You are on page 1of 7

ABSTRAKSI Membandingkan merupakan aktifitas yang membutuhkan dua objek perbandingan hingga memunculkan sebuah dugaan yang belum

pasti tanpa adanya bukti-bukti yang mendukung. Namun sebelumnya persoalan membandingkan akan lebih muda diasumsikan jika terlebih dulu memahami tujuan dari membandingkan itu sendiri. Diperlukan tata cara yang sistematik untuk mencapai perbandingan yang tepat. Yang terpenting adalah keberadaan fenomena politik yang akan diteliti dan metode yang harus diperhatikan. Membandingkan muncul dari suatu peristiwa yang berpengaruh terhadap lingkungan lain sehingga menarik perhatian untuk diteliti. Karena itulah kenapa membandingkan merupakan kegiatan yang penting sekaligus bermanfaat bagi studi-studi ilmu lainnya, bidang politik salah satunya. Membandingkan didorong oleh suatu kebutuhan untuk mengetahui apa yang belum diketahui menyangkut aspek politik yang mengharuskan peneliti untuk melogika suatu perbandingan. Dari melogika itulah menumbuhkan berbagai permasalahan yang harus dikaji agar perbandingan itu lebih efektif hail dan fungsinya. Diantara beberapa permasalahan yang mengikuti proses perbandingan adalah tujuan utama dari membandingkan, mengapa terdapat persamaan dan perbedaan, perilaku politik yang dapat diteliti, kenapa membandingkan negara, pendekatan yang digunakan ilmu politik, proses membandingkan negara yang sesuai, metode yang tepat untuk digunakan, kelemahan dan keunggulan dari metode-metode yang dipakai, dan pengaruh atau konsekuensi perbedaan yang diobservasi. Berbagai permasalahan yang muncul tersebut mengindikasikan hasil atau asumsi yang bermacam-macam yaitu strategi penelitian komparatif dalam ilmu politik, perbandingan sebagai sarana untuk menjelaskan fenomena politik, selalu ada peristiwa-peristiwa politik yang dapat diamati, pembenaran ilmiah dari perbandingan politik, hubungan ilmu politik dengan ilmu alam, strategi memilih negara dan masalah perbandingan. Dari gambaran yang berkembang dapat disimpulkan bahwa harus ada masalah yang dihindari agar penelitian tetap terfokus dan konsisten. Permasalahan yang muncul dapat merujuk pada kelemahan dan kekuatan metode yang diterapkan terutama menyelesaikan masalah sensistif yang sangat berpengaruh. Dan suatu metode harus sesuai dengan objek sasaran dan jumlah objek yang diteliti apakah berskala individu, kelompok atau global yang mencakup perkembangan politik dalam arti luas karena hal-hal yang telah disebutkan di atas menentukan tingkat kualitas suatu perbandingan serta kemanfaatannya.

REVIEW JURNAL(INTI JURNAL) Membuat perbandingan berarti mengobservasi perbedaan dan persamaan antar

objek(umumnya negara), kenginan untuk menguasai sesuatu dari objek, dan ada rasa kekhawatiran terhadap kelangsungan dari apa yang diperbandingkan. Umumnya dalam membandingkan terutama pada lingkup ilmu pengetahuan politik menggunakan

