You are on page 1of 19

BAB I PENDAHULUAN

1.1. KONDISI UMUM : Pengadilan Negeri Lembata yang merupakan merupakan Pengadilan baru, yang dibentuk dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 14 Tahun 2005 tanggal 23 Mei 2005, secara resmi beroperasi pada tanggal 11 Pebruari 2004, sejalan dengan disusunnya Cetak Biru Peradilan 2004 2009 yang penyusunannya pada tahun 2003, merupakan sebuah pedoman / arah dan pendekatan yang akan ditempuh dalam rangka mengembalikan citra Mahkamah Agung serta Pengadilan di bawahnya sebagai lembaga yang terhormat dan dihormati ; Dalam kurun waktu sejak beroperasinya Pengadilan Negeri Lembata hingga saat ini, secara perlahan dilakukan perubahan atau perbaikan dalam organisasi dan tata kerja, manajemen perkara, pengawasan internal terhadap pelaksanaan tugas baik dibidang administrasi maupun dibidang tekhnis, system teknologi informasi serta manajemen keuangan yang semuanya berpedoman pada aturan-aturan yang ada sebagai dasar pijak dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, agar dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada para pencari keadilan dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Lembata ; Sehubungan dengan hal tersebut agenda kebijakan tentang reformasi khususnya di bidang hukum, peradilan dan birokrasi mendapatkan peran penting yang diarahkan untuk menciptakan sosok sumber daya manusia birokrasi yang profesional, bersih dan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, sehingga dipandang perlu adanya suatu mekanisme pembinaan melalui sistem manajemen kepegawaian yang secara terus- menerus dilakukan guna menghasilkan Sumber Daya Manusia yang barkualitas untuk mendukung proses pelayanan hukum didaerah, guna menciptakan aparat Pengadilan yang bersih dan berwibawa. 1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN : 1. Potensi Pengadilan Negeri Lembata . Dalam mencermati potensi, aspek tinjauan yang perlu dilakukan adalah berbagai faktor kekuatan yang nampak dan yang tidak nampak tetapi

Memungkinkan untuk didayagunakan menjadi faktor yang nyata (visible ) melalui berbagai upaya. Pencermatan terhadap lingkungan internal organisasi menjadi fokus tinjauan, baik aspek legal keberadaan Pengadilan Negeri Lembata, kelembagaan/organisasi, tatalaksana, maupun sumber daya manusia (SDM) pegawainya. Kerangka percematan sebagaimana dimaksud, dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor kekuatan dan kelemahan Pengadilan Negeri Lembata dalam rangka mengemban misi untuk mewujudkan visi di masa depan, sebagai berikut : a) Kedudukan Pengadilan Negeri Lembata, keberadaannya secara

tegas dinyatakan dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tanggal 23 Mei 2005 tentang Pembentukan Pengadilan Negeri Lembata, Pengadilan Negeri Rote Ndao, Pengadilan Negeri Pelalawan, Pengadilan Negeri Rokan Hilir, Pengadilan Negeri Nunukan dan Pengadilan Negeri Malinau. Lebih lanjut tentang pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi, tertuang didalam Undang-Undang Nomor : 48 Tahun 2009, tentang Kekuasaan Kehakiman, pasal 4 ayat (1) yang menyatakan bahwa Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membedabedakan orang dan ayat (2) menyatakan bahwa Pengadilan membantu pencari keadilan dan berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan ; Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut, lebih dipertegas dalam pasal 52A ayat (1) yang menyatakan bahwa

Pengadilan wajib memberikan akses kepada masyarakat untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan putusan dan biaya perkara dalam proses persidangan dan pada ayat (2) menyatakan bahwa Pengadilan wajib menyampaikan salinan putusan kepada para pihak dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah putusan diucapkan ; Konsekuensi dari tidak dilaksanakannya ketentuan pada ayat (1) dan (2) tersebut, maka Ketua Pengadilan dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan ; Hal ini menunjukkan bagaimana kesungguhan dalam menyelenggarakan manajemen peradilan

dengan bertitik tolak pada pelaksanaan fungsi pendukung berupa :

Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), Manajemen Sumber Daya Keuangan, Manajemen Sarana dan Prasarana, Manajemen Teknologi dan Informasi, Transparansi Peradilan dan Fungsi Pengawasan, sebagai salah satu factor untuk mengembalikan kepercayaan public kepada Pengadilan; Dengan demikian, dalam menjalankan fungsi Kekuasaan

Kehakiman, secara independen, efektip dan berkeadilan, harus didukung dengan pengelolaan anggaran secara mandiri yang dialokasikan secara proporsional / berimbang dalam APBN, memiliki struktur organisasi yang tepat dan manajemen organisasi yang jelas dan terukur, menyelenggarakan manajemen dan administrasi proses perkara yang sederhana, cepat, tepat waktu, biaya ringan dan proporsional, mengelola saraana prasarana dalam rangka mendukung lingkungan kerja yang aman, nyaman dan kondusuif bagi penyelenggaraan peradilan, mengelola dan

membina sumber daya manusia yang kompoten dengan kriteria obyektif sehingga tercipta personil peradilan yang berintegritas dan professional didukung pengawasan secara efektif terhadap perilaku, administrasi dan jalannya peradilan yang berorientasi pada pelayanan public yang prima serta memiliki manajemen informasi yang menjamin akuntabilitas, kredibilitas dan transparansi secara modern dengan berbasis Teknologi Informasi (TI) terpadu ; Seiring berjalannya waktu dan dinamika lingkungan strategis yang terjadi, lembaga ini telah siap dan mampu menyelenggarakan

proses peradilan dengan penuh dedikasi serta rasa tanggung jawab sebagai ujung tombak Mahkamah Agung yang paling bawah, sekalipun baru berusia 6 (enam) tahun 1 (satu) bulan sejak

beroperasi secara resmi pada tanggal 11 Pebruari 2006. Dengan semakin kompleksnya persoalan yang terjadi kurangnya PNS pada pengadilan Negeri dan dengan Lembata, akan

berpengaruh pada kinerja aparat di lembaga ini yang tetap diperlukan dalam mengemban perannya di bidang peradilan di masa datang, dimana potensi yang ada dapat dikreasi dan didayagunakan dengan memberikan nilai tambah melalui inovasiinovasi sistem manajemen kepegawaian. b) Sumber Daya Manusia Pegawai Pengadilan Negeri Lembata sebagai sumber daya utama penyelenggara tugas Pokok dan Fungsi

lembaga peradilan, sampai dengan saat ini berjumlah: 9 (sembilan) orang Pegawai termasuk Panitera/Sekretraris ditambah Hakim 6 (enam) orang termasuk Ketua (data per 2 April 2012), sehingga berjumlah : 15 (limabelas) orang sebagaimana tabel dibawah ini : Tabel 1. : Komposisi Pegawai Per Jenis Kelamin : NO Lakilaki 13 JENIS KELAMIN Perempu % an 0,13 2 JUMLAH % 0,2 15 % % 0,15

Dilihat secara kualitas berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang dimiliki oleh pegawai, sebagaimana table 2, berikut:

Tabel 2. : Komposisi Pegawai Menurut Pendidikan : N O 1 2 3 4 5 6 7 PENDIDIKAN Doktor (S.3) Pasca Sarjana (S.2) Sarjana (S.1) SM/D2/D3 SLTA SLTP SD JUMLAH 1 10 4 15 JUMLAH % 0 0,1 0,10 0 0,4 0 0 0,15

Tabel 3. : Komposisi Pegawai Menurut Golongan : N O 1 GOLONGAN IV 1 % 0,1 III 12 % 0,12 II 2 % 0,2 I % 0 0,15 JUMLA H

