You are on page 1of 152

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE

EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA PRODUKSI KAP


LAMPU DI PT. CITILITE BUANA PUTRA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kurikulum
Sarjana Strata-1









Disusun Oleh :
Ines Rachmawati P
207.415.013




JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAKARTA
2011

LEMBAR PERSETUJUAN

Telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi untuk diajukan
Sidang.
Nama : Ines Rachmawati Pailalah
Nrp : 207.415.013
Fakultas : Teknik
Program Studi : Teknik Industri
Judul : Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode
EOQ (Economic Order Quantity) Pada Produksi Kap
Lampu Di PT. Citilite Buana Putra.


Jakarta, 14 Juli 2011

Pembimbing


( Ir. Lilik Zulaihah M.Si )

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Industri
Ketua Program Studi



(Ir. Sugeng Prayitno )


PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN
METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA
PRODUKSI KAP LAMPU DI PT. CITILITE BUANA PUTRA

Dipersiapkan dan disusun oleh :
Nama : Ines Rachmawati PailalaH
Nrp : 207.415.013


Telah dipertahankan di hadapan Komisi Penguji Jurusan Teknik Industri UPN
Veteran Jakarta pada tanggal dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk
diterima.


Persetujuan Komisi Penguji
No Jabatan Nama Tanda tangan
1 Ketua Ir. Lilik Zulaihah, M.Si ..........................
2 Anggota Nur Yulianti H. ST,MT ..........................
3 Anggota Ir. Siti Rohana Nasution, MT ..........................

Jakarta, Juli 2011
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Industri
Ketua Program Studi



(Ir. Sugeng Prayitno )


PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN
METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA
PRODUKSI KAP LAMPU DI PT. CITILITE BUANA PUTRA

Skripsi ini telah kami setujui untuk dipertahankan dihadapan Komisi Penguji
Jurusan Teknik Industri UPN Veteran Jakarta pada tanggal 14 Juli 2011 dan
dinyatakan LULUS .

Jakarta, Agustus 2011

Pembimbing


( Ir. Lilik Zulaihah M.Si )


Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Industri
Ketua Program Studi



(Ir. Sugeng Prayitno )


PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN
METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA
PRODUKSI KAP LAMPU DI PT. CITILITE BUANA PUTRA

Dipersiapkan dan disusun oleh :
Nama : Ines Rachmawati Pailalah
Nrp : 207.415.013


Telah dipertahankan di hadapan Komisi Penguji Jurusan Teknik Industri UPN
Veteran Jakarta pada tanggal 16 Juli 2011 dan dinyatakan telah memenuhi
syarat untuk diterima.


Persetujuan Komisi Penguji
No Jabatan Nama Tanda tangan
1 Ketua Ir. Sugeng Prayitno ..........................
2 Anggota Dr. Ir. Adella Hotnyda S.,M.Sc ..........................
3 Anggota Ir. Sulistiono, M.Sc ..........................

Jakarta, Agustus 2011
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Industri
Ketua Program Studi



(Ir. Sugeng Prayitno )
LEMBAR PERNYATAAN


Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ines Rachmawati Pailalah
NRP : 207.415.013
Jurusan : Teknik Industri
Tempat dan Tanggal lahir : Jakarta, 29 Mei 1989
Alamat : Jalan Sarikaya Rt.005 Rw.014 No.182
Kelurahan Depok Jaya Kecamatan Pancoran Mas
Depok 16432

Dengan ini menyatakan bahwa,
Tugas Akhir dalam bentuk skripsi yang berjudul Pengendalian Persediaan
Bahan Baku Dengan Metode EOQ (Economic Order Quantity) Pada
Produksi Kap Lampu Di PT. Citilite Buana Putra, adalah benar disusun dan
dibuat oleh saya sendiri dan jika dikemudian hari diketahui sebagai ciplakan
berdasarkan bukti-bukti yang kuat. Maka saya siap menerima segala akibat yang
ditimbulkan berupa pembatalan gelar akademik.

Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya.


Jakarta, Juli 2011
Hormat Saya,



( Ines Rachmawati P )
i


ABSTRAK


Pengendalian persediaan bahan baku merupakan masalah penting dalam
suatu perusahaan, karena jumlah persediaan masing-masing bahan baku akan
menentukan atau mempengaruhi kelancaran proses produksi dan dapat
mempengaruhi biaya persediaan bahan baku yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Perhitungan-perhitungan yang telah dilakukan adalah membuat peramalan
(forecasting) bahan baku plat baja 0,4 mm berdasarkan metode moving average (n
= 4) karena metode ini memiliki tingkat kesalahan peramalan yang terkecil yaitu
21,75 dan menghitung pengendalian persediaan bahan baku berdasarkan metode
Economic Order Quantity (EOQ) Deterministik. Berdasarkan perhitungan
tersebut diperoleh kebutuhan bahan baku plat baja 0,4 mm pada bulan Januari
Desember 2011 adalah sebesar 15.136,86 lembar dengan jumlah pemesanan
ekonomis (Q) setiap kali pesan adalah 514,68 lembar dengan waktu antar
pemesanan (t) selama 10 hari dan frekuensi pembelian (f) adalah 29 kali dalam 1
periode (1 tahun). Batas atau titik pemesanan kembali (R) adalah 300 lembar,
sehingga total biaya persediaan (TC) bahan baku plat baja 0,4 mm untuk bulan
Januari Desember 2011 adalah sebesar Rp. 1.531.332.230,-.

Kata Kunci : Economic Order Quantity (EOQ) Deterministik, Forecasting
(Peramalan).











ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
Mengingat penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini,
oleh karena itu sangatlah dihargai adanya setiap kritik dan saran yang menunjang
kesempurnaan tugas akhir ini demi meningkatkan mutu penulisan di masa
mendatang.
Sejak awal telah banyak tenaga, usaha dan waktu yang dicurahkan dari
berbagai pihak baik berupa dukungan moril maupun materil dalam membantu
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Seiring dengan rasa syukur kehadirat
Allah SWT maka penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Sulistiono, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik UPN
Veteran Jakarta.
2. Ibu Ir. Lilik Zulaihah M,Si. selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik UPN
Veteran Jakarta dan pembimbing bagi penulis dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.
3. Bapak Ir. Sugeng Prayitno, selaku Ketua Program Studi Teknik
Industri.
4. Ibu Nur Yulianti H.ST,MT. yang telah memberikan bantuan, saran
dan bimbingan kepada penulis.
iii

5. Bapak Catur Kurniawan S.pd, MT. selaku Manager Produksi di PT.
Citilite Buana Putra yang telah banyak memberikan arahan kepada
penulis selama penyusunan tugas akhir ini.
6. Seluruh karyawan dan staff Fakultas Teknik UPN Veteran Jakarta
7. Kepada kedua orang tuaku tercinta, segenap keluarga yang telah
memberikan semangat dan dukungannya baik moril maupun materil
serta doa restunya selama penyusunan tugas akhir ini.
8. Danny Ismailliandy Putra, yang telah memberikan doa, semangat dan
dukungannya yang menjadi penyemangat bagi penulis.
9. Teman-temanku di Teknik Industri khususnya angkatan tahun 2007,
sahabatku Randi, Eko yang telah memberikan semangat dan
dukungannya, terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
10. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini yang
tidak bisa penulis tulis satu per satu namanya disini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan tugas akhir ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun sehingga dapat menyempurnakan tugas akhir ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan
mempunyai arti bagi kita semua.
Jakarta, Juli 2011


Penulis
iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK . i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI .. iv
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Batasan Masalah ... 3
1.5. Sistematika Penulisan ........... 4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Persediaan 6
2.2. Alasan Diadakannya Persediaan .......... 8
2.3. Tujuan Persediaan ............ 10
2.4. Fungsi-Fungsi Persediaan ............. 10
2.5. Jenis-Jenis Persediaan .............. 13
2.6. Pengendalian Persediaan Bahan Baku ... 14
2.6.1. Pengertian Persediaan Pengendalian Bahan Baku ..... 14
2.6.2. Prinsip-Prinsip Pengendalian ............... 15

v

2.6.3. Sistem Pengendalian Persediaan ............ 17
2.6.4. Kerugian Dari Ketidakpatian Pengadaan Persediaan
Bahan Baku ...... 18
2.6.5. Penggunaan Bahan Baku ... 20
2.6.5.1. Pengertian Bahan Baku .... 20
2.6.5.2. Kebutuhan Bahan Baku .. 21
2.6.5.3. Tingkat Kebutuahan Bahan Baku . 23
2.7. Struktur Biaya Persediaan . 24
2.8. Metode Pengendalian Persediaan . 26
2.8.1. Model Pengendalian Persediaan Deterministik ....... 29
2.9. Metode Economic Order Quantity (EOQ) ...... 30
2.9.1. Pengertian EOQ ......... 30
2.9.2. Kebijakan-kebijakan EOQ .......... 37
2.10. Peramalan 41
2.10.1. Definisi Peramalan ............ 41
2.10.2. Pemilihan Metode Peramalan ........ 42
2.10.2.1. Metode Moving Average .... 43
2.10.2.2. Metode Double Moving Average ....... 43
2.10.2.3. Metode Weighted Moving Average ..... 45
2.10.2.4. Metode Single Exponential Smoothing ........ 45
2.10.2.5. Metode Double Exponential Smoothing ..... 46
2.10.2.6. Metode Triple Exponential Smoothing ....... 47
2.10.3. Ukuran Hasil Peramalan ........ 48
vi


BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Penelitian Pendahuluan .......... 51
3.2. Identifikasi Masalah ..... 52
3.3. Pengumpulan Data .... 53
3.4. Pengolahan Data .... 53
3.5. Analisis Data ..... 53
3.6. Simpulan dan Saran ...... 54
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Data Umum Prusahaan ...... 56
4.2. Pengumpulan Data ............................................................. 66
4.3. Pengolahan data ......... ....................................................... 69
BAB V ANALISIS DATA
5.1. Perhitungan Persediaan Bahan Baku Untuk Plat Baja 0,4 mm
Dengan Menggunakan Metode EOQ Deterministik Periode
Januari-Desember 2011 ........................................................ .. 72
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1. Simpulan ............................................................................... 76
6.2. Saran ..................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Metode Dasar Lot Sizing dan Cara Pemesanan .. 28
Tabel 4.1 Data Kebutuhan Plat Baja 0,4 mm Januari-Desember 2010 .. 66
Tabel 4.2 Data Bill Of Material Plat Baja 0,4 mm .. ............. 67
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil peramalan ...................................................... 69
Tabel 4.4 Hasil Peramalan Dengan Metode Moving Average (MA) ............ 70
Tabel 4.5 Hasil Permalan Plat Baja 0,4 mm Periode Januari-Desember 2011
Dengan menggunakan Metode Moving Average (MA) ... 71
Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Dengan Metode EOQ ..................................... 75












viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Persediaan dalam Metode EOQ ..................................... 35
Gambar 3.1 Alur Metodologi Penelitian ................................... ........ 55
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Citilite Buana Putra ................... 57
Gambar 4.2 Peta Rantai Suplai di PT. Citilite Buana Putra ............ ... 59
Gambar 4.3 Diagram Alir Keterkaitan Kerja Antar Divisi ................. 61
Gambar 4.4 Entitas-Entitas Yang Menyusun Proses Pembuatan Kap
Lampu ............................................................................ 64
Gambar 4.5 Perakitan Kap Lampu ...................................................... 64
Gambar 4.6 Struktur Produk dan Entity Flow Diagram ...................... 65
Gambar 4.7 Grafik Permintaan Plat Baja 0,4 mm Bulan Januari-
Desember 2010 ................................................................ 67
Gambar 5.1 Waktu Siklus Plat Baja 0,4 mm ........................................ 74
Gambar 5.2 Grafik Economic Order Quantity (EOQ) .......................... 75






ix


DAFTAR LAMPIRAN


Lampiran A Perhitungan Peramalan, MAPE, MR Chart, dan Grafik MR Chart












i
ABSTRAK
Pengendalian persediaan bahan baku merupakan masalah penting dalam
suatu perusahaan, karena jumlah persediaan masing-masing bahan baku akan
menentukan atau mempengaruhi kelancaran proses produksi dan dapat
mempengaruhi biaya persediaan bahan baku yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Perhitungan-perhitungan yang telah dilakukan adalah membuat peramalan
(forecasting) bahan baku plat baja 0,4 mm berdasarkan metode moving average (n
= 4) karena metode ini memiliki tingkat kesalahan peramalan yang terkecil yaitu
21,75 dan menghitung pengendalian persediaan bahan baku berdasarkan metode
Economic Order Quantity (EOQ) Deterministik. Berdasarkan perhitungan
tersebut diperoleh kebutuhan bahan baku plat baja 0,4 mm pada bulan Januari
Desember 2011 adalah sebesar 15.136,86 lembar dengan jumlah pemesanan
ekonomis (Q) setiap kali pesan adalah 514,68 lembar dengan waktu antar
pemesanan (t) selama 10 hari dan frekuensi pembelian (f) adalah 29 kali dalam 1
periode (1 tahun). Batas atau titik pemesanan kembali (R) adalah 300 lembar,
sehingga total biaya persediaan (TC) bahan baku plat baja 0,4 mm untuk bulan
Januari Desember 2011 adalah sebesar Rp. 1.531.332.230,-.
Kata Kunci : Economic Order Quantity (EOQ) Deterministik, Forecasting
(Peramalan).
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Semakin meningkatnya perkembangan industri yang kian pesat di hampir seluruh
dunia, maka semakin banyak pula permintaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam suatu perusahaan manufaktur, sistem persediaan bagi suatu perusahaan
sangatlah penting bagi lancarnya proses produksi. Adanya persediaan menimbulkan
konsekuensi berupa risiko-risiko tertentu yang harus ditanggung perusahaan akibat
adanya persediaan tersebut. Persediaan yang disimpan perusahaan bisa saja rusak
sebelum digunakan, selain itu perusahaan juga harus menanggung biaya-biaya yang
timbul akibat adanya persediaan tersebut, tanpa adanya persediaan yang cukup maka
perusahaan akan dihadapkan pada risiko bahwa pada suatu waktu tidak dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan para pelanggannya.
Pengawasan persediaan merupakan masalah yang sangat penting, karena jumlah
persediaan akan menentukan atau mempengaruhi kelancaran proses produksi serta
keefektifan dan efisiensi perusahaan tersebut. Jumlah atau tingkat persediaan yang
dibutuhkan oleh perusahaan berbeda-beda untuk setiap perusahaan, pabrik,
tergantung dari volume produksinya, jenis pabrik dan prosesnya.(Assauri,1999:177).
Pada dasarnya semua perusahaan mengadakan perencanaan dan pengendalian
bahan dengan tujuan pokok menekan (meminimumkan) biaya dan untuk
memaksimumkan laba dalam waktu tertentu. Dalam perencanaan dan pengendalian
2

bahan baku masalah utama yang terjadi adalah menyelenggarakan persediaan bahan
yang paling tepat agar kegiatan produksi tidak terganggu dan dana yang ditanam
dalam persediaan bahan tidak berlebihan. Masalah tersebut berpengaruh terhadap
penentuan (1) berapa kuantitas yang akan dibeli dalam periode tertentu, (2) berapa
jumlah atau kuantitas yang akan dibeli dalam setiap kali dilakukan pembelian,(3)
kapan pemesanan bahan harus dilakukan, (4) berapa jumlah minimum kuantitas
bahan yang harus selalu ada dalam persediaan pengaman (safety stock) agar
perusahaan terhindar dari kemacetan produksi akibat keterlambatan bahan, dan
berapa jumlah maksimum kuantitas bahan dalam persediaan agar dana yang ditahan
tidak berlebihan.
PT. Citilite Buana Putra merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri
manufaktur dengan kegiatan utamanya adalah memproduksi kap lampu . Bahan baku
utama yang digunakan dalam proses produksi ini adalah plat baja dan dalam
pelaksanaan proses produksinya, bahan baku tersebut harus selalu tersedia untuk
kelancaran proses produksi. Oleh sebab itu perlu dilaksanakan perencanaan dan
pengendalian bahan baku. Perusahaan harus bisa mengelola persediaan dengan baik
agar dapat memiliki persediaan yang seoptimal mungkin demi kelancaran operasi
perusahaan dalam jumlah, waktu, dan mutu yang tepat serta dengan biaya yang
serendah rendahnya. Dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
menganalisis pengendalian plat baja sebagai bahan baku kap lampu di perusahaan
tersebut.


3

1.2. Perumusan Masalah
Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku produksi kap lampu
dilaksanakan, sehingga :
1. Tidak terjadi penumpukan bahan baku.
2. Biaya total persediaan dapat ditekan.

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Menghitung pengendalian persediaan bahan baku plat baja 0,4 mm.
2. Menghitung total biaya persediaan bahan baku plat baja 0,4 mm.

1.4. Batasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dilakukan sebagai berikut :
1. Penelitian ini dilakukan di PT. Citilite Buana Putra.
2. Pengendalian persediaan bahan baku dilakukan untuk periode Januari
sampai dengan Desember 2011
3. Perhitungan pengendalian persediaan dengan menggunakan model
Economic Order Quantity (EOQ) deterministik.
4. Data permintaan plat baja 0,4 mm di bulan Januari sampai dengan
Desember 2010 digunakan untuk menentukan peramalan kebutuhan
plat baja untuk satu tahun kedepan.
4

5. Data-data yang diperoleh dari perusahaan diasumsikan tidak
mengalami perubahan pada tahun berikutnya.

1.5. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan terperinci, maka skripsi ini disusun
menurut sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
pembatasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi teori-teori yang menjadi dasar pengolahan data,
pengembangan penelitian, dan hasil.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini membahas mengenai langkah-langkah
sistematika yang diterapkan dalam pemecahan masalah,
penelitian pendahuluan, identifikasi masalah, tujuan penelitian,
pengumpulan data, pengolahan data, serta kesimpulan dan
saran.

5

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengumpulan data
yang diperoleh dari PT. Citilite Buana Putra selanjutnya data
tersebut diolah dengan menggunakan metode Economic Order
Quantity (EOQ).

BAB V ANALISIS DATA
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai analisa dari hasil
pengolahan data.

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan yang diperoleh
berdasarkan hasil analisa untuk menjawab tujuan penelitian
dan memberikan saran-saran sebagai bahan pertimbangan yang
sekiranya akan berguna bagi perusahaan.