inferensi(membandingkan negara menggunakan fakta yang diketahui untuk mempelajari fakta yang tidak diketahui dengan mengumpulkan bukti). 1. Berikut tujuan perbandingan politik: Alasan untuk perbandingan Menjelaskan fenomena politik, peristiwa di negara yang ingin diteliti, biasanya negara peneliti dengan negara lain atau negara B dengan negara C, kemudian dibandingkan agar dapat dideskripsikan. Deskripsi Kontekstual/Hipotesis Menjelaskan mengenai sistem politik negara-negara yang dibandingkan serta kondisi negaranegara lain. Point penting deskripsi adalah apa yang diperdebatkan dikemas dalam gambaran yang baik. Sedangkan bahan mentahnya adalah studi deskripsi murni yang nantinya menjadi penjelasan yang lebih khusus. Klasifikasi Konseptual Mengelompokan negara, sistem politik, peristiwa-peristiwa berdasarkan karakteristik umum agar lebih sederhana untuk dikaji/memberikan peneliti data empiris baik kualitatif maupun kuantitatif secara efektif. Syaratnya harus memiliki kategori yang akan dikelompkkan. Contoh: tipologi sistem pemerintahan Demokrasi Authoritarianisme Dalam klasifikasi ini sedikit dibahas pemikiran deduktif Aristoteles dengan dasar normatif dalam bukunya Politics kemudian diakomodasi ke realitas mengenai sistem pemerintahan dibagi menjadi 6 bagian bentuk menurut: Jumlah pemimpin/ orang yang mengatur yang memiliki andil besar dalam pembuatan keputusan. Tipe rezim pemerintahan(baik dan buruk). Konsep tentang keadilan/representatif. Jumlah pemimpin Sistem pemerintahan baik(mengatur kepentingan bersama) Sistem pemerintahan buruk(kepentingan kelompok tertentu/yang berpengaruh)

Dipimpin satu orang Dipimpin beberapa orang Dipimpin banyak orang Pengujuan Hipotesis

Monarki aristokrasi Politea

tirani oligarki demokrasi

Menguji hubungan tiap variabel dari deskripsi dan pengklasifikasian lalu dipaparkan hubungan tiap variabel berupa hasil pemikiran komparatif dari negara-negara yang dibandingkan hingga menjadi teori yang menyeluruh(generalisasi). Contoh: untuk menggambarkan hubungan antara hak kewarganegaraan dan gerakan nasional, dilakukan perbandingan kasus authoritarianisme di Brazil, Chile, Mexico dan Spanyol. Prediksi Membuat pernyataan tentang hasil perbandingan politik dari negara-negara yang diteliti menggunakan teori kemungkinan/probability(sebab akibat) dan memprediksi kemungkinankemungkinan di negara lain. Contoh: negara yang pemilunya bersistem proporsional cenderung multipartai.
Sebab akibat

Contoh prediksi yang kuat: Konflik berikutnya banyak disebabkan perselisihan dari bertemunya dua budaya yang berbeda yakni western dan islam dibuktikan oleh penyerangan gedung WTC di New York. Menurut Vanhanen tingkat demokrasi negara-negara di dunia diukur berdasar distribusi sumber-sumber kekuatan [jumlah populasi, kualitas penduduk,

politik(sistem pemilu, partai-partai dan komponennya), ekonomi, dan militer]. Gambaran The Prospect of Democracy milik Vanhanen mengambil sampel 16 negara Asia Timur dan Asia Tenggara untuk mengetahui level demokrasi 1993 berdasar sumber power tiap negara: Nilai-nilai demokrasi tahun 1993 y

nilai indeks demokrasi

x 16 negara

2. Persamaan dan perbedaan ilmu politik dengan ilmu alam. o Persamaan:


3

Tujuan keduanya secara garis besar sama yakni deskripsi, klasifikasi, pengujian hipotesis dan prediksi untuk membangun teori yang lebih umum(generalisasi) dari bukti yang diambil.

Ilmu politik dan ilmu alam sama-sama membuat inferensi di dunia empiris yang diamati untuk memastikan deskripsi atau hipotesis. o Perbedaan:

Peranan eksperimen. Ilmu politik kebanyakan tidak menggunakan eksperimen untuk mengumpulkan bukti. Misalnya: menerapkan sistem pemilihan berbeda di negara yang sama untuk mengamati hasil perbedaannya.

Ilmuan politik dalam membandingkan negara melihat situasi negara untuk mengetahui hubungan antar variabel. Misalnya perbandingan politik mencoba menunjukkan bahwa tipe sistem kepartaian mempengaruhi tipe pemilihan.