Dilihat dari tiga tabel kekuatan pegawai secara kuantitatif menunjukkan angka yang sangat tidak proporsional dengan beban kerja yang ada di Pengadilan Negeri Lembata untuk

menyelenggarakan tugas pokok dan fungsinya sebagai bagian dari pelaksanaan fungsi Kekuasaan Kehakiman di bidang peradilan didaerah. Jumlah pegawai tersebut diatas tidak hanya

terkonsentrasi pada beban tugasnya saja, tetapi merangkap beberapa tugas dalam memberikan pelayanan kepada public ; Sebagai unsur utama organisasi, Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai peran

Utama

dan

strategis

dalam

menentukan

keberhasilan

penyelenggaraan misi untuk mencapai visi lembaga. Oleh karena itu potensi yang ada pada Pengadilan Negeri Lembata secara kuantitatif perlu ditambah, dan yang sudah ada, perlu dikembangkan kualitasnya dan didayagunakan untuk mampu menjadi SDM pegawai yang kompeten dalam menghadapi tantangan-tantangan lingkungan strategis guna melaksanakan pembangunan dibidang peradilan didaerah. c) Tatalaksana Kepegawaian Terkait dengan tugas pokok dan fungsi inti peradilan, hubungannya dengan pihak eksternal yang membutuhkan layanan dibidang peradilan (Kepolisian dan

Kejaksaan juga kepada publik). Dalam rangka penyelenggaraan layanan dibidang peradilan baik berupa penetapan persetujuan penyitaan yang dimintakan secara tertulis oleh pihak Kepolisian maupun pihak Kejaksaan dalam kasus tindak pidana khusus ataupun surat-surat yang berhubungan dengan proses persidangan terhadap perkara yang masih berjalan atau sudah diputus, serta pengesahan surat-surat termasuk pendaftaran surat kuasa berperkara dan

pendaftaran Badan Hukum yang datang dari para pencari keadilanbaik dalam hubungannya dengan perkara atau surat-surat lain yang membutuhkan pengesahan dari Pengadilan Negeri, dilaksanakan secara sistematik sesuai dengan ketentuan yang ada dan sudah baku, sehingga dengan demikian adanya kejelasan proses internal layanan, menjadi pedoman utama bagi setiap pegawai yang menangani, dan juga kejelasan bagi penerima layanan,

memungkinkan menjamin akuntabilitas penyelenggaraannya, dalam menghindari adanya pandangan-pandangan dari Pengguna yang bersifat (Pencari

negatip/keluhan-keluhan Keadilan); d) Infrastruktur Pengadilan

Pengadilan

Negeri

Lembata

belum

memiliki

Zittingplaatsen (tempat sidang tetap). Mengingat wilayah hukum Pengadilan Negeri Lembata yang cukup luas terdiri dari 9 (Sembilan) Kecamatan, maka kedepannya akan diusulkan untuk pembangunan Zittingplaatsen (Tempat Sidang Tetap) dibeberapa Kecamatan guna mendekatkan pelayanan kepada pencari keadilan, namun saat ini telah dibentuk Pos Bantuan Hukum untuk pencari keadilan yang tidak mampu dalam memperoleh Bantuan Hukum

sebagaimana diamanatkan pasal 68 C ayat (1) Undang-Undang Nomor : 49 Tahun 2009 tentang Perubahan kedua atas UndangUndang Nomor : 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, dan agar dapat mengakses informasi maka telah disiapkan Meja Informasi dan Pengaduan dengan menunjuk seorang petugas untuk

menerima, mencatat dan meneruskan pengaduan kepada Pejabat yang berwenang di Pengadilan, serta memberikan informasi kepada pelapor yang ingin mengetahui proses penanganan terhadap pengaduan yang disampaikan, sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI. Nomor: 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan, sebagai tindak lanjut terhadap Undang-Undang Nomor : 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik ;

2.