6

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Persediaan
Setiap perusahaan memerlukan berbagai jenis barang untuk keperluan
operasionalnya. Barang-barang ini dapat berbentuk bahan baku, bahan penolong, atau
barang-barang lain yang digunakan untuk memelihara peralatan dan fasilitas maupun
yang digunakan untuk pelaksanaan operasinya. Dalam banyak hal, barang ini
diperoleh dari tempat yang jauh, bahkan diimpor dari negeri lain. Di samping itu,
penggunaanya sering kali tidak teratur baik frekuensi maupun jumlah dan jenisnya
sehingga sebelum digunakan perlu disimpan terlebih dahulu dalam gudang
penyimpanan barang. Barang persediaan adalah barang-barang yang biasanya dapat
dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat
penyimpanan lain baik berupa bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, barang-
barang untuk keperluan operasi, atau barang-barang untuk keperluan suatu proyek.
Persediaan didefinisikan sebagai stok bahan baku yang digunakan untuk
memfasilitasi produk atau untuk memuaskan permintaan konsumen. Persediaan dapat
membantu fungsi-fungsi penting yang dapat menambah fleksibilitas operasi
perusahaan. Terdapat tujuh tujuan penting dari persediaan (Zulfikarijah,2005: 6-9):
1. Fungsi ganda
Fungsi utama persediaan adalah memisahkan proses produksi dan distribusi
pada saat penawaran atau permintaan item persediaan tidak teratur, maka
mengamankan persediaan merupakan keputusan yang terbaik.
7

2. Mengantisipasi adanya inflasi
Penempatan kas dalam bank merupakan pilihan yang tepat untuk
pengembalian investasi, namun di sisi lain persediaan mungkin akan
meningkat setiap saat. Pada saat seperti ini, maka persediaan merupakan
investasi yang terbaik.
3. Memperoleh diskon terhadap jumlah persediaan yang dibeli
Banyak pemasok yang menawarkan diskon untuk pembelian dalam jumlah
besar. Pembelian dalam jumlah besar secara substansi dapat mengurangi
biaya produksi.
4. Menjaga adanya ketidakpastian
Dalam sistem persediaan terdapat ketidakpastian dalam hal permintaan,
penawaran dan waktu tunggu. Persediaan pengaman dijaga dalam
persediaan untuk memproteksi adanya ketidakpastian.
5. Menjaga produksi dan pembelian yang ekonomis
Sering terjadi memproduksi skala ekonomis pada bahan baku dalam lot,
dalam hal ini, lot diproduksi melebihi periode waktu dan tidak dilanjutkan
ke produksi sampai lot mendekati habis. Biaya pemesanan, diskon jumlah
pembelian dan biaya transportasi seringkali lebih ekonomis pada pembelian
dalam jumlah besar, maka sebagian lot dapat dijadikan persediaan untuk
penggunaan berikutnya.
6. Mengantisipasi perubahan permintaan dan penawaran
Situasi yang apabila terjadi perubahanpermintaan dan penawaran dapat
diantisipasi yaitu pada saat harga atau kemampuan bahan baku yang
8

diharapkan berubah. Dalam kondisi tertentu perusahaan seringkali
mengantisipasi permintaan dikarenakan karyawan dan persediaan juga
dipergunakan untuk mengantisipasi permintaan atau penawaran yang
berubah secara alamiah.
7. Memenuhi kebutuhan terus menerus
Persediaan transit terdiri dari bahan baku yang bergerak dari satu titik ke
titik lainnya. Persediaan ini dipengaruhi oleh keputusan lokasi pabrik, secara
teknis persediaan bergerak diantara tahapan-tahapan produksi dan didalam
pabrik dapat juga diklasifikasikan dalam persediaan transit.
Dalam persediaan terdapat sejumlah sistem yang mengatur dan menghitung
bagaimana mengisi kembali pesediaan barang. Sistem ini sering disebut juga dengan
sistem pengendalian persediaan, dimana sistem ini berisi cara mencatat transaksi
persediaan dan cara memantau kinerja manajemen persediaan dan dalam
operasionalnya dapat menggunakan manual maupun komputer atau
mengkombinasikan keduanya.

2.2. Alasan Diadakannya Persediaan

Pada prinsipnya semua perusahaan melaksanakan proses produksi akan
menyelenggarakan persediaan bahan baku untuk kelangsungan proses produksi dalam
perusahaan tersebut. Beberapa hal yang menyangkut menyebabkan suatu perusahaan
harus menyelenggarakan persediaan bahan baku menurut Ahyari (2003:150), adalah:
1. Bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan proses produksi perusahaan
tersebut tidak dapat dibeli atau didatangkan secara satu persatu dalam
9

jumlah unit yang diperlukan perusahaan serta pada saat barang tersebut akan
dipergunakan untuk proses produksi perusahaan tersebut. Bahan baku
tersebut pada umumnya akan dibeli dalam jumlah tertentu, dimana jumlah
tertentu ini akan dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan proses
produksi perusahaan yang bersangkutan dalam beberapa waktu tertentu
pula. Dengan keadaan semacam ini maka bahan baku yang sudah dibeli oleh
perusahaan namun belum dipergunakan untuk proses produksi akan masuk
sebagai persediaan bahan baku dalam perusahaan tersebut.
2. Apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan bahan baku, sedangkan
bahan baku yang dipesan belum datang maka pelaksanaan proses produksi
dalam perusahaan tersebut akan terganggu. Ketiadaan bahan baku tersebut
akan mengakibatkan terhentinya pelaksanaan proses produksi pengadaan
bahan baku dengan cara tersebut akan membawa konsekuensi bertambah
tingginya harga beli bahan baku yang dipergunakan oleh perusahaan.
Keadaan tersebut tentunya akan membawa kerugian bagi perusahaan.
3. Untuk menghindari kekurangan bahan baku tersebut, maka suatu
perusahaan dapat menyediakan bahan baku dalam jumlah yang banyak.
Tetapi persediaan bahan baku dalam jumlah besar tersebut akan
mengakibatkan terjadinya biaya persediaan bahan yang semakian besar
pula. Besarnya biaya yang semakin besar ini berarti akan mengurangi
keuntungan perusahaan. Disamping itu, resiko kerusakan bahan juga akan
bertambah besar apabila persediaan bahan bakunya besar.

10

2.3. Tujuan Persediaan


Menurut Assauri (1998:177), tujuan persediaan dapat diartikan sebagai usaha
untuk:
1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga
menyebabkan proses produksi terhenti.
2. Menjaga agar penentuan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu
besar sehingga biaya yang berkaitan dengan persediaan dapat ditekan.
3. Menjaga agar pembelian bahan baku secara kecil-kecilan dapat
dihindari.
Tujuan dasar dari pengendalian bahan adalah kemampuan untuk mengirimkan
surat pesanan pada saat yang tepat pada pemasok terbaik untuk memperoleh kuantitas
yang tepat pada harga dan kualitas yang tepat (Matz,1994:229).
Jadi, dalam rangka mencapai tujuan tersebut diatas, pengendalian persediaan
dan pengadaan perencanaan bahan baku yang dibutuhkan baik dalam jumlah maupun
kuantitas yang sesuai dengan kebutuhan untuk produksi serta kapan pesanan
dilakukan.

2.4. Fungsi-Fungsi Persediaan
Fungsi-fungsi persediaan penting artinya dalam upaya meningkatkan operasi
perusahaan, baik yang berupa operasi internal maupun operasi eksternal sehingga
perusahaan seolah-olah dalam posisi bebas.
Fungsi persediaan pada dasarnya terdiri dari tiga fungsi yaitu:
11

1. Fungsi Decoupling
Fungsi ini memungkinkan bahwa perusahaan akan dapat memenuhi
kebutuhannya atas permintaan konsumen tanpa tergantung pada suplier
barang. Untuk dapat memenuhi fungsi ini dilakukan cara-cara sebagai
berikut:
a. Persediaan bahan mentah disiapkan dengan tujuan agar perusahaan
tidak sepenuhnya tergantung penyediaannya pada suplier dalam hal
kuantitas dan pengiriman.
b. Persediaan barang dalam proses ditujukan agar tiap bagian yang
terlibat dapat lebih leluasa dalam berbuat.
c. Persediaan barang jadi disiapkan pula dengan tujuan untuk memenuhi
permintaan yang bersifat tidak pasti dari langganan.
2. Fungsi Economic Lot Sizing
Tujuan dari fungsi ini adalah pengumpulan persediaan agar perusahaan
dapat berproduksi serta menggunakan seluruh sumber daya yang ada
dalam jumlah yang cukup dengan tujuan agar dapat menguranginya biaya
perunit produk.
Pertimbangan yang dilakukan dalam persediaan ini adalah penghematan
yang dapat terjadi pembelian dalam jumlah banyak yang dapat
memberikan potongan harga, serta biaya pengangkutan yang lebih murah
dibandingkan dengan biaya-biaya yang akan terjadi, karena banyaknya
persediaan yang dipunyai.

12

3. Fungsi Antisipasi
Perusahaan sering mengalami suatu ketidakpastian dalam jangka waktu
pengiriman barang dari perusahaan lain, sehingga memerlukan persediaan
pengamanan (safety stock), atau perusahaan mengalami fluktuasi
permintaan yang dapat diperkirakan sebeumnya yang didasarkan
pengalaman masa lalu akibat pengaruh musim, sehubungan dengan hal
tersebut perusahaan sebaiknya mengadakan seasonal inventory
(persediaan musiman) (Asdjudiredja,1999:114).
Selain fungsi-fungsi diatas, menurut Herjanto (1997:168) terdapat enam
fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam memenuhi
kebutuhan perusahaan antara lain:
a. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau
barang yang dibutuhkan perusahaan
b. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga
harus dikembalikan
c. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.
d. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman
sehingga perusahaan tidak akan sulit bila bahan tersebut tidak tersedia
dipasaran.
e. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongan
kuantitas (quantity discount)
f. Memberikan pelayanan kepada langganan dengan tersediaanya barang
yang diperlukan.
13

2.5. Jenis-Jenis Persediaan
Persediaan dapat dikelompokkan menurut jenis dan posisi barang tersebut,
yaitu:
1. Persediaan bahan baku (raw material), yaitu persediaan barang-barang
berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Barang ini diperoleh
dari sumber-sumber alam atau dibeli dari supplier atau perusahaan yang
membuat atau menghasilkan bahan baku untuk perusahaan lain yang
menggunakannya.
2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts), yaitu
persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang
diperoleh dari perusahaan lain yang dapat secara langsung dirakit atau
diasembling dengan komponen lain tanpa melalui proses produksi
sebelumnya.
3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan
barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak
merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in
process), yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari
tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah.




14

2.6. Pengendalian Persediaan Bahan Baku
2.6.1. Pengertian pengendalian Persediaan Bahan Baku

Pengendalian bahan baku yang diselenggarakan dalam suatu perusahaan,
tentunya diusahakan untuk dapat menunjang kegiatan-kegiatan yang ada dalam
perusahaan yang bersangkutan. Keterpaduan dari seluruh pelaksanaan kegiatan yang
ada dalam perusahaan akan menunjang terciptanya pengendalian bahan baku yang
baik dalam suatu perusahaan. Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial
yang sangat penting bagi perusahaan, karena persediaan fisik pada perusahaan akan
melibatkan investasi yang sangat besar pada pos aktiva lancar. Pelaksanaan fungsi ini
akan berhubungan dengan seluruh bagian yang bertujuan agar usaha penjualan dapat
intensif serta produk dan penggunaan sumber daya dapat maksimal.
Istilah pengendalian merupakan penggabungan dari dua pengertian yang sangat
erat hubungannya tetapi dari masing-masing pengertian tersebut dapat diartikan
sendiri-sendiri yaitu perencanaan dan pengawasan. Pengawasan tanpa adanya
perencanaan terlebih dahulu tidak ada artinya, demikian pula sebaliknya perencanaan
tidak akan menghasilkan sesuatu tanpa adanya pengawasan. Menurut Widjaja
(1996:4), perencanaan adalah proses untuk memutuskan tindakan apa yang akan
diambil dimasa depan.
Perencanaan kebutuhan bahan adalah suatu sistem perencanaan yang pertama-
tama berfokus pada jumlah dan pada saat barang jadi yang diminta yang kemudian
menentukan permintaan turunan untuk bahan baku, komponen dan sub perakitan pada
saat tahapan produksi terdahulu (Horngren,1992:321). Pengawasan bahan adalah
suatu fungsi terkoordinasi didalam organisasi yang terus-menerus disempurnakan
15

untuk meletakkan pertanggungjawaban atas pengelolaan bahan baku dan persediaan
pada umumnya, serta menyelenggarakan suatu pengendalian internal yang menjamin
adanya dokumen dasar pembukuan yang mendukung sahnya suatu transaksi yang
berhubungan dengan bahan, pengawasan bahan meliputi pengawasan fisik dan
pengawasan nilai atau rupiah bahan.(Supriyono,1999:400)
Kegiatan pengawasan persediaan tidak terbatas pada penentuan atas tingkat dan
komposisi persediaan, tetapi juga termasuk pengaturan dan pengawasan atau
pelaksanaan pengadaan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan jumlah dan
waktu yang dibutuhkan dengan biaya yang serendah-rendahnya. Pengendalian adalah
proses manajemen yang memastikan dirinya sendiri sejauh hal itu memungkinkan,
bahwa kegiatan yang dijalankan oleh anggota dari suatu organisasi sesuai dengan
rencana dan kebijaksanaannya. (Widjaja,1996:3). Pengendalian berkisar pada
kegiatan memberikan pengamatan, pemantauan, penyelidikan dan pengevaluasian
keseluruh bagian manajemen agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.
2.6.2. Prinsip-Prinsip Pengendalian
Menurut Matz (1994:230), sistem dan tehnik pengendalian persediaan harus
didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
a. Persediaan diciptakan dari pembelian (a) bahan dan suku cadang, dan
(b) tambahan biaya pekerja dan overhead untuk mengelola bahan
menjadi barang jadi.
b. Persediaan berkurang melalui penjualan dan perusakan.
16

c. Perkiraan yang tepat atas skedul penjualan dan produksi merupakan
hal yang esensial bagi pembelian, penanganan, dan investasi bahan
yang efisien.
d. Kebijakan manajemen, yang berupaya menciptakan keseimbangan
antara keragaman dan kuantitas persediaan bagi operasi yang efisien
dengan biaya pemilikan persediaan tersebut merupakan faktor yang
paling utama dalam menentukan investasi persediaan.
e. Pemesanan bahan merupakan tanggapan terhadap perkiraan dan
penyusunan rencana pengendalian produksi.
f. Pencatatan persediaan saja tidak akan mencapai pengendalian atas
persediaan.
g. Pengendalian bersifat komparatif dan relatif, tidak mutlak.
Oleh karena itu, Matz (1994:229) berpendapat bahwa pengendalian persediaan
yang efektif harus:
a. Menyediakan bahan dan suku cadang yang dibutuhkan bagi operasi
yang efisien dan lancar.
b. Menyediakan cukup banyak stock dalam periode kekurangan pasokan
(musiman, siklus atau pemogokan), dan dapat mengantisipasi
perubahan harga.
c. Menyiapkan bahan dengan waktu dan biaya penanganan yang
minimum serta melindunginya dari kebakaran, pencurian, dan
kerusakan selama bahan tersebut ditangani
17

d. Mengusahakan agar jumlah persediaan yang tidak terpakai, berlebih,
atau yang rusak sekecil mungkin dengan melaporkan perubahan
produk secara sistematik, dimana perubahan tersebut mungkin akan
mempengaruhi bahan suku cadang.
e. Menjamin kemandirian persediaan bagi pengiriman yang tepat waktu
kepada pelanggan.
f. Menjaga agar jumlah modal yang diinvestasikan dalam persediaan
berada pada tingkat yang konsisten dengan kebutuhan operasi dan
rencana manajemen.
2.6.3. Sistem pengendalian persediaan
Penentuan jumlah persediaan perlu ditentukan sebelum melakukan penilaian
persediaan. Jumlah persediaan dapat ditentukan dengan dua sistem yang paling umum
dikenal pada akhir periode yaitu:
a. Periodic system, yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan
secara fisik agar jumlah persediaan akhir dapat diketahui jumlahnya
secara pasti.
b. Perpectual system, atau book inventory yaitu setiap kali pengeluaran
diberikan catatan administrasi barang persediaan.
Dalam melaksanakan panilaian persediaan ada beberapa cara yang dapat
dipergunakan yaitu:
a. First in, first out (FIFO) atau masuk pertama keluar pertama
Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa arus harga bahan adalah sama
dengan arus penggunaan bahan. Dengan demikian bila sejumlah unit
18

bahan dengan harga beli tertentu sudah habis dipergunakan, maka
penggunaan bahan berikutnya harganya akan didasarkan pada harga
beli berikutnya. Atas dasar metode ini maka harga atau nilai dari
persediaan akhir adalah sesuai dengan harga dan jumlah pada unit
pembelian terakhir.
b. Last in, first out (LIFO) atau masuk terakhir keluar pertama
Dengan metode ini perusahaan beranggapan bahwa harga beli terakhir
dipergunakan untuk harga bahan baku yang pertama keluar sehingga
masih ada (stock) dinilai berdasarkan harga pembelian terdahulu.
c. Rata-rata tertimbang (weighted average)
Cara ini didasarkan atas harga rata-rata perunit bahan adalah sama
dengan jumlah harga perunit yang dikalikan dengan masing-masing
kuantitasnya kemudian dibagi dengan seluruh jumlah unit bahan
dalam perusahaan tersebut.
d. Harga standar
Besarnya nilai persediaan akhir dari suatu perusahaan akan sama
dengan jumlah unit persediaan akhir dikalikan dengan harga standar
perusahaan.
2.6.4. Kerugian dari Ketidakpastian Pengadaan Persediaan Bahan Baku
Pada umumnya penggunaan bahan baku didasarkan pada anggapan bahwa
setiap bulan selalu sama, sehingga secara berangsur-angsur akan habis pada waktu
tertentu. Agar jangan sampai terjadi kehabisan bahan baku yang berakibat akan
mengganggu kelancaran proses produksi sebaiknya pembelian bahan baku
19

dilaksanakan sebelum habis. Secara teoritis keadaan tersebut dapat diperhitungkan,
akan tetapi tidak semudah itu. Kadang-kadang bahan baku masih cukup banyak
namun sudah dilakukan pembelian sehingga berakibat menumpuknya bahan baku
digudang. Hal ini bisa menurunkan kualitas bahan dan akan memakan biaya
penyimpanan. Secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi ketidakpastian
bahan baku yaitu dari dalam perusahaan dan faktor dari luar perusahaan.
Ketidakpastian dari dalam perusahaan disebabkan oleh faktor dari perusahaan itu
sendiri dalam pemakaian bahan baku, karena pemakaian bahan baku oleh perusahaan
tidaklah selalu tepat dengan apa yang selalu direncanakan. Mungkin suatu saat ada
gangguan tehnis sehingga akan mengganggu proses produksi yang akan
menyebabkan pemakaian bahan baku berkurang. Mungkin saja pemborosan-
pemborosan atau karena bahan baku yang kurang baik sehingga pemakaian bahan
baku keluar dari rencana semula.
Disamping ketidakpastian bahan baku dari dalam perusahaan terdapat pula
ketidakpastian dari luar perusahaan. Ketidakpastian dari luar perusahaan ini
disebabkan oleh faktor-faktor dari luar perusahaan. Dalam hal ini perusahaan pada
saat melaksanakan pembelian sudah diperhitungkan agar bahan baku yang dibeli
tersebut datangnya tepat pada saat persediaan yang ada sudah habis. Namun
kenyataannya bahan baku tersebut datangnya sering tidak sesuai dengan yang telah
diperhitungkan, atau bahan tersebut datang sebelum waktu yang dijanjikan.



