You are on page 1of 12

KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF DALAM MBS & PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG EFEKTIF DALAM MBS A.

DEFINISI DAN TEORI KEPEMIMPINAN Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk mengerjakan apa yang diinginkan untuk dikerjakan oleh orang lain. Secara umum definisi kepemimpinan ada dua yaitu , yaitu yang memandang kepemimpinan sebagai proses dan kepemimpinan sebagai seni. 1.Kepemimpinan Sebagai Proses Kepemimpinan sebagai prosesmerupakan suatu proses yang kompleks dimana seseorang mempengaruhi orang-orang lain untuk menunaikan suatu misi, tugas, atau tujuan dan mengarahkan organisasi yang membuatnya lebih kohesif dan koheren. Sehingga sebagai pemimpin hendaknya nmenerapkan seluruh atribut kepemimpinannya (keyakinan, nilai-nilai, etika, karakter, pengetahuan, dan ketrampilan). Menurut J.Robert Clinton dalam bukunya, The Making of A Leader dan dimodifikasi oleh Y. Tomatala, dalam bukunya, Kepemimpinan Yang Dinamis, Kepemimpinan adalah "suatu proses terencana yang dinamis melalui suatu periode waktu dalam situasi yang didalamnya pemimpin menggunakan perilaku (pola/gaya)

kepemimpinan yang khusus dan sarana serta prasarana kepemimpinan (sumber-sumber) untuk memimpin (menggerakkan/ mempengaruhi) bawahan (pengikut-pengikut) guna melaksanakan tugas/ pekerjaan (menyelesaikan tugas) kearah (dalam upaya pencapaian) tujuan yang menguntungkan (membawa keuntungan timbale balik) bagi pemimpin dan bawahan serta lingkungan social dimana mereka ada/ hidup. 2.Kepemimpinan Sebagai Suatu Seni Kepemimpinan sebagai suatu seni dapat didefinisikan sebagai berikut. a.Kepemimpinan ialah seni bekerja (tahu, mau, dan aktif bekerja) bersama dan melalui orang lain. b.Kepemimpinan ialah seni pemenuhan kebutuhan orang yang dipimpin dalam melaksanakan pekerjaan mencapai tujuan bersama. c.Kepemimpinan ialah seni penggalangan yang diwujudkan melalui kemampuan memadukan gagasan, orang, benda, waktu, dan iman, untuk (melaksanakan pekerjaan/tugas) mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. d.Kepemimpinan ialah seni mempengaruhi dan menggerakkan orang untuk bekerja secara terkoordinasi dimana setiap orang tergerak mengerjakan pekerjaannya serta

menyelesaikan tugasnya dengan baik berdasarkan program yang telah dicanangkan dalam kinerja keorganisasian secara menyeluruh. e.Kepemimpinan ialah seni merangkum dan menyampaikan perintah, yang olehnya orang yang dipimpin tergerak dan bergerak melaksanakan tanggungjawab yang dipercayakan kepadanya. f.Kepemimpinan ialah seni membuat peta keinginan tentang masa depan organisasi, dan kemampuan menerjemahkan peta tersebut menjadi suatu kerangka keinginan yang nyata, serta kekuatan atau kuasa menggunakan segala sumber untuk melaksanakan peta tersebut menjadi produk yang berdaya guna. g.Kepemimpinan ialah seni mendayagunakan sumber-sumber daya manusia, alam, teknologi, infrastruktur, dan sebagainya dalam upaya mempertahankan optimalisasi kerja yang tinggi sehingga menciptakan hasil yang bernilai lebih yang semakin besar yang membawa sukses kerja dalam organisasi. Berbagai teori kepemimpinan adalah sebagai berikut. 1.Trait Theory Pemimpin memiliki ciri-ciri kepribadian dan karakter yang berbeda dengan orang kebanyakan. Contoh kepribadian dan karakter yang dimilki oleh seorang pemimpin yaitu kemampuan adaptasi terhadap situasi kepekaan sosial, ambisius, asertif, kooperatif, decisive, dapat diandalkan, keinginan untuk mendominasi, energik, percaya diri, resistance terhadap stres, dan mampu mengemban tanggung jawab. 2.Behavior Theory Antara tahun 1940-an hingga 1960-an berkembang teori kepemimpinan tingkah laku. Teori kepemimpinan ini menyatakan bahwa tingkah laku tertentu membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin. Berdasarkan teori ini kepemimpinan itu dapat diajarkan.Oleh karena itu, untuk melahirkan pemimpin yang baik kita bisa mendesain sebuah program khusus. 3.Situtional Theory (Teori Kemungkinan) Teori ini menyatakan kepemimpian dipengaruhi oleh situasi dimana faktor-faktor tertentu dari situasi menentukan ciri-ciri pemimpin yang sesuai untuk situasi tersebut. Dalam teori ini menyatakan bahwa munculnya pemimpin dalam suatu organisasi tergantung pada aspek karakteristik birokrasi, organisasi informal, karakteristik hubungan antara atasan bawahan,rancangan tugas yang memungkinkan individu mencapai aktualisasi diri danaspek kesesuaian antara sasaran organisasi dengan sasaran individual para anggotanya (Bennis, 1981).

