You are on page 1of 40

Anatomi saluran kemih

Anatomi ginjal dan saluran kemih


Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi untuk homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur kesetimbangan cairan dan asam basa dalam tubuh. Terdapat sepasang ginjal pada manusia, masing-masing di sisi kiri dan kanan (lateral) tulang vertebra dan terletak retroperitoneal (di belakang peritoneum). Selain itu sepasang ginjal tersebut dilengkapi juga dengan sepasang ureter, sebuah vesika urinaria (bulibuli/kandung kemih) dan uretra yang membawa urine ke lingkungan luar tubuh. Ginjal Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang (masing-masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah tepi atas iga 11 (vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11 atau iga 12. Adapun kutub bawah ginjal kiri adalah processus transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka) sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri.

Syntopi ginjal Ginjal kiri Anterior Dinding dorsal gaster Ginjal kanan Lobus kanan hati

Pankreas Limpa Vasa lienalis Usus halus Fleksura lienalis


Posterior

Duodenum pars descendens Fleksura hepatica Usus halus

Diafragma, m.psoas major, m. quadratus lumborum, m. transversus abdominis(aponeurosis), n.subcostalis, n.iliohypogastricus, a.subcostalis, aa.lumbales 1-2(3), iga 12 (ginjal kanan) dan iga 11-12 (ginjal kiri).

Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:


Korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari korpus renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distalis. Medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya terdiri dari tubulus rektus, lengkung Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent). Columna renalis, yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal Processus renalis, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah korteks Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf atau duktus memasuki/meninggalkan ginjal. Papilla renalis, yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan calix minor. Calix minor, yaitu percabangan dari calix major. Calix major, yaitu percabangan dari pelvis renalis. Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan antara calix major dan ureter. Ureter, yaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria.

Unit fungsional ginjal disebut nefron. Nefron terdiri dari korpus renalis/Malpighi (yaitu glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal yang bermuara pada tubulus pengumpul. Di sekeliling tubulus ginjal tersebut terdapat pembuluh kapiler,yaitu arteriol (yang membawa darah dari dan menuju glomerulus) serta kapiler peritubulus (yang memperdarahi jaringan ginjal) Berdasarkan letakya nefron dapat dibagi menjadi: (1) nefron kortikal, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di korteks

yang relatif jauh dari medula serta hanya sedikit saja bagian lengkung Henle yang terbenam pada medula, dan (2) nefron juxta medula, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di tepi medula, memiliki lengkung Henle yang terbenam jauh ke dalam medula dan pembuluhpembuluh darah panjang dan lurus yang disebut sebagai vasa rekta. Ginjal diperdarahi oleh a/v renalis. A. renalis merupakan percabangan dari aorta abdominal, sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cava inferior. Setelah memasuki ginjal melalui hilus, a.renalis akan bercabang menjadi arteri sublobaris yang akan memperdarahi segmensegmen tertentu pada ginjal, yaitu segmen superior, anterior-superior, anterior-inferior, inferior serta posterior. Ginjal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis. Untuk persarafan simpatis ginjal melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui n.splanchnicus major, n.splanchnicus imus dan n.lumbalis. Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan aferen viseral. Sedangkan persarafan simpatis melalui n.vagus. Ureter

Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.
Syntopi ureter Ureter kiri Ureter kanan

Anterior

Kolon sigmoid

Duodenum pars descendens

a/v. colica sinistra a/v. testicularis/ovarica

Ileum terminal a/v. colica dextra a/v.ileocolica mesostenium

Posterior

M.psoas major, percabangan a.iliaca communis Laki-laki: melintas di bawah lig. umbilikal lateral dan ductus deferens

Perempuan: melintas di sepanjang sisi cervix uteri dan bagian atas vagina Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter berjalan secara postero-inferior di dinding lateral pelvis, lalu melengkung secara ventro-medial untuk mencapai vesica urinaria. Adanya katup uretero-vesical mencegah aliran balik urine setelah memasuki kandung kemih. Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami penyempitan yaitu peralihan pelvis renalisureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke dalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk batu/kalkulus. Ureter diperdarahi oleh cabang dari a.renalis, aorta abdominalis, a.iliaca communis, a.testicularis/ovarica serta a.vesicalis inferior. Sedangkan persarafan ureter melalui segmen T10L1 atau L2 melalui pleksus renalis, pleksus aorticus, serta pleksus hipogastricus superior dan inferior. Vesica urinaria

Vesica urinaria, sering juga disebut kandung kemih atau buli-buli, merupakan tempat untuk menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal tubuh melalui mekanisme relaksasi sphincter. Vesica urinaria terletak di lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan organ lain seperti rektum, organ reproduksi, bagian usus halus, serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf.
Syntopi vesica urinaria Vertex Infero-lateral Superior Lig. umbilical medial Os. Pubis, M.obturator internus, M.levator ani Kolon sigmoid, ileum (laki-laki), fundus-korpus uteri, excav. vesicouterina (perempuan) Laki-laki: gl.vesiculosa, ampula vas deferens,rektum

Infero-posterior

Perempuan: korpus-cervis uteri, vagina

Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri atas tiga bagian yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga permukaan (superior dan inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi (anterior, posterior, dan lateral dextra dan sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri dari otot m.detrusor (otot spiral, longitudinal, sirkular). Terdapat trigonum vesicae pada bagian posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum vesicae merupakan suatu bagian berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari orifisium kedua ureter dan collum vesicae, bagian ini berwarna lebih pucat dan tidak memiliki rugae walaupun dalam keadaan kosong. Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun pada perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis. Sedangkan persarafan pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis dan parasimpatis. Persarafan simpatis melalui n.splanchnicus minor, n.splanchnicus imus, dan n.splanchnicus lumbalis L1-L2. Adapun persarafan parasimpatis melalui n.splanchnicus pelvicus S2-S4, yang berperan sebagai sensorik dan motorik. Uretra Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan bersifat volunter). Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars membranosa dan pars spongiosa.

Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae dan aspek superior kelenjar prostat. Pars pre-prostatika dikelilingi otot m. sphincter urethrae internal yang berlanjut dengan kapsul kelenjar prostat. Bagian ini disuplai oleh persarafan simpatis. Pars prostatika (3-4 cm), merupakan bagian yang melewati/menembus kelenjar prostat. Bagian ini dapat lebih dapat berdilatasi/melebar dibanding bagian lainnya. Pars membranosa (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan tersempit. Bagian ini menghubungkan dari prostat menuju bulbus penis melintasi diafragma urogenital. Diliputi otot polos dan di luarnya oleh m.sphincter urethrae eksternal yang berada di bawah kendali volunter (somatis). Pars spongiosa (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang, membentang dari pars membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar penis. Bagian ini dilapisi oleh korpus spongiosum di bagian luarnya.

Sedangkan uretra pada wanita berukuran lebih pendek (3.5 cm) dibanding uretra pada pria. Setelah melewati diafragma urogenital, uretra akan bermuara pada orifisiumnya di antara klitoris dan vagina (vagina opening). Terdapat m. spchinter urethrae yang bersifat volunter di bawah kendali somatis, namun tidak seperti uretra pria, uretra pada wanita tidak memiliki fungsi reproduktif.

Referensi: Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5th ed. US: FA Davis Company; 2007. Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-Hill Companies; 2001.

