You are on page 1of 24

KONSEP DASAR PROMOSI KESEHATAN

Posted by harpeni on Mar 12, 2012 in Artikel Kesehatan, Kebidanan

Tulisan ini disusun oleh Harpeni Siswatibudi Beberapa definisi promosi kesehatan telah dikemukakan, salah satunya definisi Ottawa Charter, bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Termasuk didalamnya adalah sehat secara fisik, mental dan sosial sehingga individu atau masyarakat dapat merealisasikan cita-citanya, mencukupi kebutuhan-kebutuhannya, serta mengubah atau mengatasi lingkungannya. Kesehatan adalah sumberdaya kehidupan bukan hanya objek untuk hidup. Kesehatan adalah suatu konsep yang positif yang tidak dapat dilepaskan dari social dan kekuatan personal. Jadi promosi kesehatan tidak hanya bertanggungjawab pada sektor kesehatan saja, melainkan juga gaya hidup untuk lebih sehat. (Keleher,et.al, 2007). Disisi lain Nutbeam dalam Keleher, et.al (2007) menerangkan bahwa promosi kesehatan adalah proses sosial dan politis yang menyeluruh, yang tidak hanya menekankan pada kekuatan ketrampilan dan kemampuan individu , tetapi juga perubahan sosial, lingkungan dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat. Jadi promosi kesehatan adalah proses untuk memungkinkan individu mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan mengembangkan kesehatan individu dan masyarakat.. WHO (1998) menyebutkan bahwa promosi kesehatan adalah strategii inti untuk pengembangan kesehatan, yang merupakan suatu proses yang berkembang dan berkesinambungan pada status sosial dan kesehatan individu dan masyarakat. Dari beberapa definisi diatas, promosi kesehatan mempunyai beberapa level pengertian, sehingga konsep promosi kesehatan adalah semua upaya yang menekankan pada perubahan sosial, pengembangan lingkungan, pengembangan kemampuan individu dan kesempatan dalam masyarakat, dan merubah perilaku individu, organisasi dan sosial untuk meningkatkan status kesehatan individu dan masyarakat. (Keleher,et.al, 2007). Berlandaskan konsep dasar tersebut, maka area promosi kesehatan pun tidaklah sempit, menurut

Keleher,et.al, (2007) terdapat 10 (sepuluh) area tindakan promosi kesehatan, yaitu : 1. membangun kebijakan kesehatan publik 2. menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan 3. memberdayakan masyarakat 4. mengembangkan kemampuan personal 5. berorientasi pada layanan kesehatan 6. promote social responbility of health 7. meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan social 8. meningkatkan konsolidasi dan memperluas kerjasama untuk kesehatan 9. memberdayakan masayarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat. 10. infrastuktur yang kuat untuk promosi kesehatan Pada realitasnya, area-area promosi kesehatan itu harus dilakukan dengan menekankan pada prioritas supaya pelaksanaannya lebih terarah, efektif dan tepat sehingga tujuan tercapai. Pada tahun 2011 sampai dengan 2016 area prioritas promosi kesehatan, adalah 1. social determinant of health, yang termasuk determinan sosial untuk kesehatan ini adalah kebijakan-kebijakan kesehatan, health equity, kesenjangan social termasuk juga persoalanpersoalan ekonomi. 2. noncommunicable disease control and prevention. Di Indonesia, data penyakit tidak menular sebagai berikut, proporsi angka kematian penyakit tidak menular meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada tahun 2007. Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan tingginya prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia, seperti hipertensi (31,7 %), penyakit jantung (7,2%), stroke (0,83%), diabetes melitus (1,1%) dan diabetes melitus di perkotaan (5,7%), asma (3,5%), penyakit sendi (30,3%), kanker/tumor (0,43%), dan cedera lalu lintas darat (25,9%). Stroke merupakan penyebab utama kematian pada semua umur, jumlahnya mencapai 15,4%, hipertensi 6,8%, cedera 6,5%, diabetes melitus 5,7%, kanker 5,7%, penyakit saluran nafas bawah kronik (5,1%), penyakit jantung iskemik 5,1%, dan penyakit jantung lainnya 4,6%. Faktor risiko penyakit tidak menular meliputi pola makan tidak sehat seperti pola makan rendah serat dan tinggi lemak serta konsumsi garam dan gula berlebih, kurang aktifitas fisik (olah raga) dan konsumsi rokok. Artinya bahwa perubahan pola penyakit di atas sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, transisi demografi, sosial ekonomi dan sosial budaya. Penyakit tidak menular menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan bidang kesehatan. 3. health promotion system, berkaitan dengan infrasturktur atau hal-hal yang yang mendukung promosi kesehatan, seperti kempetensi, alat dan pengalaman, penelitian dan pengembangan tentunya dengan melibatkan budaya, systemn dan teknologi-teknologi terbaru. 4. promosi kesehatan yang berkelanjutan, melingkupi pendekatan-pendekatan kemitraan, pendekatan lingkungan, pencegahan bencana dan manajement pasca bencana. Di saat melakukan promosi kesehatan dalam area-area tersebut maka dibutuhkan suatu strategi atau pendekatan-pendekatan tertentu supaya hasil yang didapatkan efektif dan tepat. Keleher, et.al (2007) menyampaikan 5 (lima ) strategi (pendekatan) sebagai berikut : 1. primary care / pencegahan penyakit 2. pendidikan kesehatan dan perubahan perilaku 3. partisipasi pendidikan kesehatan 4. community action 5. socio-ecological health promotion. Masing-masing dari pendekatan tersebut mempergunakan metode-metode / teknik yang berbedabeda, misalnya kita akan melakukan suatu promosi kesehatan yang berkelanjutan (area no 4)

