You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun2003, telah memberikan angin segar dan mempertegas produk Undang-Undangsebelumnya, terutama kaitannya dalam usaha pembaruan dan peningkatan mutu p e n d i d i k a n . D a l a m u s a h a p e m b a r u a n dan peningkatan mutu p e n d i d i k a n , peningkatan mutu pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu kunci pokok, meningat Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan di semua j e n i s dan jenjang pendidikan di Indo nesia. M a t a p e l a j a r a n B a h a s a I n d o n e s i a adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa I n d o n e s i a , d a n sikap positif terhadap Bahasa Indonesia, serta sebagai s a r a n a pengembangan bernalar dan pelatihan pemecahan masalah (Depdikbud, 1993:1).Karakteristik kurikulum Bahasa Indonesia ini menggambarkan adanyasituasi belajar bahasa dalam latar alami. Pembelajara bahasa yang berlatar alami tidak dilakukan dengan pengkotak-kotakan keterampilan berbahasa. Pembelajaran s e p e r t i i n i mengutamakan keutuhan, kewarisan, keterpaduan, kebermaknaan,relevan, disesuaikan dengan konteks, lingkungan b e l a j a r d i u p a ya k a n s e p e r t i l i n g k u n g a n a n a k d i r u m a h y a n g b e r s i f a t b e l a j a r m e n y e n a n g k a n d a n d a p a t menghormati dorongan setiap individu pembelajaran (Suyono, 1995). Dari keempat aspek pengajaran Bahasa Indonesia itu salah s a t u n ya adalah membaca. Menurut Kurikulum Bahasa Indonesia membaca adalah melihat dengan memikirkan dan memahami isi dari apa yang ada da lam tulisan. Tujuanutama pembelajaran membaca adalah guru dapat menciptakan suatu kondisi ataus i t u a s i ya n g m e n d u k u n g s i s w a u n t u k b e l a j a r membaca, dan semua ini dapat d i l a k s a n a k a n a p a b i l a g u r u d a p a t m e r e n c a n a k a n d a n m e l a k s a n a k a n p r o s e s pembelajaran yang bisa diterima oleh siswa sehingga mendapatkan hasil yang positif. Sehingga dalam konteks pendidikan modern, pengajaran berorientasikepada aktivitas siswa belajar (learning activity oriented) dimana siswa berperansebagai subjek pengajaran, termasuk proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menangah Pertama. Hal ini t entu saja menuntut dukungan fasilitas dansumber belajar yang memadai. Aktivitas siswa akan berkembang apabila tersedia berbagai s u m b e r belajar yang relevan dan terkoordinasi. Oleh karena itu perlu ditata dan digali berbagai alternatif sumber belajar yang ada, mulai saat mereka mengikuti jamefektif pembelajaran, di perpustakaan sekolah, lingkungan belajar lainnya, media pembelajaran yang disediakan, serta orang-orang yang menjadi pendukung dan pendamping yang selalu memotivasi aktivitas belajarnya, dalam hal ini guru dansiswa secara menyeluruh. N a m u n k e c e n d e r u n g a n ya n g t e r j a d i d i l a p a n g a n , s e t e l a h dilakukan p e n g a m a t a n terhadap proses pembelajaran B a h a s a I n d o n e s i a , g u r u m a s i h m e n g g u n a k a n m e t o d e ya n g

