Professional Documents
Culture Documents
AAN SYAFII ( 01 ) ( 02 ) ( 03 ) ( 08 )
( 26 ) ( 28 )
7.AHMAD SOLEKAN
diperlukan untuk memindah elektron di dalam sumber arus itulah yang disebut gaya gerak listrik (GGL). GGL adalah beda potensial antara kedua ujung atau kutub sumber arus listrik saat sumber arus itu tidak terhubung ke rangkaian listrik, diberi lambang . Tegangan jepit adalah Beda potensial antara kedua ujung atau kutub sumber arus listrik saat sumber arus itu mengalirkan arus dalam rangkaian listrik disebut tegangan jepit, diberi lambang V. Tegangan jepit selalu lebih kecil dari GGL. Mengukur GGL dan Tegangan Jepit
Voltmeter dipasang paralel dengan komponen yang akan diukur beda potensialnya. B. SUMBER ARUS LISTRIK Kamu sudah mengetahui bagaimana terjadinya arus listrik. Selain itu kamu juga sudah mengenal komponen yang dapat membantu gerakan elektron dalam suatu rangkaian. Suatu komponen yang berfungsi sebagai tempat untuk mengubah satu jenis energi, misalnya energi kimia dan energi gerak, menjadi energi listrik disebut sumber arus listrik. Contohnya baterai, akumulator, dan generator. Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam suatu penghantar per satuan waktu. Arus listrik mengalir
dari potensial tinggi ke potensial rendah. Besaran Arus Listrik Q=I.t Keterangan : I = kuat arus (ampere / A) Q = muatan (coulumb / C) t = waktu (detik / s) Sumber arus listrik dibedakan menjadi dua, yaitu sumber arus listrik bolak-balik (AC) dan sumber arus listrik searah (DC). Sumber arus listrik AC dihasilkan oleh dinamo arus AC dan generator. Ada beberapa macam sumber arus searah, misalnya sel volta, elemen kering (baterai), akumulator, solar sel, dan dinamo arus searah. Elemen volta, batu baterai, dan akumulator merupakan sumber arus searah yang dihasilkan oleh reaksi kimia. Oleh karena itu, elemen volta, batu baterai, dan akumulator sering disebut elektrokimia. Dikatakan elektrokimia sebab alat tersebut mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Elemen dibedakan menjadi dua, yaitu elemen primer dan elemen sekunder. Elemen primer adalah elemen yang setelah habis muatannya tidak dapat diisi kembali. Contohnya elemen volta dan batu baterai. Elemen sekunder adalah elemen yang setelah habis muatannya dapat diisi kembali. Contohnya akumulator (aki). Pada elemen volta, baterai, dan akumulator terdapat tiga bagian utama, yaitu : a. anode, elektrode positif yang memiliki potensial tinggi,
b. katode, elektrode negatif yang memiliki potensial rendah, c. larutan elektrolit, cairan yang dapat menghantarkan arus listrik. Untuk lebih memahami prinsip kerja beberapa contoh elektrokimia, ikutilah uraian berikut. Elemen Basah 1. Elemen Volta Elemen Volta adalah sumber arus listrik pertama yang dibuat oleh manusia. Elemen ini terdiri dari batang tembaga dan batang seng yang dicelupkan ke dalam asam sulfat encer. Tegangan yang dihasilkan = 1,5 V. Kelemahannya: terjadi polarisasi pada batang tembaga.