20

2.6.5. Penggunaan Bahan Baku
2.6.5.1. Pengertian bahan Baku
Seluruh perusahaan yang berproduksi untuk menghasilkan satu atau beberapa
macam produk tentu akan selalu memerlukan bahan baku untuk pelaksanaan proses
produksinya. Bahan baku merupakan input yang penting dalam berbagai produksi.
Kekurangan bahan baku yang tersedia dapat berakibat terhentinya proses produksi
karena habisnya bahan baku untuk diproses. Akan tetapi terlalu besarnya bahan baku
dapat mengakibatkan tingginya persediaan dalam perusahaan yang dapat
menimbulkan berbagai resiko maupun tingginya biaya yang dikeluarkan perusahaan
terhadap persediaan tersebut.
Untuk lebih memahami arti dari bahan baku, maka penulis akan mengemukakan
beberapa pendapat mengenai pengertian dari bahan baku.
a. Pengertian bahan baku menurut Suadi (2000:64) adalah bahan yang
menjadi bagian produk jadi dan dapat diidentifikasikan ke produk jadi
b. Bahan baku adalah persediaan yang dibeli oleh perusahaan untuk
diproses menjadi barang setengah jadi dan akhirnya barang jadi atau
produk akhir dari perusahaan (Syamsuddin,2001:281).
c. Sedangkan menurut Reksohadiprodjo (1997:153) bahan baku adalah
bahan mentah, komponen, sub-perakitan serta pasokan (supplies) yang
dipergunakan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa.
Yang dimaksud dengan bahan baku dalam peneliltian ini adalah bahan yang
digunakan dalam produksi pada perusahaan.

21

2.6.5.2. Kebutuhan Bahan Baku
Pada umumnya persediaan bahan baku yang diselenggarakan oleh suatu
perusahaan akan dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan proses produksi yang
bersangkutan tersebut. Dengan demikian maka besarnya persediaan bahan baku
tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan bahan baku tersebut untuk pelaksanaan
proses produksi yang ada didalam perusahaan. Jadi untuk menentukan berapa banyak
bahan baku yang akan dibeli oleh suatu perusahaan pada suatu periode akan banyak
tergantung kepada berapa besarnya kebutuhan perusahaan tersebut akan masing-
masing jenis bahan baku untuk keperluan proses produksi yang dilaksanakan dalam
perusahaan yang bersangkutan (Ahyari,2003:171)
Untuk dapat mengetahui berapa besarnya kebutuhan bahan baku yang
diperlukan perusahaan pada suatu periode tersebut maka manajemen perusahaan
tentunya akan menggunakan data yang cukup relevan untuk mengadakan peramalan
kebutuhan bahan baku dalam perusahaan tersebut. Beberapa data yang dapat
dipergunakan dalam penyusunan peramalan kebutuhan bahan baku ini antara lain
adalah data dari perencanaan produksi yang akan dilaksanakann dalam perusahaan
yang bersangkutan tersebut. Disamping data tersebut, maka kadang-kadang
manajemen perusahaan yang bersangkutan akan mempergunakan data penggunaan
bahn baku dari beberapa periode yang telah lalu. Hal ini lebih sering digunakan oleh
perusahaan-perusahaan dimana proses produksi yang dilaksanakan adalah proses
produksi terus-menerus sehingga pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan ini
merupakan pelaksanaan proses produkai dengan cara, urutan dan non produk yang
sama dari waktu ke waktu.
22

Peramalan perkiraan kebutuhan bahan baku yang baik adalah peramalan
kebutuhan bahan baku yang mendekati pada kenyataan yang disusun didalam
perusahaan yang bersangkutan tersebut merupakan suatu perkiraan-perkiraan tentang
keadaan masa yang akan datang dengan mendasarkan pada keadaan yang ada pada
waktu-waktu yang telah lalu. Dengan demikian maka hubungan antara tingkat
produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan dengan kebutuhan bahan baku yang
diperlukan tersebut akan menjadi erat. Atas dasar hal tersebut maka untuk
mengetahui kebutuhan akan bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi
dalam suatu perusahaan ini, manajemen perusahaan yang bersangkutan akan
mempertimbangkan tingkat produksi yang akan dilaksanakan dalam perusahaan
untuk kemudian diperhitungkan berapa bahan baku yang diperlukan untuk tingkat
produksi tersebut.
Untuk perusahaan yang berproduksi secara terus-menerus, dimana urutan dalam
pelaksanaan proses produksi selalu sama. Maka kadang-kadang manajemen
perusahaan yang bersangkutan tersebut akan mengadakan penyusutan peramalan
bahan baku dalam perusahaan yang bersangkutan dengan mempergunakan data
penggunaan bahan baku yang telah lalu. Atas dasar data dari penggunaan bahan baku
yang telah lalu ini disusun perkiraan kebutuhan bahan baku untuk pelaksanaan proses
produksi pada waktu yang akan datang. Hal ini dilaksanakan karena didalam produksi
terus-menerus ini kebutuhan akan selalu sejalan dengan pelaksanaan proses produksi
yang ada didalam perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian maka
perkembangan penggunaan bahan baku pada waktu-waktu yang lalu akan dapat
23

dipergunakan sebagai dasar untuk mengadakan penyusunan perkiraan jumlah unit
kebutuhan bahan baku pada waktu yang akan datang tersebut.
Apabila manajemen perusahaan yang bersangkutan tersebut telah mengetahui
berapa besarnya bahan baku yang dibutuhkan untuk keperluan proses produk dalam
suatu periode tersebut, maka jumlah bahan baku yang akan dibeli akan dapat
ditemukan pula. Penentuan jumlah bahan baku yang akan dibeli ini akan didasarkan
kepada jumlah kebutuhan bahan baku untuk keperluan proses produksi, dengan
mengingat data tentang persediaan yang ada didalam perusahaan. Persediaan awal
yang benar-benar ada didalam perusahaan tersebut serta rencana untuk persediaan
akhir didalam perusahaan perlu untuk diperhitungkan besarnya masing-masing.
Jumlah bahan yang akan dibeli oleh perusahaan yang bersangkutan ini akan sama
dengan jumlah kebutuhan bahan baku untuk keperluan proses produksi, kemudian
dikurangi dengan persediaan awal yang ada didalam perusahaan yang bersangkutan.
(Ahyari,2003:175)
2.6.5.3. Tingkat Penggunaan Bahan Baku
Usaha untuk mengadakan peramalan kebutuhan bahan baku dari suatu
perusahan akan dapat dilaksanakan dengan perhitungan atas dasar tingkat
penggunaan bahan baku yang berlaku dan dipergunakan didalam perusahaan yang
bersangkutan. Yang dimaksud dengan tingkat penggunaan bahan baku ini adalah
seberapa banyak jumlah bahan baku yang dipergunakan dalam proses produksi.
Tingkat penggunaan bahan baku atau yang sering disebut dengan meterial usage rate
ini akan dapat dipergukan untuk menyusun perkiraan kebutuhan bahan baku untuk
keperluan proses produksi apabila diketahui produk apa dan berapa jumlah unit
24

masing-masing yang akan diproduksikan didalam perusahaan yang bersangkutan.
Tingkat penggunaan bahan baku ini pada umumnya akan relatif tetap didalam
perusahaan tersebut kecuali terdapat perubahan-perubahan yang terjadi dalam produk
akhir perusahaan, atau didalam bahan baku itu sendiri. Perubahan produk perusahaan
ini misalnya terdapat perubahan desain dan bentuk produk, perubahan kualitas produk
dan lain sebagainya.

2.7. Struktur Biaya Persediaan
Biaya persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai
akibat persediaan. Biaya tersebut adalah harga pembelian, biaya pemesanan, biaya
penyiapan, biaya penyimpanan, dan biaya kekurangan persediaan.
1. Harga pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang,
besarnya sama dengan harga perolehan sediaan itu sendiri atau harga belinya.
Pada beberapa model pengendalian sistem persediaan, biaya tidak dimasukan
sebagai dasar untuk membuat keputusan.
2. Biaya pemesanan adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan
pemesanan ke pemasok, yang besarnya biasanya tidak dipengaruhi oleh
jumlah pemesanan. Biaya ini meliputi biaya pemrosesan pesanan, biaya
ekspedisi, upah, biaya telepon/fax, biaya dokumentasi/transaksi, biaya
pengepakan, biaya pemeriksaan, dan biaya lainnya yang tidak tergantung
jumlah pesanan.
3. Biaya penyiapan (set up cost) adalah semua pengeluaran yang timbul dalam
mempersiapkan produksi. Biaya ini terjadi bila item sediaan diproduksi
25

sendiri dan tidak membeli dari pemasok. Biaya ini meliputi biaya persiapan
peralatan produksi, biaya mempersiapkan/menyetel (setup) mesin, biaya
mempersiapkan gambar kerja, biaya mempersiapkan tenaga kerja langsung,
biaya perencanaan dan penjadwalan produksi, dan biaya-biaya lain yang
besarnya tidak tergantung pada jumlah item yang diproduksi.
4. Biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan dalam
penanganan/penyimpanan material, semi finished product, sub assembly, atau
pun produk jadi. Biaya simpan tergantung dari lama penyimpanan dan jumlah
yang disimpan. Biaya simpan biasanya dinyatakan dalam biaya per unit per
periode. Biaya penyimpanan meliputi berikut ini:
1) Biaya kesempatan. Penumpukan barang digudang berarti penumpukan
modal. Padahal modal ini dapat diinvestasikan pada tabungan bank
atau bisnis lain. Biaya modal merupakan opportunity cost yang hilang
karena menyimpan persediaan.
2) Biaya simpan. Termasuk dalam biaya simpan adalah biaya sewa
gudang, biaya asuransi dan pajak, biaya administrasi dan pemindahan,
serta biaya kerusakan dan penyusutan.
3) Biaya keusangan. Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan
nilai karena perubahan teknologi.
4) Biaya-biaya lain yang besarnya bersifat variabel tergantung pada
jumlah item.
5. Biaya kekurangan persediaan. Bila perusahaan kehabisan barang saat ada
permintaan maka akan terjadi stock out. Stock out menimbulkan kerugian
26

berupa biaya akaibat kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan atau
kehilangan pelanggan yang kecewa (yang pindah ke produk saingan). Biaya
ini sulit diukur karena berhubungan dengan good will perusahaan. Sebagai
pedoman, biaya stock out dapat dihitung dari hal- hal berikut:
a. Kuantitas yang tak dapat dipenuhi, biasanya diukur dari keuntungan
yang hilang karena tidak dapat memenuhi permintaan. Biaya ini
diistilahkan sebagai biaya penaltiatau hukuman kerugian bagi
perusahaan.
b. Waktu pemenuhan. Lamanya gudang kosong berarti lamanya proses
produksi terhenti atau lamanya perusahaan tidak mendapatkan
keuntungan, sehingga waktu menganggur tersebut dapat diartikan
sebagai uang yang hilang.
c. Biaya pengadaan darurat. Agar konsumen tidak kecewa, maka dapat
dilakukan pengadaan darurat yang biasanya dapat menimbulkan biaya
lebih besar ketimbang biaya pengadaan normal. Dalam praktek, tidak
jarang ada kasus berupa suatu biaya sulit dapat diklasifikasikan dalam
biaya tetap (biaya pemesanan atau penyiapan) sekaligus dapat
diklasifikasikan dalam biaya variabel (biaya simpan, stock out).

2.8. Metode Pengendalian Persediaan (Fogharty,1991:203)
Dalam melakukan pengendalian persediaan sangatlah penting untuk mengetahui
apakah permintaan yang ada termasuk permintaan dependent atau independent.
Permintaan dependent adalah kebutuhan yang berkaitan dengan produk lain tidak
27

ditentukan oleh pasar. Sedangkan permintaan independent adalah kebutuhan yang
tidak berkaitan dengan produk lain, dan dipengaruhi oleh keadaan pasar yang berada
di luar jangkauan pengendalian operasi.
Untuk permintaan independent, digunakan filosofi pemenuhan utang
(replenishment philosophy). Ketika stok barang digunakan, barang tersebut akan diisi
lagi material yang ada mencukupi permintaan pelanggan. Ketika persediaan yang ada
mula berkurang, pesanan untuk tambahan material akan dikeluarkan sehingga
persediaan akan penuh kembali.
Untuk permintaan dependent, digunakan filosofi permintaan (requirement
philosophy). Jumlah stok barang yang dipesan dibuat berdasarkan permintaan barang-
barang pada level yang lebih tinggi. Ketika salah satu mulai habis, tambahan
persediaan bahan baku ataupun barang setengah jadi tak akan dipesan. Material lebih
akan dipesan hanya jika dibutuhkan pada barang-barang dengan level lebih tinggi
lainnya ataupun barang jadi akhir.
Aktivitas manajemen yang dapat dilakukan untuk mengatur persediaan item
tunggal adalah dengan memilih sistem manajemen persediaan yang tepat (metode
dasar dalam menentukan jumlah ukuran lot pemesanan dan kapan harus dilakukannya
titik pemesanan kembali) pada model persediaan baik untuk data independent
maupun dependent terdapat pada tabel 2.1 dimana berbagai kombinasi metode dapat
dilakukan sesuai dengan kondisi permasalahan yang ada.



28

Tabel 2.1 Metode dasar lot sizing dan cara pemesanan
Pemesanan Kapan harus dipesan Jumlah lot pemesanan
Independent
Order Point
Fixed Order Quantity
Economic Order Quantity
Periodic Variable Order Quantity
Time Phased Order Point Fixed or Discrete Order Quantity
Dependent Time Phasing (MRP) Discrete Order Quantity

Model sistem persediaan dapat digolongkan berdasarkan jenis datanya yaitu
model persediaan deterministik dan probabilistik dan masing-masing model
dibedakan lagi kedalam jenis data konstan/statis dan variabel/dinamis, yaitu sebagai
barikut :
1. Model Persediaan Statis Deterministik
Pada model ini, ukuran permintaan dikatakan deterministik karena ukuran
permintaan dalam satu periode diketahui dan konstan, dan laju
permintaannya sama untuk setiap periode.
2. Model Persediaan Dinamis Deterministik
Ukuran permintaan untuk setiap periode diketahui dan konstan tetapi laju
permintaan bervariasi (dinamis).
3. Model Persediaan Statis Probabilistik
Ukuran permintaanya bersifat acak namun berdistribusi tertentu yang
sama untuk setiap periodenya.
4. Model Persediaan Dinamis Probabilistik
29

Ukuran permintaannya bersifat acak,namun berdistribusi tertentu yang
berbeda dan bervariasi untuk setiap periodenya.
Secara umum,untuk semua data permintaan independen,model persediaan
hanya dibedakan berdasarkan jenis deterministik dan porbabilistik.
2.8.1. Model Pengendalian Persediaan Deterministik
Model ini digunakan untuk menentukan jumlah lot ekonomis untuk item
independent baik item yang di beli maupun yang diproduksi suatu perusahaan.
Asumsi-asumsi dasar yang mendukung terbentuknya model ini adalah sebagai berikut
: (nur bahagia:2003)
1. Permintaan barang selama horizon perencanaan (biasa 1 tahun) diketahui
dengan pasti dan akan datang secara kontinu sepanjang waktu dengan
kecepatan konstan.
2. Ukuran lot pemesanan tetap untuk setiap kali pemesanaan.
3. Barang yang dipesan akan datang secara serentak pada saat pemesanaan
dilakukan (lead time = 0).
4. Harga barang yang dipesan tidak tergantung pada jumlah barang yang
dipesan/dibeli dan waktu
5. Biaya pesan tetap untuk setiap pemesanaan dan biaya pesan sebanding
dengan jumlah barang yang disimpan dan harga barang/unit serta lama
waktu penyimpanaan.
6. Tidak ada keterbatasan, baik yang berkaitan dengan kemampuaan finansial,
kapasitas gudang dan lainnya
30

model persediaan yang paling banyak dipakai oleh kasus seperti di atas adalah Model
Economic Order Quantity (EOQ).

