You are on page 1of 11

Ilmu Komunikasi | Tugas Komunikasi Sosial Pembangunan

Copyright faizal faizal_oktaf@webmail.umm.ac.id http://faizal.student.umm.ac.id/2011/01/03/tugas-komunikasi-sosial-pembangunan/

Tugas Komunikasi Sosial Pembangunan


COPOG Communication of People for Growth (Kegiatan dilaksanakan di Kelurahan Mulyo agung)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI. i KATA PENGANTAR........................................................................................... ii I. PENDAHULUAN................................................................................... 1 I.1 Latar Belakang Potensi.......................................................... 1 I.2 Permasalahan (Keistimewaan Potensi)....................................... 2 I.3 Tujuan Komunikasi Pembangunan......................................... 3 I.4 Karakteristik Sasaran Pembangunan.............................................. 4 I.5 Desain Strategi Komunikasi................................................... 6 1.6 Rancangan Biaya Program......................................... 17 1.7 Gambaran Proses Penerapan Desain ............................................` 17 1.8 Luaran yang diharapkan .......................................................... 18 II. LAMPIRAN. .................................................................. 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas rahmatnya, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami ucapkan terima kasih atas bimbingan Ibu. Winda Hardyanti, S. Sos selaku dosen komsospem sekaligus pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan dan koreksi dalam tugas kami dengan judul Potensi Kelurahan dalam Sengelola Sampah serta dalam penyusunan laporan ini. Laporan ini diharapkan dapat membantu kami dan pembaca untuk lebih mengetahui tentang sampah yang tidak berguna menjadi sesuatu (barang) yang mempunyai nilai jual tinggi. Sebagai penulis kami menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat menjadi lebih baik dalam penyusunan yang akan datang.

Malang, 28 Desember 2010

Tim Penyusun

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi

Sampah merupakan material sisa hasil proses suatu aktifitas baik karena kegiatan industri, rumah tangga, maupun aktifitas manusia lainnya dan sampah selalu menjadi masalah lingkungan yang mengglobal. Sampah sudah menjadi masalah yang semakin serius di kota-kota di Indonesia. Pertambahan penduduk dan proses urbanisasi yang terus berlangsung merupakan akibat terus bertambahnya kuantitas sampah. Penggunaan teknologi yang masih sangat minim membuat laju proses sampah dengan pertambahan sampah tidaklah seimbang. Jumlah sampah yang masuk lebih besar ketimbang jumlah sampah yang berhasil diproses.

Berbagai kegiatan manusia menghasilkan sampah. Sampah dihasilkan di daerah permukiman, pasar, pertokoan, fasilitas sosial, dan kegiatan industri. Permukiman penduduk merupakan penyumbang sampah terbesar yang berupa buangan padat

page 1 / 11

Ilmu Komunikasi | Tugas Komunikasi Sosial Pembangunan


Copyright faizal faizal_oktaf@webmail.umm.ac.id http://faizal.student.umm.ac.id/2011/01/03/tugas-komunikasi-sosial-pembangunan/
yang berasal dari sisa sayuran, buah-buahan, makanan, serta sampah anorganik seperti plastik, kertas, logam, dan lain-lain. Volume sampah yang besar dan beranekaragam jenisnya, jika tidak dikelola dengan baik dan benar sangat berpotensi menimbulkan permasalahan yang kompleks dan serius.

Peningkatan jumlah sampah yang ada juga tidak diikuti dengan pengelolaan sampah yang lebih baik. Umumnya kota-kota di Indonesia belum mampu mengangkut seluruh sampah yang dihasilkan oleh masyarakat karena keterbatasan dana, sarana, sumberdaya manusia, teknologi pengolahan, manajemen, dan berbagai hal lainnya. Sistem pengelolaan yang ada saat ini masih tersentralisasi di tingkat Kabupaten atau Kota yang berujung pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Sampah dari seluruh masyarakat Kabupaten atau Kota langsung diangkut dari permukiman sumber sampah ke TPA. Pengelolaan sampah di TPA pun bersifat terbuka, sampah yang masuk oleh kendaraan pengangkut dan masyarakat tanpa izin dan yang keluar oleh pemulung atau orang yang ingin memanfaatkan sampah tersebut tidaklah tertata dengan baik dan benar.

Tingginya laju pertambahan sampah membuat sampah tidak seluruhnya dapat ditangani oleh pemerintah baik di tiap sumber sampah maupun di TPA. Sampah ini akan menumpuk dan berpotensi untuk dibuang ke sungai atau dibakar. Sisa sampah yang menumpuk dapat menjadi sumber penyakit, sumber pencemaran, dan mengganggu estetika lingkungan.