Anatomi Sistem Saluran Kemih Sistem saluran kemih adalah suatu sistem dimana terjadinya proses p e n y a r i n g a n d a r a h sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidakd i p e r g u n a k a n o l e h t u b u h d a n m e n y e r a p z a t - z a t y a n g m a s i h dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuhlarut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Sistem salurankemih terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih (vesika urinaria) danuretra. 16 S i s t e m s a l u r a n k e m i h p a d a m a n u s i a d a p a t d i l i h a t p a d a gambar berikut : Gambar 1. Sistem Saluran Kemih Pada ManusiaGinjal Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira -kira 12 cm dan lebar2 , 5 c m p a d a b a g i a n p a l i n g t e b a l d a n b e r b e n t u k s e p e r t i k a c a n g . Terletak pada bagian belakang abdomen. Ginjal kanan terletak lebihrendah dari ginjal kiri karena ada hepar di sisi kanan.Ginjal memilikit i g a b a g i a n p e n t i n g y a i t u korteks , medulla dan

pelvis renal . B a g i a n paling superfisial adalah korteks renal , y a n g t a m p a k b e r g r a n u l a . D i sebelah dalamnya terdapat bagian lebih gelap, yaitu medulla renal ,y a n g b e r b e n t u k s e p e r t i k e r u c u t d i s e b u t piramid renal , d e n g a n dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papilla renal . Di antara piramid terdapat jaringan korteks, disebut kolum renal (Bertini) .Ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentukcorong lebar disebut pelvisrenal . Pelvis renal bercabang dua atau tiga,disebut kaliks mayor y a n g m a s i n g - m a s i n g b e r c a b a n g m e m b e n t u k beberapa kaliks minor , yang langsung menutupi papilla renal daripiramid. Kaliks minor ini menampung urin yang terus -menerus keluar

dari papila. Dari kaliks minor , urin masuk ke kaliks mayor , ke pelvisrenal k e m u d i a n k e u r e t e r , s a m p a i a k h i r n y a d i t a m p u n g d i d a l a m kandung kemih.S e t i a p g i n j a l t e r d a p a t s a t u j u t a a t a u l e b i h n e f r o n , m a s i n g - m a s i n g nefron

terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskulerterdiri atas pembuluhpembuluh darah, yaitu glomerulus dan kapiler peritubuler, yang mengitari tubuli. Komponen tubuler berawal dengank a p s u l a B o w m a n ( g l o m e r u l a r ) d a n m e n c a k u p t u b u l i k o n t o r t u s proksimal , ansa Henle dan tubuli kontortus distal . D a r i t u b u l i d i s t a l , isinya disalurkan ke dalam duktus koligens (saluran penampung ataup e n g u m p u l ) . K e d u a g i n j a l m e n g h a s i l k a n s e k i t a r 1 2 5 m l f i l t r a t p e r menit; dari jumlah ini, 124 ml diabsorpsi dan hanya 1 ml dikeluarkanke dalam kaliks-kaliks sebagai urin. Ginjal berfungsi untuk mengatur k e s e i m b a n g a n a i r d a n e l e k t r o l i t b e r u p a e k s k r e s i k e l e b i h a n a i r d a n elektrolit, mempertahankan keseimbangan asam basa, mengekskresi h o r m o n , b e r p e r a n d a l a m p e m b e n t u k a n vitamin D, mengekskresibeberapa obatobatan dan mengekskresi renin y a n g t u r u t d a l a m pengaturan tekanan darah.Berikut ini adalah gambar anatomi ginjal : Gambar 2. Anatomi GinjalUreter Ureter terdiri dari dua saluran pipa yang masing-masing menyambungdari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) . Panjangnya kira-kira 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalamrongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Uretermempunyai membran mukosa yang dilapisi dengan epitel kuboid dand i n d i n g o t o t y a n g t e b a l . Urin disemprotkan ke bawah ureter oleh

gelombang peristaltik, yang terjadi sekitar 1 -4 kali per menit dan urin memasuki kandung kemihdalam bentuk pancaran. Kandung Kemih Kandung kemih adalah kantong yang terbentuk da ri otot tempat urinm e n g a l i r d a r i u r e t e r . K e t i k a k a n d u n g k e m i h k o s o n g a t a u t e r i s i setengahnya kandung kemih tersebut terletak di dalam pelvis, ketika k a n d u n g k e m i h t e r i s i l e b i h d a r i

s e t e n g a h n y a m a k a k a n d u n g k e m i h tersebut menekan dan timbul ke atas dalam abdomen di atas pubis. 21 Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium) , Tunika muskularis (lapisan otot), Tunika sabmukosa, d a n l a p i s a n mukosa (lapisan bagian dalam). Uretra B a g i a n a k h i r s a l u r a n k e l u a r y a n g m e n g h u b u n g k a n k a n d u n g k e m i h dengan luar tubuh ialah uretra. Uretra pria sangat berbeda dari uretrawanita. Pada laki-laki, sperma berjalan melalui uretra waktu ejakulasi.Uretra pada laki-laki merupakan tuba dengan panjang kira -kira 20 cmdan memanjang dari kandung kemih ke ujung penis. U retra pada laki-l a k i me mp u n ya i t i g a b a g i a n ya i t u : u r e t r a p r o s t a t i k a , u r e t r a membranosa dan uretra spongiosa . Uretra wanita jauh lebih pendekdaripada pria, karena hanya 4 cm panjangnyad a n m e m a n j a n g d a r i k a n d u n g k e m i h k e a r a h o s t i u m d i a n t a r a l a b i a minora kira-kira 2,5 cm di sebelah belakang klitoris. Uretra ini menjalart e p a t d i s e b e l a h d e p a n v a g i n a . L a p i s a n u r e t r a wanita terdiri dari Tunika muskularis ( s e b e l a h l u a r ) , l a p i s a n s p o n g i o s a d a n l a p i s a n mukosa (lapisan sebelah dalam 1.Anatomi & fisiologi sistem urinaria Presentation Transcript

1. SISTEM URINARIA &SISTEM INTEGUMEN 2. Apa itu sistem urinaria?-ANATOMI SISTEM URINARIA>Urinaria adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat zat yang tidak tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat zat yang masih dipergunakan oleh tubuh... 3. Terdiri dari :- menghasilkan urin-Ginjal menyalurkanUreter urin dari ginjal ke kandung kemih/vesika urinaria/bladder- Kandung sebagai penampung-kemih mengeluarkan urin dari kandungUretra kemih 4. A. Ginjal a. Letak dan tampilan: - Terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal, di sebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, di belakang peritoneum 5. - Kedudukan :setinggi V.Th 12 sampai L.3, ginjal kanan lebih rendah dari kiri- Ukuran : panjang 6-7,5 cm, tebal 1,5-2,5 cm, berat 140 gram.- Bentuk : seperti biji kacang, sisi dalam cekung (hilum) merupakan tempat masuk dan keluar pembuluh-pembuluh ginjal. 6. b. Struktur Ginjal : - Ginjal terbungkus oleh kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrous berwarna ungu tua, lapisan luar disebut korteks, dan lapisan dalam disebut medula. - Bagian medula tersusun atas 15-16 massa berbentuk kerucut disebut piramida renalis.Puncak-puncaknya (papila renalis) langsung mengarah ke hilum dan berakhir di kalises. Kalises ini yang menghubungkan dengan pelvis renalis. 7. - Struktur terkecil dari ginjal disebut nefron yang terdiri dari : glomerulus/ badan Malpighi, kapsula Bowman, tubulus proksimal, lengkung Henle, tubulus distaldan tubulus kolektivus (penampung).

