You are on page 1of 30

http://abusyahalam.blogspot.com/2010/10/teori-hukum-ohm.

html Teori Hukum Ohm Hukum Ohm menyatakan: Besarnya kuat arus (I) yang melalui konduktor antara dua titik berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan(V) di dua titik tersebut, dan berbanding terbalik dengan hambatan atauresistansi(R) di antara mereka Dengan kata lain bahwa besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah hambatan (R) selalu berbanding lurus dengan beda potensial(V) yang diterapkan kepadanya.

Hukum Ohm dikemukakan oleh Georg Simon Ohm, fisikawan dari Jerman pada tahun 1825. Hukum Ohm kemudian dipublikasikan pada tahun 1827 melalui sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically. Berikut ini contoh penerapan Hukum Ohm untuk menghidupkan lampu LED.

Menghitung Resistor Seri Pada rangkaian beberapa resistor yang disusun seri, maka dapat diperoleh nilai resistor totalnya dengan menjumlah semua resistor yang disusun seri tersebut. Hal ini mengacu pada pengertian bahwanilai kuat arus disemua titik pada rangkaian seri selalu sama.

Menghitung Resistor Paralel Pada rangkaian beberapa resistor yang disusun secara paralel, perhitungan nilai resistor totalnya mengacu pada pengertian bahwa besar kuat arus yang masuk ke percabangan sama denganbesar kuat arus yang keluar dari percabangan (I in = I out). Dengan mengacu pada perhitungan Hukum Ohm maka dapat diperoleh rumus sebagai berikut.

Menghitung Kapasitor Seri Pada rangkaian kapasitor yang disusun seri maka nilai kapasitor totalnya diperoleh dengan perhitungan berikut.

Menghitung Kapasitor Paralel Pada rangkaian beberapa kapasitor yang disusun secara paralel maka nilai kapasitor totalnya adalah penjumlahan dari semua nilai kapasitor yang disusun paralel tersebut.

sumber : http://abisabrina.wordpress.com/2010/08/13/hukum-ohm-dan-rangkaian-seri-paralel/ http://yuksinau.com/teori-dasar-listrik-hukum-ohm/ teori dasar hokum ohm Setelah kita mengenal istilah tegangan, arus, dan hambatansekarang lebih berkembang menjadi sebuah rumus. Bagaimanakah hubungan antara kuat arus, tegangan listrik dan hambatan tersebut? Seorang ahli fisika dari Jerman, George Simon Ohmpada tahun 1826 berhasil menemukan hubungan antara arus, tegangan dan hambatan tersebut. Rumus dalam teori dasar listrik yang disebut hukum ohm berasal dari sebuah percobaan dalam satu rangkaian listrik yang beliau lakukan. Apakah yang dia temukan? Kuat arus listrik yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar pada suhu tetap. Sehingga dapat disimpulkan : Hasil bagi antara beda potensial (V) dan kuat arus (I) cenderung sama. Nilai hasil bagi (V) dan (I) tersebut adalah nilai penghambat atau resistan (R) Maka akan berlaku rumus : R = V/I atau V = I x R

Yups Hukum Ohm adalah rumus listrik sederhana yang banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari. http://yuksinau.com/tabel-sederhana-dalam-hukum-ohm/

Tabel Sederhana dalam Hukum Ohm Di bawah ini beberapa rumus Hukum Ohm yang sering dipakai dalam perhitungan elektronika. Ini merupakan dasar yang harus diketahui oleh penggemar elektronika. Dengan satu tabel diagram tapi memiliki banyak rumus mempermudah untuk menghafalnya.

Di mana : V = tegangan dengan satuan Volt I = arus dengan satuan Ampere R = resistansi dengan satuan Ohm P = daya dengan satuan Watt Konversi satuan : 1 Ohm = 1 1 K Ohm = 1 K 1 M Ohm = 1 M 1 K = 1.000 1 M = 1.000 K

1 M = 1.000.000 (M = Mega (106); K = Kilo (103)) http://basicsphysics.blogspot.com/2009/02/hukum-kirchoff-dan-hukum-ohm.html hukum Kirchoff dan Hukum Ohm SUNDAY, FEBRUARY 22, 2009 Posted by eka_sugandi Dalam kehidupan sehari hari kadang kita tak menyadari tentang apa yang kita rasakan, tapi mungkin ini baru terasa oleh orang yang pernah ke "stroom" sama listrik, yang merasakan rasa "ngereunyeud" -nya, tapi dibalik semua itu, orang-orang terdahulu dari kita telah meneliti hal-hal ini, walau deskripsi tadi mungkin belum terlalu nyambung dengan materi yang akan kita bahasa hari ini, tapi langkah lebih baiknya kita menyadari apa yang ada di sekitar kita, setelah kita menyadari barulah kita fahami teori nya, atau sebaliknya, setelah kita memahami teori maka kita rasakan keberadaan nya dui alam ini. Oke dalam bahasan kali ini akan di berikan dua bahasan langsung yaitu tentang hukum yang di ungkapkan olehKirchoff dan oleh Ohm, keduanya sama membahas tentang arus, hanya bedanya ohm lebih pada arus yang mengalir pada konduktor yang memiliki beda potensial, sedangkan kirchoff menelaah kuat arus pada rangkaian, baik tertutup atau pada percabangan. yah terlalu banyak cuap cuap mungkin akan membuat bosan, langsung saja ya......, ini saya ambil dari berbagai sumber.

