You are on page 1of 13

PATOFISIOLOGI PENYAKIT FLU BABI

OLEH: NAMA : RESMHA ANDHIKA DEVI NIM : 1120025033

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas paper yang berjudul Patofisiologi Penyakit Flu Babi tepat pada waktunya. Penulisan paper ini merupakan salah satu tugas untuk materi patofisiologi pada semester 2 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana. Dalam penulisan paper ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran mengingat masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi yang ada, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis demi penyempurnaan pembuatan paper ini. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang membantu, mendukung dan membimbing penyusunan paper ini yaitu : 1. Dosen pengajar mata kuliah Patofisiologi di Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2. Keluarga serta teman-teman mahasiswa PS IKM yang telah turut memberikan bantuan dalam penyusunan paper ini. Akhir kata penulis ucapkan, semoga materi dalam paper ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Denpasar, 26 Desember 2012

Penulis

DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................... ii DAFTAR ISI ..................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 2 1.3 Tujuan ................................................................................. 2 1.4 Manfaat ............................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Cara Penularan, Gejala Klinis dan Organ yang Terserang Virus Flu babi............................................................................... 4 2.2 Perjalanan Alamiah Penyakit Flu Babi...................................... 5 2.3 Upaya Pencegahan dan Penanggulangan serta Pengobatan bagi Pasien yang Terjangkit Penyakit Flu Babi ......................... 6 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan .......................................................................... 9 3.2 Saran .................................................................................. 9 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Flu babi (swine flu) merupakan penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae (influenza Tipe A) yang terjadi pada populasi babi. Penyakit ini sebenarnya menyerang babi, namun kini telah mengalami perubahan yang drastis dan mampu untuk menginfeksi manusia. Flu babi menginfeksi manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi, virus menyebar antar babi secara aerosol dan kontak, baik langsung maupun tidak langsung dengan babi yang sakit atau karier. Penyakit ini pertama kali dikenal pada tahun 1918, saat itu didunia sedang terdapat wabah penyakit influensa pada manusia yang menelan korban sekitar 21 juta orang meninggal dunia. Pada tahun yang sama dilaporkan terjadi wabah penyakit epizootik pada babi di Amerika tengah bagian utara yang mempunyai kesamaan gejala klinis dan patologi dengan influensa pada manusia. Karena kejadian penyakit ini muncul bersamaan dengan kejadian penyakit epidemik pada manusia, maka penyakit ini disebut flu pada babi. Kemudian pada tahun 1930 di Amerika Serikat, flu babi pertama kali diisolasi dari seekor babi yang terinfeksi. Lama tidak terdengar lagi kabarnya ternyata virus ini mengalami serangkaian mutasi sehingga muncul varian baru yang pertama kali menyerang manusia di Meksiko pada awal tahun 2009. Virus ini mengandung materi genetik yang mirip dengan virus influenza unggas, babi, serta manusia, termasuk elemen dari virus flu babi Eropa serta Asia. Hipotesis yang diajukan sekarang ini menyatakan bahwa babi berperan sebagai tempat percampuran materi genetik virus influenza unggas, babi, serta manusia dengan menghasilkan virus dengan karakter baru. Virus tersebut kemudian tertular ke manusia yang berada di sekitar babi, mengalami adaptasi di dalam sel-sel saluran pernapasan manusia sampai akhirnya dapat menular antar manusia. Varian baru ini dikenal dengan