4.Teori Kepemimpinan Mutakhir Dalam teori ini didasarkan pada kemampuan lebih pada seseorang pemimpin dibandingkan dengan yang lain. Yang termasuk ke dalam kajian teori mutakhir adalah teori kepemimpinan atribusi, teori kepemimpinan karismatik, teori kepemimpinan

transformasional yang sering dibandingkan dengan teori kepemimpinan transaksional. Di antara berbagai teori mengenai lahirnya paling pemimpin ada tiga diantaranya yang paling menonjol yaitu sebagai berikut. 1. Teori Genetie Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not made". bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan ada karena telah dilahirkan dengan bakat pemimpin. 2. Teori Sosial Jika teori ini menyatakan bahwa :"Leaders are made and not born". Penganutpenganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu. 3. Teori Ekologis Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat- bakat kepemimpinan, dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teorisosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan. B.PERBEDAAN PEMIMPIN DENGAN MANAJER Perbedaan pemimpin dan manager adalah: Pemimpin Diangkat oleh pengikut Mengandalkan kewibawaan personal power Manager Diangkat oleh kekuasaan Mengandalkan pada kekuasaaan

Bertindak sebagai pencetus ide Bertanggung jawab pada anak buah Bagian dari pengikut Bersifat orsinil. Pemimpin mengembangkan. Pemimpin mengilhami. Pemimpin memiliki perspektif luas. Pemimpin bertanya apa dan mengapa.. Pemimpin menjadi dirinya sendiri. Pemimpin menciptakan anak tangga dan meletakkan di tempat yang benar.

Bertindak sebagai pengatur Bertanggung jawab pada atasan Bagian dari organisasi Merupakan jiplakan Manajer memelihara Manajer mengandalkan control Manajer berpandangan sempit Manajer bertanya bagaimana dan kapan Manajer adalah prajurit yg baik dan klasik Manajer menaiki tangga dengan effektif Manajer mengerjakan berbagai hal

Pemimpin mengerjakan hal yang tepat.

dengan tepat

C.GAYA DAN KEMAMPUAN KEPEMIMPINAN Menurut pendekatan tingkah laku, gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan Menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, keterampilan sifat, dan sikap yang mendasari prilaku seseorang. Gaya kepemimpinan yang berkaitan dengan MBS dalam hal ini berkaitan dengan proses mempengaruhi antara seorang pemimpin dengan para pengikutnya. Secara khusus, gaya kepemimpinan dalam hal ini adalah gaya kepemimpinan partisipatif, yaitu kecenderungan kepemimpinan otokratif-delegatif. Kebanyakan teori kepemimpinan partisipatif mengakui adanya empat prosedur pengambilan keputusan, yang selanjutnya disebut sebagai macam-macam partisipasi. Kempat

