You are on page 1of 11

Efek potensi photocarcinogenic dari nano partikel di pelindung cahaya matahari

Dai T Tran dan Robert Salmon Klinik Laser dan Dermatology Mawarra, Wollongong, New South Wales, Australia

ABSTRAK Titanium dioksida dan nano partikel zinc oksida sekarang diformulasikan dalam pelindung cahaya matahari. Pada bahan campuran yang sama, dalam bentuk yang lebih besar, bekerja dengan memantulkan radiasi UV, dalam bentuk nano partikel, mereka menyerap radiasi UV, menghasilkan photocatalysis, menghasilkan spesies oksigen yang reaktif. Spesies oksigen reaktif ini dikenal mempunyai kemampuan untuk merubah DNA. Penelitian sebelumnya menyarankan bahwa proses photocataltic ini tidak signifikan, karena nano partikel tidak masuk/meresap dibawah level dari stratum corneum. Namun, beberapa penelitian terbaru menyarankan bahwa nano partikel mungkin, dalam beberapa situasi, menyakiti pembawanya. Mayoritas dari penelitianpenelitian tersebut menggunakan kulit hewan daripada kulit manusia. Kata kunci: fungsi pembawanya, nano partikel, penyerapan, photocatalysis, spesies oksigen reaktif, pelindung cahaya matahari, titanium dioksida, zinc oksida.

PENGENALAN Pada januari 2008, sebuah penelitian telah diterbitkan pada Progress in Organic Coatings yang menjelaskan efek dari susunan pelindung cahaya matahari baru-baru ini pada pelapukan cepat dari lapisan cat pada atap baja. Peneliti dari laboratorium Colorbond di Port Kembla di Wollongong, Australia, menunjukkan bahwa pelindung matahari mengandung titanium dioksida (TiO2) dan zinc oksida (ZnO) nano partikel (NP) yang menjadi penyebab utama dari pengaratan, melalui produksi dari spesies oksigen reaktif (ROS), dikenal juga sebagai radikal bebas. ROS juga memainkan

peranan terkait dengan photocarcinogenesis dan penuaan dini. Ini masih diragukan karena mayoritas dari formula pelindung cahaya matahari berubah dari partikel besar menjadi produk NP, dimana tidak ada persyaratan tetap untuk memaparkan susunan besaran partikel pada label pelindung cahaya matahari. Efek-efek dari lapisan cat telah diperhatikan secara meningkat selama lebih dari 7 tahun terakhir. Dari waktu yang sekian lama itu, efek jangka panjang pada susunan biologi kulit masih belum dapat menjadi bukti. Perdebatan berlanjut karena walaupun NP meresap pada stratum corneum (SC), dalam kondisi tertentu, menyebabkan kerusakan pada keratinocytes, fibroblast, melanocytes dan sel Langerhans.

KARAKTER DARI NP Kata awalan nano diambil dari bahasa Yunani, yang berarti kecil atau sangat kecil sekali. NP (1-100 nm) tersebar pada lingkungan, berasal dari longsoran vulkanis hingga pembakaran yang dilakukan oleh manusia. Untuk perbandingan, jarak jaringan antar sel adalah 25 nm, dan rata-rata diameter dari melanocyte adalah 7000 nm. Efek kesehatan yang berasal dari karbon NP sangatlah terkenal, sebagiannya terkait dengan penyakit pernapasan.

COSMESIS DAN PELINDUNG CAHAYA MATAHARI ZnO dan TiO2 telah digunakan dalam pelindung cahaya matahari selama

berabad-abad, karena mereka alat pelindung cahaya matahari yang efektif dengan pancaran yang luas. Mereka efektif dalam mengalihkan cahaya UVA, yang mungkin tidak terjangkau oleh senyawa kimia pelindung cahaya matahari. Sebagai partikel yang berukuran kecil, ZnO dan TiO2 muncul sebagai cairan putih. Akan tetapi, jika partikel dibuat dengan ukuran kecil, mereka menjadi terlalu kecil untuk membiaskan cahaya dan menjadi tidak terlihat walaupun sedang menyerap radiasi UV (UVR), menghasilkan peningkatan tampilan visual yang signifikan. Pada tahun 2006, the Therapeutic Goods Association of Australia