maka strategi yang dapat digunakan salah satunya adalah dengan pendidikan kesehatan dan perubahan perilaku. Bilamana mempergunakan strategi ini maka media informasi kesehatan, kelompok-kelompok diskusi, pengembangan ketrampilan personal akan lebih tepat sebagai metodenya. Dan tentunya pemilihan pendekatan atau metode selalu didahului dengan community analysis, karena menurut Dignan & Carr (1992) bahwa dalam setiap upaya promosi kesehatan melalui langkah-langkah berikut ini : Community analysis, targeted assessment, program plan development, implementation, evaluation. Sebagai bentuk kesinambungan promosi kesehatan maka langkah-langkah peromosi kesehatan tidak bisa dilepaskan dari monitoring dan evaluasi. Suatu monitoring adalah Berikut ini tipe-tipe evaluasi (Fertman & Allensworth, 2010) 1) Formative evaluation, menekankan pada informasi dan materi-materi selama program perencanaan dan pengembangan. 2) Process evaluation, berkenaan dengan evaluasi pada informasi sistematis yang didapat selama implementasinya. 3) Impact evaluation, menekankan pada efek atau isi mengenai tujuan yang akan dicapai, 4) Outcome evaluation, menekankan apakah program ini dapat emmberikan hasil sampai sejauh mana perubahan perilaku yang didapatkan. Promosi Kesehatan di Indonesia telah mempunyai visi, misi dan strategi yang jelas, sebagaimana tertuang dalam SK Menkes RI No. 1193/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. Visi, misi dan strategi tersebut sejalan dan bersama program kesehatan lainnya mengisi pembangunan kesehatan dalam kerangka Paradigma Sehat menuju visi Indonesia Sehat. Bilamana ditengok kembali hal ini sejalan dengan visi global. Visi Promosi Kesehatan adalah: PHBS 2010, yang mengindikasikan tentang terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat. Visi tersebut adalah benar-benar visioner, menunjukkan arah, harapan yang berbau impian, tetapi bukannya tidak mungkin untuk dicapai. Visi tersebut juga menunjukkan dinamika atau gerak maju dari suasana lama (yang ingin diperbaiki) ke suasana baru (yang ingin dicapai). Visi tersebut juga menunjukkan bahwa bidang garapan Promosi kesehatan adalah aspek budaya (kultur), yang menjanjikan perubahan dari dalam diri manusia dalam interaksinya dengan lingkungannya dan karenanya bersifat lebih lestari. Misi Promosi Kesehatan yang ditetapkan adalah: (1) Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat; (2) Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya phbs di masyarakat; (3) Melakukan advokasi kepada para pengambil keputusan dan penentu kebijakan. Misi tersebut telah menjelaskan tentang apa yang harus dan perlu dilakukan oleh Promosi Kesehatan dalam mencapai visinya. Misi tersebut juga menjelaskan fokus upaya dan kegiatan yang perlu dilakukan. Dari misi tersebut jelas bahwa berbagai kegiatan harus dilakukan serempak. Selanjutnya, perlu disadari bahwa upaya promosi kesehatan merupakan tanggungjawab kita bersama, bahkan bukan sektor kesehatan semata, melainkan juga lintas sektor, masyarakat dan dunia usaha. Promosi kesehatan perlu didukung oleh semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Kesamaan pengertian, efektifitas kerjasama dan sinergi antara aparat kesehatan pusat, provinsi, kabupaten/kota dan semua pihak dari semua komponen bangsa adalah sangat penting dalam rangka mencapai visi, tujuan dan sasaran promosi kesehatan secara nasional.

Semuanya itu adalah dalam rangka menuju Indonesia Sehat, yaitu Indonesia yang penduduknya hidup dalam perilaku dan budaya sehat, dalam lingkungan yang bersih dan kondusif dan mempunyai akses untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga dapat hidup sejahtera dan produkti

Sistem Pemosisi Global


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (Dialihkan dari Sistem Kedudukan Sejagat) Langsung ke: navigasi, cari

Gambaran satelit GPS di orbit

Sistem Pemosisi Global (bahasa Inggris: Global Positioning System (GPS)) adalah sistem untuk menentukan posisi di permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.

Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalah sebuah singkatan, ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh, seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS).[1] Kumpulan satelit ini diurus oleh 50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya perawatan sistem ini sekitar US$750 juta per tahun,[2] termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan pengembangan. GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking adalah teknologi AVL (Automated Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk melacak posisi kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan Real-Time. GPS Tracking memanfaatkan kombinasi teknologi GSM dan GPS untuk menentukan koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya dalam bentuk peta digital.

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Cara Kerja 2 Akurasi Alat Navigasi GPS 3 Antena 4 DGPS 5 Beberapa pengertian istilah 6 Memilih Alat Navigasi berbasis satelit yang tepat 7 POI Tourguide 8 Kegunaan 9 Sistem lain 10 Peranan alat navigasi berbasis satelit pada dunia kesehatan 11 Referensi 12 Lihat pula

[sunting] Cara Kerja


Sistem ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yang memancarkan sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh sebuah alat penerima. Ada tiga bagian penting dari sistim ini, yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna. Bagian Kontrol Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapat berada sedikit diluar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan kecepatan. Sinyal-sinyal sari satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data lokasi yang tepat dari satelit ini disebut dengan data ephemeris, yang nantinya akan di kirimkan kepada alat navigasi kita. Bagian Angkasa Bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi, sekitar 12.000 mil diatas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit ini diatur sedemikian rupa sehingga alat

navigasi setiap saat dapat menerima paling sedikit sinyal dari empat buah satelit. Sinyal satelit ini dapat melewati awan, kaca, atau plastik, tetapi tidak dapat melewati gedung atau gunung. Satelit mempunyai jam atom, dan juga akan memancarkan informasi waktu/jam ini. Data ini dipancarkan dengan kode pseudo-random. Masing-masing satelit memiliki kodenya sendirisendiri. Nomor kode ini biasanya akan ditampilkan di alat navigasi, maka kita bisa melakukan identifikasi sinyal satelit yang sedang diterima alat tersebut. Data ini berguna bagi alat navigasi untuk mengukur jarak antara alat navigasi dengan satelit, yang akan digunakan untuk mengukur koordinat lokasi. Kekuatan sinyal satelit juga akan membantu alat dalam penghitungan. Kekuatan sinyal ini lebih dipengaruhi oleh lokasi satelit, sebuah alat akan menerima sinyal lebih kuat dari satelit yang berada tepat diatasnya (bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari ketika jam 12 siang) dibandingkan dengan satelit yang berada di garis cakrawala (bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari terbenam/terbit). Ada dua jenis gelombang yang saat ini dipakai untuk alat navigasi berbasis satelit pada umumnya, yang pertama lebih dikenal dengan sebutan L1 pada 1575.42 MHz. Sinyal L1 ini yang akan diterima oleh alat navigasi. Satelit juga mengeluarkan gelombang L2 pada frekuensi 1227.6 Mhz. Gelombang L2 ini digunakan untuk tujuan militer dan bukan untuk umum. Bagian Pengguna Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Satelit akan memancarkan data almanak dan ephemeris yang akan diterima oleh alat navigasi secara teratur. Data almanak berisikan perkiraan lokasi (approximate location) satelit yang dipancarkan terus menerus oleh satelit. Data ephemeris dipancarkan oleh satelit, dan valid untuk sekitar 4-6 jam. Untuk menunjukkan koordinat sebuah titik (dua dimensi), alat navigasi memerlukan paling sedikit sinyal dari 3 buah satelit. Untuk menunjukkan data ketinggian sebuah titik (tiga dimensi), diperlukan tambahan sinyal dari 1 buah satelit lagi. Dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alat navigasi akan melakukan perhitungan-perhitungan, dan hasil akhirnya adalah koordinat posisi alat tersebut. Makin banyak jumlah sinyal satelit yang diterima oleh sebuah alat, akan membuat alat tersebut menghitung koordinat posisinya dengan lebih tepat. Karena alat navigasi ini bergantung penuh pada satelit, maka sinyal satelit menjadi sangat penting. Alat navigasi berbasis satelit ini tidak dapat bekerja maksimal ketika ada gangguan pada sinyal satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit:

Kondisi geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama kita masih dapat melihat langit yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi. Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima. Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam. Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal. Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik. Gedung-gedung. Tidak hanya ketika di dalam gedung, berada di antara 2 buah gedung tinggi juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah. Sinyal yang memantul, misal bila berada di antara gedung-gedung tinggi, dapat mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan posisi yang salah atau tidak akurat.

