r u p a k a n p e n g e m b a n g a n d a r i b i d a n g b i o t e k n o l o g i ling kungan dengan memanfaatkan proses biologi dalam mengendalikan pencemarand . B i o r e m i d i a s i m e r u p a k a n p r o s e s b i o l o g i s ( b i o p r o s e s ) y a n g m e m a n f a a t k a n bakteri mikrobiologis dalam proses kerjanyaD a r i p en g e r t i a n pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa bioremidiasim e r u p a k a n p e n g g u n a a n m i k r o o r g a n i s m e d a l a m m e n g u r a n g i p o l u t a n d i lingkunga n. Pada saat bioremidiasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi olehmikroorganisme untuk memodifikasi polutan di lingkungan dengan mengubahstruktur kimia polutan yang disebut dengan biotransformasi . Dalam berbagaikasus biasanya biotransformasi biasanya berujung pada biodegradasi yang dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks dan akhirnyamenjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.Biodegradasi sendiri adalah pemecahan cemaran organik oleh aktivitas mikrobayang melibatkan serangkaian reaksi enzimatik. Pada umumnya terjadi karen karena senyawa tersebut di manfaatkan sebagai sumber makanan. Biodegradasil e n g k a p d i s e b u t j u g a s e b a g a i m i n e r a l i s a s i , d e n g a n p r o d uk akhirnya berupakarbondioksida dan air. Proses i n i d i p a k a i d a l a m p e n g o l a h a n l i m b a h u n t u k menjadi karbondioksida dan air.Ada beberapa pendekatan umum untuk meningkatkan kecepatan biotransformasiatau biodegradasi antara lain dengan Seeding , m en g o p t i m a l k a n p o p u l a s i d a n a k t i v i t a s m i k r o b a i n d i d e n o u s (bioremidiasi intrinsik) dan atau penambahan mikroorganisme exogenous(bioaugmentasi) Feeding , m e m o d i f i k a s i l i n g k u n g a n d e n g a n p e n a m b a h a n n u t r i s i (bi ostimulasi) dan aerasi (bioventing).B i o r e m i d i a s i d a p a t t e r b a g i m e n j a d i d u a b u a h k a t a y a i t u b i o d a n r e m i d i a s i . Remidiasi dapat diartikan sebagai pemulihan yang bisa berarti kondisi lingkunganyang terdegradasi dapat diteruskan sampai kepada kondisi lingkungan sepertikondisi awal sebelum terkontaminasi. Sedangkan kata bio dalam bioremidiasid a p a t b e r a r t i b i o l o g i y a i t u o r g a n i s m y a n g h i d u p d a n b e r g a n t u n g p a d a k o n d i s i l i n g k u n g a n . D a r i p en g e r t i a n d u a kata tersebut, bioremidiasi dapat diartikan p e m u l i h a n y a n g b i s a b e r a r t i k o n d i s i a w a l s e b e l u m k o n t a m i n a s i a t a u p u n pencemaran terjadi dengan menggunakan mikroorganisme.Proses bioremidiasi ini telah dikembangkan dan diuji coba sejak tahun 1980-ankhususnya di Amerika Serikat. Untuk Indonesia sendiri, aplikasi bioremidiasimasih dalam tahap pengembangan. Bioremidiasi

bukan merupakan konsep barud a l a m m i k r o b i o l o g i t e r a p a n k a r e n a m i k r o b a t e l a h b a n y a k d i g u n a k a n s e l a m a bertahun-tahun dalam mengurangi senyawa organik dan bahan beracun baik yang b e r a s a l d a r i l i m b a h r u m a h t a n g g a m a u p u n d a r i i n d u s t r i . H a l i n i y a n g b a r u mengenai bioremidiasi ini adalah bahwa teknik ini sangat efektif dan murah daris i s i e k o n o m i u n t u k m e m b e r s i h k a n t a n a h d a n a i r y a n g t e r k o n t a m i n a s i o l e h senyawa-senywa kimia toksik atau beracun.Sejak tahun 1900an, orang-orang telah menggunakan mikroorganisme untuk mengolah air pada saluran air. Pada saat ini, bioremidiasi telah berkembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya