You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Pada dasarnya setiap manusia cenderung untuk mengembangkan dirinya sendiri menjadi lebih baik, lebih matang dan lebih mantap. Namun

kecenderungan seseorang untuk menimbulkan kemampuannya tidak terwujud begitu saja, tanpa ada upaya untuk pengembangan kepribadian yang dimilikinya, karena setiap manusia memiliki kemampuan dan keunikan tersendiri. Sejauh mana kepribadian terwujud sangat ditentukan oleh seberapa jauh lingkungan mendorong untuk perkembangan terhadap konsep diri seseorang dan seberapa jauh seseorang tersebut merasa dirinya perlu belajar agar lebih baik lagi. Untuk itu penting diketahui apakah perkembangan pribadi seseorang sudah mencapai tingkat optimal atau kematangan. Hal ini dapat diketahui dengan cara mengenal dirinya. Mengenal diri sendiri berarti memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat, yaitu menyadari kelebihan/keunggulan yang dimiliki maupun kekurangan/ kelemahan yang ada pada diri sendiri. Dengan mengenal diri sendiri secara tepat akan diketahui konsep diri yang tepat pula, dengan berupaya mengembangkan yang positif dan mengatasi/ menghilangkan yang negatif. Salah satu syarat untuk menuju sukses dalam pergaulan sosial adalah adanya kemampuan seseorang untuk mengenali dirinya sendiri (Self

Understanding). Dengan mengenali dirinya sendiri maka orientasi ke dalam dirinya sendiri akan lebih mudah dilakukan, sehingga mekanisme self management akan berjalan dengan baik. Dalam kaitannya dengan proses pengenalan diri sendiri ini, ilmu etika mengajarkan kepada manusia tentang seperangkat nilai sebagai suatu sistem, yaitu sistem sosial, baik yang berupa norma sosial, adat istiadat, kode etik, hukum dan lain-lain. Oleh karena itu penegenalan diri secara benar akan membantu seseorang

dalam mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai tadi dalam diri sehingga seseorang tidak terjebak dalam persepsi yang salah tentang siapa saya.

BAB II ISI

Secara umum tujuan pengenalan diri adalah mengembangkan kesadaran mengenai diri sendiri dan sekaligus mengembangkan kemampuan untuk menampilkan diri tanpa mengganggu keberadaan orang lain. Secara khusus Tujuan pengenalan diri adalah agar seseorang (individu) dapat mengenali aspekaspek positif dan aspek negatif. Dapat pula mengenali kelebihan dan potensi positip yang ada pada dirinya , sekaligus mengetahui hal-hal negatif pada dirinya. Dengan demikian seseorang dapat mengoptimalkan potensi dirinya secara penuh dalam menacapai tujuan hidupnya. Secara khusus pula pengenalan diri juga bertujuan agar seseorang mampu dan bisa mengakui adanya kelebihan dan kekurangan pada diri setiap orang, juga agar (kita) bisa mengakui adanya persamaan hak, kewajiban dan derajat dirinya dengan orang lain. Mengenali diri sendiri adalah awal penting untuk maju dan berprestasi. Banyak kegagalan karena gagal memahami diri sendiri. Berbagai alasan

dikemukakan untuk mencari kambing hitam atas kegagalan sesorang, padahal keadaan dirinya sendirilah yang gagal memahami dirinya sendiri. Dalam terminologi agama, ada sabda Nabi Muhammad yang mengatakan bahwa ada perjuangan yang lebih besar lagi setelah peperangan ini, yaitu perjuangan melawan diri sendiri. Perkataan ini diucapkan ketika Nabi Muhammad pulang dari peperangan besar, tetapi dikatakan sebagai peperangan kecil dan ketika Nabi beserta rombongan kembali maka dikatakan akan menghadapi peperangan yang lebih besar.