Elemen Volta dikembangkan pertama kali oleh Fisikawan Italia bernama Allesandro Volta (1790-1800) dengan menggunakan sebuah bejana yang diisi larutan asam sulfat (H2SO4) dan dua logam tembaga (Cu) dan seng (Zn). Bagian utama elemen Volta, yaitu a. kutub positif (anode) terbuat dari tembaga (Cu), b. kutub negatif (katode) terbuat dari seng (Zn), c. larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4). Lempeng tembaga memiliki potensial tinggi, sedangkan
lempeng seng memiliki potensial rendah. Jika kedua lempeng logam itu dihubungkan melalui lampu, lampu akan menyala. Hal ini membuktikan adanya arus listrik yang mengalir pada lampu. Ketika lampu menyala, larutan elektrolit akan bereaksi dengan logam tembaga maupun seng sehingga menghasilkan sejumlah elektron yang mengalir dari seng menuju tembaga. Adapun, reaksi kimia pada elemen Volta adalah sebagai berikut. Pada larutan elektrolit terjadi reaksi H2SO4 2H+ + SO24 Pada kutub positif terjadi reaksi Cu + 2H+ polarisasi H2 Pada kutub negatif terjadi reaksi Zn + SO4 ZnSO4+ 2e Reaksi kimia pada elemen Volta akan menghasilkan
gelembung-gelembung gas hidrogen (H2). Gas hidrogen tidak dapat bereaksi dengan tembaga, sehingga gas hidrogen hanya menempel dan menutupi lempeng tembaga yang bersifat isolator listrik. Hal ini menyebabkan terhalangnya aliran elektron dari seng menuju tembaga maupun arus listrik dari tembaga menuju seng. Peristiwa tertutupnya lempeng tembaga oleh gelembung-gelembung gas hidrogen disebut polarisasi. Adanya polarisasi gas hidrogen pada lempeng tembaga menyebabkan elemen Volta mampu mengalirkan arus listrik hanya sebentar. Tegangan yang dihasilkan setiap elemen Volta sekitar 1,1 volt. Penggunaan larutan elektrolit yang berupa cairan merupakan kelemahan elemen Volta karena dapat membasahi peralatan lainnya. 2. Elemen Daniell Elemen Daniell merupakan modifikasi dari elemen Volta,
yaitu larutan
dengan
memperbaiki sulfat
penampilan kimia)
elemen. yang
Untuk
mencegah polarisasi gas hidrogen, elektrode dilindungi oleh tembaga (larutan dinamakan depolarisator. Elemen Kering Elemen kering disebut juga baterai. Elemen kering pertama kali dibuat oleh Leclance. Bagian utama elemen kering adalah a. kutub positif (anode) terbuat dari batang karbon (C), b. kutub negatif (katode) terbuat dari seng (Zn), c. larutan elektrolit terbuat dari amonium klorida (NH4Cl), d. dispolarisator terbuat dari mangan dioksida (MnO2). Baterai disebut elemen kering, karena elektrolitnya merupakan
campuran antara serbuk karbon, batu kawi, dan salmiak yang berwujud pasta (kering). Batang karbon (batang arang) memiliki potensial tinggi, sedangkan lempeng seng memiliki potensial rendah. Jika kedua elektrode itu dihubungkan dengan lampu maka lampu akan menyala. Hal ini membuktikan adanya arus listrik yang mengalir pada lampu. Ketika lampu menyala, larutan elektrolit akan bereaksi dengan seng. Adapun, reaksi
kimia pada batu baterai adalah sebagai berikut. Pada larutan elektrolit terjadi reaksi Zn + 2NH4Cl Zn2+ + 2Cl + 2NH3 + H2 (ditangkap dispolarisasi) Pada dispolarisator terjadi reaksi H2 + 2MnO2 Mn2O3 + H2O Reaksi kimia pada batu baterai akan menghasilkan gelembunggelembung gas hidrogen (H2). Gas hidrogen akan ditangkap dan bereaksi dengan dispolarisator yang berupa mangan dioksida (MnO2) menghasilkan air (H2O), sehingga pada batu baterai tidak terjadi polarisasi gas hidrogen yang mengganggu jalannya arus listrik. Bahan yang dapat menghilangkan polarisasi gas hidrogen disebut dispolarisator. Adanya bahan dispolarisator pada batu baterai, menyebabkan arus listrik yang mengalir lebih lama. Setiap batu baterai menghasilkan tegangan 1,5 volt. Elemen kering (batu baterai) banyak dijual di toko karena memiliki keunggulan antara lain tahan lama (awet), praktis karena bentuk sesuai kebutuhan, dan tidak membasahi (kering). Akumulator peralatan karena elektrolitnya berupa pasta
Akumulator sering disebut aki. Elektrode akumulator baik anode dan katode terbuat dari timbal (Cu) berpori. Bagian utama akumulator, yaitu a. kutup positif (anode) terbuat dari timbal dioksida (PbO2),
b. kutub negatif (katode) terbuat dari timbal murni (Pb), c. larutan elektrolit terbuat dari asam sulfat (H2SO4) dengan kepekatan 30%. Lempeng timbal dioksida dan timbal murni disusun saling bersisipan akan membentuk satu pasang sel akumulator yang saling berdekatan dan dipisahkan oleh bahan penyekat berupa isolator. Beda potensial yang dihasilkan setiap satu sel akumulator 2 volt. Dalam kehidupan sehari-hari, ada akumulator 12 volt yang digunakan untuk menghidupkan starter mobil atau untuk menghidupkan lampu sein depan dan belakang mobil. Akumulator 12 volt tersusun dari 6 pasang sel akumulator yang disusun seri. Kemampuan akumulator dalam mengalirkan arus listrik disebut kapasitas akumulator yang dinyatakan dengan satuan Ampere Hour (AH). Kapasitas akumulator 50 AH artinya akumulator mampu mengalirkan arus listrik 1 ampere yang dapat bertahan selama 50 jam tanpa pengisian kembali.