Permasalahan : Pencermatan terhadap permasalahan internal perlu dilakukan agar Pengadilan Negeri Lembata dapat dengan mudah menanggulangi berbagai kekurangan dan kelemahan melalui upaya peningkatan dan perbaikan, sehingga tidak menjadi hambatan dalam menyelenggarakan misi untuk mewujudkan visinya. Pencermatan lingkungan internal mencakup :

a. SDM Pegawai pada Pengadilan Negeri Lembata belum memenuhi syarat dari sisi kuantitatif untuk Pengadilan Negeri Kls II, dan masih terdapat 4 (empat) jabatan structural dibidang Kesekretariatan dan 2 (dua) Jabatan Struktural dibidang Kepaniteraan yang lowong, antara lain Jabatan Wakil Sekretaris, Jabatan

Kepala Urusan Umum, Jabatan Kepala Urusan Kepegawaian, Jabatan Kepala Urusan Keuangan, Wakil Panitera dan Jabatan Panitera Muda Hukum ;

Untuk jabatan Fungsional dibidang teknis perlu mendapat perhatian berkaitan dengan pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi dibidang peradilan yaitu Panitera Pengganti, karena sejak Pengadilan

Negeri Lembata terbentuk dengan Keputusan Presiden RI. Nomor : 14 Tahun 2005 tanggal 23 Mei 2005 yang secara resmi beroperasi pada tanggal 11Pebruari 2006, hingga saat ini belum ada Panitera

Pengganti; Hakim dalam memeriksa, mengadili dan memutus perkara, dibantu oleh seorang Panitera atau seorang yang ditugaskan melakukan pekerjaan Panitera ( pasal 11 ayat (3) Undang-Undang Nomor: 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman ) ;

Tugas mulia yang diamanatkan oleh Undang-Undang tersebut, sepanjang ini dijalankan oleh Panitera/Sekretaris dan 2 (dua) orang Panitera Muda demi kelancaran dalam melaksankan Tugas Pokok dan Fungsi dibidang peradilan didaerah ; oleh karena itu distribusi PNS pencermatannya fokus pada kuantitatifnya, juga terarah pada kebutuhan unit kerja pada SDM pegawai yang berkualifikasi tertentu, dalam rangka pelaksanaan tugas jabatan sesuai dengan standar dan persyaratan jabatan yang ada. Pada satu unit kerja nampak jumlah pegawai yang banyak, namun sebenarnya hanya sekitar 30 persen yang berkualifikasi sesuai kebutuhan tugas fungsi jabatan yang ada pada unit kerja tersebut. Dalam kondisi demikian menjadi hambatan bagi unit kerja terkait memenuhi target kinerja yang ditetapkan, bahkan cenderung menjadi permasalahan di masa datang.

b. Upaya perubahan dan perbaikan kondisi internal (budaya kerja dan pola pikir) belum disikapi dengan sungguh-sungguh oleh seluruh jajaran pegawai, sehingga langkah reformasi birokrasi masih cenderung disalahpahami.

c. Belum Optimalnya penggunaan Teknologi Informasi (TI) dalam mendukung penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Negeri Lembata karena jaringan telepon spidi baru berjalan dua bulan dan keterbatasan anggaran dalam melakukan pengadaan peralatan yang berhubungan dengan TI. ;

d. Adanya perangkapan jabatan antara jabatan struktural/funsional dengan jabatan pengelola keuangan.

e. Situasi keuangan Pemerintah yang masih memprihatinkan sehingga dana yang dialokasikan untuk kegiatan pokok, belum berimbang dengan hasil yang diharapkan dan sangat berpengaruh terhadap

belum terwujudnya hasil yang maksimal.

f. Belum maksimalnya penggunaan pagu anggaran yang tersedia sehingga mempegaruhi realisasi penyerapan Anggaran dalam tahun anggaran berjalan.

