You are on page 1of 7

lemak coklat pada bayi Peran Jaringan Lemak Coklat Pada Bayi (Oleh dr. H. H. Mohamad Sp.

A) Semua kegiatan dalam tubuh membutuhkan energi (tenaga), mulai dari proses pencernaan dan penyimpanan makanan sampai pada pembentukan dan kegiatan sel-sel. Energi dapat berasal dari pembakaran gula, lemak atau protein, tergantung dari kebutuhan dan persediaan energi. Kelebihan gula dalam darah dirubah oleh hormon insulin menjadi glikogen (glycogen) sehingga kadar gula darah tetap dalam batas-batas normal. Glikogen merupakan cadangan energi yang terutama disimpan dalam otot, jantung, dan hati. Kelebihan lemak dalam darah akan disimpan di jaringan lemak. Lemak merupakan cadangan energi terbesar. Jika cadangan energi dari glikogen hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh selama 24 jam, maka cadangan energi dari lemak dapat memenuhi kebutuhan energi tubuh untuk beberapa minggu. Dalam tubuh terdapat keseimbangan antara penggunaan energi asal lemak dan bukan asal lemak serta penggunaan energi yang sudah siap pakai dalam darah dan energi cadangan. Lemak dapat dibentuk dari sisa pembakaran gula dan protein. Karena lemak tidak larut dalam air, pembakaran lemak lebih stabil dan lebih dapat diandalkan daripada pembakaran gula yang larut dalam air. Oleh karena itu, jika ada beban pekerjaan yang lebih berat, jantung dan otot lebih banyak menggunakan energi yang berasal dari lemak. Ada 2 jenis jaringan lemak. Jaringan lemak putih dan jaringan lemak coklat. I. Jaringan lemak putih (White Adipose Tissue) menyimpan lemak dalam selnya sebagai cadangan energi, tersebar diseluruh tubuh, terutama dirongga perut dan jaringan dibawah kulit. II. Jaringan lemak coklat (Brown Adipose Tissue), terutama terdapat pada bayi yang lahir cukup bulan dan terbatas hanya dijaringan bawah kulit leher dan punggung. Jaringan ini makin berkurang dan menyusut pada anak yang lebih besar dan hanya tertinggal sedikit pada orang dewasa. Setelah O. Lindberg meneliti dan menulis buku berjudul Brown Adipose Tissue (1970), penelitian mengenai jaringan lemak coklat mulai dapat perhatian para peneliti. Baru belakangan ini (JE Silva, 1997), fungsi jaringan lemak coklat dipelajari lebih mendalam dan dianalisa lebih luas antara lain oleh JS Flier (2001) dan JE Silva (2003). Dalam sel jaringan lemak coklat, cadangan energi dirubah menjadi panas. Keistimewaan lain dari jaringan ini adalah selnya dapat menyimpan sampai 40% dari lemak bayi. Kenaikan suhu tubuh oleh jaringan ini dapat sampai 3 kali lipat dibandingkan dengan kenaikan suhu akibat berolah raga.Kenaikan suhu oleh produksi panas sel lemak jaringan lemak coklat ini adalah penyesuaian terhadap suhu udara yang dingin dan akibat makan berlebihan, tanpa melibatkan kegiatan otot (dalam keadaan istirahat). Dengan demikian, bayi tidak mudah kedinginan dan sebaliknya mudah kepanasan. Dibandingkan dengan orang dewasa muda, perbedaan daya tahan bayi terhadap udara dingin adalah kurang lebih 5 derajat Celcius dan sebaliknya terhadap udara panas. Jadi, jika orang dewasa pada suhu udara 20 derajat Celcius sudah kedinginan, bayi belum merasakan kedinginan karena untuk bayi, suhu udara 20 derajat Celcius terasa hanya 25 derajat Celcius. Sebaliknya, jika orang dewasa pada suhu udara 25 derajat Celcius merasa cukup dingin, bayi sudah kepanasan karena terasa sama dengan suhu udara 30 derajat Celcius. Perlakuan dan pemahaman masyarakat terhadap bayi selama ini hampir semuanya terbalik, karena belum mengetahui peran jaringan lemak coklat yang baru terkuak tahun 70-an dan sampai sekarang masih diteliti perannya terhadap fungsi tubuh lainnya. Jaringan lemak coklat dapat membuang kelebihan energi misalnya akibat makan berlebihan dengan membakarnya menjadi panas. Pada tikus, kekurangan jaringan lemak coklat dapat menyebabkan obesitas (kegemukan) dan penyakit diabetes (kencing manis). Berikut ini adalah kesalahan dan kebiasaan masyarakat yang justru menyiksa bayi, bahkan dapat mengakibatkan bayi sakit:

