You are on page 1of 6

ingkasan Jurnal Lingkungan Judul : PENGARUH KADAR KLORIDA PADA AIR SUMUR GALI (April 12, 2009) Filed

under: lingkungan Urip Santoso @ 2:10 am Tags: argentometri, klorida, sumur gali Oleh Yurman Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRAK Klorida adalah merupakan anion pembentuk Natrium Klorida yang menyebabkan rasa asin dalam air bersih ( air sumur ). Kadar klorida pada sampel air dengan menggunakan metode Argentometri di dapatkan nilai kadar klorida 9,10 mg/ l, dan telah memenuhi persyaratan kualitas air minum sesuai dengan Permenkes, RI No 907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002, sebagai mana kadar maksimal klorida yang diperbolehkan untuk air minum adalah 250 mg/ l. Kata Kunci : Sumur Gali , Klorida, Argentometri 1. PENDAHULUAN Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/ perilaku hidup bersih dan sehat.Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas kesehatan . Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada disekitarnya juga baik. Begitu juga sebaliknya , kesehatan seseorang akan menjadi buruk jika lingkungan yang ada disekitarnya kurang baik. Dalam penerapan hidup bersih dan sehat dapat dimulai dengan mewujudkan lingkungan yang sehat (Depkes,2002) Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah masalah air bersih, persampahan dan sanitasi. Masalah air merupakan masalah yang utama, baik masalah penyediaan air bersih di kota dan didesa , maupun masalah penyaluran dan pngelolaan air buangan penduduk dan industeri. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahluk di dunia. Oleh karena itu seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia berbagai upaya dilakukan untuk menyediakan air bersih yang aman bagi kesehatan . Adapun air yang sehat harus memenuhi empat kriteria parameter. Parameter pertama adalah parameter fisik yang meliputi padatan terlarut, kekeruhan , warna, rasa, bau, dan suhu. Parameter kedua adalah parameter kimiawi yang terdiri atas berbagai ion, senyawa beracun, kandungan oksigen terlarut dan kebutuhan oksigen kimia. Parameter yang ketiga adalah parameter biologis meliputi jenis dan kandungan mikrooganisme baik hewan maupun tumbuhan. Paramete yang terakhir adalah parameter radioaktif meliputi kandungan bahan bahan radio aktif, ( Kursusiarni, 2002 ). Air minum yang sehat harus memenuhi persyaratan fisik, kimia dan mikrobiologi berdasarkan Permenkes RI No. 907/ Menkes/SK/VII/2002 tentang kadar maksimal yang diperbolehkan dalam air minum yaitu 250mg/l. II. ISI A. Sumber Air Mahkluk hidup tidak terlepas dari kebutuhan akan air. Manusia dalam kehidupan sehari-hari memerlukan air untuk berbagai keperluan mulai dari air minum, mencuci, mandi dan lain-lain. Sumber-sumber air tersebut adalah:

1. Air permukaan Banyak tersedia di alam. Kondisi air permukaan sangat beragam dipengaruhi yang berupa elemen meteorologi, dan elemen daerah pengairan. Kualitas air permukaan tersebut, tergantung dari daerah yang dilewati oleh aliran air. Kekeruhan air permukaan cukup tinggi karena banyak mengandung lempung substansi organik,sehingga ciri air permukaan melebihi padatan terendap (dissolved solid) rendah, dan bahan tersuspensi (suspended solid) tinggi. Kualitas air sungai relatif lebih rendah daripada kualitas air danau, pond, rawa, reservoar. Air permukaan tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, setelah melalui proses tertentu. 2. Air tanah Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah, terdapat diantara butir-butir tanah atau dalam retakan bebatuan. Air tanah lebih banyak tersedia daripada air hujan. Ciri-ciri air tanah yaitu memiliki suspended solids rendah dissvolved solids tinggi. Angka kandungan total dissvolved solids (TDS), besi, mangan, dan kesadahan tinggi. Air tanah dapat berasal dari mata air di kaki gunung, atau sepanjang aliran sungai atau berasal dari air tanah dangkal dengan kedalaman antara 15-30 meter. 3. Air angkasa Air angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir seperti hujan dan salju. Jumlahnya sangat terbatas, dipengaruhi antara lain oleh musim, jumlah, intensitas dan distribusi hujan, letak geografis suatu daerah dan lain-lain. Kualitas air hujan sangat dipengaruhi oleh kualitas udara atau atmosfir di daerah tersebut. Pencemaranyang mungkin timbul antara lain berupa debu, dan gas. Pada umumnya kualitas air hujan relatif baik, namun kurang mengandung mineral dan sifatnya mirip air suling. Kualitas dari berbagai sumber air tersebut berbeda-beda sesuai dengan alam, kondisi aktivitas manusia yang berbeda di sekitarnya. (Suripin, 2002). B. Persyaratan Kualitas Air Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang tidak tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan biologis (Notoatmodjo,2003). Persyaratan Fisika Air Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai berikut: a. Jernih atau tidak keruh b. Tidak berwarna c. Rasanya tawar d. Tidak berbau e. Temperaturnya normal f. Tidak mengandung zat padatan Persyaratan Kimia Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia seperti berikut: a. pH netral Derajat keasaman air minum harus netral. Air murni mempunyai pH 7 b. Tidak mengandung zat kimia beracun c. Kesadahan rendah