BAB : II :

BAB II. Visi dan Misi Pengadilan Negeri Lembata 2.1. Visi : Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang berisikan cita-cita dan citra yang ingin diwujudkan organisasi Pengadilan Negeri Lembata. Visi Pengadilan Negeri Lembata adalah : MEWUJUDKAN SUPREMASI YANG HUKUM MANDIRI, MELALUI EFEKTIF,

KEKUASAAN

KEHAKIMAN

EFISIEN, SERTA MENDAPATKAN KEPERCAYAAN PUBLIK, PROFESIONAL DAN MEMBERIKAN PELAYANAN HUKUM YANG BERKUALITAS, ETIS, TERJANGKAU DAN BIAYA MURAH BAGI MASYARAKAT SERTA MAMPU MENJAWAB PANGGILAN PELAYANAN PUBLIK . 2.2. Misi : Untuk mencapai visi tersebut, Pengadilan Negeri Lembata yang menggambarkan hal yang harus dilaksanakan, yaitu : 1. Melaksanakan Kekuasaan Kehakiman yang mandiri, tidak memihak dan transparan ; 2. Mewujudkan rasa keadilan sesuai dengan undang-undang dan peraturan, serta memenuhi rasa keadilan masyarakat; 3. Mewujudkan peradilan yang mandiri dan independen, dari campur tangan pihak lain; 4. Memperbaiki akses pelayanan publik; 5. Memperbaiki kualitas input internal pada proses peradilan ; 6. Mewujudkan institusi peradilan yang efektif, efisien, bermartabat dan dihormati ; Upaya untuk mencapai visi dan misi sesuai dengan harapan Mahkamah Agung jelaslah bukan suatu pekerjaan mudah. Diperlukan suatu pemahaman yang mendalam atas permasalahan yang dihadapi Pengadilan Negeri Lembata, rencana serta strategis yang tepat dan menyeluruh untuk menjawab permasalahan yang ada, dengan tujuan agar dapat mendorong terwujudnya lembaga peradilan yang bermartabat, berwibawa dan dihormati, demi tegaknya supremasi hukum di Pengadilan Negeri Lembata.

10

2.3. Tujuan dan sasaran Strategis : Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan visi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Tujuan Stratejik yang termuat di dalam Rencana Strategis sebagai berikut: 1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi; 2. Setiap pencari keadilan dapat dalam menjangkau setiap proses Pengadilan peradilan untuk yang

mendapatkan dihadapinya;

pelayanan

3. Publik percaya bahwa Pengadilan Negeri Lembata memenuhi butir 1 dan 2 diatas. Dengan diformulasikannya tujuan strategis, Pengadilan Negeri Lembata akan dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi misinya, untuk kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan dan memungkinkan untuk mengukur sejauh mana visi misi organisasi telah dicapai mengingat tujuan strategis dirumuskan berdasarkan visi misi organisasi. Adapun isu strategis Pengadilan Negeri Lembata oleh publik adalah penyelesaian perkara- perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Negeri Lembata, sebagai bukti bahwa Pengadilan Negeri lembata memberikan pelayanan hukum yang berkualitas, etis, terjangkau dan biaya murah, sehingga tujuan stratejik yang diharapkan, dapat menjawab isu strategis tersebut. Tujuan yang ditetapkan Pengadilan Negeri Lembata sebagai berikut : 1. Meningkatkan kemampuan dan kinerja pengadilan agar lebih efektif dan efesien; 2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi peradilan di Pengadilan Negeri Lembata; 3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Pengadilan Negeri Lembata ; Sasaran Strategis : Sasaran adalah hasil yang akan dicapai organisasi dalam waktu yang lebih pendek dari pada tujuan. Sasaran yang ditetapkan dalam Renstra Pengadilan Negeri Lembata adalah :

