You are on page 1of 4

CARA BERFIKIR yang BENAR

Mengapa penting bagi kita untuk mempraktekkan cara berfikir dan cara bekerja yang benar?

Cara berpikir yang benar akan menjadikan kita mampu untuk mengerti dan memahami kebenaran dan kenyataan. Cara berfikir yang benar juga akan membuat kita mampu memiliki panduan bekerja yang tepat dan kemudian dapat bekerja dengan benar. Karena cara berfikir kita selama ini, seringkali kita tidak dapat memahami secara sebenar benarnya kenyataan dari persoalan yang dihadapi. Misalnya cara berfikir yang banyak menimpa kalangan kaum tani/nelayan, bahwa penderitaan dan kemiskinan mereka selama ini sudah merupakan takdir/nasib yang tidak dapat dirubah. Cara ini telah membuat kaum tani/nelayan tidak melihat dengan sebenar benarnya bahwa ada sebab sebab konkrit yang mengakibatkan penderitaan dan kemiskinan mereka, yaitu penindasan imperialisme dan feodalisme sehingga pada prakteknya sebagian besar kaum tani/nelayan belum terdorong untuk bangkit, bergerak dan mengorganisasikan diri guna menghancurkan sebab sebab penderitaan dan kemiskinan mereka. Apa tujuan kita untuk berfikir yang benar?

Apa cukup untuk dapat memahami dan mengerti tentang kenyataan sosial yang ada di sekeliling kita, sehingga kita dapat menerangkan apa yang terjadi? Tentu saja hal tersebut tidaklah cukup. Berfikir benar memang akan membuat kita mengetahui dan mengerti keadaan dan kenyataan sosial, tetapi lebih penting dari itu adalah agar kita memiliki panduan bekerja/bergerak untuk merubah keadaan sosial tersebut ke arah yang lebih baik dan lebih maju. Kita tidak hanya dapat cukup mengerti tentang adanya penindasan kaum tani/nelayan oleh praktek tengkulak, lintah darat, pemerintah desa atau yang lain pada saat yang bersamaan kita juga haris mendidik kaum tani/nelayan tentang penidasan yang mereka alami dari tengkulak, lintah darat dan pemerintah dan kemudian mendorong terbentuknya organisasi tani/nelayan, koperasi dan perjuangan politik. Sehingga dengan demikian kaum tani/nelayan dapat melepaskan diri dari penindasan tengkulak, lintah darat, pemerintah dll. Lalu apa yang menentukan kesadaran sosial seseorang?

Kesadaran sosial seseorang ditentukan oleh keadaan sosialnya. Seorang pengusaha atau kapitalis akan selalu berfikir bagaimana memperbesar keuntungannya karena keadaan sosialnya sebagai pemilik modal dan alat produksi. Demikian pula tuan tanah, akan berpikir bagaimana mempertahankan kepemilikan tanahnya yang luas dan mendapatkan keuntungan dari situ sekalipun harus dengan menindas kaum tani/nelayan. Kaum tani/nelayan pada umumnya memiliki keadaan sosial yang berbeda dengan buruh. Keadaan sosial kaum tani/nelayan ialah bekerja secara perseorang atau individu asalkan ada tanah yang dapat digarap entah yang dimiliki sendiri, sewa atau bekerja di tempat orang lain, juga nelayan memiliki parahu dan alat tangkap terlepas sederhana dan rusak, seorang petani/nelayan sudah dapat bekerja atau berproduksi. Hal ini berakibat pada kesadaran sosial kaum tani/nelayan tentang pentingnya berorganisasi sangat rendah, karena mereka terbiasa untuk bekerja sendiri dengan alatnya sendiri atau sewa. Sementara buruh harus bekerja secara kolektif dan tidak dapat bekerja sendiri sendiri dalam sebuah perusahaan yang terdiri dari banyak bagian, seperti bagian produksi,

bagian pengepakan, bagian distribusi dll. Jika da sebuah bagian yang tidak berjalan maka akan memngganggu aktifitas perusahaan, sehingga mau tidak mau antar bagian dan antar buruh haruslah bekerja sama, tidak mengherankan kalau dalam banyak praktek, kesadaran organisasi buruh lebih tinggi dibanding kaum tani/nelayan. Dari mana datangnya pikiran yang benar?

Pikiranyang benar tidak datang secara tiba tiba atau jatuh dari langit. Tidak mungkin seorang duduk bertapa atau menyendiri disuatu tempat yang sepi, dan tiba tiba mendapat pikiran yang benar. Pikiran yang benar hanya berasal dari praktek sosial manusia, yaitu; praktek produksi, praktek perjuangan kelas dan percobaan ilmiah. Bagaimana juga dengan pengetahuan?

