You are on page 1of 13

Dampak Plastik Terhadap Lingkungan

Posted on 23 Juli 2009 by alamendah

Dampak plastik terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah plastik. Dampak ini ternyata sangat signifikan. Kemarin saya telah mengupload postingan tentang Bahaya Kemasan Plastik dan Kresek Post kali ini lebih menyoroti bahaya limbah plastik terhadap lingkungan. Sebagaimana yang diketahui, plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun yang silam, kini telah menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang. Konsumsi berlebih terhadap plastik, pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar. Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (nonbiodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara. Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene. Minyak, gas dan batu bara mentah adalah sumber daya alam yang tak dapat diperbarui. Semakin banyak penggunaan palstik berarti semakin cepat menghabiskan sumber daya alam tersebut. Fakta tentang bahan pembuat plastik, (umumnya polimer polivinil) terbuat dari polychlorinated biphenyl (PCB) yang mempunyai struktur mirip DDT. Serta kantong plastik yang sulit untuk diurai oleh tanah hingga membutuhkan waktu antara 100 hingga 500 tahun. Akan memberikan akibat antara lain:

Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewanhewan pengurai di dalam tanah seperti cacing. PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan. Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.

Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah. Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun. Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik. Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya. Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya. Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.

Sebagai tambahan pemahaman, saya beberkan beberapa fakta yang berkaitan dengan sampah plastik dan lingkungan:

Kantong plastik sisa telah banyak ditemukan di kerongkongan anak elang laut di Pulau Midway, Lautan Pacific Sekitar 80% sampah dilautan berasal dari daratan, dan hampir 90% adalah plastik. Dalam bulan Juni 2006 program lingkungan PBB memperkirakan dalam setiap mil persegi terdapat 46,000 sampah plastik mengambang di lautan. Setiap tahun, plastik telah membunuh hingga 1 juta burung laut, 100.000 mamalia laut dan ikan-ikan yang tak terhitung jumlahnya. banyak penyu di kepulauan seribu yang mati karena memakan plastik yang dikira uburubur, makanan yang disukainya.

Untuk menanggulangi sampah plastik beberapa pihak mencoba untuk membakarnya. Tetapi proses pembakaran yang kurang sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan sempurna maka akan menjadi dioksin di udara. Bila manusia menghirup dioksin ini manusia akan rentan terhadap berbagai penyakit di antaranya kanker, gangguan sistem syaraf, hepatitis, pembengkakan hati, dan gejala depresi. Terus gimana, dong?. Kita memang tidak mungkin bisa menghapuskan penggunaan kantong plastik 100%, tetapi yang paling memungkinkan adalah dengan memakai ulang plastik (reuse), mengurangi pemakaian plastik (reduce), dan mendaur ulang (recycle). Terakhir, mungkin perlu regulasi dari pemerintah untuk meredam semakin meningkatnya penggunaan plastik.

Bahaya Sampah Plastik Bagi Lingkungan dan Kesehatan!!!