yang biasanya dihubungkan dengankegiatan industri. Contoh dari polutan-polutan ini antara lain adalah logam-logam b e r a t , p e t r o l e u m h i d r o k a r b o n d a n s e n y a w a - s e n y a w a t e r h a l o g e n a s i s e p e r t i pestisida, herbisida dan lain-lain.Bioremidiasi saat ini telah didukung oleh pengetahuan yang lebih baik mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenisjenism i k r o b a y a n g b a r u d a n b e r m a n f a a t d a n k e m a m p u a n u n t u k m e n i n g k a t k a n bioremidiasi melalui teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremidiasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan p em a h a m a n m e n g e n a i b a g a i m a n a m i k r o b a - m i k r o b a m e m o d i f i k a s i p o l u t a n beracun menjadi tidak berbahaya. Contoh mikroba yang memodifikasi polutanm e n j a d i t i d a k b e r b a h a y a a d a l a h b a k t e r i p e m a k a n m i n y a k y a n g merupakan mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan. Mikroorganisme rekombinan diciptakan agar dapat lebih efisi e n d a l a m mengurangi polutan dan dapat tumbuh lebih cepat jika dibandingkan bakteri- b a k t e r i j en i s l a i n y a n g a l a m i . M e s k i p u n b e g i t u , m i k r o b a r e k o m b i n a n b e l u m berhasil dikomersialkan karena mikroba ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas dan juga belum mampu mendegradasikomponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan dilingkungan.Bioremidiasi memiliki keuntungan sekaligus kekurangan. Untuk keuntungan, bioremidiasi memiliki beberapa, antara lain adalahB i o r e m i d i a s i m e r u p a k a n p r o s e s a l a m i -Hasil proses bioremidiasi bukan merupakan produk yang berbahayaTanah yang terkontaminasi dapat kembali ditanamiR e l a t i f r a m a h l i n g k u n g a n Sementara itu, untuk kekurangan dari bioremediasi antara lain antara lain adalah- T i d a k s e l u r u h p o l u t a n m a m p u d i d e g r a d a s i k a n o l e h mikroba- A k u m u l a s i s e n y a w a t o k s i k y a n g m e r u p a k a n m e t a b o l i t s e k u n d e r s e l a m a proses bioremidiasi tidak dapat dihindari.- P r o s e s p e r o m b a k a n a k a n m e n g a l a m i k e s u l i t a n a p a b i l a p o l u t a n l o g a m b e r a t bercampur dengan polutan organik. b. Jenis-Jenis Bioremidiasi Bioremidiasi dapat terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain adalahB i o s t i m u l a s i Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, di tambahkan ke dalamair atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.

BiougmentasiB i o a u m e n t a s i d a p a t d i a r t i k a n s e b a g a i m i k r o o g a n i s m e y a n g d a p a t membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam air a t a u t a n a h y a n g t e r c e m a r . P e n g g u n a a n c a r a i n i s e r i n g k a l i d i g u n a k a n d a l a m m en g h i l a n g k a n k o n t a m i n a s i d i s u a t u t e m p a t m e s k i p u n t e r d a p a t beberapa hambatan dalam penggunaan cara ini seperti sulitnya mengontrolt e m p a t y a n g t e r c e m a r a g a r m i k r o o r g a n i s m e d a p a t b e r k e m b a n g s e c a r a optimal.