Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (Strata1) Jurusan Teknik Industri
ANALISIS SENJATA SERBU (SS 2) V-1 TERHADAP USIA KARIER PRAJURIT TNI PADA SAAT MENEMBAK POSISI BERDIRI DAN JONGKOK DI BATALION 330 CICALENGKA
Telah dipertahankan didepan tim penguji pada tanggal: .... Mei 2011 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
Pembimbing
Jakarta,
Mei 2011
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri
ANALISIS SENJATA SERBU (SS 2) V-1 TERHADAP USIA KARIER PRAJURIT TNI PADA SAAT MENEMBAK POSISI BERDIRI DAN JONGKOK DI BATALION 330 CICALENGKA
Telah dipertahankan dihadapan komisi penguji jurusan Teknik Industri pada tanggal Mei 2011 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima Persetujuan komisi penguji
No.
Jabatan
Nama
Tanda Tangan
1. 2. 3.
Jakarta,
Mei 2011
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri
LEMBAR PERNYATAAN
Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini hasil karya sendiri dan bukan merupakan duplikasi sebagian atau seluruhnya dari karya orang lain yang sudah pernah dipublikasikan atau yang sudah pernah dipakai untuk mendapatkan gelar di Universitas lain, kecuali pada bagian dimana sumber informasi dicantumkan dengan cara sumber referensi yang semestinya. Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan bertanggung jawab dan saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan Tugas Akhir saya apabila terbukti melakukan duplikasi terhadap Tugas Akhir yang sudah ada. Jakarta, .. Mei 2011
Eyoh
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir yang berjudul Analisis Senjata Serbu (SS 2) V-1 terhadap Usia Karier Prajurit TNI Pada Saat Menembak Posisi Berdiri dan Jongkok di Batalion 330 Cicalengka yang merupakan persyaratan tugas akhir mahasiswa jurusan Teknik Industri UPN Veteran Jakarta dalam menyelesaikan program sarjana S1 yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Keberhasilan penyusunan tugas akhir ini tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan, arahan serta petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. 2. Yth. Bapak Ir. Sulistiono, M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik UPN Veteran Jakarta. Yth. Bapak Ir. Sugeng Prayitno, selaku Ketua Program Studi Teknik Industri yang telah memberikan dukungan dan fasilitas kepada penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. 3. Yth. Bapak Catur Kurniawan, S.Pd, MT, selaku pembimbing yang telah membimbing dan memberi masukan serta waktu luang yang diberikan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. 4. 5. Yth. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Fakultas Teknik Industri Yth. Letkol Inf Muzirman, selaku Komandan Batalion 330 Cicalengka yang telah banyak membantu dan memberikan ijin serta fasilitas kepada penulis. 6. 7. Yth. Orangtua dan keluarga tecinta atas dukungan dan doa restunya sehingga penulis dengan bangga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Yth. Bapak Makmun (suami), Ferry maulana, Vera Nur Malasari dan Novida Maharani (anak) tercinta yang telah memberikan semangat dan dukungan moril yang sangat penting dan merupakan modal bagi penulis. 8. Yth. Rekan kerja pimpinan dan staf Balitbang Kemhan yang banyak membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
9.
Terima kasih untuk semua yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari dalam penulisan tugas akhir ini masih banyak kekurangannya mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga semuanya.
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i Daftar Isi iii Daftar Tabel...... vi Daftar Gambar......... vii Daftar Lampiranviii Abstrak.. ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 2.1. 2.2. Latar Belakang ................ 1 Perumusan Masalah..... 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 3 Pembatasan Masalah .. 4 Sistematika Penulisan. 4 Ergonomi ......................................................................... 7 Pendekatan Ergonomis dalam Perancangan Alat Kerja ........................................................................ 7 2.3. 2.4. 2.5. 2.6. 2.7. 2.8. 2.9. BAB III 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. Tujuan Ergonomi............................................................ 10 Interaksi Manusia dan Mesin ......................................... 10 Pengalaman Kerja .......................................................... 11 Senjata SS2 V-1. ............................................................ 13 Prosedur penembakan ..................................................... 16 Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) ........................ 17 Teori Pengolahan Data .................................................... 18 Pengumpulan Data... 26 Pengolahan Data.. 27 Analisis Hasil... 28 Hipotesis Penelitian ........ 28 Kerangka Pemecahan Masalah ........... 30
METODOLOGI PENELITIAN
iii
BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6. 4.7. 4.8. 4.9. Hasil Penelitian Kuantitatif ......... 31 Data Hasil Penelitian ................................. 31 Tabulasi Hasil Penelitian Usia Karier 5 Tahun ........... 33 Tabulasi Hasil Penelitian Usia Karier > 5 Tahun ........... 34 Hasil Tembakan Berdiri dan Jongkok ........................... 35 Rekapitulasi Hasil Tembakan .......................................... 37 Peringkat, Rentang dan Frekuensi Hasil Penembakan..... 38 Penolong Uji Normalitas Data Berdiri 5 Tahun........... 39 Penolong Uji Normalitas Data Berdiri > 5 Tahun.......... 39
4.10. Penolong Uji Normalitas Data Jongkok 5 Tahun...... 40 4.11. Penolong Uji Normalitas Data Jongkok > 5 Tahun ..... 40 4.12. Grafik Hasil Tembakan .................................................. 41 4.13. Uji Normalitas Data....................................................... 42 4.14. Uji Anova Dua Jalur ..................................................... BAB V PENUTUP 5.1. 5.2. DAFTAR PUSTAKA Kesimpulan ........................................... 51 Saran-saran ................................................................... 52 43
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel Penolong Anova Anova Kalkulasi Data Hasil Penembakan Prajurit TNI Kalkulasi Data Hasil Tembakan Usia Karier 5 Tahun Kalkulasi Hasil Penelitian Usia Karier > 5 Th Hasil Tembakan Berdiri dan Jongkok Rekapitulasi Hasil Tembakan & Nilai Besaran Statistiknya Peringkat, Rentang dan Frekuensi Hasil Penembakan Penolong Uji Normalitas dengan Kertas Peluang & Chi Kuadrat Berdiri Usia Karier 5 Tahun Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Penolong Uji Normalitas dengan Kertas Peluang & Chi Kuadrat Berdiri Usia Karier > 5 Tahun Penolong Uji Normalitas Data dengan Kertas Peluang & Chi Kuadrat Jongkok Usia Karier 5 Tahun Penolong Uji Normalitas dengan Kertas Peluang & Chi Kuadrat Jongkok Usia Karier > 5 Tahun Tabel Rangkuman Anova
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar 3.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9
Senjata SS 2 V-1 Kerangka Pemecahan masalah Grafik Rata-rata Hasil Tembakan Grafik Peringkat Hasil Tembakan Grafik Frekuensi Nilai Berdiri 5 Tahun Grafik Frekuensi Nilai Berdiri > 5 Tahun Grafik F. Komulatif Nilai Berdiri 5 Tahun Grafik F. Komulatif Nilai Berdiri > 5 Tahun Grafik Frekuensi Kumulatif Nilai Jongkok 5 Tahun
Gambar 4.10 Grafik Frekuensi Kumulatif Nilai Jongkok > 5 Tahun Gambar 4.11 Hipotesis Usia Karier Penembakan Berdiri dan Jongkok Gambar 4.12 Gambar Lesan (Sasaran Tembak)
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar Lesan / Sasaran Tembakan Foto Prajurit TNI pada saat menembak Posisi Berdiri dan Jongkok Riwayat Hidup Penulis
vii
ABSTRAK Senjata Serbu 2 Varian 1 (SS 2 V-1) adalah Senjata yang diproduksi oleh PT. Pindad. SS 2 V-1 dengan kaliber 5,56 X 45 mm mempunyai Berat dengan magasen kosong 3,4 kg dan dengan magasen isi (30 butir) 3,76 kg. Senjata ini sudah digunakan oleh para prajurit yang bertugas di Batalion Infantri 330 Cicalengka untuk melaksanakan tugas operasi dalam negeri dan misi perdamaian PBB. Permasalahan yang timbul bagaimana mengetahui kemudahan penggunaan senjata serbu (SS2) V-1 terhadap usia karier prajurit pada saat menembak posisi berdiri dan jongkok di Batalion Infantri 330 Cicalengka, sehingga dapat menganalisa kemudahan menggunakan senjata serbu (SS 2) V-1 di lapangan untuk kategori usia karier. Data yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah data Nama Penembak, Usia penembak, Usia Karier dengan jumlah sampel 60 orang. Data-data yang telah didapat dilakukan uji kenormalan data dan anova dua jalur. Dapat dibuktikan berdasarkan perhitungan statistik anova dua jalur yang diperoleh hasil : 0,47 < 3,91, maka H0A diterima, 0,28 < 3,91, maka H0B diterima dan 0,052 < 3,91, maka H0AB diterima. Berdasarkan dari hasil perhitungan dan pengolahan Senjata Serbu (SS 2 V1), maka penggunaan SS2 V-1 dengan usia karier dibawah 5 tahun bisa dengan mudah menggunakannya dengan nilai tembakan baik begitu juga dengan usia karier diatas 5 tahun. Sehingga penggunaan SS 2 V-1 berdasarkan usia karier dapat dengan mudah untuk melaksanakan tugas-tugas operasi di kesatuan maupun tugas perdamaian PBB. Kata kunci : Usia Karier 5 tahun, Usia Karier > 5 tahun, Posisi Berdiri dan Posisi Jongkok
viii
DAFTAR PUSTAKA
Balitbang Kemhan (2007) Naskah Kajian Ergonomi ; Jakarta Catur Kurniawan, Penggunaan Media Komputer Pada Mata Kuliah Pesawat Tenaga II di jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI, Bandung 2001 Nurmianto, Eko; Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya; Guna Widya; Jakarta, 1998. Suprananto, J; Statistik Teori dan Aplikasi Edisi ke Enam; Erlangga; Jakarta; 2000 Tarwaka, PGDipl.Sc., M.Erg; Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas; Uniba Press; Jakarta,2004 Wignjosoebroto, Sritomo; Ergonomi Studi Gerakan dan Waktu; Institut Teknologi Sepuluh November; Guna Widya, 2003 Zainal Mustafa EQ, Mengurai variabel hingga instrumentasi; Graha Ilmu; Yogyakarta, 2009. Z. Sutalaksana, Iftikar; Teknik Tata Cara Kerja; Jurusan Teknik Industri ITB; Bandung,1979.
