You are on page 1of 9

Keracunan Merkuri

Keracunan Merkuri Merkuri adalah logam non radioaktif yang paling beracun yang ada di lingkungan. Sangat beracun bagi manusia dan dalam jumlah berapa pun berbahaya bagi sel dan jaringan tubuh manusia, menurut Roy B. Kupsinel MD, pengarang A Patienss Guide to Mercury-Amalgam Toxicity A Major Common Denominator of Degenerative Disease. WHO menyatakan tidak ada batasan merkuri yang aman bagi manusia dengan kata lain, merkuri sangat beracun dan tidak ada jumlah merkuri yang di serap adalah aman. Pada tahun 1992, amalgam (tambalan gigi) di klasifikasikan sebagai material berbahaya oleh OSHA dan merekomendasikan tehnik tanpa sentuh dalam menangani amalgam. Masker wajah sepatutnya digunakan untuk menghindari terhirupnya debu amalgam, dan digunakan sekali pakai saja. * 16 Desember 1990 program selama 60 menit diudarakan untuk menjelasakan seputar amalgam-merkuri sehingga menjadi isu yang mendapat perhatian publik. * 1992, Jerman mengutuk pemakaian amalgam dalam bentuk apapun. * Desember 1992, The American Medical Association meluluskan resolusi yang mendukung penghapusan pemakaian merkuri dan benzene dari semua produk rumah tangga karena menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. * Agustus 1993 Pengadilan Federal California mengesahkan suatu undang-undang yang menyatakan bahwa klinik gigi yang mempekerjakan 10 orang atau lebih harus menyediakan suatu informasi peringatan yang bersih dan layak yang menyatakan bahwa amalgam adalah substansi yang berpotensi menimbulkan bahaya, baik buat karyawan maupun pasiennya. * Pebruari 1994 parlemen Swedia meluluskan suatu RUU bahwa pemakaian amalgam hanya sampai tahun 1997. * 11 Juli 1994, BBC mengudarakan program dokumenter selama 40 menit tentang amalgam yang berjudul The Poison on Your Mouth. * Awal 1995, suatu ringkasan undang-undang ditemukan dalam file yang disimpan oleh ADA (American Dental Association/Persatuan Dokter Gigi Amerika) dalam suatu perkara penduduk sipil di Santa Clara, California, yang menyangkal semua bentuk tanggung jawab bagi keselamatan khalayak umum ketika mereka mencari dan menerima perawatan gigi. Para dokter gigi yang praktek, pada umumnya tidak peduli bahwa mereka tidak cukup memberikan informasi tentang zat beracun yang terdapat dalam amalgam seperti yang disarankan oleh organisasi mereka. Sumber Pencemaran Merkuri Racun merkuri tidak hanya bersumber dari amalgam saja, tapi juga dapat ditemukan di alam ini baik dalam bentuk padat maupun bentuk yang telah diolah oleh berbagai jenis industri yang diaplikasikan dalam pabrik pulp (bubur kayu), pertanian, fungisida dan pestisida. Sumber lain pencemar merkuri berasal dari obat-obatan farmasi termasuk vaksin dan obat pencuci perut, kosmetik, ikan laut yang berukuran besar seperti swordfish dan tuna, film, plastik, dan cat. Kita mencerna atau menghirup merkuri an-organik yang berasal dari udara, makanan, air dan tanah tubuh kita bahkan menyerapnya melalui kulit dan diubah menjadi bentuk yang lebih beracun seperti metil merkuri. Sumber lainnya seperti tinta yang ada di tempat percetakan dan pembuatan tato, biji dan benih yang diolah, pemutih chlor, cairan pembersih lensa kontak (senyawa merkuri antibakteri ditemukan di dalam cairan pembersih lensa kontak serta pada vitamin dan obat-obatan