- B i o r e m i d i a s i i n t r i n s i k Bioremidiasi intrinsik terjadi secara alami di dalam air atau tanah yangtercemar.Selain jenis-jenis bioremidiasi di atas, bioremidiasi dapat dibedakan pula menjadi bioremidiasi in-situ (on-site) dan ex-situ (off-site). Bioremidiasi on-site adalah bioremidiasi di lokasi. Bioremidiasi ini lebih murah dan lebih mudah sementara b i o r e m i d i a s i e x situ dilakukan dengan cara tanah yamg tercemar digali dandipindahkan ke d a l a m p en a m p u n g a n y a n g l e b i h d i k o n t r o l , k e m u d i a n d i b e r i perlakuan khusus dengan menggunakan mikroba. Bioremidiasi ex-situ dapat berlangsung lebih cepat, mampu meremidiasi jenis kontaminan dan jenis tanahyang lebih beragam dan lebih mudah dikontrol dibandingkan dengan bioremidiasiin-situ.Bioremidiasi ex-situ biasanya terdiri dari penggalian tanah yang tercemar dankemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah di daerah aman itu, tanah yangterkontaminasi dapat dibersihkan dari pencemar. Cara membersihkannya adalahtanah tersebut disimpan di bak atau tangki yang kedap, kemudian zat pembersihdipompakan ke bak atau tangki tersebut. Untuk selanjutnya zat pencemar dapatdipompakan keluar dari bak dan kemudian diolah dengan instalansi pengolah air limbah. Kekurangan dari bioremidiasi ini adalah prosesnya lebih rumit dan mahals e m e n t a r a k e l e b i h a n n y a a d a l a h p r o s e s b i s a l e b i h c e p a t d a n m u d a h d i k o n t r o l , mampu meremediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam. c.Proses Bioremidiasi Secara sederhana proses bioremidiasi bagi lingkungan dapat dilakukan denganmengaktifkan bakteri alami pengurai limbah baik organik maupun anorganik yangakan ditangani. Bakteri-bakteri akan menguraikan limbah tersebut yang telahsedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan hidup bakteri tersebut. Dalamw a k t u t e r t e n t u , b a k t e r i y a n g t e l a h d i t e b a r k a n p a d a l i n g k u n g a n y a n g terkontaminasi tersebut akan menunjukkan b a h w a k a n d u n g a n l i m b a h d i lingkungan tersebut mulai berkurang bahkan hilang. Faktor yang dapat membuat b i o r e m i d i a s i m e n j a d i b e r h a s i l a d a l a h d i l a k u k a n k a r a k t e r i s a s i lahan dan treatability study . Dalam karakterisasi lahan diperlukan data-data yang cukup banyak seperti sifat dan struktur geologis lapisan tanah, lokasi sumber pencemar dan perkiraan banyaknya hidrokarbon yang terlepas dalam tanah. Selain itu, sifat-sifat lingkungan dari tanah juga harus diketahui mulai dari derajat keasaman (pH),k e l e m b a b a n h i n g g a k a n d u n g a n k i m i a y a n g s u d a h a d a . K a r a k t e r i s a s i l a h a n berfungsi pula mengetahui keberadaan dan jenis mikroba yang ada dalam tanah.A g a r p r o s e s b i o r e m i d i a s i d a p a t b e r l a n g s u n g m a k a m e m e r l u k a n b e b e r a p a persyaratan, antara lainMikroorganisme merupakan kunci pada kegiatan bioremidiasi sehing

g a organisme yang digunakan harus dapat merombak polutan secara lengkapdengan kecepatan yang reasonable sampat mencapai batas yang aman. M i k r o o r g a n i s m e m e m e r l u k a n t a m b a h a n s u m b e r C d a l a m m e l a k u k a n proses degradasi polutan. Sehingga diperlukan penambahan elektron 8 a s e p t o r y a n g s e s u a i , t e r g a n t u n g p a d a s p e s i e s m i k r o b a d a n k o n d i s i lin gkungan setempat. Kondisi lingkungan setempat sangat penting dalam aktivitas degradasioleh mikroorganisme. Hal ini meliputi ketersediaan oksigen, kelembaban, pH, bahan organik dan suhu. Proses metabolisme oleh mikroorganisme perombak, h a s i l m e t a b o l i s m e n y a t i d a k t e r a k u m u l a s i d a n t i d a k m en g h a s i l k a n m e t a b o l i t yang lebih toksik dari polutan induknya.Bioavailability polutan menjadi faktor yang lebih penti n g u n t u k keberhasilan atau kegagalan proses bioremediasi.Faktor ekologi bagi mikroba sangat penting untuk d i p e r h a t i k a n . Sebaiknya mikroba