You are on page 1of 7

MAKALAH MASALAH KESEHATAN FISIK DAN MENTAL GURU

BAB I PENDAHULUAN Pendidikan di sekolah bukan hanya ditentukan oleh usaha murid secara individual atau berkat interaksi murid dan guru dalam belajar mengajar, melainkan juga oleh interaksi murid dengan lingkungan sosialnya dalam berbagai situasi sosial yang dihadapinya di dalam maupun di luar sekolah. Selanjutnya anak juga dipengaruhi oleh kepala sekolah dan guru-guru yang masingmasing mempunyai kepribadian sendiri-sendiri yang antara lain terbentuk atas golongan sosial dari mana ia berasal dan orang-orang yang dipilihnya sebagai kelompok pergaulannya. Kepribadian guru mempengaruhi suasana kelas, kebebasan yang dinikmati anak dalam mengeluarkan buah pikirannya dan mengembangkan kreativitasnya atau pengekangan dan keterbatasan yang dialaminya dalam pengembangan pribadinya. Guru sebagai pendidik dan pembangun generasi baru diharapkan tingkah lakunya bermoral tinggi demi masa depan bangsa dan negara.
Dewasa ini di Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan penduduk yang masih perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak tidak terkecuali permasalahan kesehatan fisik dan mental guru. Permasalahan tersebut harus ditangani secara sungguhsungguh karena dampaknya akan mempengaruhi kualitas bahan baku sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan datang.

BAB II PEMBAHASAN MASALAH KESEHATAN FISIK DAN MENTAL GURU A. Pribadi Guru Guru merupakan sumber pengetahuan utama bagi murid-muridnya, namun pada umumnya orang tidak memandang guru sebagai orang yang pandai yang mempunyai intelegensi yang tinggi. Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri itulah yang membedakan seorang guru dari guru lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan. Prof. Dr. Zakiah Daradjat (1980) mengatakan bahwa kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (manawi), sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segi dan aspek kehidupan. Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang, selama hal tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran. Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif akan meningkatkan citra diri dan kepribadian seseorang. Begitu naik kepribadian seseorang maka akan naik pula wibawa orang tersebut. Kepribadian dapat menentukan apakah guru menjadi pendidik atau pembina yang baik ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didik. Sebagai teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola. Seluruh kehidupannya adalah figur yang paripurna. Itulah kesan terhadap guru sebagai sosok yang ideal. B. Perkembangan Pribadi Guru Kepribadian guru terbentuk atas pengaruh kode kelakuan seperti yang diharapkan oleh masyarakat dan sifat pekerjaannya. Guru harus menjalankan peranannya menurut kedudukannya dalam berbagai situasi sosial. Dalam situasi kelas, guru menghadapi sejumlah murid yang harus dipandangnya sebagai anak-anaknya. Sebaliknya murid-murid akan memperlakukannya sebagai bapak dan ibu guru. Kedudukannya sebagai guru akan membatasi kebebasannya dan dapat pula membatasi pergaulannya. Ia tidak akan melakukan kegiatannya yang kurang layak bagi seorang guru. C. Ciri-ciri Stereotip Guru Peranan guru mempengaruhi kelakuannya karena tuntutan dan harapan masyarakat dari guru banyak persamaannya, maka ciri-ciri kepribadian guru juga banyak menunjukkan persamaan. Menurut suatu penelitian pada umumnya terdapat ciri-ciri pada guru, yaitu : 1. Guru tidak memperlihatkan kepribadian yang fleksibel. 2. Guru pandai menahan diri 3. Guru cenderung untuk menjauhkan diri karena hambatan batin untuk bergaul secara intim dengan orang lain. 4. Guru berusaha menjaga diri dan merasa keterikatan kelakuannya pada normanorma yang berkenaan dengan kedudukannya. 5. Guru cenderung untuk bersikap otoriter dan ingin menggurui dalam diskusi. 6. Guru cenderung bersikap konservatif dalam pendiriannya maupun dalam hal-hal lahiriah seperti mengenai pakaian. 7. Guru pada umumnya tidak didorong oleh motivasi yang kuat untuk menjadi seorang guru. 8. Guru pada umumnya tidak mempunyai ambisi yang kuat untuk mencapai kemajuan. 9. Guru lebih cenderung untuk mengikuti pimpinan daripada memberi pimpinan