ix
DATA PRIBADI 1. 2. 3. Nama Tempat/Tgal. Lahir Alamat :Eyoh : Sumedang , 1 Desember 1964 : Komplek Kemhan/Mabes TNI No. 3 Sukabumi Utara, Kebon Jeruk Jakarta Barat
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
: 081.513843039 : eyoh@kemhan.go.id : Islam : Perempuan : PNS : Menikah (K3) : Indonesia : Tenis meja
PENDIDIKAN
Sekolah Perguruan Tinggi Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Pertama Sekolah Dasar Tempat Teknik Industri, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta SMEA Negeri Sumedang SMP Negeri Darmaraja SD Negeri Pataruman Tahun 2007 - 2011 1986 - 1987 1991-1994 1985-1991
PENGALAMAN KERJA
Instansi Balitbang Dephan RI Jabatan Puslitbang Sumdahan Tempat Jakarta Tahun 1987 sekarang
xi
ABSTRAK Senjata Serbu 2 Varian 1 (SS 2 V-1) adalah Senjata yang diproduksi oleh PT. Pindad. SS 2 V-1 dengan kaliber 5,56 X 45 mm mempunyai Berat dengan magasen kosong 3,4 kg dan dengan magasen isi (30 butir) 3,76 kg. Senjata ini sudah digunakan oleh para prajurit yang bertugas di Batalion Infantri 330 Cicalengka untuk melaksanakan tugas operasi dalam negeri dan misi perdamaian PBB. Permasalahan yang timbul bagaimana mengetahui kemudahan penggunaan senjata serbu (SS2) V-1 terhadap usia karier prajurit pada saat menembak posisi berdiri dan jongkok di Batalion Infantri 330 Cicalengka, sehingga dapat menganalisa kemudahan menggunakan senjata serbu (SS 2) V-1 di lapangan untuk kategori usia karier. Data yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah data Nama Penembak, Usia penembak, Usia Karier dengan jumlah sampel 60 orang. Data-data yang telah didapat dilakukan uji kenormalan data dan anova dua jalur. Dapat dibuktikan berdasarkan perhitungan statistik anova dua jalur yang diperoleh hasil : 0,47 < 3,91, maka H0A diterima, 0,28 < 3,91, maka H0B diterima dan 0,052 < 3,91, maka H0AB diterima. Berdasarkan dari hasil perhitungan dan pengolahan Senjata Serbu (SS 2 V-1), maka penggunaan SS2 V-1 dengan usia karier dibawah 5 tahun bisa dengan mudah menggunakannya dengan nilai tembakan baik begitu juga dengan usia karier diatas 5 tahun. Sehingga penggunaan SS 2 V-1 berdasarkan usia karier dapat dengan mudah untuk melaksanakan tugas-tugas operasi di kesatuan maupun tugas perdamaian PBB. Kata kunci : Usia Karier Posisi Jongkok 5 tahun, Usia Karier > 5 tahun, Posisi Berdiri dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Era Globalisasi ini, kemajuan teknologi sangat canggih yang akhirnya banyak muncul terobosan-terobosan baru untuk memudahkan manusia dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Dalam bidang Pertahanan, negara-negara maju saling berlomba untuk memproduksi secara massal alat utama sistem senjata dengan modifikasi atau sistem baru yang menggunakan teknologi canggih. Seiring dengan kemajuan teknologi, negara Indonesia tidak mau ketinggalan dan berusaha untuk menciptakan alat dan peralatan pertahanan dengan memanfaatkan sumber daya dalam negeri dengan biaya yang lebih murah. Pemerintah menunjuk PT. Pindad Persero sebagai mitra untuk merancang dan memproduksi senjata dan amunisi untuk digunakan oleh prajurit TNI. Keberhasilan suatu pasukan tempur TNI khususnya TNI Angkatan Darat dalam melaksanakan tugas mereka sangat dipengaruhi oleh kemampuan perorangan prajurit yang tergabung dalam pasukan. Sedangkan kemampuan prajurit dalam melaksanakan tugasnya tentunya dipengaruhi pula oleh berbagai faktor yaitu alat dan peralatan sistem senjata, fasilitas dan beban kerja serta interaksinya dengan lingkungan yang dihadapkan kepada prajurit.
Karena alasan-alasan diatas maka Kementerian Pertahanan (Kemhan) Indonesia mulai mengembangkan dan membuat senjata yang ergonomis untuk para prajurit TNI. Salah satunya adalah senjata organik jenis SS2 V-1. Senjata ini nantinya akan digunakan oleh para prajurit TNI di medan pertempuran, dengan desain yang ergonomis dan sesuai dengan karakteristik prajurit TNI, maka operasi pasukan TNI di medan pertempuran dapat dilakukan dengan maksimal. Selain itu senjata SS2 V-1 digunakan militer Indonesia untuk menggantikan sejumlah senapan Colt M-16A1 buatan Amerika Serikat (AS) dan sebagian FN FNC buatan Belgia, yang usianya sudah menua. Dan juga sebagai komitmen Kementerian Pertahanan RI untuk menyerap produk-produk industri pertahanan dalam negeri, khususnya dalam pengadaan senjata ringan guna memenuhi kebutuhan senjata bagi prajurut TNI. Senjata Serbu 2 Varian 1 (SS 2 V-1) adalah Senjata yang
diproduksi oleh PT. Pindad. SS 2 V-1 dengan kaliber 5,56 X 45 mm mempunyai berat dengan magasen kosong 3,4 kg dan dengan magasen isi (30 butir) 3,76 kg. Senjata ini sudah digunakan oleh para prajurit yang bertugas di Batalion Infantri 330 Cicalengka untuk melaksanakan tugas operasi dalam negeri dan misi perdamaian PBB. Adapun posisi yang dilakukan prajurit TNI ketika melakukan penembakan terdiri dari tiga posisi, yaitu posisi berdiri, jongkok dan posisi tiarap.