HUKUM KIRCHOFF 1 (source : alljabbar.wordpress.com) Di pertengahan abad 19 Gustav Robert Kirchoff (1824 1887) menemukan cara untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian di kenal dengan Hukum Kirchoff. Hukum ini berbunyi Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan. Yang kemudian di kenal sebagai hukum Kirchoff I. Secara matematis dinyatakan

Bila digambarkan dalam bentuk rangkaian bercabang maka akan diperoleh sebagai berikut::

Latihan Soal Perhatikan gambar berikut! Hitunglah besar I3!

Hukum Kirchoff 2 (source : wahab.blog.dada.net)

Hukum Kirchoff secara keseluruhan ada 2, setelah yang diatas dijelaskan tentang hukum beliau yang ke 1. Hukum Kirchoff 2 dipakai untuk menentukan kuat arus yang mengalir pada rangkaian bercabang dalam keadaan tertutup (saklar dalam keadaan tertutup). Perhatikan gambar berikut!

Hukum Kirchoff 2 berbunyi : " Dalam rangkaian tertutup, Jumlah aljabbar GGL (E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol". Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak ada energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut, atau dalam arti semua energi listrik bisa digunakan atau diserap. Dari gambar diatas kuat arus yang mengalir dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa aturan sebagai berikut :

Tentukan arah putaran arusnya untuk masing-masing loop. Arus yang searah dengan arah perumpamaan dianggap positif. Arus yang mengalir dari kutub negatif ke kutup positif di dalam elemen dianggap positif.

Pada loop dari satu titik cabang ke titik cabang berikutnya kuat arusnya sama. Jika hasil perhitungan kuat arus positif maka arah perumpamaannya benar, bila negatif berarti arah arus berlawanan dengan arah pada perumpamaan.

Latihan soal : Masih dari gambar di atas bila diketahui : E1 = 10 V dan r1 = 0,2 ohm E2 = 12 V dan r2 = 0,25 ohm R1 = 0,3 ohm R2 = 1,5 ohm R3 = 0,5 ohm maka tentukan besar dan arah kuat arus yang mengalir melalui tiap cabang (tentukanah I1, I2 dan I3)

Hukum Ohm (source : ebooks.lib.unair.ac.id) Hukum Ohm menyatakan bahwa besar arus yang mengalir pada suatu konduktor pada suhu tetap sebanding dengan beda potensial antara kedua ujung-ujung konduktor

I=V/R

HUKUM OHM UNTUK RANGKAIAN TERTUTUP

I=nE R + n rd

I=n R + rd/p

n = banyak elemen yang disusun seri E = ggl (volt) rd = hambatan dalam elemen R = hambatan luar p = banyaknya elemen yang disusun paralel RANGKAIAN HAMBATAN DISUSUN SERI DAN PARALEL SERI R = R1 + R2 + R3 + ... V = V1 + V2 + V3 + ... I = I1 = I2 = I3 = ... PARALEL 1=1+1+1 R R1 R2 R3 V = V1 = V2 = V3 = ... I = I1 + I2 + I3 + ... ENERGI DAN DAYA LISTRIK ENERGI LISTRIK (W) adalah energi yang dipakai (terserap) oleh hambatan R. W = V I t = Vt/R = IRt Joule = Watt.detik KWH = Kilo.Watt.jam DAYA LISTRIK (P) adalah energi listrik yang terpakai setiap detik. P = W/t = V I = V/R = IR Referensi lainnya

E-dukasi.net gurumuda.com ui.edu upi.edu Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit

Erlangga http://electronicandlife.blogspot.com/2010/03/prinsip-dasar-hukum-ohm.html

Gambar Rangkaian Hukum Ohm Pada dasarnya setiap hukum yang telah terbukti kebenarannya itu selalu sejalan dengan hukumhukum yang lain. Seperti halnya hukum ohm yang sejalan dengan hukum pembagi tegangan, hukum kirchoff atau hukum yang lainnya. Anda bisa menghitung tegangan dari suatu tahanan tanpa mencari arus pada tahanan tersebut terlebih dahulu dengan menggunakan hukum pembagi tegangan, dengan catatan tegangan supply telah diketahui terlebih dahulu. Hukum ohm menyatakan bahwa besarnya tegangan yang jatuh pada suatu tahanan adalah perkalian antara nilai tahanan tersebut dengan arus yang melaluinya ( V = I R ). Dimana setiap tahanan diberi satuan ohm sesuai dengan nama orang yang menemukannya. Tidak bisa dipungkiri bahwa mau tidak mau anda yang ingin belajar tentang elektro harus memahami aturan ohm ini. Karena nantinya pada rangkaian elektronika yang lebih komplek anda bisa menghitung besarnya arus yang mengalir atau tegangan yang jatuh dalam suatu beban atau rangkaian. Dari rangkaian sebelah kiri diatas jika kita hitung dengan menggunakan hukum ohm maka arus yang mengalir melaui R1 adalah = VR1 / R1 = 9 v / 2K ohm = 4,5 mA. Atau tegangan yang jatuh pada R1 adalah = R1 * I = 2K * 4.5 mA = 9 volt. Kemudian kita amati rangkaian sebelah kanan dimana tahanannya diganti dengan 3Kohm maka arus yang mengalir adalah 9 / 3K = 3 mA. Bila kita ingin sedikit membuat catatan kecil dalam otak kita dari kedua rangkaian tersebut adalah bahwa arus yang mengalir pada tahanan yang lebih besar akan selalu lebih kecildengan asumsi tegangan supply adalah sama. Kemudian bahwa tegangan yang jatuh pada tahanan yang lebih besar akan selalu lebih besar dari tegangan yang jatuh pada tahanan yang lebih kecil dengan asumsi rangkaian terhubung seri.