[sunting] Akurasi Alat Navigasi GPS


Akurasi atau ketepatan perlu mendapat perhatian bagi penentuan koordinat sebuah titik/lokasi. Koordinat posisi ini akan selalu mempunyai 'faktor kesalahan', yang lebih dikenal dengan 'tingkat akurasi'. Misalnya, alat tersebut menunjukkan sebuah titik koordinat dengan akurasi 3 meter, artinya posisi sebenarnya bisa berada dimana saja dalam radius 3 meter dari titik koordinat (lokasi) tersebut. Makin kecil angka akurasi (artinya akurasi makin tinggi), maka posisi alat akan menjadi semakin tepat. Harga alat juga akan meningkat seiring dengan kenaikan tingkat akurasi yang bisa dicapainya. Pada pemakaian sehari-hari, tingkat akurasi ini lebih sering dipengaruhi oleh faktor sekeliling yang mengurangi kekuatan sinyal satelit. Karena sinyal satelit tidak dapat menembus benda padat dengan baik, maka ketika menggunakan alat, penting sekali untuk memperhatikan luas langit yang dapat dilihat.

Penjelasan sinyal satelit terhadap kondisi geografi

Ketika alat berada disebuah lembah yang dalam (misal, akurasi 15 meter), maka tingkat akurasinya akan jauh lebih rendah daripada di padang rumput (misal, akurasi 3 meter). Di padang rumput atau puncak gunung, jumlah satelit yang dapat dijangkau oleh alat akan jauh lebih banyak daripada dari sebuah lembah gunung. Jadi, jangan berharap dapat menggunakan alat navigasi ini di dalam sebuah gua. Karena alat navigasi ini bergantung penuh pada satelit, maka sinyal satelit menjadi sangat penting. Alat navigasi berbasis satelit ini tidak dapat bekerja maksimal ketika ada gangguan pada sinyal satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit:

Kondisi geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama kita masih dapat melihat langit yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi. Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima. Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam. Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal. Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik. Gedung-gedung. Tidak hanya ketika di dalam gedung, berada di antara 2 buah gedung tinggi juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah. Sinyal yang memantul, misal bila berada di antara gedung-gedung tinggi, dapat mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan posisi yang salah atau tidak akurat.

Penjelasan tampilan layar GPS tentang sinyal satelit

Jumlah satelit beserta kekuatan sinyal yang dapat diakses oleh alat navigasi dapat di lihat pada layar alat tersebut. Hampir semua alat navigasi berbasis satelit dapat menampilkan data tentang satelit yang terhubung dengan alat, lokasi satelit, serta kekuatan sinyalnya.

[sunting] Antena
Ada dua jenis antena bawaan alat navigasi yang paling sering dijumpai, yaitu jenis Patch dan Quad Helix. Jenis Patch, bentuknya gepeng sedangkan quad helix bentuknya seperti tabung. Tentunya keduanya memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Pada pemakaian sehari-hari, banyak sekali faktor yang memengaruhi fungsinya. Alat navigasi yang memiliki antena patch, akan lebih baik penerimaan sinyalnya bila alat dipegang mendatar sejajar dengan bumi. Sedangkan alat yang memiliki antena Quad helix, akan lebih baik bila dipegang tegak lurus, bagian atas kearah langit. Untuk memastikan, periksalah spesifikasi antena alat navigasi. Pada pemakaian sehari-hari, seringkali diperlukan antena eksternal, contohnya, pemakaian di dalam kendaraan roda empat. Ada beberapa jenis antena eksternal yang dapat dipilih. Perlu diingat bahwa tidak semua tipe alat navigasi mempunyai slot untuk antenna eksternal.

Antena eksternal aktif Disebut aktif karena dilengkapi dengan Low Noise Amplifier (LNA), penguat sinyal, karena sinyal akan berkurang ketika meliwati kabel. Artinya, jenis ini memerlukan sumber listrik untuk melakukan fungsinya, yang biasanya diambil dari alat navigasi. Sehingga batere alat navigasi akan lebih cepat habis. Keuntungannya, dapat digunakan kabel lebih panjang dibandingkan tipe pasif. Antena eksternal pasif Karena tidak dilengkapi oleh penguat sinyal, maka batere tidak cepat habis. Tetapi kabel yang digunakan tidak dapat sepanjang tipe aktif. Antena eksernal re-radiating Jenis ini terdiri dari dua bagian, yang pertama menangkap sinyal satelit, yang kedua memancarkan sinyal. Karena sinyal dipancarkan, maka jenis ini tidak memerlukan hubungan kabel ke alat navigasi. Alat navigasi akan menerima sinyal seperti biasa. Tentu saja jenis ini memerlukan sumber listrik tambahan, tetapi bukan dari alat navigasi yang dipakai. Bagi tipe alat navigasi yang tidak mempunyai slot untuk antena eksternal, jenis ini merupakan alternatif yang baik daripada harus memodifikasi alat navigasi. Antena Combo Antena jenis ini adalah penggabungan antara antenna untuk alat navigasi dan telpon genggam. Sumber listrik diperlukan untuk penggunaannya.

Perlu diingat bahwa koordinat yang ditampilkan oleh alat navigasi adalah koordinat posisi antena eksternal. Jadi, penempatan antena eksternal juga perlu diperhatikan.

[sunting] DGPS
DGPS (Differential Global Positioning System) adalah sebuah sistem atau cara untuk meningkatkan GPS, dengan menggunakan stasiun darat, yang memancarkan koreksi lokasi. Dengan sistem ini, maka ketika alat navigasi menerima koreksi dan memasukkannya kedalam perhitungan, maka akurasi alat navigasi tersebut akan meningkat. Oleh karena menggunakan stasiun darat, maka sinyal tidak dapat mencakup area yang luas. Walaupun mempunyai perbedaan dalam cara kerja, SBAS (Satelite Based Augmentation System) secara umum dapat dikatakan adalah DGPS yang menggunakan satelit. Cakupan areanya jauh lebih luas dibandingkan dengan DGPS yang memakai stasiun darat. Ada beberapa SBAS yang selama ini dikenal, yaitu WAAS (Wide Area Augmentation System), EGNOS (European Geostationary Navigation Overlay Service), dan MSAS (Multi-functional Satellite Augmentation System). WAAS dikelola oleh Amerika Serikat, EGNOS oleh Uni Eropa, dan MSAS oleh Jepang. Ketiga system ini saling kompatibel satu dengan lainnya, artinya alat navigasi yang dapat menggunakan salah satu sistim, akan dapat menggunakan kedua sistem lainnya juga. Pada saat ini hanya WAAS yang sudah operasional penuh dan dapat dinikmati oleh pengguna alat navigasi di dunia. Walaupun begitu, sebuah DGPS dengan stasiun darat yang berfungsi baik, dapat meningkatkan akurasi melebihi/sama dengan peningkatan yang dapat dicapai oleh SBAS. Secara umum, bisa dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu real time (langsung) dan Post processing (setelah kegiatan selesai). Maksud dari real time adalah alat navigasi yang menggunakan sinyal SBAS ataupun DGPS secara langsung saat digunakan. Sedangkan post processing maksudnya adalah data yang dikumpulkan oleh alat navigasi di proses ulang dengan menggunakan data dari stasiun darat DGPS. Ada banyak stasiun darat DGPS diseluruh dunia yang dapat kita pakai untuk hal ini, baik versi yang gratis maupun berbayar, bahkan kita dapat langsung menggunakannya melalui internet. Walaupun DGPS ataupun SBAS dapat meningkatkan akurasi, tetapi dengan syarat sinyal yang dipancarkan berisikan koreksi untuk wilayah dimana kita menggunakan alat navigasi. Bila tidak berisikan koreksi data bagi wilayah tersebut, tidak akan terjadi peningkatan akurasi.