Makna perjuangan besar melawan diri sendiri diartikan sebagai bukan saja menaklukkan hawa nafsu, melainkan bagaimana memahami diri sendiri. Ini penting. Dengan memahami diri sendiri maka seseorang akan tahu dimana kelebihan dan kekurangannya sehingga mampu menata diri dengan sebaikbaiknya untuk sebuah kesuksesan. Hal inilah yang dinamakan dengan

menaklukkan diri sendiri. Salah satu cara untuk menaklukkan diri adalah dengan berpikir positif. 1. Berpikir Positif Setiap orang yang menginginkan dirinya sukses melalui memahami dirinya sendiri, meningkatkan diri dan ilmu pengetahuannya maka akan lebih mudah dijalani bila seserang tersebut selalui berfikir positif. Bagaimana berpikir positif ? Tidak mudah menjelaskan bagaimana berpikir positif, tetapi bisa dikenali pada ciri-ciri orang yang berpikir positif : Melihat masalah sebagai tantangan Menikmati hidupnya Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide Mengenyahkan pikiran negatif segeraa setelah melintas di pikiran Mensyukuri apa yang dimilikinya, bukan berkeluh kesah. Tidak mendengarkan gosip dan isu yang tidak tentu Tidak banyak excuse, langsung action. Menggunakan bahasa positif, optimis. Menggunakan bahasa tubuh yang positif Peduli pada citra diri sendiri

Setelah berfikir positif, belajarlah pada sekolah kehidupan, di antaranya: Belajarlah tentang diri sendiri Belajarlah menjadi diri sendiri Belajarlah mengendalikan diri

Belajar dari pengalaman orang lain Belajar dari pengalaman Belajar terus tentang prinsip-prinsip kehidupan yang berlaku universal Belajar untuk mempraktikkan apa yang sudah didapat Menggali terus sumber pelajaran dan inspirasi

2. Cara Mengenali Diri Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pengenalan diri yaitu : Introspeksi, melihat perilaku orang lain dan meminta umpan balik atau masukan dari orang lain. Namun sebelum menetapkan dari tiga cara tersebut, pertama yang harus dilakukan untuk peneganalan diri adalah menanamkan kesadaran kedalam diri bahwa setiap orang mempunyai sejumlah ide, anggapan, keyakinan dan nilai-nilai tertentu, yang disebut Sistem Nilai dan asumsi atau disingkat SINA. Sistem Nilai dan asumsi yang dimiliki setiap orang tersebut ada yang logis dan ada yang tidak logis, berbeda-beda pada setiap orang dan bahkan ada sina yang saling bertentangan antara satu orang dengan lainnya. Sistem nilai dan asumsi pada seseorang terbentuk melalui proses belajar pengalaman yang diperoleh dalam kehidupan seseorang, dan juga dari kesimpulan-kesimpulan terhadap pengalaman-pengalaman yang dipernah

diperolehnya. Kesimpulan-kesimpulan tersebut kemudian menjadi keyakinan seseorang. Keyakinan yang terbentuk itu akan mempengaruhi penafsiran dan kesimpulan terhadap pengalaman-pengalaman yang datang dikemudian hari. Nilai dan asumsi yang berkembang pada diri seseorang akan terwujud dalam konsep diri, orientasi ambisi, cara memandang nasib, penilaian terhadap orang lain dan tentang hal-hal lain. Secara khusus konsep diri seseorang berisi anggapan dan keyakinan seseorang tentang statusnya, haknya, kewajiban-kewajibanya, kemampuannya, penilaian orang mengenai dirinya dan hal-hal lain yang berhubungan dengan dirinya. Konsep diri inilah yang menjadi jawaban dari pertanyaan SIAPAKAH SAYA.

Jawaban dari pertanyaan tersebut selanjutnya akan mempengaruhi cara berfikir dan perilaku seseorang. Untuk menjawab Pertanyaan siapa saya, tentu tidaklah terlalu mudah. Kesulitan tersebut berkaitan dengan keluasan dari daerah kesadaran yang ada pada diri seseorang. Berkaitan dengan masalah daerah kesadaran diri ini Joe Luft dan Harry Ingham (disingkat Johari) memperkenalkan suatu teknik mengenal diri sendiri yang dikenal dengan konsep Johari Window. Menurut konsep ini ada empat ranah (domain) dari daerah kesadaran dalam diri seseorang, yaitu sebagai berikut :

A. Daerah Publik Daerah publik adalah wilayah dari kesadaran manusia yang memuat halhal yang diketahui oleh dirinya dan orang lain . Artinya hal-hal pada diri seseorang yang diketahui oleh orang itu sendiri dan juga diketahui oleh orang lain. B. Daerah Buta (Blind Area) Darah buta adalah daerah kesadaran yang memuat hal-hal yang diketahui oleh orang lain, tetapi tidak diketahui oleh dirinya sendiri. C. Daerah Tersembunyi Daerah tersembunyi adalah kesadaran yang hanya memuat hal-hal yang diketahui oleh dirinya sendiri tetapi tidak diketahui oleh orang lain. (daerah rahasia pribadi) . D. Daerah Tak Disadari Daerah tak disadari adalah daerah kesadaran yang memuat hal-hal yang direpres ke dalam ketidaksadaran.