B. Permasalahan (Keistimewaan Potensi)

Sekarang banyak masyarakat sadar akan manfaat sampah. Selain itu, masyarakat sudah bisa memilah-milah sampah basah, kering, maupun yang lain. Dengan demikina membuat kita lebih mudah mengembangkan potensi tersebut. Masyarakat sudah mendapat sosialisasi sehingga kami lebih mudah mudah mnegajarkan masyarakat akan manfaat sampah. Membicarakan sampah pasti tidak lepas dari pemulung. Pemulung di desa Mulyo Agung sudah dikelola oleh pemerintah setempat. Semua pemulung sudah diberikan tempat khusus yang nyaman. Mereka sudah diberikan tempat yang dekat dengan kerjaannya, yaitu pembuangan sampah. Bagi yang pemulung yang sudah lama akan dipindah menjadi anggota kebersihan, akhirnya tidak ada pemulung yang jalan-jalan maupun cari di mana-mana. Sistem pengelolaan sampah yang ada saat ini adalah pemanfaatan TPA sebagai satu-satunya sebagai tempat pembuangan seluruh sampah rumah tangga, industri, pasar, dan pertokoan. Sampah dari berbagai sumber langsung diangkut ke TPA dan tidak ada proses pemanfaatan dan pengurangan sampah yang sebelum sampai ke TPA. Sistem ini membutuhkan areal TPA yang sangat luas untuk menampung seluruh sampah yang masuk. Tingginya laju sampah masuk ke TPA ketimbang sampah yang sudah diproses membuat areal TPA dalam jangka panjang harus lebih luas. Masyarakat di sekitar pun menjadi penerima efek negatif dari keberadaan TPA. Proses pengangkutan sampah dari berbagai wilayah baik perumahan, industri, pasar atau pertokoan membutuhkan biaya operasional yang besar. Hal ini karena volume sampah yang harus diangkut semakin banyak tetapi kendaraan memiliki yang kapasitas tetap dan penyusutan kendaraan yang tinggi. Jarak antara wilayah penghasil sampah dengan TPA yang relatif jauh membuat proses pengelolaan sampah berjalan tidak efektif dan efisien. Selain itu, banyak sampah yang berserakan di jalan-jalan maupun tempat-tempat umum. Sehingga membuat pemandangan menjadi kotor dan mengurangi keindahan tempat tersebut. Kebanyakan orang-orang kurang sadar akan kebersihan padahal ditempat tersebut sudah ada tulisan jagalah kebersihan dan kebersihan sebagian dari iman. Dari semua sampah yang berserakan bagaimana sampah itu bisa digunakan kembali atau di jadikan suatu kreatifitas para masyarakat maupun pemulung. Selain itu, untuk menjaga kebersihan dan membuat pemandangan lebih bersih. Sistem pengelolaan yang ada saat ini kurang memberikan kesadaran kepada masyarakat akan nilai sampah dan lingkungan sekitarnya. Masyarakat hanya mengetahui membayar biaya retribusi, membuang sampah, diangkut oleh petugas, dan selesai. Kesadaran akan sampah yang memiliki nilai tambah pun masih kurang. Sampah memiliki nilai ekonomi yang besar jika dimanfaatkan secara maksimal. Akan tetapi hanya sebagian kecil dari masyarakat yang memanfaatkan nilai dari sampah tersebut baik digunakan untuk bahan kerajinan, pupuk organik, dan manfaat lainnya. Kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungannya pun masih kurang karena ketidakterlibatan masyarakat secara langsung terhadap sampah tersebut. Dari uraian diatas didapat permasalahan dalam pengelolaan sampah, yaitu: 1. Bagaimana tingkat efisiensi dan efektifitas pengelolaan sampah di Mulyo Agung? 2. Bagaimana sistem pengelolaan sampah yang lebih efisien dan efektif ? 3. Sistem pengelolaan seperti apakah yang efisien dan efektif untuk menangani permasalahan sampah? 4. Bagaiamana cara menyadarkan para masyarakat maupun pemulung untuk membuat sampah tersebut lebih berguna dengan cara pengolahan yang sederhana? 5. Bagaimana kerajinan bahan daur ulang dapat menjadi solusi untuk menanggulangi masalah sampah? 6. Dapatkah kerajinan bahan daur ulang menjadi solusi alternatif sebagai peluang usaha dan kesempatan kerja bagi masyarakat? Bagaimana memberikan ide alternatif pengelolaan sampah yang lebih efisien dan efektif dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan kepada para pemulung. 7. Bagaimana caranya masyarakat bisa membeda-bedakan Sampah tersebut? C. Tujuan Komunikasi Pembangunan berdasar pada upaya pengembangan potensi

page 2 / 11

Ilmu Komunikasi | Tugas Komunikasi Sosial Pembangunan


Copyright faizal faizal_oktaf@webmail.umm.ac.id http://faizal.student.umm.ac.id/2011/01/03/tugas-komunikasi-sosial-pembangunan/
Adapun tujuan dari karya tulis ini adalah: 1. Menganalisis tingkat efisiensi dan efektifitas pengelolaan sampah di Mulyo Agung. 2. Membandingkan sistem pengelolaan yang lebih efisien dan efektif dulu dengan sekarang. 3. Memberikan ide alternatif pengelolaan sampah yang lebih efisien dan efektif dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan kepada para pemulung? 4. Membantu pemberdayaan masyarakat miskin untuk lebih kreatif? 5. Menjadikan lingkungan lebih bersih dari sampah? 6. Mengetahui kerajinan bahan daur ulang dapat menjadi solusi untuk menanggulangi masalah sampah. 7. Memberikan solusi alternatif berupa pemanfaatan bahan daur ulang sebagai peluang usaha dan kesempatan bekerja bagi pemulung yang sudah dikelola oleh pemerintah. 8. Membantu dalam mengurangi pengangguran dan pemulung di Desa Mulyo Agung.