pasif dan tidak bervariasi, sehingga siswa tdak termotivasi untuk aktif belajar membaca. Selain itu faktor kemampuan y a n g dimiliki siswa sangatlah kurang, diantaranya keinginan untuk menggali ilmu darimembaca, dan kurangnya fasilitas dan buku teks yang digunakan, guru hanyaterpaku pada buku paket saja. Membaca Teliti (Close Reading), sesuai pendapat H . G . T a r i g a n (1983:33) berpendapat bahwa membaca teliti atau membaca cermat adalah cara dan upaya untuk memperoleh pemahaman sepenuhnya atas suatu bahan bacaan. S e d a n g k a n m e n u r u t M o h . S u r y a ( 2 0 0 4 , d a l a m M . H a f i d z J a m i l 2 0 0 8 : 1 8 ) , mengatakan bahwa, membaca teliti adalah membaca secara aktif dan mendalam untuk membuat hubungan, mempertimbangkan implikasi dan argument (bukti). Dari hasil pengajaran dilapangan/indentifikasi masalah y a n g d i d a p a t maka kseimpulannya meliputi ketuntasan belajar individual meningkat, dari 35siswa ketuntasan klasikal mulai dari 51,4% pada awal meningkat ke 77,1%, dan pada akhirnya mencapai ketuntasan yang maksimal 100%.M a k a d a r i p e r m a s a l a h t e r s e b u t p e n u l i s m e l a k u k a n p e n e l i t i a n d e n g a n metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang proses belajar mengajar di Kelas XI SMK Negeri 2 kota Tasikmalaya melalui penerapan M e m b a c a Pemahaman. Maka yang dijadikan judul penulis adalah Penerapan Membaca P e m a h a m a n S e b u a h W a c a n a D a l a m K e g i a t a n Belajar di SMK Negeri 2 Kota Tasikmalaya Kelas XI B.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, m a k a permasalahan dibuat dalam bentuk pertanyaan sebaga berikut apakah penerapan M e m b a c a P e m a h a m a n dapat meningkatkan kemampuan membaca dan meningkatkan mutu belajar siswa ? Agar lebih jelas penelitian merumuskan langkah penelitiannya dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1.Apakah membaca pemahaman dalam proses belajar m e n g a j a r d a p a t meningkatkan kemampuan dengan kegiatan membaca wacana? 2.Apakah dengan membaca pemahaman siswa kelas XI S M K N e g e r i 2 dapat ditingkatkan motivasi belajarnya? C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk meningkatkan kemampuan membaca p e m a h a m a n d a l a m pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Kota Tasikmalaya. 2 . T u j u a n K h u s u s a.Ingin membantu siswa mengatasi masalah dalam memahami s e b u a h teks bacaan pada proses membaca pemahaman. b.Meningkatkan aktivitas dan kemampuan membaca p e m a h a m a n siswa dalam kegiatan membaca wacana. c.Meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas VIII ( d e l a p a n ) S M P Negeri 1 Mentebah melalui membaca pemahaman.

D.Manfaat Penelitian 1.Manfaat Bagi Siswa : a.Dapat meningkatkan p e m a h a m a n t e n t a n g wacana.4