prosedur tersebut menggambarkan kecenderungan gaya kepemimpinan partisipatif, sebagai berikut: a.Kepemimpinan Otokratif. Dalam membuat keputusan seorang pemimpin membuat keputusan sendiri tanpa menanyakan opini atau saran dari orang lain. Kepemimpinan otokratif ini memiliki dua varietas yaitu (1) kepemimpinan memberi tahu dan (2) kepemimpinan menjual. b.Kepemimpinan Konsultatif. Dalam membuat keputusan, seorang pemimpin menanyakan opini dan gagasan orang lain dan kemudian mengambil keputusan sendiri setelah mempertimbangkan saran-saran dan perhatian mereka. Kepemimpinan konsultatif memiliki 3 varietas yaitu (1) pemimpin membuat keputusan tanpa konsultasi terlebih dahulu, namun kemudian bersedia memodifikasi karena adanya keberatan pengikutnya, (2) pemimpin memberi usulan sementara dan secara aktif mendorong orang untuk menyarankan cara-cara memperbaikinya, dan (3) pemimpin menggunakan sebuah masalah dan meminta orang lain berpartisipasi dalam mendiagnosis danmengembangkan bermacam-macam pemecahan umum, namun kemudian membuat keputusan sendiri. c.Kepemimpinan Keputusan Bersama. Dalam membuat keputusan seorang pemimpin bertemu dengan orang lain untuk mendiskusikan masalah yang akan diputuskan, kemudian mengambil keputusan secara bersama-sama. Pemimpin tidak mempunyai pengaruh lagi terhadap keputusan terakhir seperti juga peserta lainnya. d.Kepemimpinan Delegatif/demokratif. Dalam mengambil keputusan, pemimpin memberi kepada seorang individu atau kelompok, suatu kekuasaan serta tanggung jawab untuk membuat keputusan. Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima tipe utama yaitu sebagai berikut. a.Tipe pemimpin demokratis Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak. Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut.
1. Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi 2. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi. 3. Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata 4. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia

menganggap dialah yang paling benar.


5. Selalu bergantung pada kekuasaan formal

6. Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan (Approach) yang

mengandung unsur paksaan dan ancaman. b.Tipe kepemimpinan militeristis Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
1. Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan

digunakan sebagai alat utama.


2. Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya. 3. Senang kepada formalitas yang berlebihan 4. Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan 5. Tidak mau menerima kritik dari bawahan 6. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

c.Tipe pemimpin fathernalistis Tipe kepemimpinan fathornalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau kepakan.ke Pemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapaan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu sentimentil. Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa. 2. Bersikap terlalu melindungi bawahan 3. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan

karena itu jarang dan pelimpahan wewenang.


4. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk mengembangkan inisiatif

daya kreasi.
5. Sering menganggap dirinya maha tau. d. Tipe kepemimpinan karismatis

Tipe pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar.
e. Tipe Kepemimpinan Demokratis

Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu. Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut. i.Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia. ii.Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi. iii.Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya. iv.Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan. v.Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan. vi.Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya. vii.Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin. D.KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DALAM MBS Pada era MBS ini, kepemimpinan transformasional harus dimiliki oleh setiap kepala sekolah mengingat kepala sekolah memiliki peran baru sebagai designer, motivator, fasilitator, dan liaison. Untuk hal tersebut, hal-hal yang harus dilakukan kepala sekolah dalam menerapkan kepemimpinan transformasional di era MBS ini adalah sebagai berikut. 1.Kepala sekolah harus mengembangkan visi sekolah secara jelas. Seluruh stakeholder terutama anggota dewan sekolah harus terlibat dalam perumusan visi tersebut. Semua pihak harus mengerti strategi yang akan ditempuh untuk mencapai visi yang ditetapkan. 2.Kepala sekolah harus mengajak stakeholder untuk membangun komitmen dan kesadaran untuk mencapai visi, misi, dan tujuan pendidikan. Hal ini penting untuk mengajarkan tanggung jawab kepada pihak terkait. 3.Kepala sekolah harus lebih banyak berperan sebagai pemimpin daripada sebagai bos yang didasarkan pada kekuasaan. Oleh sebab itu kepala sekolah harus memberikan kepercayaan, pendelegasian sekaligus pengambil resiko dalam suatu pekerjaan. Keberhasilan seseorang menerapkan gaya kepemimpinan tranformasional dicirikan oleh beberapa hal sebagai berikut. a.Mengidentifikasi dirinya sebagai agen pembaruan.