10. Guru dipandang kurang agresif dalam menghadapi berbagai masalah. k) Guru cenderung untuk memandang guru-guru sebagai kelompok yang berbeda dari golongan pekerja lainnya. 11. Guru menunjukkan kesediaan untuk berbakti dan berjasa. D. Memilih Jabatan Guru Dalam penelitian latar belakang sosial mereka yang memilih profesi guru ternyata bahwa kebanyakan berasal dari golongan rendah atau menengah-rendah seperti anak petani, pegawai rendah, walaupun ini tidak berarti bahwa semua anak-anak golongan ini akan memilih jabatan sebagai guru. Dalam kenyataan dilihat bahwa guru-guru menunjukkan kepribadian tertentu sesuai dengan jabatannya. Kebanyakan guru bekerja dengan penuh dedikasi dengan menunjukkan kesediaan yang tinggi untuk berbakti kepada pendidikan anak dan masyarakat. E. Ketegangan dalam Profesi Guru 1. Tiap pekerjaan mengandung aspek-aspek yang dapat menimbulkan ketegangan. Ketegangan timbul sebagai akibat hambatan untuk mencapai kepuasan yang dicari individu dari kedudukannya. Jabatan guru tidak dapat dikatakan menjadi idaman atau panggilan bagi kebanyakan pemuda. Walaupun tugas itu mulia, akan tetapi tidak selalu memberi kepuasan yang dicari orang dalam jabatannya. Apa yang diharapkan guru dari jabatannya ?. Antara lain adalah sebagai berikut : a. Keuntungan ekonomis, imbalan, finansial gaji atau uang. b. Status, kedudukan yang terhormat dalam masyarakat c. Otoritas, kewibawaan, kekuasaan atas orang lain. d. Status profesional b. 2. Gaji pekerja atau pegawai pada umumnya tidak tinggi dibandingkan dengan gaji orang di negara-negara yang maju. 3. Mengenai status guru di dalam masyarakat 4. Sumber ketegangan lain bagi guru ialah otoritas guru untuk menghukum atau memberi penghargaan kepada murid. 5. Ketegangan juga dapat ditimbulkan oleh persoalan apakah pekerjaan guru dapat diakui sebagai profesi. 6. Sumber ketegangan jiwa terletak dalam pekerjaan guru di dalam kelas. F. Masalah Kesehatan Fisik dan Mental guru Berdasarkan penelitian guru sangat rentan terhadap penyakit yang berhubungan dengan radang tenggorok sampai sariawan. Hal ini dikarenakan intensitas mengajar yang tinggi tanpa ditopang dengan asupan vitamin yang memadai, akhirnya yang terjadi system immune ( kekebalan ) menurun dan ia menjadi gampang terserang berbagai macam penyakit, terutama dua penyakit di atas. Disamping faktor kesehatan fisik yang terganggu, para guru juga mengalami banyak gangguan mentalnya. Berdasarkan penelitian itu dapat dibuktikan adanya guru yang mengalami gangguan mental, bahwa ada diantaranya yang memerlukan perawatan psikiater. Akan tetapi penelitian itu tidak menunjukkan apakah gangguan mental itu lebih banyak terdapat di kalangan guru dibandingkan dengan profesi lain. Juga tidak diketahui apakah gangguan mental itu telah ada pada calon guru, nyata atau laten, sebelum ia melakukan profesinya ataukah gangguan mental itu timbul sebagai akibat pekerjaannya sebagai guru. Selanjutnya tidak diketahui hingga manakah gangguan mental itu merugikan murid dan proses belajar mengajar. BAB PENUTUP Kesimpulan III

Guru merupakan sumber pengetahuan utama bagi murid-muridnya dan setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis dan kepribadian dapat menentukan apakah guru menjadi pendidik atau pembina yang baik ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didik. Peranan guru mempengaruhi kelakuannya karena tuntutan dan harapan masyarakat dari guru banyak persamaannya, maka ciri-ciri kepribadian guru juga banyak menunjukkan persamaan. Seorang guru juga kadangkala mengalami ketegangan dalam profesinya sebagai guru. Di samping itu, seorang guru dapat terganggu fisik maupun mentalnya.

DAFTAR

PUSTAKA

Djamaah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta Nasution, S. 2009. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Di Pajang Oleh Pangeran Putra Mahkota di 01:07 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Ekspresi 0 ocehan: Poskan Komentar