kemampuan

membaca

b.Meningkatkan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar.c.Memberikan wawasan siswa tentang pemahaman s e b u a h t e k s d a l a m membaca wacana.2. Manfaat Bagi Guru : a.Memperbaiki strategi pembelajaran. b . M e n i n g k a t k a n k e t e r a m p i l a n g u r u u n t u k m e m i l i h m e t o d e pembelajaran yang efektif dan mengembangkan profesinya sebagai guru yang prfesional.c . M e l a t i h g u r u u n t u k s e l a l u m e l a k u k a n i n o v a s i d a l a m p e m b e l a j a r a n untuk tidak menggunakan metode pembelajaran yang menoton.3. Manfaat Bagi Sekolah : a.Hasil penelitian bisa dimanfaatkan oleh guru yang lain u n t u k memperbaiki strategi pembelajaran. b . M u t u sekolah akan semakin membaik dalam peningkatan s t a n d a r ketuntasan nilai hasil belajar mata pelajaran.c . S e k o l a h d a p a t m e n e n t u k a n p e m i k i r a n p e m e c a h a n m a s a l a h b e l a j a r bagi siswanya.5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Kajian Teori 1.Kemampuan Membaca Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan finformasi semakinmaju dan berkembang dengan pesat. Dengan adanya p e r k e m b a n g a n d a n kemajuan tersebut menimbulkan dampak bagi kehidupan, khususnya bagisiswa, bak dampak negatif maupun dampak positif. Bagi siswa yang memilikimotivasi dan minat belajar yang kurang sudah tentu membuat siswa tersebutmenjadi malas untuk belajar.Setiap siswa mempunyai perbedaan baik pada taraf kecerdasan ataupun k e m a m p u a n b e r f i k i r , j u g a b e r b e d a d a l a m m e n yi m p a n , m e n y e r a p , s e r t a m e n e r a p k a n ilmu pengetahuan. Mereka juga dapat berbeda dalam c a r a pendekatan terhadap situasi belajar, menerima pelajaran, serta bagaimanamereka mereskon metode pelajaran tertentu.begitu pula dengan kemampuanmembaca pada anak, antara siswa yang satu dengan yang lainnya berdasarkantaraf kecerdasan dan kemampuan berfikirnya akan terdapat perbedaan padamereka. Oleh karena itu per lu diperhatikan bagaimana mereka memperoleh,menyimpan serta menerapkan hasil bacaannya. a.Pengertian Membaca Membaca pada hakekatnya adalah suatu yang rumit dan melibatkan b a n ya k h a l , t i d a k h a n ya s e k e d a r m e l a f a l k a n t u l i s a n , t e t a p i p e r l u j u g a melibatkan aktivitas visual, befikir, psiko linguistik, dan metakognitif.S e b a g a i p r o s e s v i s u a l m e m b a c a m e r u p a k a n proses menerjemahkan simbol tulis (huruf ) ke dalamkata-kata lisan. Dalam proses befikir,membaca mencakup aktivitas p e n g e n a l a n k a t a , p e m a h a m a n l i t e r a l , interprestasi, membaca kristis dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan rumus(Rawley dan Mountain, 1995 dalam M. Hafidz Jamil 2008:8).Membaca adalah interaksi dengan bahasa yang sudah dialihkodekand a l a m t u l i s a n , b a h a s a y a n g d i a l i h k o d e k a n dalam tulisan teks. Teksm e r u p a k a n a r e a i s i pembelajaran menulis, artinya p e n i n g k a t a n kemampuan siswa untuk terampil mem baca h a n y a b i s a d i l a k s a n a k a n apabila siswa belajar berinteraksi melalui teks. Melalui sebuah teks siswadapat mengetahui : 1) sistem penulisan dalam suatu bahasa, 2) kontekskomunikasi, apa yang terjadi, siapa yang terlibat (pelaku), dan kaidah b a h a s a a p a y a n g d i g u n a k a n , 3 ) p r o s e s p i l i h a n s e m a n t i k ( a p r o s e s o f semantic choices), dan 4) pesan sosial yang dikemas dalam tulisan.Untuk meningkatkan kemampuan siswa di SD terampilmembaca,guru harus dapat menghadirkan teks yang sesuai dengan pertimbangant e r s e b u t . M e m b a c a a d a l a h s u a t u k e g i a t a n y a n g d i l a k u k a n u n t u k memperoleh pesan/informasi