memperkirakan bahwa 70% dari TiO2-berdasarkan pelindung cahaya matahari dan 30% dari ZnO-berdasarkan pelindung cahaya matahari yang mengandung NP. Singkatan: 5-ALA NP ROS SC TiO2 UVR ZnO 5-aminolevulanic acid nanoparticles reactive oxygen species stratum corneum titanium dioxide UV radiation zinc oxide Di dalam penelitian yang dilakukan peneliti dari laboratorium Colorbond di Port Kembla di Wollongong, Australia menunjukan bahwa terjadinya pelapukan tehadap lapisan cat pada atap baja dikarenakan pelindung matahari yang digunakan mengandung

titanium dioksida (TiO2) dan Zinc oksida (ZnO) nano partikel (NP) yang dimana senyawa tersebut merupakan penyebab utama pengaratan. MEKANISME PHOTOCALYSIS NP Sifat fotokatalitik yang membuat ZnO dan TiO2 NP penyerap UVR yang sangat baik juga menjadi sifat yang sangat membuat bahan mereka sangat baik untuk keperluan industri seperti di pemurnian air, sel surya dan pembersihan kaca. Bentuk-bentuk kristal TiO2 dan ZnO NP adalah semikonduktor. Ketika sebuah photon UVR menyentuh struktur kisi, sebuah elektron dipindahkan, akhirnya menemukan jalan ke permukaan. Perpindahan elektron juga meninggalkan ' lubang positif ' dalam struktur kisi. Yang dibebaskan elektron dan lubang-lubang bermuatan positif yang dihasilkan (h+) bereaksi dengan air untuk menghasilkan ROS, seperti radikal anion superoksida (O2-), hidrogen peroksida (H2O2), radikal hidroksil bebas (OH) dan singlet oksigen (1O2). Panjang gelombang UVR yang diperlukan untuk merangsang elektron dari bawah ke (valensi) keadaan tereksitasi (konduksi) keadaan disebut celah pita. Eksitasi ini dapat diinduksi baik oleh UVR sinar matahari atau tingkat rendah yang dipancarkan dari lampu neon rumahtangga. Celah pita ini ZnO dan TiO2 berhubungan dengan cahaya dari 380 nm dan 405 nm, masing-masing. UVR pada atau di bawah panjang gelombang ini akan dilemahkan. Fotokatalisis meningkat sebagai ukuran NP berkurang, sebagai partikel yang lebih kecil memiliki luas permukaan yang lebih besar untuk rasio massa. Sebagai contoh, tingkat produksi H2O2 100-1000 kali lebih cepat dengan ZnO NP dari 4 nm sampai 5 nm, dibandingkan dengan ZnO yang lebih besar partikelnya dari 100 nm. Penting untuk diperhatikan bahwa NP merupakan katalis dalam produksi ROS, mereka tak habis dalam reaksi, dan setelah in situ, akan terus menghasilkan ROS tanpa batas. TiO2 memiliki dua struktur kristal umum, anatase dan rutil, yang terakhir adalah bentuk fotoaktif sedikit dan oleh karena itu lebih diinginkan untuk digunakan dalam tabir surya. Ada bukti yang menunjukkan bahwa rutil dan anatase mengkombinasikan