Bahaya Sampah Plastik bagi Lingkungan dan Kesehatan

NETIZEN--Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi "PR" besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola. Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah bekas kantong plastik itu benar-benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak negatif sampah plastik ternyata sebesar fungsinya juga. Lalu apakah anda tahu bahaya apa saja yang disebabkan kantong plastik bagi lingkungan hidup? Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikelpartikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi. Kantong plastik juga penyebab banjir, karena menyumbat saluran-saluran air, tanggul. Sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang terparah merusak turbin waduk. Diperkirakan, 500 juta hingga satu miliar kantong plastik digunakan di dunia tiap tahunnya. Jika sampah-sampah ini dibentangkan maka, dapat membukus permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat! Coba anda bayangkan begitu fantastisnya sampah plastik yang sudah terlampau menggunung di bumi kita ini. Dan tahukah anda? Setiap tahun, sekitar 500 milyar 1 triliyun kantong plastik digunakan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap orang menghabiskan 170 kantong plastik setiap tahunnya (coba kalikan dengan jumlah penduduk kotamu!) Lebih dari 17 milyar kantong plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap tahunnya. Kantong plastik mulai marak digunakan sejak masuknya supermarket di kotakota besar. Sampah plastik dapat menyebabkan perubahan iklim? Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA), sampah plastik mengeluarkan gas rumah kaca. Lantas, apa solusinya mengatasi sampah kantong plastik? Berbagai upaya menekan penggunaan kantong plastik pun dilakukan oleh beberapa Negara. Salah satunya dengan melakukan upaya kampanye untuk menghambat terjadinya pemanasan global. Sampah kantong plastik telah menjadi musuh serius bagi kelestarian lingkungan hidup. Jika sampah bekas kantong plastik itu dibiarkan di tanah, dia akan menjadi polutan yang signifikan. Kalau dibakar, sampah-sampah itu pun akan secara signifikan menambah kadar gas

rumah kaca di atmosfer. Apa yang harus kita lakukan? Kurangi penggunaan kantong plastik sekarang juga dan gunakan tas kain setiap kali berbelanja. Jika hanya membeli sedikit, masukan barang belanjaan ke dalam tas. Ingatkan orang rumah atau teman kamu untuk selalu membawa tas kain saat belanja. Hubungi supermarket, mall dan toko buku langganan kamu untuk berhenti memberikan kantong plastik. Namun seperti diungkapkan anggota Dewan Pakar Dewan Pemerhati Kehutanan dan lingkungan Tatar Sunda (DPLKTS) Sobirin, pengolahan sampah menjadi solusi terbaik. Jika rumah tangga atau komunitas terkecil di lingkungan belum bisa mengolahnya, di daur ulang, maka pemilahan menjadi langkah kecil terbaik. Terlepas dari usaha dan upaya tersebut, menurut pendapat saya pribadi semuanya akan berpulang kembali kepada individu-individu masing-masing. Dan kesadaran dirilah yang menentukan berjalan atau tidaknya langkah-langkah yang telah di anjurkan. Saat berbagai Negara mulai melarang dan merespon terhadap bahaya penggunaan kantong plastik, seperti di Kenya dan Uganda malah sudah secara resmi melarang penggunaan kantong plastik. Sejumlah Negara mulai mengurangi penggunaan kantong plastik diantaranya Filipina, Australia, Hongkong, Taiwan, Irlandia, Skotlandia, Prancis, Swedia, Finlandia, Denmark, Jerman, Swiss, Tanzania, Bangladesh, dan Afrika Selatan. Singapura, sejak April 2007 berlangsung kampanye Bring Your Own Bag (bawa langsung kantong anda sendiri), digelar oleh The National Environment Agency (NEA). Dan Pemerintahan China juga telah mengeluarkan rancangan undang-undang (RUU) mengatasi kantong plastik. Dan reaksi yang telah disiapkan antara lain pelarangan penggunaan tas plastik di Departement Store.Para pembeli akan dikenakan bayaran untuk kantong plastik dan akan diberlakukan standardisasi produksi tas plastik. Sedangkan bagaimana dengan Indonesia sendiri? Pemerintah belum secara nyata membuat kebijakan tersebut. Menyadari dengan kondisi Indonesia yang sekarang ini maka terinspirasilah dari berbagai informasi tentang pelarangan penggunaan kantong plastic dari berbagai Negara. Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) ITB sejak sebulan terakhir mulai menjalankan kampanye untuk memusuhi kantong plastik, seperti yang dilakukan oleh Negara Singapura. HMTL berupaya membangun komunitas yang benar-benar sadar akan bahaya penggunaan plastik secara berlebihan. Acara Plastic Phobia yang merupakan rangkaian akhir dari Anti Plastic Campaign Bag atau Kampanye Anti Kantong Plastik itu diwarnai oleh happening art dan aksi seni instalasi dari mahasiswa Design Grafis ITB. Semangat merubah budaya penggunaan kantong plastik perlu dilakukan dari individu masingmasing. Upaya ini sangat positif untuk menghentikan bencana lingkungan akibat kantong plastik di masa depan kata Rektor ITB Prof. Dr. Joko Santoso di sela-sela acara kampanye itu. Menurut Joko, sudah selayaknya kawula muda lebih peduli dan ramah kepada lingkungan, karena generasi muda akan menentukan penyelamatan lingkungan di masa mendatang. Jadi ingat, jangan membakar sampah plastik karena jika sampah itu di bakar racun yang ada dalam sampah tersebut akan membuat polusi di udara termasuk pada udara yang kita hirup yang dapat membuat kita sakit. Jangan mengubur sampah plastik karena racun yang ada di dalam sampah akan meresap atau merembes kedalam tanah dan membuat air yang ada dalam tanah akan tercemar begitu juga lingkungan di sekitarnya. Jangan membuang sampah plastik, karena racun yang ada dalam sampah dapat mencemari lingkungan di sekitar kita, makhluk hidup dan lingkungan kita akan mengalami kerusakan dan racun akan terus bertambah dimana-mana.