http://adhariyan.blogspot.com/2009/12/praktikum-hukum-ohm.html praktikum hukum ohm 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Hukum Ohm semulanya terdiri atas dua bagian. Bagian pertama tidak lain ialah definisi hambatan, yakni V= IR. Sering hubungan ini dinamai hukum ohm. Akan tetapi, ohm jugamenyatakan, bahwa R adalah suatu konstanta yang tidak bergantung pada v maupun I. Bagian kedua huku ohm ini tidak seluruhnya benar. Hubungan V=IR dapat diterapkan pada resistor apa saja, dimana V adalah beda potensial antara kedua ujung hambatan, dan I adalah arus yang mengalir didalamnya, sedangkan R adalah hambatan (Resistensi) Resistor tersebut. ( Bueche ) Hambatan suatu pengantar terhadap aliran muatan disebabkan oleh benturan yang sering terjadi antara elektron-elektron yang bergerak dengan atom-atom stasioner. Bila beda potensial diterapkan sepanjang kawat medan elektrik yang ditimbulkan menerapkan kakas pada setiap elektron didalam kawat. ( Cromer, 1994 ) 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui arus dan tegangan yang mengalir. Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan tahanan suatu penghantar dan kuat arus dan tahanan dalam suatu rangkaian dengan menggunakan prinsip hukum ohm. 1.3 Waktu dan Tempat Praktikum fisika dasar tentang hukum ohm ini dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 8 Desember 2009. Pukul 07.00 09.00 WIB. Praktikum fisika dasar tentang hukum ohm ini dilaksanakan di laboratorium Ilmu-ilmu Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hukum Ohm Hubungan antara tegangan arus dan hambatan ini disebut hokum Ohm.Ditemukan oleh George Simon Ohm dan dipublikasikan pada sebuah paper pada tahun 1820. The Galvanic Circuit Investigated Mathematically. Prinsip Ohm ini adalah besarnya arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar metal pada rangkain, Ohm menentukan sebuah persamaan yang simple menjelaskan hubungan antara tegangan, arus dan hambatan yang saling hubungan E=I.R I=E/R R=I/E Keterangan : Arus dinyatakan dengan Ampere, bersimbol I Hambatan dinyatakan dengan ohm, bersimbol R Tegangan dinyatakan dengan volt, bersimbol V atau E (Anonymous,2004). 2.2 Hukum Kircouff Hukum ini dapat dinyatakan sebagai : 1. Jumlah aljabar arus sesaat yang measuki titik cabang adalah nol. 2. Jumlah aljabar tegangan terpasang sesaat dalam suatu sosok tertutup sama dengan jumlah aljabar tegangan balik sesaat dalam sosok tersebut. Arti dari hukum yang pertama jelas jika arus yang menuju ketitik cabang disebut positif maka arus yang berlawanan arahnya harus disebut negative, dan hukum tersebut menyatakn bahwa besarnya arus yang memasuki titik cabang sama dengan besar arus yang meninggalkannya. Pada dasarnya hokum kedua menyatakan integral medan listrik disekeliling sosok, namun kita perlu menetapkan perjanjian tanda. Perjanjian ini dapat dirumuskan: Q=Stto I (t) dt 2.3 Hambatan jenis Hambatan merupakan sifat ssasaran bahan yang bersangkutan, dan bergantung hanya pada sifat bahan penyussun maupun geometernya. Sebaliknya kehambatan hanya bergantung pada sifat bahan penghantar. Penghantar yang bentuknay mudah yang

dicairkan terutam oleh hambatannya disebut penghambat atau resistor biasanya dilambangkan dengan. Penghambat dapat dihubungkan dengsan satu yang lain mermbentuk jaringan hambatan. Hambatan seri R : R1 + R2 Hambatan pararel 1/R : 1/R1 + 1/R2 (Reitz, 1994) 2.4 Rangkaian Seri

R = R + R + ....Rn V = R . I V = V + V + ....Vn Jadi V = R . I I = I + I +....In V = Rn . I Dalam rangkaian seri, tahanan-tahanan tersebut dihubungkan sedemikian rupa seperti pada gambar sehingga arus I yang sama mengalir pada setiap tahanan. Pada rangkaian seri kuat arus (I) yang melalui masing-masing tahanan yang besar tegangan (V) berbanding terbalik dengan hambatan (R). Hal ini sesuai dengan hukum ohm. (Finn, 1994) Kebanyakan rangkaian listrik tidaklah hanya terdiri dari beberapa sumber tegangan dan resistor yang dihubungkan seri. Tiap muatan yang sama di R, akan melalui R dan R juga hingga arus yang melalui R, R, R haruslah sama. (Sutrisno, 1979) 2.5 Rangkaian Paralel

