You are on page 1of 27

ANITA FITRI TANJUNG (0910532062) MIFTAHUL KHAIRATIH (0910532049)

1.

PSAK NO 19 Revisi 2009

Asset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomis di masa depan dari asset tersebut diharapkan diterima oleh entitas.

2. SFAC NO 6 prg 25 Asset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti diperoleh atau dikuasai atau dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.

3. APB N0 4 prg 132 Asset adalah sumber ekonomik yang dimiliki perusahaan yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.Asset juga mencakup suatu pembayaran tertunda yang bukan merupakan sumber ekonomik tetapi diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
APB merinci asset yang digolongkan kedalam sumber ekonomik: 1. Sumber produktif 2.Produk 3.Uang 4.Klaim untuk menerima uang 5.Hak pemilikan atau investasi pada perusahaan lain.

Asset non sumber ekonomik (APB N0 4)

Meliputi beban atau pengurang pendapatan tangguhan,contohnya goodwill dan rugi selisih kurs. Asset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal di debit.
3 Karakteristik utama asset:

1. manfaat ekonomik di masa datang yang cukup pasti 2. dikuasai atau dikendalikan oleh entitas 3. timbul akibat transaksi masa lalu

Sedangan urutan format penyajian neraca menurut GAAP ialah: 1. Current Assets 2. Non Current Assets 3. Current Liabilities 4. Non Current Liabilities 5. Equity

1. Manfaat ekonomik
Mampu menghasilkan pendapatan atau aliran kas di masa datang.

2. Dikuasai oleh entitas


Konsep penguasaan (kendali) lebih penting daripada konsep pemilikan.Penguasaandisini berarti kemampuan entitas untuk mendapatkan,memelihara atau menahan,menukarkan,menggunakan manfaat ekonomik dan mencegah akses pihak lain terhadap manfaat tersebut. Most (1982,hlm 341-342) Penguasaan atas objek dapat diperoleh dengan cara: 1.Pembelian 2.Pemberian 3. Penemuan 4.Perjanjian 5. Produksi atau transformasi 6.Penjualan 7. Lain-lain contoh pertukaran,peminjaman,penjaminan,pengkonsignaan,dan lainnya yaang diakui hukum dan kebiasaan bisnis

Penguasaan harus didahului oleh transaksi atau kejadian ekonomik. FASB memasukkan transaksi atau kejadian sebagai kriteria aset karna transaksi atau kejadian tersebut dapat menimbulkan (menambah) atau meniadakan (mengurangi) aset.Berbagai transaksi atau kejadian pada akhirnya akan memicu pengakuan atau penghapusan manfaat ekonomik suatu asset.

Menurut FASB: 1.Melibatkan kos 2.Berwujud 3.Tertukarkan 4.Terpisahkan 5.Berkekuatan hukum

Pengukuran adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu objek asset pada saat terjadinya yang akan dijadikan data dasar untuk mengikuti aliran fisis asset tersebut. Perolehan asset terdiri dari serangkaian kegiatan misalnya,order barang,menerima barang,meneliti kecocokan,mengangkut barang,mencoba barang,menyimpan atau menempatkan barang dan akhirnya menggunakan barang tersebut.Tiap kegiatan biasanya melibatkan pengorbanan sumber ekonomiik.Pengukuran besar kecilnya kos yang harus dicatat ditentukan oleh 2 hal: 1. Batas kegiatan 2.Jenis penghargaan

Secara konseptual pembentuk kos suatu asset adalah semua pengeluaran (pengorbanan sumber ekonomik) yang terjadi atau yang diperlukan akibat kegiatan pemerolehan suatu asset sampai asset tersebut ditempatkan dalam kondisi siap pakai atau berfungsi sesuai dengan tujuan pemerolehannya.

2.Jenis Penghargaan Pemerolehan asset dapat terjadi dari transaksi yang melibatkan kas atau non kas.
Jika penghargaan terhadap asset berwujud uang tunai (kas),maka kos tunai merupakan pengukur asset yang paling handal dan objektif.

Kalau sumber ekonomik nonkas merupakan penghargaan yang digunakan dalam tarnsaksi,pengukur untuk menentukan kos asset adalah jumlah rupiah yang akan diperoleh seandainya sember ekonomik tersebut dijual secara tunai kepada umum.

Bila asset diperoleh tanpa penghargaan (hadiah),kos asset ditentukan atas dasar setara tunai atau kos tunai terkandung asset yang diterima pada saat transaksi atau kejadian.

Barter adalah pemerolehan asset (biasanya asset berwujud atau nonmoneter)dengan penghargaan berupa asset berwujud atau nonmoneter lainnya. Apakah asset yang dipertukarkan sejenis atau tak sejenis??? Jika asset yang dipertukarkan tersebut sejenis,secara konseptual perusahaan dianggap melakukan pemeliharaan terhadap kapital atau daya produksi dan bukan merupakan transaksi penjualan.Oleh karna itu jika terjadi untung,tidak selayaknyalah untung tersebut diakui karna untung tidak dapat timbul dari transaksi pemeliharaan,kalau terjadi rugi,dapat segera diakui karna alasan konservatisme.

