You are on page 1of 22

Penentuan Akurat Oosporein pada media pembiakkan jamur dengan DPP (Differential Pulse Polarography)

Oleh : Kelompok 2

Dewi Permatasari
Harmesa Lita Puspitasari Lutfita Rakhmania Ovan

Abstrak

DPP (Differential Pulse Polarography) adalah metode yang sederhana dan akurat yang telah dikembangkan untuk penentuan Oosporein dalam media pembiakkan jamur Beauveria Brongniartii. Senyawa turunan dari hydroxybenzoquinone (oosporein) merupakan metabolit

sekunder yang dikeluarkan oleh jamur entomopathogenic ini, digunakan sebagai agen
kontrol biologi (BCA) dari hama penyerang Melolontha melolontha larvae. Perilaku oosporein dalam polarografi dapat diamati dengan memvariasikan pH sistem buffer dengan range 3-10. Penggunaan larutan Buffer Britton-Robinson (BR)/Metanol (3:7 v/v, pH 5.5)

menunjukkan hasil polarogram dengan peak intensitas optimal pada potensial -0.18 V vs
Ag/AgCl/ KCl (3M). Dibawah kondisi ini, plot dari tinggi peak vs konsentrasi oosporein ditemukan linear pada range konsentrasi 5.9 x 10-7 sampai 2.5 x 10-5 M (0.18-7.74 g mL-1; r = 0.9998). Limit deteksi juga dihitung, yaitu sebesar 54 ng mL-1. Untuk mengevaluasi

konsentrasi oosporein, metode standar adisi digunakan. Analisis kandungan oosporein pada
media pembiakkan jamur adalah sebesarr 524.9 g mL-1 dengan standar deviasi relatif 2.6%. Metode polarografi yang digunakan akurat, tidak membutuhkan waktu yang banyak, dan biayanya murah karena tidak memerlukan langkah persiapan sampel yang rumit.

Latar Belakang

Beauveria Brongniartii dikenal sebagai jamur tanah yang memiliki selektifitas dan entomopathogenic yang tinggi dan mematikan

Oosperein merupakan metabolit sekunder dari Beauveria Brongniartii ,yang digunakan sebagai agent pengontrol biologi serangga (BCA) yang menyerang larva Melolontha melolontha
Oosporein dari jamur harus ditentukan untuk evaluasi bahaya dan resiko bagi manusia dan lingkungan dengan menggunakan metode analisis dan alat yang memiliki sensitifitas tinggi Keuntungan dari elektrokimia adalah memberikan kerakteristik yang aktif terhadap sistem quinon dengan aplikasi pulsa differensial polarografi (DPP) dalam metode analisis oosporein dalam matriks kompleks.

Metodologi Penelitian

Bahan:
o o o o o Oosporein dengan kemurnian 98 % Media cair Beauveria Brongniartii Larutan buffer Britton-Robinson 0.1 M, pH 2-10 Buffer Asetat 0.1 M, pH 4 Buffer McIlvaine 0.1 M, pH 4

Alat:
o DPP (Differential Pulse Polarography) : kombinasi dari stripping voltametri dan polarografi) o Elektroda :
o DME (Dropping Mercury Electrode),sebagai elektroda kerja o Ag/AgCl dalam 3 M KCL, sebagai elektroda referensi o Pt, sebagai elektroda pendukung

o Analyzer dioperasikan dengan parameter :


o o o o Potential range, -0.05 s.d -0.4 V Scan rate , 5 mV s-1 Pulse amplitude, 25 mV Current sensitivity, 1-5 A

Penentuan Kurva Kalibrasi dari Oosporein


10 mL campuran buffer BR : Metanol (3 :7), pH 5,5 Masukkan ke dalam Sel polarografi Dimurnikan dengan Nitrogen selama 8 menit Menambahkan 20 L larutan Oosporein ke dalam sel (konsentrasi divariasikan) Dimurnikan dengan Nitrogen selama 30 detik Diukur

Penentuan Kadar Oosporein Dalam Media Pembiakan Jamur


10 mL campuran buffer BR : Metanol (3 :7), pH 5,5

Masukkan ke dalam Sel polarografi

Dimurnikan dengan Nitrogen selama 8 menit

Diukur

Sebagai Blanko

Lanjutan...
Mencampurkan larutan dari media (1:1) dengan buffer BR : Metanol (3 :7 v/v, pH 5,5) Masukkan 50 L ke dalam Sel polarografi

Dimurnikan dengan Nitrogen selama 30 detik

Diukur

Menambahkan 20L larutan standar Oosporein

Diukur

Result and Discussion

Kondisi Polarografi yang Tepat Untuk Penentuan Oosporein


Reaksi yang terjadi : Oosporein akan bergerak menuju permukaan tetesan Hg untuk direduksi. Oosporein akan membentuk kompleks dengan Hg. Selama reaksi reduksi berlangsung, arus akan mengalir dan jumlahnya dapat teramati (dalam A). Reaksi reduksi ini berlangsung pada harga potensial tertentu, bergantung pada jenis zat yang sedang direduksi. Hasil dari scan polarografi ini dapat digunakan untuk menentukan potensial dimana Oosporein akan tereduksi.