Penelitian ini dilakukan untuk menginterpensi kemudahan Senjata SS2 V-1 di lapangan untuk kategori usia karier 5 tahun dan usia karier > 5 tahun ketika menembak dalam posisi berdiri dan jongkok sehingga senjata SS2 V-1 dapat berpengaruh terhadap usia karier penembak.
1.2
Perumusan Masalah. Dengan melakukan penelitian dan pengambilan data dari prajurit, penulis akan menganalisa : Bagaimana mengetahui kemudahan
penggunaan senjata serbu (SS2) V-1 terhadap usia karier prajurit pada saat menembak posisi berdiri dan jongkok di Batalion Infantri 330 Cicalengka, secara khusus diuraikan sebagai berikut : a. Apakah terdapat perbedaan yang berarti antara hasil nilai tembakan posisi berdiri dan nilai tembakan posisi jongkok untuk usia karier 5 tahun dengan nilai tembakan posisi berdiri dan nilai tembak posisi jongkok untuk usia karier > 5 tahun. b. Apakah terdapat perbedaan yang berarti antar hasil nilai tembakan posisi berdiri untuk usia karier 5 tahun dan usia karier > 5 tahun dengan nilai tembakan posisi tahun dan usia karier > 5 tahun. c. Apakah terdapat perbedaan yang berarti antara selisih nilai tembakan posisi berdiri dan nilai tembakan posisi jongkok untuk jongkok untuk usia karier 5
usia karier 5 tahun dengan nilai tembakan posisi berdiri dan nilai tembakan posisi jongkok untuk usia karier > 5 tahun.
1.3
1.3.1 Tujuan Penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti kemudahan penggunaan Senjata SS2 V-1 yang secara khusus diuraikan sebagai berikut : a. Membuktikan tidak terdapat perbedaan yang berarti antara hasil nilai tembakan posisi berdiri dan hasil nilai tembakan posisi
jongkok untuk usia karier 5 tahun dengan nilai tembak untuk usia karier > 5 tahun. b. Membuktikan tidak terdapat perbedaan yang berarti antar hasil nilai tembakan posisi berdiri untuk usia karier 5 tahun dan untuk usia karier > 5 tahun dengan nilai tembak posisi jongkok untuk usia karier 5 tahun dan untuk usia karier > 5 tahun. c. Membuktikan tidak terdapat perbedaan yang berarti antara selisih nilai tembakan posisi berdiri dan posisi jongkok untuk usia karier 5 tahun dengan nilai tembak posisi berdiri dan posisi jongkok untuk usia karier > 5 tahun.
1.3.2.
Manfaat Penelitian. Dari hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk : a. Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. b. Meningkatkan kualitas menembak bagi prajurit Satuan TNI Angkatan Darat. c. Satuan TNI Angkatan Darat sebagai bahan masukan penggunaan Senjata Serbu (SS2) V-1 yang disesuaikan untuk kategori usia karier.
1.4
Pembatasan Masalah. Pada penelitian ini penulis melakukan pembatasan pada masalah yang diambil agar tidak menyimpang terlalu jauh dari yang diinginkan. Adapun pembatasan masalah yang diambil, sebagai berikut : a. Penelitian dilakukan langsung pada prajurit pada saat menembak untuk posisi berdiri dan jongkok menggunakan Senjata
Serbu ( SS 2) V-1 di Batalion Infantri 330 Cicalengka. b. Data Prajuri yang diambil memiliki batas usia 22 tahun sampai 52 tahun yang dibedakan berdasarkan usia karier 5 tahun dan > 5 tahun. c. d. Banyaknya data yang diambil dengan jumlah 60 orang prajurit. Hasil dari penelitian dibuat tanpa memperhitungkan biaya dan 5
komposisi material yang akan digunakan dalam pengembangan senjata serbu (SS2) V-1. 1.5 Sistematika Penulisan. Untuk mempermudah penyusunan skripsi ini, maka dibuat
suatu sistematika penulisan yaitu sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam pendahuluan ini membahas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan teori-teori yang mendukung proses pemecahan masalah yang akan dibahas serta akan digunakan dalam perhitungan selanjutnya. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini membahas mengenai langkah-langkah penelitian yang akan diterapkan dalam pemecahan masalah yaitu metodologi penelitian, pengumpulan data serta teknik analisis data. BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS Berisikan data-data yang diperoleh selama penelitian yang dikumpulkan serta diolah sesuai dengan teori-teori serta 6
teknik analisis data yang digunakan dan dianalisis dari data yang telah diolah juga sebagai dasar untuk menentukan kesimpulan. BAB V PENUTUP Dalam bab ini memuat kesimpulan dari hasil analisis data dan saran berdasarkan tujuan penelitian yang telah dilakukan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi. Istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ERGON (kerja) dan NOMOS (hukum/aturan). Jadi secara ringkas ergonomi adalah suatu
aturan atau norma dalam sistem kerja. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja. Informasi hasil penelitian ergonomis dapat dikelompokan menjadi lima bidang penelitian yakni : Anthropometri, Biomekanika, Fisiologi, Penginderaan, Lingkungan Fisik Kerja. Ergonomi adalah suatu cabang keilmuan yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, efisien, aman dan nyaman. Ergonomi antara lain memeriksa kemampuan fisik para pekerja, lingkungan tempat kerja, dan tugas yang dilengkapi dan mengaplikasikan informasi ini dengan desain model alat,
perlengkapan, metode-metode kerja yang dibutuhkan tugas menyeluruh dengan aman. Masing-masing pekerja mempunyai tanggung jawab sendirisendiri untuk mengetahui tentang fokus keselamatan lingkungan kerja untuk diri mereka sendiri dan atasan mereka.
Dilihat dari segi rekayasa informasi penelitian ergonomi dapat dikelompokan dalam lima bidang, namun disini yang akan dibahas hanyalah pada bidang Anthropometri saja. Penerapan anthropometri ini
akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) nya dari suatu distribusi normal. Pengelompokan bidang kajian Ergonomi yang secara lengkap mencakup seluruh perilaku manusia dalam bekerja terbagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu : a. Antropometri. Antropometri berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia diperlukan untuk dan aman. b. Faal kerja. Secara garis besar kerja manusia bersifat fisik dan mental yang masing-masing mempunyai intensitas yang berbeda. Tingkat intensitas yang terlalu tinggi menunjukan pemakaian manusia. Informasi dimensi tubuh
energi yang berlebihan, sebaliknya tingkat intensitas yang terlalu rendah menimbulkan rasa bosan dan jenuh. Besar penggunaan energi tergantung dari jenis pekerjaan yang dilakukan, apabila beban kerja terlalu berat maka syaraf-syaraf otot akan mengalami kelelahan. c. Biomekanika kerja. Biomekanika kerja merupakan apikasi ilmu mekanika teknik untuk analisa sistem kerangka otot manusia.
Kajian dalam Biomekanika kerja meliputi kekuatan kerja otot, kecepatan, dan ketelitian gerak anggota-anggota badan dan daya tahan jaringan-jaringan tubuh terhadap beban. d. Penginderaan. Secara biologis manusia memiliki indra yaitu penglihatan, pendengaran, Dalam bekerja manusia peraba, pencium, dan perasa.
mata, telinga, dan lainnya. e. Psikologi kerja. Manusia dengan segala sifat dan tingkah laku lainnya merupakan makhluk yang sangat kompleks. Manusia secara individu memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan yang khusus pada manusia diantara-nya jenis kelamin, usia, nilai, karakteristik fisik, minat,
motivasi, pendidikan, dan pengalaman. 2.2 Pendekatan Ergonomis dalam Perancangan Alat Kerja Secara ideal perancangan alat kerja haruslah disesuaikan dengan peranan dan fungsi pokok dari komponen-komponen sistem kerja yang terlibat yaitu manusia, mesin/peralatan dan lingkungan fisik kerja. Peranan manusia dalam hal ini akan didasarkan pada kemampuan dan keterbatasannya terutama yang berkaitan dengan aspek pengamatan, kognitif, fisik maupun psikologisnya. Demikian juga peranan atau fungsi mesin/peralatan seharusnya ikut menunjang manusia dalam melaksanakan tugas yang ditentukan. Mesin/peralatan kerja juga berfungsi menambah kemampuan manusia, 10
tidak menimbulkan stres tambahan akibat beban kerja dan membantu melaksanakan tugas-tugas tertentu yang dibutuhkan tetapi berada diatas kapasitas atau kemampuan yang dimiliki manusia. Selanjutnya mengenai peranan dan fungsi dari lingkungan fisik kerja akan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan kondisi-kondisi kerja yang akan menjamin manusia dan mesin agar dapat berfungsi pada kapasitas maksimalnya. Berkaitan dengan perancangan areal/stasiun kerja, maka ada beberapa aspek ergonomis yang harus dipertimbangkan sebagai berikut : a. b. c. d. e. Sikap dan posisi kerja Anthropometri dan dimensi ruang kerja Kondisi lingkungan kerja Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja Energi kerja yang dikonsumsikan
2.3
Tujuan Ergonomi. Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah : a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selam kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. 11
c.
Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
2.4
Interaksi Manusia dan Mesin. Yang dimaksud dengan sistem manusia mesin disini adalah kombinasi satu atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa mesin dimana salah satu dengan yang lainnya saling berinteraksi untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh. Yang dimaksud dengan mesin dalam rangka ini adalah Senjata SS2 V-1 dan instrument-instrumen yang mempunyai kegunaan yang optimal bagi penembak yang perancangannya memperhatikan sistem manusia mesin. Artinya ukuran-ukuran dari Senjata tersebut harus memperhatikan ukuran-ukuran tubuh manusia yang menggunakannya. Jelaslah di sini, bahwa merancang sistem kerja yang baik kita harus menyeimbangkan fungsi manusia sebagai pihak yang aktif dengan fungsi objek yang dibuatnya sebagai pihak pasif.
2.5
Pengalaman Kerja 2.5.1 Pengertian Pengalaman Kerja Pengalaman kerja adalah proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan karena
12
keterlibatan pegawai tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan (Manulang, 1984 : 15). Pendapat lain mengemukakan pengalaman kerja adalah ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik (Ranupandojo, 1984 : 71). Sementara menurut Trijoko, pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keterampilan yang telah diketahui dan dikuasai seseorang yang akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu (Trijoko, 1980 : 82). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa pengalaman kerja adalah tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya. 2.5.2 Pengukuran Pengalaman Kerja Pengukuran pengalaman kerja sebagai sarana untuk menganalisis dan mendorong efisiensi dalam pelaksanaan tugas pekerjaan. Beberapa hal yang digunakan untuk mengukur pengalaman kerja seseorang adalah : a. Gerakannya mantap dan lancar. Setiap pegawai yang
berpengalaman akan melakukan gerakan yang mantap dalam bekerja tanpa disertai keraguan.
13
b.
Gerakannya berirama.
Artinya
terciptanya
dari
kebiasaan dalam melakukan pekerjaan sehari hari. c. Lebih cepat menanggapi tandatanda. Artinya tandatanda seperti akan terjadi kecelakaan kerja d. Dapat menduga akan timbulnya kesulitan sehingga
lebih menghadapinya, karena didukung oleh pengalaman kerja dimilikinya maka seorang pegawai yang
berpengalaman dapat menduga akan adanya kesulitan dan siap menghadapinya. e. Bekerja dengan tenang. Seorang pegawai yang
berpengalam-an akan memiliki rasa percaya diri yang cukup besar (Asri, 1986 : 131) Selain itu ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi pengalaman kerja pegawai. Beberapa faktor lain mungkin juga berpengaruh dalam kondisi-kondisi tertentu, tetapi adalah tidak mungkin untuk menyatakan secara tepat semua faktor yang dicari dalam diri pegawai potensial . beberapa faktor tersebut adalah : a. Latar belakang pribadi, mencakup pendidikan,
telah dilakukan seseorang di waktu yang lalu. b. Bakat dan minat, untuk memperkirakan minat dan kapasitas atau kemampuan seseorang.
14
c.
Sikap
dan
kebutuhan
meramalkan tanggung jawab dan wewenang seseorang. d. Kemampuan-kemampuan untuk mempelajari analitis kemampuan dan manipulatif dan
penilaian
penganalisaan. e. Keterampilan dan kemampuan tehnik, untuk menilai kemampuan dalam pelaksanaan aspek-aspek tehnik
pekerjaan (Handoko, 1984 : 241). Ada beberapa hal juga untuk menentukan berpengalaman tidaknya seorang pegawai yang sekaligus sebagai indikator pengalaman kerja yaitu: a. Lama waktu/ masa kerja. Ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik. b. Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Pengetahuan merujuk pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau informasi lain yang dibutuhkan oleh pegawai. Pengetahuan juga mencakup kemampuan untuk memahami dan menerapkan informasi pada tanggung jawab pekerjaan. Sedangkan keterampilan merujuk pada
15
kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk mencapai atau menjalankan suatu tugas atau pekerjaan. c. Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan. Tingkat penguasaan seseorang dalam pelaksanaan aspek- aspek tehnik peralatan dan tehnik pekerjaan (Foster, 2001 : 43). Dari uraian tersebut dapat diketahui, bahwa seorang pegawai yang berpengalaman akan memiliki gerakan yang mantap dan lancar, gerakannya berirama, lebih cepat menanggapi tanda-tanda, dapat menduga akan timbulnya kesulitan sehingga lebih siap menghadapinya, dan bekerja dengan tenang serta dipengaruhi faktor lain yaitu : lama waktu/masa kerja seseorang, tingkat pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki dan tingkat penguasaan terjadap pekerjaan dan peralatan. Oleh karena itu seorang pegawai yang mempunyai pengalaman kerja adalah seseorang yang mempunyai kemampuan jasmani, memiliki pengetahuan, dan keterampilan untuk bekerja serta tidak akan membahayakan bagi dirinya dalam bekerja. 2.6 Senjata SS2 V-1. Lewat penelitian yang terbilang cepat dengan berbasis pada senapan serbu SS-1, Pindad sudah mampu memproduksi SS-2 pada 2005/2006. Tidak seperti SS-1 yang dibuat berdasarkan lisensi FN FNC Belgia, SS-2 murni dirancang oleh teknisi Pindad. Mulai dari cetak biru
16
bentuk rancangan hingga pemilihan material bahan senapan. Itulah sebabnya, mengapa bentuk SS-2 tidak banyak mengalami perubahan. SS-1 masih menggunakan baja tempa sebagai bahan baku utamanya, sehingga berat paling ringan dari senjata ini adalah 3,75 kilogram, untuk varian SS-1V5. SS-2 telah menggunakan bahan alumunium, sehingga beratnya bisa ditekan hingga mencapai 3,4 kilogram saja untuk varian SS-2 V1. Perbedaan mencolok lainnya adalah pada pisir. Pisir SS-1 hanya dapat disetel pada posisi 250 meter dan 400 meter saja. Sedangan Pisir SS-2 yang berbentuk O, dapat disesuaikan dengan jarak penembak dengan sasaran, yakni 100 meter, 200 meter, 300 meter dan seterusnya. Pisir ini berguna untuk mempermudah penembak untuk membidik target. Selain itu, pada SS-2 ada yang disebut dengan Ball Stoper. Perangkat ini berguna ketika seluru peluru habis ditembakan, pengguna tidak perlu mengokang kembali senjatanya ketika melakukan pengisian magazin. Tidak hanya itu, SS-2 juga memiliki daya tahan lebih baik ketimbang pendahulunya, SS-1. Senapan serbu ini diklaim dapat beroperasi diberbagai medan tanpa khawatir macet ketika digunakan. Untuk penggunaan amunisi, SS-2 masih tetap menggunakan amunisi kaliber 5,56 milimeter standar NATO, dengan sebutan MU5TJ, munisi inti baja. Sedangkan jarak jangkauan tembak SS-2 mencapai 500 meter untuk varian SS-2 V1, sama halnya dengan SS-1. Dan popornya dapat dilipat, sehingga mudah untuk dibawa oleh prajurit di lapangan.