Hukum dari hasil eksperimen dan verifikasi. Dalam ilmu politik jarang menggunakan hukum untuk mendukung teori politik. Hanya tiga hukum yang terkenal dalam di ilmu politik yaitu a). Hukum Besi Oligarki digunakan ketika meneliti organisasi gerakan sosial yang telah lama berdiri cenderung memiliki struktur birokratik yang formal dan berdaya saing tinggi, b). Hukum Duverger menyatakan sistem pemilihan distrik umumnya bersistem kepartaian dwi partai, c). Hukum Perdamaian Demokratik menyatakan bahwa demokrasi tidak bertentangan dengan apapun sehingga konflik dalam negara hanya kemungkinan kecil terjadi tergantung bagaimana mendefinisikan demokrasi itu sendiri. Kesimpulan: - Perbandingan politik mencari kejelasan dan pemahaman tentang fenomena politik. - Perbandingan politik merupakan ilmu sosial non eksperimental yang berusaha menciptakan kesimpulan menurut bukti yang ada. Kalaupun menggunakan eksperimen, perbandingan politik mempertahankan hal-hal tertentu agar tidak berubah saat meneliti dan mengamati perbedaan. - Ilmu politik tidak mengabaikan kekuatan ilmu alam karena tetap menggunakan proses inferensi yang sama.

3. Istilah yang digunakan ilmu politik dalam metode perbandingan. o Teori ialah serangkaian generalisasi yang tersusun secara sistematik yang bersifat logis dan saling berkaitan mengenai sesuatu yang menjadi objek penelitian1

Teori Perbandingan Politik Hal. 21

Teori normatif(spesifik mengenai apa yang seharusnya ada dalam masyarakat), teori empiris(membentuk hubungan sebab dalam menjelaskan fenomena), teori deduktif (kesimpulan dengan alasan atas dasar pemikiran) contoh: memilih secara rasional pilihan alternatif yang mengutamakan kepentingan pribadi, teori induktif (kesimpulan melalui observasi fakta-fakta) contoh: ketidaksamarataan pendapatan menimbulkan pemberontakan. o Metode yaitu cara untuk menguji hipotesis. Metodologi adalah mencakup berbagai metode yang digunakan untuk menguji teori.2 Metode kualitatif

Metode kuantitatif o Ontologi(apa yang dipelajari atau diketahui, apa yang dibandingkan, apa yang menghasilkan politik). o Epistimologi(bagaimana cara mempelajari dunia politik, bagaimana aturan untuk mengetahui dunia politik, dan bagaimana cara membandingkan). o Kasus(negara-negara yang masuk dalam analisis perbandingan). o Unit analisis(objek tempat mengumpulkan data) contoh: sistem pemilihan, gerakan sosial dll. o Variabel(unit penentu yang bervariasi dan berubah) contoh: pendapatan, parpol dll. Dependen (hasil politik yang ingin dijelaskan(x)) Independen (menjelaskan variabel dependen(y)) o Observasi(nilai variabel tiap unit) contoh: nilai pendapatan menggunakan angka. o Level analisis ilmu politik. a. Level Mikro atau individual (menjelaskan aktivitas politik individu), contoh: The Rational Peasent(gerakan revolusioner fokus pada individu petani). b. Level Makro atau sistem secara keseluruhan (meneliti kelompok, interaksi antar negara, proses ekonomi dll), contoh: Agrarian Revolution(revolusi di beberapa negara). o Metode kuantitatif(memberikan gambaran numerik terhadap apa yang diteliti) o Metode kualitatif(mengidentifikasi masalah lebih dalam dan lebih fokus pada objek sehingga mendapat gambaran lebih akurat). 4. Metode perbandingan politik