1. Karena takut bayi kedinginan, bayi diberi baju hangat, selimut, topi, sarung tangan sampai kaos kaki tebal. Akibatnya, bayi akan menangis terus karena tersiksa akibat terlalu kepanasan. Selain itu akibat terlalu banyak mengeluarkan keringat, bayi kehilangan banyak air dengan garam-garamnya menyebabkan haus dan badanpun menjadi lemah sehingga mudah terkena penyakit batuk-pilek. 2. Karena takut bayi kedinginan, bayi diberi minyak telon atau minyak kayu putih. Bayi sudah kepanasan, dipanasi lagi! Selain itu, karena kulit bayi sangat halus, minyak-minyak pemanas kulit akan membakar kulit bayi sehingga bayi merasa tersiksa. Kulit bayi terlihat merah dan setelah beberapa hari menjadi kehitaman seperti hangus. 3. Karena takut bayi kedinginan, bayi dibedong, dibungkus dengan kain tebal 4. Karena takut bayi kedinginan dan masuk angin, pintu, jendela bahkan lubang angin ditutup dan dilarang memakai kipas angin dan takut menggunakan AC. 5. Karena takut bayi kedinginan, bayi harus mandi dengan air hangat dan minum susu hangat. Bayi akan merasa nyaman kalau tidak merasa kepanasan, meskipun dalam ruang ber-AC bayi belum merasa kedinginan, tidak perlu memakai baju panas apalagi selimut. Ruangan tanpa AC, harus mempunyai ventilasi yang cukup dan tujuan utama kipas angin adalah memasukan hawa segar dari luar kedalam ruangan. Bayi tidak merasa kedinginan, jadi tidak perlu dipanasi dengan minyak telon, meskipun sesudah mandi. Susu tidak perlu hangat terus. Bahkan, bayi yang sudah berumur beberapa bulan, lebih suka kalau susunya didinginkan di lemari es. Jangan bandingkan bayi dengan orang tuanya, apalagi dengan neneknya, jangan bilang saya saja sakit perut kalau minum susu dingin. Bayi sehat tidak akan sakit perut, kalau sakit perut jangan salahkan susu, tetapi obati sakit perutnya. Bayi sehat, kalau sudah bisa memilih, akan memilih mandi dengan air dingin, apalagi kalau udaranya panas, akan minta mandi lagi. Sekali lagi, jangan bandingkan bayi dengan orang dewasa, apalagi dengan orang yang sudah tua.

KOMPAS.com Penelitian terbaru menunjukkan, sejenis lemak baik yang disebut brown fat mungkin dapat dijadikan salah satu solusi memerangi obesitas di masa depan. Menurut hasil riset terbaru, lemak coklat ini bekerja lebih aktif pada anak-anak bertubuh ramping. Pada anak-anak dengan indeks masa tubuh (body mass index/BMI) yang tinggi, kadar lemak coklat relatif lebih sedikit. Brown fat merupakan salah satu jenis jaringan lemak yang dapat membakar kalori untuk menghasilkan panas. Menurut Dr Aarun Cypess, peneliti dari Joslin Diabetes Center, Boston AS, ditemukannya cara aman untuk meningkatkan aktivitas jenis lemak ini mungkin dapat menjadi salah satu cara memerangi obesitas. "Meningkatkan jumlah lemak coklat pada anak-anak mungkin menjadi pendekatan efektif untuk memerangi meningkatnya obesitas dan diabetes pada anak-anak," kata Cypess. Awalnya, lemak coklat diketahui hanya ditemukan pada bayi dan anak-anak. Tetapi, studi lain yang dilakukan oleh peneliti yang sama menunjukkan bahwa lemak coklat juga aktif secara metabolik pada orang dewasa.