[sunting] Beberapa pengertian istilah

Cold & Warm start Pada detail spesifikasi alat navigasi, biasanya tertulis waktu yang diperlukan untuk cold dan warm start. Ketika alat navigasi dimatikan, alat tersebut masih menyimpan data-data satelit yang terkunci sebelumnya. Salah satu data yang tersimpan adalah data ephemeris, dan data ini masih valid untuk sekitar 4-6 jam (untuk lebih mudah, pakai acuan waktu 4 jam saja). Ketika dinyalakan kembali, maka alat navigasi tersebut akan mencari satelit berdasarkan data simpanan. Bila data yang tersimpan masih dalam kurun waktu tersebut, maka datadata tersebut masih bisa dipakai oleh alat navigasi untuk mengunci satelit, dan menyebabkan alat navigasi lebih cepat mengunci satelit. Inilah yang disebut Warm start. Ketika data yang tersimpan sudah kadaluwarsa, artinya melebihi kurun waktu diatas, maka alat navigasi tidak dapat memakainya. Sehingga alat navigasi harus memulai seluruh proses dari awal, dan menyebabkan

waktu yang diperlukan menjadi lebih lama lagi. Inilah yang disebut Cold start. Seluruh proses ini hanya berlangsung dalam beberapa menit saja. Waterproof IPX7 Standard ini dibuat oleh IEC (International Electrotechnical Commission), angka pertama menjelaskan testing ketahanan alat terhadap benda padat, dan angka kedua menjelaskan ketahanan terhadap benda cair (air). Bila alat hanya diuji terhadap salah satu kondisi (benda padat atau benda cair), maka huruf X ditempatkan pada angka pertama atau kedua. IP X7 artinya: X menunjukkan alat tersebut tidak diuji terhadap benda padat, sedangkan angka 7 berarti dapat direndam dalam air dengan kedalaman 15 cm 1 meter (pada situs garmin ditambahkan: selama 30 menit). Keterangan lengkap dapat dilihat pada alamat: http://www.iec.ch. RoHS version Pada buku manual alat navigasi berbasis satelit, mungkin akan ditemukan spesifikasi ini. Ini adalah ketentuan yang dibuat oleh Uni Eropa mengenai batasan penggunaan enam jenis bahan yang berbahaya pada alat elektronik yang diproduksi setelah 1 Juli 2006. RoHS adalah singkatan dari Restriction of use of certain Hazardous Substances. Enam jenis bahan yang dibatasi adalah Cadmium (Cd), Air raksa/mercury (Hg), hexavalent chromium (Cr (VI)), polybrominated biphenyls (PBBs) and polybrominated diphenyl ethers (PBDEs) dan timbal/lead (Pb). Semua jenis bahan ini dapat mengganggu kesehatan manusia, termasuk limbah alat elektronik yang kita pakai. Proposition 65 Ini adalah sebuah ketentuan yang dibuat oleh pemerintah negara bagian Kalifornia, Amerika Serikat. Ketentuan ini bertujuan untuk melindungi penduduk kalifornia dan sumber air minum dari pencemaran bahan berbahaya. Berdasarkan ketentuan ini, setiap pabrik wajib mencantumkan peringatan pada produknya, sehingga pengguna dapat membuat keputusan untuk melindungi dirinya sendiri. Ada banyak bahan yang dianggap berbahaya, dan daftar ini bisa berubah seiring dengan waktu. Sebuah bahan yang dianggap berbahaya dapat dicabut dari daftar bila dikemudian hari ternyata terbukti tidak berbahaya. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai daftar bahan yang dianggap berbahaya, dapat dilihat di http://www.oehha.org/prop65.html atau http://oehha.ca.gov/Prop65/background/p65plain.html Geocaching Istilah ini berasal dari kata Geo yang diambil dari geografi, dan caching yang diambil dari kegiatan menyimpan/menyembunyikan sesuatu. Geocaching sebenarnya adalah sebuah permainan untuk menemukan harta karun tersembunyi dengan menggunakan alat navigasi berbasis satelit. Kegiatannya sederhana, pertama sembunyikan beberapa barang kecil (pen, pensil, dan lain lain) pada beberapa tempat yang terpisah, sedemikian rupa sehingga tidak mudah terlihat. Catat koordinat masing-masing tempat tersebut. Lalu beberapa kelompok berusaha menemukan semua barang yang disembunyikan. Tentunya tidak akan terlalu mudah untuk menemukannya, karena masing-masing alat memiliki akurasi yang berbeda. Kegiatan ini dapat digabungkan dengan aktivitas lainnya, sebagai contoh, aktivitas membersihkan sampah di taman, atau kegiatan outbound, dan sebagainya. Beberapa situs di internet mengelola permainan yang mengambil tempat diseluruh dunia, salah satu contohnya dapat dilihat di http://indogeocachers.wordpress.com DOP Merupakan singkatan dari Dillution of Precision, berhubungan erat dengan lokasi satelit di angkasa. Nilai DOP didapatkan dari perhitungan matematis, yang menunjukkan tingkat

kepercayaan perhitungan sebuah lokasi. Ketika satelit-satelit terletak berdekatan, maka nilai DOP akan meningkat, yang menyebabkan akurasi alat navigasi berbasis satelit menjadi berkurang. Ketika satelit-satelit terletak berjauhan, maka nilai DOP akan berkurang sehingga alat navigasi menjadi lebih akurat. Bila nilai DOP lebih kecil dari 5 (ada yang mengatakan dibawah 4), maka akurasi yang akan didapatkan cukup akurat. Ada beberapa nilai akan sering dijumpai, yaitu HDOP (Horizontal Dilution of Precision), VDOP (Vertical Dilution of Precision), dan PDOP (Positional Dilution of Precision posisi tiga dimensi). Koordinat lokasi Sebuah titik koordinat dapat ditampilkan dengan beberapa format. Masing-masing pengguna dapat mengatur format ini pada alat navigasi, program mapsource, ataupun program komputer lainnya. Format ini dapat diatur dari bagian setting dari masing-masing program/alat navigasi. Ada beberapa format yang umum digunakan: hddd.ddddd0 ; hddd0mm,mmm ; hddd0mmss.s ; +ddd,ddddd0. Sehingga sebuah titik dapat ditunjukkan dengan beberapa cara, sebagai contoh: titik S6010.536 E106049.614 sama dengan titik S6.175600 E106.826910 sama dengan titik S601032.2 E10604936.9 sama dengan -6.175600 106.826910. Bagian pertama adalah koordinat Latitude, yang diikuti oleh koordinat Longitude atau sering disingkat Lat/Long.