D. Karakteristik sasaran pembangunan Masyarakat yang kebanyakan berpendidikan tinggi membuat wilayah tersebut sepi akan aktivitas pada pagi hari. Masyarakat sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Misalnya, pekerja kantoran, dosen, guru, pelajar dan sebagainya. Selain itu, desa Mulyo agung banyak juga masyarakat pendatang membuat padat penduduk. Semakin besar aktivitas yang dilakukan otomatis hasilnya ialah dampak kebersihan. Khalayak yang terdiri dari petani, kerja kantoran, ibu rumah tangga, pasangan usia subur ataupun anak, maupun pendatang bukanlah tong penampung tempat segala teknologi baru ditumpahkan. Melainkan, mereka itu adalah katalis aktif yang harus dipenuhi kebutuhan-kebutuhannya, untuk bertahan hidup. Setiap hari, sampah dihasilkan lingkungan tempat dimana mereka berada, baik secara langsung atau tidak. Bila di biarkan begitu saja, maka kita adalah bagian dari manusia yang tidak peduli pada lingkungan, kita hanya dapat membuang tanpa ada daya analisa tentang manfaat dari sampah atau limbah tersebut. Penanggulang sampah, dapat di bakar atau dapat juga di manfaatkan untuk keterampilan yang mempunyai nilai jual. Keberadaan sampah di RT/RW maupun dusun seharusnya dapat di manfaatkan secerdas mungkin, dengan daur ulang dan merubahnya kepada sesuatu barang yang dapat menghasilkan Profit. Tentunya dengan berpatokan kepada prinsip kemitraan dengan para pemulung yang setiap harinya mengais rezeki dari sampah-sampah tersebut. Hal ini juga bisa di jadikan sebagai lahan pekerjaan bagi mereka. Masyaraka Mulyo Agung ada sekitar belasan keluarga yang menggantungkan sumber ekonominya dari memulung. Akan tetapi, pemerintah sudah memberi perhatian lebih. Pemerintah memberikan tempat khusus kepada pemulung. Selain itu, mereka juga dipekerjakan di bidang kebersihan, Sehingga pemulung disana semakin mengecil bahkan sampai tidak ada. Seperti kondisi ekonomi pemulung pada umumnya, mereka juga termasuk masyarakat yang secara ekonominya kurang mampu. Dengan tidak ada cara lain, mereka bekerja mencari sampah yang bisa dijual atau punya nilai jual. Misalnya, botol dan kaleng minuman, kertas, kerdus, besi maupun logam, dan barang yang lainnya yang punya nilai jual. Namun tidak cari-cari dijalanan karena sudah ada tempat pencariannya. Kondisi lingkungan tempat tinggal mereka sangat teratur dengan banyaknya tumpukan hasil pulungan yang tidak segera dijual karena menunggu banyak dulu. Mereka harus mencari barang pulungan yang banyak agar mendapatkan uang banyak pula, karena harga atau nilai pulungan tersebut harganya tidak seberapa jika dibandingkan banyaknya pulungan yang didapatkan. Dari segi pendidikan, para pemulung banyak yang buta aksara. Hal itu karena kurangnya pendidikan. Pendidikan mereka SD atau SMP tetapi itu tidak sepenuhnya mendukung menjadi pemulung. Akan tetapi, ekonomi yang kurang membuat mereka berhenti dan mencari kerja. Walaupun anak-anak mereka sekolah, tetapi sepulang sekolah mereka disuruh untuk membantu orang tua. Sehingga tidak ada waktu untuk belajar dan bermain. Malampun mereka berusaha bekerja untuk kebutuhan hidup dan seringkali anaknya dilibatkan dalam pencariannya. Dalam interaksi sosial dengan masyarakat dalam lingkungannya, mereka tidak berada dalam bagian-bagian strategis. Mereka hanya sering berkomunikasi antar sesama pemulung di tempat yang diberi oleh pemerintah. Mereka jarang sekali bersosialisasi dengan masyarakat lainnya. Karena setiap harinya mereka disibukkan dengan pekerjaan. Tanpa bekerja mereka tidak bisa memberi makan keluarganya. Sehingga mereka tidak mempunyai waktu yang banyak untuk mensosialisasikan diri dengan masyarakat setempat. Para pemulung terkadang dikucilkan dalam kehidupan sosial masyarakat sehingga membuat mereka tidak bisa berinteraksi sosial. Tidak jarang mereka kesusahan jika membaca tulisan dipintu gerbang atau dimulut gang buntu Pemulung Dilarang Masuk, Awas! Rombeng Dilarang Masuk. Kata-kata tersebut membuat mereka merasa dikucilkan dan tidak disenangi. Masyarakat sebagian besar beranggapan pemulung sesuatu yang patut dicurigai atau bahkan dimusuhi. Memang tidak bisa dipungkiri, pemulung ada juga yang sambil mencuri atau menggambil barang yang sekiranya belum dibuang oleh pemiliknya. Akan tetapi, pemulung di Mulyo Agung tidak begitu. Karena sudah diberdayakan oleh pemerintah setempat. Mereka sudah mendapat pendidikan atau pelatihan menjadi seorang yang ikut berpartisipasi dalam menjaga kebersihan. Sehingga pemerintah setempat mengambil tidakan yang baik dan yang seharusnya dilakukan, yaitu memperkerjakan mereka sebagai anggota kuning. Namun kalau kita cermati peran mereka dalam menjaga kebersihan lingkungan, aktivitas mereka itu memberikan sumbangsih yang sangat besar. Tidak bisa dibanyangkan seandainya tidak ada pemulung yang mau mengorek sampah sebagai sumber kehidupannya ditengah-tengah tumpukan sampah yang terkadang baunya membuat kita menutup hidung atau muntah. Pemulung dan sampah merupakan dua sisi fenomena yang selalu akrab dalam kehidupan kita. Satu sisi pemulung menjadi masalah sosial yang dekat dengan kemiskinan dan keberadaanya ditolak sebagian masyarakat kita. Sisi lainnya adalah sampah. Sampah ada dimana-mana. Sampah menjadi permasalahan yang sangat besar bagi masyarakat perkotaan. Dan sampah kalau diolah maka berguna untuk kehidupan manusia, sebaliknya sampah akan merusak lingkungan.