Sumber: Ada tuh...

Jepang Menemukan Plastik Ramah Lingkungan Jepang Menemukan Plastik Ramah Lingkungan

22/02/2005 09:15

Liputan6.com, Tokyo: Plastik memang dikenal sebagai bahan yang tak bisa terurai secara alami. Tak heran, limbah plastik kerap menimbulkan masalah lingkungan. Akibatnya dalam sepuluh tahun terakhir ini, jumlah limbah plastik bertambah dua kali lipat. Ada yang memusnahkan limbah plastik dengan membakar. Namun, plastik yang dibakar akan menimbulkan gas beracun. Di masa depan, masalah-masalah yang berkaitan dengan limbah plastik tampaknya bisa diminimalisir--untuk tak mengatakan dihilangkan. Baru-baru ini, ilmuwan Jepang menemukan jenis plastik yang bisa terurai. Plastik ini terbuat dari bahan organik, yaitu tumbuhan jagung. Saat ini, berbagai benda mulai dari pot bunga hingga kantung sampah memang banyak yang terbuat dari plastik. Alasannya, plastik mempunyai sifat yang mudah dibentuk dan tahan lama, dibanding kayu dan bahan organik lain. Sehingga, plastik dipilih menjadi bahan baku pembuatan aneka ragam produk yang mudah dibuat. Di Jepang, jenis plastik baru ini sudah beredar dan mempunyai kekuatan sebaik plastik konvensional. Bedanya, setelah dibuang, plastik tersebut dapat terurai oleh mikroorganisme di dalam tanah. Lalu, plastik jenis ini juga dapat dibuat menjadi aneka ragam benda, seperti plastik untuk kemasan hingga serat untuk tekstil.

Bila dibandingkan plastik dengan bahan polyester dengan plastik jenis baru memiliki banyak kelebihan. Plastik baru temuan ilmuwan Jepang ini mempunyai daya tahan lebih tinggi terhadap bakteri dan jamur. Saat dibakar pun gas yang dihasilkan tidak akan menimbulkan efek rumah kaca maupun gas beracun. Sehingga plastik ini aman digunakan sebagai wadah makanan dan dapat pula digunakan di dalam mikrowave. Industri barang elektronik di Jepang juga sudah menggunakan plastik jenis ini, seperti kartu memori pada komputer jinjing atau laptop. Bahkan produsen komputer tersebut berjanji dalam lima tahun mereka akan meluncurkan komputer yang sebagian komponennya sudah terbuat dari plastik jenis baru ini. Boleh jadi, di masa mendatang, plastik ramah lingkungan ini merambah di bidang otomotif. Saat ini, plastik yang bisa terurai baru terbatas pada karpet lantai kendaraan. Bahan plastik terbuat kentang.(ZIZ/Sud)

bukannya kmaren orang Indonesia udah menemukan plastik daur ulang dari bahan tanaman juga (jangan2 sama2 dari jagung)? jangan2 kurang dapet dukungan dari pemerintah akibatnya sekrg jadi milik negara laen neh