Pengetahuan manusia juga berasal dari praktek sosial. Prakteklah yang menciptakan/melahirkan pengetahuan. Dan praktek juga yang kemudian akan menguji apakah pengetahuan yang kita miliki adalah benar dan ilmiah. Oleh karenanya, praktek menempati posisis atau kedudukan yang primer, sehingga pengetahuan teoritik yang kita miliki juga harus ditujukan utuk melayani praktek. Pengetahuan ada dua tingkat, pertama adalah pengetahuan sensasioinal, yaitu pengetahuan tentang sesuatu yang sifatnya baru di permukaan, bentuk atau gejala. Yang kedua adalah pengetahuan rasional, yaitu pengetahuan yang sudah bersifat mendalam mengenai isinya dan hakekatnya. Misalnya ketika kita datang ke sebuah kampung pedesaan, kemudian kita melihat sebagian besar penduduknya miskin, rumah rumahnya buruk, sempit, lorong-lorong becek,anak-anaknya kurus dan pada tidak sekolah... Pemahaman kita tersebut merupakan pengetahuan yang sifatnya permukaan. Karena lebih didasarkan dari apa yang kita lihat dan rasakan, sedangkan jika kita tinggal lebih lama dan melakukan penyelidikan sosial di kampung tersebut, maka kita akan lebih mengetahui secara mendalam bahwa kemiskinan di kampung tersebut dikarenakan sebagain besar dari mereka tidak memiliki lahan pertanian dan perkakas produksi yang baik, tidak memiliki koperasi, dan selama ini terjerat oleh rentenir dan tengkulak. Pengetahuan yang mendalam tersebutlah yang dinamakan pengetahuan rasional, tapi untuk sampai pada pengetahuan yag rasional seseorang harus melewati dulu tahapa pengetahuan sensasional dan tidak bisa meloncat langsung memperoleh pengetahuan rasional. Demikian juga kita tidak boleh hanya berhenti pada pengetahuan sensasional, tetapi harus ditingkatkan menjadi pengetahuan rasional. Tetapi tidak hanya sampai di pengetahuan rasioanal saja, karena kemudian masih harus diuji kebenarannya dalam praktek konkrit. Jadi apakah yang dimaksud dengan cara berfikir yang benar?

Cara berfikir yang benar adalah cara berfikir yang sesuia dengan kenyataan konkrit. Tidak berfikir sesuia dengan keinginan atau fikiran kita sendiri yang sifatnya subyektif, karena pada dasarnya ide atau pikiran berasal dari situasi konkrit atau kenyataan. Ada beberapa prinsip yang penting dan menjadi dasar dalam berfikir secara beanr, yaitu: Pertama, Antara satu hal dan hal yang lain memiliki saling hubungan yang konkrit. Untuk dapat memahami dan mengerti suatu hal, tidak bisa dipisahkan dari saling hubungannya dengan hal hal lain di sekitarnya. agar dapat memahami persoalan kaum tani/nelayan dengan sebaik baiknya, maka kita harus melihat saling hubungannya dengan kebijakan negara, saling hubungannya dengan imperialisme, saling

hubungannya dengan keberadaan tuan tanah, saling hubungannya dengan persoala buruh dan sebagainya. Kedua, segala sesuatu selalu dalam keadaan berubah dan berkembang. Berarti bahwa segala sesuatu tidak dalam keadaan yang selalu sama dan tetap. Seperti misalnya diri kita juga mengalami perubahan dan perkembangan. Dari mulai lahir, masa kanak kanak, masa remaja, masa dewasa, berkeluarga, masa tua dan kemudian mati. Demikian juga organisasi tani/nelayan, dari mulai tidak ada, kecil, berkembang, mungkin ada masalah (penyakit), kuat dan kemudian besar. Ketiga, perubahan atau perkembangan bergerak ke arah yang lebih maju dan bersegi hari depan. Perkembangan tidak pernah bergerak mundur, tetapi maju dan berpihak pada yang bersegi hari depan. Sistem yang menindas kaum tani/nelayan yaitu imperialisme dan feodalisme adalah sistem yang sudah usang dan sekarat. karena sistem tersebut megakibatkan penindasan dan kemiskinan. Kaum tani /nelayan sudah tidak menghendakinya serta selalu bangkit melakukan perlawanan. Hal ini tentunya bertentangan dengan pikiran musuh musuh rakyat, bahwa segala sesuatu adalah tetap dan tidak berubah. Sehingga sistem yang menindas rakyat akan terus bertahan dan tetap. Keempat, perubahan atau perkembangan segala sesuatu ditentukan oleh faktor dalam atau kekuatan internal. Hal ini bertentangan dengan pikiran metafisis bahwa perubahan lebih ditentukan oleh faktor luar. Misalnya sebuah telur berubah menjadi anak ayam lebih ditentukan oleh pergerakan unsur unsur kehidupan yang ada didalam putih dan kuning telur. Sementara suhu, atau panas dari luar baik berupa panas alami dari tubuh induk ayam maupun panas buatan seperti listrik lebih bersifat mempengaruhi atau membantu menetasnya anak ayam. Kebenaran kesimpulan tersebut dibuktikan ketika sebuah batu dierami oleh induk ayam atau diberi panas buatan, maka tidak dapat menetas menjadi anak ayam. Demikian juga perjuangan kaum tani/nelayan, lebih ditentukan oleh kekuatan internal kaum tani/nelayan sendiri, jika kaum tani/nelayan tidak mau bangkit bergerak dan berorganisasi, maka keadaan kaum tani/nelayan tidak akan menjadi lebih baik ke depan. Kehadiran faktor luar seperti aktifis, LSM, Pemerintah lebih merupakan faktor yang mempengaruhi tidak menentukan Bagaimana agar kita dapat memiliki cara berfikiryang benar?