d. Tidak mengandung bahan organik Kandungan bahan organik dalam air dapat terurai menjadi zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Bahan-bahan organnik itu seperti NH4, H2S, SO42- dan NO3- (Kusnaedi,2002). C. Sifat Kimia dan Fisika 1. Kelarutan Kebanyakan klorida larut dalam air, seperti Merkurium Klorida (Hg2Cl2), Perak Klorida ( AgCl), Timbal Klorida (PbCl2) yang ini larut sangat sedikit dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih, sedangkan tembaga ( I ) klorida, (CuCl), bismut oksiklorida, (BiOCl), stibium oksiklorida, (SbOCl), dan Merkurium ( II ) oksiklorida, (Hg2OCl2), tak larut dalam air. Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, pakailah larutan natrium klorida, NaCl, 0,1M. 2. Analisa Kualitatif Analisa klorida secara kualitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya: a. Dengan larutan Perak Nitrat Jika larutan encer suatu senyawa klorida direaksikan dengan larutan perak nitrat, akan terjadi endapan putih bergumpal yang tidak larut dalam asam nitrt encer dan mudah larut dalam amonia, dengan mengasamkan larutan amoniakal ini dengan asam nitrat encer akan terbentuk endapan kembali.endapan putih yang terjadi berupa perak klorida yang tidak akan larut kembali dalam asam nitrat encer. Dengan penambahan amonia, terjadi komplek perak diamonium yang larut. b. Dengan Kalium Permanganat atau Mangan Dioksida Jika suatu senyawa klorida dipanaskan dengan kalium permanganat atau mangan dioksida, akan terjadi uap yang berwarna hijau pucat dan menyebabkan kertas kanji-kalium iodida berwarna biru. Dengan mengoksidasi kalium permanganat atau mangan dioksida akan terjadi klor yang akan mengoksidasi iodida dalam kertas kalium menjadi iod, yang kemudian dengan amilum memberikan warna biru (Roth. H. J. 1998). 3. Analisis Klorida Secara Kuantitatif Analisa klorida secara kuantitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya analisa secara titrimetri dengan menggunakan metode argentometri. Metode yang sering digunakan pada penetapan klorida adalah metode argentometri. Metode argentometri (titrasi pengendapan) yang tergolong pada pemeriksaan kimia secara titrimetri / volumetri. a. Pengertian Titrimetri atau analisa volumetri adalah salah satu cara pemerikasaan jumlah zat kimia yang luas penggunaannya. b. Prinsip Dalam larutan netral atau sedikit basa, kalium kromat dapat menunjukan titik akhir titrasi klorida dengan perak nitrat. Perak klorida yang terbentuk diendapkan secara kuantitatif sebelum warna merah perak kromat terbentuk. Reaksi AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3 AgNO3 + AgCl KCl + KNO3