8. - Selain nefron, struktur ginjal juga berisipembuluh-pembuluh darah. Arteri renalisyang merupakan cabang dari aortaabdominalis mengalirkan darah masuk keginjal. Arteri tsb bercabang-cabangmenjadi arteriol afferen dan membentuksimpul.Inilah yang disebut glomerulus.Sebuah pembuluh efferen meninggalkanglomerulus dan bercabangcabangmembentuk jaringan kapiler di sekelilingtubulus ginjal. 9. - Kapiler-kapiler ini kemudian bergabunglagi membentuk vena renalis, yangmembawa darah dari ginjal ke vena kavainferior. 10. c. Fungsi ginjal :1. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksit.2. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum,kreatin dan amoniak.3. Mengatur keseimbangan cairan dan konsentrasi garam dalam darah.4. Mempertahankan keseimbangan asam basa darah.5. Pengaturan konsentrasi ion-ion penting.6. Menghasilkan hormon Eritopoetin untuk produksi sel darah merah.7. Mengatur tekanan darah 11. B. Ureter- Merupakan saluran fibromuskular yang mengalirkan urin dari ginjal ke kandung kemih. Sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.Terdiri dari 2 saluran pipa, masing-masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria).- Tebal setebal tangkai bulu angsa, panjang 35-40 cm. 12. - Lapisan dinding ureter terdiri dari :a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)b. Lapisan tengah lapisan otot polosc. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa- Bermula dari hilum kemudian berjalan kebawah melalui rongga abdomen ke dalamrongga pelvis dengan arah obliq, danbermuara di posterior kandung kencing. 13. - Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan: a. Lapisan sebelah luar (peritoneum) b. Lapisan otot (tunika muskularis) c. Tunika submukosa d. Lapisan bagian dalam (lapisan mukosa)- Ada 3 saluran yang berhubungan dengan kandung kencing, yaitu 2 ureter yang bermuara ke dalam kandung kencing dan 1 uretra yang keluar dari kandung kencing. 14. C. Kandung Kemih- Terletak di belakang simfisis pubis, di dalam rongga panggul.Bentuknya seperti buah pir (kendi).- Bagian terbawah disebut basis, bagian atas (fundus) naik kalau kandung kencing mengembang karena urin,puncaknya (apeks) mengarah ke depan bawah dan berada di belakang simfisis pubis. 15. - Daerah segitiga antara 2 lubang ureter dan 1 lubang uretra ini disebut trigonum vesika urinaria. 16. - Pada wanita, kandung kemih terletak di antara simfisis pubis, uterus dan vagina. Dari uterus kandung kemih dipisahkan oleh lipatan peritoneum, membentuk suatu ruang yang disebut cavum Douglas. 17. D. Uretra- Merupakan saluran membranosa sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan urin keluar tubuh.- Lubang tempat keluar urin disebut meatus uretra, terdiri atas serabut otot yang melingkar membentuk sfingter uretra. 18. - Uretra pada pria : Berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostate kemudian menembus lapisan fibrosa ke bagian penis. Digunakan sebagai tempat pengaliran urin dan sistem reproduksi. 19. Uretra pada pria terdiri dari : a. Uretra prostatika b. Uretra membranosa Lapisan uretra priac. Uretra kavernosa terdiri dari : a. Lapisan mukosa (lapisan paling dalam) b. Lapisan submukosa Panjang : 17-22,5 cm 20. - Uretra pada wanita : Terletak di belakang simfisis pubis, berjalan miring sedikit kearah atas. Hanya berfungsi sebagai tempat menyalurkan urin. Lapisan uretra wanita terdiri dari : a. Tunika muskularis (lapisan sebelah luar) b. Lapisan spongeosa c. Lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam) Panjang : 2,5 3,5 cm 21. PEMBENTUKAN DAN EKSKRESI URINA. Urin Sifat fisik urin : - Jumlah ekskresi dalam 24 jam 1.500 cc tergantung dari pemasukan (intake) dan faktor lainnya. - Warna : Bening kuning muda, tergantung dari kepekatan, diet, obat-obatan dan sebagainya, dan bila dibiarkan akan menjadi keruh. - Bau : amoniak - Berat jenis : 1,015-1,020. - Reaksi : asam

22. Komposisi urin :a. Air, kira-kira 95-96%b. Benda padat (4%) : organik (ureum,asam urat, kreatin), anorganik(natrium,kalium, klorida, sulfat, magnesium, danfosfor)c. Pigmen (bilirubin, urobilin)d. Toksine. Hormon 23. B. Tahap Pembentukan Urina. Proses filtrasi Terjadi di glomerulus. Permukaan afferent lebih besar dari permukaan efferent penyerapan darah.b. Proses reabsorpsi Terjadi secara pasif (obligator reabsorpsi) pada tubulus atas penyerapan kembali sebagian besar glukosa, sodium, klorida, fosfat, dan beberapa ion bikarbonat. Terjadi secara aktif (reabsorpsi fakultatif) pada tubulus bawah penyerapan kembali sodium dan ion bikarbonat. Sisanya dialirkan pada papilla renalis.c. Proses sekresi Sisa penyerapan pada tubulus pelvis ginjal ke luar. 24. C. Tahap Pembuangan Urin (Mikturisi) Urin(170-230 cc) distensi kandung kemih refleks kontraksi dinding kandung kemih, relaksasi sfingter internus, dan relaksasi sfingter eksternus pengosongan kandung kemih(miksi). 25. Sistem Integumen Merupakan organ terbesar, tertipis, & sangat penting. Mampu memperbaiki sendiri (self-repairing) & mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh dg dalam tubuh) Pd orang dewasa: luas=1,6- 1,9 m2; tebal= 0,05-0,3cm 26. Fungsi Sistem Integumen PELINDUNG: dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet, & mekanik, kimia, atau suhu PENERIMA SENSASI: sentuhan, tekanan, nyeri, & suhu PENGATUR SUHU: menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin & meningkatkan kehilangan panas saat suhu panas FUNGSI METABOLIK: menyimpan energi: cadangan lemak: sintesis vitamin D EKSKRESI & ABSORPSI 27. Struktur Kulit1. Epidermis2. Dermis Lapisan subkutan/ hipodermis/fasia superfisial jaringan lemak & areolar Kulit tipis kulit yg menutupi sbgn besar permukaan tubuh Kulit tebal kulit yg menutupi telapak tangan & kaki 28. EpidermisDibentuk oleh 5 lapis sel epitel:1. Stratum corneum terdiri dari sel skuamosa yg sangat tipis; mengandung keratinosit2. Stratum lucidum Terdiri dari keratinosit yg bersih, tdk berinti, & tdk jelas batas antar selnya; sel berisi materi spt gel (eleidin) yg akan diubah mjd keratin; eleidin lemak berikatan dg protein menghambat masuk/keluarnya air; pd kulit tipis lapisan ini tdk ada.3. Stratum granulosum Proses keratinisasi dimulai dari lapisan ini. Tdd 2-4 lapis sel yg berisi granul (keratohyalin) yg dibutuhkan untuk pembentukan keratin. Sitoplasma sel memiliki kadar enzim lysosom yg tinggi, inti sel tdk ada & berdegenerasi. Pada kulit tipis lapisan ini tidak ada. 29. 4. Stratum spinosum Tdd 8-10 lapis sel yg berbentuk tdk teratur (polyhedral). Sel pd lapisan ini kaya akan RNA yg menginisiasi sintesis protein untuk produksi keratin.5. Stratum basale Terdiri dari 1 lapis sel kolumnar yg dapat mengalami mitosis aktivitas regenerasi sel berpindah dari lapisan terbawah ke paling atas Stratum germinativum (growth layer) stratum spinosum + stratum basale 30. Terdiri dari lapis tipis papilDermis & Lapisanretikular tebal Bnyak terdapat di jaringan sarafdermis lebih tebal drpd epidermis & ujung- Bnyak terdapatujung saraf reseptor sensori somatik pembuluh darah regulasi suhu tubuh 31. Dermis...1. Lapisan papil (dermal papillae)2. Lapisan retikular - tdd retikulum jaringan serat kolagen (terbanyak) & serat elastin - tmpt menempelnya serat otot rangka (wajah & kulit kepala) & otot polos (arrector pili muscles/ akar rambut) - tdpt reseptor sensori somatik (rasa nyeri, tekanan, sentuhan, & suhu) .

Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan (Urinaria) 2/17/2010 NurAd1K 5 comments A. Pengertian Sistem Urinaria Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah

sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

B. Susunan Sistem Perkemihan atau Sistem Urinaria : 1. GINJAL

Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding abdomen. Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan. Pada orang dewasa berat ginjal 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap tiap nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul Bowman, serta tubulus tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula. Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral (langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara teratur sehingga celah celah antara pedikel itu sangat teratur. Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus yang keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang berbelok belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal. a. Bagian Bagian Ginjal Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis). 1. Kulit Ginjal (Korteks) Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler kapiler darah yang tersusun bergumpal gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat zat tersebut akan

menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.