3. METODOLOGI 3.1 Alat dan Fungsi Alat-alat yang digunakan pada praktikum fisika dasar tentang hukum ohm adalah : Power Supply : sebagai sumber arus listrik yang digunakan. Amperemeter : untuk mengukur tegangan yang mengalir dalam rangkaian listrik. Lampu : sebagai indikator adanya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian listrik. Resistor atau Tahanan geser : digunakan sebagai hamabatan pada arus listrik yang mengalir. Kabel Penghubung : untuk menghubungkan kutub positif dan kutub negatif dalam rangkaian listrik. Penjebit Buaya : untuk membantu menjebit kabel agar arus listrik tetap mengalir.

3.2 Skema kerja Disiapkan alat-alatnya seperti penjepit buaya, power supply volmeter, amperemeter, lampu, kabel penghubung, resistor

Diatur rangkaian seri Diatur rangkaian paralel

Dipastikan stop kontak dalam keadaan ON

Dinaikan tegangan dari nilai minimum sampai maximum yaitu dari 7,5 V sampai 9 V secara bergantian

Diatur resistor suatu rangkaian secara berturut-turut dari 0,1 , 0,22 , 0,33 , 0,5

dan 1

Dicatat nilai yang diberikan oleh amperemeter dan voltmeter

Hasil

3.3 Gambar Rangkaian Rankaian Seri 12345

Keterangan Gambar : 1. Power Supply 2. Resistor 3. Voltmeter 4. Amperemeter 5. Lampu Rangkaian Paralel 12345

Keterangan Gambar : 1. Power Supply 2. Resistor 3. Voltmeter 4. Amperemeter 5. Lampu

4. PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan Rangkaian Seri No Tegangan Sumber (V) Resitor () Voltmeter (V) Amperemeter (A) Nyala Lampu Lampu 1 Lampu 2 1 9 0,1 5 2,2 Terang Mati 2 9 0,22 4 2,2 Merang Mati 3 9 0,33 4 2,2 Terang Mati 4 9 0,5 3 2 Agak redup Mati

5 9 1 2 2,8 Redup Mati 1 12 0,1 6 2,8 Terang Redup 2 12 0,22 6 2,6 Terang Redup 3 12 0,33 6 2,6 Terang Redup 4 12 0,5 6 2,6 Terang Redup 5 12 1 5 2,4 Terang Redup Rangkaian Paralel No Tegangan Sumber (V) Resitor () Voltmeter (V) Amperemeter (A) Nyala Lampu Lampu 1 Lampu 2 1 7,5 0,1 2 2,2 Redup Mati 2 7,5 0,22 1 2,2 Redup Mati 3 7,5 0,33 1 2,2 Mati Mati 4 7,5 0,5 1 2 Mati Mati 5 7,5 1 1 2,8 Mati Mati 1 9 0,1 6 4,4 Terang Redup 2 9 0,22 6 4 Terang Redup 3 9 0,33 6 3,8 Redup Sangat Redup 4 9 0,5 6 3,6 Redup Redup 5 9 1 5 3,3 Mati Redup 4.2 Data Perhitungan Rangkaian Seri 9 V R = = = 2,27 R = = = 1,81 R = = = 1,81 R = = = 1,5 R = = = 0,71 R = R + R + R + R + R

= 2,27 + 1,81 + 1,81 + 1,5 + 0,71 = 8,1 = = = 1,62 R - = 2,27-1,62 = 4,225 . 10 R - = 1,81 -1,62 = 3,61 . 10 R - = 1,81 -1,62 = 3,61 . 10 R - = 1,5 -1,62 = 1,44 . 10 R - = 0,71 -1,62 = 8,281 . 10 - = 1,34 Ralat Mutlak (A) A = = = 0,057 Ralat Nisbi (I) I = . 100% = . 100% = 0,035 . 100% = 3,5% Keseksamaan (K) K = 100% - I = 100% - 3,5% = 96,5% Hasil Perhitungan Hp = - A = 1,62 0,057 = 1,563 Hp = + A = 1,62 + 0,057 = 1,677 Rangkaian Seri 12 V R = = = 2,14 R = = = 2,31 R = = = 2,31 R = = = 2,31 R = = = 2,1 R = R + R + R + R + R = 2,14 + 2,31 + 2,31 + 2,31 + 2,1 = 11,17 = = = 2,234 R - = 2,14 - 2,23 = 8,1 . 10 R - = 2,31 2,23 = 6,4 . 10 R - = 2,31 2,23 = 6,4 . 10 R - = 2,31 2,23 = 6,4 . 10 R - = 2,1 2,23 = 1,7 . 10 - = 4,43 . 10