b.Memiliki sifat pemberani. c.Mempercayai orang lain. d.Bertindak atas dasar sistem nilai, bukan pada kepentingan pribadi ataupun kepentingan kroninya. e.Meningkatkan kemampuan terus-menerus. f.Mampu menghadapi situasi yang sulit, tidak jelas, bahkan tidak menentu. g.Memiliki visi ke depan. Sementara itu karakteristik kepala sekolah di era MBS adalah sebagai berikut. a) visi, misi, dan strategi; b) kemampuan mengidentifikasi dan menyerasikan sumber daya dengan tujuan; c) mampu mengambil keputusan dengan terampil; d) toleransi terhadap perbedaan tiap-tiap orang; e) memobilisasi sumber daya; f) memerangi musuh-musuh kepala sekolah; g) menggunakan sistem sebagai cara berpikir, mengelola dan menganalisis sekolah; h) menggunakan input manajemen; i) menjalankan peran sebagai manajer, pemimpin,pendidik, wirausahawan, regulator, penyedia, pencipta iklim kerja, administrator, pembaru, dan pembangkit motivasi; j) melaksanakan dimensi-dimensi tugas, proses, lingkungan, dan keterampilan personal; k) menjalankan gejala empat serangkai yaitu merumuskan sasaran, memilih fungsi-fungsi yang diperlukan guna mencapai sasaran, melakukan analisis SWOT, dan mengupayakan langkah-langkah untuk meniadakan persoalan; l) menggalang teamwork yang cerdas dan kompak; m) mendorong kegiatan kreatif; n) menciptakan sekolah belajar; o) menerapkan manajemen berbasis sekolah; pengetahuan awal) memusatkan perhatian pada pengelolaan proses belajar mengajar; dan q) memberdayakan sekolah. E.DEFINISI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam hal manajemen. Sebelum membahas lebih lanjut tentang pengambilan keputusan, perlu diperjelas apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan. Ada beberapa penjelasan tentang pengambilan keputusan, seperti di bawah ini. Pertama, teori keputusan adalah metodologi untuk struktur dan menganalisis situasi yang tidak pasti atau beresiko.Keputusan lebih bersifat perspektif daripada deskriptif. Kedua, pengambilan keputusan merupakan proses mental di mana seorang manajer memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data, baik oleh manajer secara

individual maupun tim, dalam upaya mengatur dan mengawasi informasi terutama informasi bisnisnya. Ketiga, pengambilan keputusan adalah seperangkat langkah yang diambil individu atau kelompok dalam memecahkan masalah.Masalah adalah adanya suatu keadaan menyimpang anatara suatu keadaan saat ini dengan keadaan yang diinginkan. Proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh persepsi seseorang tentang suatu masalah tersebut. Individu mempersepsikan suatu benda yang sama secara berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.Pertama, faktor yang ada pada pihak yang mempersepsikan yaitu sikap, keutuhan atau motif, kepentingan atau minat, pengalaman dan pengaharapan individu.Kedua, faktor yang ada pada objek atau target yang dipersepsikan, yang meliputi hal-hal baru, gerakan, bunyi, ukuran, latar belakang, dan kedekatan.Ketiga, faktor konteks situasi di mana persepsi itu dilakukan yang meliputi waktu, keadaan/ tempat kerja, dan keadaan sosial. F.PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN Agar individu mencapai hasil yang maksimal maka proses pengambilan keputusan harus rasional. Model pengambilan keputusan rasional melalui enam langkah, yaitu (1) menetapkan masalah, (2) mengidentifikasi kriteria keputusan, (3) mengalokasikan bobot pada kriteria, (4) megembangkan alternatif, (5) mengevaluasi alternatif, dan (6) memilih alternatif yang terbaik. Menurut Robbins, model pengambilan keputusan rasional di atas didasarkan atas beberapa asumsi, yaitu (1) kejelasan masalah dan masalahnya tidak mendua, (2) pilihanpilihan diketahui, yaitu semua kriteria dapat diidentifikasi dan disadari konsekuensinya, (3) pilihan yang jelas, yaitu kriteria dan alternatif dapat diperingkatkan dan dipertimbangkan, (4) tidak ada batasan waktu dan biaya, dan (6) mengambil keputusan secara maksimal yang menghasilkan nilai yang dirasakan paling tinggi. Agar keputusan yang diambil dalam kerangka MBS memberi hasil yang maksimal, proses pengambilan keputusan harus didasari pada adanya informasi selengkap mungkin. Bagaimana keputusan dibuat pada tingkat sekolah dalam kerangka MBS ini? terdapat enam langkah dalam proses pengambilan keputusan, yaitu pertama, mula-mula sekolah membentuk