Bila perusahaan menukarkan asset yang tidak sejenis,untung atas pertukaran asset tersebut dapat diakui dan masuk dalam laporan laba rugi. Barter Asset dengan Saham Pengukur yang tepat untuk menentukan kos yang sebenarnya adalah jumlah rupiah uang tunai yang akan diterima perusahaan seandainya perusahaan menerbitkan saham-saham yang digunakan untuk penghargaan di atas. Kos dalam Reorganisasi Pengukur yang tepat adalah nilai wajar seluruh asset perusahaan dengan mempertimbangkan kondisi asset dan keadaan pasar pada waktu itu.

Hadiah atau Hibah Diukur sebesar nilai kos tunai implisit dari asset tersebut. Kos dalam Pembelian Kredit Untuk asset yang dibeli secara kredit,kos yang sebenarnya adalah harga tunai implisit.Harga tunai implisit ditentukan atas dasar jumlah rupiah yang diperlukan seandainya utang tersebut dilunasi pada saat transaksi. Potongan Tunai dan Keringanan Diperlakukan sebagai pengurang kos perolehan asset,harga sesungguhnya yang harus dicatat adalah harga tunai neto,tapi pencatatan kos atas dasar harga tunai neto sering tidak dilakukan karna kebiasaan mencatat transaksi dalam jumlah rupiah yang tercantum dalam faktur.

Rugi dalam Pemerolehan Asset Karna sesuatu hal (atau keadaan yang tidak normal) potensi jasa tertentu menjadi tidak mempunyai lagi kemampuan atau daya dalam menghasilkan pendapatan,manfaat ekonomiknya telah hangus atau menguap dan merupakan rugi.Contohnya kebakaran. Perlakuan yang tepat atas kejadian ini adalah pemisahan jumlah rupiah rugi tersebut sebagai defisit atau dalam keadaan tertentu dilakukan penghapusan atas jumlah rupiah rugi tersebut dengan pengurangan terhadap modal.

Penilaian adalah proses penentuan jumlah rupiah suatu objek untuk menentukan makna ekonomiknya di masa lalu,sekarang atau mendatang. Pengukuran biasanya digunakan dalam akuntansi untuk menunjukkan proses penentuan jumlah rupiah yang harus dicatat untuk objek pada saat perolehan. Penilaian biasanya digunakan untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada setiap elemen atau pos laporan keuangan pada saat penyajian

Yaitu mempresentasi atribut pos-pos asset yang berkaitan dengan tujuan pelaporan keuangan dengan penggunaan basis penilaian yang sesuai. Konsep dan Basis Penilaian Karna asset merupakan komponen penentu posisi keuangan pada saat tertentu,basis pengukuran untuk menilai asset pada saat tersebut yang paling valid adalah harga atau nilai pertukaran(exchanges prices atau values).

Nilai Masukan Nilai masukan didasarkan atas jumlah rupiah yang harus dikeluarkan atau dikorbankan untuk memperoleh asset atau objek jasa yang masuk dalam unit usaha. Beberapa kategori nilai masukan: 1. Kos Historis Kos menunjukkan harga pertukaran pada saat terjadinya. Penilaian berdasarkan kos historis dapat diuji validitasnya karna kos historis terjadi dari hasil kesepakatan dua pihak yang independen. Ditinjau dari relevansi informasi ,kos historis jadi kurang kebermanfaatannya karna nilai asset dapat berubah dengan berjalannya waktu baik akibat perubahan daya beli atau perubahan harga.

Kos Pengganti Kos pengganti atau kos masukan sekarang(current input cost) atau kos sekarang (current cost) adalah jumlah rupiah harga pertukaran atau kesepakatan yang diperlukan sekarang oleh unit usaha untuk memperoleh asset yang sama jenis dan kondisinya atau penggantinya yang setara (ekuivalennya). Alternatif penilaian yangb masuk kategori nilai pengganti adalah: 1. Nilai penaksiran 2. Nilai wajar 3. Nilai terealisasi neto dikurangi laba normal.

Nilai Keluaran
Nilai keluaran didasarkan atas jumlah rupiah kas atau penghargaan lainnya yang diterima suatu unit usaha apabila suatu asset atau potensi jasa akhirnya keluar dari kesatuan usaha melalui pertukaran atau konversi.

Harga Jual Masa Lalu


Harga jual masa lalu sebenarnya menunjukkan kas yang cukup pasti akan diterima dari konversi suatu pos asset yang timbul karna transaksi masa lalu.

Harga Jual Sekarang


Nilai jual sekarang didasari oleh konsep setara tunai sekarang.Nilai ini menunjukkan jumlah rupiah kas atau daya beli yang dapat direalisasi dengan cara menjual setiap jenis asset di pasar bebas dalam kondisi perusahaan menjualnya dalam keadaan normal.

a.Historical cost Jumlah rupiah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk memperoleh asset tersebut. b.Current(replacement cost) Jumlah rupiah kas atau setaranya yang hrus dikorbankan kalau asset tertentu yang sejenis diperoleh sekarang. c. Net realizable value Jumlah rupiah kas atau setanya yang akan diterima dikurangi dengan pengorbanan(kos) yang diperlukan untuk mengkonversi asset tersebut menjadi kas atau setaranya. d. Present value of future cash flow Piutang dan investasi jangka panjang disajikan sebesar nilai sekarang penerimaan kas di masa depan sampai piutang terlunasi (dengan tarif diskon implisit) dikurangi dengan tambahan kos yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan penerimaan tersebut.