Ralat Mutlak (A) A = = = 2,215 . 10 Ralat Nisbi (I) I = . 100% = . 100% =9,93 . 10 . 100% = 0,099% Keseksamaan (K) K = 100% - I = 100% - 0,099% = 99,90% Hasil Perhitungan Hp = - A = 2,23 2,215 . 10 = 2,27 Hp = + A = 2,23 + 2,215 . 10 = 2,232 Rangkaian Paralel 7,5 R = = = 0,5 R = = = 0,31 R = = = 0,3 R = = = 0,36 R = = = 0,45 R = R + R + R + R + R = 0,5 + 0,31 + 0,3 + 0,36 + 0,45 = 1,92 = = = 0,384 R - = 0,5 0,384 = 0,031 R - = 0,31 0,384 = 5,48 . 10 R - = 0,3 0,384 = 7,06 . 10 R - = 0,36 0,384 = 5,76 . 10 R - = 0,45 0,384 = 4,36 . 10 - = 0,031 Ralat Mutlak (A) A = = = 8,803 . 10 Ralat Nisbi (I) I = . 100% = . 100% =0,023 . 100% = 2,29% Keseksamaan (K) K = 100% - I = 100% - 2,29% = 97,71% Hasil Perhitungan

Hp = - A = 0,384 8,803 . 10 = 0,375 Hp = + A = 0,384 + 8,803 . 10 = 0,392 Rangkaian Paralel 9 V R = = = 0,45 R = = = 0,25 R = = = 0,26 R = = = 0,27 R = = = 0,30 R = R + R + R + R + R = 0,45 + 0,25 + 0,26 + 0,27 + 0,30 = 1,53 = = = 0,306 R - = 0,45 0,306 = 0,021 R - = 0,25 0,306 = 3,136 . 10 R - = 0,26 0,306 = 2,116 . 10 R - = 0,27 0,306 = 1,296 . 10 R - = 0,30 0,306 = 3,6 . 10 - = 0,028 Ralat Mutlak (A) A = = = 8,367 . 10 Ralat Nisbi (I) I = . 100% = . 100% =0,027 . 100% = 2,73% Keseksamaan (K) K = 100% - I = 100% - 2,73% = 97,27% Hasil Perhitungan Hp = - A = 0,306 8,367 . 10 = 0,297 Hp = + A = 0,306 + 8,367 . 10 = 0,314

4.3 Analisa Prosedur Pada percobaan fisika dasar tentang hokum ohm.langkah pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan,alat yang dibutuhkan adalahb power supply yang digunakan resistor digunakan sebagai hanbatan arus listrik yang digunakan dalam rangkaian listrik,voltmeter sebagai pengukur tegangan listrik,ampremeter sebagai arus listrik yang mengalir.,kabel penghubung sebagai penghubung kutuk positif dan negatif dalam rangkaian listrik dan penjepit bauya sebagai penjepit kabel agar arus listrik tetap mengalir. Setelah alat disiapkan,langkah selanjutnya adalah merangkai rangkaian menjadi rangkaian seridan parallel. a. Pada rangkaian seri Dihubungkan sumber arus DC atas power supply, tahanan geser. Amperemeter, voltmeter membentuk suatu rangkaian seri , yang dimaksud rangkaian seri adalah bila salah satu kabel mpda lampu dilepas maka lampu satunya akan mati juga. Setelah itu nyalakan stop kontak dan pada power supply dengan memutar knop pada tegangan 9 volt. Kemudian diatur tegangan geser 0,1 dan diameter perubahan angka pada amperemeter dan voltmeter, serta diamati pula nyaladan perubahan nyala angka lampu dan dicatat hasilnya . Setelah itu ulangi lagi percobaaan di atas dengan tegangan 12volt dan hambatan yang masih sama. Baru setelah itu diganti dengan hambatan 0,22, 0,33, 0,5, 0,1 dalam proses pergantian tegangan atau hambatan geser, matikan dulu power supply agar tidak tersebgat arus listrik.

b. Pada rangkaian parallel Dihubungkan sumber arus DC / powersupply, tahanan geser, ampremeter dan voltmeter membentuk suatu rangkaian paralel, yang dimaksud = ud rangkaian paralel adalah jika salah satu kabel pada lampu tidak dihubungkan , maka lampu lainya tetap menyala. Kemudian kemudian stop kontak pada power supply ditekan tombol on lalu arus tegangan pada power supply dengan memutar knop pada tegangan 9volt. Kemudian atur tahanan geser pada 0,1 dan amati perubaahan pda voltmeter dan amperemeter, begitu juga nyala lampunya,setelah itu dicatat pada data hasil pengamatan.lalu ulangi lagi percobaan diatas dengan menggunakan tegangan 12volt dan hambatan yang masih sama. Setelah itu diganti dengan tahanan geser, matikan dulu power supply agar tidak tersengat arus listrik. 4.4 Analisa Hasil Berdasrkan data hasil pengamatan dan perhitungan hasil pada rangkaian seri dengan digunakan tegangan 9volt dan hambatan 0,1 diketahui bahwa kuat arus yang mengalir 2,5 ampere,tegangan 9volt, pada lampu nyalanya redup pada lampu 1 nyalanya redup dan lampu 2 nyalanya terang dan didapatkan hambatan (R) adalah 2,8. Pada hambatan 0,22, kuat arus yang mengalir 2,4 ampere, tegangan 7 volt, pada lampu 1 nyalanya redup dan lampu 2 nyalanya redup dan hambatan (R) nya ternilai 2,92. Pada hambatan 0,33 kuat arus yang diperoleh adalah 28A, tegangan 7volt untuk pada lampu 1 nyalanya redup dan lampu 2 nyalanya redup hambatan(R) bernilai 2,5, pada hambatan 0,5kuat arus ternilai 2,4A tegangan 0,5 volt, pada hambatan 0,5 sedangkan nyala lampu 1 nyalanya redup dan lampu 2 nyalanya redup untuk nilai hambatan (R) adalah 2,71. Sedangkan pada 1,0 untuk kuat arus bernilai 2,2A sedangkan tegangan sebesar 6 volt dan hambatan (R) sebesar 2,73 dan nyala lampu 1 redup dan lampu 2 juga redup untuk jumlah hambatan aja adalah 2,73, sedangkan untuk jumlah =0,10. Untuk nilai ralat mutlak (A) adalah 0,10, ralat nisbi sebesar 4%, keseksamaan 96% dan hasil pengamatannya adalah Hp 2=2,83. Pada rangkaian seri dengan menggunakan tegangan 12 volt degan hambatan 0,1 didpatkan kuat arus listrik yang mengalir adalah 2,5A, tegangan 9V pada lampu 1 nyala terang dan lampu kedua terang dan untuk hambatan (R)adalah 3,4 pada hambatan 0,22 , kuat arus yang mangalir 2,8A tegangan 9V pada lampu 1 dan 2 nyala lampu terang dan untuk hambatan Ra, adalah 3,21 lalu pada hambatan 0,33 kuat arus bernilai