page 3 / 11

Ilmu Komunikasi | Tugas Komunikasi Sosial Pembangunan


Copyright faizal faizal_oktaf@webmail.umm.ac.id http://faizal.student.umm.ac.id/2011/01/03/tugas-komunikasi-sosial-pembangunan/
E. Desain strategi komunikasi Dalam penerapan komunikasi di beerbagai bidang pembangunan belakangan ini, dengan inisiatif telah digunakan pendekatan sistem guna menghasilkan progam komunikasi yang lebih efektif. Hal ini terutama berkat keikutsertaan ahli-ahli pendidikan dalam berbagai proyek komunikasi di berbagai tempat di berbagai negara negara berkembang. Pada pokoknya sistem merupakan suatu gambaran mental (mental construct) atau suatu cara dalam memandang dunia. Hampir semua dapat dipandang sebagai suatu sistem. Tubuh manusia, sel, pohon, pabrik sepatu, dan suatu program komunikasi, masing-masing dapat dilihat sebagai suatu sistem. Suatu sistem bisa bersifat mekanik, pasif, dan tidak mampu bereaksi terhadap lingkunganya (seperti sebuah jam) dapat pula reaktif dan di desain untuk mencapai suatu tujuan (seperti pesawat antariksa) atau dapat berputar dam menetapkan tujuan (seperti usaha bisnis). Suatu sistem, menerima pengaruh dari lingkunganya yang disebut sebagai input atau masukan yang kemudian mengolahnya output atau keluaran. Output ini merupakan produk, pelayanan, dan pengaruh yang disampaikan suatu sistem dengan tujuan mengubah lingkunganya. Menurut Bordenave (19..) suatu program komunikasi merupakan goal-establising system karena para perencananya merumuskan serangkain tujuan yang dapat mereka ubah manakala program sedang berjalan. Mereka juga dapat memilih dan menyesuaikan alat atau sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Penerapan konsep sistem dalam program komunikasi pembagunan memberikan manfaat sebagai berikut: (1) Dengan memandang kejadian-kejadian secara sistematik, mengungkapkan bagaimana berbagai aspek dari pembangunan saling berkaitan satu sama lainya. (2) Perhatian terhadap tujuan (objectives) yang inheren dalam pendekatan sistem membuat perencanaan komunikasi pembangunan lebih teliti dalam menganalisa masalah pada tahap perencanaan program-program komunikasi pembangunan. (3) Membawa pada kesadaran akan fakta bahwa program dan instusi pemerintahan merupakan subsistem dari suatu sistem yang lebih luas, sehingga tujuanya harus konsisten dan saling mendukung. Untuk melengkapai tugas ini kami perlu merumuskan suatu pendekatan dalam proses komunikasi antar manusia, yaitu sautu pendekatan konvergensi yang didasarkan pada model komunikasi yang sirkular, menggantikan, model linear yang umumnya dianut selama ini. Menurut para ahli, pendekatan konvergensi berarti berusaha menuju suatu pengertian yang lebih bersifat timbal balik di antara partisipan komunikasi dalam hal pengertian, perhatian, kebutuhan, ataupun titik pandang. Agar komunikasi pemnbangunan lebih berhasil mencapai sasarannya, serta dapat menghindarkan kemungkinan-kemungkinan efek yang tidak diinginkan, tentunya harus memper timbangkan hal-hal yang disorot tasi. Kesenjangan efek yang ditimbulkan oleh kekeliruan cara-cara komunikasi selama ini, menurut Rogers dan ashikarya (1978) dapat di[erkecil bila strategi komunikasi pembangunan dirumuskan demikian rupa, mencakup prindip-prindip brikut ini: Penggunaan pesan yang dirancang khusus untuk khalayak yang spesifik. Sebagai misal, bila hendak mengjangkau khalayak miskin pada perumusan pesan, tingkat bahasa, gaya penyajian, dan sebagainya, disusun begitu rupa agar dapat dimengerti dan serasi dengan kondisi mereka. Pesan yang kami sampaikan harus semenarik mungkin, bagaimana bahasa yang kita gunakan harus mengikuti bahasa sehari-hari masyarakat. Penggunaan bahasa yang tidak kaku mapun asing yang membuat masyarakat sulit untuk mengerti. Harus adanya pendekatan pribadi yang baik dan pendekatan budaya mereka. Gaya penyajian bahasa pesan harus tidak panjang lebar yang singkat beirisi serta mudah dipahami oleh masyarakat. Penyampainan pesan atau komunikasinya harus efektif sehingga ada timbal balik dari masyarakat. Selaku pelaksana kami harus mengerti kebutuhan dan keinginan mereka. Pendekatan ceiling dffect yaitu dengan mengkomunikasikan pesan-pesan yang bagi golongan tidak dituju (katakanlah golongan atas) merupakan redudansi (tidak lagi begitu berguna karena saudah dilampaui mereka) atau kecil manfaatnya, namun tetap berfaedah bagi golongan khalayak yang hendak dijangkau. Dengan cara lain, dimaksudkan, agar golongan khalayak yang benar-benar berkepentingan terdebut mempunyai kesempatan untuk mengejar ketertinggalannya, dan dengan demikian diharapkan dapat mempersempit jarak efek komunikasi yang disinggung dibagian atas tadi. Pendekatan ceiling effect di sini kami harus bisa mengerti keinginan dan kebutuhan semua masyarakat. Pesan-pesan yang tidak berguna kami usahakan dihilangkan agar tidak ada redudansi atar masyarakat golongan atas dengan golongan bawah. Penyampaian pesan tidak panjang lebar agar golongan atas bisa mengikuti dengan baik. Sedangkan ke golongan masyarakat bawah kami harus lebih menggunakan bahasa yang detail dengan sentuhan hati juga. Penggunan pendekatan narrow casting atau melokalisir penyampaian pesan bagi kepentingan khalayak. Lokalisasi di sini berarti disesuaikan penyampaian informasi yang dimaksud dengan situasi kesempatan di mana khalayak berada. Pemanfaatan saluran tradisional, yaitu berbagai bentuk pertunjukan rakyat yang sejak lama memang berfungsi sebagai saluran pesan yang akrab dengan masyarakat setempat. Selain itu, sa;uran tradisional yang kami gunakan dalam bentuk komunitas kesenian. Dalam kesenian tersebut kita masuki dengan pengenalan dan informasi tentang program ini. Pengenalan para pemimpin opini di kalangan lapisan masyarakat yang berkekurangan, dan meminta bantuan mereka untuk menolong mengkomunikasikan pesan-pesan pembangunan. Kami menyampaikan pesan kepada masyarakat glongan bawah menggunakan tempat yang tidak terlalu mewah yang penting bisa digunakan dan nyaman. Misalnya di kelurahan maupu tempat yang menurut masyarakat cocok. Akan tetapi, beda dengan masyarakat golongan atas kami harus menyediakan tempat yang layak, bersih, serta bagus. Karena mereka berpikir kalau kita tidak bagus pemilihan tempat maka selanjutnya juga tidak baik. Mengaktifkan keikut sertaan agen agen perubahan yang berasal dari kalanagan masyarakat sendiri sebagai petugas lembanga pembangunan yang beroerasi di kalanagan rekan sejawat mereka sendiri. Lain halnya dengan Agen perubahan. Kami menggunakan dua agen, yaitu ibu-ibu anggota PKK dan bapak-bapak anggota kesenian (tahlilan, pencak silat dan lain-lain). Mengapa kami memilih anggota PKK dan kesenian, karena mereka sering kali berinteraksi langsung dengan masyarakat dan sudah menjadi bagian dari masyarakat Mulyo Agung. Hal itu, harus kami dorong dengan mengikuti dan menjadi bagian di dalamnya agar tercipa keberhasilan yang maksimal. Diciptakan dan dibina cara-cara atau mekanisme bagi keikutsertaan khalayak (sebagai pelaku-pelaku pembangunan itu sendiri) dalam proses pembangunan, yaitu sejak tahap perencanaan sampai evaluasinya. Menurut AED (1985), ada empat strategi komunikasi pembanguan yang telah digunakan selama ini, tetapi kami menggunakan 2 strategi tersebut, yaitu:

page 4 / 11

Ilmu Komunikasi | Tugas Komunikasi Sosial Pembangunan


Copyright faizal faizal_oktaf@webmail.umm.ac.id http://faizal.student.umm.ac.id/2011/01/03/tugas-komunikasi-sosial-pembangunan/
1. strategi-stategi disain instruksional 2. strategi-strategi partisipatori Masingmasing strategi mencerminkan suatu rangkaian prioritas tertentu mengenai bagaimana menggunakan komunikasi untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan pembanguanan. Kategori ini sendiri tidak dimaksudkan dalam arti yang kaku, karena dalam kenyatannya bukan sedikit program komunikasi pembangunan yang merupakan gabungan dari beberapa strategi.