Lemak coklat ditemukan antara 3 hingga 7,5 persen pada orang dewasa, di mana kadar yang lebih tinggi terdapat pada perempuan. Lemak coklat akan meningkat pada usia pubertas dan setelah itu akan mengalami penurunan, kata para peneliti. Penelitian terbaru melibatkan 172 anak-anak yang berusia antara 5 dan 21 tahun. Mereka menggunakan positron emission tomography (PET) scan untuk mengukur jumlah dan aktivitas lemak pada anak. Hasilnya, ditemukan lemak coklat terdeteksi sebanyak 44 persen ada pada anak-anak dengan jumlah yang hampir sama baik untuk anak perempuan dan laki-laki. Anak usia 13-15 tahun memiliki persentase dan aktivitas lemak coklat paling tinggi. Tetapi, di samping itu ada hubungan terbalik antara BMI dan aktivitas lemak coklat, yang berarti bahwa anak-anak dengan badan lebih ramping (tidak gemuk) aktivitas lemak coklat jauh lebih tinggi. Untuk orang dewasa, lemak coklat akan lebih aktif dalam cuaca dingin, tetapi pada anak-anak, suhu di luar ruangan tidak berpengaruh pada aktivitas lemak coklat. Energi dan obesitas Para peneliti menyatakan, lemak coklat memainkan peran penting dalam metabolisme anak-anak, energi, dan pengaturan berat badan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bagaimana cara meningkatkan aktivitas lemak coklat tanpa menggunakan obat, misalnya dengan mengatur suhu ruangan di rumah menjadi lebih dingin untuk anak-anak obesitas. Di samping itu, makanan tertentu yang bisa memainkan peran dalam meningkatkan kadar lemak coklat, kata peneliti. Meski begitu, Cypess mengatakan, sampai saat ini belum diketahui apakah benar ada hubungan antara anak dan badan yang ramping cenderung memiliki kadar lemak coklat yang lebih banyak. "Itu masih menjadi pertanyaan. Tapi kita tahu bahwa lemak coklat adalah komponen penting untuk anak dan juga dalam metabolisme orang dewasa," tutupnya.

Bayi Tak Butuh 'Kehangatan' Berlebihan author : K. Tatik Wardayati Wednesday, 01 June 2011 - 12:41 pm Niat mulia tak selamanya berbuah positif. Memberi kehangatan berlebihan pada bayi, misalnya, bisa jadi bumerang. Selama ini orangtua begitu takut bayinya kedinginan, sehingga merasa perlu mempersenjatai putra-putri tersayang dengan baju hangat, selimut, topi, sarung tangan, sampai kaus kaki tebal. Bahkan ada orangtua yang sampai menutup rapat-rapat pintu, jendela, lubang angin, melarang pemakaian kipas angin, mematikan AC, hanya agar bayinya selamat dari bahaya "masuk angin". Tak ketinggalan, kebiasaan membaluri minyak telon atau minyak kayu putih di tubuh bayi. Padahal di samping bikin kepanasan, minyak-minyak itu juga bisa mengubah kulit bayi menjadi kehitaman dan hangus. Pendek kata, banyak orangtua tak sadar, kepungan "sarana dan prasarana penghangat" justru menjadi penyebab bayi menangis lantaran kegerahan. Gerah membuat bayi banyak mengeluarkan keringat, sehingga kehilangan banyak air dengan garamgaramnya. Alhasil, dia jadi gampang haus, badan lemah sehingga mudah terkena batuk-pilek. Jadi,