2. Sumsum Ginjal (Medula) Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.

3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis) Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).

b. Fungsi Ginjal: 1. Mengekskresikan zat zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen, misalnya amonia. 2. Mengekskresikan zat zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan vitamin) dan berbahaya (misalnya obat obatan, bakteri dan zat warna). 3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi. 4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa.

c. Tes Fungsi Ginjal Terdiri Dari : 1. Tes untuk protein albumin Bila kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka protein dapat bocor masuk ke dalam urine. 2. Mengukur konsentrasi urenum darah Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum darah naik di atas kadar normal (20 40) mg%. 3. Tes konsentrasi

Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai seberapa tinggi berat jenisnya naik.

d. Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal Peredaran Darah Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.

Persyarafan Ginjal Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormn kortison.

2. URETER Terdiri dari 2 saluran pipa masing masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya 25 30 cm dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Lapisan dinding ureter terdiri dari : a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa) b. Lapisan tengah otot polos c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih. Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.

3. VESIKULA URINARIA ( Kandung Kemih ) Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis

pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius. Bagian vesika urinaria terdiri dari : 1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate. 2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus. 3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis. Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

Proses Miksi (Rangsangan Berkemih). Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih. Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh. Bila terjadi kerusakan pada saraf saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing keluar terus menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan). Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna. Peritonium melapis kandung kemih sampai kira kira perbatasan ureter masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.

4. URETRA Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok kelok melalui tengah tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya 20 cm.

Uretra pada laki laki terdiri dari : 1. Uretra Prostaria 2. Uretra membranosa 3. Uretra kavernosa Lapisan uretra laki laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa. Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya 3 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

C. Urine (Air Kemih) 1. Sifat sifat air kemih - Jumlah eksresi dalam 24 jam 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta faktor lainnya. - Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh. - Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat obatan dan sebagainya. - Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak. - Baerat jenis 1.015 1.020. - Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

2. Komposisi air kemih - Air kemih terdiri dari kira kira 95 % air - Zat zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin - Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat - Pigmen (bilirubin, urobilin) - Toksin - Hormon

3. Mekanisme Pembentukan Urine Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk 150 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali. 4. Tahap tahap Pembentukan Urine a. Proses filtrasi Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginja.

b. Proses reabsorpsi Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.

c. Augmentasi (Pengumpulan) Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

4. Mikturisi Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melui ureter ke dalam kandung kemih., keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan tekanan di dalam kandung kemih dimana saebelumnmya telah ada 170 23 ml urine. Miktruisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menekan kandung kemih membantu mengosongkannya.

5. Ciri ciri Urine Normal

Rata rata dalam satu hari 1 2 liter, tapi berbeda beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata rata 6.

Daftar Pustaka

Luvina, Evi Dwisang, (2003), Inti Sari Biologi Untuk SMA, Jakarta : Gramedia. Prawirohartono Slamet, (1991), IPA Biologi SMP, Jakarta : Gramedia. Syamsuri Istamar, (2004), Biologi Untuk SMA, Jakarta : Erlangga. Syarifuddin, (1992), Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan, Jakarta : EGC. Gambar ginjal, (2008), www.geoogle.com Gambar proses pembentukan urine, (2008), www.geoogle.com PEMABAGIAN ISK Infeksi Saluran Kemih (ISK) 20 Jan 2009Kategori: Infeksi 31 Komentar

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah jenis infeksi yang sangat sering terjadi. ISK dapat terjadi di saluran ginjal (ureter), kandung kemih (bladder), atau saluran kencing bagian luar (uretra).

Bakteri utama penyebab ISK adalah bakteri Escherichia coli (E. coli) yang banyak terdapat pada tinja manusia dan biasa hidup di kolon. Wanita lebih rentan terkena ISK karena uretra wanita lebih pendek daripada uretra pria sehingga bakteri ini lebih mudah menjangkaunya. Infeksi juga dapat dipicu oleh batu di saluran kencing yang menahan koloni kuman. Sebaliknya, ISK kronis juga dapat menimbulkan batu. Mikroorganisme lain yang bernama Klamidia dan Mikoplasma juga dapat menyebabkan ISK pada lakilaki maupun perempuan, tetapi cenderung hanya di uretra dan sistem reproduksi. Berbeda dengan E coli, kedua bakteri itu dapat ditularkan secara seksual sehingga penanganannya harus bersamaan pada suami dan istri. Gejala ISK Penderita ISK mungkin mengeluhkan hal-hal berikut:

Sakit pada saat atau setelah kencing Anyang-anyangan (ingin kencing, tetapi tidak ada atau sedikit air seni yang keluar) Warna air seni kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila ada darah Nyeri pada pinggang Demam atau menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai ginjal (diiringi rasa nyeri di sisi bawah belakang rusuk, mual atau muntah)

Pengobatan Pengobatan ISK biasanya dilakukan dokter dengan pemberian antibiotik. Secara tradisional, orang sering memakai air daun sirih karena diyakini memiliki daya antiseptik. Namun demikian, pengobatan tradisional seperti itu tidak boleh terlalu diandalkan. Bila Anda merasakan gejala di atas, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Pencegahan

Perbanyak minum air Berceboklah dengan cara dari depan ke belakang untuk mencegah bakteri dari anus masuk ke vagina atau uretra. Bersihkan alat vital Anda sebelum berhubungan Buang air kecil setelah berhubungan seksual untuk membersihkan bakteri dari saluran kencing Jangan menahan kencing bila Anda ingin buang air kecil Mandi dengan gayung/shower, tidak dengan bath tub

Infeksi saluran kemih Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih. ISK merupakan kasus yang sering terjadi dalam dunia kedokteran. Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan, biasanya urin tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal

dan berkembang biak dalam urin, terjadilah ISK. Jenis ISK yang paling umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai sistitis. Gejala yang dapat timbul dari ISK yaitu perasaan tidak enak berkemih (disuria, Jawa: anyang-anyangen). Tidak semua ISK menimbulkan gejala, ISK yang tidak menimbulkan gejala disebut sebagai ISK asimtomatis. Daftar isi [sembunyikan]

1 Penyebab 2 Pencegahan dan saran 3 Macam o 3.1 ISK primer o 3.2 ISK sekunder

[sunting] Penyebab ISK dapat disebabkan oleh kebiasaan yang tidak baik (kurang minum, menahan kemih), kateterisasi, dan penyakit serta kelainan lain. serta berhubungan dengan gonta ganti pasangan..yang kita tidak tau juga kalau pasangan itu membawa bakteri dari pasangan lain. terutama kalau sitem ketahanan tubuh sudah berkurang, apa saja jenis bakteri akan sangat gampang sekali masuk ke dalam tubuh selain gaya hidup yg kurang sehat terlalu banyak mengkonsumsi vitamin c dosis tinggi, dan mengkonsumsi kopi manis, dan susu sebagi pemicu terjadinya ISK karena urine yg melewati saluran kemih mengandung asam urat sehingga hal ini dapat memicu terjadinya batu ginjal pada saluran kemih yg dapat menyebabkan peradangan pada saluran kantung kemih. [sunting] Pencegahan dan saran ISK dapat dicegah dengan banyak minum dan tidak menahan kemih, sebagai upaya untuk membersihkan saluran kemih dari kuman. Bagi penderita ISK, kedua hal tersebut lebih ditekankan lagi karena ISK dapat menimbulkan lingkaran setan. Penderita ISK dengan disuria cenderung untuk menahan kemih, padahal menahan kemih itu sendiri dapat memperberat ISK.seyogyanya banyak mengkonsumsi air minum 8 gelas sehari atau 2,5liter dalam sehari sehingga dapat mengurangi resiko terkena ISK. Untuk mengurangi risiko ISK pada kateterisasi, perlu kateterisasi yang tepat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kateterisasi antara lain jenis kateter, teknik dan lama kateterisasi. [sunting] Macam Macam ISK antara lain: [sunting] ISK primer Berdasarkan adanya gejala sistemik, ISK primer dibagi menjadi dua: 1. ISK lokal, diterapi dengan antibiotika lokal. 2. ISK dengan gejala sistemik, diterapi dengan antibiotika sistemik. Antibiotika yang sering digunakan yaitu amoksisilin.