yang disampaikan oleh penulis melaluimedia kata-kata atau bahasa tulis.Soerdarso (1993 dalam M. Hafidz Jamil 2008:9) mengemukakan b a h w a m e m b a c a m e r u p a k a n a k t i v i t a s k o m p l e k s yang memerlukan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah mencakup penggunaan khayalan, pengamatan, dan ingatan. Pendapat Hodgson 1960 dalam Tim DosenUPI 2008:98 membaca adalah proses yang dilakukan serta dipergunakano l e h p e m b a c a u n t u k m e m p e r o l e h p e s a n y a n g h e n d a k d i s a m p a i k a n melalui media kata-kata/bahan tulis. b.Proses Membaca Proses membaca merupakan kegiatan yang komplek dan rumit. Adas e j u m l a h a s p e k y a n g d i t u n t u t d a r i p e m b a c a . A s p e k - a s p e k i t u adalah : 1) aspek sensori, yakni kemampuan membaca untuk memahamisimbol-simbol teks, 2) aspek perseptual, yakni kemampuan pembacaunuk meninterprestasikan simbol-simbol teks (apa yang dilihat dan apay a n g t e r s i r a t ) , 3 ) a s p e k s k e m a t a , ya k n i kemampuan pemabaca untuk m e n g h u b u n g k a n p e s a n t e r t u l i s dengan struktur pengetahuan dari pengalaman yang telah a d a , 4 ) a s p e k b e r f i k i r , y a k n i k e m a m p u a n pembaca untuk membuat isferensi dan evaluasi dari teks, dan 5) aspek e f e k t i f , yakni kemampuan pembaca untuk membangkitkan d a n menghubungkan minat dan motivasi dengan teks yang dibaca. Kelimaa s p e k t e r s e b u t h a r u s m e n c i p t a k a n s u a t u h u b u n g a n y a n g b e r i m b a n g (harmonis) pada saat proses membaca, sehingga itu membentuk interaksidengan penulis melalui teks yang dibacakan. c . T u j u a n M e m b a c a S e t i a p p e m b e l a j a r a n p a s t i m e m p u n ya i t u j u a n b e g i t u j u g a d e n g a n membaca, karena seorang yang membaca dengan suatu tujuan cenderung lebih memahami dibandingkan dengan yang tidak mempunyai tujuan.Dalam kegiatan membaca di kelas, guru seharusnya menyusun tujuanm e m b a c a d e n g a n m e n y e d i a k a n t u j u a n k h u s u s y a n g s e s u a i d e n g a n membantu mereka menyusun tujuan membaca siswa itu sendiri. Adapuntujuan membaca tersebut mencakup 1 . K e s e n a n g a n ; 2.Menyempurnakan membaca nyaring; 3.Menggunakan strategi tertentu; 4.Memperbaharui pengetahuan tentang suatu rubrik; 5 . M e n g a i t k a n i n f o r m a s i b a r u d e n a n i n f o r m a s i ya n g l a m a ; 6.Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis; 7.Menginformasikan atau menolak prediksi; 8.Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasiyang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa c a r a l a i n d a n mempelajari struktur teks; 9 . M e n j a w a b p e r t a n y a a n - p e r t a n ya a n ya n g s p e s i f i k ( B l a n t o n , d k k , d a n Irwin Burns dkk, 1996 dalam M. Hafidz Jamil 2008;10).

d.Fungsi Kurikulum dalam Kegiatan Membaca Sudirman dkk dalam M. Hafidz Jamil (2008;13) menjelaskan bahwaa d a t i g a macam fungsi kurikulum dalam kerangka mencapai t u j u a n pendidikan, yaitu : -Kurikulum merupakan alat untuk mencapai t u j u a n p e n d i d i k a n nasional melalui tujuan intruksional, tujuan kurikuler, dan tujuaninstitusional -Kurikulum merupakam pedoman yang harus d i l a k s a n a k a n o l e h g u r u dan murid dalam proses belajar m e n g a j a r , g u n a m e n c a p a i t u j u a n pendidikan.- K u r i k l u m merupakan pedoman guru dan siswa agar t e r l a k s a n a proses belajar mengajar dengan baik dalam r a n g k a p e n c a p a i a n tujuan pendidikan. 2 . M e m b a c a C e p a t Membaca cepat adalah melatih kecepatan gerakan mata para siswa pada saat membaca untuk memperoleh informasi sebanyak banyaknyadalam waktu sesingkat-singkatnya. Mata siswa dilatih bergerak secapatcepatnya (ketika membaca) sambil menjangkau sebanyak -banyaknyakata yang dibaca. Hal ini dimaksudkan untk membantu mempercepatk e g i a t a n m e m b a c a t a n p a h a r u s d i g a n g g u k e h a r u s a n m e n g u c a p k a n wacana yang dibaca. (Depdikbud, 1994:9). Adapun menurut Nurhadi( 1 9 8 9 : 3 2 ) m e m b a c a c e p a t a d a l a h m e m b a c a d e n g a n k e c a p a t a n t i n g g i dengan tidak mengabaikan pemahaman terhadap bacaan. Berdasarkan pendapat di atas, maka membca cepat merupakan jeniskegiatan membaca yang diberikan dalam upaya membantu siswa untuk memperoleh informasi sebanyak -banyaknya dalam waktu yang singkat,dan siswa dapat memahami isi bacaan secara tepat dan cermat. Faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan membaca seperti apayang dinyatakan oleh H.G. Tarigan (189:20 -36) menyatakan bahwa ada beberapa faktor, diantaranya adalah : a.Tingkat kesulitan bahan bacaan. b.Keakraban terhadap pokok pemasalahan, terutama topik bacaan. c . K e b i a s a a n ya n g k u r a n g b a i k , s e p e r t i m e m b a c a s e c a r a kata demi kata. 3.Penerapan Membaca Pemahaman Dalam membaca pemahaman merupakan suatu k e g i a t a n y a n g dilakukan secara instensif dan bisa memahami pesan yang disampikanoleh penulis melalui tulisan atau wacana, sehingga pembaca benar-benar dapat mengerti dan menyimpulkan isi dari wacana yang dibacanya. Seperti yang telah di tegaskan sebelumnya bahwa suatu kegiatanm e m b a c a p e h a m a n b e r t u j u a n u n t u k m e n e m u k a n i d e p o k o k d a l a m wacana untuk mendapatkan informasi dari wacana dengan bahasanyas e n d i r i t a n p a g a g a s a n y a n g t e r t u a n g d a l a m w a c a n a t e r s e b u t . S i s w a merasa tertantang untuk menangkap suatu informasi