1. STRATEGI DISAIN INSTRUKSIONAL Yang mengunakan strategi ini pada umum adalah para pendidik. Mereka memfokuskan strateginya pada pembelajaran individu-individu yang dituju sebagai suatu sasaran yang fundamental. Strategi kelompok ini, mendasarkan diri pada teori-teori belajar formal, dan berfokus pada pendekatan system untuk pengembangan bahan-bahan (materials) belajar. Berkat keikutsertaan kalangan pendidikan tersebut di lapangan kegiatan ini, banyak pemahaman yang diperoleh mengenai evaluasi formatif, uji coba disain program berjenjang dan sebagainya. Para desainer instruksional merupakan orang-orang yang berorientasi rencana dan system. Kami pertama-tama melakukan identifikasi menganai: a. Tujuan yang hendak dicapai Dalam perumusan tujuan ini kami ada beberapa, tetapi itu tidak lepas dari motivasi dan edukasi masyarakat. Tujuan ini tidak sempurna, karena kami masih memperbaiki dan menyempurnakannya lagi. Sehingga kami terus berusaha memperbaikinya. Tujuan kami sebagai berikut: a. Lebih mengenalkan kepada masyarakat manfaat sampah. b. Menyadarkan masyarakat untuk lebih menjaga kebersihan lingkungan. c. Menumbuhkan kepada masyarakat kesadaran akan bahaya sampah. d. Mengajarkan masyarakat dalam memilah-milah sampah. e. Menjadikan sampah lebih bernilai secara ekonomi, sosial dan lain-lain. f. Membantu menanggulangi masalah pengangguran. g. Menumbuhkan sikap kreatif bagi pemulung maupun masyarakat dalam berwirausaha. h. Memfasilitasi potensi diri pemulung dan masyarakat dalam berkreasi. i. Membantu dalam menciptakan keindahan dan kebersihan lingkungan. b. Kriteria keberhasilan keberhasilan kami yaitu masyarakat bisa mandiri dan berwirausaha. Dari pelatihan dan keterampilan yang kami berikan. Itulah suatu keberhasilan yang kami inginkan. Selain itu, kami ingin masyarakat labih menyadari akan manfaat sampah dan menjaga kebersihan bersama. Dengan pelatihan atau sosialiasi kami ingin masyarakat mengerti akan dampak positif dan negatif sampah. Selaku pelaksana kami senang jika masyarakat mengikuti progam ini karena jika demikian maka kami berhasil menjalankan program ini. Dengan demikian masyarakat bisa membuka lapangan kerja sendiri dengan tidak harus punya modal banyak. Masyarakat sadar akan kebersihan lingkungan. Masyarakat mengerti bagaimana cara mengelola sampah yang baik. Dengan sampah mereka bisa mencukupi kehidupan masyarakat sendiri dan membuka peluang kerja sendiri. Kriteria lainnya, yaitu kami ingin menjalankan program ini pada anak-anak, untuk mengerti akan bahaya dan manfaat sampah. Jika itu bisa berjalan maka kami akan senang dan merasa puas terhadap kerja keras yang dilakukan selama ini. c. Pasrtisipan Masyarakat Mulyo Agung dari golongan bawah (pemulung) maupun golongan atas. Akan tetapi, kami menekankan atau memfokuskan pada masyarakat golongan bawah sebagai sasaran utama. Karena program ini diutamakan bagi masyarakat yang golongan bawah untuk membuka peluang usaha maupun berwirausaha sendiri. Di luar itu, kami ingin melatih anak-anak masyarakat Mulyo agung untuk menyadari indahnya menjaga kebersihan serta mempelajari manfaat sampah. Dengan cara melatih anak sejak dini. Karena kami ingin program ini berjalan terus menerus demi kebaikan bersama. d. Sumber-sumber Kami mendatangkan dua pemateri dan berbeda materi yang diberikan. Pemateri pertama memberikan motivasi berwirausaha sedangkan yang kedua memberikan cara pengelohahan sampah menjadi barang yang bernilai materi. Sekilas tentang materi kami mencari pemateri yang bisa beradaptasi dengan masyarakat atau sudah berpengalaman sehingga hasil yang kami dapatkan lebih baik. Selain itu, kami menggunakan para opini public untuk memeberi motivasi pada masyarakat setempat agar mengikuti program ini. Sumber yang lainnya kami mengambil dari guru ngaji (TPA) karena untuk melatih anak-anak juga. Kami memilih TPA yang banyak muridnya serta memilih pengajar yang berkualitas agar pesan yang disampaikan cepat diterima. Karena anak-anak tidak bisa memakai kekerasan maupun kurang sabar. Jadi kemungkinan kami mencari pengajar yang sabar serta pengasih yaitu wanita. e. Pendekatan dan Pendekatan yang kita gunakan, yaitu: a. Pendekatan yang ditandai dengan penekanan yang eksplisit pada gagasan untuk mengandalkan kemampuan diri sendiri (self reliance). Selain itu, pendekatan yang juga sedang menyusun bentuk secara utuh ini mencerminkan keinginan untuk secara strategik memadukan sejumlah ide yang berkaitan dengan pembangunan yang tumbuh belakangan ini. Adapun ide-ide yang kami dimaksud adalah: a. Memaksimalkan partisipasi masyarakat b. Memulai dan mendasarkan pembangunan pada masyarakat paling bawah (grassroot level) c. Pembangunan desa secara terpadu d. Penggunaan teknologi tepat guna (appropriate technology) e. Pemenuhan sejumlah kebutuhan dasar (basic needs). b. Kami juga menggunakan pendekatan penyuluhan dan pembangunan masyarakat.

page 5 / 11

Ilmu Komunikasi | Tugas Komunikasi Sosial Pembangunan


Copyright faizal faizal_oktaf@webmail.umm.ac.id http://faizal.student.umm.ac.id/2011/01/03/tugas-komunikasi-sosial-pembangunan/
a. Kami memanfaatkan lembaga pelayanan luar desa untuk penyampaian informasi pengolahan sampah maupun pengetahuan semua tentang sampah. b. Kemungkinan besar para anggota pasukan kuning. c. Selain itu, kami telah mencari dua pemateri yang telah dijelaskan diatas. d. Pembangunannya kami harus bekerja sama dengan program pemerintah yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat. c. Pendekatan selanjutnya ,yaitu: melalui media massa pendidikan. a. Pendekatan Melalui Media Massa Pendidikan ini kami gunakan juga untuk mengurangi buta aksara. b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang program ini. c. Pendekatan ini juga dikhususkan untuk melatih pengetahuan anak-anak akan sampah. Melalui membuat anak-anak tersebut bercerita maupun berdrama tentang sampah. d. Kami lakukan melalui sistem pendidikan terpadu. e. Menitik beratkan sasarannya pada usaha peningkatan informasi dan pengetahuan tentang pemberantasan buta huruf dan mengurangi kemiskinan. f. Yakni ada tiga tahap perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Perencanaan sudah ada diketerangan atas dan berjalan empat bulan. Untuk penerapan kami sudah menerapkan pada masyarakat Mulyo Agung dan khusunya pada masyarakat golongan bawah (pemulung). Implementasinya selama empat bulan mendatang kami melakukan pengawasan dan pemantauan secara menyeluruh. Selain itu, kami membuka sarana untuk menjadikan tempat untuk bertanya maupun solusi pada saat produksi berlanjut. Evaluasinya akan kami lakukan secara diskusi bersama antar pelaksana, pemerintahan setempat, dan masyarakat. Evaluasi ini bertujuan untuk menemukan masalah yang dihadapi oleh semua pihak yang terlibat. Apa solusi baik dan segera dilaksanakan. Kami tidak akan menemukan kekurangan dan kelbihan ini tanpa ada pendapat atau pengakuan dari sasaran. Kemudian memusyawarahkan yang terbaik untuk semua. Evaluasi ini kami setidaknya melakukan pengawasan dan pemantauan pada masyarakat yang menjadi sasaran. Karena takut ada permasalahan pada proses produksi dan bisa cepat terselesaikan dengan cara bertanya dan diberi pengetahuan lagi. Selain kegiatan utama yang sudah dipaparkan di atas, kami dalam melaksanakan progrma ini akan melakukan pengawasan secara terus-menerus terhadap peserta penerima pelatihan. Ini dilakukan untuk memastikan peserta bekerja sesuai dengan perencanaan awal.