Dewan Sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, perwakilan guru, orang tua siswa, anggota masyarakat, staf sekolah dan siswa. Kedua, Dewan Sekolah melakukan pengukuran kebutuhan (need assesment) sekolah. Ketiga, Dewan Sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur. Keempat, langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan yang bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu (a) Dewan Sekolah memberi saran kepada kepala sekolah, yang selanjutnya kepala sekolah memutuskannya, dan (b) Dewan Sekolah mengambil keputusan sendiri. Kepala sekolah memiliki peran yang besar dalam proses pengambilan keputusan seperti ini. Pengambilan keputusan rasional membutuhkan kreativitas yaitu kemampuan menggabungkan gagasan dalam satu cara yang unik, atau untuk membuat asosiasiyang luar biasa diantara gagasan-gagasan. Untuk merangsang kreativitas dalam pengambilan keputusan ada beberapa metode. Pertama, metode instruksi langsung yang didasarkan pada bukti bahwa orang cenderung menerima penyelesaian yang jelas dan mendorong individu untuk mewujudkan kemampuannya. Kedua, metode penyusunan atribut dimana pengambil keputusan mengisolasikan karakteristik dari alternatif tradisional. Setiap atribut utama dari alternatif dipertimbangkan. Ketiga, metode pemikiran lateral atau zig-zag yang merupakan pengganti pemikiran vertikal (linear) yang lebih tradisional. Dengan pemikiran lateral, individu menggunakan pemikiran yang menyimpang, yang tidak mngembangkan suatu pola tetapi penstrukturan pola yang tidak berurutan. Keempat, metode syntetik, yaitu menggubakan analogi dan dasar pemikiran yang dibalikkan untuk membuat keakraban yang asing. Synetik dioperasikan berdasarkan pada anggapan bahwa kebanyakan masalah itu tidak baru. Tantangannya adalah memandang masalah secara baru sehingga individu harus mencoba cara yang akrab atau rutin, yang kita tempuh dalam melihat masalah. G.PENDEKATAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN Kebanyakan pengambilan keputusan dalam organisasi didasarkan pada beberapa hal sebagai berikut. a.Rasional terbatas. Manusia memiliki kemampuan berpikir yang rendah termasuk menyelesaikan permasalahan. Sehingga keputusan yang diambil dirancang menggunakan model-model yang disederhanakan. b.Intuisi. Pengambilan keputusan intuitid adalah suatu proses tak sadar yang diciptakan dalam pengalaman yang tersaring. Intuisi adalah kekuatan di luar imdra atau indra

keenam. Intuisi digunakan bila ada ketidakpastian dalam tingkat yang tinggi, hanya ada sedikit preseden yang diikuti, bila fakta tidak menunjukkan jalan yang jelas untuk diikuti, bila waktu terbatas, dan lain-lain. c.Identifikasi masalah. Dalam mengdentifikasi masalah ada dua hal penting yang berpengaruh yaitu (1) masalah yang tampak cenerung memiliki probabilitas terpilih lebih tinggi dibandingkan dengan masalah-masalah yang penting; dan (2) kepentingan pribadi pengambil keputusan cenderung menang daripada masalah-masalah yang penting bagi organisasi. d.Pengembangan alternatif. Pengambil keputusan jarang bersedia mengembangkan alternatif baru dan unik. Pengambil keputusan sering menghindari tugas-tugas sulit dan mempertimbangkan alternatif untung ruginya. Pengambil keputusan sering