Mengenal Bahaya Kemasan Plastik dan Kresek


Posted on 17 Juli 2009 by alamendah alhuy

Kantung plastik kresek dan kemasan dari plastik lainnya merupakan alat pengemas yang paling banyak dipergunakan karena murah, praktis dan mudah didapat. Tetapi sayangnya kemasan plastik dan kantung plastik kresek ternyata tidak selalu aman, bahkan berbahaya bagi kesehatan. Beberapa jenis kemasan plastik berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan termasuk diantaranya kantung plastik kresek berwarna serta kemasan plastik berbahan dasar polistiren dan polivinil klorida (PVC). Juga berbagai kemasan dari plastik lainnya semisal botol plastik bekas minuman dan lainnya yang kita perlu mengenalnya. Mbok Darmi, tetangga saya, seorang janda yang dulunya berprofesi sebagai distributor utama daun pisang untuk pembungkus untuk hampir seluruh pedagang di pasar tradisional dekat desa gulung tikar. Padahal usahanya ini dulu mampu menghidupi keluarganya hingga kedua anaknya lulus SMA. Mbok Darmi kalah bersaing dengan kantung plastik kresek berwarna yang dibuat dari plastik bekas dengan riwayat penggunaannya yang tidak jelas serta melalui proses daur ulang yang tidak terjamin kebersihannya. Bisa saja plastik tersebut berasal dari bekas wadah limbah berbahaya. Bahkan proses daur ulangnyapun menggunakan bahan kimia tertentu yang bisa membahayakan kesehatan. Pantas saya kalah bersaing, Lha wong dia gak fair play, ujar Mbok Darmi sambil mecucu. Meskipun selama ini belum pernah ada pengaduan atau keluhan mengenai gangguan kesehatan akibat penggunaan kantung kresek sebagai wadah makanan, namun kita perlu berhati-hati. Kalau mau mewadahi makanan siap santap dengan plastik kresek sebaiknya dilapisi dulu dengan bahan yang aman seperti daun atau kertas. Selain plastik kresek, kemasan plastik berbahan polivinil klorida (PVC) dan kemasan makanan styrofoam juga berisiko melepaskan bahan kimia yang bisa membahayakan kesehatan. Monomer styrene yang tidak ikut bereaksi dapat terlepas bila bereaksi dengan makanan yang berminyak/berlemak atau mengandung alkohol dalam keadaan panas. Meskipun bila residunya kecil tidak berbahaya.

Secara umum, kemasan plastik diberikan label-label sebagai berikut:

1. PETE atau PET (polyethylene terephthalate) dengan berlabel angka 01 dalam segitiga biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral. Botol-botol dengan bahan ini direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan dipakai untuk menyimpan air hangat apalagi panas. 2. HDPE (high density polyethylene) berlabel angka 02 dalam segitiga biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu. Direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian. 3. V atau PVC (polyvinyl chloride) berlabel angka 03 dalam segitiga adalah plastik yang paling sulit di daur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. 4. LDPE (lo