banyak orangtua (mungkin termasuk Anda) selama ini memperlakukan bayinya secara salah alias salah kaprah? Begitulah kira-kira. Mengapa? Karena bayi punya jaringan asam cokelat! Begini penjelasannya. Setiap manusia butuh energi untuk melakukan beragam aktivitas. Energi itu datang dari hasil pembakaran gula, lemak, maupun protein. Kelebihan gula dalam darah, misalnya, diubah oleh hormon insulin menjadi glikogen, sehingga kadar gula darah tetap dalam batas-batas normal. Glikogen ini menjadi cadangan energi yang terutama disimpan di dalam otot, jantung, dan hati. Cadangan energi glikogen hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh selama 24 jam. Hal ini berbeda dengan cadangan energi dari lemak yang dapat memenuhi kebutuhan energi tubuh selama beberapa pekan. Karena tidak larut dalam air, pembakaran lemak jadi lebih stabil dan lebih dapat diandalkan ketimbang pembakaran gula yang larut dalam air. Itu sebabnya, jika ada beban pekerjaan nan berat, jantung dan otot lebih banyak memakai energi dari lemak. Selanjutnya, kelebihan lemak dalam darah akan disimpan di jaringan lemak. Jaringan lemak sendiri ada dua macam. Pertama, jaringan lemak putih yang menyimpan lemak dalam selnya, dan tersebar di seluruh tubuh, terutama rongga perut dan jaringan di bawah kulit. Kedua, jaringan lemak cokelat, terutama terdapat pada bayi yang lahir cukup bulannya dan terbatas ada di jaringan bawah kulit leher dan punggung. Jaringan lemak cokelat ini makin berkurang dan menyusut pada anak yang lebih besar dan hanya tertinggal sedikit pada orang dewasa. Dia bisa membuang kelebihan energi, misalnya akibat makan berlebihan, dengan membakarnya menjadi panas. Keistimewaan lain, selnya dapat menyimpan sampai 40% lemak bayi. Kenaikan suhu tubuh oleh jaringan ini bisa mencapai tiga kali lipat ketimbang kenaikan suhu yang disebabkan aktivitas olahraga. Jelas sudah, dengan bekal jaringan lemak cokelatnya, bayi tidak mudah kedinginan. Sebaliknya, mudah kepanasan. Dibandingkan dengan orang dewasa muda, daya tahan bayi terhadap udara dingin lebih tinggi sekitar 5oC. Jadi, jika orang dewasa sudah menggigil pada suhu 20oC, bayi tidak merasakan hal yang sama. Buat bayi suhu 20oC setara dengan 25oC. Sebaliknya, suhu 25oC yang cukup dingin buat orang dewasa bisa bikin bayi kegerahan. Sebab, 25oC-nya orang dewasa sama dengan 30oC-nya bayi. Itu sebabnya, meski berada di ruang ber-AC, bayi belum tentu kedinginan. Juga tak perlu dipanasi dengan minyak telon atau minyak kayu putih. Susu pun tidak perlu selalu dicampur air hangat. Bayi berumur beberapa bulan bahkan lebih suka susunya didinginkan di lemari es. Kalau boleh memilih, bayi pasti lebih suka mandi dengan air dingin, apalagi kalau udara sedang panas. Kesimpulannya, jangan membandingkan kondisi bayi dengan kita, orang dewasa!

Lima puluh gram lemak coklat aktif menyumbang 20% energi saat anda beristirahat. Jika anda menambahkannya, hingga 400 sampai 500 kalori per hari, ungkap Aaron Cypress dari the Joslin Diabetes Center di Boston yang memimpin penelitian. Dia menambahkan, secara teori hasil penelitian yang dilakukan membuka kemungkikan perawatan baru untuk melawan diabetes dan obesitas. Dr. Kirsi Virtanan dari Universitas Turku, Finlandia dan rekannya menggunakan positron emisi tomografi, yang dikenal sebagai PET Scan, untuk menemukan lemak coklat aktif pada lima relawan dan juga untuk mengambil contoh dari dua jenis lemak. Lemak coklat menjadi lebih aktif ketika relawan dalam keadaan dingin. Jika lapisan lemak coklat aktif, ini dapat membakar sejumlah energi kira-kira 4.1 kg dari lapisan lemak dalam setahun, ungkap peneliti.