menyederhanakan pilihan keputusan, dengan hanya membandingkan alternatif-alternatif yang sedikit berbeda daripada mencari alternatif terbaru. Pengambil keputusan tidak menguji secara seksama suatu alternatif dan konsekuensinya. e.Membuat pilihan. Pengambilan keputusan sering menghindari informasi yang terlalu sarat dan mengandalkan heuristik atau jalan intas penilaian dalam pengambilan keputusan, cenderung berdasarkan informasi yang sudah ada di tangan atau menilai kemungkinan dari suatu kejadian dengan menarik analogi. f.Perbedaan individual. Gaya pengambilan keputusan mengidentifikasikan terdapat empat pendekatan individual yang berdasarkan cara berpikir dan toleransi pribadi terhadap ambiguitas sehingga menghasilkan empat model gaya engambilan keputusan. (1) Gaya direktif memiliki toleransi yang rendah akan ambiguitas dan mencari rasionalitas. (2) Gaya analitik memiliki toleransi yang lebih besar terhadap ambiguitas dan menggunakan lebih banyak alternatif. (3) Gaya konseptual cenderung berpandangan sangat luas dan mempetimbangkan banyak alternatif. (4) Gaya tingkah laku, pengambilan keputusan dititikberatkan pada kemampuan bisa bekerja baik dengan orang lain. g.Hambatan organisasi. Dalam pengambilan keputusan, manajer dipengaruhi oleh sistem penilaian prestasi, sistem imbalan, rutinitas terprogram, pembatasan waktu, dan preseden historis. h.Perbedaan budaya. Model rasional tidak mengakui perbedaan kebudayaan namun dalam kenyataannya memberikan pengaruh terhadap seleksi masalahnya dan kedalaman analisis. H.ETIKA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam manajemen. Beberapa ahli mengemukakan bahwa pengambilan keputusan merupakan inti dari manajemen. Selain itu pengambilan keputusan tidak lepas dari kepemimpinan.

Kepemimpinan juga merupakan salah satu bagian terpenting dalam manajemen. Tanpa adanya pengambilan keputusan , maka tidak ada kepemimpinan dan tanpa adanya kepemimpinan manajemen tidak akan berfungsi. Demikian pula halnya dengan MBS, pengamblan keputusan merupakan salah satu faktiorpenting. Pengambilan keputusan dilakukan dengan hati-hati agar implementasi MBS dapat berjalan dengan baik. Apabila salah dalah dalam proses pengambilan keputusan maka akibatnya amat luas.pengaruhnya terutama terhadap proses pembelajaran ataupun kualitas kerja para karyawan. Ada beberapa penjelasan tentang pengambilan keputusan yaitu : 1.Teori keputusan adalah metodologi untuk menstruktur dan menganalisis situasi yang tidak pasti atau berisiko. Keputusan lebih bersifat persfektif dari pada diskriptif. Artinya bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu cara yang diperlukan pada kondisi ketidakpastian dan penuh risiko. 2.Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang manajer memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal yang lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data, baik oleh manajer secara individu maupun tim, dalam upaya mengatur dan mengawasi informasi terutama informasi bisnisnya. Artinya bahwa dalam pengambilan keputsan memerlukan informasi awal yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diputuskan. 3.Pengambilan keputusan adalah seperangkat langkah yang diambil oleh individu atau perkelompo dalam pemecahan masalah. Pengambilan keputusan terjadi secara reaksi di terhadap suatu masalah. Masalah adalah adanya suatu keadaan yang diinginkan. Pengambilan keputusan menuntut penafsiran dan evaluasi terhadap informasi. Informasi dari berbagai tersebut disaring, diproses, dan ditafsirkan melalui persepsi-persepsi individu. 4.Menurut Robert D. Gatewood, Robert R. Taylor, dan Ferrel O.C, ( 1995 ) pengambilan keputusan adalah proses memilih di antara laternatif-alternatif tindakan untuk mengatasi masalah.

You might also like