17
Tidak hanya memiliki ketahanan dan akurasi yang lebih baik ketimbang SS-1, SS-2 juga dapat dilengkapi dengan teleskop jenis Trijikon atau Close Quarter/Tactical CQT, dimana teleskop ini umum digunakan pada senapan-senapan di Amerika dan Eropa. SS-2 juga dapat dipasang teropong malam dan bayonet di ujung larasnya, silencer dan pelontar granat, seperti Senapan Pelontar Granat kaliber 40 milimeter buatan Pindad. Semenjak diproduksi 2005, Pindad telah membuat beberapa varian SS-2, yaitu SS-2 V1, SS-2 V1 Heavy Barrel (HB), SS-2 V2 versi karabin dari SS-2 V1, SS-2 V2 HB, SS-2 V4 yang memiliki lensa teleskop yang dapat dilepaskan, dan digunakan oleh pasukan khusus di kalangan TNI, lalu masih ada SS-2 V4 HB yang khusus digunakan untuk lomba menembak, dan terakhir adalah SS-2 V5. Begitu SS-2 diperkenalkan di ajang menembak internasional dan menyabet juara umum, mata dunia internasional langsung terbuka, dan penasaran sejauh apa kehebatan senapan serbu buatan Indonesia ini. Jika dibandingkan dengan M16 dan AK-47, SS-2 masih bisa dikatakan memiliki kemampuan sebanding, karena memang berbasis dari dua senapan serbu itulah SS-2 dirancang, SS-2 memiliki akurasi tembakan seperti M16 dan memiliki ketangguhan layaknya AK-47. (Rubrik Tekno, INTELIJEN 5/VII/2010)
18
2.7
Prosedur penembakan. Dalam praktek dilapangan prosedur penembakan dalam penelitian ini hanya uji coba penembakan ditempat saja, berbeda dengan di lapangan yang menggunakan prosedur tertentu yang mesti dijalankan sesuai prosedur. Adapun dalam pelaksanaan prosedur penembakan adalah :
2.7.1
Tahap Persiapan. a. Pelaku sudah siap dilapangan tembak + 15 menit sebelum latihan dimulai. 19
b.
c.
Sebelum melaksanakan menembak pelatih memimpin tindakan keamanan dan kosongkan senjata.
d.
e.
f.
Pelatih memperagakan pelaksanaan latihan menembak kepada peserta yang berada dibelakang sesuai urutan / gelombang penembakan.
2.7.2
Tahap Pelaksanaan. a. Setiap materi menembak, pelatih memberi aba-aba dan memimpin penembakan. b. c. Pelatih memimpin pasang magazen dan isi senjata Petembak mulai menembak setelah ada aba-aba dari pelatih. d. Bila ada gangguan dalam penembakan, pelaku mengangkat serta berteriak gangguan dan setelah dapat diatasi baru melanjutkan penembakan. e. Setelah penembakan selesai pelatih memberi kosongkan senjata dan letakkan senjata. f. Melihat perkenaan tembakan atas perintah pelatih. 20 aba-aba
g. h. i.
Pelatih mendata dan menilai hasil tembakan. Melaksanakan penembakan lesan. Untuk penembakan selanjutnya dilaksanakan sesuai urutan / gelombang penembakan yang telah diatur sebelumnya.
2.7.3
Tahap Akhir. a. Pelatih melaksanakan evaluasi latihan dan koreksi tentang kegiatan latihan serta menyarankan latihan yang baik. b. c. Membacakan hasil penembakan. Melaksanakan tindakan keamanan.
2.8
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan kecepatan v yang berubah setiap saat karena adanya percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah
kecepatannya karena ada percepatan (a= +) atau perlambatan (a= -). Pada umumnya GLBB didasari oleh Hukum Newton II (F = m . a). Vt = v0 + a.t Vt2 = v02 + 2 a S S = v0 t + a t 2 vt = kecepatan sesaat benda v0 = kecepatan awal benda
21
S = jarak yang ditempuh benda f(t) = fungsi dari waktu t v = ds/dt = f (t) a = dv/dt = tetap Syarat : Jika dua benda bergerak dan saling bertemu maka jarak yang ditempuh kedua benda adalah sama.
2.9
Teori Pengolahan Data. 2.9.1 Uji Kenormalan Uji kenormalan perlu dilakukan karena dengan
dilakukannya uji kenormalan terhadap data dimensi tubuh, maka dapat diketahui apakah data yang digunakan dalam perhitungan berdistribusi normal atau tidak. Berikut ini adalah urutanurutan pengerjaan uji
kenormalan, dalam buku Dasar-dasar Statistika ( Riduwan, Drs, M.B.A) : 1) 2) Menentukan berapa banyak data yang akan diambil N. Menentukan nilai maksimum dan nilai minimum dari data data yang diambil. 3) Menentukan range (R) dengan rumus : R = Nilai maksimum nilai minimum 4) Menentukan banyaknya kelas (K) dengan rumus : K = 1 + 3,3 Log N 22
5)
I=
R K
6) Membuat tabel distribusi frekuensi 7) Menentukan rata rata atau mean ( X ) dengan rumus :
X =
8)
x
N
S=
9)
n. f .xi ( f .xi )
2
n(n 1)
Menentukan kelas dengan cara mengurangkan angka sisi kiri pada interval pertama dengan 0,5. kemudian seterusnya menambahkan angka di kanan pada setiap interval dengan 0,5.
10)
Z=
11)
bataskelas X S
Mencari luas tiap batas interval dengan cara mengurangkan Nilai Z1 dikurangi dengan Z2, kemudian dengan Z2 dikurangkan dengan Z3 dan seterusnya.
12)
Menentukan frekuensi yang diharapkan (Fe) dengan rumus: Fe = luas tiap batas interval x n
13)
14)
=
2 i =1
( f 0 f e )2
fe
15)
16)
0,05 17) Menguji apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak dengan cara : (1)
2 2 Bila hitung < tabel maka data berdistribusi
normal (2)
2 2 Bila hitung > tabel maka data tidak
2.9.2.1 Pendahuluan. Jika pada Anova satu jalur peneliti dapat mengetahui ada atau tidaknya perbedaan variabel bebas dengan sebuah variabel terikat dan masing-masing variabel tidak mempunyai jenjang ; maka dalam anova dua jalur peneliti ingin mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan beberapa variabel bebas dengan sebuah variabel terikatnya dan masing-masing variabel mempunyai dua
24
jenjang atau lebih. Banyaknya jenjang yang dimiliki variabel bebas dan variabel terikat ini menentukan nama dari anovanya. Misalnya variabel bebas mempunyai jenjang 2 buah dan variabel terikatnya mempunyai jenjang dua buah pula, maka Anovanya ditulis ANOVA 2 X 2, Variabel terikatnya 3 jenjang, maka disebut ANOVA 3 X 2 Jika variabel bebasnya mempunyai 3 jenjang dan variabel terikatnya 2 jenjang, maka ANOVA 2 X 3. Anova dua jalur merupakan pengembangan dan Anova satu jalur. Oleh sebab itu, persyaratan dalam anova satu jalur pada umumnya berlaku pula untuk anova dua jalur. hanya dalam rumus-rumusnya saja. 2.9.2.2 Langkah-langkah menghitung dengan anova dua Perbedaanya
jalur : 1) Uji asumsikan bahwa data masing-masing dipilih secara acak. 2) Uji atau asumsikan bahwa data masing-masing berdistribusi normal 3) 4) 5) 6) Uji atau asumsikan bahwa data masing-masing homogen Tulis Ha dan Ho dalam bentuk kalimat Tulis Ha dan Ho dalam bentuk statistik Buat tabel penolong anova
25
Variabel Bebas
Y1 Y2 Jumlah
26
n 21
n22 n2k
2i21
2i22
ij2 ji 2i n2j
ijk kji
7)
JKA
ijk j k i
ijk k j i
ij
jk 2
2 2 ijk i1k i 2k k j i k i + k i =
j1
j2
jk
ik
jk
ij1 ij 2 ijk j i + j i k j i =
k1
k2
jk
27
ijk
jk 2
( ) + ( ) + ( ) + ( ) =
2 2 2 i11 i12 i 21 i 22
11
12
21
ijk k j i
22
jk
10)
11)
k j i
2 kji
2 11
2 11
+ + +
2 2 12 21
2 22
2 i11
( )
i11
11
2
2 12
2 i12
( )
i12
12 2
2 21
2 i 21
( )
i 21
21 2
2 22
2 i 22
( )
i 22
22
28
Dimana J = banyak kelompok variabel terikat atau banyak jenjang yang dihitung dari samping kiri ke kanan 13) Hitung derajat kebebasan rata-rata B dengan rumus : dk B = k - 1
14) Hitung derajat kebebasan AB dengan rumus : dk AB = (J -1) (k - 1) 15) Hitung derajat kebebasan i dengan rumus : dk i = (N -1)- dk A- dk B dk AB
16)
17)
19)
F hitung = RK B RK I F hitung = RK AB RK I
21) Taraf signifikasi ( ) = 0,05 : 22) Cari F table dengan rumus : F tabel = F (1 ) (dkA.dki) untuk H0 A
Dengan menggunakan tabel F didapat F tabel ...... F tabel = F (1 ) (dkB..dki) untuk H0 B Dengan menggunakan tabel f didapat F tabel .. F tabel = F (1 ) (dkAB..dki) untuk H0 C
Tabel 2. 2 ANOVA
Jumlah Jumlah Variasi Kuadrat (JK) Faktor A Faktor B Faktor AB Inter dk Kuadrat (RK) Hitung Rata-rata Distribusi F
30
31
Metodologi penelitian merupakan suatu proses yang bertahap, bertingkat dan berlanjut secara terarah dan sistematis untuk pengolahan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dan juga mendapatkan pemecahan dari masalah yang diteliti. Kerangka pemecahan masalah merupakan tahapan dalam penelitian yang harus diterapkan agar penelitian dapat dilakukan dengan terarah
3.1
Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
3.1.1
lapangan dari obyek penelitian dengan cara : a. Metode Observasi. Cara pengumpulan data dilakukan dengan mengamati obyek secara langsung dengan melakukan pencatatan data data penembakan secara langsung di lapangan.