nama virus H1N1 yang merupakan singkatan dari dua antigen utama virus yaitu hemagglutinin tipe 1 dan neuraminidase tipe 1. Virus ini akan mati pada suhu pemanasan 70o C. Maka dari itu penulis disini ingin mengkaji proses tersebut terjadi, bagaimanakah cara penularan berserta perjalanan ilmiah dari penyakit flu babi, gelala klinis yang terjadi berserta organ tubuh yang terserang dari flu babi serta bagaimana pencegahan terhadap penyakit tersebut dan pengobatan bagi pasien yang telah terjangkit penyakit flu babi. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa cara penularan beserta gejala klinis dan organ tubuh yang terserang virus flu babi? 1.2.2 Bagaimana perjalanan alamiah dari penyakit flu babi? 1.2.3 Bagaimana upaya pencegahan dan penanggulangan serta pengobatan penyakit flu babi? 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Mengetahui cara penularan beserta gejala klinis dan organ tubuh yang terserang virus flu babi. 1.3.2 Mengetahui perjalanan alamiah dari penyakit flu babi. 1.3.3 Mengetahui apa saja upaya pencegahan dan penanggulangan serta pengobatan bagi pasien yang terjangkit penyakit flu babi. 1.4 Manfaat Penulisan 1.4.1 Mengetahui cara penularan beserta gejala klinis dan organ tubuh yang terserang virus flu babi. 1.4.2 Mengetahui perjalanan alamiah dari penyakit flu babi.

1.4.3 Mengetahui tahap pencegahan serta pengobatan bagi pasien yang terjangkit penyakit flu babi.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Cara Penularan, Gejala Klinis dan Organ yang Terserang Virus Flu Babi 2.1.1 Cara Penularan dan Masa Inkubasi Flu babi adalah penyakit influenza yang disebabkan oleh virus influenza tipe A yang dapat ditularkan melalui binatang, terutama babi, dan penularan dimungkinkan antar manusia. Adapun cara penularan flu babi menginfeksi manusia tiap tahun biasanya ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi, virus menyebar antar babi secara aerosol (udara) dan kontak (kontak tangan dengan selaput lendir), baik langsung maupun tidak langsung dengan babi yang sakit atau karier dan dapat juga melalui kontak langsung dengan penderita flu babi. Masa inkubasinya tiga sampai lima hari. Flu babi dapat menyebar dengan cepat sekali. Virusnya dapat ditularkan dari babi ke manusia, tetapi juga sebaliknya. Maka dari itu, sebagian besar reservoir-nya adalah manusia dan babi. Orang yang menderita flu babi menurut para ahli akan tetap menularkan penyakitnya sampai hari ketujuh. Jika sampai hari ketujuh ternyata penyakitnya belum membaik maka dianggap orang tersebut masih dapat menularkan penyakitnya sampai gejala flu benar benar hilang. Anak anak khususnya balita memiliki potensi waktu penularan yang lebih panjang. Akan tetapi, periode penularan penyakit flu babi masih terggantung lagi pada jenis virus H1N1. Jika pasien di rawat di rumah maka dianjurkan untuk tidak keluar rumah dahulu sampai penyakit yang diderita benar benar sembuh kecuali yang bersangkutan segera ke dokter atau ke rumah sakit. 2.1.2 Gejala Klinis Serta Organ Tubuh yang Terserang Virus Flu Babi Pada umumnya, gejala infeksi flu babi pada manusia mirip dengan flu biasa pada manusia. Yakni, menyerang organ pernapasan yang mengakibatkan batuk, nafas cepat/sesak, pilek. Tak hanya organ pernapasan, flu babi juga

menyerang organ anggota gerak yakni menyebabkan nyeri otot, sendi dan tulang, juga menyerang organ pencernaan yang menyebabkan penderita sakit tenggorokan, mual dan muntah-muntah. Namun selain itu, flu babi juga dapat menyebabkan demam yang muncul tiba-tiba, kelelahan yang berlebihan dan berkurangnya nafsu makan. Penyakit ini dapat jatuh ke arah yang lebih buruk sehingga pasien mengalami kesulitan untuk bernafas dan memerlukan alat bantu nafas. Bila ada bakteri yang ikut ikutan menginfeksi paru paru maka pasien dapat mengalami radang paru paru atau pneumonia, dan akhirnya menyebabkan kematian karena mengalami kegagalan pernapasan akibat pembuluh darah paru yang pecah. 2.2 Perjalanan Alamiah Penyakit Flu Babi Perjalanan alamiah penyakit flu babi terjadi dengan beberapa fase yaitu fase suseptibel, fase presimtomatis, dan fase klinis. 2.2.1 Fase Suseptibel Pada fase ini penyakit belum terjadi, tetapi sudah muncul beberapa factor risiko yang memudahkan timbulnya penyakit. Para orang-orang seperti peternak, pedagang yang melakukan kontak langsung dengan babi yang berisiko terjangkitnya penyakit flu babi, tetapi tidak semua babi dapat menularkan virus tersebut. Virus ini mudah sekali menyerang manusia apalagi jika kondisi badan seseorang sedang tidak baik, apalagi didukung dengan kondisi cuaca yang kurang baik. 2.2.2 Fase Presimtomatis Pada fase ini penyakit sudah terjadi tetapi secara klinis belum tampak, namun merupakan masa sudah terjadi perubahan dimana patologis. Pada agent mulai fase ini inkubasi atau melakukan