2.9. Metode Economic Order Quantity (EOQ)
2.9.1. Pengertian EOQ
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk menentukan policy penyediaan bahan
dasar yang tepat, dalam arti tidak menganggu proses produksi dan disamping itu
biaya yang ditanggung tidak terlalu tinggi. Untuk keperluan itu terdapat suatu metode
EOQ (Economic Order Quantity). Menurut Gitosudarmo, (2002 : 101) EOQ
sebenarnya adalah merupakan volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis
untuk dilaksanakan pada setiap kali pembelian. Untuk memenuhi kebutuhan itu maka
dapat diperhitungkan pemenuhan kebutuhan (pembeliannya) yang paling ekonomis
yaitu sejumlah barang yang akan dapat diperoleh dengan pembelian dengan
menggunakan biaya yang minimal.
EOQ (Economic Order Quantity) adalah jumlah pesanan yang dapat
meminimumkan total biaya persediaan, pembelian yang optimal. Untuk mecari
berapa total bahan yang tetap untuk dibeli dalam setiap kali pembelian untuk
menutup kebutuhan selama satu periode. Menurut Ahyari (1995 : 163) untuk dapat
mencapai tujuan tersebut maka perusahaan harus memenuhi beberapa faktor tentang
persediaan bahan baku. Adapun faktor-faktor tersebut adalah :
a. Perkiraan pemakaian
Sebelum kegiatan pembelian bahan baku dilaksanakan, maka manajemen
harus dapat membuat perkiraan bahan baku yang akan dipergunakan
31

didalam proses produksi pada suatu periode. Perkiraan bahan baku ini
merupakan perkiraan tentang berapa besar jumlahnya bahan baku yang akan
dipergunakan oleh perusahaan untuk keperluan produksi pada periode yang
akan datang. Perkiraan kebutuhan bahan baku tersebut dapat diketahui dari
perencanaan produksi perusahaan berikut tingkat persediaan bahan jadi yang
dikehendaki oleh manajemen.
b. Harga dari bahan
Harga bahan baku yang akan dibeli menjadi salah satu faktor penentu pula
dalam kebijaksanaan persediaan bahan. Harga bahan baku ini merupakan
dasar penyusunan perhitungan berapa besar dana perusahaan yang harus
disediakan untuk investasi dalam persediaan bahan baku tersebut.
Sehubungan dengan masalah ini, maka biaya modal (cost of capital) yang
dipergunakan dalam persediaan bahan baku tersebut harus pula
diperhitungkan.
c. Biaya-biaya persediaan
Biaya-biaya untuk menyelenggarakan persediaan bahan baku ini sudah
selayaknya diperhitungkan pula didalam penentuan besarnya persediaan
bahan baku. Dalam hubungannya dengan biaya-biaya persediaan ini, maka
digunakan data biaya persediaan yaitu:
1) Biaya penyimpanan (holding cost atau carrying cost)
Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar bila jumlah atau
kuantitas bahan yang disimpan semakin tinggi
Misal: Biaya pemeliharaan bahan, biaya asuransi.
32

2) Biaya pemesanan atau pembelian (ordering cost atau procurement
cost)
Biaya persediaan akan semakin besar bila ferkuensi pemesanan bahan
baku semakin besar.
Misal: biaya bongkar bahan, biaya administrasi.
3) Biaya tetap persediaan
Biaya yang jumlahnya tidak terpenuhi baik oleh jumlah unit yang
disimpan dalam perusahaan maupun frekuensi pemesanan bahan baku
yang dilakukan oleh perusahaan.
Misal : biaya bongkar perunit, gaji karyawan gudang perbulan.
4) Kebijaksanaan pembelanjaan
Seberapa besar persediaan bahan baku akan mendapatkan dana dari
perusahaan akan tergantung pada kebijakan pembelanjaan dari dalam
perusahaan tersebut.
d. Pemakaian senyatanya
Pemakaian bahan baku senyatanya dari periode-periode yang lalu (actual
demand) merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan karena untuk
keperluan proses produksi akan dipergunakan sebagai salah satu dasar
pertimbangan dalam pengadaan bahan baku pada periode berikutnya.
Seberapa besar penyerapan bahan baku oleh proses produksi perusahaan
serta bagaimana hubungannya dengan perkiraan pemakaian yang sudah
disusun harus senantiasa dianalisa. Dengan demikian maka dapat disusun
perkiraan bahan baku mendekati pada kenyataan.
33

e. Waktu tunggu
Waktu tunggu (lead time) adalah tenggang waktu yang diperlukan (yang
terjadi) antara saat pemesanan bahan baku dengan datangnya bahan baku itu
sendiri. Waktu tunggu ini perlu diperhatikan karena sangat erat
hubungannya dengan penentuan saat pemesanan kembali (reorder point).
Dengan waktu tunggu yang tepat maka perusahaan akan dapat membeli
pada saat yang tepat pula, sehingga resiko penumpukan persediaan atau
kekurangan persediaan dapat ditekan seminimal mungkin.
f. Model pembelian bahan
Manajemen perusahaan harus dapat menentukan model pembelian yang
paling sesuai dengan situasi dan kondisi bahan baku yang dibeli. Model
pembelian yang optimal atau Economic Order Quantity (EOQ).
g. Persediaan bahan pengaman (safety stock)
Persediaan pengamanan adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk
melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock
out). Selain digunakan untuk menanggulangi terjadinya keterlambatan
datangnya bahan baku. Adanya persediaan bahan baku pengaman ini
diharapkan proses produksi tidak terganggu oleh adanya ketidakpastian
bahan. Persediaan pengaman ini akan merupakan sejumlah unit tertentu,
dimana jumlah ini akan tetap dipertahankan, walaupun bahan bakunya dapat
berganti dengan yang baru.


34

h. Pemesanan kembali (reorder point)
Reorder point adalah saat atau waktu tertentu perusahaan harus mengadakan
pemesanan bahan baku kembali, sehingga datangnya pemesanan tersebut
tepat dengan habisnya bahan baku yantg dibeli, khususnya dengan metode
EOQ. Ketepatan waktu tersebut harus diperhitungkan kembali agak mundur
dari waktu tersebut akan menambah biaya pembelian bahan baku atau stock
out cost (SOC), bila terlalu awal akan diperlukan biaya penyimpanan yang
lebih atau extra carrying cost (ECC).
Ada beberapa cara untuk menetapkan besarnya reorder point, yaitu:
1) Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time ditambah prosentase
tertentu sebagai safety stock.
2) Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time ditambah penggunaan
selama periode tertentu sebagai safety stock.
3) Menetapkan lead time dengan biaya minimum.
Penentuan atau penetapan reorder point haruslah memperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut:
1) Penggunaan bahan selama tenggang waktu untuk mendapatkan bahan
2) Besarnya safety stock
Tujuan Metode ini adalah untukmenentukan jumlah pemesanan ekonomis
setiap kai pemesanan, sehingga memperkecil biaya total persediaan. Secara grafis,
metode persediaan dapat digambarkan sebagai berikut :


35




















Gambar 2.1. Persediaan dalam model EOQ

Dasar perhitungan dari EOQ adalah jumlah (total) biaya persediaan termasuk
di dalamnya biaya-biaya terkait. Total biaya persediaan selama satu semester sama
dengan biaya pemesanan selama satu semester ditambah biaya penyimpanan selama
satu semester. Pengiriman yang cepat, pembelian materi sudah termasuk di mana
harga (biaya) per unit selalu tetap. Hanya biaya-biaya ini yang mempengaruhi jumlah
pemesanan. Dan dalam metode ini digunakan rumus-rumus sebagai berikut:
1. Rata-rata kebutuhan bahan baku ( )
( ) = ................................................................................... (2.1)



Tingkat persediaan (Q)
Titik saat pesanan di terima
Pesanan dilakukan
Rata-rata persediaan (Q/2)
Reoder point (R)
Waktu (T) L L
36

2. Jumlah pemesanan ekonomis ( )
= ..................................................................... (2.2)

3. Frekuensi pemesanan ( f )
f = ...................................................................................... (2.3)
4. Waktu pemesanan optimal (T)
T = W x ............................................................................... (2.4)
5. Biaya-biaya persediaan
1) Biaya pemesanan
= A x .......................................................................... (2.5)
2) Biaya penyimpanan
= i x ............................................................................ (2.6)

6. Total biaya persediaan (TC)
...(2.7)
7. Titik pemesanan kembali (R)
L < t, R = L x DL . (2.8)
L > t, R = (L-t) x DL (2.9)

Dimana :
D = Tingkat kebutuhan bahan baku dalam unit per semester
DL = Tingkat kebutuhan bahan baku dalam unit per hari
A = Biaya pemesanan dalam rupiah
C = Unit Cost dalam rupiah
37

i = Biaya penyimpanan dalam rupiah
Q = Kuantitas atau jumlah pemesanan
TC = Total Cost persediaan
F = Frekuensi order per semester
W = Jumlah hari kerja dalam satu semester
L = Waktu Tenggang (lead time)

2.9.2. Kebijakan-kebijakan EOQ (Economic Order Quantity)

Bahan baku yang tersedia dalam menjamin kelancaran proses produksi dan
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan dengan perusahaan tersebut
seminimal mungkin, maka tindakan yang perlu dilakukan adalah menentukan
Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock, Reorder Point (ROP)
1. Menentukan jumlah bahan baku yang ekonomis (EOQ)
Setiap perusahaan industri, dalam usahanya untuk melakukan proses
produksinya yaitu dengan melakukan pembelian. Dalam melakukan
pembelian bahan baku yang harus dibeli untuk memenuhi kebutuhan
selama satu periode tertentu agar perusahaan tidak kekurangan bahan baku
dan juga bisa mendapatkan bahan tersebut dengan biaya seminimal
mungkin. Biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan adanya pembelian
dan persediaan bahan baku (carrying cost dan ordering cost ) setelah
dihitung maka dapat ditentukan jumlah pembelian yang optimal atau
disebut EOQ, yaitu jumlah kuantitas bahan yang dapat diperoleh dengan
biaya minimal atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang
optimal.
38

Ahyari (2003:160) menyebutkan bahwa pembelian dalam jumlah yang
optimal ini untuk mencari berapa jumlah yang tepat untuk dibeli dalam
setiap kali pembelian untuk menutup kebutuhan yang tepat ini, maka akan
menghasilkan total biaya persediaan yang paling minimal.
Unsur-unsur yang mempengaruhi Economic Order Quantity (EOQ) adalah :
a) Biaya penyimpanan perunit
b) Biaya pemesanan tiap kali pesan
c) Kebutuhan bahan baku untuk suatu periode tertentu
d) Harga pembelian
Menurut Supriyono (1999:396) perlu diperhatikan anggapan-anggapan yang
mendasari perhitungan EOQ, antara lain:
Selama periode yang bersangkutan tingkat harga konstan, baik harga beli
maupun biaya pemesanan dan penyimpanan
a) Selama saat akan diadakan pembelian selalu tersedia dana.
b) Pemakaian bahan relatif stabil dari waktu ke waktu selama
periode bersangkutan.
c) Bahan yang bersangkutan selalu tersedia dipasar setiap saat
akan dilakukan pembelian.
d) Fasilitas penyimpanan selalu tersedia berapa kalipun
pembelian akan dilakukan.
e) Bahan yang bersangkutan tidak mudah rusak dalam
penyimpanan.
f) Tidak ada kehendak manajemen untuk berspekulasi.
39

2. Menentukan safety stock (Persediaan Pengaman)
Suatu perusahaan industri perlu mempunyai jumlah bahan baku yang
selalu tersedia dalam perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
Persediaan bahan baku ini biasa disebut persediaan pengaman atau safety
stock. Persediaan pengaman adalah merupakan suatu persediaan yang
dicadangankan sebagai pengaman dari kelangsungan proses produksi
perusahaan (Ahyari, 2003 :199).
Persediaan pengaman diperlukan karena dalam kenyataannya jumlah
bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi tidak selalu tepat seperti
yang direncanakan. Dengan ditentukannya EOQ, sebenarnya masih ada
kemungkinan adanya out of stock didalam proses produksi. Menurut
Gitosudarmo (2002:112), kemungkinan stock out itu akan timbul apabila
penggunaan bahan dasar dalam proses produksi lebih besar dari pada yang
diperkirakan sebelumnya. Hal ini akan berakibat persediaan akan habis
diproduksi sebelum pembelian atau pemesanan yang berikutnya datang,
sehingga terjadilah out of stock.
3. Pesanan atau pembelian bahan dasar itu tidak dapat datang tepat waktunya
sehingga akan mundur
a) Jumlah yang dibeli setiap kali memesan bahan dasar.
Apabila jumlah yang dipesan setiap kali memesan bahan dasar dalam
jumlah relatif besar dan frekuensi pemesanan tinggi maka persediaan
besi yang ditetapkan juga dalam jumlah relatif besar dan sebaliknya.
b) Ketetapan perkiraan standart penggunaan bahan dasar terhadap produk
40

Apabila dalam penetapan standar penggunaan bahan dasar (standart
usage rate) adalah tepat untuk selama periode maka persediaan baja
relatif kecil dan sebaliknya.
c) Perbandingan SOC dan ECC
SOC (Stock Out Cost) adalah biaya yang dikeluarkan untuk
pembelian bahan pengganti atau substitusi akan datangnya pesanan
lebih lambat datang.
ECC (Extra Carrying Cost) adalah biaya yang dikeluarkan akibat
datangnya pesanan bahan baku terlalu awal.
Apabila SOC > ECC maka persediaan baja relatif besar
Apabila SOC < ECC maka persediaan baja relatif kecil.
d) Menentukan Reorder Point
Apabila besarnya persediaan pengaman telah diketahui, maka
perusahaan masih harus melakukan pemesanan kembali. Saat
pemesanan kembali tersebut dengan reorder point. Reoder point adalah
saat atau waktu tertentu perusahaan harus mengadakan pemesanan
bahan dasar kembali, sehingga datangnya pesanan tersebut tepat dengan
habisnya bahan dasar yang dibeli, khususnya dengan metode
EOQ.(Gitosudarmo,2002:108)
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan Reorder point,
menurut Supriyono (1999:397) antara lain:
a) Waktu yang diperlukan dari saat pemesanan sampai bahan datang
diperusahaan (lead time).
41

Lead time ini akan mempengaruhi besarnya bahan yang dipakai
selama lead time. Semakin lama lead time semakin besar pula
jumlah beban yang diperlukan pemakaian selama lead time.
b) Tingkat pemakaian bahan rata-rata per hari atau satuan waktu
lainnya.
Besarnya bahan yang diperlukan selama lead time adalah jumlah
hari lead time dikalikan tingkat pemakaian bahan rata-rata.
c) Besarnya safety stock (persediaan pengaman)
Persediaan pengaman merupakan jumlah persediaan bahan yang
minimum harus ada untuk menjaga kemungkinan keterlambatan
datangnya bahan yang akan dibeli agar perusahaan tidak
mengalami stock out atau mengalami gangguan kelancaran
kegiatan produksi karena habisnya bahan yang umumnya
menimbulkan elemen biaya stock out. Penjumlahan besarnya
penggunaan bahan baku selama lead time dengan besarnya safety
stock, maka akan diketahui reorder point.
2.10. Peramalan
2.10.1. Definisi Peramalan
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan di masa
dating yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi
yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa (Arman
Hakim:2003, hal 25). Dapat dikatakan bahwa peramalan tersebut merupakan taksiran.
Namun dengan menggunakan teknik-teknik tertentu maka peramalan akan menjadi
42

bukan hanya sekedar taksiran. Tentu saja peramalan akan semakin baik jika
mengandung sedikit mungkin kesalahan, walaupun kesalahan peramalan tetap
merupakan suatu hal yang sangat manusiawi.
Perlu diingat bahwa jarang ada atau bahkan tidak ada satupun metode
peramalan yang sempurna sehingga cocok diterapkan dalam setiap kegiatan
peramalan. Untuk itulah maka perlu dipilih metode peramalan yang terbaik yang
sesuai pola data yang ada dari suatu perusahaan tertentu yang bergerak dalam
bidangnya.
2.10.2. Pemilihan Metode Peramalan
Untuk memilih metode peramalan yang sesuai dengan benar, peramal harus
dapat mengerjakan hal-hal berikut :
a. Menetapkan sifat dasar masalah peramalan
b. Menjelaskan sifat dasar data yang sedang diteliti
c. mendeskripsikan kemampuan dan keterbatasan potensial dari teknik-
teknik peramalan yang kemungkinan sangat berguna.
d. mengembangkan sejumlah kriteria yang ditentukan terlebih dahulu
sebagai dasar untuk memilih keputusan.
Faktor utama yang mempengaruhi pemilihan teknik peramalan adalah
identifikasi dan pemahaman pola histeris data. Jika didapati trend, siklik, atau
musiman maka kemudian teknik-teknik yang mampu secara efektif mengekstrapolasi
pola ini dapat dipilih.
43

Metode peramalan yang dipilih pada penelitian ini adalah dari kelompok
metode peramalan yang berdasarkan deret waktu (time series forecasting methods)
dengan penjelasan sebagai penjelasan sebagai berikut :
2.10.2.1. Metode Moving Average (MA)
Moving average diperoleh dengan merata-rata permintaan berdasarkan
beberapa data masa lalu yang terbaru. Tujuan utama dari penggunaan
metode ini adalah untuk mengurangi atau menghilangkan variasi acak
permintaan dalam hubungannya dengan waktu. Tujuan ini dicapai dengan
merata-rata beberapa nilai data secara bersama-sama, dan menggunakan
nilai rata-rata tersebut sebagai ramalan permintaan untuk periode yang akan
datang. Secara matematis, maka MA akan dinyatakan dalam persamaan
sebagai berikut :
N
X ..... X X
F
1 n t 2 t 1 t
t
+
+ + +
= ..........................(2.9)
Dimana :
1 t
X


=

permintaan aktual pada periode 1 t
N = banyaknya data permintaan yang dilibatkan dalam perhitungan
MA
F
t
= peramalan permintaan pada periode t

2.10.2.2. Metode Double Moving Average (DMA)
Suatu cara peramalan data deret waktu dengan trend-linier adalah
dengan menggunakan rata-rata bergerak ganda. Metode ini, sebagaimana
namanya : satu kelompok rata-rata bergerak dihitung dan kemudian
kelompok kedua dihitung rata-rata bergerak hasil pada kelompok pertama.
44

Persamaan yang dipakai dalam implementasikan Double Moving Average
ditunjukkan di bawah ini :
N
X ..... X X X
S'
1 n t 2 t 1 t t
t
+
+ + + +
= ..........................(2.10)
Persamaan (2.10) di atas mempunyai asumsi bahwa saat ini pada periode
waktu t dan mempunyai nilai masa lalu sebanyak N.MA (N) tunggal
dituliskan S.

N
S' ..... ' ' S'
S"
1 n t 2 t 1 t t
t
+
+ + + +
=
S S
..............(2.11)
Persamaan (2.11) diatas menganggap bahwa semua rata-rata bergerak
tunggal (S) telah dihitung. Dengan persamaan itu lalu menghitung rata-rata
bergerak N-periode dan nilai-nilai S tersebut. Rata-rata bergerak ganda
dituliskan sebagai S.
t t t t t
S S S S S a " ' 2 ) " ' ( ' = + = ..........................(2.12)
Persamaan (2.12) diatas mengacu terhadap penyesuaian MA tunggal (S
t
)
dengan perbedaan (S
t
S
t
)
) " ' (
1
2
t t t
S S
N
b

= ..........................(2.13)
Persamaan (2.13) diatas menentukan taksiran kecenderungan dari periode
waktu yang satu ke periode waktu berikutya
m b a F
t t t
= ..........................(2.14)
Persamaan (2.14) diatas menunjukkan bagaimana memperoleh ramalan
untuk m periode ke depan dari t.