b.
Metode Interview. Wawancara dengan para prajurit di Batalion 330 Cicalengka untuk melengkapi data yang diperlukan.
32
3.2.1
Data Sekunder Penulis memperoleh data literature atau referensi dari Batalion 330 Cicalengka, PT. Pindad dan data dari Balitbang Kemhan yang berhubungan dengan topik penelitian yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang akan dibahas.
3.2.2
Pengambilan data Data yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dengan mengambil data penembakan Posisi Berdiri dan Jongkok sebanyak 60 orang prajurit yang menggunakan Senjata SS2 V-1 di Batalion 330 Cicalengka dengan data yang digunakan adalah sebagai berikut : a. b. c. d. Data Usia Usia Karier Posisi Berdiri Posisi Jongkok
3.2
Pengolahan data Setelah data yang diperlukan terkumpul maka untuk tahap selanjutnya datadata yang telah didapat kemudian diolah sesuai dengan teori yang terdapat di buku pedoman atau referensi. Pengolahan data yang dilakukan didalam penelitian ini adalah :
33
3.2.1
Uji kenormalan data. Yaitu dengan mengelompokan data menjadi beberapa subgrup, menentukan jumlah kelas, mencari wilayah atau range, panjang kelas, rata-rata, standar deviasi, probabilitas, menghitung Frekwensi (F) teori, serta mencari chi-kuadrat hitung untuk menentukan apakah data telah berdistribusi normal atau tidak.
3.2.2
Anova Dua Jalur Jika pada Anova satu jalur peneliti dapat mengetahui ada atau tidaknya perbedaan variabel bebas dengan sebuah variabel terikat dan masing-masing variabel tidak mempunyai jenjang.
3.3
Analisis hasil Setelah dilakukan pengolahan data, akan dilakukan analisis agar penulis dapat merumuskan kesimpulan untuk penelitian yaitu : Tahap Analisis untuk menginterpensi kemudahan menggunakan senjata serbu (SS2) V-1 di lapangan untuk kategori usia karier 5 tahun ke bawah dan usia karir diatas 5 tahun ketika menembak dalam posisi berdiri dan jongkok sehingga senjata serbu (SS 2) V-1 dapat digunakan dengan baik oleh Prajurit baik yang usia karier 5 tahun maupun prajurit yang usia kariernya > 5 tahun, dengan dilakukan olah statistik anova dua jalur dengan menghubungkan variabel bebas dan terikat yaitu : Variabel terikat
34
usia karier 5 tahun (X1) dan usia karier > 5 tahun (X2) dengan variabel bebasposisi berdiri (Y1) dan Posisi Jongkok (Y2). 3.4 Hipotesis Penelitian : Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara dari suatu persoalan yang mesti diselidiki dan dibuktikan kebenarannya. Lebih spesifik Prof. DR. Sudjana, M.A dalam bukunya yang berjudul Metoda Statistika mendefinisikan bahwa .......hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya, (Nama Sudjana, 1996:219). Bertitik tolak dari pengertian tersebut di atas, maka hipotesis utama yang diajukan untuk penelitian ini adalah : Tidak terdapat perbedaan yang berarti atas hasil penembakan posisi berdiri dan posisi jongkok untuk usia karier penembak dengan menggunakan Senjata Serbu (SS-2) V-1 di Batalion 330 Cicalengka. Hipotesis di atas diperkuat dari beberapa sub hipotesis di bawah ini : a. Semakin kecil perbedaan antara hasil penembakan berdiri dan hasil penembakan jongkok untuk usia karier 5 tahun dengan nilai hasil penembakan berdiri dan hasil penembakan jongkok untuk usia karier > 5 tahun, maka senjata SS-2 V-1 dinyatakan berlaku untuk semua usia karier.
35
b.
Semakin kecil perbedaan antara hasil penembakan berdiri untuk usia karier 5 tahun dan usia karier > 5 tahun dengan hasil penembakan posisi jongkok untuk usia karier 5 tahun dan usia karier > 5 tahun, maka Senjata SS-2 V-1 dengan kedua posisi dinyatakan tidak ada perbedaan.
c.
Semakin kecil perbedaan antara selisih nilai penembakan berdiri dan jongkok untuk usia karier 5 tahun dengan selisih nilai penembakan berdiri dan jongkok untuk usia karier > 5 tahun, maka senjata SS-2 V-1 berlaku untuk semua posisi. Kesimpulan dari semua penelitian yang dilakukan maka akan dapat
ditarik suatu kesimpulan berdasarkan analisa tersebut. Kesimpulan yang ditarik berdasarkan hasil studi pustaka yang telah dilakukan sebelumnya, agar kesimpulan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Dengan memperhatikan dari apa yang telah dibuat untuk tujuan.