melalui bacaan danmampu mengungkapkan ide pokok suatu wacana hasil temuannya. Darik a j i a n t e o r i i n i d a n d a l a m k e r a n g k a b e r f i k i r d i a t a s , d e n g a n h a r a p a n melalui pembelajaran dengan menggunakan wacana dapat meningkatkanaktivitas Membaca Pemahaman siswa SMP Negeri 1 Mentebah terutamasiswa Kelas VIII (delapan.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP Negeri 1 M e n t e b a h , Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu pada siswa Kelas VIII (delapan)A yang berjumlah 35 siswa, waktu pelaksanaan 3 (tiga) kali pertemuan (2 x 40m e n i t ) d e n g a n k a r a k t e r i s t i k s i s w a K e l a s ya n g a g a k k u r a n g d a l a m p e l a j a r a n Bahasa Indonesia khususnya masalah membaca pemahaman.Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Februari 2010, dengan jadwalsebagai berikut : N o . H a r i / T a n g g a l W a k t u K e g i a t a n 1 . S e n i n , 0 8 - 0 2 - 2 0 1 0 0 9 . 1 5 1 0 . 3 5 I m p l e m e n t a s i S i k l u s k e I ( p e r t a m a ) 2 . S e n i n , 1 5 - 0 2 - 2 0 1 0 0 9 . 1 5 1 0 . 3 5 I m p e l e m t a s i S i k l u s k e I I ( d u a ) 3 . S e n i n , 2 2 - 0 2 - 2 0 1 0 0 9 . 1 5 1 0 . 3 5 I m p e l e m t a s i S i k l u s k e I I I ( t i g a ) B . D e s k r i s i P e r - S i k l u s Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini menggunakan tiga Siklus, yaitu :1 . S i k l u s I ( p e r t a m a ) , m e l i p u t i : a ) P e r e n c a n a a n I d e n t i f i k a s i m a s a l a h d a n p e n e t a p a n a l t e r n a t i f p e m e c a h a n masalah. M e m p e r s i a p k a n k o n s e p m a t e r i y a n g a k a n d i j a d i k a n b a h a n pembelajaran, yaitu : Membaca Pemahaman12 NO 1 2 3 HARI/TANGGAL WAKTU Senin, 08-02-2010 09.15-10.35 Senin, 15-02-2010 09.15-10.35 Senin, 22-02-2010 09.15-10.35 KEGIATAN Implementasi siklus ke I (pertama) Implementasi siklus ke II (dua) Implementasi siklus ke III (tiga)