[sunting] Memilih Alat Navigasi berbasis satelit yang tepat


Banyak sekali jenis alat navigasi yang disediakan oleh pasar, dari berbagai macam pabrik hingga berbagai macam fitur yang disediakan. Hal ini bisa membuat seorang pemula menjadi bingung dalam memilih. Kebutuhan masing-masing pengguna tidaklah sama, sehingga hanya pengguna yang dapat menentukan pilihannya. Orang lain hanya dapat memberikan informasi atau berbagi pengalaman saja.
Mengapa Supaya tidak salah dalam memilih, tanyakan pada diri sendiri 'Mengapa ingin membeli alat navigasi berbasis satelit?'. Bila pertanyaan ini belum terjawab dengan pasti, coba pikirkan kegiatan sehari-hari apa saja yang mungkin dapat dipermudah dengan kehadiran alat ini. Apakah sering bepergian, atau memancing, atau mendaki gunung, dan lain-lain. Bentuk kegiatan berhubungan erat dengan jenis alat yang dibutuhkan. Sebagai contoh, alat navigasi yang diperuntukkan bagi penggunaan kendaraan bermotor biasanya tidak dilengkapi dengan kompas, sehingga tidak akan banyak membantu ketika mendaki gunung atau ketika memancing dilaut. Harga Berapa besar biaya yang rela dikeluarkan untuk memiliki alat navigasi ini? Apakah memang diperlukan untuk membeli alat baru atau dapat memakai alat bekas pakai? Seringkali harga merupakan unsur terpenting ketika menentukan pilihan. Bila menggunakan sistim A-GPS, maka akan ada biaya tambahan untuk transfer data. Layar Alat Navigasi

Perlu diingat bahwa telpon genggam atau PDA yang sekarang dimiliki, dapat digunakan sebagai alat navigasi. Beberapa telpon genggam sudah memiliki kemampuan navigasi. Disarankan bagi pemula untuk tetap menggunakan telpon genggam atau PDA yang sudah dimiliki sehingga akan jauh mengurangi biaya yang diperlukan. Mungkin layar telpon genggam atau PDA berukuran kecil, tetapi alat navigasi yang beredar dipasaran juga banyak yang memiliki ukuran layar kecil. Sebagai contoh, seri Etrex produk Garmin, memiliki layar berukuran 3,3 x 4,3 cm. Apakah memerlukan layar untuk menampilkan peta? Berapa besar layar yang diinginkan? Apakah diperlukan layar berwarna? Memang dengan kehadiran layar berwarna akan menambah kenyamanan dalam menggunakan alat, tetapi juga akan menambah harga. Periksa juga apakah gambar pada layar dapat dengan mudah dilihat dibawah sinar matahari. Jangan lupa, makin besar ukuran layar, maka akan makin rentan pecah ketika digunakan dalam kegiatan. Alat terpisah Banyak telpon genggam atau PDA yang sudah dilengkapi dengan kemampuan navigasi. Apakah diperlukan alat terpisah atau dapat menggunakan telpon genggam? Bagi orang yang jarang sekali keluar kota, atau jarang sekali melakukan kegiatan outdoor, mungkin menggunakan telpon genggam yang dilengkapi dengan alat navigasi sudah cukup. Bila ingin menggunakan telpon genggam atau PDA, periksalah sistim operasinya. Menurut pengalaman, program Garmin Mobile XT adalah program yang paling mudah dan nyaman digunakan. Alasan paling utama adalah mudah mendapatkan peta versi gratis, dan tidak selalu diperlukan biaya tambahan dari operator telpon selular. Periksa juga apakah telpon genggam/PDA memiliki koneksi Bluetooth, yang akan diperlukan ketika menggabungkan dengan Bluetooth GPS. Periksa apakah layar PDA atau telpon genggam yang dipakai sekarang memiliki ukuran yang nyaman untuk melihat peta. Bagaimana bila menggunakan sistim A-GPS? Kapasitas Penyimpanan Masing-masing alat memiliki kapasitas penyimpanan yang berbeda-beda. Kapasitas yang besar tentunya dapat menampung lebih banyak data. Tetapi tidak semua pengguna memerlukan hal ini, biasanya diperlukan ketika melakukan perjalanan jauh atau lama, dimana tidak memungkinkan untuk memindahkan data kedalam komputer. Tetapi bila alat memiliki slot kartu memori, dapat digunakan kartu memori yang berukuran besar ataupun menyediakan memori cadangan. Periksa kapasitas kartu memori yang dapat digunakan alat tersebut. Periksa juga data apa saja yang dapat disimpan, dan apakah alat dapat menyimpan Track log, tidak semua alat navigasi dapat melakukan ini. Daya tahan batere Daya tahan batere perlu dipertimbangkan bila akan digunakan pada perjalanan ke daerah yang sulit mendapatkan listrik. Tetapi dapat diatasi dengan membawa batere cadangan ataupun solar charger (menggunakan matahari). Bentuk

Alat navigasi yang tersedia di pasaran memiliki beragam bentuk. Periksalah apakah anda menyukai bentuknya. Cobalah untuk memegang alat tersebut, dan rasakan pegangannya. Alat yang terasa licin atau tidak dapat dipegang secara mantap, tentunya dapat menimbulkan kesulitan ketika digunakan dilapangan. Cobalah untuk menekan-nekan tombol yang ada, apakah mudah dalam penggunaan. Tahan air Apakah diperlukan alat yang tahan air? Bila tidak akan digunakan untuk aktivitas outdoor, mungkin fasilitas ini tidak diperlukan. Alat yang dapat mengapung diatas air mungkin diperlukan bila banyak melakukan aktivitas yang berhubungan dengan sungai atau laut. Jangan lupa bahwa kantung plastic juga dapat digunakan untuk melindungi alat dari air. Akurasi Alat-alat navigasi berbasis satelit yang sekarang beredar dipasaran memiliki tingkat akurasi yanag hampir sama. Tentunya alat-alat yang diperuntukkan bagi kegiatan survey memiliki tingkat akurasi yang mengagumkan, tetapi jenis ini tidak diperlukan bagi pengguna biasa. Cobalah periksa spesifikasi alat, akurasi yang 10 meter (<10 meter) sudah cukup untuk digunakan sehari-hari. Tentu saja, makin tinggi akurasi yang dapat dicapai, makin baik. Program dan Peta Periksalah program-program apa saja yang disertakan pada paket penjualan, dan program lain yang dapat digunakan dengan alat navigasi tersebut. Periksalah apakah harus menggunakan peta yang dijual khusus untuk alat tersebut atau dapat digunakan peta lainnya. Hingga saat buku ini ditulis, hanya produk Garmin yang paling mudah untuk mendapatkan peta versi gratis dan paling banyak program gratis yang tersedia. Antena Dua jenis antenna yang paling sering dijumpai adalah jenid double helix dan patch. Dalam penggunaan sehari-hari, sulit sekali dibedakan mana yang lebih baik. Bertanyalah pada yang sering menggunakan masing-masing antenna tersebut. Tetapi pertanyaan yang lebih berguna adalah, apakah diperlukan antenna tambahan. Bila akan digunakan di dalam mobil, antenna tambahan akan sangat bermanfaat, terutama bila mobil dilengkapi dengan kaca film yang mengandung metal. Fasilitas lainnya Bagaimana dengan beberapa fitur lainnya, apakah memang diperlukan alat navigasi berbasis satelit dengan:

Routing? Biasanya alat navigasi yang beredar dipasaran sudah dilengkapi dengan fitur ini, kecuali jenis tertentu, seperti data logger atau Bluetooth GPS. Kemampuan routingnya berasal dari program yang terpasang pada telpon genggam/PDA. Tampilan peta tiga dimensi? Layar sentuh? Kamera? Suara? Kemampuan radio komunikasi?