perkembangan dalam tubuh (host), namun belum menunjukan gejala anatomis dan fungsi kerja tubuh. Misalnya penderita telah menderita virus H1N1 tetapi belum disadari oleh penderita atau belum mununjukan gejala salah satu cara mengetahuinya adalah dengan memeriksa ada tidaknya

antibodi karena ubuh akan selalu membentuk antibodi apabial ada benda asing yang masuk ke dalam tubuh. 2.2.3 Fase Klinis Pada fase ini sudah ada perubahan-perubahan anatomis dan fungsi dari, sehingga sudah memberikan gejala yang sudah mulai timbul. Gejala influensa ini mirip dengan influensa. Gejalanya seperti demam, batuk, sakit pada kerongkongan, sakit pada tubuh, kepala, panas dingin, dan lemah lesu. Beberapa penderita juga melaporkan buang air besar dan muntah-muntah. Dalam mendiagnosa penyakit ini tidak hanya perlu melihat pada tanda atau gejala khusus, tetapi juga catatan terbaru mengenai pasien. Selain itu diagnosa bagi penetapan virus ini memerlukan adanya uji makmal bagi contoh pernapasan agar hasil diagnosa menjadi lebih akurat. 2.2.4 Fase Ketidak Mampuan Pada fase ketidak mampuan orang menderita flu babi akan diisolasi agar virus tidak mengalami penyabaran keluar, selain itu para petugas kesehatan juga menggunakan alat pelindung agar virus yang ada diruangan pasien tersebut tidak keluar. Pada fase ini penderita hanya memiliki dua kemungkinan yaitu sembuh total atau meninggal ini dikarenakan masa inkubasi virus flu babi yang sangat cepat. 2.3 Upaya Pencegahan dan Penanggulangan serta Pengobatan bagi Pasien yang Terjangkit Penyakit Flu Babi. Di dalam upaya pencegahan dan penanggulangan serta pengobatan bagi pasien yang terjangkit penyakit flu babi, tak lepas dari 3 tahap pencegahan di dalam antropologi kesehatan. Berikut tahapan pencegahan pada penyakit flu babi.

2.3.1 Pencegahan Primer Pencegahan primer adalah suatu usaha yang dilakukan agar

masyarakat tidak akan terjangkit penyakit suatu penyakit dan dalam hal ini penyakit tersebut penyakit flu babi. Pencegahan primer dilakukan pada fase suseptibel. Pada penyakit ini pencegahan primer bisa dilakukan dengan cara : 1. Melakukan promosi kesehatan melalui pengadaan penyuluhan mengenai bahaya penyakit flu babi dan pencegahan berserta penanganan penderita kepada peternak babi dan juga masyarakat yang tinggal di sekitar peternakan babi 2. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait seperti dinas peternakan melalui penyemprotan disinfektan pada setiap babi dan kandang babi. 3. Mengajak masyarakat untuk melakukan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat), seperti mencuci tangan terutama setelah melakukan kontak pada babi atau penderita flu babi. 4. Melakukan penyuluhan mengenai pemakaian masker yang benar kepada pekerja peternakan dan juga masyarakat umum. 5. Pemberian alat pendeteksi panas tubuh ditempat-tempat seperti bandara serta tempat yang kemungkinan penularan flu babi dari luar negeri guna mencegah datangnya wisatawan asing yang membawa virus flu babi. Pada prinsipnya, cara paling ampuh untuk mencegah penularan virus flu babi sama dengan cara mencegah penularan virus influenza yang lain yaitu vaksinasi. Sayangnya, vaksin untuk flu babi sampai saat ini belum ditemukan. Akan tetapi, dengan melakukan pencegahan primer diatas, diharapkan mampu untuk meminimalisir masyarakat maupun babi agar tidak terjangkit virus flu babi