11

1. Internalisasi visi, misi dan nilai-nilai; 2. Menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Negeri Lembata dengan cepat, tepat dan berkeadilan sesuai dengan harapan pencari keadilan; 3. Melanjutkan penataan administrasi teknis dan non teknis sesuai dengan petunjuk dan pedoman yang ada; 4. Meningkatkan pengawasan internal melalui Hakim-Hakim Pengawas Bidang dibawah koordinasi Wakil Pengadilan Begeri Lembata; 5. Memperkuat sistem dan meningkatkan kinerja pengawasan dan pembinaan ; 6. Kemandirian anggaran; 7. Menegakan disiplin dan tertib administrasi perkantoran; 8. Menegakan wibawa dan martabat Pengadilan Negeri Lembata dalam rangka penyelenggaan kekuasaan kehakiman didaerah . Kedelapan sasaran tersebut merupakan sasaran yang akan dicapai Pengadilan Negeri Lembata dalam tahun 2010 2014, untuk mewujudkan visi dan misi serta sasaran strategis, Pengadilan Negeri Lembata sejalan dengan program yang ada didalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2011. 2.4. Program dan Kegiatan : a. Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya : Peningkatan profesionalisme aparat hukum, pelayanan hukum dan bantuan hukum kepada masyarakat tidak dapat dihitung hanya dari kinerja hakim dalam memeriksa dan memutus perkara. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, pengadilan harus dukung oleh manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya yang dapat mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok pengadilan. Dengan demikian perlu dilakukan peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya. b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur : Peningkatan sarana dan prasarana aparatur diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pengadilan Negeri Lembata dalam menegakkan supremasi hukum dan keadilan. Sarana dan prasarana tersebut terkait langsung dengan Tugas Pokok dan Fungsi pengadilan.

12

c.

Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum :

Dalam rangka peningkatan jumlah penyelesaian perkara tepat waktu, transparan dan akuntabel, penyelesaian proses administrasi perkara serta penyediaan bantuan hukum bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan, adalah merupakan program utama dalam pelaksanaa tugas pokok dan fungsi, disamping itu juga penyediaan Zitting Plaatz dalam rangka pelaksanaan sidang keliling untuk memberikan akses kepada

masyarakat terhadap keadilan ;

BAB : III :.

13

BAB III

ARAH DAN KEBIJAKAN STRATEGI Arah dan Kebijakan Strategi Pengadilan Negeri Lembata :

Arah dan kebijakan strategi Pengadilan Negeri Lembata dalam rangka melaksanakan pembangunan dibidang hukum berjangka

menengah 2010-2014 adalah merupakan upaya untuk mencapai sasaran dan tujuan melalui penyelenggaraan 6 (enam) misi untuk mewujudkan visi Pengadilan Negeri Lembata, dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan pembangunan dibidang hukum, serta mendukung arah kebijakan dan strategi pembangunan dalam penegakan hukum ; Arah dan kebijakan strategi tersebut memperkuat dimensi keadilan hanya dapat diwujudkan bila sistem hukum berfungsi secara kredibel, bersih, adil, dan tidak pandang bulu, sehingga secara konsisten diperlukan agar tercapai rasa keadilan, maka demi terciptanya aparat penegak hukum yang bersih dan berwibawa, sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman didaerah, perlu diarahkan pada perbaikan kinerja yang dicapai melalui :

1. Upaya peningkatan sistem manajemen perkara yang akuntabel dan transparan; 2. Pelaksanaan akuntabilitas penegakan hukum; 3. Penegakan hukum dalam rangka menjaga citra dan wibawa Pengadilan ; 4. Memberikan pelayanan hukum yang lebih baik dan berkualitas; 5. Peningkatan pengawasan eksternal dan internal dari upaya penegakan hukum dan perbaikan administrasi dibidang teknis maupun non teknis; 6. Peningkatan sarana dan prasarana, untuk mendukung pelaksanaan Tugas Pokok Fungsi; dengan mengacu kepada program Pengadilan Negeri Lembata :
1. Penyelenggaraan Manajemen Kepegawaian Pengadilan Negeri

Lembata; Outcome dari program penyelenggaraan manajemen kepegawaian adalah:

14

a.