tidak dalam kondisi berkompetisi dengan mikrobalainnya. Faktor yang tidak kalah pentingnya dalah faktor biaya. Jika bioremidiasim a h a l m a k a m a s y a r a k a t p en g g u n a t i d a k a k a n m e n g g u n a k a n n y a . O l e h k a r e n a i t u s e b a i k n y a , b i o r e m i d i a s i t i d a k l e b i h m a h a l d a r i p en g o l a h a n secar a fisik atau kimia.Bioremediasi yang berasal dari bakteri yang telah mengalami rekayasa genetik maupun tidak rekayasa genetik tidak akan memberikan dampak yang aman. Olehk a r e n a i t u , p r o s e s b i o r e m i d i a s i j u g a d i a t u r k e t e n t u a n n y a o l e h K e m e n t r i a n Lingkungan Hidup, misalnya pada saat ini telah dibuat sebua h h u k u m y a n g m e n g a t u r s t a n d a r b a k u k e g i a t a n b i o r e m i d i a s i u n t u k m en g a t a s i permasalahanl i n g k u n g a n a k i b a t k e g i a t a n p e r t a m b a n g a n d a n p e r m i n y a k a n s e r t a b e n t u k p en c e m a r a n l a i n n y a ( l o g a m b e r a t d a n p e s t i s i d a ) y a n g d i susun dan tertuangdidalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup N o . 1 2 8 t a h u n 2 0 0 3 tentang tatacara dan persyaratan teknis dan pengelolaan limbah minyak bumi dantanah terkontaminasi oleh minyak bumi dan tanah terkontaminasi oleh minyak bumi secara biologis (Bioremidiasi).Proses dari bioremediasi dapat dikatakan aman. Hal ini dapat dilihat dari hasilakhir dari proses bioremidiasi dapat berupa air terproduksi yang sudah memenuhi baku mutu lingkungan dan padatan, produk yang dapat digunakan untuk bahan pembentuk batu beton untuk bahan bangunan dan pupuk. d.Pengolahan Limbah dalam Minyak Bumi Dari segi ekonomi dan fungsi, penggunaan teknik bioremidiasi harus dapat bersaing dengan teknologi remediasi lainnya seperti insinerasi atau perlakuankimia. Sebelum suatu teknik bioremidiasi dapat dipergunakan, informasi tentangkeadaan lokasi dan potensi mikroorganisme harus sudah diketahui. Sehingga perlu dilakukan suatu uji laboratorium untuk mengetahui kecepatan degradasi pada suatu fungsi lingkungan tertentu seperti pH, konsentrasi

oksigen, nutrient,k o m p o s i s i m i k r o b a , u k u r a n p a r t i k e l t a n a h d a n s u h u . D i b a n d i n g k a n d e n g a n teknikteknik remediasi lainnya, aplikasi bioremidiasi jauh lebih murah biaya prosesnya Menurut Triatmodjo (1999) menyatakan bahwa tumpahan minyak mentah yangterjadi di perairan, mengakibatkan pencemaran di daerah lingkungan pantai. Halini karena daerah tersebut merupakan daerah di tepi laut yang masih mendapat p e n g a r u h k e a d a a n l a u t s e p e r t i p a s a n g s u r u t , a n g i n l a u t d a n p e r e m b e s a n l a u t . Menurut Pezeshki dkk (2000) menyatakan bahwa tumpahan minyak mentah yangterbawa arus pasang dapat terpenetrasi dan terakumulasi di dalam tanah. MenurutWymer (1972) menyatakan bahwa minyak mentah adalah campuran senyawahidrokarbon yang terbentuk berjuta tahun silam, yang berasal dari fosil tumbuhan,hewan atau plankton selama jutaan tahun di dalam tanah atau pun di dasar lautan.Untuk penanggulangan limbah minyak bumi, dapat ditempuh berbagai metodes e p e r t i m e t o d e f i s i k a , k i m i a m a u p u n b i o r e m e d i a s i . M e t o d e f i s i k a d a n k i m i a memiliki beberapa kelemahan seperti banyaknya tenaga manusia yang diperlukandalam membuang limbah minyak, pembakaran polutan yang menyebabkan polusiudara dan matinya tumbuhan dalam aktivitas pengumpulan minyak dalam prosesfisika dan kelemahan untuk proses kimia adalah zat-zat kimia yang digunakanu n t u k p e n a n g g u l a n g a n t u m p a h