[sunting] ISK sekunder ISK ini merupakan akibat dari penyakit atau kelainan yang lain. ISK berulang merupakan pertanda dari ISK sekunder, karena penanganan ISK yang tidak tepat. Penatalaksanaan ISK sekunder sesuai dengan penyebab ISK tersebut. Penyebab ISK sekunder biasanya adalah obstruksi saluran kemih (seperti batu saluran kemih, pembesaran prostat, dan striktur uretra). Kategori:

Penyakit urogenital Nefrologi Mikrobiologi PEMERIKSAAN SPESIMEN

A. URIN

Tujuan :

menetukan apakah terdapat kelainan urin yang di urai secara makroskopis ( fisik ), sedimen / endapan ( makroskopis mikroskopis, unsure organic non organic ), kimiawi, bakterialogis, maupun imunologis.tergantung pada sampel atau jenis urin yang diperiksa.

Cara kerja

A.1 URIN BERSIH (clean voided urine specimen)

Urin bersih diperlukan untuk pemeriksaan urinalisa rutin. Untuk pemeriksaan urinalisa rutin diperlukan:

Urin bersih, biasanya urin pertama pagi hari karena urin pertama cenderung konsentrasinya lebih tinggi, jumlah lebih banyak, dan memiliki pH lebih rendah. Jumlah minimal 10mL Tidak ada cara pengambilan khusus, klien dapat melakukannya sendiri, dengan menampung urin pada wadah yang disediakan, kecuali klien yang lemah, mungkin memerlukan bantuan.

Spesimen harus bebas dari feses Diperlukan urin segar (pengambilan kurang dari 1 jam), bila tidak dapat diperiksa dengan segera, urin harus dimasukan dalam lemari es. Bila urin berada dalam suhu ruangan untuk periode waktu lama maka kristal urin dan sel darah merah akan lisis/hancur serta berubah menjadi alkalin.

A.2 URIN TENGAH (clean-catch or midstream urin specimen)

Urin tengah merupakan cara pengambilan spesiman untuk pemeriksaan kultur urin yaitu untuk mengetahui mikroorganisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih. Sekalipun ada kemungkinan kontaminasi dari bakteri di permukaan kulit, namun pengambilan dengan menggunakan kateter lebih berisiko menyebabkan infeksi.Perlu mekanisme khusus agar spesimen yang didapat tidak terkontaminasi.

Pengambilan dilakukan dengan cara: bersihkan area meatus urinarius dengan sabun dan air atau dengan tisue khusus lalu keringkan biarkan urin yang keluar pertama dimaksudkan untuk mendorong dan mengeluarkan bakteri yang ada didistal, beberapa waktu kemudian tampung urin yang ditengah. Hati-hati memegang wadah penampung agar wadah tersebut tidak menyentuh permukaan perineum. Jumlah yang diperlukan 30-60mL.

Prosedur mengumpulkan urin midstream Langkah Rasional

1. ikuti kebijakan lembaga dalam pengambilan specimen Kebijakan lembaga dapat berbeda beda dalam metode pengambilan kaji status klien

a. pada saat terakhir kali klien berkemih b. tingkat kesadaran atau tahap perkembangan c. mobilisasi ,keseimbangan , dan keterbatasan fisik

d. Dapat mengindikasikan penuhnya kandung kemih e. Menunjukan kemampuan klien dalam bekerja sama selama prosedur f. Menentukan tingkat bantuan g. kaji tingkat pengetahuan klien terhadap pemeriksaan h. Informasi memungkinkan dapat mengklarifikasi kesalahpahaman dan meningktkan kerjasa sama dari klien

persiapkan peralatan a. sabun,lap basah,dan handuk Di gunakan untuk membersihkan,membilas,dan mengeringkan perineum b.peralatan komersial untuk mengambil irine dengan cara bersih,gulungan kapas steril atau bantalan kasa ukuran 2x2 c. larutan anti septik d. air steril e. wadah spesimen steril f. sarung tangan steril dan non steril g. pispot h. label spesimen yang lengkap i. Membilas larutan antiseptic

jelaskan prosedur

a. alasan dibutuhkannya spesimen midstrem b. cara agar klien dan keluarga dapat membantu c. cara mengambil spesimen yang bebas dari feses d. Mengurangi ansietas e. Membantu klien mengumpulkan spesimen urin secara mandiri f. Feses dapat merubah karakteristik urin dan dapat menyebabkan nilai pengukuran menjadi salah g. apabila klien tidak merasakan keinginan berkemih yang mendesak, berikan air minum 30 menit sebelum pengambilan urin

Meningkatkan kemampuan berkemih

Privasi klien Memungkinkan klien bersifat rileks berikan sabun,lap basah , dan handuk untuk membersihkan daerah perineum Pakai sarung tangan non steril dan bantu perawatan perineum pada klien yang tidak dapat berjalan Mencegah penularan mikroorganisme ganti sarung tangan

Mengurangi transfer infeksi buka peralatan steril atau persiapkan peralatan steril tuang antiseptik diatas bola kapas Bola kapas digunakan untuk membersihkan perineum

13. buka wadah steril

Bantu dan biarkan klien membersihkan perineum dan mengumpulkan spesimen urin nya secara mandiri

a. pria pegang penis dengan satu tangan dan bersihkan ujung penis dengan gerakan memutar dari arah tengah keluar dan menggunakan swab antiseptik bersihkan daerah tersebut dengan air sterildan keringkan dengan bola kapas setelah klien mulai mengeluarkan aliran urin ,letakan wadah pengumpul dibawah aliran urin dan kumpulkan 30 60 ml b. wanita buka labia dengan ibu jari dan jari telunjuk dari tangan yang tidak dominan bersihkan daerah tersebut dengan bola kapas ,dari bagian depan ke belakang bantu klien membersihkan daerah perineum dan mengumpilkan secara mandiri bersihkan daerah tersebut dengan air sterildan keringkan dengan bola kapas dengan tetap memisahkan labia, klien harus mulai mengeluarkan urin , dan setelah aliran keluar letakan wadah spesimen dibawah aliran urin dan kumpulkan 30 60 ml

14. Mengurangi jumlah bakteri Mencegah kontaminasi spesimen dengan larutan antiseptik Urin yang pertama keluar membuang mikroorganisme yang dalam kondisi normal terakumulasi di meatus urinarius dan mencegah bakteri terkumpul di dalam spesimen Memungkinkan akses kemeatus uretra Mencegah kontaminasi spesimen dengan larutan antiseptik Urin yang pertama keluar membuang mikroorganisme yangt dalam kondisi normal terakumulasi di meatus urinarius dan mencegah bakteri terkumpul di dalam spesimen

15 pindahkan wadah spesimen sebelum aliran urin terhenti dan sebelum melepaskan labia atau penis.klien meyelesaikan berkemih dalam bedpend tau toilet mencegah spesimen terkontaminasi oleh flora kulit. 16. tutup wadah spesimen dengan aman dan kuat. mempertahankan sterilitas bagian dalam wadah 17. bersihkan urin yang mengenai bagian luar wadah,dan letakan dikantung plastikan specimen Mencegah transfer mikroorganisme dengan orang lain. 18. pindahkan bedpen dan bantu klien untuk dapat posisi yang nyaman meningkatkan lingkungan yang rileks 19 berikan label pada daftar specimen mencegah identifikasi yang tidak akurat 20. lepaskan sarung tangan dan cuci tangan mencegah transfer mikroorgani9sme dengan orang lain 21 kirim spesimen ke labort dalam 15 menit atau m,asukan dalam lemari es bakteri dapat berkembang biak dalam urin 22. catat tanggal dan waktu pengambilan spesimen dalam catatan keperawatan mendokumentasikan implementasi yang diprogramkan dokter

A.3 URIN TAMPUNG (timed urin specimen/waktu tertentu)

Beberapa pemeriksaan urin memerlukan seluruh produksi urin yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu, rentangnya berkisar 1-2 jam 24 jam. Urin tampung ini biasanya disimpan di lemari pendingin atau diberi preservatif (zat aktif tertentu) yang mencegah pertumbuhan bakteri atau mencegah perubahan/kerusakan struktur urin.Biasanya urin ditampung di tempat kecil lalu dipindahkan segera ke penampungan yang lebih besar.