yang disuntikkan), pelembut pakaian, pembersih dan pengkilap lantai, film, termometer dan barometer yang pecah, lotion dan krim antiseptik, dan semprotan. Merkuri adalah cytotoxin seperti yang dinyatakan dalam buku The Mercury In Your Mouth, oleh Quicksilver Associates. Merkuri meracuni semua sel yang hidup. Merkuri juga mempunyai kemampuan berikatan dengan beberapa jenis ikatan kimia yang mengandung tipe molekul sejenis sulfhydryl, yang banyak ditemukan dalam protein. Tubuh manusia mengandung sejumlah senyawa protein yang sangat besar, merkuri membangun hambatan di semua jaringan tubuh, dan banyak yang mempunyai satu atau lebih ikatan sulfhydryl. Sebagai hasilnya, merkuri bertentangan dengan berbagai macam proses atau organ di dalam tubuh. Bentuk-bentuk Merkuri Merkuri dapat berbentuk anorganik, organik (metil) dan uap (bentuk dasar merkuri). Kadar aman dari tercemar merkuri dikenal dengan istilah TLV (Threshold Limit Values = Nilai Ambang Batas) dan MAC (Maximum Allowable Concentrations = konsentrasi maksimum yang di izinkan). Merkuri (bentuk dasar) yang berasal dari amalgam biasanya menguap dalam mulut dan bercampur dengan air liur dan makanan, masuk ke dalam tubuh dan menjadi bentuk merkuri organik (metil merkuri) dan menetap di dalam jaringan dan organ. Jika berada di tubuh dalam jangka waktu lama, diketahui (berdasarkan informasi dari Swedia) dikirim ke spinal cord (jaringan syaraf dalam tulang punggung) dan disimpan dalam bentuk merkuri anorganik, salah satu bentuk yang sulit untuk diubah dan diyakini merusak syaraf dan secara langsung berkaitan dengan gemetar dan penyakit saraf. Ada kontroversi tingkat keracunan antara bentuk dasar merkuri (uap) dengan metil merkuri. Sesuai dengan studi dan riset di Swedia dan Kanada (cuplikan dari Woodlands Healing Research Center, Dr. Harold Buttram, M.D. di Quakertown, Pennsylvania), berikut ini adalah beberapa hasil temuan mereka: Merkuri dalam bentuk yang mudah menguap (vapor mercury) lebih cepat disebarkan ke seluruh tubuh dibandingkan bentuk merkuri lainnya dan lebih menimbulkan efek beracun pada sistem syaraf pusat dan bagian tubuh lainnya. Dengan cepat melewati penghalang blood-brain dan terakumulasi di otak dan kelenjar pituitary yang menyebabkan kerusakan syaraf dan sistem endokrin. Selain itu, juga bisa menembus membran sel termasuk plasenta wanita hamil sehingga merkuri anorganik terakumulasi pada otak, kelenjar pituitary, dan ginjal di janin yang sedang tumbuh. Riset lanjutan mengatakan bahwa kondisi janin pada wanita hamil, ada bukti yang mengindikasikan bahwa merkuri yang menguap 10 kali lebih beracun daripada metil merkuri. Merkuri organik (metil mercury), ini adalah bentuk uap merkuri yang telah dioksidasi atau dikonversikan menjadi bentuk organik yang bioakumulasi pada otak, sistem syaraf pusat, hati, ginjal, jantung dan lendir mulut. Kadar merkuri dalam otak dan jantung lebih tinggi setelah tercemar oleh uap merkuri daripada bentuk merkuri lainnya. Merkuri anorganik (inorganic mercury), hasil temuan riset ternyata menguatirkan..... sementara uap merkuri dan metil merkuri dapat melewati membran sel dan blood-brain barrier, sedangkan merkuri organik tak dapat melewatinya. Merkuri anorganik pada otak (juga di jaringan syaraf dalam tulang punggung) dapat menetap sangat lama, seringkali lebih dari 20 tahun.