36
3.5
Perumusan masalah
Pengumpulan data
Tidak
Tidak
Analisis Cukup
Ada Kesimpulan
Selesai
37
4.1
Hasil Penelitian Kuantitatif pada Uji Coba Penembakan di Lapangan Data yang terkumpul dari hasil penembakan Senjata Serbu (SS 2) V-1 terhadap usia karier prajurit pada saat menembak posisi berdiri dan posisi jongkok di Batalion 330 Cicalengka dan sekaligus untuk
membuktikan hipotesis yang telah penulis uraikan terlebih dahulu. Uji coba penembakan dilakukan masing-masing 2 kali
penembakan, hasil jumlah penembakan dibagi dua menjadi nilai rata-rata, sampel yang diambil 60 orang prajurit, kemudian data diklasifikasikan menjadi dua bagian berdasarkan usia karier yaitu yang bernilai 5 tahun dan > 5 tahun. Adapun data penembakan Prajurit TNI pada saat menembak posisi Berdiri dan posisi jongkok sebagai berikut :
38
4.2
Tabel 4.1 Kalkulasi Hasil Penelitian Usia Karier 5 Thn Berdiri U. K 5 Thn U. K 5 Tahun Tembakan 1 Tembakan 2 Niilai Akhir Nama Resp No. Urut Jongkok U. K 5 Thn Tembakan 1 Tembakan 2 5 4 3 9 2 5 5 2 3 5 2 4 5 5 1 3 5 4 3 5 2 4 5 1 6 8 8 9 8 7 Niilai Akhir 4,00 4,50 3,00 9,00 4,00 7,50 6,00 3,50 3,50 4,50 4,00 3,50 6,00 6,50 5,00 4,00 4,00 3,50 4,50 6,00 2,50 5,00 8,00 4,00 7,50 8,50 9,50 9,50 8,00 8,50
39
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Prayitno D. Karsono U.Jayan M. Manulu Jajang Suratno E. Sinurat Suratman Sandra Suhartono Fajar F Agus H Sumarno Soeharyat Nur Rudin Rudjito Prayitno Syratno Rudin Imam S Mauzi Fendi S. Surya Ujang M Rahmat Fitriono Suwito Suhartono Kasino Fitriyanto
3 7 6 10 3 4 2 3 2 4 7 4 3 3 4 3 3 4 4 2 7 4 10 6 9 7 8 4 8 7
4 6 3 6 3 5 4 8 8 5 4 8 8 8 4 6 4 6 6 4 3 4 7 8 4 8 8 5 4 8
3,50 6,50 4,50 8,00 3,00 4,50 3,00 5,50 5,00 4,50 5,50 6,00 5,50 5,50 4,00 4,50 3,50 5,00 5,00 3,00 5,00 4,00 8,50 7,00 6,50 7,50 8,00 4,50 6,00 7,50
3 5 3 9 6 10 7 5 4 4 6 3 7 8 9 5 3 3 6 7 3 6 11 7 9 9 11 10 8 10
4.3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Wawan Fajar F Zulfikri Langgeng Nainggola Helmizar Natullah Muh. Nur Ali Yudis Suradi Pitono Tri Santoso Y. Suharyat U.J Yayan Yudistira Jumkadi Ujang P Purnomo U. Dede J. Riyanto Handoko Rahmat S Suradi Imam S Sahraju Abdullah Samnsudin Firman Sumaryadi Wawan Kurniawan
5.5 5.5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7 7 8 11 13 15 15
5 9 8 4 2 3 6 7 3 6 3 3 2 3 5 4 3 9 3 7 5 1 9 4 1 8 8 3 10 5
4 5 4 8 3 7 4 6 2 4 5 5 4 5 9 6 8 8 4 4 8 7 4 8 8 3 3 6 6 4
4,50 7,00 6,00 6,00 2,50 5,00 5,00 6,50 2,50 5,00 4,00 4,00 3,00 4,00 7,00 5,00 5,50 8,50 3,50 5,50 6,50 4,00 6,50 6,00 4,50 5,50 5,50 4,50 8,00 4,50
6 9 8 6 7 5 4 9 3 6 3 7 3 7 5 4 4 10 7 7 5 8 8 4 6 3 0 5 9 9
4 9 5 4 5 6 5 6 3 1 6 6 2 5 4 3 2 9 6 6 2 6 8 4 2 4 5 2 8 2
5,00 9,00 6,50 5,00 6,00 5,50 4,50 7,50 3,00 3,50 4,50 6,50 2,50 6,00 4,50 3,50 3,00 9,50 6,50 6,50 3,50 7,00 8,00 4,00 4,00 3,50 2,50 3,50 8,50 5,50
40
4.4
41
23 24 25 26 27 28 29 30
4.5
i1k
k i
i2k
k i
ijk
k j i
j1 nj1
j2 nj2
jk njk
ij1
j i
ij2
j i
ijk
k j i
k1 nk1
k2 nk2
jk njk
42
4.6
Tabel 4.6 Peringkat, Rentang dan Frekuensi Hasil Tembakan Berdiri 5Thn 5 7 20 1 17 15 22 3 6 10 16 28 9 18 19 21 8 11 13 14 12 29 2 25 24 26 30 4 27 23 3 3 3 3,5 3,5 4 4 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 5 5 5 5 5,5 5,5 5,5 5,5 6 6 6,5 6,5 7 7,5 7,5 8 8 8,5 Berdiri > 5Thn 21 3 8 9 12 18 1 5 11 16 17 24 2 10 19 15 22 7 13 20 14 6 25 23 29 26 30 4 27 28 2,5 3 3,5 3,5 3,5 3,5 4 4 4 4 4 4 4,5 4,5 4,5 5 5 6 6 6 6,5 7,5 7,5 8 8 8,5 8,5 9 9,5 9,5 a Jongkok 5 Thn 5 9 13 19 11 12 14 22 1 25 28 30 6 7 10 16 17 20 26 27 3 4 24 8 21 23 2 15 29 18 2,5 2,5 3 3,5 4 4 4 4 4,5 4,5 4,5 4,5 5 5 5 5 5,5 5,5 5,5 5,5 6 6 6 6,5 6,5 6,5 7 7 8 8,5 Jongkok > 5 Thn 13 27 9 17 10 16 21 26 28 24 25 7 11 15 1 4 6 30 5 14 3 12 19 20 22 8 23 29 2 18 2,5 2,5 3 3 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 4 4 4,5 4,5 4,5 5 5 5,5 5,5 6 6 6,5 6,5 6,5 6,5 7 7,5 8 8,5 9 9,5
f g h
f g
43
4.7 Penolong Uji Normalitas Data Tabel 4.7 Penolong Uji Normalitas Data dengan Kertas Peluang & Chi Kuadrat Posisi Berdiri Usia Karier 5 Thn
Nilai/batas kls a b c d e f g h i < 2,50 2,51 - 3,50 3,51 - 4,50 4,51 - 5,50 5,51 - 6,50 6,51 - 7,50 7,51 - 8,50 8,51 - 9,50 f abs = Oi 0 5 7 8 4 3 3 0 16,67 23,33 26,67 13,33 10,00 10,00 f f rel
kum <
f
kum >
f kum
(%)<
f kum
(%)>
luas kls
f harap Ei
0 5 12 20 24 27 30 30
30 30 25 18 10 6 3 0
Jumlah
30
100
26,3370
7,5936
Tabel 4.8 Penolong Uji Normalitas Data dengan Kertas Peluang & Chi Kuadrat Posisi Berdiri Untuk Usia Karier > 5 Thn
Nilai/batas kls a b c d e f g h < 2,50 2,51 - 3,50 3,51 - 4,50 4,51 - 5,50 5,51 - 6,50 6,51 - 7,50 7,51 - 8,50 8,51 -9,50 f abs = Oi 1 5 9 2 4 2 4 3 f f rel 3,33 16,67 30,00 6,67 13,33 6,67 13,33 10,00
kum <
f
kum >
f kum
(%)<
f kum
(%)>
luas kls
f harap Ei
1 6 15 17 21 23 27 30
30 29 24 15 13 9 7 3
Jumlah
30
100
25,7850
35,2699
44
Tabel 4.9 Penolong Uji Normalitas Data dengan Kertas Peluang & Chi Kuadrat Posisi Jongkok Untuk Usia Karier 5 Thn
Nilai/batas kls a b c d e f g h < 2,50 2,51 - 3,50 3,51 - 4,50 4,51 - 5,50 5,51 - 6,50 6,51 - 7,50 7,51 - 8,50 8,51 - 9,50 f abs = Oi 2 2 8 8 6 2 2 0 f f rel 6,67 6,67 26,67 26,67 20,00 6,67 6,67 kum <
f
kum >
f kum
(%)<
f kum
(%)>
luas kls
f harap Ei
2 4 12 20 26 28 30 30
30 28 26 18 10 4 2 0
Jumlah
30
100
23,6940
12,9552
Tabel 4.10 Penolong Uji Normalitas Data dengan Kertas Peluang & Chi Kuadrat Posisi Jongkok Untuk Usia Karier > 5 Thn
Nilai/batas kls a b c d e f g h < 2,50 2,51 - 3,50 3,51 - 4,50 4,51 - 5,50 5,51 - 6,50 6,51 - 7,50 7,51 - 8,50 8,51 - 9,50 f abs = Oi 2 7 5 4 6 2 2 2 f f rel 6,67 23,33 16,67 13,33 20,00 6,67 6,67 6,67
kum <
f
kum >
f kum
(%)<
f kum
(%)>
luas kls
f harap Ei
2 9 14 18 24 26 28 30
30 28 21 16 12 6 4 2
Jumlah
30
100
24,5640
7,0777
45
4.8
Grafik Uji Normalitas Data. Dari hasil Uji Normalitas Data dapat dilihat dalam grafik dibawah :
46
47
48
49
4.9
Uji Normalitas Data. Uji normalitas data pada kelas Usia Karier 5 Tahun diuraikan sebagai berikut: Rata-rata : 11 =
n11
11
11 =
160 = 5,33 30
Simpangan Baku :
2 n x11 ( x11 ) 2
s11 =
n(n 1)
s11 =
i
s
z=
Untuk luas kelas pada interval ke satu diperoleh: 1,81 dari tabel z didapat nilai = 0,4649 1,17 dari tabel z didapat nilai = 0,3790
50
luas kelas interval pertama = 0,4649 0,3790 = 0,0859. Sehingga frekuensi teoritik untuk kelas interval ini = n11 x 0,0859 = 30 x 0,0859 = 2,577. Kemudian untuk menguji pasangan hipotesis tersebut digunakan statistik:
k
=
2 i =1
(Oi Ei )2
Ei
2 =
Jika perhitungan yang sama dilakukan untuk kelas-kelas interval lainnya, akan diperoleh hasil seperti yang ditunjukkan dalam tabel 9. Sehingga jelas bahwa hipotesis sampel untuk data nilai tembakan berdiri dan data nilai tembakan Jongkok baik pada Usia Karier 5 Tahun maupun pada Usia Karier > 5 Tahun, kesemuanya berdistribusi normal.