menjadi satu campuran yang lebih dari fotoreaktif jika salah digunakan dalam bentuk murni. Sebagai tambahan efek fotokatalitik potensial pada sel, ZnO dan TiO2 NP dapat menyebabkan hilangnya efektivitas penyaringan UVR tabir surya, karena degradasi foto-oksidatif ditingkatkan tabir surya organik dan / atau non-aktif operator mereka komponen, seperti emulsifying agen. Terdapat berbagai metode yang tersedia yang digunakan untuk mencoba untuk menurunkan produksi ROS disebabkan oleh photocatalysis NP. Ini termasuk mangan yang menambah kristal NP matriks, lapisan NP dengan aluminium oksida atau silikon oxide atau liposomal enkapsulasi. Metode lain yang termasuk penambahan senyawa antioksidan untuk tabir surya formulasi, termasuk vitamin A, vitamin E, vitamin C dan b-carotene. Beberapa bahan tambahan (fenilalanin, natrium fosfat ascorbil dan ascorbil palmitat) telah memiliki bukti menghambat peroksidasi lipid SC pada kulit babi, yang disebabkan oleh TiO2 NP. DERMAL PENETRASI TIO2 DAN ZNO NP Efek seluler yang merugikan TiO2 dan ZnO hanya akan menguatirkan jika NP bisa menembus luar SC. Sebelumnya penelitian telah menunjukkan bahwa TiO2 dan ZnO NP tabir surya tidak menembus luar SC. Dalam sistem mencoba untuk memaksimalkan perkutan penyerapan berbagai obat, folikel rambut telah dipelajari sebagai rute alternatif untuk melewati barrier SC. Sebuah penelitian in vivo dengan menggunakan scanning laser microscopy confocal menunjukkan bahwa NP (padat nano-polystyrenes 40 nm dan 200 nm) dapat menembus sepanjang saluran folikel, mentranslokasi ke perifollicular jaringan dan diambil oleh epidermis dan dermal penyajian antigen-sel (sel Langerhans), yang kemudian bermigrasi ke folikel getah bening regional node. Rambut memungkinkan adanya deposisi, agregasi dan penyimpanan NP hingga 320 nm selama 10 hari di manusia. Sebuah percobaan baru, membandingkan in vitro dan in vivo kulit penetrasi TiO2 NP, menggunakan hingga 8 minggu aplikasi. Penelitian ini menggunakan tikus dan kulit babi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa, ketika dioleskan di telinga babi selama 30 hari, TiO2 NP dapat menembus SC dan memasuki lapisan yang lebih dalam epidermis. Aplikasi untuk kulit tikus selama 60 hari berturut-turut menunjukkan bahwa TiO2 (10-60 nm) dapat melewati kulit dan masuk ke sirkulasi sistemik, dengan patologis perubahan pada hati, limpa jantung, dan kulit, mencerminkan TiO2 NP jaringan distribusi saat disuntikkan intra-vena. Hasil efek kulit dalam penelitian ini adalah kelebihan keratinisasi dan kerutan epidermis, dan atrofi dermis. Kelompok 10-nm dan 25-nm pengobatan NP menunjukkan kerusakan lebih parah, sedangkan kelompok kontrol dan 90-nm pengobatan NP tidak menunjukkan perubahan. Perlu dicatat bahwa permeabilitas kulit normal di berbagai spesies bervariasi, sebagian besar disebabkan oleh ketebalan kulit dan lipid isi dari SC. Kulit babi menunjukkan yang paling dekat kemiripan dengan kulit manusia yang berkaitan dengan perkutan penyerapan obat dioleskan. Kemiripannya sekitar empat kali lipat lebih permeabel dibandingkan kulit manusia. CARA PENAMBAHAN PENETRASI Terdapat beberapa macam cara penggabungan dalam penetrasi dimana NP dapat menembus kulit. Sebagai contoh, satu hari berada dipantai pada orang yang memiliki fungsi kulit berubah-ubah, seperti yang terlihat pada atopic eczema, dapat menimbulkan kerusakan membran barrier yang berkelanjutan dengan ditandai sunburn, epidermis yang sangat kering saat berenang, dehidrasi, kulit terkelupas dan sendi meregang. Kerusakan senyawa tersebut dapat meningkatkan pergerakan dari TiO2 dan ZnO untuk masuk ke dalam kulit. Pengelupasan, Pemijatan dan Peregangan kulit dan Lipatan kulit di sekitar sendi dapat memungkinkan partikel-partikel berukuran besar (0,5-1.0 m) untuk menembus kulit dan masuk kedalam sirkulasi sistemik. Hal ini telah didokumentasikan dengan partikel-partikel beryllium yang berukuran besar dan rigid hingga 1 (1000 nm). Micropartikel Beryllium bertanggung jawab terhadap penyakit podocontosis, yang sering terjadi pada penduduk Afrika yang berjalan tanpa alas kaki di lembahlembah. Dalam kondisi seperti ini, terjadi penetrasi perkutan dari micropartikel, dimana