Ada banyak sumber yang menyatakan bahwa sumber utama merkuri pada kebanyakan orang adalah tambalan gigi amalgam, khususnya amalgam yang tercampur dalam air liur. Kebanyakan merkuri dalam air liur adalah organik, sejak bakteri mulut dan organisme lainnya dalam tubuh mengubah metil merkuri anorganik menjadi bentuk merkuri organik. Dalam suatu riset, beberapa orang di tes, yang tidak makan ikan ditemukan mempunyai kadar metil merkuri yang tinggi. Merkuri dari amalagam mengandung metil yang disebabkan oleh bakteri dan candida albicans yang terdapat di dalam mulut dan usus. Sekali saja uap merkuri (metil merkuri) dikonversikan menjadi merkuri anorganik dalam sel atau otak, maka merkuri tidak akan bisa keluar dari membran sel atau blood-brain barrier. Merkuri mempunyai usia yang sangat panjang di otak (mencapai 20 tahun), berdasarkan Swedish Medical Journal (1986). Tes untuk Mengecek Kadar Merkuri Bagaimana seseorang diketahui bahwa dia mempunyai merkuri yang beracun? Ada banyak cara mengetes merkuri, melalui tes laboratorium yang disesuaikan dengan teknologi terkini, dengan berbagai macam alat/instrumen yang baru: 1. Sejarah Kesehatan Pasien. Ini adalah salah satu tes sederhana dan sedikit mahal, akan sangat membantu bagi pasien maupun dokter untuk mengetahui apakah ada masalah hipersensitif terhadap merkuri. 2. Laboratorium. Di AS, ada sejumlah laboratorium yang mengkhususkan dalam bidang analisis logam dan zat kimia. Dua diantara yang terkenal adalah Great Smokies National Laboratories di Ashville, North Carolina dan Dr.s Data di Chicago. Mereka dapat melakukan analisis rambut dengan biaya yang terjangkau dan analisis urin yang merupakan cara lain untuk mengetes merkuri. 3. Analisis Rambut. Tes ini menunjukkan efektivitasnya ketika orang yang bersangkutan sedang dalam proses detoksifikasi merkuri. Kadar merkuri yang tinggi sering mengindikasikan proses pembongkaran merkuri, berarti bahwa merkuri memang ada dan tubuh mencoba untuk membongkarnya. Tes ini tak dapat menunjukkan lapisan tersembunyi dari merkuri sehingga kadar merkuri yang rendah pada rambut tidak mengindikasikan jumlah sebenarnya dari keseluruhan tubuh, yang mempunyai kelebihan merkuri pada lapisan jaringan dan organ yang lebih dalam. 4. Analisis Urin. Tes ini biasanya dilakukan lebih dari 18 atau 24 jam. Level dasar merkuri yang dikeluarkan dapat diperoleh dari tes ini. Suatu tes provokatif adalah dengan sebuah chelating agent (agen kelasi). Pendekatan yang paling konservatif adalah dengan vitamin C intravena (disuntikkan). Tes ini adalah paling sedikit yang menyebabkan detoksifikasi penyakit. Tes lainnya antara lain EDTA dan DMPS, sedangkan tes oral dengan DMSA. 5. DMPS, EDTA, and DMSA Challenge. Dewasa ini, ada sedikit kontroversi pada DMPS challenge yang tampaknya seperti tempat sampah dari merkuri beracun yang berlangsung terlalu cepat dan menimbulkan efek merugikan yang serius. Proses detoksifikasi dari unsur beracun dapat terlihat dari indikasi mual, sakit kepala, pusing, muntah, dan lain-lain. Ini adalah indikasi kuat bahwa racun keluar terlalu cepat, padahal pelepasan racun diharapkan berjalan dengan perlahan! Sekarang ini ada organisasi seperti DMPSBACKFIRE, di luar Pennsylvania, yang melawan pemakaian DMPS (bisa di cek di www.dmpsbackfire.com) sejalan dengan efek bahayanya. Adalah pemeriksaan berharga sebelum membuat keputusan. Berdasarkan Heavy Metal Bulletin, editor, Monica Kauppi, Maret 1995, yang membahas isu, Tes DMPS mengeluarkan logam sebagai berikut: seng, timah, tembaga, arsen dan merkuri. Sedangkan tes EDTA bekerja untuk beberapa dan bukan untuk yang lain, sementara DMSA