51
Dari distribusi frekuensi kumulatif relatif kurang dari, diambil batas-batas atas tiap kelas interval sebagai skala sumbu datar, sedangkan sumbu tegak sama dengan frekuensi yang sesuai, Maka bila digambarkan dalam kertas peluang normal, hasilnya adalah sebagai seperti yang ditunjukkan dalam grafik 4.2. Semakin lurus kurva yang dihasilkan, maka data diinterpretasikan akan semakin berdistribusi normal.
4.10 Uji Anova dua jalur. 1) Hitung jumlah kuadrat antar kelompok A dengan rumus:
ijk j k i
2
JKA
ijk k j i
ij
jk
2 2 ijk i 2k i1k + k i k j i = k i
j1
j2
jk
52
JKB
ijk ijk k j i k j i =
ik
jk
ijk ij 2 ij1 j i + j i k j i =
k1
k2
jk
ijk
jk
( ) + ( ) + ( ) + ( ) =
2 2 2 i11 i12 i 21 i 22
11
12
21
ijk k j i
22
jk
JKi
k j i
2 kji
2 11
+ + +
2 2 12 21
2 22
= 70,67 + 132,54 + 62,74 + 111,34 = 377,29 dimana nilai-nilai tersebut berasal dari:
2 11
2 i11
( )
i11
11
= 924,00 = 70,67
160,00 2 30,00
2 12
2 i12
( )
i12
12
= 1.067,75 = 132,54
167,50 2 30
2 21
i 21
( )
i 21
21
54
= 868,75 = 62,74
155,50 2 30
2 22
i 22
( )
i 22
22
= 948,75 = 111,34
6)
158,50 2 30
dkA
=J1 =21=1
dimana J = banyaknya kelompok variabel terikat atau banyak jenjang yang dihitung dari samping kiri ke kanan.
7) Hitung derajat kebebasan rata-rata A dengan rumus:
dkB
=K1 =21=1
dkAB
= (J - 1)(K 1) = (2 1)(2 1) = 1
dki
55
= (120 1) 1 1 1 = 116
10) Hitung rata-rata jumlah kuadrat A dengan rumus:
RKA
JK A dk A
1,51875 = 1,51875 1
11)
RKB
JK B dk B
0,91875 = 0,91875 1
12)
RKAB =
JK AB dk AB
0,16875 = 0,16875 1
13)
RKi
JK i dk i
56
Fhitung
RK A RK i
Fhitung =
Fhitung =
= 0,16875 / 3,2525 = 0,05188 Untuk penelitian ini diambil taraf signifikansi () = 0,05
15) Cari Ftabel dengan rumus:
Ftabel
Dengan menggunakan tabel F didapat Ftabel = 3,91 Ftabel = F(1-)(dkB,dki) untuk H0B = F(1-0,05)(1,116) Dengan menggunakan tabel F didapat Ftabel = 3,91 Ftabel = F(1-)(dkAB,dki) untuk H0AB
57
1 1 1 116
karier 5 tahun secara signifikan mempengaruhi hasil tembakan berdiri dan jongkok.
58
karier > 5 tahun secara signifikan mempengaruhi hasil tembakan berdiri dan jongkok. 0,05188 < 3,91, maka H0AB diterima artinya : bahwa usia
karier 5 tahun dan usia karier > 5 tahun secara dignifikan mempengaruhi hasil tembakan berdiri dan jongkok. 19) Hipotesis dengan Penembakan Posisi Berdiri dan Jongkok
a. Hipotesis Pertama
5 Tahun
> 5 Tahun
Berdiri & HA
Jongkok
Berdiri &
Jongkok
59
b. Hipotesis Kedua
5 Tahun
> 5 Tahun
Berdiri HAB
Jongkok
Berdiri
Jongkok
H0AB diterima
Berdiri&Berdiri
HAB
Jongkok&Jongkok
Gambar 4.9 Variabel-variabel yang terlibat dalam Penelitian Penembakan di Batalion 330 Cicalengka dan Konsentrasi Hubungan yang akan diteliti.
60
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan. Dari hasil pengolahan data statistik maka secara umum Senjata Serbu (SS 2) V-1 dapat digunakan untuk segala lapisan usia karier dan untuk segala posisi menembak. Kemudian secara khusus hasil penelitian dinyatakan sebagai berikut : a. Usia karier 5 tahun secara signifikan mempengaruhi hasil tembakan berdiri dan jongkok b. Usia Karier > 5 tahun secara signifikan mempengaruhi hasil tembakan berdiri dan jongkok. c. Usia Karier 5 tahun > 5 tahun secara signifikan mempengaruhi hasil tembakan berdiri dan jongkok.
5.2
Saran-saran. Selaras dengan kesimpulan hasil penelitian tersebut di atas, maka penulis merasa perlu untuk mengemukakan saran sebagai berikut : a. Saran bagi pengembang desain produk senjata : Secara umum desain senjata apapun yang akan dibuat hendaknya dapat dengan mudah digunakan dan menjangkau seluruh lapisan usia karier sebagaimana yang telah didesain pada produk Senjata Serbu ( SS 2) V-1.
61
b.
Saran bagi Kesatuan / Batalion. Agar ditingkatkan pembinaan dan jumlah jam menembak secara kontinue untuk berlatih, supaya
62
DAFTAR PUSTAKA
Balitbang Kemhan (2007) Naskah Kajian Ergonomi ; Jakarta Catur Kurniawan, Penggunaan Media Komputer Pada Mata Kuliah Pesawat Tenaga II di jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI, Bandung 2001 Nurmianto, Eko; Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya; Guna Widya; Jakarta, 1998. Prof. DR. Sudjana, M.A., M.Sc; Metoda Statistika, Tarsito, Bandung; 1996 Suprananto, J; Statistik Teori dan Aplikasi Edisi ke Enam; Erlangga; Jakarta; 2000 Tarwaka, PGDipl.Sc., M.Erg; Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas; Uniba Press; Jakarta,2004 Wignjosoebroto, Sritomo; Ergonomi Studi Gerakan dan Waktu; Institut Teknologi Sepuluh November; Guna Widya, 2003 Z. Sutalaksana, Iftikar; Teknik Tata Cara Kerja; Jurusan Teknik Industri ITB; Bandung,1979. Zainal Mustafa EQ, Mengurai variabel hingga instrumentasi; Graha Ilmu; Yogyakarta, 2009.
Lampir 1 ran
Gambar Lesan / Sasaran Tembakan SS 2 V-1 1 (Sumb :PT Pindad Perse ber ero) 64
Lampiran2
Foto Prajurit TNI pada saat menembak Posisi Berdiri dan Jongkok
65