Bahaya Plastik Bagi Lingkungan dan Kehidupan


Ilmu Pengetahuan & Info Teknologi Juni 5th, 2011 Plastik sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia modern saat ini dimulai sejak era tahun 1940 an dan 50 an. Banyak hal saat ini terbuat dari plastik, mulai dari kantong belanjaan, botol, kaleng, peralatan rumah tangga, cd, pipa, helm, handphone, tv, kulkas, mesin, kendaraan, dll. Terlepas dari segala kemudahan dan keuntungan menggunakan plastik, ternyata plastik juga membawa bencana bagi lingkungan termasuk makhluk hidup di dalamnya. Apa yang menyebabkan plastik berbahaya? Berbahayanya plastik terkait erat dengan sifatnya yang non-biodegradable, yakni tak akan pernah bisa di uraikan oleh organisme pengurai di alam. Yang terjadi hanyalah, plastik menjadi potongan-potongan kecil di alam dan itupun memerlukan proses yang sangat lama yang bisa mencapai 1000 tahun, tergantung dari jenis dan kondisi plastiknya. Walaupun plastik menjadi sangat kecil seperti partikel debu, tetap saja ia adalah plastik.. Artinya bahan plastik akan selama-lamanya berada di alam, dan akan menimbulkan polusi lingkungan, baik di darat, laut, maupun udara.

Partikel-partikel plastik itu akan mempengaruhi lingkungan dan kehidupan dalam banyak hal. Hewan-hewan, baik di darat maupun laut, bisa memakan potongan kecil plastik itu secara tak sengaja yang menyebabkan gangguan pencernaan dan bisa berujung pada kematian karena tubuh tak bisa mengolahnya. Bahkan ketika hewan tadi mati, membusuk, dan terurai, plastik yang tertimbun di tubuhnya akan kembali ke alam dan bisa dimakan oleh hewan lainnya, dan begitu seterusnya siklus berulang kembali. Partikel-partikel plastik tentunya juga bisa masuk ke tubuh manusia, baik melalui hewan, peralatan sehari-hari yang dipakai terutama untuk makan dan minum, melalui air yang tercemar limbah plastik, ataupun melalui debu-debu di udara. Hal yang menambah bahaya dari plastik adalah zat-zat kimia berbahaya yang dikandungnya, yang ditambahkan selama proses pembuatan plastik, yang bisa mengganggu kerja sistem tubuh dan bisa menyebabkan kanker. Jadi bisa dibayangkan sendiri akibat yang ditimbulkan jika zat-zat kimia berbahaya ini ikut masuk bersama partikel plastik ke dalam tubuh makhluk hidup termasuk manusia. Proses pembuatan plastik juga banyak melepaskan gas-gas beracun ke udara, baik yang membahayakan kesehatan makhluk hidup maupun membahayakan atmosfer bumi. Begitu juga di dalam proses pendaur ulangannya. Oleh karena itu daur ulang plastik sebenarnya bukanlah solusi total dari usaha mengurangi dan mencegah pencemaran lingkungan oleh plastik. Bahkan plastik tak akan bisa didaur ulang selama-lamanya karena mutu dan kualitasnya akan semakin menurun, sehingga pembuatan plastik baru pun tak bisa dielakkan. Bagaimana dengan membakar plastik? Efeknya sama saja jeleknya karena dengan membakar plastik akan melepaskan zat-zat berbahaya ke udara, termasuk dioxin, salah satu zat paling beracun yang pernah ada. Selain itu, proses pembuatan plastik juga melibatkan penggunaan minyak bumi yang tidak sedikit. Padahal sebagaimana yang kita ketahui cadangan minyak bumi di dunia semakin menipis, dan minyak bumi semakin hari menjadi barang yang makin langka dan oleh karenanya semakin mahal untuk digunakan sebagai bahan bakar bagi aktifitas manusia. Setelah kita menyadari bahaya plastik bagi kehidupan di bumi, tentunya diperlukan langkahlangkah nyata untuk menyelamatkan lingkungan hidup kita. Selain memang masih diperlukannya daur ulang plastik (walaupun tak banyak memberi efek positif, dimana sebaiknya dilakukan pemisahan sampah yang terbuat dari plastik dengan sampah-sampah lainnya semenjak dari lingkungan rumah tangga), perlu kiranya dilakukan pengurangan pemakaian dan produksi plastik di muka bumi. Di berbagai negara maju di luar negeri, sudah digalakkan program berbelanja dengan membawa kantong sendiri dimana saya belum pernah mendengarnya diadakan di Indonesia. Bahkan di Indonesia, tradisi membuang sampah pada tempatnya masih belum tampak nyata