Terwujudnya berbagai rumusan kebijakan pembinaan kinerja dan pelaksanaan perundang-undangan penataan kembali kepegawaian peraturan yang

bidang

berhubungan dengan Kenaikan Pangkat, Kenaikan Gaji Berkala, Cuti, Penerimaan Pegawai, Pormasi Kepegawaian dan lainj-lain urusan kepegawaian ; b. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan di bidang kepegwaian yang berkaitan dengan kepangkatan, kenaikan gaji berkala serta penetapan pertimbangan status dan kedudukan kepegawaian. c. Terwujudnya layanan kepegawaian yang dapat dilakukan dengan cepat, tepat, berbasis teknologi informasi dan komunikasi dengan dukungan database PNS yang akurat; d. e. Terbangunnya sistem informasi kepegawaian yang terpadu. Terbangunnya database kepegawaian yang lengkap, akurat, dan terkini. f. Meningkatnya efektivitas pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kepegawaian.

2. Dukungan

Manajemen

dan

Pelaksanaan

Tugas

Teknis

Lainnya: Outcome dari program tersebut adalah meningkatnya efektivitas koordinasi perencanaan program dan kegiatan, sumber daya, serta pengelolaan administrasi teknis dan non teknis di lingkungan Pengadilan Negeri Lembata ;
3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Pengadilan

Negeri Lembata Outcome dari program di atas adalah terlaksananya pembangunan, pengadaan, dan Negeri Lembata ;
4. Peningkatan Manajemen Peradilan Umum :

peningkatan sarana dan prasarana di Pengadilan

Adalah merupakan program utama dengan Outcome dari program diatas adalah Penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel ; BAB : IV

15

BAB IV PENUTUP Renstra Pengadilan Negeri Lembata 2010-2014 disusun sesuai dengan RPJMN 2010-2014 serta mengacu pada pedoman penyusunan rencana strategis KL 2010-2014 sebagaimana diatur dalam peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2009 tanggal 11 Agustus 2009. Rencana strategis ini merupakan komitmen bersama seluruh jajaran Pengadilan Negeri Lembata yang wajib dilaksanakan agar tercapai visi, misi, dan tujuan organisasi, tidak semata untuk kepentingan Pengadilan Negeri Lembata namun untuk kepentingan yang lebih luas dalam melaksanakan pembangunan nasional dibidang hukum, khususnya dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Lembata ;

Rencana strategis ini masih perlu ditindak lanjuti dalam rumusan operasional yang kemudian dijabarkan dalam langkah nyata berupa kegiatan Pengadilan Negeri Lembata, baik yang bersifat preventif maupun represif. Akhirnya menjadi tugas dan kewajiban seluruh jajaran Pengadilan Negeri

Lembata untuk bersama-sama melaksanakan program sesuai dengan visi dan misi yang telah dirumuskan dalam rencana strategis. Pencapaian kinerja bukan hal yang mudah, untuk itu diperlukan tekad, usaha, dan perjuangan terus menerus untuk menunjukkan bahwa Pengadilan Negeri Lembata mampu memenuhi harapan masyarakat Pencari Keadilan di Kabupaten Lembata .

16

NO 1

PROGRAM/KEGIATAN

OUTCOME/OUTPUT

INDIKATOR

SATUAN

TARGET 2010 2014

UNIT PELKSANAAN

17
PROGRAM/ KEGIATAN OUTCOME/ OUTPUT TARGET 2010 2014 UNIT PELKSANAAN

NO 1

INDIKATOR

SATUAN

18

NO 1

PROGRAM/KEGIATAN

OUTCOME/OUTPUT

INDIKATOR

SATUAN

TARGET 2010 2014

UNIT PELKSANAAN

19

NO 1

PROGRAM/KEGIATAN

OUTCOME/OUTPUT

INDIKATOR

SATUAN

TARGET 2010 2014

UNIT PELKSANAAN

You might also like