micropartikel tersebut akan berkumpul di kelenjar limfa inguinal dan di femoral, yang menyebabkan respon granulomatosa dan mengakibatkan pembengkakan limfa. UKURAN PARTIKEL DAN PENETRASI Meskipun banyak penelitian yang telah menunjukkan penetrasi epidermis dari NP yang telah dilakukan dengan menggunakan partikel-partikel selain TiO2 dan ZnO, prinsip dari ukuran partikel dan penetrasi masih tetap saja berhubungan, seperti TiO2 NP 10 nm dapat ditemukan dalam sediaan sunscreen. Sebuah penelitian mengggunakan titik kuantum terhidrasi, sebuah bentuk dari eksperimen NP dengan diameter 35nm, menunjukkan bahwa mereka dapat bertranspor secara difusi pasif masuk ke dalam SC dan berlokalisasi di lapisan epidermis dan dermal. Difusi pasif ke dalam epidermis dengan NP yang berukuran kecil juga telah diamati dengan menggunakan Iron NP (10nm). Difusi pasif efektif untuk penetrasi dengan partikel-partikel berukuran kecil, namun partikel-partikel berukuran besar dapat menembus kulit ketika diaplikasikan pada epidermis atau pada kulit yang terluka, hal ini telah diamati pada kulit tikus dengan menggunakan model medium-depth dermabrasion. Dermabrasi minor dengan kertas kasar dan peregangan berulang kali pada kulit tikus, menghasilkan penetrasi NP yang baik (4.6-12 nm) ke dalam epidermis. Dengan peregangan kulit, dapat juga mempertinggi tingkat penetrasi NP ke dalam folikel rambut. Semakin kaku bentuk partikel NP , tidak dapat secara bebas terpenetrasi dalam kulit, namun dengan melapisi partikel tersebut dengan liposome, maka dapat meningkatkan penetrasi. Ketika partikel yang elastis dan partikel yang kaku (100-130nm) dibandingkan, maka partikel yang elastis dapat mencapai SC-viable epidermis junction, dimana partikel kaku hanya ditemukan pada permukaan lapisan SC.

PENETRASI KULIT DAN FORMULASI Meskipun TiO2 NP memiliki ukuran partikel yang terutama sangat kecil, partikel-partikel ini dapat membentuk agregat dan aglomerat yang lebih besar, mengurangi efek fotokatalisator. Kecenderungan NP terutama untuk membentuk partikel-partikel yang lebih besar, mengakibatkan munculnya NP individu yang lebih sedikit digunakan untuk penetrasi kulit. Penggunaan surfaktan, dispersan dan pelapisan permukaan partikel dapat membantu mencegah proses ini dengan mengubah keseimbangan yang mendukung NP individu , sehingga memberikan karakteristik penampilan yang transparan pada formulasi NP modern. Sediaan Sunscreen dengan TiO2 NP lebih dari 1% tanpa bahan-bahan lain menghasilkan penampilan putih. Sebagai contoh, adanya alumina hidrous menurunkan gaya van der waals diantara pigmen partikel-partikel TiO2 dari beberapa kali besarnya. ENHANCER PENETRASI Enhancer untuk penetrasi meningkatkan jalan masuknya obat melalui SC. Agen ini mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan beberapa komponen pada kulit, mengakibatan peningkatan fluiditas dari lipid, pembengkakan SC dan pelepasan beberapa struktur komponen yang penting dari kulit. Bahan-bahan yang ditemukan dalam sediaan sunscreen seperti asam oleat, etanol, octylpalmitate, minyak castor, propilen glikol dan fosfolipid mempunyai aksi sebagai enhancer untuk penetrasi NP di SC. Bahan-bahan lainnya yang ditemukan dalam formulasi kosmetik dan terapi, seperti asam salisilat, retinoid dan benzyl peroksida, diketahui dapat merubah fungsi barrier SC. Berkaitan dengan hal ini, belum adanya penelitian yang dilakukan untuk meneliti efek dari bahan-bahan tersebut terhadap penetrasi NP. TiO2 sendiri dapat betindak sebagai enhancer dalam penetrasi. Dengan adanya kehadiran TiO2, penetrasi ZnO ke dalam SC telah terjadi sangat baik. Efek ini mungkin terjadi karena TiO2 bertindak sinergisme dengan ZnO, menghasilkan sejumlah besar