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diatas akan mengurangi pilihan alat navigasi berbasis satelit yang dapat dibeli/digunakan, dan akhirnya memberikan beberapa kemungkinan untuk dipilih. Setelah ini, maka hanya anda yang dapat memutuskan alat terbaik bagi anda.

[sunting] POI Tourguide


Yang dimaksudkan dengan istilah ini adalah penggabungan antara POI biasa dengan gambar, text, suara, dan alarm proximity. Ketika alat navigasi berbasis satelit memasuki jarak yangtelah diatur pada alarm proximity dari sebuah POI, maka alat navigasi berbasis satelit secara otomatis akan menampilkan foto beserta tulisan, dan mengeluarkan suara. Kumpulan POI tourguide ditambah dengan rute yang sudah ditentukan dapat menjadi pemandu tur selama perjalanan. Tetapi bila peta yang digunakan berbeda, maka rute yang ditunjukkan oleh alat navigasi kemungkinan akan berbeda. POI tourguide hanya dapat dinikmati oleh pengguna alat navigasi berbasis satelit produk garmin tertentu, yaitu seri nuvi yang memiliki kemampuan MP3, Zumo,street pilot c550, c580, 2730, 2820, 7200, 7500. Fasilitas gratis online disediakan oleh GeoTourGuide (http://www.geotourguide.com), dan Geovative Solutions (http://www.geovative.com). Beberapa program versi gratis juga telah tersedia, Tourguide Editor dapat diunduh dari http://www.javawa.nl/tourguide.html, yang tersedia untuk beberapa sistim operasi komputer. Program Mapsource juga dapat digunakan untuk membuat POI Tourguide, demikian pula berbagai macam XML editor yang tersedia di internet. Dari semua cara gratis yang ada, paling mudah menggunakan program Extra POI Editor yang dapat diunduh dari http://turboccc.wikispaces.com/Extra_POI_Editor.

[sunting] Kegunaan

Militer GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui mana teman mana lawan untuk menghindari salah target, ataupun menetukan pergerakan pasukan. Navigasi GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu nivigasi, dengan menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Sistem Informasi Geografis Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga diikutsertakan dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran. Sistem pelacakan kendaraan Kegunaan lain GPS adalah sebagai pelacak kendaraan, dengan bamtuan GPS pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui ada dimana saja kendaraannya/aset bergeraknya berada saat ini. Pemantau gempa Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun. Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik

[sunting] Sistem lain


Artikel utama: Sistem navigasi satelit

Sistem navigasi satelit lainnya yang sedang dikembangkan oleh negara lain adalah:

Beidou Sistem lokal di RRC yang akan dikembangkan menjadi sistem internasional bernama COMPASS. Galileo Sistem yang sedang dikembangkan oleh Uni Eropa, dengan bantuan dari RRC, Israel, India, Moroko, Arab Saudi, Korea Selatan, dan Ukraina. GLONASS Sistem milik Rusia yang sedang diperbaiki. Indian Regional Navigational Satellite System (IRNSS) Sistem yang dikembangkan India.

[sunting] Peranan alat navigasi berbasis satelit pada dunia kesehatan


Peranan alat navigasi pada dunia kesehatan masyarakat tidak terlepas dari penggunaan GIS (Geographical Information System), atau istilah umumnya adalah pemetaan. Bila digunakan pada bidang kesehatan, kedua hal ini berhubungan erat dengan sistim informasi kesehatan dalam arti luas. Penggunaannya dalam dunia kesehatan masyarakat bertujuan untuk membantu memberikan informasi sehingga para pengambil keputusan dapat melakukan tugasnya lebih mudah dan akurat. Pengambil keputusan disini tidak selalu berarti struktur administratif kepemerintahan, tetapi juga dapat berarti kelompok masyarakat dan individu. Bila pengambil keputusan tidak menggunakan informasi yang diberikan, maka kegiatan ini hanyalah membuang waktu, tenaga, dan dana. Saat ini, sudah banyak pihak yang menggunakaan alat navigasi berbasis satelit dan pemetaan dalam merencanakan, memutuskan, melaksanakan, dan evaluasi program program berbasis masyarakat. Yang paling sering memakai adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) baik internasional maupun nasional, dalam program-program pengendalian bencana. Pemakaian dibidang kesehatan di Indonesia masih sangat sedikit sekali, dapat dikatakan hampir tidak ada.

Masalah terbesar adalah biaya dan sumber daya yang tersedia, sehingga jarang sekali pihak yang tertarik untuk mengembangkannya. Seandainya sudah tersedia, pengetahuan tentang manfaat informasi yang didapatkan juga masih meragukan. Pertanyaan yang perlu dijawab adalah: Seberapa pentingkah manfaat yang didapatkan? Pertanyaan ini menjadi sentral karena walaupun informasi dari pemetaan tidak tersedia, semua kegiatan selama ini tetap dapat dilakukan. Benar, tanpa informasi dari hasil pemetaanpun, program-program kesehatan masyarakat dapat dilakukan. Tetapi, bagaimana dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai kondisi yang diinginkan? Dan apakah dapat lebih dipercepat bila keputusan yang diambil lebih tepat sasaran? Disinilah letak fungsi utama dari sistim informasi kesehatan, sistim ini seharusnya dapat memberikan informasi yang diperlukan, sehingga para pengambil keputusan dapat melakukan tugasnya dengan baik. Kesalahan yang sama tidak perlu diulang lagi diwaktu yang akan datang. Sebagai contoh, wabah penyakit yang sama tidak diselesaikan dengan cara yang sama dari tahun ke tahun, sehingga akhirnya menjadi wabah rutin. Pemetaan beserta penggunaan alat navigasi berbasis satelit merupakan sebuah bagian dari keseluruhan sistim informasi kesehatan. Tanpa didukung oleh bagian-bagian lainnya, maka manfaat yang didapatkan tidak akan maksimal. Lebih lanjut, bila keputusan yang dibuat tidak ada hubungannya dengan informasi yang didapatkan, maka fungsi sistim informasi menjadi hilang. Jenis informasi yang dapat ditampilkan tergantung pada data yang dimasukkan kedalam sistim pemetaan ini. Sistim pemetaan ini dapat memadukan data angka (berupa statistic, hasil survey, laporan bulanan, dan sebagainya) dari sistim informasi kesehatan dengan peta visual. Sehingga dapat dilihat secara makro maupun mikro. Sebagai contoh, pada gambar disebelah kanan, terlihat gambaran tempat-tempat penyedia pelayanan pengobatan penyakit TBC di Negara Zambia pada tahun 2004 yang diambil dari materi WHO (World Health Organization). Informasi yang akan ditampilkan akan menyerupai informasi ini, yang tidak akan mempunyai arti bila tidak disertai cerita dan diikuti dengan analisa. Misalnya, dari peta ini dapat terlihat bahwa cakupan pelayanan belum dapat menjangkau seluruh area dengan merata. Informasi ini dapat digunakan oleh pengambil keputusan untuk memperbaiki kondisi tersebut. Cakupan pemetaan tidak harus dalam area yang luas, tetapi dapat digunakan untuk area yang kecil, misalnya sebuah desa. Peta pada contoh diatas juga terdiri dari gabungan area-area yang lebih kecil, yang dapat dipilih untuk ditampilkan pada layar. Jenis informasi visual seperti diatas tidaklah mutlak harus tersedia, karena analisa dapat dilakukan dengan menggunakan angkaangka yang terdapat pada sistim informasi kesehatan. Jadi, fungsi utama dari pemetaan diatas adalah untuk memudahkan pengambil keputusan untuk memperbaiki kondisi yang ada. Dengan hadirnya informasi visual seperti ini, maka pengguna dapat lebih mudah untuk melihat situasi dan kondisi yang ada. Langkah selanjutnya tetap berada pada pengambil keputusan.