M e l a k s a n a k a n k o n s u l t a s i d e n g a n k e p a l a s e k o l a h d a n g u r u p e l a k s a n a t e n t a n g a k a n d i a d a k a n n ya p e l a k s a n a a n P e n e l i t i a n Tindakan. Menentukan skenario pembelajaran dengan metode berpariasi. Mempersipakan sumber, bahan dan alat bantu yang dibutuhkan. Mempersiapkan soal-soal yang dijadikan evaluasi. Pengembangan program tindakan. b ) T i n d a k a n Menerapkan tindakan yang sesuai dan mengacu pada skenario pembelajaran. Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber. Siswa harus berperan aktif dan kreatif. S i s w a m e n d e n g a r k a n p e n j e l a s a n g u r u t e n t a n g m a t e r i y a n g dipelajari.

Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. c ) P e n g a m a t a n Melakukan proses pelaksanaan tindakan. Menilai hasil pekerjaan siswa yang diberikan oleh guru. d ) R e f l e k s i M e l a k u k a n e v a l u a s i t i n d a k a n ya n g t e l a h d i l a k u k a n m e l i p u t i evaluasi mutu, jumlah dan waktu setiap macam tindakan. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada Siklus berikutnya.2 . S i k l u s I I ( k e d u a ) , m e l i p u t i a ) P e r e n c a n a a n Identifikasi masalah yang muncul pada Siklus I (pertama) dan belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar. Melaksanakan tindakan baru. Pengembangan program tindakan Siklus II (kedua). b ) T i n d a k a n Pelaksanaan program tindakan Siklus II (kedua) yang mengacu padaidentifikasi masalah yang muncul pada Siklus I (pertama), sesuaidengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan, antaralain : Guru melakukan apersepsi Siswa yang diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dantujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, M e m b a h a s a m a t e r i p e m b e l a j a r a n d e g a n t a n y a j a w a b d a n memberikan contoh. Siswa membuat paparan hasil membaca pemahaman sebuah teksdengan bahasa sendiri kemudian dilaporkan untuk dinilai. Melaksanakan evaluasi. Menyimpulkan materi pelajaran. Memberikan pekerjaan rumah (PR). c ) P e n g a m a t a n M e l a k u k a n o b s e r v a s i s e s u a i d e n g a n f o r m a t y a n g s u d a h d i s i a p k a n d a n m e n c a t a t s e m u a h a l - h a l ya n g d i p e r l u k a n y a n g terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. M e n i l a i h a s i l t i n d a k a n s e s u a i d e n g a n f o r m a t y a n g dikembangkan. d ) R e f l e k s i Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada Siklus II (kedua) berdasarkan data yang terkumpul. Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada Siklus II (kedua). Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasiuntuk digunakan pada Siklus II (kedua). Evaluasi tindakan Siklus II (kedua).I n d e i k a t o r k e b e r h a s i l a n ya n g d i c a p a i p a d a S i k l u s I I ( k e d u a ) m a s i h ditemukan siswa yang nilainya belum mencapai KKM atau tuntas, makadiperlukan Siklus III (ketiga). 3.Siklus III (ketiga), meliputi :