ROS dan konsekuensi dari gangguan barrier. Dalam kondisi sebanding dengan TiO2 NP, absorpsi pestisida secara perkutan ke dalam sirkulasi sistemik terjadi lebih besar. MEKANISME KERUSAKAN SEL 1. Produksi ROS dari atau tanpa adanya paparan sinar UV Jumlah ideal tabir surya yang digunakan sebagai pelindung adalah 2 mg/cm2. Paparan sinar UV yang berlebihan pada kulit dapat menyebabkan kerusakan pada lipid SC dan penurunan daya adhesi intraselluler. Penetrasi nanopartikel hingga 45 nm ke lapisan dermis dalam, berdasarkan dosis suberythemal pada tikus (UVB 270 mJ/cm2) dengan paparan sinar UV selama 24 jam. Nanopartikel TiO2 dan ZnO juga dapat menyebabkan kerusakan sel bahkan tanpa radiasi sinar UV, dengan mekanisme katalisis lisosomal yang merubah H2O2 menjadi -OH selama fagositosis dan degradasi dari nanopartikel. 2. Efek pada DNA Kemampuan nanopartikel TiO2 dan ZnO yang diberikan secara subkutan pada studi in vivo menggunakan tikus menunjukkan perubahan selfibrosarkoma yang regresif menjadi sel tumor yang agresif dengan kemampuan metastatik. Sedangkan pada manusia sunscreen TiO2 dan ZnO menyebabkan pemutusan strand DNA plasmid supercoil. Foto-iradiasi nanopartikel TiO2 anatase dapat merusak DNA pada setiap nukleotida dengan spesifisitas yang kecil, melalui radikal bebas hidroksil. Selain itu, mereka dapat mengkatalisis copper-mediated sehingga kerusakan site spesifik DNA melalui pembentukan hidrogen peroxide. 3. Efek pada lipid sel Nanopartikel TiO2 dan ZnO dapat mempercepat proses oksidatif pada lipid kulit melalui produksi ROS, yang menyebabkan peningkatan kerusakan membran sel.

EFEK NANOPARTIKEL TiO2 PADA KULTUR SEL Dengan lemahnya fungsi barrier, ini dapat mengganggu siklus epidermal dan penetrasi lebih lanjut dari nanopartikel TiO2 dan ZnO, yang mengakibatkan: 1. Tumor yang kurang agresif menjadi yang lebih agresif 2. Peningkatan dermal elastosis, yang memicu penuaan dini pada kulit 3. Modifikasi mekanika selular, seperti yang diamati di pada rambut folikel sel kultur manusia, di mana batang rambut berubah elongasi, proliferasi,

apoptosis, dan Melanogenesis 4. Memburuknya kutan patologi eksim seperti pada NC / Nga dan DS-Nh tikus

DISKUSI Berdasarkan the European Union Scientific Committee on Consumer Products pada Desember 2007: "Ada data yang besar kesenjangan dalam metodologi penilaian risiko sehubungan dengan nanopartikel pada produk kosmetik. Hal ini diperlukan untuk meninjau keamanan nanonized TiO2 untuk mempertimbangkan pengaruh terhadap fisik kulit abnormal dan mungkin dampak pada penetrasi kulit. Bukti saat ini menunjukkan bahwa tabir surya tidak mengurangi penuaan dini kulit dan jumlah keratosis surya dan sel skuamosa carcinomas. Beberapa poin penting yang diinformasikan oleh penulis, bahwa: 1. Pelabelan pada semua produk tabir surya dan kosmetik yang mengandung Nanopartikel 2. Evaluasi ulang penggunaan anafase dan nanopartikel yang tidak tersalut dalam sunscreen 3. Penelitian lebih lanjut terhadap efek biologi dari sediaan topikal yang mengandung nanopartikel serta dampak pada kulit.

JURNAL KOSMETIKA

KELOMPOK 7 : Hebby Grace Yuki O. Merry Yulia A. Rizkiya Carolina Lestari (2443009013) (2443009134) (2443009143) (2443009157) (2443009163)

Mardia Putri Diah R. (2443009166) Ety Khairiyah (2443009169)

Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Surabaya 2012

You might also like