adalah tes oral, yang tampaknya yang PALING AMAN dari ke-3 jenis tes ini. Cek pada bagian produk baru untuk beberapa tes terakhir tentang merkuri challenge test dan produk untuk memobilisasikan stuck merkuri. 6. Complete Blood Count (hitung darah lengkap). Peningkatan jumlah sel darah putih atau kondisi depresi ditemukan pada kasus keracunan merkuri. Setelah amalgam dikeluarkan, angkanya berkisar mendatar dari 5000 hingga 5500. Tes ini mungkin dilakukan sebelum dan setelah pengeluaran, sehingga bisa di bandingkan. 7. Jerome Mercury Vapor Analyzer (Analisa Uap Merkuri metode Jerome). Ini adalah instrumen yang digunakan oleh pemerintah untuk menganalisa uap merkuri. Pasien di tes sebelum dan setelah mengunyah permen karet yang tidak mengandung tanpa aspartam selama 10 menit. Biasanya tes ini menyediakan beberapa catatan peningkatan dan memberikan peningkatan kesadaran pasien akan masalah dari uap merkurium. 8. Biocompatibility & Bio-Feedback Testing, tes untuk mengecek penggunaan komposit setelah amalgam dipindahkan (diganti). Beberapa jenis komposit aman digunakan sebagai tambalan untuk menggantikan amalgam. Adalah sangat penting melakukan tes ini untuk melihat apakah komposit dapat diterima oleh kondisi kimiawi tubuh. Cara lain adalah melalui tes darah. Bahan-bahan di seleksi dalam bentuk yang akan sesuai dengan tubuh anda. Instrumen ini menggunakan uji-frekuensi pada seseorang yang memegang alat lalu dihubungkan ke instrumen yang memonitor rata-rata frekuensi mereka dan dapat mengecek substansi yang sesuai. Instrumen ini juga dapat digunakan sebagai analisis BIO-FEEDBACK untuk mengetes logam dan zat kimia yang ada dalam tubuh anda. Mereka akan menyeimbangkan frekuensi out of balance/di luar keseimbangan. Instrumen Xxroid dan perlengkapan terakhir dari B.E.S.T mempunyai kapasitas frequency balancing (keseimbangan frekuensi). 9. The Patch Test (Tes Tambalan). Tes ini ditujukkan untuk pasien yang sangat hipersensitif. Akan menghasilkan pembusukan dari merkuri yang terkait dengan gejala-gejala dalam jangka waktu 24 jam. Pasien yang sangat hipersensitif akan bereaksi dalam waktu 1 jam atau kurang, untuk alasan ini semua pasien tetap di ruangan selama 1 jam setelah proses penambalan. Jika reaksi muncul dalam waktu 1 jam berarti tes selesai. Tes ini adalah untuk menetralkan hipersensitif terhadap amalgam, sehingga amalgam harus di ganti. Untuk informasi lebih jauh dapat dilihat pada buku Hal Huggin Its All In Your Head. Gejala dan Penyakit Akibat Keracunan Merkuri Gejala yang muncul karena keracunan merkurium biasanya berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan didapat dari beberapa sumber berbeda, seperti : Masalah gastrointestinal (saluran cerna), Masalah sistem syaraf, Demam, Kedinginan, Lelah, Sakit kepala, Insomnia (sulit tidur), Kehilangan gairah seks, Depresi, Mati rasa dan rasa geli pada tangan, Lekas marah, Gemetar, Kesulitan dalam belajar, Detak jantung yang tidak beraturan, Rasa sakit di dada, Gusi berdarah, Gangguan sistem kekebalan, Lahir cacat, Kemandulan, Kerusakan otak dan ginjal, Rasa cemas, Lidah yang sensitif, Rasa logam pada mulut, Alergi, Pusing, Katarak, Penurunan daya ingat, Gugup, Kelumpuhan, Berkurangnya pengelihatan dan pendengaran, Merasa lemah, Masalah jantung, Konstipasi (sulit buang