Olahraga berjalan kaki atau berlari adalah olahraga yang sehat dan murah, bisa dilakukan oleh siapa saja. Begitu juga dengan bersepeda meskipun sedikit mengeluarkan biaya. Apalagi kalau dilakukan bersama-sama sekeluarga atau dengan teman-teman pasti sangat menyenangkan. Selain fisik sehat, hubungan keluarga atau teman-teman yang olahraga bersama kita menjadi lebih dekat, lebih akrab. Hal ini membuat hati menjadi bahagia dan menimbulkan semangat baru untuk melakukan aktivitas berikutnya. Kalau hal ini dilakukan dengan rutin pasti dampaknya sangat baik untuk kesehatan fisik dan mental kita. Hidup sehat fisik dan mental merupakan dambaan setiap manusia. Kesehatan fisik dan mental selain harus dilatih dengan olahraga, juga harus di jaga dengan makan makanan yang bergizi. Yang di maksud dengan kesehatan fisik, ialah keadaan baik, artinya bebas dari sakit seluruh badan dan bagian-bagiannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud-Balai Pustaka, Jakarta 1996). Seseorang yang fisiknya sehat dan kuat lebih beruntung dibanding dengan orang yang sakit-sakitan, kurus dan lemah. Ia dapat melakukan aktivitas dalam lingkungan masyarakat dan lainnya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan akan memberikan pengalaman-pengalaman baru baginya yang merupakan modal perkembangan selanjutnya. Yang di maksud dengan kesehatan mental, ialah kemampuan seseorang menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan perkembangan sesuai kemampuannya, baik tuntutan dalam diri sendiri maupun luar dirinya sendiri, seperti menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah, sekolah, lingkungan kerja dan masyarakat serta teman sebaya. Seseorang dapat mengikuti atau melakukan suatu aktivitas dengan baik bila ia sehat secara mental. Yang dimaksud sehat secara mental adalah adanya rasa aman, kasih sayang, kebahagiaan dan rasa diterima oleh orang lain. Sebaliknya seseorang akan mengalami hambatan mengikuti atau melakukan suatu aktivitas bila kesehatan mentalnya terganggu, seperti adanya: rasa cemas, sedih, marah, kesal, khawatir, rendah diri, kurang percaya diri dan lain-lain. Tujuan kita mempelajari tentang kesehatan fisik dan mental, agar kita dapat menerima keadaan fisik yang telah dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada kita dan mensyukurinya dengan jalan menjaganya agar senantiasa sehat wal'afiat. Cara menjaga kesehatan fisik supaya tetap sehat dan kuat, antara lain yaitu:

Memilih jenis makanan sehat (empat sehat lima sempurna), yaitu: tidak makan sembarangan (teratur), makan yang mengandung kalori, karbohidrat, protein, mineral, vitamin, susu dan sejenisnya. Menjaga kebersihan tempat tidur. Tempat tidur merupakan tempat kita beristirahat dari aktivitas. Dianjurkan apabila hendak tidur agar membersihkan anggota tubuh seperti kaki, tangan, mulut, dan lain-lain. Tempat tidur yang tidak bersih dapat menimbulkan penyakit, badan pegal-pegal dan lain-lain. Kalau tidur dalam keadaan bersih anggota badan kita tentu akan terhindar dari penyakit. Bangun tidur tubuh menjadi segar. Artinya organ-organ tubuh kita siap bekerja dan melakukan aktivitas. Menjaga kebersihan badan. Menjaga kebersihan badan merupakan hal penting yamg harus di lakukan bila kita menginginkan tubuh tetap sehat. Hal penting yang terkait dengan kesehatan badan meliputi seluruh anggota tubuh maupun lingkungan di luar kita seperti lingkungan rumah, halaman, tempat belajar, kantor dan lain-lain. Agama apapun menuntut kita untuk selalu bersih, karena kebersihan sebagian dari iman. Pemeriksaan badan ke Puskesmas atau dokter untuk menjaga kesehatan fisik antara lain: pemeriksaan mata, gigi dan lain-lain. Gigi dan mata merupakan organ yang

sangat fundamental untuk kesehatan badan secara keseluruhan. Selain itu gigi sebagai daya tarik pemikat senyum, harus di periksa dan di rawat sebaik-baiknya. Hal ini juga dapat menambah percaya diri. Cara memiliki dan menjaga kesehatan mental yang tangguh. Keberhasilan seseorang dalam melakukan atau mencapai sesuatu sangat banyak dipengaruhi bagaimana ia mampu menjaga kesehatan fisik dan mental sebaik-baiknya (seimbang). Kesehatan fisik dan mental seseorang menjadi satu kesatuan penting dan tidak terpisahkan dalam setiap aspek kehidupan untuk dapat melakukan dan mencapai sesuatu secara optimal. Untuk itu setiap orang agar memilki kemampuan menghadapi persoalan atau masalah hendaknya; 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menerima dan mengakui dirinya sebagaimana adanya. Tekun beribadah dan berakhlak mulia. Bersikap sportif. Percaya diri. Memiliki semangat atau motivasi. Tidak takut menghadapi tantangan dan berusaha terus untuk mengatasinya (hal positif). 7. Terbuka. 8. Tenang, tidak emosi bila menghadapi masalah (pikirkan dengan kepala dingin). 9. Banyak bergaul dan bermasyarakat (bergaul yang positif). 10. Bangun komunikasi yang baik dengan orang tua, teman, guru, dosen, atasan, dan lain-lain. 11. Banyak latihan mengendalikan diri, seperti tidak pemarah, tidak cemas, berpikir positif, mudah memaafkan dan lain-lain. 12. Membiasakan diri untuk selalu peduli dengan lingkungan dan orang lain. Demikianlah tips untuk bisa hidup sehat fisik dan mental. Sebaiknya kita mencobanya kemudian membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari. Tubuh kita yang sehat harus diimbangi dengan mental yang kuat. Mental yang kuat itupun harus dilatih secara rutin.

You might also like