a ) P e r e n c a n a a n Identifikasi masalah yang muncul pada Siklus II (kedua) dan belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar. Melaksanakan tindakan baru. Pengembangan program tindakan siklus III (ketiga). b ) T i n d a k a n Pelaksanaan program tindakan Siklus III ( k e t i g a ) ya n g m e n g a c u pada identifikasi masalah yang muncul pada Siklus II (kedua), sesuaidengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan, antaralain melalui : Guru melakukan apersepsi. S i s w a s e b u a h w a c a n a d e n g a n b e b e r a p a b u a h t e k s d a n menuliskan pemahamannya dengan bahasa sendiri kemudiandilaporkan untuk dinailai. Melakasanakan evaluasi. Menyimpulkan materipelajaran. Memberikan pekerjaan rumah (PR). c ) P e n g a m a t a n Melakukan proses pelaksanaan tindakan. M e n i l a i h a s i l t i n d a k a n s e s u a i d e n g a n f o r m a t y a n g s u d a h dikembangkan. d ) R e f l e k s i 16 Dari keseluruhan Siklus penelitian yang sudah dilaksanakan ternyatamemang benar dengan membaca pemahaman dari wacana dengan bahasa sendiri siswa terbuka pikirannya untuk memahami ide pokok yang ada dalam wacana yang mereka baca dengan kata-katanya dand a p a t m e n i n g k a t k a n h a s i l b e l a j a r s i s w a , k e m u d i a n u n t u k memaksimalkannya maka diperlukan penambahan tindakan kepadasiswa seperti memberikan perhatian kepada siswa yang tidak aktif.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Per-Siklus Suatu program pembelajaran dikatakan berhasil jika terjadi peningkatank e m a m p u a n p e m e c a h a n m a s a l a h m e m b a c a p e m a h a m a n b a g i s i s w a y a n g dibuktikan dengan meningkatkan ketuntasan belajar siswa secara induvidual danklasikal serta meningkatkan nilainilai rata-rata siswa.Siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran pada penelitian ini, jikas i s w a m e m p e r o l e h n i l a i l e b i h b e s a r a t a u s a m a d e n g a n 6 5 , ya n g m e r u p a k a n S t a n d a k K r e t e r i a K e t u n t a s a n M i n i m a l ( K K M ) ya n g t e l a h d i t e t a p k a n . S u a t u penelitian dapat dikatakan behasil jika terjadi peningkatan nilai ketuntasan belajar secara induvidual dan kalsikal hngga mencapai 85%. Artinya sekurang-kurangnya8 5 % s i s w a mendapatkan nilai minimal 65. Berdasarkan Depdikbud ( 1 9 9 5 : 7 ) bahwa ketuntasan belajar secara klasikal dapat dihitung dengan rumus : Keterangan : = Ketuntasan belajar secara klasikal = J u m l a h s i s w a ya n g t u n t a s b e l a j a r = J u m l a h s i s w a y a n g m e n g i k u t i t e s 18 = x 100% =

Sebagai hasilnya observasi dari tiap Siklus yang telah dilaksanakan antara lainsebagai berikut :1. Siklus ke I (pertama) Hasil belajar dari Siklus ke I (pertama) adalah :a . N i l a i r a t a - r a t a k e l a s a d a l a h 6 1 , 2 9 b . S i s w a ya n g t u n t a s b e l a j a r s e c a r a i n d u v i d u a l 1 8 o r a n g . c . K e t u n t a s a n b e l a j a r s e c a r a k l a s i k a l a d a l a h 5 1 , 4 % Jika dihubungkan dengan indikator atau ukuran keberhasilan, maka hasilk e t u n t a s a n b e l a j a r s e c a r a k l a s i k a l b e l u m t e r c a p a i k a r e n a b a r u 5 1 , 4 % siswa yang mencapai nilai 65 dan lebih dari 65, adapun nilai tersebutdapat dilihat pada tabel Nilai Perolehan Siklus ke I (pertama) halaman berikutnya.1918

= x 100% = 51,4%35

Jika dihubungkan dengan indikator atau ukuran keberhasilan, maka hasilk e t u n t a s a n b e l a j a r s e c a r a k l a s i k a l b e l u m t e r c a p a i k a r e n a b a r u 5 1 , 4 % siswa yang mencapai nilai 65 dan lebih dari 65, adapun nilai tersebutdapat dilihat pada tabel Nilai Perolehan Siklus ke I (pertama) halaman berikutnya.

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Tabel 1 Nilai Perolehan Siklus Ke I (pertama) Kelas VIII (delapan) A Nilai Nama Ketuntasan Ket. KKM 65 Tercapai Tidak tercapai Tercapai tidak tercapai Tercapai tidak tercapai Tercapai Tercapai Tidak tercapai Tidak tercapai

You might also like