air) kronik, Luka pada kulit yang berulang, Hipersensitif, Sulit beristirahat, Ketidakmampuan berhubungan/berkomunikasi dengan orang lain, Lemah dalam berkoordinasi, Pikiran berkabut (penurunan daya ingat), Berbicara sendiri (jika terpapar cukup lama secara ekstrim), Kesulitan bernafas, Perdarahan di mata, Kehilangan gairah hidup, Berkurangnya produktivitas dalam bekerja, Vertigo, Lumpuh wajah, Rasa sakit seperti tertarik antara rahang bawah dan tulang selangka, Sakit persendian, Rasa sakit pada bagian pungung bawah, Lemah otot, Tertekan, Rasa sakit; Jarum pada simpul limfa (getah bening) di bawah lengan dan

lipatan paha, juga di daerah hati; Meningkatnya kebutuhan tidur, Lingkaran seperti cincin berwarna abu-abu di sekitar kornea mata, Merasa lebih tua, Masalah emosional, Sulit berkonsentrasi, Merasa terpisah dari Tuhan (sulit berhubungan dengan Tuhan) Penyakit yang terkait dengan keracunan merkurium: Alzheimers, Semua jenis kanker, Epilepsi, Radang sendi (arthritis), Radang paru-paru (pneumonia), Bronchitis, Radang gusi (gingivitis) Sakit persyarafan, Parkinsons Disease (penyakit gangguan saraf progresif yang bersifat kronis), Multiple Sclerosis (gangguan pada otak atau tulang belakang yang dapat menyebabkan lumpuh sebagian atau total), SLE = Systemic Lupus Erythematosus (penyakit jaringan penghubung yang tidak diketahui penyebabnya dan utamanya terjadi pada wanita dengan gejalanya seperti demam, kulit kemerah-merahan, arthritis, anemia hemolitik akut,dll), Lymphoma (sejenis tumor yang bersifat menular pada jaringan lymphoid), ALS = Amyotrophic Lateral Sclerosis (Lou Gehrigs Disease), Leukemia, Sinusitis, Asma kronik, Hipertensi, ADD = Attention Deficit Disorder (minimal brain dysfunction), Chrohns Disease, Candidiasis, Glomerulonephritis (penyakit pada ginjal), Autis (merkuriumnya berasal dari vaksin), SIDS = Sudden Infant Death Syndrome, Anemia, Dermatitis , Eksim, Psoriasis, Bruxism (gigi tumbuh tidak rata/bergelombang), Fibromyalgia, Chronic Fatigue Syndrome, Insomnia (sulit tidur), Epstein Barr (sejenis penyakit karena virus herpes yang menyebabkan infeksi mononukleusis). Sebenarnya ada lebih dari 200 jenis penyakit yang berhubungan dengan keracunan merkurium. Tanda-tanda dan gejala keracunan akibat tercemar merkurium Akut : Radang paru-paru (pnemonitis), Bronchitis, Rasa sakit pada dada (dada sesak), Batuk, Rasa seperti logam, Mual, Sakit pada bagian abdomen, Daire dan muntah, Sakit kepala, Garis gelap pada gusi (karena merkurium sulfida), Gigi lepas (copot), Luka pada bibir dan dagu, Gejala-gejala psikopatologis, Otot gemetar Kronis ( pada mulut dan wajah ) : Peradangan, Gusi berasa tawar, Radang gusi (gingivitis), Gigi lepas (copot) karena kerusakan rongga gigi, Berkurang atau bertambahnya air liur, Stomatitis (radang mulut) dan lidah gemetar, Iritasi pada nasal, Epistaxis (perdarahan pada hidung), Gangguan selera dan bau, Kehilangan nafsu makan, Wajah terlihat pucat Gangguan syaraf : Gemetar pada kelopak mata dan otot jari, tangan dan kaki; Penyakit syaraf, Paresthesias (rasa sakit seperti tertusuk dan geli pada kulit), Kehilangan keseimbangan, Lutut yang terhentakhentak secara berlebihan, Refleksi plantar yang berubah, Berkeringat dan kemerah-merahan, Perubahan kepribadian, Eretisme (ketidaknormalan emosi/terlalu peka), Lekas marah, Kritis, Mudah terangsang, Kemurungan jiwa, Tertekan, Merasa malu, Perasaan takut, Murung, Lelah, Lemah, Mudah mengantuk, Gangguan daya ingat.