Adapun tujuan pemeriksaan yang menggunakan urin tampung adalah: mengkaji kemampuan ginjal mengkonsentrasikan dan mendilusi urin menentukan penyakit gangguan metabolisme glukosa,fungsi ginjal menentukan kadar sesuatu dalam urin (misal: albumin, amilase, kreatinin, hormon tertentu)

Hal yang perlu dilakukan perawat: Periode pengumpulan jenis ini dimulai setelah klien berkemih beri wadah yang telah disiapkan oleh pihak laboratorium setiap kali berkemih ,urin dikumpul dalam sebuah wadah yang bersih lalu segera masukan dalam wadah yang lebih besar setiap spesimen harus bebas dari feses atau tisu toilet

perawat harus mengigatkan klien untuki berkemih nsebelum defekasi wadah pengumpil urin perlu dimasukan dalam lemari ES

A.4 SPESIMEN URIN ACAK Spesimen urin rutin yang diambil secara acak dapat dikumpulkan dari urin klien saat berkemih secara alami atau dari kateter foley atau kantong pengumpul urin yang mengalami diversi urinarius Spesimen harus bersih digunakan pada pemeriksaan urinalisis Anjurkan klien untuk minum 30 menit sebelum prosedur dilakukan,dan hanya 120 mL urin yang dibutuhkan untuk pemeriksaan yang akurat Setelah spesimen dikumpilkan ,perawat m,emasang tutup dengan ketat padsa wadah spesimen,membersihkan setiap urin yang keluar mengenai bagian wadah,meletakan wadah pada kantong plastik,dan kirim spesimem yang telah diberi label ke labor.

A.5 SPESIMEN KATETER INDWELLING

Urin steril dapat diperoleh dengan mengambil urin melalui area kateter yang khusus disiapkan untuk pengambilan urin dengan jarum suntik.Klem kateter selama kurang lebih 30 menit jika tidak diperoleh urin waktu pengambilan. Untuk kultur urin diperlukan 3 mL, dan 30 mL untuk urinalisa rutin. Untuk kultur urin, hati-hati dalam pengambilan agar tidak terkontaminasi.

Pengambilan specimen urin a. Pengambilan Spesimen 1) Wadah Spesimen a) Wadah spesimen urine harus bersih dan kering. b) Dapat terbuat dari plastik atau botol gelas. c) Mulut wadah lebar dan dapat ditutup rapat. d) Wadah berwarna terang.

2) Bahan Pengawet a) Formalin 37%. b) Ethylene Diamine Tetra Acetat (EDTA).

3) Cara Pengambilan Spesimen a) Urine ditampung selama 24 jam b) Urine yang telah ditampung diambil sebanyak 50 100 ml, kemudian tambahkan dengan 2 ml formalin 27% atau 100 mg EDTA, kemudian kocok hingga homogen.

4) Identitas Spesimen. diberi nomor dan kode, sedangkan identitas lengkap dapat dilihat pada buku registrasi yang berisikan nomor, tanggal, nama responden, umur, jenis kelamin, jenis pemeriksaan,

b. Pengiriman Spesimen 1) Setelah spesimen urine terkumpul masing-masing dalam wadah/botol kecil, kemudian dimasukan dalam wadah/tempat yang lebih besar dengan diberi es sebagai pengawet sementara (cool box). 2) Wadah spesimen kecil diatur sedemikian rupa sehingga tidak mudah terbalik atau tumpah. 3) Pengiriman harus secepat mungkin sampai ke laboratorium (tidak lebih dari 3 hari). c. Pemeriksaan Spesimen Ada beberapa metoda yang dapat digunakan untuk memeriksa kadar Timah hitam dalam urine, antara lain metoda Dithizone dan metoda Spektrofotometrik Serapan Atom. Pemilihan metoda pemeriksaan disesuaikan dengan kemampuan sumber daya yang tersedia, baik tenaga, bahan pemeriksaan ataupun peralatan.

d. Analisa Hasil Kadar Timah hitam dibandingkan dengan Biological Exposure Index (BEI) atau nilai index untuk pajanan biologi.Kadar Timah hitam dalam darah 50 mg/100ml. Kadar Timah hitam dalam urine 150mg/ml creatinine. Zinc protoporphynin dalam darah (setelah 1 bulan terekspos) 250 mg/100 ml erythrocytes atau 100mg/100 ml darah

e. Tindak Lanjut Hasilnya dilaporkan pada pihak-pihak yang berwenang.

keperawatan tempat berbagai asuhan keperawatan dan materi keperawatan

Type your

ASKEP INFEKSI SALURAN KEMIH Posted by Sanco Irianto A, S.Kep.Ns | Posted in Askep | Posted on 2/10/2010 ASKEP INFEKSI SALURAN KEMIH By. SANCO IRIANTO A, S.Kep.Ns A. Pengertian Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 2, Hal 369). Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik pada anakanak, remaja, dewasa maupun pada usia lanjut. Akan tetapi, wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi kurang lebih 5-15%. Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang berasal dari urethra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak antara urethra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius. Akibatnya UTI pada pria jarang terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi akan menunjukkan adanya abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus urinarius. B. Etiologi 1. Bakteri (Eschericia coli) 2. Jamur dan virus 3. Infeksi ginjal 4. Prostat hipertropi (urine sisa) Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih yaitu: 1. Bendungan aliran urine: a. Anatomi konginetal b. Batu saluran kemih c. Oklusi ureter (sebagian atau total) 2. Refluks vesiko ureter 3. Urine sisa dalam buli-buli dapat terjadi karena: a. Neurogenik bladder b. Striktur urethra c. Hipertropi prostat 4. Gangguan metabolic: a. Hiperkalsemia (kalsium) b. Hipokalemia (Kalium) c. Agammaglobulinemia

5. Instrumentasi a. Dilatasi urethra sistoskopi 6. Kehamilan a. Faktor statis dan bendungan b. pH urine yang tinggi sehingga mempermudah pertumbuhan kuman C. Patofisiologi Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui: 1. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran kemih yang terinfeksi. 2. Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme patogen yang masuk melalui darah yang terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih yang masuk melalui darah dari suplay jantung ke ginjal. 3. Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah bening yang disalurkan melalui helium ginjal. 4. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi. Dua jalur utama terjadi infeksi saluran kemih ialah hematogen dan ascending. Tetapi dari kedua cara ini, ascending-lah yang paling sering terjadi. Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah karena menderita suatu penyakit kronik atau pada pasien yang sementara mendapat pengobatan imun supresif. Penyebaran hematogen bisa juga timbul akibat adanya infeksi di salah satu tempat misalnya infeksi S.Aureus pada ginjal bisa terjadi akibat penyebaran hematogen dari fokus infeksi dari tulang, kulit, endotel atau di tempat lain. Infeksi ascending yaitu masuknya mikroorganisme dari uretra ke kandung kemih dan menyebabkan infeksi pada saluran kemih bawah. Infeksi ascending juga bisa terjadi oleh adanya refluks vesico ureter yang mana mikroorganisme yang melalui ureter naik ke ginjal untuk menyebabkan infeksi. Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan inflamasi. D. Macam-macam ISK 1. Infeksi saluran kemih bagian bawah yaitu: a. Peradangan pada urethra atau urethritis. b. Peradangan pada kandung kemih atau cystitis. c. Peradangan pada prostat atau prostatitis. 2. Infeksi saluran bagian kemih atas yaitu: a. Pielonefritis akut b. Pielonefritis kronik E. Gambaran Klinis 1. Uretritis biasanya memperlihatkan gejala: a. Mukosa memerah dan edema b. Terdapat cairan eksudat yang purulent c. Ada ulserasi pada urethra d. Adanya rasa gatal yang menggelitik e. Adanya nanah awal miksi f. Dysuria (nyeri waktu berkemih)

