Professional Documents
Culture Documents
ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JAMBI TAHUN 2007
Agar dapat dianggap baik, dalam arti mampu memenuhi fungsinya di samping tetap efisien dan praktis, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh komoditi yang akan dijadikan uang. Syarat-syarat tersebut adalah : 1. memiliki nilai standar yang nyata, 2. dapat dipecah-pecah menjadi satu-satuan yang lebih kecil, 3. mudah dibawa, 4. tahan lama, dan 5. nilainya tidak mudah berubah/dipengaruhi oleh tingkat penawaran dan biaya produksinya. Syarat ini umum dapat dipenuhi oleh bahan logam. Pada zaman kuno, besi dan tembaga sudah digunakan sebagai uang. Tetapi, karena teknik penambangan dan peleburan bahan ini sudah semakin maju dan relatif mudah, kedua bahan ini menjadi tidak langka lagi. Semenjak itu emas dan perak lebih banyak digunakan sebagai uang.
Kebijakan Moneter
Suku Bunga
Biaya Modal
Investasi/ konsumsi
dipenuhi syarat double coincidence of want. Contohnya: orang yang memiliki sapi dan membutuhkan pakaian, maka barter baru dapat berlangsung hanya dan bila hanya orang tersebut bertemu dengan orang lain yang kebetulan memerlukan sapi dan memiliki pakaian sebagai penukarnya. Jika orang yang memiliki pakaian ternyata hanya mau menukar pakaiannya dengan beras, maka orang mencari orang lain yang memiliki beras dan mau menukarkan dengan sapi. Setelah memperoleh beras, barulah dia dapat melakukan barter dengan orang yang mempunyai pakaian.
Sejarah mencatat bahwa emas dan perak pernah digunakan sebagai uang.
Penggunaan keduanya sebagai standar nilai tukar disebut sebagai penggunaan standar bimetallic. Dengan sistem bimetallik, pemerintah menetapkan rasio perbandingan nilai antara kedua jenis logam tersebut. Misalnya, antara tahun 1792 1834 di Amerika Serikat pemerintah menetapkan rasio perbandingan perak terhadap emas adalah 15 : 1; artinya 15 ons perak dapat ditukar dengan 1 ons emas dan sebaliknya. Pada masa penetapan tersebut nilai perak dan emas sebagai komoditi bebas sama dengan nilainya sebagai uang, dalam hal ini uang disebut sebagai fullbodied, sedangkan jika daya beli uang (nilai uang) lebih besar dibanding nilai komoditinya, uang disebut sebagai token money.
Contohnya token money adalah uang kertas senilai Rp. 10.000,00; harga
nilai kertasnya sendiri (komoditinya) tidak setinggi itu. Kelemahan sistem bimetalik ini, seperti diterangkan oleh hukum Gresham (Sir Thomas Gresham, 1558), menyebabkan diubahnya standar uang yang semula didasarkan atas 2 macam logam menjadi standar emas saja. Dengan standar emas, satuan moneter (uang) ditentukan oleh jumlah dan kualitas tertentu dari emas, dan orang bebas mempertukarkan emas dengan uang.