Dalam titrasi pengendapan zat yang ditentukan bereaksi dengan zat pentiter membentuk senyawa yang sukar larut dalam air, syarat-syaratnya: a) Terjadinya kesetimbangan serbaneka harus berlangsung cukup cepat; b) 4 Zat yang akan ditentukan akan bereaksi secara stoikiometri dengan zat pentiter; c) Endapan yang terbentuk harus sukar larut sehingga terjamin Harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai. d) kesempurnaan reaksi sampai 99,9%; Beberapa cara titrasi pengendapan yang melibatkan ion perak, diantaranya adalah cara mohr, cara volhard dan cara fajans. Pada cara mohr ion-ion halida (Cl-, Br-, I-) ditentukan dengan larutan baku perak nitrat, dengan memakai ion kromat atau peralatan yang sesuai untuk menentukan titik akhir titrasi. Titrasi larutan ion klorida 0,1 M dengan cara mohr, reaksinya sebagai berikut: Ag + Cl- AgCl Cara titrasi volhard dapat pula digunakan untuk menetukan ion-ion halida dengan cara titrasi kembali. Penentuan ion klorida agak rumit dengan titrasi ini, lantaran kelarutan AgCl lebih tinggi daripada kelarutan AgSCN, maka pada penentuan ion klorida dengan cara volhard, titrasi harus dihentikan pada saat timbulnya warna merah pertama kali, atau titrasi kembali dilakukan setelah AgCl dipisahakan terlebih dahulu. 4. Pemakaian Titrasi Pengendapan (Argentometri) Pada titrasi ini biasanya digunakan larutan baku perak nitrat 0,1 M dan larutan baku Kalium Tiosianat 0,1 M. Kedua pereaksi ini dapat diperoleh sebagai zat baku utama, namun kalium tiosianat agak mudah menyerap air sehingga larutannya perlu dibakukan dengan larutan perak nitrat. Kedua larutan baku ini cukup mantap selama dalam penyimpanan asalkan disimpan dalam wadah kedap udara dan terlindung dari cahaya. Pelarut yang dugunakan harus air betul-betul murni, atau air suling. Kalau tidak kekeruhan akan muncul lantaran pengaruh ion klorida yang ada di dalam air. Jika larutan itu disaring, kemudian dibakukan dengan NaCl secara gravimetri. Selain larutan kalium tiosianat, larutan amonium tiosianat 0,1 M sering pula dipakai sebagai larutan baku di dalam titrasi argentometri. Namun, karena amonium tiosianat sangat mudah menyerap air, maka harus dibakukan dulu dengan larutan baku perak nitrat memakai cara titrasi volhard. (Rivai, H. 1995). 5. Ion-ion Pengganggu Ion-ion yang dapat mengganggu dalam penetapan kadar klorida metode argentometri atau pengendapan adalah: Bahan-bahan yang terdapat dalam air minum dalam jumlah yang normal tidak mengganggu; Bromida, iodida, dan sianida ekivalen dengan konsentrasi klorida; Ion sulfida, ferri sulfat dan sulfat menggaggu, tetapi dapat dihilangkan dengan penambahan hidrogen peroksida; Ion sulfida, ferri sulfat dan sulfat menggaggu, tetapi dapat dihilangkan dengan penambahan hidrogen peroksida; Ortofosfat yangn lebih dari 25 mg/L mengganggu dengan membentuk endapan perak fospat; Besi yang lebih dari 10 mg/L mengaburkan titik akhir.

IV . SIMPULAN Berdasarkan hasil telaah pustaka dari beberapa sumber bahwa kadar klorida maksimal yang diperbolehkan pada air minum yaitu 250 mg/l. DAFTAR PUSTAKA Bucke, KA. dkk. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta. Depkes Direktorat Laboratorium Kesehatan. 2002. Pedoman Pemeriksaan Kimia Air Minum dan Air Bersih. Depkes RI.1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga 1979. Jakarta. Depkes RI. 2002. Petunjuk Pemeriksaan Air Minum / Air Bersih. Edisi kedua. Jakarta. Depkes RI. 2002. Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Departemen Kesehatan. Jakarta. Kursusiarini, M. 2002. Pemanfaatan Zeolit Alam Yang Diaktifkan sebagai adsorben Untuk Mengurangi Kadar Mangan Terlarut Dalam Air. Skripsi S1, FMIPA UNIB, Bengkulu. Kusnaedi. 2002. Mengolah Air Gambut dan Air Kotoran untuk Air Minum. Penerbit Swadaya. Jakarta. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Roth, H. J. 1988. Analisis Farmasi. Diterjemahkan Oleh Kisman, S. Dr ; Ibrahim, S. Dr. Gadjah Mada University Press. Soemirat, J. 1995. Kualitas Air dan Kesehatan. Departemen Kesehatan RI. Bandung. Sumiaty, E. 2003. Bimbingan Teknis Pengambilan Contoh dan Analisis Kualitas Air. Serpedal Deputi VII. Jakarta. Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit Andi. Yogyakarta. Vogel. 1979. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Edisi Kelima. Penerbit Kalmen Media Pusaka. Jakarta.

Blog this! Recommend on Facebook Share via MySpace share via Reddit Tweet about it Subscribe to the comments on this post Bookmark in Browser

Tell a friend

Tags: Argentometri, Klorida, Sumur Gali No comment y

You might also like