MERKURI (Hg); LOGAM CAIR TOKSIK MEMATIKAN. Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat dapat dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial, di mana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya. Sedangkan jenis kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, di mana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Logam berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh lagi, logam berat ini akan bertindak sebagai penyebab alergi, mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya adalah melalui kulit, pernapasan dan pencernaan. Berdasarkan daya hantar panas dan listriknya merkuri (Hg) dimasukkan dalam golongan logam. Sedangkan berdasarkan densitasnya, dimasukkan ke dalam golongan logam berat. Merkuri memiliki sifat-sifat : 1. 2. Kelarutan rendah; Sifat kimia yang stabil terutama di lingkungan sedimen;

3. Mempunyai sifat yang mengikat protein, sehingga mudah terjadi biokonsentrasi pada tubuh organisme air melalui rantai makanan; 4. Menguap dan mudah mengemisi atau melepaskan uap merkuri beracun walaupun pada suhu ruang; 5. 6. Logam merkuri merupakan satu-satunya unsur logam berbentuk cair pada suhu ruang 25oC; Pada fase padat berwarna abu-abu dan pada fase cair berwarna putih perak;

7. Uap merkuri di atmosfir dapat bertahan selama 3 (tiga) bulan sampai 3 (tiga) tahun sedangkan bentuk yang melarut dalam air hanya bertahan beberapa minggu. Merkuri terdapat sebagai komponen renik dari minyak mineral, dengan bantuan kontinental yang rata-rata mengandung sekitar 80 ppb atau lebih kecil lagi. senyawa-senyawa alkil merkuri lebih tahan urai daripada senyawa alkil atau merkuri anorganik, oleh karena itu senyawa alkil merkuri lebih berbahaya sebagai bahan pencemar. Merkuri masuk ke lingkungan perairan berasal dari berbagai sumber yang timbul dari penggunaan unsur itu oleh manusia seperti buangan laboratorium kimia, batu baterai bekas, pecahan termometer, fungisida kebun, tambal gigi amalgam dan buangan farmasi.

Merkuri yang terdapat dalam limbah atau waste di perairan umum diubah oleh aktifitas mikroorganisme menjadi komponen metil-merkuri (Me-Hg) yang memiliki sifat racun (toksik) dan daya ikat yang kuat disamping kelarutannya yang tinggi terutama dalam tubuh hewan air. Hal tersebut mengakibatkan merkuri terakumulasi baik melalui proses bioakumulasi maupun biomagnifikasi yaitu melalui rantai makanan (food chain) dalam jaringan tubuh hewan-hewan air, sehingga kadar merkuri dapat mencapai level yang berbahaya baik bagi kehidupan hewan air maupun kesehatan manusia yang makan hasil tangkap hewan-hewan air tersebut. Terjadinya proses akumulasi merkuri di dalam tubuh hewan air, karena kecepatan pengambilan merkuri (up take rate) oleh organisme air lebih cepat dibandingkan dengan proses ekresi, yaitu karena metil-merkuri memiliki paruh waktu sampai beberapa ratus hari di tubuh hewan air, sehingga zat ini menjadi terakumulasi dan konsentrasinya beribu kali lipat lebih besar dibanding air disekitarnya. Bioakumulasi adalah peningkatan konsentrasi suatu zat sepanjang rantai makanan. Berikut ini adalah gambaran bagaimana perjalanan metil-merkuri dari air hingga masuk ke dalam tubuh manusia dan binatang : 1. Metil-merkuri di dalam air dan sedimen dimakan oleh bakteri, binatang kecil dan tumbuhan kecil yang dikenal sebagai plankton; 2. Ikan kecil dan sedang kemudian memakan bakteri dan plankton tersebut dalam jumlah yang sangat besar sepanjang waktu; 3. Ikan besar kemudian memakan ikan kecil tersebut, dan terjadilah akumulasi metil-merkuri di dalam jaringan. Ikan yang lebih tua dan besar mempunyai potensi yang lebih besar untuk terjadinya akumulasi