Dilakukan scan polarografi dengan metode DPP (Differential Pulse Polarography) terhadap larutan di dalamnya terdapat oosporein dengan konsentrasi 0.8g mL-1.

Hasil : Peak terjadi pada range potensial -0.13 s/d -0.31 V tergantung dari nilai pH larutan yang digunakan (4.7-7.2). Terdapat korelasi linear antara peak potensial /Ep (V) dan pH : Ep = -(0.0679)(pH) + 0.188 (R= 0.999; pH 4.7-7.2)
Peak arus dengan sensitivitas optimal terjadi pada larutan BR buffer dengan pH 5.5 :

Nilai Ep pada pH 5.5 : Ep = -(0.0679)(pH) + 0.188 Ep = -(0.0679)(5.5) + 0.188 Ep = -0.18545 V Kondisi optimum untuk percobaan polarografi selanjutnya dilakukan dengan menggunakan larutan BR Buffer pada pH 5.5 dengan peak potensial oosporein sebesar -0.18 V

Kalibrasi Pengukuran
Dibawah kondisi optimum, linearitas antara tinggi peak dengan konsentrasi Oosporein pada range 0.18 7.74 g mL-1 diamati dengan metode kurva kalibrasi. Hubungan linear antara tinggi peak arus dengan konsentrasi Oosporein dalam larutan : Ip (in A) = (0.5851)(C, in g mL-1 ) + 0.0293 (R = 0.9998; n=3)

Intraday accuracy : dilakukan dengan menguji larutan yang mengandung oosporein sebesar 1.5 g mL-1 selama 1 hari dengan 5x pengulangan. Menunjukkan rata-rata 1.48 0.03 g mL-1 Interday accuracy : dilakukan dengan menguji 5 larutan yang mengandung oosporein sebesar 1.5 g mL-1 pada 5 hari yang berbeda. Menunjukkan rata-rata 1.46 0.02 g mL-1

Pengamatan menyeluruh terhadap parameter validasi (pengesahan) dari metode yang digunakan :

Kandungan Oosporein dalam media pembiakan jamur


Untuk mengevaluasi kandungan oosporein pada media pembiakkan jamur, penyiapan sampel perlu dioptimasi. Berdasarkan uji yang telah dilakukan, didapatkan bahwa kondisi optimasi berlangsung dengan mencampurkan media tumbuh jamur dengan BR Buffer/methanol (3:7 v/v, pH 5.5) dengan rasio 1:1. Media pembiakkan jamur dapat menyebabkan gangguan sehingga tinggi peak yang didapatkan tidak sesuai. Oleh karena itu, dilakukan metode standar adisi.

Hasil : Berdasarkan metode penambahan standar (standard addition), diketahui bahwa kandungan oosporein pada media tumbuh jamur adalah sebesar 524.9 g mL-1, dengan standar deviasi relatif sebesar 2.6 %.

Penentuan kandungan oosporein dengan metode DPP dibandingkan dengan metode HPLC. Pada metode HPLC (dilakukan dengan perlakuan yang sama dengan metode DPP), diketahui bahwa kandungan oosporein pada media tumbuh jamur adalah sebesar 505 g mL-1. Hasil ini tidak berbeda jauh dengan hasil yang didapatkan dengan metode DPP.

Kesimpulan

Metode DPP yang sederhana dikembangkan untuk menentukan oosporein, khususnya dalam media pembiakkan jamur. Keuntungan dari metode ini

adalah analisis yang tidak membutuhkan pemisahan extensive pada


medium pembiakkan maupun ekstraksi oosporein, dengan hasil yang selektif tanpa membuang banyak waktu. Standar deviasi relatif sebesar 2.6% pada penentuan oosporein dalam media pembiakkan jamur

mengindikasikan bahwa metode ini memiliki akurasi dan presisi yang


baik. Hasil penentuan kandungan oosporein yang didapatkan dari metode ini juga dibandingkan dengan metode HPLC. Korelasi yang sangat baik antara hasil pengukuran dari kedua metode tersebut menunjukkan keakurasian metode DPP yang digunakan.

Terima Kasih

You might also like