Penguji (test) yang cukup rinci untuk mengakui asset adalah: (Belkaoui 1993 hlm 194-195) 1. Deteksi adanya asset. 2.Sumber ekonomik dan kewajiban(economic resources and obligation test). 3. Berkaitan dengan entitas. 4. Mengandung nilai 5. Berkaitan dengan waktu pelaporan. 6. Verifikasi

PSAK 48 Penurunan Nilai Aktiva (Impairment Of Assets) 7. Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva. Jika terdapat indikasi penurunan nilai aktiva, perusahaan harus menaksir jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tersebut. 8. Dalam mengidentifikasi terdapat atau tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva, paling tidak perusahaan harus mempertimbangkan hal-hal berikut : Informasi dari luar perusahaan a) Selama periode tertentu, nilai pasar aktiva telah turun secara signifikan melebihi penurunan akibat proses normal depresiasi (amortisasi); b) Telah terjadi dalam periode tertentu atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan memburuk yang signifikan dalam teknologi, pasar, kondisi ekonomi atau hukum tempat perusahaan beroperasi,atau dalam pasar produk atau jasa yang dihasilkan dari aktiva tersebut; c) Selama periode tertentu, tarif diskonto pasar atau tingkat kembalian investasi pasar telah meningkat, dan peningkatan ini cenderung akan menurunkan nilai aktiva yang dapat diperoleh kembali secara material; Informasi dari dalam perusahaan d) Terdapat bukti mengenai keusangan atau kerusakan fisik aktiva; e) Telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan yang bersifat merugikan sehubungan dengan cara penggunaan aktiva; f) Terdapat bukti dari pelaporan internal yang menunjukkan bahwa kinerja ekonomi aktiva tidak memenuhi harapan atau akan lebih buruk dari yang diharapkan; dan akitva yang pada tahun terakhir sebleumnya disajikan sebesar nilai pakai; g) Aliran kas sesungguhnya secara material lebih kecil dari aliran kas taksiran, sebelum diperhitungkan diskonto.

Pengakuan dan Pengukuran Kerugian Penurunan

Nilai Aktiva Tetap 41. Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aktiva lebih kecil dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aktiva harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali. Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aktiva dan harus diakui sebagai beban pada laporan laba rugi. 42. Jika jumlah taksiran kerugian penurunan nilai aktiva lebih besar dari nilai tercatat aktiva, perusahaan harus mengakui kewajiban hanya jika hal ini diwajibkan dalam PSAK lain. 43. Setelah kerugian penurunan nilai aktiva diakui, beban depresiasi (amortisasi) aktiva untuk periode yang akan datang harus disesuaikan agar mencerminkan alokasi nilai tercatat yang telah direvisi, setelah dikurangi nilai sisa (jika ada), secara sistematis selama sisa periode depresiasi (amortisasi).

Pemulihan Rugi Penurunan Nilai 70. Nilai tercatat aktiva yang rugi penurunan nilainya telah diakui harus dinaikkan kembali menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, hanya jika terjadi perubahan dalam taksiran yang digunakan untuk menentukan nilai aktiva yang dapat diperoleh kembali sejak saat terakhir kali rugi penurunan nilai diakui. Kenaikan tersebut merupakan pemulihan rugi penurunan nilai dan harus diakui segera sebagai laba dalam laporan rugi laba. 71. Kenaikan nilai tercatat aktiva tidak boleh melebihi nilai tercatat yang seharusnya diakui (dikurangi amortisasi atau depresiasi) seandainya pada tahun sebelumnya tidak ada pengakuan rugi penurunan nilai aktiva. 74. Setelah kerugian penurunan nilai aktiva dipulihkan kembali, beban depresiasi (amortisasi) aktiva di masa depan harus disesuaikan untuk mengalokasikan nilai tercatat aktiva yang telah direvisi, dikurangi nilai sisa (jika ada), dengan dasar sistematis selama sisa periode depresiasi (amortisasi). 77. Sebagai pengeculaian ketentuan pada paragraf 70, kerugian penurunan nilai yang diakui untuk goodwill dan aktiva tidak berwujud lain yang ada pasarnyaharus dipulihkan pada periode berikutnya, hanya jika kejadian spesifik eksternal yang menyebabkan pengakuan rugi penurunan nilai telah dipulihkan.

Pengungkapan
79. Untuk setiap kelompok aktiva, laporan keuangan

harus mengungkapkan : a) Rugi penurunan nilai yang diakui selama periode tersebut dan elemen laporan laba rugi yang didalamnya kerugian penurunan nilai yang telah dimasukkan; dan b) Pemulihan kerugian penurunan nilai yang telah diakui selama periode tersebut dan elemen laporan laba rugi yang didalamnya kerugian penurunan nilai telah pulih.

You might also like