45

2.10.2.3. Metode Weighted Moving Average (WMA)
Pada metode WMA, setiap data permintaan actual memiliki bobot
yang berbeda. Data yang lebih baru akan mempunyai bobot yang tinggi
karena data tersebut mempresentasikan kondisi yang terakhir terjadi.
Secara matematis WMA dapat dinyatakan sebagai berikut :
( )
t t
X Wt F = ..(2.15)
Dimana :
W
t
= bobot permintaan aktual pada periode-t dengan keterbatasan W=1
X
t
= permintaan aktual pada periode t

2.10.2.4. Metode Single Exponential Smoothing (SES)
Kelemahan teknik MA dalam kebutuhan akan data-data masa lalu
yang cukup banyak dapat diatasi dengan teknik SES. Model matematis SES
dapat dikembangkan dari persamaan berikut :

+ =

+
N
X
N
X
F F
N t t
t t 1
(2.16)
Dimana bila data permintaan aktual yang lama A
t-N
tidak tersedia, maka
dapat digantikan dengan nilai pendekatan yang berupa nilai ramalan
sebelumnya F
t,
sehingga persamaan (2.8) dapat dituliskan menjadi :

+ =
+
N
F
N
X
F F
t t
t t 1
.........................(2.17)
t t t
F
N
X
N
F

=
+
1
1
1
1
..........................(2.18)
46

Dari persamaan (2.18) dapat dilihat bahwa ramalan ini (F
t+1
) didasarakan
atas pembobotan observasi yang terakhir dengan suatu niali bobot (1/N) dan
pembobotan peramalan yang terakhir sebelumnya (F
t
) dengan suatu bobot
[1-91/N)]. Karena N merupakan suatu bilangan positif, 1/N akan menjadi
suatu konstanta antara nol (jika N tak terhingga) dan 1 (jika N=1).
Dengan mengganti 1/N dengan , persamaan (2.18) menjadi :
t t t
)F (1 X F + = ..........................(2.19)
Cara lain untuk menuliskan persamaan (2.11) adalah dengan susunan
sebagai berikut :
) F (X F
t t t 1 t
+ =
+
F ..........................(2.20)

2.10.2.5. Metode Double Exponential Smoothing (Browns One Parameter
Linier)
Dengan cara analogi yang dapat dipakai pada waktu memulai dari
rata-rata bergerak tunggal ke pemulusan (smoothing) exponensial tunggal
kita dapat juga memulai dari rata-rata bergerak ganda ke pemulusan
exponensial ganda. Persamaan yang dipakai dalam implementasi pemulusan
eksponensial linier satu parameter dari brown ditunjukkan di bawah ini :
1
' ) 1 ( '

+ =
t t
S X S ..........................(2.21)
1
" ) 1 ( ' "

+ =
t t
S S S ..........................(2.22)
Di mana S
t
adalah nilai pemulusan eksponensial tunggal dan S
t
adalah
nilai pemulusan eksponensial ganda.
t t t t t t
S S S S S a " ' 2 ) " ' ( ' = + = ..........................(2.23)
47

) " ' (
1
t t t
S S b

..........................(2.24)
m b a F
t t m t
+ =
+
..........................(2.25)
Dimana m adalah jumlah periode ke muka yang diramalkan.

2.10.2.6. Metode Triple Exponential Smoothing (Browns One Parameter
Quadratic)
Sebagaimana halnya dengan pemulusan eksponensial linier yang dapat
digunakan untuk meramalkan data dengan suatu pola trend dasar, bentuk
pemulusan yang lebih tinggi dapat digunakan bila dasar pola datanya adalah
kuadratis, kubik atau orde yang lebih tinggi. Untuk memulai dari pemulusan
kuadratis, pendekatan dasarnya adalah memasukkan tingkat pemulusan
tambahan (smoothing tripel) dan memberlakukan persamaan peramalan
kuadratis. Peramalan untuk pemulusan kuadratis adalah :
1
' ) 1 ( '

+ =
t t
S X S ..........................(2.26)
1
" ) 1 ( ' "

+ =
t t
S S S ..........................(2.27)
1
" ' ) 1 ( " ' "

+ =
t t t
S S S ..........................(2.28)
t t t t
S S S a " ' " 3 ' 3 + = ..........................(2.29)
[ ] ) " ' ) 3 4 ( " ) 8 10 ( ' ) 5 6 (
) 1 ( 2
2
t t t t
S S S b

= ...........(2.30)
) " ' " 2 ' (
) 1 (
2
2
t t t t
S S S c +

..........................(2.31)
2
2
1
m c m b a F
t t t m t
+ + =
+
..........................(2.32)
Persamaan yang dibutuhkan untuk pemulusan kuadratis sangat rumit
dari pada persamaan untuk pemulusan tunggal dan linier. Walaupun
48

demikian pendekatannya dalam mencoba menyesuaikan nilai ramalan
sehingga ramalan tersebut dapat mengikuti perubahan trend yang kuadratis
adalah sama.

2.10.3. Ukuran Akurasi Hasil Peramalan
Ukuran akurasi hasil peramalan merupakan ukuran kesalahan peramalan yaitu
tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan permintaan yang sebenarnya terjadi.
Ada 4 ukuran yang biasa digunakan yaitu :
a) Mean absolute Deviation (MAD)
MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu
tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau kecil
dibandingkan kenyataannya. Secara matematis MAD dirumuskan sebagai
berikut :
n
F X
MAD
n
1 t
t t
=

= .......................(2.33)

Dimana :
Xt = permintaan actual pada periode t
Ft = peramalan permintaan pada periode t
N = jumlah periode peramalan yang terlibat



49

b) Mean Square Error (MSE)
MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan
peramalan pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode
peramalan.
( )
n
F X
MSE
n
1 t
2
t t
=

= .........................(2.34)

c) Mean forecast Error (MFE)
MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah hasil peramalan selama
periode tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Bila hasil peramalan tidak
bias, maka nilai MFE akan mendekati nol. MFE dihitung dengan
menjumlahkan semua kesalahan peramalan selama periode peramalan dan
membaginya dengan jumlah periode peramalan.
( )
n
F X
MFE
n
1 t
t t
=

= ..........................(2.35)

d) Mean Absolute Percentage Error (MAPE)
MAPE merupakan ukuran kesalahan relative. MAPE menyatakan
presentase kesalahan hasil peramalan terhadap permintaan aktual selama
periode tetentu yang akan memberikan informasi presentase kesalahan
terlalu tinggi atau terlalu rendah.
MAPE = ..........................(2.36)
50

Akurasi peramalan akan semakin tinggi apabila nilai-nilai MAD,MSE,MFE,
dan MAPE semakin kecil. Apabila suatu data aktual dinyatakan sebagai Xt nilai
ramalan dinyatakan sebagai Ft, maka galat ramalan (forecast error) dinyatakan
sebagai :
e
t
= Xt Ft jadi Error = Data Aktual Forecast
Berkaitan dengan validasi model peramalan, dapat menggunakan tracking
signal. Tracking signal adalah suatu ukuran bagaimana baiknya suatu ramalan
memperkirakan nilai-nilai actual. Tracking signal dihitung sebagai Running Sum of
the Forecast Error (RSFE) dibagi dengan Mean Absolute Deviation (MAD), sebagai
berikut :

MAD
RSFE
Signal Tracking =

( )
MAD
F X
Signal Tracking
n
t
t t
=

=
1
..........................(2.37)
Tracking Signal yang positif menunjukkan bahwa nilai aktual permintaan lebih
besar dari pada ramalan, sedangkan tracking signal yang negative berarti nilai aktual
permintaan lebih kecil dari pada ramalan. Apabila tracking signal telah dihitung, kita
dapat membangun peta control tracking signal sebagaimana halnya dengan peta-peta
control dalam pengendalian proses statistical (statistical process control = SPC),
yang memiliki batas control atas (upper control limit) dan batas control bawah (lower
control limit).

51

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian merupakan suatu proses di mana rangkaian langkah-langkah
dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan dari
masalah yang ada atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan tertentu. Langkah-
langkah yang dilakukan harus serasi dan saling mendukung antara satu dengan yang
lainnya, agar penelitian yang dilakukan mempunyai suatu bobot yang memadai dan
memberikan suatu kesimpulan yang tidak meragukan.
Penelitian dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan melakukan studi lapangan
dan wawancara langsung dengan sumber yang berkaitan dan melakukan studi pustaka
yang berasal dari buku-buku atau referensi yang berhubungan dengan masalah yang
akan dibahas. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, diperlukan suatu urutan
prosedur atau tahapan-tahapan secara sistematik sehingga penelitian ini mampu
menjadi alternatif untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Adapun
urutan prosedur atau tahapan-tahapan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.1. Penelitian Pendahuluan
Tahap awal yang dilakukan dalam suatu penelitian adalah mengadakan
penelitian pendahuluan dengan meninjau langsung untuk mengetahui situasi dan
kondisi dari perusahaan yang akan diteliti, sehingga dapat menentukan masalah yang
akan diangkat menjadi objek penelitian.
52

a. Tinjauan Pustaka
Di maksudkan untuk memberikan informasi sebagai penuntun dalam
memecahkan masalah dan menarik kesimpulan. Tinjauan pustaka ini juga
menjadi dasar bagi kerangka berfikir dalam memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi.
b. Tinjaun Lapangan
Pengambilan data dilakukan dengan datang langsung ke perusahaan
untuk memperoleh data-data sekunder dari literature perusahaan dengan
menggunakan metode deskripsi yang memberikan gambaran atas suatu
keadaan dari hasil suatu perbandingan/analisa sejernih mungkin. Data
tersebut diperoleh dari bagian pengadaan dan produksi yang menangani
masalah persediaan bahan baku plat baja 0,4 mm pada perusahaan
tersebut.

3.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan, adanya masalah mengenai pengendalian
persediaan bahan baku kap lampu yaitu plat baja 0,4 mm di PT. Citilite Buana Putra.
Dari sistem dan metode yang dipakai selama ini terlihat bahwa terdapat pengadaan
stok yang berlebihan dari yang dibutuhkan dalam proses produksinya.




53

3.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil data-data sekunder dari
dokumen perusahaan yaitu melalui bagian pengadaan dan produksi, data-data yang
dikumpulkan adalah :
1. Data permintaan kap lampu dari bulan Januari - Desember 2010
2. Biaya-biaya yang berkaitan dengan pengendalian persediaan bahan baku plat
0,4 mm yaitu biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya-biaya lainnya
yang berkaitan.

3.4. Pengolahan Data
Setelah data-data dikumpulkan mencukupi, maka data tersebut selanjutnya
diolah sebelum diproses (analisis) lebih lanjut, yaitu dengan menghitung persediaan
bahan baku dengan model EOQ Deterministik :
1. Jumlah pemesanan ekonomis.
2. frekuensi pemesanan.
3. Siklus persediaan.
4. Titik pemesanan kembali.
5. Total biaya persediaan.

3.5. Analisis Data
Pada bab ini proses pengolahan data-data aktual dengan melakukan
perhitungan-perhitungan berdasarkan teori pada tinjauan pustaka akan dianalisa
terhadap pengolahan data yang telah dilakukan guna mendapatkan pemecahan
54

masalah yang efektif dan efisien. Teknik Statistik yang pada umumnya digunakan
untuk menganalisis data pada penelitian-penelitian deskripsi ialah dengan
menggunakan table-tabel dan grafik. Analisa yang dilakukan adalah analisa terhadap
hasil perhitungan pengendalian persediaan bahan baku plat baja 0,4 mm dengan
menggunakan model EOQ Deterministik.

3.6. Simpulan Dan Saran
Dari penelitian yang dilakukan maka di dapat suati simpulan berdasarkan
analisa tersebut beserta keterbatasannya serta saran yang akan disampaikan kepada
perusahaan.
Keseluruhan langkah metodologi penelitian di atas secara ringkas dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :











55

































Gambar 3.1 Alur Metodologi Penelitian


Tujuan penelitian :
1. Melakukan pengendalian persediaan
plat baja 0,4 mm sehingga dapat
meminimumkan biaya persediaan
Identifikasi Masalah
Pengumpulan data :
1. Data permintaan kap lampu dari
bulan Juli 2010 - Desember 2010
2. Data biaya pemesanan dan
penyimpanan
Pengolahan Data :
1. Menghitung persediaan bahan baku plat baja
0,4 dengan model EOQ Deterministik.
2. Meramalkan kebutuhan plat baja 0,4 mm
untuk periode Januari 2011 Juni 2011

Simpulan dan Saran
Analisa
Studi Pendahuluan:
1. Wawancara
2. Studi Pustaka
56

BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Data Umum Perusahaan
PT. Citilite Buana Putra (CLBP) merupakan sebuah Perusahaan Swasta
Nasional yang didirikan pada bulan Agustus 1980 di Jakarta. Pada tahun 1991
perusahaan ini mendirikan pabrik di kawasan Depok. Perusahaan ini merupakan
vendor bagi retail-retail komponen elektronik kap lampu TL di Indonesia maupun
vendor bagi pekerjaan-pekerjaan proyek berbagai skala. Produk dibuat oleh CLBP
dikerjakan berdasarkan pesanan pelanggan melalui tender atau pembelian
langsung. Berdasarkan sistem manufaktur, maka CLBP menjalankan strategi
operasi MTO dan MFS. Hal ini dilakukan karena jenis produk yang dibuat
bersifat standar dan massal.

4.1.1. Struktur Organisasi
Dalam menjalankan aktifitas usahanya, CLBP memiliki struktur organisasi
seperti yang tertera pada Gambar IV.1.








57



















Gambar 4.1. Struktur Organisasi CLBP



4.1.2. Deskripsi Kerja Divisi-Divisi di CLBP
Divisi-divisi pada perusahaan CLBP diberi tugas dan kewenangan khusus
sedemikian hingga fungsi parsialnya dapat berkorelasi dan bersinergi sebagai
fungsi integral di dalam tubuh perusahaan sebagai berikut:

4.1.3. Divisi Retail
Bertugas merintis, membina, dan memperluas jaringan pemasaran dengan
retail-retail pemasaran kap lampu. Melakukan market intelejen dengan
menangkap volume kebutuhan setiap titik retail dan melakukan survei terhadap
ketahanan daya saing produknya di tengah produk lain.


Dewan
Komisaris
Direktur Utama
Manager Umum,
Adm & Keuangan
Manager
Marketing
Manager
Produksi
Quality
Control
Divisi
Factory
Gudang Divisi
Retail
Divisi
Projek
Divisi
Pembelian
Divisi Adm
& Umum
58

4.1.4. Divisi Projek
Bertugas membangun jaringan pemasaran berkelas projek. Melakukan
berita acara-berita acara kepesertaan tender dengan institusi penyelenggara tender.

4.1.5. Divisi Procurement
Bertugas mengatur pengadaan bahan baku dan kebutuhan pengadaan
properti perusahaan. Menerima permintaan pengadaan barang. Berkomunikasi
dengan supplier, memilih supplier, menentukan kuantitas dan mengontrol
kedatangan barang.

4.1.6. Divisi Gudang
Bertugas mengawasi dan mengendalikan persediaan bahan baku.
Mengecek jumlah dan kondisi material di gudang secara periodik atau insidential.
Mengatur dan melakukan pencatatan arus keluar masuk bahan baku.

4.1.7. Divisi Factory dan PPC
Bertugas melakukan perencanaan produksi, dan pengendaliannya.
Menyusun jadwal produksi untuk setiap pesanan pelanggan yang telah resmi
diterima dan melakukan pekerjaan fabrikasi.

4.1.8. Divisi QC
Bertugas menjaga kualitas produk. Memilih dan memisahkan produk yang
dibawah standar mutu.

59

4.1.9. Divisi Keuangan (Manager keuangan)
Bertugas melakukan aktifitas keuangan dan akunting. Mencatat dan
melakukan proses penerimaan uang masuk atau pembayaran uang keluar.
Mengatur arus kas dan melakukan penganggaran.

4.1.10. Adm dan Umum
Bertugas melakukan aktivitas administrasi persuratan perusahaan.
Memelihara arsip, mengurus kebutuhan administrasi proyek, melakukan
penjadwalan pengiriman barang, mengurus kebutuhan administrasi dan umum
perusahaan sehari-hari.

4.1.11. Rantai Supplai di CLBP
Rantai suplai antara pelanggan, perusahaan, dan supplier dipetakan pada
gambar 4.2 di bawah ini:






Aliran Pemesanan
Aliran Penyuplaian



Gambar 4.2. Peta Rantai Suplai di CLBP

















Supplier
Plat Baja
Serbuk Cat
Plat Mirror
Plat ST
Kait Reflector
Kardus Packing

Manufaktur
Kap Lampu


CLBP








Pelanggan
Retail
Projek
60



4.1.12. Alur Umum Proses Kerja PT.Citilite Buana Putra

Alur umum proses kerja di CLBP diselenggarakan sebagai berikut:
1) Alur kerja CLBP dimulai dari aktivitas pemasaran berupa penerimaan
order pelanggan sebagai hasil dari tender projek yang dimenangkan
perusahaan, dari penunjukan langsung atau dari pemesanan retailer secara
reguler.
2) Order yang telah diterima itu sebelumnya telah dikonfirmasi ke divisi
factory dan PPC perihal ketersediaan produk jadi yang telah siap (MTS)
atau lead time proses operasi produksi yang hendak dilakukan (MFS) dan
(MTO), namun setelah order dimenangkan, dilakukan konfirmasi ke dua
berupa pengesahan order menjadi Surat Perintah Kerja.
3) Selanjutnya pihak factory akan melakukan perencanaan kebutuhan bahan
baku sesuai kuantitas order dan Bill of Material produk. Perencanaan
kebutuhan bahan baku dikirimkan kepada bagian gudang sebagai
permintaan bahan baku.
4) Divisi gudang menyediakan bahan baku yang diminta, dan diberikan
kepada divisi factory.
5) Divisi factory melakukan proses produksi sesuai perencanaan penjadwalan
produksi mulai dari unit produksi potong, pon, tekuk, las, cat, hingga
packing.
6) Barang jadi dikirimkan ke pelanggan.