1. Gambaran Proses Kinerja Kami

2. Gambaran proses penerapan, implementasi dan evaluasi

2. STRATEGI PARTISIPASI

Dalam strategi partisipasi ini, prinsip-prinsip dalam mengorganisir kegiatan adalah kerja sama komunitas dan pertumbuhan pribadi. Karena strategi ini cukup membuat kami kewalahan dalam mempengaruhi masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Akan tetapi kami tetap semangat dan bersabar pasti hasilnya lebih baik. Yang dipentingkan dalam strategi ini bukan pada berapa banyak informasi yang dipelajari seseorang melalui program komunikasi pembanguan, tapi lebih pada pengalaman keikutsertaan sebagai seseorang yang sederajat (ekual) dalam poswes berbagi pengetahuan dan keterampilan. Pelaksanaan strategi ini tercermin dalam bentuk-bentuk kegiatan pendidikan nonformal seperti program Pelatihan Pengolahan sampah pada masyarakat Mulyo Agung. Kami menggunakan strategi ini untuk memudahkan masyarakat menyerap materi yang telah diberikan. Selain itu, kami memberi pelatihan dan keterampilan dalam mengelola sampah pada masyarakat yang akan menjadikan sampah barang berharga serta punya nilai jual. Masyarakat diwajibkan mengikuti pelatihan tersebut untuk menambah pengetahuan akan sampah. Dan kami mengupayakan masyarakat senang dengan pelatihan tersebut. Agar Program ini bisa diterima khalayak setempat. Masyarakat diberikan motivasi untuk berwirausaha. Selain itu, mereka diberi pengetahuan dalam memilah sampah yang baik. Jadi kami tidak sulit untuk mngerjakan tugas selanjutnya. Akan tetapi itu butuh waktu yang relatif lama. Karena masyarakat yang masih sulit dan ragu akan program ini, kami harus sabar menghadapi dan memberi keyakinan pada mereka.

1. Identifikasi penataan institusional Memberdayakan masyarakat golongan bawah dan pemulung, menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan sampah. Meskipun sumbangsih masyarakat dan pemulung jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan volume sampah dan pembuang sampah. Namun, yang kecil itu kalau dikelola secara maksimal akan memberikan hasil yang cukup signifikan untuk mengatasi permasalahan sampah. Bagi pemulung, sampah merupakan sumber kehidupan mereka yang sangat berharga nilainya. Namun sampah dan pemulung selama ini hanyalah mesin uang bagi orang-orang yang bermodal untuk

page 6 / 11

Ilmu Komunikasi | Tugas Komunikasi Sosial Pembangunan


Copyright faizal faizal_oktaf@webmail.umm.ac.id http://faizal.student.umm.ac.id/2011/01/03/tugas-komunikasi-sosial-pembangunan/
dimanfaatkan kembali menjadi sesuatu yang berharga. Dalam hal ini, pemulung hanya mendapatkan bagian sedikit sekali dari usahanya bersusah payah di bawah terik matahari dan di atas gunungan sampah yang menyemburkan aroma sangat tidak sedap. Untuk itu, program ini akan memberikan pelatihan dan pengetahuan kepada para masyarakat maupun pemulung agar bisa memanfaatkan sendiri sampah yang dihasilkan dari aktivitas masing-masing masyarakat menjadi sesuatu yang berharga. Dengan pelatihan ini, mereka akan mendapatkan keahlian mandiri yang bisa mereka aplikasikan untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Pelatihan ini kami akan mencari pemateri tentang pemberdayaan sampah. Selain itu, mencari opini leader untuk menarik masyarakat yang sulit diajak dalam kegiatan ini. Serta kemungkinan kami akan memberikan sebuah bantuan teknis demi kelancaran program ini. 2. Perumusan tujuan Dalam perumusan tujuan ini kami ada beberapa, tetapi itu tidak lepas dari motivasi dan edukasi masyarakat. Tujuan ini tidak sempurna karena kami masih memperbaiki dan menyempurnakan lagi. Sehingga kami selalu memperbaikinya. Tujuan kami sebagai berikut: a. Lebih mengenalkan kepada masyarakat manfaat sampah. b. Menyadarkan masyarakat untuk lebih menjaga kebersihan lingkungan. c. Menumbuhkan kepada masyarakat kesadaran akan bahaya sampah. d. Mengajarkan masyarakat dalam memilah-milah sampah. e. Menjadikan sampah lebih bernilai secara ekonomi, sosial dan lain-lain. f. Membantu menanggulangi masalah pengangguran. g. Menumbuhkan sikap kreatif bagi pemulung maupun masyarakat dalam berwirausaha. h. Memfasilitasi potensi diri pemulung dan masyarakat dalam berkreasi. i. Membantu dalam menciptakan keindahan dan kebersihan lingkungan. j. Mengurangi masalah sampah di desa Mulyo Agung.

3. Identifikasi dan segmentasi masyarakat yang akan dijangkau Menurut survey kami sama bapak Arifin sekaligus Wakil Kepala Desa. Desa Mulyo Agung terbagi lima Dukuh. Dukuh nama lain dari Dusun, jadi terbagi lima bagian. Karena kebanyakan masyarakat asli bahasa Jawa jadi sering di sebut Dukuh. Dukuh tersebut berbeda-beda dan unik, masyarakatnya pun tidak sama dalam perilaku sehari-harinya. Dukuh tersebut antara lain: 1. Jetis 2. Sengkaling 3. Dermo 4. Cetak lor 5. Cetak Ngasri Menurut keterangan bapak Arifin, bahwasanya Dukuh Sengkaling dan Jetis sudah termasuk perkotaan. Kedua dukuh tersebut sudah terkontaminasi oleh masyarakat pendatang. Hal itu didukung oleh tempat yang strategis. Misalnya saja, mahasiswa dari semua kalangan, perantau yang mencari pekerjaan, dan pindah tempat tinggal karena suasananya yang sejuk dan banyak tempat rekreasi. Akan tetapi, beda dengan Dukuh Dermo, Cetak Lor, dan Cetak Ngasri. Dukuh ini asli masyarakat Mulyo Agung. Mereka sangat berbeda dengan warga dukuh Jetis dan Sengkaling. Mereka kental akan solidaritas dan masih jauh dari kalangan masyarakat pendatang. Mereka sering mengadakan tahlilan, gotong royong, dan lain-lain. Kemungkinan mereka masih kuat akan budaya tempat tinggalnya. Dalam acara sosialisasi pemerintah setiap duku berbeda-beda dalam penangannya. Namun pada dasarnya pemerintah setempat menggunakan media normal atau formalnya yaitu, surat undangan. Dukuh Sengkaling dan Jetis harus menggunakan surat undangan karena jika tidak mereka sulit dataang. Selain itu, jika mendadak mengasi surat undangannya maka mereka marah atau tidak mau datang. Jadi kami harus seminggu sebelumnya mengasihkan surat atau menginformasikan program tersebut. Beda halnya dengan ketiga dukuh (Dermo, Cetak lor, Cetak Ngasri). Di sana kami tidak sesulit di dukuh lainnya, karena kami bisa melalui RT atau RW setempat untuk menginformasikan pada masyarakat. Hal ini mempermudahkan kami dalam menjalankan program ini. Uniknya di dukuh ini tanpa melalui surat atau RT pun bisa. Karena melalui mulut ke mulut masyarakat setempat. Dari orang ke orang lainnya itu termasuk media tradisional dari dulu. Kemungkinan besar terjadinya itu akibat kentalnya solidaritas masyarakat setempat yang asli penduduknya.