kadar merkuri yang tinggi di dalam tubuhnya; 4. Ikan tersebut kemudian ditangkap dan dimakan oleh manusia dan binatang, menyebabkan metil-merkuri berakumulasi di dalam jaringannya. Ikan dapat mengabsorbsi metil-merkuri melalui makanannya dan langsung dari air dengan melewati insang. Oleh karena merkuri terikat dengan protein di seluruh jaringan ikan, termasuk otot, maka tidak ada metoda pemasakan atau pencucian ikan untuk mengurangi kadar merkuri di dalamnya. Pengaruh langsung pollutan terhadap ikan biasa dinyatakan sebagai lethal (akut), yaitu akibat-akibat yang timbul pada waktu kurang dari 96 jam atau sublethal (kronis), yaitu akibat-akibat yang timbul pada waktu lebih dari 96 jam (empat hari). Sifat toksis yang lethal dan sublethal dapat menimbulkan efek genetik maupun teratogenik terhadap biota yang bersangkutan. Pengaruh lethal disebabkan gangguan pada saraf pusat sehingga ikan tidak bergerak atau bernapas akibatnya cepat mati. Pengaruh sub lethal terjadi pada organ-organ tubuh, menyebabkan kerusakan pada hati, mengurangi potensi untuk perkembang-biakan, pertumbuhan dan sebagainya. Seperti peristiwa yang terjadi di Jepang, dimana penduduk disekitar teluk Minamata keracunan metil-merkuri akibat hasil buangan dari suatu pabrik. Metil-merkuri yang terdapat dalam ikan termakan oleh penduduk disekitar teluk tersebut. Ikan-ikan yang mati disekitar teluk Minamata mempunyai kadar metil merkuri sebesar 9 sampai 24 ppm.

Faktor-faktor yang berpengaruh di dalam proses pembentukan metil-merkuri adalah merupakan faktor-faktor lingkungan yang menentukan tingkat keracunannya. Merkuri yang diakumulasi dalam tubuh hewan air akan merusak atau menstimuli sistem enzimatik, yang berakibat dapat menimbulkan penurunan kemampuan adaptasi bagi hewan yang bersangkutan terhadap lingkungan yang tercemar tersebut. Pada ikan, organ yang paling banyak mengakumulasi merkuri adalah ginjal, hati dan lensa mata. Toksisitas logam-logam berat yang melukai insang dan struktur jaringan luar lainnya, dapat menimbulkan kematian terhadap ikan yang disebabkan oleh proses anoxemia, yaitu terhambatnya fungsi pernapasan yakni sirkulasi dan eksresi dari insang. Unsur-unsur logam berat yang mempunyai pengaruh terhadap insang adalah timah, seng, besi, tembaga, kadmium dan merkuri. Keracunan merkuri pertama sekali dilaporkan terjadi di Minamata, Jepang pada tahun 1953. Kontaminasi serius juga pernah diukur di sungai Surabaya, Indonesia tahun 1996. Pengaruh pencemaran merkuri terhadap ekologi bersifat jangka panjang, yaitu meliputi kerusakan struktur komunitas, keturunan, jaringan makanan, tingkah laku hewan air, fisiologi, resistensi maupun pengaruhnya yang bersifat sinergisme. Sedang pengaruhnya yang bersifat linier terjadi pada tumbuhan air, yaitu semakin tinggi kadar merkuri semakin besar pengaruh racunnya. Metil-merkuri diketahui mengganggu perkembangan janin, mengakibatkan cacat lahir pada janin yang ibunya terpajan merkuri. Pengaruh dari toksisitas merkuri terhadap tubuh antara lain : kerusakan syaraf, termasuk menjadi pemarah, paralisys, kebutaan atau ganguan jiwa, kerusakan kromosom dan cacat bayi dalam kandungan. gejala-gejala ringan akibat keracuna merkuri adalah depresi dan suka marah-marah yang merupakan sifat dari penyakit kejiwaan, sakit kepala, sukar menelan, penglihatan menjadi kabur, daya dengan menurun, merasa tebal di bagian kaki dan tangannya, mulut terasa tersumbat oleh logam, gusi membengkak dan disertai diare, lemah badan, dan cacat pada janin manusia. Merkuri dengan konsentrasi tinggi kadang kala di dapatkan di perairan dan jaringan ikan yang berasal dari pembentukan ion monoetil merkuri yang