hipotermi pada neonatus keseimbangan suhu pada neonatus diatur oleh dua komponen, yaitu lemak pada lapisan subkutan dan lemak cokelat yang terletak di sekitar kelenjar adrenal, ginjal, tengkuk, daerah skapula dan aksila. metabolisme pada lemak cokelat ini menghasilkan panas, sehingga darah yang mengalir melewati lemak cokelat (brown fat) akan menjadi hangat. Neonatus rentan mengalami hipotermia karena permukaan yang lebih besar dari massa tubuhnya.Neonatus yang memiliki berat badan lebih ringan akan semakin rentan mengalami hipotermi, karena cadangan lemak subkutan dan lemak cokelat lebih sedikit. kehilangan panas pada neonatus dapat melalui beberapa cara, yaitu 1. evaporasi, evaporasi cairan amnion dari permukaan kulit 2. konduksi, kontak dengan objek dingin, seperti pakaian dll 3. konveksi, pajanan oleh udara dingin yang menggantikan udara hangat disekitar bayi 4. radiasi, pengaruh benda dingin, seperti dinding yang dingin

neonatus dapat dikatakan suhu tubuhnya normal, jika temperatur aksilanya 36,5-37,5 derajad celsius. Pada hipotermia suhu dibawah 36,5 derajad celsius. Stress dingin 36,0-36,4 derajad celsius. Hipotermia sedang 32,0 -35,9 derajad celsius Hipotermia berat < 32,0 derajad Celsius penanganan untuk meminimalisisr hipotermi pada bayi yang biasa disebut dengan konsep rantai hangat : 1. ruang persalinan yang hangat 2. resusitasi yang hangat 3. pengeringan segera cairan amnion 4. kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya 5. ASI 6. menunda memandikan dan penimbangan 7. pakaian dan lokasi tidur yang layak 8. rawat gabung 9. transportasi gabung 10. pelatihan / penanganan tenaga kesehatan. tanda dan gejala Hipotermi :

vasokonstriksi perifer

1. Akrosianosis 2. Ekstrimitas yang dingin 3. penurunan perfusi perifer

Depresi sistem saraf pusat

1. 2. 3. 4.

Letargi Bradikardi apnoe intoleransi makanan Metabolisme yang meningkat

1. Asidosis metabolik 2. hipoglikemia 3. hipoksia

peningkatan tekanan arteri pulmonalis

1. distress 2. takipnoe

tanda-tanda kronik

1. berat badan yang turun 2. penambahan berat badan yang kurang Managemen hipotemia, dalam lingkungan pusat pelayanan kesehatan, diagnosis hipotermia dilakukan dengan mencatat suhu tubuh yang sebenarnya, yaitu dengan pengukuran dengan termometer rektal. Suhu rektal sangat akurat, di lakukan pada pusat panas tubuh. Untuk mengetahui perkembangan, pantau temperatur setiap 0,5 jam sekali sampai suhu tubuh mencapai 36,5 derajad celsius. Kemudian setiap jam untuk 4 jam kemudian, 2 jam sekali untuk 12 jam kemudian, dan 3 jam sekali untuk perawatan rutin. Hipotermia sedang (>32-<36), kontak kulit sebaiknya dilakukan diruangan tempat tidur yang hangat . penggunaan wamer atau inkubator dapat pula dilakukan. pemantauan setiap 15- 30 menit sekali. Hipotermia berat (>32), dapat menggunakan inkubator yang dipanaskan dengan suhu (34-36derajad celsius) dan jika suhu bayi sudah naik menjadi 34 derajad celsius, maka panas inkubator harus dikurangi. dapat pula menggunakan lampu pijar 200 watt atau lampu infra merah. penulis : Prof. dr. Rulina suradi, Sp A (K) , IBCLC Referensi :Medicinal :jurnal kedokteran Indonesia Vol 3 Edisi IX 15 Mei 2010.

You might also like