WHO sudah menyediakan program gratis untuk keperluan pemetaan ini, yang nantinya akan dapat digunakan bersama dengan program survey (juga gratis) mereka. Program ini dapat diunduh gratis dari http://www.who.int/health_mapping/tools/healthmapper/en/index.html. Lebih lanjut lagi, pada situs WHO, hasil pemetaan ini dapat disatukan dengan negara-negara lain secara online. Tentu saja hanya Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang dapat melakukannya untuk wilayah Republik Indonesia. Hasil pemetaan dari seluruh dunia dapat dilihat pada alamat: http://www.who.int/health_mapping/tools/globalatlas/en/index.html.

[sunting] Referensi
1. ^ Parkinson, B.W. (1996), Global Positioning System: Theory and Applications, chap. 1: Introduction and Heritage of NAVSTAR, the Global Positioning System. pp. 3-28, American Institute of Aeronautics and Astronautics, Washington, D.C. 2. ^ GPS Overview from the NAVSTAR Joint Program Office. Accessed December 15, 2006.

Tanoe, Andre, October 2009. GPS Bagi pemula, dasar-dasar pemakaian sehari hari. Download buku

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Kedudukan_Sejagat

Dinas Kesehatan Kutai Kartanegara

HOME | KATA PENGANTAR | PROFIL | PROGRAM | PUSKESMAS | FORUM | SUMBERDAYA KESEHATAN Selasa, 24 April 2012 Berita Artikel Pengum uman Indikato r Downlo ad Galeri

Selamat Datang

Webmai l Deprecated: Function eregi() is deprecated in /home/sloki/user/t74020/sites/dinkes.kutaikartanegarakab.go. id/www/id/pawang/show_news.php on line 36 Deprecated: Function eregi() is deprecated in /home/sloki/user/t74020/sites/dinkes.kutaikartanegarakab.go. id/www/id/pawang/inc/shows.inc.php on line 23 Deprecated: Function eregi() is deprecated in /home/sloki/user/t74020/sites/dinkes.kutaikartanegarakab.go. id/www/id/pawang/inc/shows.inc.php on line 23 Deprecated: Function eregi() is deprecated in /home/sloki/user/t74020/sites/dinkes.kutaikartanegarakab.go. id/www/id/pawang/inc/shows.inc.php on line 23 Deprecated: Function eregi() is deprecated in /home/sloki/user/t74020/sites/dinkes.kutaikartanegarakab.go. id/www/id/pawang/inc/shows.inc.php on line 23 Pertemuan Evaluasi Program Kesehatan tahun 2009
TGR, 2010 Salah satu fungsi dalam manajemen adalah monitoring dan evaluasi yang bertujuan bertujuan memberikan penilaian dengan menggunakan indikator yang terukur dan objektif terhadap kegiatan dan program yang sudah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya dengan mengacu kepada visi, misi, dan tujuan sistem. Evaluasi merupakan usaha untuk mengetahui pencapaian yang dapat diraih dan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan serta pemahaman terhadap lingkungan. Evaluasi merupakan dasar dalam proses perencanaan ke depan. Tanpa evaluasi kita tidak akan dapat menyusun program yang revisionis dan tidak akan sensitif terhadap perubahan yang terjadi. Evaluasi menilai sejauh mana perencanaan yang dibuat berhasil atau belum, mencari permasalahan, melihat seberapa besar hambatan dan kelemahan serta mencari kekuatan dan peluang 17 Pebruari

AKBID Husada Tenggarong Seminar dan Lokakarya Download Brosur 1 Download Brosur 2 SIPENMARU

untuk dimanfaatkan dalam mengatasi kelemahan dan hambatan tersebut sehingga rencana-rencana yang dibuat dapat dicapai. Untuk itu semua, Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara pada hari Selasa dan rabu tanggal 9 10 Pebruari 2010 lalu menyelenggarakan pertemuan Evaluasi program kesehatan tahun 2009. Pertemuan dilaksanakan di ruang pertemuan Dinas Kesehatan dengan dibuka oleh Pj. Bupati Sulaiman Gafur, SE. Dalam pertemuan tersebut diamanatkan oleh Pj Bupati bahwa Evaluasi penting karena Evaluasi merupakan feedback dan bagian dari proses sistem yang harus dilalui dalam sebuah organisasi modern. Evaluasi sungguh penting dilakukan untuk dapat melihat efektivitas dan efisiensi dari pencapaian tujuan atau target dari sebuah sistem. Untuk itu sungguh penting adanya indikator pencapaian kinerja dan pentingnya design standard pelayanan minimal. Utamanya lagi mengingat kesehatan adalah sektor pelayanan kepada masyarakat. Melakukan kuantifikasi memang bukan pekerjaan yang mudah tetapi perlu dilakukan untuk mengukur keberhasilan tujuan. Hal ini tentu saja harus dilakukan sesuai dengan standard yang ditetapkan oleh institusi-institusi yang memiliki kewenangan resmi. Sektor kesehatan telah memiliki sejarah panjang dalam mengimplementasikan standard kerja, standard pencapaian, dan standard pelayanan yang harus diakui. Sektor Kesehatan harus diakui merupakan sektor yang bekerja dengan standard kerja yang terukur. Dalam pertemuan evaluasi ini juga Pj Bupati mengucapkan selamat atas berhasilnya Puskesmas Loa Ipuh mendapatkan sertifikasi ISO 9001-2008, dan beliau berharap agar bisa tetap dipertahankan pada tahun-tahun mendatang dengan semakin memperbaiki manajemen pelayanan dan mutu pelayanan, sehingga dapat memberikan kepuasan bagi masyarakat.