larut, CH3Hg+ dan (CH3)2 Hg, oleh bakteri anaerobik di dalam sedimen, merkuri dari senyawa-senyawa ini menjadi pekat di dalam lemak jaringan ikan (penguat biologis) dapat mencapai 103. Sebagai hasil dari kuatnya interaksi antara merkuri dan komponen tanah lainnya, penggantian bentuk merkuri dari satu bentuk ke bentuk lainnya selain gas biasanya sangat lambat. Proses methylisasi merkuri biasanya terjadi di alam di bawah kondisi terbatas, membentuk satu dari sekian banyak elemen berbahaya, karena dalam bentuk ini merkuri sangat mudah terakumulasi pada rantai makanan. Karena berbahaya, penggunaan fungisida alkylmerkuri dalam pembenihan tidak diizinkan di banyak negara. Bahaya Penggunaan Tambalan Gigi Perak Tambalan gigi berwana perak mungkin berbahaya bagi wanita hamil, janin dan anak-anak karena kandungan Merkuri di dalam tambalan gigi tersebut, demikian yang dikatakan Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika (FDA) dalam pernyataannya beberapa waktu lalu. Pernyataan ini

dikeluarkan setelah menyelesaikan sebuah tuntutan perkara yang diajukan oleh beberapa pengacara konsumen. FDA mengeluarkan pesan peringatan bagi para konsumen mengenai resiko penggunaan tambalan silver pada gigi di situs web FDA. Pada Juli 2009, FDA engeluarkan aturan-aturan yang lebih spesifik mengenai tambalan gigi yang mengandung Merkuri. Sudah menjadi rahasia umum bahwa ada jutaan masyarakat di dunia yang memiliki tambalan logam dengan kandungan Merkuri di mulut mereka. Tambalan jenis ini disebut Amalgam. Amalgam dapat menghasilkan efek racun pada sistem saraf janin dan anak-anak. Amalgam merupakan tambalan gigi yang sering dipakai dan sudah digunakan selama lebih dari 150 tahun. Merupakan campuran merkuri dengan sedikitnya satu jenis logam lain. Saat ini, tambalan amalgam terkomposisi dari 40% Merkuri, dan 60 persen bubuk di mana bubuk ini terbuat dari campuran Perak (sekitar 62%), Timah (sekitar 26%), tembaga (sekitar 10%) dan besi (2%). Amalgam memiliki banyak keuntungan dibanding bahan tambalan lain, seperti biaya yang rendah, kekuatan, daya tahan, dan efek kekebalan terhadap bakteri. Yang disayangkan dari penggunaan Amalgam adalah tampilannya yang kurang menarik apabila dipasang di gigi depan dan kandungan Merkuri yang dimilikinya. Kekhawatiran mengenai kemungkinan dampak yang ditimbulkan Amalgam terhadap kesehatan gigi, menyebabkan para pakar gigi beberapa tahun ini sudah mengurangi penggunaan Amalgam pada tambalan gigi. Amalgam merupakan bahan penguat serbaguna dan digunakan dalam ilmu kedokteran gigi pada beberapa kasus. Harganya tergolong murah dan relatif mudah digunakan dan dimanipulasi selama proses pemasangan, setelah ditempelkan pada gigi dalam waktu singkat bahan tetap lunak sehingga dapat mengisi lubang dalam volume besar, kemudian nantinya bahan ini sendiri akan mengeras. Amalgam dikenal lebih awet dibanding bahan penguat lainnya, seperti bahan campuran. Rata-rata, Amalgam dapat bertahan hingga 10-12 tahun, sementara campuran lain hanya dapat bertahan separuh dari masa bertahan amalgam. Namun, dengan perbaikan terus-menerus dalam pengetahuan bahan campuran dan pemahaman yang lebih baik mengenai kepekaan teknik pemasangan, seharusnya perbedaan tersebut akan semakin berkurang. Tambalan Amalgam dikenal sebagai bahan dengan kandungan Merkuri rendah, dan kekhawatiran mengenai apakah hal ini berdampak pada kesehatan yang memburuk, seperti migrain, eretisme, dan pengerasan otak, semakin meningkat. Tahun 2008 ini, tambalan Amalgam sudah dibatasi penggunaannya di Swedia, Norwegia dan Finlandia, dewan FDA sendiri menolak untuk mengesahkan tuntutan keselamatan. (Epochtimes/val)

You might also like