72

BAB V
ANALISIS DATA

5.1. Perhitungan Pengendalian Persediaan bahan baku plat baja0,4 mm
dengan Metode EOQ Deterministik Periode Januari sampai dengan
Desember 2011.
a. Kebutuhan plat baja 0,4 mm (D) = 15.136,86 lembar/tahun

b. Biaya pemesanan (A) = Rp. 300.000/pemesanan
c. Biaya penyimpanan (i) = Rp. 34.286/unit/tahun
d. Harga plat baja (C) = Rp. 100.000/lembar
e. Lead time = 6 hari
1. Jumlah pemesanan ekonomis ( Q )
Q = _
2 x A x


= _
2 x 300000 x 15136,86
34286

= 514,68 lembar

2. Frekuensi pemesanan ( f )
f =

Q

=
15136,86
514,68

= 29,4 29 Kali
73

3. Waktu pemesanan optimal (T)
T = W x
Q


= 300 x
514,68
15136,86

= 10,20 10 hari

4. Titik pemesanan kembali (R)
Kebutuhan satu tahun = 15136,86 lembar, maka
Kebutuhan per bulan = 15136,86/12
= 1261,41 lembar/bulan
Kebutuhan per hari = 1261,41/25
= 50,45 50 lembar/hari

Jadi, Reoder point (R) = L< t
= L x dL
= 6 x 50
= 300 lembar
5. Biaya-biaya persediaan
1). Biaya pemesanan
= A x


= 300.000 x
15136,86
514,68

= Rp. 8.823.071,-
74

2). Biaya penyimpanan
= i x
Q
2

= 34.286 x
514,68
2

= Rp. 8.823.159,-
6. Total biaya persediaan (TC)
7. IC = A x j

[ + i x j

2
[ +xC
= 300.000 x
15136,86
514,68
+ 34.286 x
514,68
2
+ (15136,86 x 100.000)
= 8.823.071 + 8.823.159 + 1.513.686.000
= Rp. 1.531.332.230,-/tahun

Tingkat Persediaan (Ton)


q=514,68


R = 300



L = 6 waktu (hari)

t = 10 t = 10
75

Gambar 5.1 Waktu Siklus Plat baja 0,4 mm

Gambar 5.2 Grafik Economic Order Quantity (EOQ)

Tabel 5.1 Hasil perhitungan dengan metode EOQ
No Jenis Bahan
Baku
Kebutuhan
bahan baku
satu tahun
Frekuensi
pemesanan
satu tahun
Reoder
Point
Total biaya
persediaan
satu tahun.
1 Plat baja 0,4 mm 15136,86 29 300 RP. 1.531.332.230,-

Berdasarkan hasil perhitungan pengendalian bahan baku plat baja 0,4 mm
didapat, bahwa kebutuhan bahan baku selama periode bulan Januari 2011 sampai
dengan Desember 2011 yaitu sebesar 15136,86 lembar, dengan frekwensi
pemesanan sebanyak 29 kali dalam satu tahun. Perusahaan melakukan pemesanan
kembali (Reoder Point) pada saat posisi stok mencapai 300 lembar. Maka total
biaya persediaan bahan baku yang dikeluarkan perusahaan pada periode Januari
2011 sampai Desember 2011 untuk memenuhi kebutuhan persediaan bahan baku
plat baja 0,4 mm meliputi biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya bahan
baku, maka total biaya persediaan yang dikeluarkan adalah sebesar Rp.
1.531.332.230,-.
0.00
5,000,000.00
10,000,000.00
15,000,000.00
20,000,000.00
25,000,000.00
30,000,000.00
35,000,000.00
40,000,000.00
129 386 643 901 1,158 1,415
Units
Ordering Cost
Carrying Cost
Total Cost
76


5.2. Perhitungan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Plat Baja 0,4 mm
Dengan Metode Perusahaan.

1. Rata-rata kebutuhan bahan baku plat baja 0,4 mm
(D) = D / 2
= 15.136,86 / 2
= 7.568,43 lembar

2. Biaya-Biaya persediaan
1). Biaya pemesanan
= A x


= 300.000 x
15136,86
514,68

= Rp. 8.700.000,-
2). Biaya penyimpanan
= i x ( D / f )
= 34.286 x ( 15.136,86 / 29)
= Rp. 17.895.944,-
3). Total harga plat baja 0,4 mm
= Harga bahan baku plat baja 0,4 mm x kebutuhan bahan baku
= Rp. 100.000,- x 15.136,86 lembar
= Rp. 1.523.686.000,-
3. Total Biaya Persediaan (TC)
4. IC = A x j

[ + i x j

]
[ +xC
77

= 300.000 x
15136,86
514,68
+ 34.286 x(15.136,86/29)+(15136,86 x 100.000)
= 8.823.071 + 17.895.944 + 1.513.686.000
= Rp. 1.540.281.944,-/tahun

Dari hasil perhitungan pengendalian dengan metode yang diterapkan
diperusahaan dapat dilihat total biaya perusahaan selama 1 periode (tahun) yang
harus dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp. 1.540.281.944,-. Umtuk itulah
sebagai pembanding dalam menentukan penggunaan metode EOQ (Economic
Order Quantity) dapat diterapkan pada PT. Citilite Buana Putra dapat dilihat dari
besarnya biaya persediaan selama satu tahun, karena semakin kecil total biaya
persediaan yang dikeluarkan maka semakin baik metode pengendalian persediaan
itu dapat digunakan.

Tabel. 5.2. Tabel Perbandingan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Plat Baja
0,4 mm Metode Perusahaan dengan Metode EOQ
No Jenis
Bahan Baku
Kebutuhan
bahan baku
satu tahun
Dengan Metode
Perusahaan
Dengan Metode
EOQ
Selisih
1 Plat baja 0,4 mm 15.136,86 RP. 1.540.281.944 RP. 1.531.332.230 RP. 8.949.714,-


Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dengan perhitungan yang
dilakukan perusahaan total biaya persediaan yang dikeluarkan selama 1 periode
(tahun) untuk pengadaan bahan baku adalah sebesar Rp. 1.540.281.944,- dan
dengan menggunakan metode EOQ adalah sebesar Rp. 1.531.332.230,-. Sehingga
78

perusahaan dapat meminimalkan biaya pengadaan bahan baku untuk proses
produksi kap lampu dengan efisiensi biaya sebesar Rp. 8.949.714,-.
76

BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat diambil suatu
simpulan sebagai berikut :
1. Analisis peramalan (forecasting) dan pengendalian persediaan bahan baku
dengan metode EOQ (Economic Order Quantity) Deterministik pada produksi
kap lampu di PT. Citilite Buana Putra yaitu perhitungan peramalan
permintaan bahan baku plat baja 0,4 mm dengan menggunakan program
excel, diperoleh hasil yang terbaik menggunakan Metode Moving Average
dengan n = 4 karena mempunyai tingkat peramalan terkecil yaitu 21,75 %,
dan hasil peramalan digunakan sebagai data aktual pada bulan Januari
Desember 2011.
2. Berdasarkan perhitungan pengendalian persediaan bahan baku plat baja 0,4
mm yaitu sebesar 15.136,86 lembar.
3. Frekuensi pembelian bahan baku plat baja 0,4 mm bila menggunakan metode
EOQ (Economic Order Quantity) Deterministik adalah 29 kali pembelian
bahan baku dalam 1 periode (tahun).
4. Jumlah pemesanan ekonomis (Q) setiap kali pesan adalah sebanyak 514,68
lembar dengan waktu antar pemesanan (t) selama 10 hari.
77

5. Batas atau titik pemesanan kembali (R) bahan baku yang dibutuhkan
perusahaan adalah 300 lembar.
6. Total biaya persediaan (TC) bahan baku plat baja 0,4 mm untuk bulan Januari-
Desember 2011 adalah sebesar Rp. 1.531.332.230,-.

6.2. Saran
Berdasarkan simpulan diatas, maka peneliti dapat memberikan saran kepada
perusahaan sebagai bahan pertimbangan adalah :
1. Perusahaan sebaiknya meninjau kembali kebijakan persediaan bahan baku
yang selama ini dilakukan perusahaan, apakah tahun berikutnya akan
melakukan peningkatan jumlah kapasitas produksi untuk meningkatkan
margin yang diperoleh perusahaan.
2. Perusahaan sebaiknya menentukan supplaier yang tetap agar tidak terjadi
keterlambatan pengiriman bahan baku untuk menghindari resiko kehabisan
bahan baku sehingga dapat meminimalisasi biaya bahan baku bagi
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Assauri, Sofjan. Manajemen Produksi dan Operasi, Jakarta : Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1999
2. Biegel, John E. Pengendalian Produksi : Suatu Pendekatan Kuantitatif,
Jakarta: Akademika Pressindo, 1992.
3. Baroto, Teguh .Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2002
4. Indrajit, Richardus Eko., Djokopranoto, Richardus. Manajemen
Persediaan, Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia, 2003.
5. Kusuma, Hendra. Perencanaan dan Pengendalian Produksi, yogyakarta :
ANDI, 2001.
6. Nasution, Arman Hakim. Perencanaan dan Pengendalian Produksi,
Surabaya : Guna Widya, 2003.
7. T. Hani Handoko, Manajemen Produksi dan Operasi, Yogyakarta: BPFE,
1999.
8. Yamit, Zulian. Manajemen Persediaan, Yogyakarta : Ekonosia FE UI,
1999.

Perhitungan Peramalan Dengan Menggunakan Metode Moving Average n = 3


MovingAverage n=3
Bulan A(t) F(t) f(t) |A(t)f(t)| (A(t)f(t))^2 |(A(t)f(t))/A(t)| f(t)A(t) MR
1 521,00
2 1187,00
3 1501,00 1069,67
4 1042,00 1243,33 1069,67 27,67 765,44 0,03 27,67
5 976,00 1173,00 1243,33 267,33 71467,11 0,27 267,33 239,67
6 1455,00 1157,67 1173,00 282,00 79524,00 0,19 282,00 549,33
7 1396,00 1275,67 1157,67 238,33 56802,78 0,17 238,33 43,67
8 1065,00 1305,33 1275,67 210,67 44380,44 0,20 210,67 449,00
9 690,00 1050,33 1305,33 615,33 378635,11 0,89 615,33 404,67
10 1410,00 1055,00 1050,33 359,67 129360,11 0,26 359,67 975,00
11 1405,00 1168,33 1055,00 350,00 122500,00 0,25 350,00 9,67
12 1235,00 1350,00 1168,33 66,67 4444,44 0,05 66,67 283,33

1350,00 MAD= MSE= MAPE= MRbar= 422,05


268,63 98653,27 0,26 UCL= 1122,65

LCL= 1122,65
A= 747,02
747,02
B= 375,62
375,62

Grafik Hasil Peramalan Dengan Menggunakan Metode Moving Average n = 3


Perhitungan Peramalan Dengan Menggunakan Metode Moving Average n = 4


MovingAverage n=4
Bulan A(t) F(t) f(t) |A(t)f(t)| (A(t)f(t))^2 |(A(t)f(t))/A(t)| f(t)A(t) MR
1 521,00
2 1187,00
3 1501,00
4 1042,00 1062,75
5 976,00 1176,50 1062,75 86,75 7525,56 0,09 86,75
6 1455,00 1243,50 1176,50 278,50 77562,25 0,19 278,50 365,25
7 1396,00 1217,25 1243,50 152,50 23256,25 0,11 152,50 126,00
8 1065,00 1223,00 1217,25 152,25 23180,06 0,14 152,25 304,75
9 690,00 1151,50 1223,00 533,00 284089,00 0,77 533,00 380,75
10 1410,00 1140,25 1151,50 258,50 66822,25 0,18 258,50 791,50
11 1405,00 1142,50 1140,25 264,75 70092,56 0,19 264,75 6,25
12 1235,00 1185,00 1142,50 92,50 8556,25 0,07 92,50 172,25
13 1185,00 MAD= MSE= MAPE= MRbar= 357,79
14 1308,75 227,34 70135,52 21,75 UCL= 951,73
15 1283,44

LCL= 951,73
16 1253,05 A= 633,29
17 1257,56 633,29
18 1268,20 B= 318,43
19 1265,56 318,43
20 1261,09
21 1263,10
22 1264,49
23 1263,56
24
1263,06
3

Grafik Hasil Peramalan Dengan Menggunakan Metode Moving Average n = 3

Perhitungan Peramalan Dengan Menggunakan Metode Double Moving Average n = 2


DoubleMovingAverage n= 2
Bulan A(t) S'(t) S"(t) a(t) b(t) f(t) |A(t)f(t)| (A(t)f(t))^2 |(A(t)f(t))/A(t)| f(t)A(t) MR
1 521,00
2 1187,00 854,00
3 1501,00 1344,00 1099,00 1589,00 490,00
4 1042,00 1271,50 1307,75 1235,25 72,50 1099,00 57,00 3249,00 0,05 57,00
5 976,00 1009,00 1140,25 877,75 262,50 1307,75 331,75 110058,06 0,34 331,75 274,75
6 1455,00 1215,50 1112,25 1318,75 206,50 1140,25 314,75 99067,56 0,22 314,75 646,50
7 1396,00 1425,50 1320,50 1530,50 210,00 1112,25 283,75 80514,06 0,20 283,75 31,00
8 1065,00 1230,50 1328,00 1133,00 195,00 1320,50 255,50 65280,25 0,24 255,50 539,25
9 690,00 877,50 1054,00 701,00 353,00 1328,00 638,00 407044,00 0,92 638,00 382,50
10 1410,00 1050,00 963,75 1136,25 172,50 1054,00 356,00 126736,00 0,25 356,00 994,00
11 1405,00 1407,50 1228,75 1586,25 357,50 963,75 441,25 194701,56 0,31 441,25 85,25
12 1235,00 1320,00 1363,75 1276,25 87,50 1228,75 6,25 39,06 0,01 6,25 435,00
13

1188,75 MAD= MSE= MAPE= MRbar= 484,04


298,25 120743,28 28,22 UCL= 1287,54

LCL=

1287,54
A= 856,74
856,74
B= 430,79
430,79

Grafik Hasil Peramalan Dengan Menggunakan Metode Double Moving Average n = 2


Perhitungan Peramalan Dengan Menggunakan Metode Double Moving Average n = 3



DoubleMovingAverage n= 3
Bulan A(t) S'(t) S"(t) a(t) b(t) f(t) |A(t)f(t)| (A(t)f(t))^2 |(A(t)f(t))/A(t)| f(t)A(t) MR
1 521,00
2 1187,00
3 1501,00 1069,67
4 1042,00 1243,33
5 976,00 1173,00 1162,00 1184,00 22,00
6 1455,00 1157,67 1191,33 1124,00 67,33 1162,00 293,00 85849,00 0,20 293,00
7 1396,00 1275,67 1202,11 1349,22 147,11 1191,33 204,67 41888,44 0,15 204,67 88,33
8 1065,00 1305,33 1246,22 1364,44 118,22 1202,11 137,11 18799,46 0,13 137,11 341,78
9 690,00 1050,33 1210,44 890,22 320,22 1246,22 556,22 309383,16 0,81 556,22 419,11
10 1410,00 1055,00 1136,89 973,11 163,78 1210,44 199,56 39822,42 0,14 199,56 755,78
11 1405,00 1168,33 1091,22 1245,44 154,22 1136,89 268,11 71883,57 0,19 268,11 68,56
12 1235,00 1350,00 1191,11 1508,89 317,78 1091,22 143,78 20672,05 0,12 143,78 124,33
13

1667,78 MAD= MSE= MAPE= MRbar= 359,58


257,49 84042,59 24,85 UCL= 956,48

LCL= 956,48
A= 636,45
636,45
B= 320,02
320,02

7

Grafik Hasil Peramalan Dengan Menggunakan Metode Double Moving Average n = 3



Perhitungan Peramalan Dengan Menggunakan Metode Weighted Moving Average n = 0,17; 0,33; 0,5
WeightedMovingAverage
W(t)= 0,17 0,33 0,5
Bulan A(t) F(t) f(t) |A(t)f(t)| (A(t)f(t))^2 |(A(t)f(t))/A(t)| f(t)A(t) MR
1 521,00
2 1187,00
3 1501,00 1233,00
4 1042,00 1219,17 1233,00 191,00 36481,00 0,18 191,00
5 976,00 1085,50 1219,17 243,17 59130,03 0,25 243,17 52,17
6 1455,00 1226,50 1085,50 369,50 136530,25 0,25 369,50 612,67
7 1396,00 1345,67 1226,50 169,50 28730,25 0,12 169,50 200,00
8 1065,00 1240,33 1345,67 280,67 78773,78 0,26 280,67 450,17
9 690,00 932,67 1240,33 550,33 302866,78 0,80 550,33 269,67
10 1410,00 1112,50 932,67 477,33 227847,11 0,34 477,33 1027,67
11 1405,00 1287,50 1112,50 292,50 85556,25 0,21 292,50 184,83
12 1235,00 1320,83 1287,50 52,50 2756,25 0,04 52,50 345,00
13

1320,83 MAD= MSE= MAPE= MRbar= 448,88


291,83 106519,08 27,22 UCL= 1194,02

LCL= 1194,02
A= 794,52
794,52
B= 399,50
399,50

Grafik Hasil Peramalan Dengan Menggunakan Metode Weighted Moving Average n = 0,17; 0,33; 0,5

1
0

Perhitungan Peramalan Dengan Menggunakan Metode Weighted Moving Average n = 0,10; 0,20; 0,30; 0,40

WeightedMovingAverage
W(t) = 0,10 0,20 0,3 0,4
Bulan A(t) F(t) f(t) |A(t)f(t)| (A(t)f(t))^2 |(A(t)f(t))/A(t)| f(t)A(t) MR
1 521,00
2 1187,00
3 1501,00
4 1042,00 1156,60
5 976,00 1121,90 1156,60 180,60 32616,36 0,19 180,60
6 1455,00 1233,30 1121,90 333,10 110955,61 0,23 333,10 513,70
7 1396,00 1294,30 1233,30 162,70 26471,29 0,12 162,70 170,40
8 1065,00 1233,40 1294,30 229,30 52578,49 0,22 229,30 392,00
9 690,00 1020,20 1233,40 543,40 295283,56 0,79 543,40 314,10
10 1410,00 1123,60 1020,20 389,80 151944,04 0,28 389,80 933,20
11 1405,00 1229,50 1123,60 281,40 79185,96 0,20 281,40 108,40
12 1235,00 1266,50 1229,50 5,50 30,25 0,00 5,50 275,90
13

1266,50 MAD= MSE= MAPE= MRbar= 451,28


265,73 93633,20 25,38 UCL= 1200,41

LCL= 1200,41
A= 798,77
798,77
B= 401,64
401,64

1
1

Grafik Hasil Peramalan Dengan Menggunakan Metode Weighted Moving Average n = 0,10; 0,20; 0,30; 0,40

1
2

Perhitungan Peramalan Dengan Menggunakan Metode Single Exponential Smoothing = 0,5