Teori Perbandingan Politik Hal. 4

Metode perbandingan ditentukan oleh level abstraksi(tinggi, rendah, sedang) dan ruang lingkup negara yang dipelajari(satu(single N), sedikit(small N), beberapa atau banyak negara(large N)). o Membandingkan beberapa atau banyak negara menggunakan abstraksi level tinggi, metode kuantitatif dan kuantitatif, variabel umum, pembentukan teori lebih kuat, daya penerapannya lebih global, mampu mengetahui negara yang menyimpang(deviant) misalnya negara Brazil tidak melakukan revolusi sosial untuk distribusi pendapatan yang buruk. Kesulitan dengan metode kualitatif: - membutuhkan banyak informasi. - menarik kesimpulan lebih mendalam dari metode kuantitatif. - pengumpulan data memerlukan waktu lama. Kesulitan dengan metode kuantitatif: - membutuhkan ketrampilan berhitung. - membutuhkan pemahaman matematika. - mengerti pengoprasian dengan komputer. o Membandingkan sedikit negara menggunakan abstraksi level menengah, terdiri dari penjelasan utama(x) dihubungkan dengan hasil yang harus dijelaskan(y). a. Desain sistem sama(MSSD), contoh tipe petani di beberapa negara yang cenderung mendukung gerilya. b. Desain sistem berbeda(MDSD), contoh: penggabungan dan penguatan demokrasi di daerah terpisah Amerika Selatan, Eropa Selatan, dan Eropa Timur. o Membandingkan negara tunggalsecara implisit dapat disebut komparatif jika menggunakan hubungan antarkonsep yang dapat diterapkan di negara mana saja3 asalkan representatif, melemahkan teori-teori(mampu bersaing dengan teori-teori dominan dalam perbandingan politik yang diperoleh dari membandingkan beberapa atau banyak negara), dan menyediakan klasifikasi baru misalnya authoritarianisme baru yang membentuk negara birokratik-authoritarian(otoriter yang ditopang oleh birokrasi). a. Metode jarang terjadi (teori yang diaplikasikan di sebuah negara hasilnya tidak mungkin terjadi dan langsung dikonfirmasikan meskipun tidak diamati). b. Cenderung terjadi (teori yang diaplikasikan di sebuah negara hasilnya kemungkinana akan terjadi tapi jika tidak diamati maka teorinya lemah).

Metode Penenlitian Sosial Hal. 206

RESPON Berdasarkan inti jurnal diatas dapat dilihat beberapa kelebihan dan kekurangan yang terkandung di dalamnya melalui perbandingan atau pengkoreksian dari buku lain. Kekurangan: Dalam studi ini banyak istilah yang diartikan secara berbeda-beda4 sehingga

membingungkan bagi para pengguna. Buku ini tidak membedakan pengertian antara perbandingan pemerintah dengan perbandingan politik karena kedua istilah tersebut terkadang diartikan sama ruang lingkup dan cakupannya. Tidak dijelaskan secara rinci bagaimana perbandingan politik bisa menjadi ilmiah hanya sekedar dijelaskan kesamaan penggunaan inferensi saja. Padahal dalam sumber yang lain menyatakan bahwa ilmu sosial termasuk ilmu politik(perbandingan politik) sebenarnya meminjam teori-teori dan aturanaturan baku ilmu eksakta.5 Metode-metode yang digunakan bisa dikatakan bersifat umum namun tidak menekankan ukuran perumusan metode-metode yang sekiranya sesuai untuk telaah komparatif. Dan banyak istilah-istilah yang belum dikaji mengenai metode komparatif dalam studi perbandingan. Kelebihan: Cakupan studi perbandingan politiknya cukup luas termasuk mengenai pemerintah dan berbagai organisasi bukan hanya negara tapi juga event-event yang terjadi sehingga perlu menarik sejumlah teori dan metode dari disiplin ilmu lainnya. Contoh-contoh yang dipakai secara eksplisist bersifat komparatif karena menggunakan hubungan logis antarkonsep 6 seperti membandingkan kasus-kasus authoritarian dari Brazil, Chile, Mexico, Spanyol untuk menguji hubungan antara hak kewarganegaraan dan gerakan nasional dengan penjelasan bahwa untuk menilai suatu penelitian itu kompetitif atau tidak, dapat diukur melalui hubungan logis antarkonsep yang dapat diterapkan dibanyak negara. Metode

perbandingannya fokus pada lintas ruang dan lintas waktu dalam suatu unit sosial politik makro.

Teori Perbandingan Politik Hal.3 Teori Perbandingan Politik Hal.7 6 Metode Penenlitian Sosial Hal. 206
5

You might also like