g. Kesulitan memulai kencing, kurang deras dan berhenti sementara miksi (prostatismus) h. Nyeri pada abdomen bagian bawah (supra pubic) 2. Cystitis biasanya memperlihatkan gejala: a. Dysuria (nyeri waktu berkemih) b. Peningkatan frekuensi berkemih c. Sering kencing pada malam (nocturia) d. Keinginan kuat untuk berkemih (urgency) e. Kencing yang susah dan disertai kejang otot pinggang (stranguria) f. Nyeri pinggang bawah atau suprapubic g. Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah 3. Pielonefritis akut biasanya memperlihatkan gejala: a. Demam b. Menggigil c. Nyeri pinggang d. Mual sampai muntah e. Irritative voiding symptoms (sering miksi, mendesak dan dysuria) f. Tanda penting: nyeri ketok pada pinggang (ginjal) yang terkena 4. Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis akut, tetapi dapat juga menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal. F. Komplikasi 1. Pembentukan abses ginjal atau perirenal 2. Gagal ginjal G. Pemeriksaan diagnostic Urinalisis, Bakteriologis, USG dan IVP H. Pengobatan 1. Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif 2. Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut 3. Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas mikroorganisme yang mungkin naik ke urethra, untuk wanita harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri faeces. I. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri 2. Perubahan pola eliminasi 3. Hipertermia 4. Resiko defisit volume cairan 5. Resiko infeksi sekunder 6. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur 7. Kecemasan 8. Kurang pengetahuan

SEDIMENURIN Mengenal Beberapa Parameter hasil Pemeriksaan Medis Bag.III (Pemeriksaan Urin Lengkap) 12/09/2011 Admin No comments

Pada artikel sebelumnya Mengenal Beberapa Parameter hasil Pemeriksaan Medis Bag.II (Pemeriksaan Darah Lengkap) telah dikenalkan beberapa parameter hasil pemeriksaan medis khusus terkait Pemeriksaan Darah Lengkap. Pada artikel ini akan dikenalkan beberapa parameter pemeriksaan medis khususnya terkait hasil Pemeriksaan Urin Lengkap yang juga biasanya kita lakukan.

Terdapat beberapa macam pemeriksaan urin, yaitu urinalisis, tes kehamilan, tes narkoba, biakan kuman, kepekaan obat, dsb. Urinalisis atau tes urin rutin digunakan untuk mengetahui fungsi ginjal dan mengetahui adanya infeksi pada ginjal atau saluran kemih. Tes ini terdiri dari dua macam, yaitu : tes makroskopik dan tes mikroskopik.

Tes makroskopik dilakukan dengan cara visual. Pada tes ini biasanya menggunakan reagen strip yang dicelupkan sebentar ke dalam urine lalu mengamati perubahan warna yang terjadi pada strip dan membandingkannya dengan grafik warna standar. Tes ini bertujuan mengetahui Warna, Kejernihan, bau,Volume pH, berat jenis (BJ), glukosa, protein, bilirubin, urobilinogen, darah, keton, nitrit dan lekosit esterase.

Tes mikroskopik dilakukan dengan memutar (centrifuge) urin lalu mengamati

endapan urin di bawah mikroskop. Tes ini bertujuan untuk mengetahui : (1) unsurunsur organik (sel-sel : eritrosit, lekosit, epitel), silinder, silindroid, benang lendir; (2) unusur anorganik (kristal, garam amorf); (3) elemen lain (bakteri, sel jamur, parasit Trichomonas sp., spermatozoa).

Berikut ini adalah penjelasan beberapa parameter tes diatas:

Volume urin Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urin seperti umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata didaerah tropik volume urin dalam 24 jam antara 800-1300 ml untuk orang dewasa. Bila didapatkan volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut poliuri.

Poliuri ini mungkin terjadi pada keadaan fisiologik seperti pemasukan cairan yang berlebihan, nervositas, minuman yang mempunyai efek diuretika. Selain itu poliuri dapat pula disebabkan oleh perubahan patologik seperti diabetes mellitus, diabetes insipidus, hipertensi, pengeluaran cairan dari edema. Bila volume urin selama 24 jam 300--750 ml maka keadaan ini dikatakan oliguri.

Keadaan ini mungkin didapat pada diarrhea, muntah -muntah, deman edema, nefritis menahun. Anuri adalah suatu keadaan dimana jumlah urin selama 24 jam kurang dari 300 ml. Hal ini mungkin dijumpai pada shock dan kegagalan ginjal. Jumlah urin siang 12 jam dalam keadaan normal 2 sampai 4 kali lebih banyak dari urin malam 12 jam. Bila perbandingan tersebut terbalik disebut nokturia, seperti didapat pada diabetes mellitus.

Warna urin Pemeriksaan terhadap warna urin mempunyai makna karena kadang-kadang dapat menunjukkan kelainan klinik. Warna urin dinyatakan dengan tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah, coklat, hijau, putih susu dan sebagainya. Warna urin dipengaruhi oleh kepekatan urin, obat yang dimakan maupun makanan. Pada umumnya warna ditentukan oleh kepekatan urin, makin banyak diuresa makin muda warna urin itu. Warna normal urin berkisar

antara kuning muda dan kuning tua yang disebabkan oleh beberapa macam zat warna seperti urochrom, urobilin dan porphyrin. Bila didapatkan perubahan warna mungkin disebabkan oleh zat warna yang normal ada dalam jumlah besar, seperti urobilin menyebabkan warna coklat.

Disamping itu perlu dipertimbangkan kemungkinan adanya zat warna abnormal, seperti hemoglobin yang menyebabkan warna merah dan bilirubin yang menyebabkan warna coklat. Warna urin yang dapat disebabkan oleh jenis makanan atau obat yang diberikan kepada orang sakit seperti obat dirivat fenol yang memberikan warna coklat kehitaman pada urin.

Kejernihan dinyatakan dengan salah satu pendapat seperti jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh. Biasanya urin segar pada orang normal jernih. Kekeruhan ringan disebut nubecula yang terdiri dari lendir, sel epitel dan leukosit yang lambat laun mengendap. Dapat pula disebabkan oleh urat amorf, fosfat amorf yang mengendap dan bakteri dari botol penampung. Urin yang telah keruh pada waktu dikeluarkan dapat disebabkan oleh chilus, bakteri, sedimen seperti epitel, leukosit dan eritrosit dalam jumlah banyak.

Bau urin Untuk menilai bau urin dipakai urin segar, yang perlu diperhatikan adalah bau yang abnormal. Bau urin normal disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau yang berlainan dapat disebabkan oleh makanan seperti jengkol, petai, obatobatan seperti mentol, bau buah-buahan seperti pada ketonuria. Bau amoniak disebabkan perombakan ureum oleh bakteri dan biasanya terjadi pada urin yang dibiarkan tanpa pengawet. Adanya urin yang berbau busuk dari semula dapat berasal dari perombakan protein dalam saluran kemih umpamanya pada karsinoma saluran kemih.

pH Ini adalah derajat keasaman air seni. pH urine pada orang normal adalah 4,8 7,4. pH di bawah 7,0 disebut asam (acid) dan pH di atas 7,0 dinamakan basa (alkali). Beberapa keadaan dapat menyebabkan pH urine menjadi basa , misalnya : diet vegetarian, setelah makan, muntah hebat, infeksi saluran kencing oleh bakteri Proteus atau Pseudomonas, urine yang disimpan lama, terapi obat-obatan tertentu, atau gangguan proses pengasaman pada bagian tubulus ginjal. Sebaliknya, pH

urine bisa menjadi rendah atau asam dapat dijumpai pada : diabetes, demam pada anak, asidosis sistemik, terapi obat-obatan tertentu.