Untuk dapat memiliki cara berfikir yang benar, kita dapat melakukan hal hal sebagai berikut; terlibat langsung dalam praktek sosial, jika kita ingin memiliki pikiran yang benar tentang kaum tani/nelayan maka kita harus terlibat langsung dalam kehidupa dan perjuangan kaum tani/nelayan. Karena tanpa itu kita tidak dapat merasakan sungguh sungguh suka duka dan persoalan kaum tani/nelayan. Demikian juga jika kita ingin memiliki pikiran yang benar tentang perjuangan kaum tani/nelayan, maka kita juga harus terlibat langsung dalam perjuangan kaum tani/nelayan. membangun tradisi penyelidikan sosial. Jika kita ingin memiliki pikiran yang benar, tentang kenyataan maka kita harus mau menyelidiki keadaana sosial yang ada. Jangan sampai kita mengeluarkan banyak pernyataan dan pikiran tanpa terlebih dulu mengetahui kenyataan sesungguhnya. Untuk mengetahui bagaimanan perkembangan organisasi tani/nelayan di suatu perkampungan maka kita tidak boleh segan segan melakukan penyelidikan sosial tetang organisasi tani/nelayan di kampung tersebut. membiasakan untuk berfikir hati hati dan dari banyak segi tentang segala sesuatu jika kita ingin mengetahui sesutau dengan benar dan tepat, maa kita harus memikirkan dengan hati hati dan tidak dengan serba terburu buru. Kita harus mampu untuk menganalisis sebuah persoalan secara mendalam dari banyak segi dan saling hungannya

dengan persoalan lain. Dengan demikian kita dapat secara persis mengatahui sebab sebab mendasar dari persoalan tersebut dan merumuskan jalan keluarnya. Bagaimanakah juga kita bisa bekerja yang benar?

Segala keputusan dan pekerjaan kita haruslah didasarkan pada kondisi konkrit. Tanpa itu maka apa yang kita putuskan dan kita lakukan akan menemui kegagalan. Keberhasilan melakukan pekerjaan banyak ditentukan sejauh mana saling hubungannya dengah kondisi konkrit atau nyata. Misalnya perjuangan untuk mendapatkan kapal bagi kaum nelayan miskin akan ditentukan oleh sejauh mana tingkat kesadaran kaum tani/nelayan dan kekuatan organisasi massa tani/nelayannya. Apabila dalam keadaan kesadaran yang masih rendah dan keadaan organisasi yang masih kecil dan lemah, dengan terburu buru kita akan melakukan tuntutan atau kompromi/menjadi buruh kapal dengan pihak pemerintah. Maka akan dapat dipastikan perjuangan tersebut akan sulit mendapat hasil yang kita inginkan bersama, karena tidak mendapat banyak dukungan dari kaum tani/nelayan dan juga bujuk rayu dari pihak pemerintah. Berbeda kondisinya jika kesadaran dan kekuatan ormas tani/nelayan sudah tinggi dan kuat, maka perjuangan mendapatkan kapal dari pemerintah akan berhasil didapatkan untuk kepentingan masyarakat nelayan tanpa harus kompromi menajadi buruh kapal. Demikian juga peranan keteladanan dalam melakukan pekerjaan sangat dibutuhkan agar mencapai keberhasilan, dalam perjuangan mendapatkan perahu atau mesin mesin, koperasi, maka keteladanan sebuah perkampungan yang kaum tani/nalayan yang kesadaran dan organisasi nya sudah tinggi dan kuat, akan menjadikan kampung kampung lain disekirarnya mengikuti atau menirunya. Keteladana akan menumbuhkan keberanian, mengusir rasa takut dan ragu ragu serta memberikan contoh konkrit yang dapat dilihat hasilnya secara konkrit juga.

###

You might also like