4. Identifikasi waktu dan jangka waktu Dilampirkan tetapi jangka waktunya selama empat bulan.

5. Pemilihan saluran Hasil survey kami, masyarakat kebanyakan menggunakan radio untuk mendengarkan sosialisi pemerintah. Dari radio tersebut membuat kita mudah menyampaikan pesannya. Kami menggunakan radio karena mayoritas masyarakat mempunya radio. Dan radio tersebut sering digunakan daripada TV dan yang lainnya. Kami menggunakan Radio local dan yang sering didengarkan masyarakat setempat. Radio tersebut kam mengambil Tidar Sakti dan RRI karena mereka sering mendengarkan music dangdut pag-pagi maupun musik dulu-dulu. Jadi otomatis kami mengambil iklan yang jam pagi sekitar jam delapan. Kami membuat iklan semenarik

page 7 / 11

Ilmu Komunikasi | Tugas Komunikasi Sosial Pembangunan


Copyright faizal faizal_oktaf@webmail.umm.ac.id http://faizal.student.umm.ac.id/2011/01/03/tugas-komunikasi-sosial-pembangunan/
munkin. Akan tetapi itu tidak semua suka akan radio. Jadi kami juga membuat iklan lewat media TV yang disiarkan pada siang hari. Akan tetapi masyarakat sering mengguanakn tahlilan dan kalau ibu-ibu acara PKK untuk memberikan informasi dari pemerintah. Jadi kami mengguanakan mulut-ke mulut agar lebih efesien dan efektif. Jadi kami harus masuk pada kegiatan tersebut.

8. Keputusan tentang gaya, teknik dan isi komunikasi Teknik penggunaan bahasa yang akan digunakan, yaitu bahasa sehari-hari yang bersifat non formal. Karena sebagian masyarakat menggunakan bahasa jawa jadi kita harus beradaptasi dengan keseharian tersebut. Agar kami mudah mengajak masyarakat untuk mengikuti program ini. Serta penggunaan kata yang harus baik dan mudah diterima oleh masyarakat. Kami melakukan cara agar program ini lebih cepat diterima oleh masyarakat. Dengan Agen perubahan kita bisa menerima apa yang diinginkan masyarakat. Kami melakukan survei ternyata yang cocok menjadi agen perubahan ada dua, yaitu anggota PKK yang ibu-ibu, sedangkan untuk laki-laki kami pada anggota tahlilan. Dengan kedua agen perubahan tersebut bisa menampung saran dan keinginan masyarakat, supaya kami mudah mencarikan solusi yang bisa diterima. Komunikasi yang kita gunakan semaksimal mungkin harus efektif. Karena masyarakat tidak mau panjang lebar atau basa-basi. Jadi kita menggunaan pendekatan individu yang baik dan menyenangkan. Akan tetapi itu tidak cukup jika kita tidak ikut dalam kesehariannya. Akhirnya kita mengupayakan menjadi bagian dari masyarakat tersebut.

7. Disain dari penataan uji coba, monitoring dan evaluasi Kami melukukan uji coba terhadap sekelompok masyarakat tertentu yang sudah dikelompokkan. Kami memberi jangka empat bulan untuk menjalankan program ini. Sehingga sampai akhirnya. Kami memperbaiki kekurangan progam ini dengan evaluasi serta diskusi dengan semua pelaksana. Apa kekurangannya dan kelebihan yang sudah dijalankan. Perbaikan tersebut kami gunakan untuk melanjutkan kegiatan selanjutanya demi kebaikan bersama. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Untuk ada timbal balik dari masyarakat kami meminta keluh kesah mereka demi lancarnya program ini. Setelah semuanya kami mudah mengevaluasi kinerja kami selama empat bulan tersebut.

8. Biaya 1. Persiapan Proposal Kesekretariatan Percetakan proposal Rp. 20.000, Penggandaan proposal 2 x Rp. 5000,- Rp. Kertas 2 Rim Rp. 60.000, Tinta Printer Rp. 60.000,Rp. 150.000,-

10.000,-

Dokumentasi Baterai Rp. 20.000, Cuci cetak 3 x Rp 20.000,- Rp. 60.000,Rp. 80.000,2. Pelaksanaan Program Print dan penggandaan surat undangan Rp. 20.000, Konsumsi panitia dan peserta Rp. 500.000, Pembayaran 2 pemateri x 150.000 Rp. 300.000, Penggandaan materi @ 2 materi Rp. 50.000, Alat tulis @ peserta Rp. 100.000, Penggunaan LCD projector Rp. 80. 000,Rp. 1.050.000,3. Penunjang Program Transportasi Rp. 200.000, Sewa Sound System Rp. 150.000, Promosi media cetak Rp. 500.000, Pengadaan brosur Rp. 100.000, Penggunaan Media Sosialisasi (Radio) Rp. 270.000, Dan penggunaan lainnya Rp. 500.000,Rp. 2.720.000,Jumlah Rp. 3.000.000,-

F. Gambaran proses penerapan desain komunikasi pembangunan

page 8 / 11

Ilmu Komunikasi | Tugas Komunikasi Sosial Pembangunan


Copyright faizal faizal_oktaf@webmail.umm.ac.id http://faizal.student.umm.ac.id/2011/01/03/tugas-komunikasi-sosial-pembangunan/
Adapun kegiatan yang kami lakukan dalam program ini sebagai berikut: mengadakan 1. Mengundang masyarakat Langkah pertama yang akan kami lakukan adalah mengundang masyarakat yang akan menjadi sasaran sosialisasi. Kami mengundang masyarakat menggunakan media yang berbeda-beda antar dukuh. Kalau dukuh Sengkaling dan Jetis kami menggunakan surat. Akan tetapi untuk dukuh Dermo, Cetak Lor, dan cetak kami menggunakan media satu orang ke orang lain maupun melalui RT di dukuh tersebut.