Berat Jenis Berat jenis (BJ) atau specific gravity (SG) dipengaruhi oleh tingkat keenceran air seni. Pada orang normal, berat jenis urine adalah 1,015 1,025. Seberapa banyak Anda minum atau berkemih akan mempengaruhi BJ urine; semakin banyak berkemih, akan semakin rendah BJ, demikian sebaliknya. Adanya protein atau glukosa dalam urine akan meningkatkan BJ urine. Jika ada protein dalam urine, maka setiap 1% proteinuria BJ bertambah 0,003. Jika ada glukosa dalam urine, maka setiap 1% glukosuria BJ bertambah 0,004.

Glukosa Biasanya tidak ada glukosa dalam air seni. Adanya glukosa dalam urine (disebut glukosuria) harus diwaspadai adanya gangguan atau penyakit. Jika glukosuria bersama hiperglikemia (=peningkatan kadar gula dalam darah), maka kemungkinan adalah : diabetes mellitus (DM), sindrom Cushing, penyakit pankreas, kelainan susunan syaraf pusat, gangguan metabolisme berat (misalnya pada kebakaran hebat, penyakit hati lanjut, sepsis, dsb), atau oleh karena obat-obatan kortikosteroid, thiazide, obat kontrasepsi oral). Jika glukosuria tanpa hiperglikemia dapat dijumpai pada : kelainan fungsi tubulus ginjal, kehamilan, gula selain glukosa dalam urine atau makan buah-buahan sangat banyak.

Protein Biasanya tidak ada protein yang terdeteksi pada urinalisis. Adanya protein dalam urine disebut proteinuria. Proteinuria menunjukkan kerusakan pada ginjal, adanya darah dalam air kencing atau infeksi kuman. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria adalah : penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefropati karena diabetes, pielonefritis, nefrosis lipoid), demam, hipertensi, multiple myeloma, keracunan kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia), infeksi saluran kemih (urinary tract infection). Proteinuria juga dapat dijumpai pada orang sehat setelah kerja jasmani, urine yang pekat atau stress karena emosi

Bilirubin dan Urobilinogen Bilirubin adalah produk perombakan hemoglobin (zat warna merah darah) oleh selsel retikuloendotel yang tersebar di seluruh tubuh. Bilirubin semula bersifat tidak larut air, kemudian oleh hati dikonjugasi sehingga larut air. Selanjutnya, bakteribakteri dalam usus akan mengubah bilirubin menjadi urobilinogen. Karena proses oksidasi, urobilinogen berubah menjadi urobilin, suatu zat yang memberikan warna yang khas pada urine. Dalam keadaan normal bilirubin tidak ada dalam urine. Adanya bilirubin dalam urine (bilirubinuria) menggambarkan kerusakan sel hati (misalnya hepatitis) atau sumbatan saluran empedu. Peningkatan urobilinogen dalam urine menggambarkan adanya kerusakan sel hati (misalnya hepatitis) atau peningkatan perombakan hemoglobin. Sedangkan pada sumbatan saluran empedu, urobilin tidak dijumpai dalam urine.

Darah Dalam keadaan normal, tidak ada darah atau hemoglobin dalam air seni. Adanya darah dalam urine (hemoglobinuria) dapat menunjukkan adanya trauma atau perdarahan pada ginjal atau saluran kemih, infeksi, tumor, batu ginjal.

Nitrit Dalam urine orang normal terdapat nitrat sebagai hasil metabolism protein. Jika terdapat infeksi saluran kemih (urinary tract infection) oleh kuman dari spesies Enterobacter, Citrobacter, Escherichia, Proteus dan Klebsiela yang mengandung enzim reduktase, maka nitrat akan diubah menjadi nitrit.

Keton Keton merupakan sampah hasil metabolisme lemak. Jika persediaan glukosa menurun, maka untuk mencukupi suplai energi, cadangan lemak yang ada dimetabolisme. Peningkatan metabolisme lemak ini menyebabkan penumpukan keton (asam betahidroksi butirat, asam aseto asetat dan aseton) dalam urine atau dinamakan ketonuria. Ketonuria dapat dijumpai pada penderita diabetes mellitus atau pada orang yang kelaparan.

Lekosit Esterase

Lekosit esterase adalah enzim yang dikeluarkan oleh sel lekosit netrofil. Dalam keadaan normal tidak ditemukan lekosit esterase. Adanya lekosit esterase dalam air seni menunjukkan infeksi saluran kemih (urinary tract infection).

Sedimen / Endapan Pemeriksaan sedimen urine dilakukan secara mikroskopik untuk mengetahui adanya : (1) material organik, yaitu sel-sel (eritrosit, lekosit, epitel), silinder (cast) dan bentuk lain : silindroid, benang lender; (2) material anorganik, yaitu garam amorf dan kristal; (3) elemen lain, seperti bakteri, parasit Trichomonas sp., jamur (misal Candida), atau spermatozoa.

Eritrosit. Dalam keadaan normal, terdapat 0 2 sel eritrosit dalam urine. Jumlah eritrosit yang meningkat menggambarkan adanya trauma atau perdarahan pada ginjal dan saluran kemih, infeksi, tumor, batu ginjal.

Lekosit. Dalam keadaan normal, jumlah lekosit dalam urine adalah 0 4 sel. Peningkatan jumlah lekosit menunjukkan adanya peradangan, infeksi atau tumor.

Epitel. Ini adalah sel yang menyusun permukaan dinding bagian dalam ginjal dan saluran kemih. Sel-sel epitel hampir selalu ada dalam urine, apalagi yang berasal dari kandung kemih (vesica urinary), urethra dan vagina.

Silinder (cast). Ini adalah mukoprotein yang dinamakan protein Tam Horsfal yang terbentuk di tubulus ginjal. Terdapat beberapa jenis silinder, yaitu : silinder hialin, silinder granuler, silinder eritrosit, silinder lekosit, silinder epitel dan silinder lilin (wax cast). Silinder hialin menunjukkan kepada iritasi atau kelainan yang ringan. Sedangkan silinder-silinder yang lainnya menunjukkan kelainan atau kerusakan yang lebih berat pada tubulus ginjal.

Kristal. Dalam keadaan fisiologik / normal, garam-garam yang dikeluarkan bersama urine (misal oksalat, asam urat, fosfat, cystin) akan terkristalisasi (mengeras) dan sering tidak dianggap sesuatu yang berarti. Pembentukan kristal atau garam amorf dipengaruhi oleh jenis makanan, banyaknya makanan,

kecepatan metabolisme dan konsentrasi urine (tergantung banyak-sedikitnya minum). Yang perlu diwaspadai jika kristal-kristal tersebut ternyata berpotensi terhadap pembentukan batu ginjal. Batu terbentuk jika konsentrasi garam-garam tersebut melampaui keseimbangan kelarutan. Butir-butir mengendap dalam saluran urine, mengeras dan terbentuk batu.

Silindroid. Ini adalah material yang menyerupai silinder. Tidak memiliki arti yang banyak, mungkin sekali berrati adanya radang yang ringan.

Benang lendir (mucus filaments). Ini didapat pada iritasi permukaan selaput lendir saluran kemih.

Spermatozoa, bisa ditemukan dalam urin pria atau wanita dan tidak memiliki arti klinik.

Bakteri. Bakteri yang dijumpai bersama lekosit yang meningkat menunjukkan adanya infeksi dan dapat diperiksa lebih lanjut dengan pewarnaan Gram atau dengan biakan (kultur) urin untuk identifikasi. Tetapi jika ada bakteri namun sedimen bersih, kemungkinan itu merupakan cemaran (kontaminasi) saja.

Sel jamur menunjukkan infeksi oleh jamur (misalnya Candida) atau mungkin hanya cemaran saja.

Trichomonas sp. Ini adalah parasit yang bila dijumpai dalam urin dapat menunjukkan infeksi pada saluran kemih pada laki-laki maupun perempuan.

You might also like