3. Manfaat Mengenali Diri Untuk pengembangan pribadi dan pengenalan diri yang ideal maka sedapat mungkin seseorang harus memperbesar daerah pubilknya, karena semakin banyak hal yang dipahami bersama, maka seseorang akan lebih mudah membawakan

dirinya dihadapan orang lain. Memperbesar daerah publik dapat diusahakan dengan dua cara, yaitu: Mengekpresikan diri dan Meminta/mencari Umpan Balik. Cara memberi umpan balik yang baik adalah menguraikan, bukan menilai, menyampaikan pada saat yang tepat serta hanya mengutarakan hal-hal yang kiranya bisa dirubah.

Manfaat Mengenali Diri Sendiri : 1. Dapat Mengetahui apa yang dibutuhkan dalam hidup ini 2. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pribadi 3. Dapat memenfaatkan pengetahuan diri untuk menujang cita-cita 4. Dapat mengatahui mengapa menjadi sukses dan gagal dalam suatu hal 5. Dapat merencanakan masa depan secara lebih terarah

4. Umpan Balik Jika mengingat kembali pada konsep Jendela Johari, terdapat daerah buta yaitu daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh orang lain tetapi tidak diketahui oleh dirinya. Memperkecil daerah buta dan memperluas daerah publik merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran diri. Adapun cara yang dapat ditempuh melalui umpan balik dari orang lain. Umpan balik ditujukan untuk membuktikan informasi yang konstruktif dalam rangka membantu seseorang untuk menjadi sadar bagaimana perilaku seseorang mempengaruhi orang lain. Dengan demikian, umpan balik tersebut akan membantu seseorang mengubah perilaku sehingga orang menjadi lebih produktif. Pada dasarnya orang menyukai pada seseorang yang senang memberikan umpan balik, sebaliknya umpan balik diberikan ketika seseorang sudah dapat mengungkapkan dirinya. Ketika orang belum merasa siap diberikan umpan balik, umpan balik justru menjasi boomerang. Artinya, orang yang diberikan masukan akan merasa ditelanjangi, digurui, diremehkan, ataupun merasa tidak dihargai. Umpan balik bersifat motivasional bagi orang lain. Oleh karenanya, dalam

memberikan umpan balik perlu diperhatikan hal-hal berikut ini (dalam Johnson, 1993) : A. Umpan balik lebih difokuskan pada perilaku seseorang dan bukan pada kepribdiannya, B. Umpan balik lebih difokuskan dalam bentuk deskripsi daripada dalam bentuk penilaian, C. Umpan balik lebih difokuskan pada situasi yang spesifik daripada perilaku yang abstrak, D. Umpan balik lebih difokuskan pada disini dan sekarang, E. Umpan balik lebih bersifat membagi perasaan dan persepsi daripada memberikan nasehat, F. Umpan balik tidak bersifat memaksa, G. Batasi umpan balik yang diberikan, H. Umpan balik difokuskan kepada perilaku orang yang dapat diubah.

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

Setelah seseorang melakukan upaya mengenali kekuatan dan kelemahan diri, maka orang akan menyadari siapa saya ?. Hal itu bukan akhir dari apa yang akan dilakukan dalam hidup ini. Mengenal diri bukanlah tujuan. Pengenalan diri adalah sebagai wahana (sarana) untuk mencapai tujuan hidup. Oleh karenanya, setelah seseorang dapat menjawab pertanyaan siapa saya ? maka selanjutnya adalah saya ingin menjadi siapa ? jawaban atas pertanyaan tersebut tentunya beragam, sesuai dengan peran-peran dimainkannya.

2. Saran

Mudah- mudah anda menyadari bahwa pengenalan dan pengukuran potensi diri adalah : PRACTICAL KNOWLEDGE baru bisa difahami apabila dimanfaatkan & dipraktekkan.

You might also like