realisasinya dalam keseharian hidup bermasyarakat. Sampah dengan mudahnya kita temukan dimana-mana, di jalanan, di saluran air, sungai-sungai, dsb. Pemakaian tas-tas atau kantong yang tak terbuat dari bahan plastik juga harus digalakkan. Selain itu harus dilakukan kampanye penyuluhan pada masyarakat akan bahaya plastik ini sehingga masyarakat bisa secara aktif dan sadar untuk mengurangi ketergantungan dan penggunaan plastik. Saat ini para ilmuwan juga sedang meneliti pembuatan plastik yang bisa diuraikan oleh alam termasuk di dalamnya yang bisa diuraikan oleh cahaya. Akan tetapi jika ini bisa terwujud tentunya juga tak akan menyelesaikan semua permasalahan, mengingat hanya sampah-sampah plastik di permukaan sajalah yang akan terurai oleh cahaya matahari dan tidak akan menyentuh plastik yang tertimbun di dalam tanah. Di akhir kata, selain tak memungkiri masih pentingnya plastik dalam kehidupan manusia, perlu kiranya produksi dan pemakaiannya dilakukan secara logis dan terbatas sehingga tak merusak ekosistem dan kehidupan makhluk hidup di dalamnya. Dan hendaknya kita semua sadar tentang isu lingkungan yang penting ini, dan turut berperan sesuai dengan fungsi dan kemampuan masing-masing demi menjaga kelangsungan kehidupan di muka bumi ini. Catatan : tulisan ini dibuat dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni

Dampak Plastik Terhadap Lingkungan on: January 28, 2010, 12:30:58 am Dampak plastik terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah plastik. Dampak ini ternyata sangat signifikan. Kemarin saya telah mengupload postingan tentang Bahaya Kemasan Plastik dan Kresek Post kali ini lebih menyoroti bahaya limbah plastik terhadap lingkungan. Sebagaimana yang diketahui, plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun yang silam, kini telah menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang. Konsumsi berlebih terhadap plastik, pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar. Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non-

biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara. Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene. Minyak, gas dan batu bara mentah adalah sumber daya alam yang tak dapat diperbarui. Semakin banyak penggunaan palstik berarti semakin cepat menghabiskan sumber daya alam tersebut. Fakta tentang bahan pembuat plastik, (umumnya polimer polivinil) terbuat dari polychlorinated biphenyl (PCB) yang mempunyai struktur mirip DDT. Serta kantong plastik yang sulit untuk diurai oleh tanah hingga membutuhkan waktu antara 100 hingga 500 tahun. Akan memberikan akibat antara lain: * Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah. * Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing. * PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan. * Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah. * Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah. * Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun. * Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik. * Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantongkantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya. * Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya. * Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir. Sebagai tambahan pemahaman, saya beberkan beberapa fakta yang berkaitan dengan sampah plastik dan lingkungan: * Kantong plastik sisa telah banyak ditemukan di kerongkongan anak elang laut di Pulau Midway, Lautan Pacific * Sekitar 80% sampah dilautan berasal dari daratan, dan hampir 90% adalah plastik. * Dalam bulan Juni 2006 program lingkungan PBB memperkirakan dalam setiap mil persegi terdapat 46,000 sampah plastik mengambang di lautan. * Setiap tahun, plastik telah membunuh hingga 1 juta burung laut, 100.000 mamalia laut dan ikan-ikan yang tak terhitung jumlahnya. * banyak penyu di kepulauan seribu yang mati karena memakan plastik yang dikira ubur-ubur, makanan yang disukainya. Untuk menanggulangi sampah plastik beberapa pihak mencoba untuk membakarnya. Tetapi proses pembakaran yang kurang sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan

sempurna maka akan menjadi dioksin di udara. Bila manusia menghirup dioksin ini manusia akan rentan terhadap berbagai penyakit di antaranya kanker, gangguan sistem syaraf, hepatitis, pembengkakan hati, dan gejala depresi. Terus gimana, dong?. Kita memang tidak mungkin bisa menghapuskan penggunaan kantong plastik 100%, tetapi yang paling memungkinkan adalah dengan memakai ulang plastik (reuse), mengurangi pemakaian plastik (reduce), dan mendaur ulang (recycle). Terakhir, mungkin perlu regulasi dari pemerintah untuk meredam semakin meningkatnya penggunaan plastik.