SingleExponentialSmoothing = 0,5
Bulan A(t) F(t) f(t) |A(t)f(t)| (A(t)f(t))^2 |(A(t)f(t))/A(t)| f(t)A(t)
1 521,00 521,00
2 1187,00 854,00 521,00 666,00 443556,00 0,56 666,00
3 1501,00 1177,50 854,00 647,00 418609,00 0,43 647,00 19,00
4 1042,00 1109,75 1177,50 135,50 18360,25 0,13 135,50 782,50
5 976,00 1042,88 1109,75 133,75 17889,06 0,14 133,75 1,75
6 1455,00 1248,94 1042,88 412,13 169847,02 0,28 412,13 545,88
7 1396,00 1322,47 1248,94 147,06 21627,38 0,11 147,06 265,06
8 1065,00 1193,73 1322,47 257,47 66290,16 0,24 257,47 404,53
9 690,00 941,87 1193,73 503,73 253748,32 0,73 503,73 246,27
10 1410,00 1175,93 941,87 468,13 219148,33 0,33 468,13 971,87
11 1405,00 1290,47 1175,93 229,07 52471,42 0,16 229,07 239,07
12 1235,00 1262,73 1290,47 55,47 3076,57 0,04 55,47 284,53
13

1262,73 MAD= MSE= MAPE= MRbar= 417,83


332,30 153147,59 28,64 UCL= 1111,42

LCL= 1111,42
A= 739,56
739,56
B= 371,87
371,87

1
3

Grafik Hasil Peramalan Dengan Menggunakan Metode Single Exponential Smoothing = 0,5

1
4

Perhitungan Peramalan Dengan Menggunakan Metode Double Exponential Smoothing = 0,5


DoubleExponentialSmoothing = 0,5
Bulan A(t) F(t) F'(t) f(t) |A(t)f(t)| (A(t)f(t))^2 |(A(t)f(t))/A(t)| f(t)A(t) MR
1 521,00 521,00 521,00
2 1187,00 854,00 687,50 521,00 666,00 443556,00 0,56 666,00
3 1501,00 1177,50 932,50 687,50 813,50 661782,25 0,54 813,50 147,50
4 1042,00 1109,75 1021,13 932,50 109,50 11990,25 0,11 109,50 704,00
5 976,00 1042,88 1032,00 1021,13 45,13 2036,27 0,05 45,13 154,63
6 1455,00 1248,94 1140,47 1032,00 423,00 178929,00 0,29 423,00 468,13
7 1396,00 1322,47 1231,47 1140,47 255,53 65296,22 0,18 255,53 167,47
8 1065,00 1193,73 1212,60 1231,47 166,47 27711,84 0,16 166,47 422,00
9 690,00 941,87 1077,23 1212,60 522,60 273112,39 0,76 522,60 356,13
10 1410,00 1175,93 1126,58 1077,23 332,77 110732,96 0,24 332,77 855,37
11 1405,00 1290,47 1208,53 1126,58 278,42 77515,48 0,20 278,42 54,35
12 1235,00 1262,73 1235,63 1208,53 26,47 700,90 0,02 26,47 251,94
13

1235,63 MAD= MSE= MAPE= MRbar= 397,95


330,85 168487,60 0,28 UCL= 1058,54

LCL= 1058,54
A= 704,36
704,36
B= 354,17
354,17

1
5

Grafik Hasil Peramalan Dengan Menggunakan Metode Double Exponential Smoothing = 0,5

1
6

POSISI STOCK BAHAN BAKU


TAHUN 2010
Plat 0.4X4X8


Tgl SPK Nama Barang
Qty Bahan Baku Saldo
Barang Masuk Keluar Bahan Baku
JANUARY SALDO 150,58
19 3255II RM218AL 60 7,7 142,88
19 3263III KV218 60 3,7 139,18
19 3264 TKO236 60 12 127,18
19 3271 TKI236 60 13,6 113,58
19 3257 KV236 100 11,7 101,88
19 3276 IBAST218 2 0,29 101,59
20 3252I TKO218 60 6,10 95,49
20 3271 TKIK218 120 20,50 74,99
20 3272 RMSM118ST 20 2,40 72,59
20 3273 TKI336 148 52,75 19,84
21 3266III BLKTGS136 60 4,70 15,14
21 3264 TKO118 120 12,30 2,84
22 SJ10010008 250 252,84
22 3273 TKI236 120 27,13 225,715
22 3274 TKI436 6 2,32 223,395
22 3275I RMSM236AL 30 6,60 216,795
23 3262II RMSM236ST 30 6,60 210,195
23 3257 RMSM218ST 20 2,50 207,695
23 3271 TKI136 60 13,60 194,095
23 3275 RMSM218AL 30 3,70 190,395
23 3276 RMK218ST 60 7,50 182,895
23
3275II RMSM236AL 30 6,60 176,295
1

25 3267 RMSM236ST 40 8,80 167,495


25 3272 TKJL136 60 11,30 156,195
25 3274 BLKTGS136 120 9,20 146,995
25 3275 BLKTGS136BATNIC 9 0,75 146,245
25 3277 OBABNG218 30 4,50 141,745
25 3277 RMSM218ST 60 7,35 134,395
25 3280 TKI236 60 13,60 120,795
26 SJ10010009 250 370,795
26 3263III TKO136 180 35,80 334,995
26 3277I BLKTGS136 150 11,70 323,295
26 3279 IBKAPRIS4X18 7 2,00 321,295
26 3279 IBABNG136UK:2X 30 8,00 313,295
27 3281 TKO336 3 0,75 312,545
27 3258II RM236ST 60 13,50 299,045
27 3267 IBASUSU236 20 5,00 294,045
27 3277II BLKTGS136 360 28,00 266,045
27 3278I KV236 150 17,50 248,545
27 3280 RM118ALuk:2X 3 0,40 248,145
27 3280 RMK136ALUK:2X 4 0,90 247,245
28 3265 RM236AL 60 13,50 233,745
28 3242 TKJL236 60 12,00 221,745
28 3267 BLKTGS118 120 4,90 216,845
28 3273 TKI136 60 13,50 203,345
28 3274I IBABNG218 30 4,20 199,145
29 3259 RMK236AL 60 12,60 186,545
29 3281 TKIK218 60 10,00 176,545
29 3283 IBKABNG236UK:4X 4 1,85 174,695
29
3272 TKJL118 60 6,13 168,57
2

29 3281 RMK418AL 5 1,10 167,47


30 3264II TKO236 60 12,00 155,47
30 3285 TKO236 60 12,00 143,47
30 3283 TKI236 60 13,60 129,87
30 3282 IBABNG418REFST 1 0,25 129,62
30 3282 IBABNG236REFST 2 0,50 129,12
30 SJ:10010019 250 379,12
FEBRUARY SALDO 379,12
1 SJ:062A/CR/KMS/I/RW/10 361 740,12
1 SJ:062B/CR/KMS/I/RW/10 370 1110,12
1 3207II KV136 60 9,40 1100,72
1 3278II KV236 150 17,50 1083,22
2 3284 RMSM236ST 30 6,80 1076,42
2 3284 RMSM218ST 60 7,35 1069,07
2 3285 TKO236 60 12,00 1057,07
2 3286 OBABNG218 40 6,00 1051,07
2 3287 TKOT53X28 100 19,75 1031,32
2 SJ:23/CBP/II/10 200,00 831,32
3 3274II IBABNG218 30 4,30 827,02
3 3278 RM218ST 60 7,70 819,32
3 3279 RM218AL 60 7,70 811,62
3 3286 IBABNG236 30 7,50 804,12
3 3287 TKI236 60 13,60 790,52
3 3287I TKO136 60 11,80 778,72
4 3283 RM236ST 60 13,50 765,22
4 3288 TKIMIRROR118 26 2,95 762,27
4 3290 TKI336 15 5,25 757,02
4
3290 IBABNG236 40 10,00 747,02
3

4 3290 1BAST236 4 1,00 746,02


5 3252II TKO218 60 6,13 739,895
5 3288 RMSM236ST 30 6,80 733,095
5 3288 TKO236 120 24,00 709,095
5 3289 TKI236 60 13,60 695,495
6 3278 KV118 60 4,90 690,595
6 3285 RMK236ST 60 12,60 677,995
6 3287II TKO136 60 11,70 666,295
8 3285 KV236 300 35,00 631,295
8 3289 RMSM236AL 30 6,70 624,595
8 3289 RMSM218AL 30 3,63 620,965
8 3291 RMSM236ST 30 6,70 614,265
8 3293 RMKEXO218AL 1 0,11 614,154
9 3291 TKI236 60 13,60 600,554
9 3292 TKO136 120 23,60 576,954
9 3292 TKO236 120 23,75 553,204
9 3294 RMK436ST 1 0,37 552,834
9 3295 IBABNG236FULLMIRROR 1 0,25 552,584
9 3295 IBKABNG236FULLMIRROR 1 0,27 552,314
10 3264 TKI218 60 7,50 544,814
10 3292 RM236ST 60 13,30 531,514
10 3293 TKI136 60 13,50 518,014
10 3296 TKI236 60 13,50 504,514
10 3297 RM418ST 15 3,75 500,764
10 3298 RMO318ST 4 0,60 500,164
11 3293II RMKEXO218AL 51 5,60 494,564
11 3293I RMKEXO418ST 170 34,00 460,564
12
3293II RMKEXO418ST 90 18,10 442,464
4

12 3294I IBABNG236 40 10,00 432,464


12 3301 BLKTGS136 90 7,00 425,464
12 3301 BLKTGS118TLS 10 0,40 425,064
12 3301 BLKTGS136TLS 30 2,34 422,724
13 3296 TKI218 60 7,60 415,124
13 3298 TKI218 60 7,60 407,524
13 3298 TKI236 60 13,60 393,924
13 3302 RMK236M5 21 4,45 389,474
13 3302 TKIK236TLS 22 6,10 383,374
15 3300 IBASUSU236 30 7,50 375,874
15 3303 IBAST218 260 37,20 338,674
15 3303 TKI136TTRMIRROR 63 12,10 326,574
16 3268 RM236AL 60 13,50 313,074
16 3295 RM236ST 60 13,50 299,574
16 3299 RM218ST 60 7,70 291,874
17 3303 IBAST236 104 26,00 265,874
17 3307 RMOSM218AL 26 3,50 262,374
18 SJ060/CR/KMS/II/RW/10 472 734,374
18 3304I TKI136 60 13,60 720,774
18 3304I TKI118 60 7,62 713,154
18 3305 RMK336ST 31 11,50 701,654
18 3306 IBKABNG236FULLMIRROR 4 1,10 700,554
19 3304II TKI136 120 27,00 673,554
19 3304II TKI118 60 7,62 665,934
20 3304 IBKASUSU418 20 5,80 660,134
20 3305 RMK218ST 30 3,70 656,434
20 3260I RMK236AL 60 12,60 643,834
20
3269 TKI218 60 7,70 636,134
5

22 3302 TKI236 60 13,60 622,534


22 3304III TKI118 60 7,70 614,834
22 3305I TKI236 60 13,60 601,234
22 3307 TKO236 60 12,00 589,234
22 3309 RMBEDUK2XG:ST,AL,CP 5 0,37 588,864
23 3309 RMEXO236AL 2 0,42 588,444
23 3296 TKI136 2 0,50 587,944
23 3304III TKI136 60 13,60 574,344
23 3306I BLKTGS136 60 4,70 569,644
23 3308 TKO136 60 11,80 557,844
24 3304IV TKI136 60 13,60 544,244
24 3297 TKJL136 60 11,50 532,744
24 3305II TKI236 60 13,60 519,144
24 3306 RM218ST 60 7,70 511,444
24 3306II BLKTGS136 60 4,70 506,744
24 3309 TKO336 10 2,60 504,144
24 3310 TKI236 60 13,60 490,544
25 3260II RMK236AL 60 12,60 477,944
25 3307 TKI218 60 7,70 470,244
25 3310 OBASUSU218 20 3,00 467,244
25 3311II KV236 150 17,50 449,744
27 3313 TKOT5128 1 0,12 449,624
27 3313 TKOT3228 1 0,14 449,484
27 3300 TKO218 60 6,50 442,984
27 3308 TKO236 120 24,00 418,984
27 3310 TKO136 120 23,80 395,184
MARCH SALDO 395,184
1
3300 TKO118 60 6,50 388,684
6

1 3311II KV236 150 17,50 371,184


1 3314I RMSM236ST 30 6,70 364,484
1 3314 TKO136SYPU 108 21,00 343,484
2 3311 IBABNG136UK;2X 3 0,83 342,654
2 3312I TKO136 120 23,80 318,854
2 3314 TKO236SYPU 108 21,00 297,854
2 3315I TKO218 120 12,70 285,154
2 3319 RMO218AL 10 1,50 283,654
2 3320 RMSM136ST 10 2,10 281,554
2 3320 TKI136UKLL:17CM 1 0,17 281,384
2 3314II RMSM236ST 30 6,8 274,584
3 3311 KV136 60 9,40 265,184
3 3299 RM236AL 60 13,50 251,684
3 3312 TKO236 180 36,00 215,684
3 3312 RM218ST 60 7,70 207,984
3 3321 OBABNG236 10 2,70 205,284
3 3321 OBABNG218 60 8,70 196,584
3 3323 TKI136TTRMIRROR 1 0,20 196,384
3 3323 KV236TANPLBGSTSTEBE 1 0,12 196,267
4 3312II TKO136 60 11,80 184,467
4 3316 TKI236 120 27,00 157,467
4 3299 RM218AL 60 7,70 149,767
4 3317 TKO136 120 23,75 126,017
4 3323 TKIK418FMIR 1 0,28 125,742
4 3324 RMKEXO418AL 1 0,20 125,542
4 3319 KV218 60 3,70 121,842
5 3312III TKO136 60 11,70 110,142
5
3315II TKO218 120 12,40 97,742
7

5 3316 TKO118 120 12,30 85,442


5 3316 TKI136 60 13,60 71,842
5 3317 TKO236 120 23,80 48,042
5 3325 KV236TANPLBGSTSTEBE 1 0,117 47,925
6 3318 RM236ST 60 13,5 34,425
6 3326 TKOT5128 60 7,20 27,225
6 3326 TKIK318 8 2,20 25,025
8 SJ025/CR/KMS/III/RW/10 519 544,025
8 3317 RM218AL 60 7,7 536,325
8 3318I RM218ST 60 7,7 528,625
8 3284 IBASUSU218 30 4,3 524,325
8 3324 RMK236AL 60 12,7 511,625
9 3327 RMSM218ST 30 3,8 507,825
9 3327 RMSM136ST 12 2,5 505,325
9 3327 RMSM118ST 6 0,7 504,625
9 3318I RM236AL 60 13,5 491,125
9 3320 TKO136 60 11,7 479,425
9 3322 TKJL118 60 6 473,425
9 3322 RMSM236AL 30 6,8 466,625
9 3324 RMK218AL 30 3,7 462,925
9 3325III RMO236AL 40 10,5 452,425
9 3328 RMK218AL 20 2,5 449,925
10 3330 TKIK418 1 0,27 449,655
10 3325II RMO236AL 80 21 428,655
10 3328 KV236BEBELBGKTGH 264 30,8 397,855
10 3328I KV236 150 17,5 380,355
10 3329 IBANBG218FULLMIR 3 0,42 379,935
11
SJ49/CBP/III/10 50 329,935
8

11 3325III RMO236AL 50 13,1 316,835


11 3326 RMO236ST 40 10,5 306,335
11 3322 TKI236 60 13,5 292,835
11 3329 RMSM218ST 30 3,6 289,235
11 3331 RMK436ST 12 4,4 284,835
11 3332 RM418ST 8 2 282,835
11 3332 TKO436 5 1,36 281,475
12 3328II KV236 150 17,5 263,975
12 3331I RMSM236ST 60 13,3 250,675
12 3333 TKI236FM 22 4,91 245,765
12 3333 RMK336ST 15 5,6 240,165
13 3334 TKJL236 60 12,8 227,365
13 3331II RMSM236ST 60 13,3 214,065
13 3335 RMO336ST 7 2,3 211,765
15 3334 TKJL136 60 11,2 200,565
15 3335 KV136 60 9,3 191,265
15 3335 RMEXO236ST 80 16,8 174,465
15 3336I RMSM236AL 30 6,5 167,965
15 3336 RMK236STFM 1 0,21 167,755
17 3337 TKO136TLSEBEPHILIPS 300 59,5 108,255
18 3337 TKO136TLSEBEPHILIPS 145 28,5 79,755
18 3334 RMK236AL 60 12,6 67,155
18 3294II IBABNG236 40 10 57,155
18 3336II RMSM236AL 30 6,6 50,555
18 3336 RMSM236ST 60 13,2 37,355
18 3337 TKOT5128 15 1,8 35,555
18 3338 IBABNG136UK:2XFM 60 13,2 22,355
18
3338I IBABNG236FM 50 10,5 11,855
9

19 SJ064/CR/KMS/III/RW/10 675 686,855


19 3337 TKO136 120 23,7 663,155
19 3338II IBABNG236FM 174 36,6 626,555
20 3308 RMK236ST 60 12,6 613,955
20 3339 TKOT5128 100 12 601,955
20 3339 TKOT5228 70 9,8 592,155
20 3340 TKO236FM 36 3 589,155
22 3319 IBASUSU236 30 7,5 581,655
22 3338I IBABNG236 5 1,25 580,405
22 3339 BLKTGS136 120 9,2 571,205
22 3340 TKO136FM 26 2,2 569,005
22 3341 BLKT5121 1 0,059 568,946
22 3341 BLKT5128 1 0,08 568,866
22 3341 BLKT5135 1 0,087 568,779
22 3342 OBASUSU236 20 5,2 563,579
23 SJ58/CBP/III/10SMKICBNG 100 463,579
23 3340 RM236ST 60 13,5 450,079
23 3318II RM218ST 60 7,6 442,479
23 3342 TKJL136 60 11,2 431,279
23 3342 TKI236FM 4 0,8 430,479
24 3338II IBABNG236 35 8,75 421,729
24 3343I KV136 60 9,4 412,329
24 3344 TKI136UKLL:17CM 20 3,6 408,729
24 3344 OBABNG136UK:2X 10 2,6 406,129
24 3344 TKO236FM 16 1,4 404,729
24 3345 RMSM218AL 30 3,62 401,109
24 3345 RM218AL 60 7,7 393,409
25
3318 RM236AL 60 13,5 379,909
1
0