10

2.3.2 Pencegahan Sekunder Pada pencegahan sekunder dilakukan diagnosa dini dan pengobatan tepat. Pengobatan atau tindakan yang tepat bisa mencegah terjadinya komplikasi atau memperlambat perjalanannya. Pencegahan sekunder dilakukan pada fase presimtomatis yakni dengan jalan diagnosa dini. Selain itu juga dilakukan pengisolasian bagi penderita flu babi dan pemberian obat yang tepat. Saat ini ada 2 obat yang direkomendasikan yaitu zanamivir (merek dagang: Relenza) dan oseltamivir (merek dagang: Tamiflu), kedua obat tersebut akan efektif bila di minum kurang dari 36 48 jam sesudah serangan flu babi. Pada keadaan yang berat, pasien membutuhkan penanganan intensif lebih lanjut di rumah sakit. 2.3.3 Pencegahan Tersier Pencegahan tersier dilakukan untuk membatasi ketidakmampuan dan rehabilitasi. Pada keadaan ini, penyakit sudah terjadi dan bahkan meninggalkan cacat. Pada penyakit flu babi pencegahan tersier dilakukan dengan melakukan pemberian pengobatan adequat dan rehabilitasi kepada para penderita penyakit flu babi. Selain itu pemerintah wajib menghimbau masyarakat agar mau menerima kembali penderita flu babi yang sudah sembuh agar tidak ada tindakan pengucilan.

11

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Flu babi merupakan penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae (influenza Tipe A) yang terjadi pada populasi babi, yang dapat menginfeksi manusia yang menjalin kontak dengan babi yang sakit maupun karier, langsung maupun tak langsung. Dan terjadi tiga fase dalam perjalanan alamiah Flu Babi yaitu; fase suseptibel, fase presimtomatis, fase klinis. Serta untuk mencegah penyakit flu babi ini perlu dilakukan tiga tahap pencegahan yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier. 3.2 Saran Saat ini wabah flu babi di Indonesia sudah tidak muncul kembali sejak terjadinya wabah terakhir pada pertengahan tahun 2009, pencegahan primer adalah solusi yang tepat untuk meminimalisir terjangkitnya wabah pada masyarakat maupun babi dengan cara pengadaan sosialisasi mengenai flu babi dan pemakaian masker pada peternak babi dan masyarakat di daerah yang rentan wabah flu babi, serta membudayakan pola hidup PHBS.

12

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Putu. 2009. Peranan faktor Host, Agent dan Lingkungan pada terjadinya Penyakit Flu Babi Perjalanan Alamiah dan Pencegahannya, Universitas Udayana. Tahap-tahap

Anonim. 26 April 2009. Fakta-fakta Penyakit Flu Babi, www. bbc.co.uk, 25 Februari 2012.

Anonim. 30 April 2009. Cara Menular, Ciri-ciri, Gejala dan Pencegahannya, www. ingateros.com, 25 Februari 2012.

Anonim. 13 Mei 2009. Apa, Bagaimana, dan Cara Pencegahan Serta Penyembuhannya, www. priendah.wordpress.com, 25 Februari 2012.

Anonim. 27 juni 2009. Flu Babi (Swine Flu), www. Blogdokter.net, 25 Februari 2012.

Anonim. 7 Desember 2009. H1N1 Flu, www. cdc.gov, 25 Februari 2012. Bintoro, Priyo. 1 Mei 2009. Cara Pencegahan Flu Babi, www.

ayobertani.wordpress.com, 25 Februari 2012. Marimbi, Hanum. 2009. Sosiologi dan Antropologi Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. Oshin. 19 Mei 2009. Gejala-gejala Flu Babi dan Cara Pencegahan, www. my.opera.com/yumechan, 25 Februari 2012.

13

You might also like