Jepang Ubah Sampah Jadi Barang Berharga Bisnis on: January 31, 2010, 03:33:04 pm Kurangi Polusi dengan Ciptakan Ekosemen Ketika bumi tidak lagi cukup untuk menampung seluruh sampah, ke mana lagi sampah-sampah itu dibuang? Ekosemen menjadi jawabannya. Jepang sebagai negara yang sangat ketat untuk urusan sampah telah mulai membuatnya. --GEBRAKAN baru dalam teknologi untuk mengatasi sampah kembali dikedepankan Jepang. Kali ini, negara Matahari Terbit itu memperkenalkan solusi efektif mengatasi sampah. Bila sebelumnya membangun bandara di atas lapisan sampah di Kobe, kini Jepang menyulap sampah menjadi semen. Ekosemen dibuat dari daur ulang sampah yang berasal dari endapan air kotor. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa abu sisa pembakaran sampah memiliki unsur yang sama dengan bahan dasar semen. Dengan teknologi ekosemen itu, Jepang mampu memproduksi semen 110 ribu ton per tahunnya. Untuk memproduksi semen sebanyak itu, jumlah endapan yang diolah menjadi semen mencapai 62 ribu ton per tahun. Endapan air kotor dan residu pembakaran yang diolah mencapai 28 ribu ton per tahun. Setiap tahun, penduduk Jepang membuang sampah, baik organik maupun anorganik, sekitar 50 juta ton. Dari 50 ton, yang dibakar menjadi abu sekitar 37 ton. Sedangkan abu yang dihasilkan setiap tahun mencapai 6 ton. Abu itulah yang kemudian dijadikan sebagai bahan pembuatan ekosemen. Sistem pembuatannya, abu hasil pembakaran sampah (39 persen), limestone (52 persen),

endapan air kotor (8 persen), dan bahan lainnya dimasukkan ke dalam rotary klin untuk dibakar. Untuk mencegah terbentuknya dioksin, dilakukan pemanasan hingga 1.400 derajat Celcius. Pada suhu tersebut, dioksin terurai secara aman. Kemudian, gas hasil pembakaran pada rotary klin didinginkan secara cepat untuk mencegah proses pembentukan dioksin ulang. Gas buangan yang dihasilkan tidak berbahaya bagi manusia. Sedangkan hasil pembakaran yang masih mengandung senyawa logam dipisahkan untuk kemudian digunakan untuk kebutuhan lain. Hasil akhir dari proses tersebut adalah ekosemen. Abu dan endapan air kotor mengandung senyawa-senyawa dalam pembentukan semen. Yaitu, senyawa-senyawa oksida seperti CaO, SiO2, Al2O3, dan Fe2O3. Karena itu, abu bisa berfungsi sebagai pengganti clay yang digunakan pada pembuatan semen biasa. Pembuatan ekosemen baru diujicobakan di dua pabrik saja. Bisa dibayangkan jika jumlah pabrik yang memroduksi ekosemen terus bertambah. Sampah-sampah pun akan berkurang secara drastis. Pengubahan sampah menjadi semen menambah alternatif pengolahan sampah menjadi barang bermanfaat. Dengan mengolah sampah menjadi semen, biaya pengolahan sampah menjadi lebih murah. (ita/ran/bs) sumber: http://jawapos.com/deteksi/index.php?act=detail&nid=112588

You might also like