2,8A, tegangan 2,5V, sedangkan untuk nyala lampu1 redup dan lampu 2 redup, untuk hambtan (R)adalah 3,04 .pada hambatan 0,5 kuat arus 2,6A dan tegangan 8V dan nyala lampu 1 lebih redup dan lampu 2 redup ,hambatanya 3,08 . Sedangkan pada 1,0 kuat arus 2,5A tegangan 7V dan nyala lampu C lebih redup dan lampu 2 redup sedangkan untuk hambatanya adalah 2,4 . Untuk jumlah hambatan adalah 3,07 ,sedangkan = 0,75 dan jumlah nilai ralat mutlak 0,29. Ralat nisbi 93%, sedangkan keseksamaan 93% dan untuk hasil pengamatan 2,87 dan 3,27. Untuk hasil dari pengamatan rangkaian pararel dengan menggunakan 7,5 volt dan hambatan 0,1 adalah kuat arus 4,6A, tegangan 3V untuk pada lampu 1 nylanya lebih redup dan lampu 2 redup sedangkan untuk hambatannya 0,43 pada hambatan 0,22 ,kuat arus 4,6A tegangan 2, untuk lampu 1 nyalanya lebih redup dan lampu 2 redup dan nilai hambatannya 0,43 . Pada hambatan 0,33,kuat arus 4,4A tegangan 2V untuk lampu 1 redup dan lampu 2 juga redup nilai hambatan 0,45. Pada hambatan 0,5 kuat arus 4A sedangkan 1 volt.untuk lampu 1 sangat redup dan lampu 2 sangat redup nilai hambatannya 0,29 untuk jumlah hambatan adakah 0,41 sedangkan =0,10. Sedangkan untuk nilai ralat mutlaknya 0,10, ralat nisbi 24%, keseksamaan 76% dan untuk hasil pengamatan, Hp1=0,31 dan Hp2=0,51. Pada rangkaian paralel nenggunakan tegangan 9volt dengan hanbatan 0,1 Didapatkan kuat arus yang mengalir adalah 6A, tegangan 5v, untuk lampu 1 terang 2 untuk nyala lampu 2 lebih terang dan hambatanya sebesar 0,83 .pada hambatan0,22 kuat arus sebesar 6A,tegangan 4V dan nyala lampu 1 terang dan lampu ke 2 lebih terang dan hambatannya bernilai 0,67 .pada hambatan 0,33kuat arus bernilai 5A, tegangan 3V. Nyala lampu 1 terang dan lampu ke 2 lebih terang untuk hambatannya bernilai 0,65 . Pada hambatan 0,5 nilai kuat arus 4,84 tegangan 2V untuk lampu 1 nyalanya redup dan lampu 2 nyala redup untuk nilai hambatannya adalah 0,42 . Sedangkan pada hambatan 1,0 , nilai kuat arus 4,1 tegangan 1V dan untuk nyala lampu 1 dan 2 redup dan nilai hambatannya 0,24 . Untuk jumlah hambatan =0,55, =0,21 dan untuk ralat mutlak dan ralat nisbi 18% keseksamaan 82% dan hasil pengamatan Hp1 sebesar 0,45 untuk Hp2 = 0,65.