DIALOG OLEH PIMPINAN PUSKESMAS DENGAN Pj. BUPATI Selesai memberikan sambutan, Pj, Bupati Sulaiman Gafur, SE melakukan dialog dengan para pimpinan puskesmas, dan terungkap banyak permasalahan yang selama ini dihadapi puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. salah satunya adalah belum adanya Perbub mengenai status Puskesmas sebagai UPT Dinas Kesehatan, sehingga Pimpinan puskesmas belum ada eselonisasinya. Pertemuan yang dilaksanakan selama 2 hari ini bertujuan meng evaluasi cakupan program yang sudah dilaksanakan selama tahun 2009. Mengevaluasi bagaimana indikator input, indikator proses, sampai pada indikator output dalam bidang tugas pembangunan kesehatan. Serta sejauh mana pencapaian standar SPM sudah dicapai, Sehingga nanti bisa dijadikan rujukan pada proses manajemen lainnya yaitu perencanaan kesehatan tahun berikutnya. Pertemuan diikuti 50 peserta yang terdiri dari 30 Pimpinan puskesmas sekabupaten Kutai Kartanegara dan 20 pejabat structural Dinas Kesehatan (AR)

PESERTA PERTEMUAN EVALUAI PROGRAM KESEHATAN

Dinas Kesehatan Kutai Kartanegara. All Rights Reserved.

ANALISIS SWOT
http://rajapresentasi.com/2009/04/penerapan-analisa-swot/

Analisa SWOT adalah analisa yang sangat dikenal dalam proses pembuatan strategi bisnis. Analisa SWOT sendiri merupakan singkatan dari strenght, weakness, opportunity, dan threat. Mari kita coba membahasnya sekaligus dengan menerapkannya pada dua kasus, dalam hal ini mencakup produk rokok Dji Sam Soe dan perusahaan Telkom. S Strenghts Mencerminkan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan atau produk. Dalam kasus rokok Dji Sam Soe hal ini tercermin dari reputasi sebagai rokok dengan bahan tembakau yang berkualitas,

memiliki rasa yang khas, dan telah teruji puluhan tahun lamanya. Kekuatan lain mereka adalah adanya penggemar yang fanatik dan loyal. (Jika Anda ingin mendapatkan slide powerpoint presentasi yang menarik tentang business strategy dan analisa SWOT, silakan klik DISINI ). Untuk kasus Telkom, maka kekuatan yang paling mencolok adalah kekuatan finansial yang besar sehingga membuatnya mudah untuk melakukan investasi peralatan telco yang relatif mahal. Selain itu, mereka juga telah memiliki jaringan dan infrastruktur yang luas mencakup segenap wilayah tanah air sehingga memudahkan untuk melakukan ekspansi dan penetrasi pasar. W - Weaknesses Mencerminkan kelemahan yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau produk. Dalam kasus rokok Dji Sam Soe kelemahan yang mereka miliki adalah fakta bahwa rokok mereka merupakan rokok kretek yang otomatis memiliki kandungan tar dan nikotin yang tinggi. Hal ini boleh jadi merupakan titik lemah ketika selera masyarakat mulai mencari rokok yang rendah kadar nikotinnya. Selain itu, rokok ini juga telanjur dicitrakan sebagai rokok orang tua; sehingga rokok ini agak sulit melakukan penterasi kepada segmen pasar anak muda kota yang tumbuh pesat. Dalam kasus Telkom, salah satu kelemahan yang cukup mencolok adalah jumlah pekerjanya yang terlampau besar; sehingga kurang efisien dan boros dalam anggaran untuk gaji pegawainya. Selain itu, sebagai BUMN, mereka juga relatif dibebani dengan beragam peraturan dan regulasi yang acap membuat mereka lamban dalam mengambil keputusan strategis. Juga intervensi dari pemerintah kadang membuat mereka juga tidak bisa bersikap dinamis dengan perubahan pasar. O - Opportunities Mencerminkan peluang yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau produk. Dalam kasus rokok Dji Sam Soe, maka peluang yang mereka miliki adalah jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar dan ini merupakan pasar yang potensial untuk produk mereka. Dalam kasus Telkom, maka peluang yang mereka miliki adalah perkembangan teknologi internet yang sangat pesat di Indonesia. Permintaan masyarakat yang tinggi akan akses internet merupakan pasar yang sangat potensial. Selain itu jumlah penduduk Indonesia yang besar, dan baru sedikit yang telah memiliki akses broadband internet, tentu merupakan peluang pasar yang sangat baik bagi pertumbuhan bisnis Telkom. T Threats Mencerminkan ancaman potensial yang dihadapi oleh suatu perusahaan atau produk. Dalam kasus Dji Sam Soe, ancaman yang paling potensial adalah rencana pemerintah untuk membatasi iklan rokok, baik di media cetak, media luar ruang ataupun larangan mensponsori kegiatan musik dan olahraga. Pembatasan iklan tentu akan sangat berdampak negatif pada penjualan produk mereka. Selain itu, ancaman lainnya adalah kesadaran masyarakat yang makin tinggi akan kesehatan serta munculnya beragam kampanye anti rokok bagi generasi muda. Perda tentang larangan merokok di tempat tertentu juga merupakan ancaman sebab itu artinya membatasi ruang gerak para perokok, yang notabene merupakan pelanggan loyal mereka.

Dalam kasus Telkom, ancaman yang muncul adalah adanya teknologi telpon seluler yang ternyata telah menggerus pendapatan mereka dalam produk telpon tetap di rumah (fixed phone). Jika kecenderungan ini terus berlanjut, maka pendapatan mereka dari telpon rumah bisa hilang atau lenyap sama sekali dan ini sangat membahayakan bisnis mereka, sebab sebagian besar pendapatan mereka disumbang oleh telpon rumah. Selain itu, adanya teknologi-teknologi baru yang mulai hadir seperti WIMAX tentu akan mengancam kelangsungan bisnis mereka jika mereka tidak adaptif terhadap kemajuan teknologi itu.
\

<p>Your browser does not support iframes.</p>

Analisis SWOT
http://aguswibisono.com/2010/analisis-swot-strength-weakness-opportunity-threat/ Posted on 28 January 2010 Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu: 1. Strengths (kekuatan) merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. 2. Weakness (kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. 3. Opportunities (peluang) merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.

4. Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. **** Setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel matriks dan ditentukan sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan pembandingan antara faktor internal yang meliputi Strength dan Weakness dengan faktor luar Opportunity dan threat. Setelah itu kita bisa melakukan strategi alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil. Selain pemilihan alternatif analisis Swot juga bisa digunakan untuk melakukan perbaikan dan improvisasi. dengan mengetahui kelebihan (Strength dan opportunity) dan kelemahan kita (weakness dan threat), maka kita melakukan strategi untuk melakukan perbaikan diri. Mungkin salah satu strateginya dengan meningkatkan Strength dan opportunity atau melakukan strategi yang lain yaitu mengurangi weakness dan threat. Sebagai contoh misalnya Analisis SWOT yang saya lakukan untuk mengetahui peta kekuatan dalam blogging. maka analisis SWOT-nya:

Strength- tulisan yang saya lakukan merupakan tulisan yang saya peroleh dari pengalaman di bangku kuliah.- saya menggunakan blog dengan menggunakan cms wordpress sehingga optimasi dan fiturnya begitu mudah. - saya menggunakan domain dot com sehingga mempunyai nilai lebih dalam pengaturan.

Kelemahan- tidak memiliki kemampuan menulis jurnalistik.- lemah dalam programming web. - tidak memiliki pengalaman dalam blogging.

Opportunities- bergabung dengan komunitas blog.- blog saya terintegrasi dengan jejaring sosial. threats-data blog yang hilang.-server down. -keterbatasan waktu dalam blog dikarenakan kesibukan di dunia nyata.

You might also like