2. Pengarahan; Langkah selanjutnya yang kami lakukan adalah memberikan pengarahan kepada masyarakat (sasaran) program, tentang apa dan bagaimana program ini akan dilaksanakan. 3. Pelatihan; Jenis-jenis pelatihan yang akan diberikan: - Motivasi berwirausaha - Teknik mengolah sampah plastik, kaca dan tembaga. - Selin itu, pembelajaran terhadap anak sejak dini 4. Sumber dan jenis bahan baku; - Bahan baku didapatkan dari hasil pulungan pemulung. - Jenis hasil pulungan yang dimanfaatkan pada prinsipnya adalah semua barang yang bisa diolah menjadi barang bernilai guna lain. Namun akan dikhususkan pada barang yang berbahan dasar plastik, kaca dan tembaga. - Untuk pelatihan anak-anak kami melakukan dengan pembelajaran di kalangan TPQ maupun lembaga yang berhubungan dengan anak-anak. 5. Peserta pelatihan: - Peserta pelatihan adalah masyarakat di Desa Mulyo Agung, Kec. Dau, Kabupaten Malang. - Peserta terdiri dari 5 (lima) kelompok. Masing-masing kelompok 2-4 orang anggota dan 1 (satu) orang ketua. Mereka berasal dari masing-masing dukuh. Selain itu, mereka adalah perwakilan dari masyarakat dukuh tersebut. - Peserta adalah semua kalangan masyarakat terutama tidak memiliki pekerjaan dan pemulung. - Para anak diajarkan dengan cara bermain drama maupun menulis semua tentang sampah. Dan kemungkinan melalui menggambar atau dongeng. 6. Narasumber pelatihan: Narasumber yang akan didatangkan ada dua; - Narasumber yang membahas tentang motivasi dan semangat berwirausaha. - Narasumber yang menjelaskan teknik pengolahan limbah plastik, kaca, tembaga, dan lain-lain. - Para pengajar TPQ dikhususkan wanita maupun lembaga-lembaga yang mengurusi banyak anak-anak masyarakat. 7. Media lain Media yang kita gunakan untuk sosialisai pada masyarakat luas adalah radio. Karena menurut wawancara kami pada wakil kepala desa Mulyo Agung lebih efektif menggunakan media tersebut. Selain itu,menurut survey terhadap masyarakat juga senang mendengarkan radio terutama kalangan masyarakat bawah. Masyarakat di sana lebih banyak mendengarkan radio yang biasnya didengarkan acara dangdutan maupun lagu-lagu dulu. Untuk itu, demi kelancaran program ini, kami harus membuat konsep iklan yang menarik minat masyarakat setempat. Konsepnya kami menggunakan bahasa yang digunakan masyarakat sehari-harinya. Disiarkan pada cara yang banyak didengarkan oleh masyarakat yang menjadi sasaran. Sasaran kita adalah masyarakat golongan bawah (pemulung). Penggunaan kata yang mudah dipahami oleh masyarakat. Gaya penyajian yang unik dan menarik. Agar mudah didengarkan oleh masyarakat dan penyampaian pesannya cepat diterima oleh masyarakat. Maka kami kami harus sering kali menyiarkannya. Tetapi membutuhkan biaya yang relative besar pula.

8. Jenis produk yang diproduksi: Ada beberapa produk yang akan di buat: - Tas belanja; produk ini dibuat dengan berbagai ukuran. - Taplak meja. Produk ini dibuat sesuai dengan ukuran meja atau diperkirankan sesuai dengan ukuran meja. - Pas foto. Produk ini dibuat sesuai dengan ukuran foto yang sering digunakan. - Berbagai kreasi benda yang bebahan dasar kaca dan tembaga. - Dan produk lainnya yang bias dibuat dari sampah daur ulang. 9. Teknik penjualan produk: Untuk menjual produk ini akan disesuaikan dengan jenis produknya. Secara umum, produk-produk ini akan dipasarkan di pasar-pasar umum, tempat wisata dan tempat-tempat keramaian. 10. Analisa produk Menurut analisa kami, produk yang kami akan buat ini memiliki keunggulan dan kelemahan. - Keunggulan; Untuk produk berbahan dasar plastik, tahan air (tidak meresap air), mudah dibersihkan, bahanya tahan lama, memiliki corak yang unik-unik. - Kelemahan; Untuk produk berbahan dasar plastik mudah terbakar, dan mudah sobek. Karena baru, kemungkinan desain dan pengerjaannya masih belum terlalu bagus atau rapi. 11. Kegiatan-kegiatan pendukung Selain kegiatan utama yang sudah dipaparkan di atas, kami dalam melaksanakan progrma ini akan melakukan pengawasan secara terus-menerus terhadap peserta penerima pelatihan. Ini dilakukan untuk memastikan peserta bekerja sesuai dengan

page 9 / 11

Ilmu Komunikasi | Tugas Komunikasi Sosial Pembangunan


Copyright faizal faizal_oktaf@webmail.umm.ac.id http://faizal.student.umm.ac.id/2011/01/03/tugas-komunikasi-sosial-pembangunan/
perencanaan awal.

G. Luaran Yang Diharapkan

Adapun luaran yang di harapkan dari program kreativitas mahasiswa ini adalah sebagai berikut: 1. Terciptanya produk daur ulang dengan aneka desain yang memiliki nilai jual lebih di masyarakat. 2. Tertanggulanginya masalah limbah lokal di desa Mulyo agung. 3. Terjadinya hubungan kemitraan antara mahasiswa pelaksana dengan para masyarakat dan pemulung, sebagai bantuan wirausaha bagi mereka. 4. Terciptanya Lingkungan yang indah dan damai. 5. Kerajinan daur ulang dapat di ekspor ke luar negeri.

I. LAMPIRAN Berupa bukti foto dan Transkip wawancara

TRANSKIP WAWANCARA

Kami melakukan wawancara dengan bapak arifin selaku ketua dukuh jetis (wakil kepala desa)

Bagaimana cara bapak untuk mengadakan sosialisasi pada masyarakat?

Media apa yang sering digunakan untuk mengundang masyarakat dalam mengadakan sosialisasi?

Kata bapak di sini ada 5 dukuh, terus bagaimana cara bapak mengundang masyarakat tersebut?

Apakah caranya berbeda-beda? Tolong dijelaskan pak?

Siapakah opini leader masyarakt di sini pak?

Apakah ada hambatan dalam sosialisasi selama ini?

Apakah kelurahan di sini pernah mengadakan sosialisasi sampah?

Bagaimana menurut bapak pengelolaan sampah selama ini di kalangan masyarakat?

Adakah hambatan tidak pak dalam pengelolaan sampah tersebut?

Adakah pemulung di desa mulyo agung ini pak?

page 10 / 11

Ilmu Komunikasi | Tugas Komunikasi Sosial Pembangunan


Copyright faizal faizal_oktaf@webmail.umm.ac.id http://faizal.student.umm.ac.id/2011/01/03/tugas-komunikasi-sosial-pembangunan/
Bagaimana pendidikan mereka pak? Apakah pemulung di sini masih keliling atau gimana pak?

Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV I II III IV I II III IV I II II IV I II III IV Survei dan Sosialisasi x Penyampaian materi / pelatihan x x x Proses produksi xxxxxxxxx Pendampingan x x x x x x x x x x x x Penyerahan wewenang kepada pemulung Evaluasi x xxx Pembuatan laporan akhir kegiatan Lampiran

x x

4. Identifikasi waktu dan jangka waktu

Jadwal dan Jangka Waktu Program Dilaksanakan

page 11 / 11

You might also like