5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan ini adalah: 1. Hubungan J=.F sering di kenal dengan Hukum Ohm 2. Hukum kirchoff 1 berbunyijumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus keluar dari titik percabangan. 3. Hukum kirchoff 2 berbunyidalam rangkaian tertutup jumlah aljabar gel(F) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol. 4. Alat-alat yang digunakan pratikum ini adalah:power supply,voltmeter,amperemeter,lampu,resistor,kabel,penghubung,penjepit buaya. 5. Pada tegangan 9V pada rangkaian seri pada hambatan (R)=0,1,0,22 ,0.33 .0,5 ,dan 1,0 dan ralat mutlak 0,22 dan ralat nisbi 79%,keseksamaan 92,1%dan hasl pengamatan Hp1=2,54 dan Hp2=2,98. 6. Pada tegangan 12V pada hambatan (R)= ,1,0,22 ,0.33 .0,5 ,dan 1,0 dan ralat mutlak 0,60 dan ralat nisbi 22,3%,keseksamaan 92,1%dan hasil pengamatan Hp1=2,36 dan Hp2=3,72. 7. Pada tegangan 7,5V pada rangkaian seri pada hambatan (R)=0,1,0,22 ,0.33 .0,5 ,dan 1,0 dan ralat mutlak 0,11 dan ralat nisbi 45,8%,keseksamaan 54,2%dan hasl pengamatan Hp1=0,13 dan Hp2=0,35. 8. Pada tegangan 9V pada rangkaian seri pada hambatan (R)=0,1,0,22 ,0.33 .0,5 ,dan 1,0 dan ralat mutlak 0,045 dan ralat nisbi 8,1%,keseksamaan 9,19%dan hasl pengamatan Hp1=0,505 dan Hp2=0,595. 2. 5.2 Saran Pada pratikum ini sebaiknya alat-alat lebih modern lagi dan diperbarui lagi kemudain para pratikum sebelumnya melaksanakan pratikum sebaiknya di pelajari dahulu buku panduan pratikumnya. TujuanTujuan kami melakukan praktikum ini adalah: Untuk membuktikan kebenaran Hk. kirchoff. Mengetahui cara kerja Hk. kirchoff.1.2

Dasar Teori 3. Hukum Ohm 4. J 5. ika sebuah penghantar atau resistansi atau hantaran dilewati oleh sebuah arus maka padakedua ujung penghantar tersebut akan muncul beda potensial, atau Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan melintasi berbagai jenis bahan pengantar adalah berbanding lurus dengan arusyang mengalir melalui bahan tersebut. Secara matematis : 6. V 7. = 8. I 9. . 10. R 11. Hukum Kirchoff I / 12. Kirchoffs Current Law (KCL) 13. J 14. umlah arus yang memasuki suatu percabangan atau node atau simpul samadengan arus yangmeninggalkan percabangan atau node atau simpul, dengan kata lain jumlah aljabar semua arusyang memasuki sebuah percabangan atau node atau simpul samadengan nol. Secara matematis : 15. 16. 17. Arus pada satu titik percabangan = 0 18. 19. 20. Arus yang masuk percabangan = 21. 22. 23. Arus yang keluar percabanganDapat diilustrasikan bahwa arus yang mengalir samadengan aliran sungai, dimana pada saatmenemui percabangan maka aliran sungai tersebut akan terbagi sesuai proporsinya pada percabangan tersebut. Artinya bahwa aliran sungai akan terbagi sesuai dengan jumlah percabangan yang ada, dimana tentunya jumlah debit air yang masuk akansamadengan jumlahdebit air yang keluar dari percabangan tersebut. 24. Hukum Kirchoff II / 25. Kirchoffs Voltage Law (KVL) 26. J 27. umlah tegangan pada suatu lintasan tertutup samadengan nol, atau penjumlahan tegangan pada masing-masing komponen penyusunnya yang membentuk satu lintasan tertutup akan bernilai samadengan nol. Secara matematis : 28. 29. V 30. = 31. 0
http://taghyr.wordpress.com/2008/08/20/pengertian-hambatan-arus-tegangan-dan-bunyi-hukumohm/

Pengertian Hambatan, Arus, Tegangan dan Bunyi Hukum Ohm

20082008
1. listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya. I = Q/T Pada zaman dulu, Arus konvensional didefinisikan sebagai aliran muatan positif, sekalipun kita sekarang tahu bahwa arus listrik itu dihasilkan dari aliran elektron yang bermuatan negatif ke arah yang sebaliknya. Satuan 2. SI untuk arus listrik adalah ampere (A). Hambatan Arus Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan

Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai berikut: R = V/I atau di mana V adalah tegangan dan I adalah arus. Satuan SI untuk Hambatan adalah Ohm (R). 3. Tegangan

Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. V= I .R

Satuan SI untuk Tegangan adalah volt (V). 4. Hukum OHm

Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar mampu dialiri electron bebas secara terus menerus. Aliran yang terus-menerus ini yang disebut dengan arus, dan sering juga disebut dengan aliran, sama halnya dengan air yang mengalir pada sebuah pipa. Tenaga (the force) yang mendorong electron agar bisa mengalir dalam sebauh rangkaian dinamakan tegangan. Tegangan adalah sebenarnya nilai dari potensial energi antara dua titik. Ketika kita berbicara mengenai jumlah tegangan pada sebuah rangkaian, maka kita akan ditujukan pada berapa besar energi potensial yang ada untuk menggerakkan electron pada titik satu dengan titik yang lainnya. Tanpa kedua titik tersebut istilah dari tegangan tersebut tidak ada artinya. Elektron bebas cenderung bergerak melewati konduktor dengan beberapa derajat pergesekan, atau bergerak berlawanan. Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut dengan hambatan. Besarnya arus didalam rangkaian adalah jumlah dari energi yang ada untuk mendorong electron, dan juga jumlah dari hambatan dalam sebuah rangkaian untuk menghambat lajunya arus. Sama halnya dengan tegangan hambatan ada jumlah relative antara dua titik. Dalam hal ini, banyaknya tegangan dan hambatan sering digunakan untuk menyatakan antara atau melewati titik pada suatu titik. Untuk menemukan arti dari ketetapan dari persamaan dalam rangkaian ini, kita perlu menentukan sebuah nilai layaknya kita menentukan nilai masa, isi, panjang dan bentuk lain dari persamaan fisika. Standard yang digunakan pada persamaan tersebut adalah arus listrik, tegangan ,dan hambatan. Symbol yang digunakan adalah standar alphabet yang digunakan pada persamaan aljabar. Standar ini digunakan pada disiplin ilmu fisika dan teknik, dan dikenali secara internasional. Setiap unit ukuran ini dinamakan berdasarkan nama penemu listrik. Amp dari orang perancis Andre M. Ampere, volt dari seorang Italia Alessandro Volta, dan ohm dari orang german Georg Simon ohm. Simbol matematika dari setiap satuan sebagai berikut R untuk resistance (Hambatan), V untuk voltage (tegangan), dan I untuk intensity (arus), standard symbol yang lain dari tegangan adalah E atau Electromotive force. Simbol V dan E dapat dipertukarkan untuk beberapa hal, walaupun beberapa tulisan menggunakan E untuk menandakan sebuah tegangan yang mengalir pada sebuah sumber ( seperti baterai dan generator) dan V bersifat lebih umum.

Salah satu dasar dalam perhitungan elektro, yang sering dibahas mengenai satuan couloumb, dimana ini adalah besarnya energi yang setara dengan electron pada keadaan tidak stabil. Satu couloumb setara dengan 6.250.000.000.000.000.000. electron. Symbolnya ditandai dengan Q dengan satuan couloumb. Ini yang menyebabkan electron mengalir, satu ampere sama dengan 1 couloumb dari electron melewati satu titik pada satu detik. Pada kasus ini, besarnya energi listrik yang bergerak melewati conductor (penghantar). Sebelum kita mendefinisikan apa itu volt, kita harus mengetahui bagaimana mengukur sebuah satuan yang kita ketahui sebagai energi potensial. Satuan energi secara umum adalah joule dimana sama dengan besarnya work (usaha) yang ditimbulkan dari gaya sebesar 1 newton yang digunakan untuk bergerak sejauh 1 meter (dalam satu arah). Dalam british unit, ini sama halnya dengan kurang dari pound dari gaya yang dikeluarkan sejauh 1 foot. Masukkan ini dalam suatu persamaan, sama halnya dengan I joule energi yang digunakan untuk mengangkat berat pound setinggi 1 kaki dari tanah, atau menjatuhkan sesuatu dengan jarak 1 kaki menggunakan parallel pulling dengan pound. Maka kesimplannya, 1 volt sama dengan 1 joule energi potensial per 1 couloumb. Maka 9 volt baterai akan melepaskan energi sebesar 9 joule dalam setiap couloum dari electron yang bergerak pada sebuah rangkian. Satuan dan symbol dari satuan elektro ini menjadi sangat penting diketahui ketika kita mengeksplorasi hubungan antara mereka dalam sebuah rangkaian. Yang pertama dan mungkin yang sangat penting hubungan antara tegangan, arus dan hambatan ini disebut hokum ohm. Ditemukan oleh Georg Simon Ohm dan dipublikasikannya pada sebuah paper pada tahun 1827, The Galvanic Circuit Investigated Mathematically. Prinsip ohm ini adalah besarnya arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar metal pada rangkaian, ohm menemukan sebuah persamaan yang simple, menjelaskan bagaimana hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan yang saling berhubungan. HUKUM OHM E I R=I/E Kesimpulan Tegangan Arus dinyatakan dinyatakan dengan nilai volts amps, disimbolkan dan ohms dengan diberi diberi E atau dengan symbol symbol : V. I R = = E I / R R

Hambatan

dinyatakan

dengan

Hukum Ohm: E = IR ; I = E/R ; R = E/I

Besarnya daya pada suatu rangkaian dapat di hitung dengan : P = V . I atau P = I2 . R atau P = V2/ R Dimana P V : : daya, tegangan dalam dalam satuan satuan : watt volt

I : arus dalam satuan ampere Contoh Soal Latihan:

Sebuah bangunan rumah tangga memakai lampu dengan tegangan pada instalansi lampu rumah tangga tersebut adalah 220 Volt, dan arus yang mengalir pada lampu tersebut adalah 10 ampere, berapakah hambatan pada lampu tersebut, hitunglah? JAWAB dik V I Dit : hambatan.? JAWAB R = V/R R = 220/10 = 22 ohm Jadi hambatan yang mengalir adalah 22 ohm Contoh Soal Latihan: = = 220 10 : : Volt Amper

Didalam suatu rumah tinggal, terpasang sebuah lampu dengan tegangan 220 Volt, setelah di ukur dengan amper meter arusnya adalah 2 ampere, hitunglah daya yang di serap lampu tersebut ? JAWAB dik V I Dit : Daya.? JAWAB P = V.I P = 220. 2 = 440 Watt = = 220 2 : : Volt Amper

You might also like