a n m i n y a k s e r i n g k a l i l e b i h b e r a c u n d aripadam i n y a k t e r s e b u t . O l e h k a r e n a i t u , m e t o d e b i o r e m i d i a s i m e r u p a k a n c a r a penanggulangan limbah minyak yang paling aman untuk lingkungan dan metodei n i d a p a t d i p a d u k a n d e n g a n m e t o d e f i s i k a d a n k i m i a . S e l a i n i t u , m e t o d e i n i merupakan metode yang cukup efektif dalam membersihkan tumpahan minyak di pinggiran pantai. Meskipun belum begitu efektif menangani pencemaran minyak di perairan terbuka B i o r e m e d i a s i u n t u k p en a n g g u l a n g a n c e m a r a n m i n y a k a n t a r a l a i n d i l a k u k a n d engan teknik biopile, yaitu dengan memanfaatkan mikroba untuk menguraikan bahanbahan pencemar (dalam hal ini hidrokarbon minyak) yang terkandung didalam tanah, lumpur, pasir, dan sebagainya, menjadi senyawa lain yang lebihsederhana dan tidak berbahaya. Biopile juga dikenal sebagai biocells, bioheaps,biomounds, dan compost pile . Teknologi ini dilakukan dengan menumpuk tanahtanah yang terkontaminasi dan menstimulasi aktivitas mikrob a d e n g a n memperhatikan aerasinya, menambahkan nutrisi-nutrisi, menjaga kelembaban,dan perlakukan-perlakuan yang lain untuk meningkatkan aktivitas mikroba dalam m e n d e g r a d a s i s e n y a w a - s e n y a w a p en c e m a r h i d r o k a r b o n d a r i m i n y a k . T e k n i k biopile ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain- W a k t u p r o s e s b i o d e g r a d a s i l e b i h c e p a t d i b a n d i n g b e b e r a p a t e k n i k y a n g lain. Teknik biopile memerlukan waktu sekitar 1,5-2 bulan, lebih cepatdibandingkan dengan beberapa teknik yang lain yang memerlukan waktu 6 bulan.- L a h a n y a n g d i p e r l u k a n u n t u k t e k n i k ini lebih sedikit. Hal ini dikarenakantanah yang tercemar setelah dicampur dengan bahan-bahan lain yangd i p e r l u k a n d p a t d i t u m p u k s e t i n g g i 1 , 5 h i n g g a 3 m e t e r . H a

l i n i dimungkinkan karena dilengkapi sistem aerasi aktif. Sementara ketinggian maksimal tumpukan tanah pada teknik yang lain tanpa aerasiaktf hanya 30 cm.- P r o s e s b i o r e m i d i a s i d e n g a n t e k n i k i n i d a p a t l e b i h t e r k o n t r o l d i b a n d i n g k a n dengan teknik lain.Selain menggunakan teknik biopile dalam penerapan cara pengolahan limbahminyak bumi, terdapat beberapa cara dalam proses pengolahan minya bumi antaradengan cara landfarming dan composting. Landfarming adalah proses pengolahanlimbah minyak dengan cara menyebarkan dan mengaduk limbah sampai merata dia t a s l a h a n d e n g a n k e t e b a l a n t e r t e n t u ( s e k i t a r 2 0 - 5 0 c m ) s e h i n g g a proses penguraian limbah minyak bumi secar mikrobiologis dapat te rjadi. Caral a n d f a r m i n g m e r u p a k a n s a l a h s a t u t e k n i k b i o r e m i d i a s i y a n g d i l a k u k a n dipermukaan tanah. Prosesnya memerlukan memerlukan kondisi aerob, dapatd i l a k u k a n s e c a r a i n - s i t u m a u p u n e x s i t u . L a n d f a r m i n g m e r u p a k a n t e k n i k bioremediasi yang telah lama digunak dan banyak digunakan karena tekniknyasederhana. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik y a i t u k o n d i s i l i n g k u n g a n , s a r a n a p e l a k s a n a a n , s a s a r a n d a n b i a y a . S e d a n g k a n composting merupakan adalah proses pengolahan limbah dengan menambahkan bahan organik seperti pupuk kandang, serpihan kayu, sisa tumbuhan atau serasahdaun dengan tujuan untuk meningkatkan porositas dan aktifitas miokroorganisme pengurai

You might also like