25 3343 TKJL236 60 12 367,909


25 3345 RM236ST 60 13,5 354,409
25 3346 RMSM218ST 30 3,6 350,809
25 3346 IBASUSU218 40 5,8 345,009
25 3347 RMK136STUK:2X 9 1,9 343,109
26 3347 OBABNG236TLSEBE 15 3,9 339,209
26 3348I BLKTGS136 60 4,6 334,609
29 3349 BLKTGS136TLS 10 0,77 333,839
29 3349 TKO136 60 11,7 322,139
29 3351 KV236TLS 17 2 320,139
30 3350 BLKT5121UK:BLKTGS 10 0,6 319,539
30 3350 BLKT5128UK:BLKTGS 390 29,7 289,839
30 3350 BLKT5I35UK:BLKTGS 439 41,7 248,139
31 SJ: 668 916,139
31 3348II BLKTGS136 60 4,6 911,539
31 3352 BLKTGS136 720 55,5 856,039
31 SJ:65/CBP/III/10 100 756,039
APRIL SALDO 756,039
1 3349II TKO136 60 11,8 744,239
1 3353I TKO136 60 11,8 732,439
1 3353I KV236 150 17,5 714,939
1 3355 RMEXO318ST 1 0,17 714,769
1 3355 KV136TLS 17 2,7 712,069
1 3355 OBASUSU236 1 0,26 711,809
3 3291 TKIK236 60 16,5 695,309
3 3356 RM218ALKISI2POLOS 30 3,85 691,459
3 3356 RM318ALKISI2POLOS 56 9,9 681,559
3
3352 RM236AL 60 13,5 668,059
1
1

5 3352 RM236ST 60 13,5 654,559


5 3353 TKJL136 60 11,3 643,259
6 3359 TKI136MIRROR 18 3,6 639,659
6 3359 TKO218MIRROR 1 0,11 639,549
6 3359 KV218MIRROR 1 0,022 639,527
6 3360 TKOT5128 150 18 621,527
6 3360 TKOT5228 70 9,8 611,727
6 3360 IBKABNG318 4 1,2 610,527
7 3362 BLKT5114TGS 1 0,05 610,477
7 3362 BLKT5128TGS 1 0,077 610,4
7 3363 BLKT5135TGS 1 0,095 610,305
7 3354 TKI136 60 13,6 596,705
7 3357 RMSM236ST 60 13,3 583,405
7 3356 RM218ST 60 7,75 575,655
7 3361 KV236TLS 53 6,25 569,405
7 3357 IBABNG236 20 5 564,405
7 3361A BAKTKO136MIR 38 3,38 561,025
7 3362A BAKTKO236MIR 18 1,6 559,425
8 3363 RM236M5 1 0,225 559,2
8 3349 RM218AL 60 7,7 551,5
8 3361 IBAPRIS236 6 1,5 550
8 3366B SYPTKO136P:0.4 110 11,9 538,1
8 3364 RM236ST 60 13,5 524,6
8 3367 TKI136MIRROR 4 0,8 523,8
8 3367 RM318ST 2 0,35 523,45
9 3365 B.IB136UK:2X+LIST 64 17,25 506,2
9 3365 B.IB118UK:2X+LIST 3 0,43 505,77
9
3365 B.IB336+LIST 48 16,42 489,35
1
2

10 3353II TKO136 60 11,85 477,5


10 3366 TKO136 60 11,85 465,65
10 3354I BLKTGS136 60 4,7 460,95
10 3368 TKO136MIR 66 6,1 454,85
10 3368 TKO236MIR 24 2,5 452,35
10 3366 RM218ST 60 7,7 444,65
12 3370 KV218 60 3,7 440,95
12 3371 B.KV236TLSLKTGH 53 2,31 438,64
12 3372 RM236ST 60 13,5 425,14
12 3357II IBABNG236 20 5 420,14
12 33 BLKTGS136BATNICAD 1 0,095 420,045
13 3315 TKI118 60 7,6 412,445
13 3357 OBABNG236TLSEBE 10 2,625 409,82
13 3354II BLKTGS136 60 4,6 405,22
13 3367 TKI236 60 13,6 391,62
13 3373I TKI118 60 7,6 384,02
13 3375 TKO218 60 6,12 377,9
13 3375 RM218STMIRKHUSUS 1 0,129 377,771
13 3374 TKO118 120 12,25 365,521
14 SJ005/CR/KMS/IV/RW/10 350 715,521
14 3377 TKO236MIRROR 2 0,164 715,357
14 3372 TKI236 120 27,12 688,237
14 3374 TKI236 60 13,6 674,637
14 3315 TKI218 60 7,7 666,937
14 3376 RMOSM336ST 2 0,6 666,337
15 3377 BLKTGS136BATNICAD 30 2,85 663,487
15 3377 BLKTGS136 120 9,25 654,237
15
3373II TKI118 60 7,6 646,637
1
3

16 3343II KV136 60 9,3 637,337


16 3374II TKI236 60 13,6 623,737
16 3371B TTRKV236 53 3,67 620,067
16 3351II KV236 150 17,5 602,567
16 3375 RMT5228ALUK;RMK 1 0,24 602,327
17 3372 RMK236AL 60 12,6 589,727
17 3378 TKO136 180 35,6 554,127
17 3379 RM318ST 10 1,75 552,377
19 3379 IBASUSU236 40 10 542,377
19 3379 TKO236MIRROR 12 1,1 541,277
19 3376 RMT5228M5UKRMK 1 0,24 541,037
19 3380 KV236MIRROR 50 2,2 538,837
20 3378 RMSM218AL 60 7,3 531,537
20 3378 TKIK236REFCAT 1 0,334 531,203
20 3346 TKJL218 60 6,7 524,503
20 3380 IBASUSU236 20 5 519,503
20 3381 OBASUSU236 10 2,62 516,883
20 3382 RM218ST 60 7,7 509,183
20 3383 OBASUSU136UK2X 1 0,262 508,921
20 3384 TKI136 60 13,6 495,321
20 SJ:78/CBP/IV/10SMKICBNG 100 395,321
21 3354 TKJL236 60 12 383,321
21 3382 RM236ST 60 13,5 369,821
21 3383 OPENKAPT5114 6 0,06 369,761
21 3383 OPENKAPT5121 4 0,06 369,701
21 3384 OPENKAPT5128 17 0,36 369,341
21 3378II TKIK236REFCATKISI210 25 7,8 361,541
21
3381 OBABNG236 10 2,7 358,841
1
4

22 3381 RM218AL 60 7,7 351,141


22 3382 RM236AL 60 13,5 337,641
22 3385I TKI118 60 7,63 330,011
22 3385 IBASUSU118UK:2X 5 0,75 329,261
22 3386 IBASUSU136uk:2X 7 1,87 327,391
22 3386 IBABNG118UK:2X 5 0,75 326,641
22 3386 IBASUSU218 20 2,9 323,741
23 3358II TKI118 120 15,2 308,541
23 3387 OBABNG236 60 15,8 292,741
23 3388 IBASUSU218 110 15,7 277,041
24 3388 RMSM136ST 30 5,9 271,141
24 3388 RMSM236ST 120 27,12 244,021
24 3391 B.IB118UK2X+LIST 2 0,3 243,721
24 3391 B.IB136UK2X+LIST 2 0,53 243,191
24 3391 B.IB336UK2X+LIST 3 1,1 242,091
24 3392 IBABNG136UK2X 8 2,2 239,891
26 3389 BLKTGS136 120 9,25 230,641
26 3392 TKIK236REFCATKISI210 7 2,2 228,441
26 3393 OBABNG336 15 5,75 222,691
27 3393 IBKASUSU418 12 3,4 219,291
27 3389 TKJL118 60 6,2 213,091
27 3389 TKJL1136 60 11,2 201,891
27 3390 RMSM236AL 30 6,7 195,191
27 3392 RMSM236ST 60 13,4 181,791
28 3397I RMK236ST 1 0,22 181,571
28 3384 RM218ST 60 7,7 173,871
28 3393 TKO136 120 23,8 150,071
28
3394 IBABNG236 50 12,5 137,571
1
5

29 SJ077/CR/KMS/IV/RW/10 705 842,571


29 3394 IBKASUSU118UK2X 4 0,7 841,871
29 3395 IBKASUSU218 4 0,7 841,171
29 3386 TKO118SYPU 60 5,9 835,271
29 3396 TKO218SYPU 120 11,9 823,371
29 3397I RMK236ST 59 12,48 810,891
30 3374III TKI236 60 13,6 797,291
30 3396 IBASUSU218 30 4,3 792,991
30 3395I RMSM218AL 30 3,7 789,291
30 3395I RMSM236AL 30 6,6 782,691
30 3398 TKO136MIRROR 48 4,4 778,291
30 3398 TKO236MIRROR 12 1,13 777,161
30 3398 KV236MIRROR 15 0,66 776,501
30 3399 TKIK318 24 6,53 769,971
30 3399 IBABNG136UK2X 4 1,1 768,871
30 3399 RMT5128STLL:20CM 1 0,193 768,678
MEI SALDO 768,678
1 3397 IBABNG236 30 7,5 761,178
3 3397 TKI236 60 13,6 747,578
3 3400 IBASUSU136UK2X 10 2,7 744,878
3 3400 RMEXO236AL 20 4,42 740,458
3 3400 RMEXO236ST 20 4,42 736,038
3 3401 RMKT5236M5P:0.5 1 0 736,478
3 3401I RM236ST 60 13,5 722,978
3 3403 RM318ST 5 0,88 722,098
4 3390 RM218ST 60 7,7 714,398
4 3401II RM236ST 60 13,5 700,898
4
3401 RMKEXO236AL 26 5,5 695,398
1
6

4 3402 TKO136 120 23,8 671,598


4 3404 RMK236ST+COVERABNG 1 0,23 671,368
5 3407 IBLOUVERWHITE236 1 0,25 671,118
5 3395II RMSM218AL 30 3,7 667,418
5 3402 RM236AL 60 13,5 653,918
5 3403 RM318ALKISI2POLOS 15 2,7 651,218
5 3403 RM418AL 10 2,5 648,718
5 3404 KV236MIRROR 10 0,5 648,218
5 3404 IBABNG236FULLMIRROR 26 5,5 642,718
5 3395II RMSM236AL 30 6,6 636,118
5 3405 TKO136MIRROR 120 11,65 624,468
5 3405 TKO236MIRROR 36 3,5 620,968
6 3408 TKO236 60 12 608,968
7 3406 KV218 60 3,7 605,268
7 3408 OBASUSU236 20 5,36 599,908
7 3408 IBABNG218 20 2,8 597,108
7 3409 RM236AL 60 13,5 583,608
7 3409 RM236ST 60 13,5 570,108
8 3406 RMK236ST 60 12,7 557,408
8 3406 KV236 300 35 522,408
8 3409 RMK418AL 30 6,6 515,808
10 3373 TKI218 60 7,62 508,188
10 3402 RM218ST 60 7,7 500,488
10 3405 TKIK236 60 16,5 483,988
10 3410 TKI236 60 13,56 470,428
10 3410 KV136 60 9,4 461,028
10 3414 RMO236ST 30 7,8 453,228
11
3411 IBABNG236 30 7,5 445,728
1
7

11 3411 IBABNG236 30 7,5 438,228


11 3411 TKI136 60 13,5 424,728
11 3412 KV118 60 4,9 419,828
11 3414 RMK236ST+COVERABNG 26 5,3 414,528
12 3412 OBABNG236 20 5,4 409,128
12 3412 RMSM236ST 30 6,6 402,528
12 3413 RM236ST 60 13,5 389,028
12 3413 RM236AL 60 13,5 375,528
12 3416 TKI136MIRROR 33 7,6 367,928
14 3413 RMSM236AL 30 6,7 361,228
14 3415I RM218ST 120 15,5 345,728
14 3416 IBABNG236 30 7,5 338,228
14 3417 IBKASUSU236UK:4XKONDPLAT 22 13,5 324,728
15 3418 IBK318ABNG 7 2,00 322,728
17 3415II RM2118ST 120 15,5 307,228
17 SJ96/CBP/V/10SMKICBNG 100 207,228
17 3414I IBASUSU218 20 2,9 204,328
17 3415 TKI218 60 7,62 196,708
18 3415 RMK236ST 60 12,7 184,008
18 3419 IBABNG236 20 5 179,008
18 3420 TKIK236TLS 24 6,6 172,408
18 3420 KV236TLS 26 3 169,408
19 3416 TKJL136 60 11,1 158,308
19 3420 TKI136MIRROR 18 3,5 154,808
19 3410 RMK236AL 60 12,7 142,108
19 3421 TKO118 60 6,1 136,008
20 3425 RMK418AL 1 0,22 135,788
20
3425 BLKT5114TANPTTSM:TGS 1 0,049 135,739
1
8

20 3425 BLKT5121TANPTTSM:TGS 1 0,057 135,682


20 3426 BLKT5135TANPTTSM:TGS 1 0,095 135,587
20 3417 OBABNG236 30 7,8 127,787
20 3421 RMSM218ST 30 3,6 124,187
20 3421 RMSM236ST 30 6,7 117,487
20 3422 RM236ST 60 13,5 103,987
20 3423I RM236AL 60 13,5 90,487
20 3423 RMK318ST 8 1,75 88,737
21 SJ 739 827,737
22 3427 TKOT5228 33 4,6 823,137
22 3428 IBKASUSU236 4 1,1 822,037
22 3433 BLKT5114TANPTTSUK2.7X2.7 1 0,024 822,013
22 3433 BLKT5121TANPTTSUK2.7X2.7 1 0,037 821,976
22 3434 BLKT5135TANPTTSUK2.7X2.7 1 0,062 821,914
22 3434 RMK418ALUKLL;59.3 1 0,22 821,694
22 3432 RMKM5218T9.5LYGP0.5 1 0,00 821,694
22 3424 KV236L2 1000 116 705,694
24 3430 RMO236STL:23CMTANPGNG 16 3,3 702,394
24 3431 RMKACDIF318ST 1 0 702,271
25 3429 BLKT5121UK0.7X2.7 45 1,2 701,071
25 3423II RM236AL 60 13,4 687,671
25 3429 TKO236MIR 36 3,3 684,371
26 3429 TKO136MIRROR 72 6,8 677,571
26 3427 TKOT5128 240 30,5 647,071
26 3432 IBABNG236 30 7,5 639,571
27 3422 RM318ST 20 3,5 636,071
27 3434I BLKTGS136 60 4,6 631,471
27
3435 TKI236 60 13,6 617,871
1
9

27 3436 TKI236 120 27,2 590,671


29 3424 RM218ST 60 7,75 582,921
29 3424 RMEXO218ST 20 2,43 580,491
29 3431I RMSM218AST 30 3,63 576,861
29 3437 RM218ALKISI2POLOS 20 2,6 574,261
29 3437 RM318ALKISI2POLOS 10 1,76 572,501
29 3438 RM236ALKISI2POLOS 20 4,5 568,001
29 3439 IBKASUSU318 1 0,28 567,721
29 3436 OBASUSU218 10 1,5 566,221
31 3414 IBASUSU218 20 2,8 563,421
31 3424 RMEXO236ST 20 4,5 558,921
31 3437 IBABNG236 100 24,8 534,121
31 3438 IBAPRIS236 6 1,5 532,621
31 3438 BLKT51210.7X2.7 15 0,4 532,221
31 3440 KV336 3 0,64 531,581
JUNI SALDO 531,581
1 3430 RMSM236ST 60 12,6 518,981
1 3441 TKO136SYPU 120 23 495,981
1 3443 TKI318 4 0,8 495,181
2 3441 TKO236SYPU 120 23,2 471,981
2 3443 IBKASUSU318 4 1,12 470,861
2 3434II BLKTGS136 60 4,6 466,261
3 SJ109/VI/CBP/10 100 366,261
3 3431II RMSM218ST 30 3,63 362,631
3 3444 IBASUSU436 2 0,8 361,831
3 3444 IBASUSU218 30 4,2 357,631
3 3445 RMSM218AL 30 3,63 354,001
4
SJNO:A02104 460 814,001
2
0

4 3442 TKO136L2 500 100 714,001


4 3445 KV136 60 9,4 704,601
4 3445 OBABNG218 10 1,5 703,101
4 3447 RMK318ST 14 3 700,101
5 3442 TKO236L2 500 101 599,101
7 3370 BAKTKO136 1 0,091 599,01
7 3445II OBABNG218 50 7,25 591,76
7 3445 IBABN136uk2x 6 1,6 590,16
7 3447 TKO136MIR 40 3,9 586,26
7 3449 IBKASUSU318 11 3,1 583,16
8 3448 TKO136L2diubahbaknya2x 500 100 483,16
8 3449 TKO236L2 265 53 430,16
8 3430I RMSM236AL 30 6,6 423,56
8 3446 TKJL136 60 11,35 412,21
8 3449 IBABNG236 50 12,5 399,71
9 3448 IBASUSU236 40 10 389,71
9 3450 TKI236 60 13,6 376,11
9 3450 RM118STUK;2X 5 0,7 375,41
9 3450 RM218ST 60 7,7 367,71
10 3431 RM236ST 60 13,5 354,21
10 3451 OBABNG236 30 8 346,21
10 3452 IBASUSU136UK;2X 10 2,7 343,51
10 3449 TKO236L2 235 48 295,51
11 3455 RMK318AL 1 0,22 295,29
11 3451 IBABNG236 30 7,5 287,79
11 3440 RMSM236ST 60 13,2 274,59
11 3453 KV236BEBELBGKTGH 300 35 239,59
11
3454 RMSM218ST 60 7,3 232,29
2
1

12 3453 KV236BEBELBGKTGH 379 44,2 188,09


12 3452 RMEXO236AL 10 2,2 185,89
12 3454 IBASUSU218 30 4,2 181,69
12 3455 RMO236AL 10 2,62 179,07
14 3453 RMSM236ST 60 13,2 165,87
14 3454 RMSM236AL 60 13,2 152,67
14 3456 BLKT51280.7X2.7TNPTTS 20 0,7 151,97
14 3456 RM336ALKISI2POLOS 5 1,6 150,37
15 3457 TKI236EBETLS 31 7,000 143,37
15 3457 TKIK136EBETLS 46 12,7 130,67
15 3457 TKIK236EBETLS 39 10,7 119,97
15 3458 TKJL136EBETLS 35 6,62 113,35
15 3459 BLKTGS136EBETLS 30 2,31 111,04
15 3441 BLKTGSS158 15 1,45 109,59
16 3458 TKO136EBETLS 7 1,4 108,19
16 3458 TKO236EBETLS 107 21,3 86,89
16 3462 RMK236ST 60 12,6 74,29
17 3459 IBKABNG136UK2X 1 0,275 74,015
17 3460 RMK318ALUK;59.3X59.3CM 100 22 52,015
17 3461 TKI236 60 13,56 38,455
17 3463 IBASUSU118UK2X 1 0,148 38,307
17 3465 TKI136MIRROR 24 4,6 33,707
17 3448 TKO136L2diubahbaknya2x 500 2 31,707
18 3447 RM236ST 60 13,5 18,207
18 SJDO/06/2010/2184 79 97,207
19 3462 TKO118 60 6 91,207
19 3464 KV136 60 9,3 81,907
19
3464 IBKASUSU318 7 2,000 79,907
2
2

19 3464 IBABNG218 30 4,2 75,707


19 3465 RMO218ST 30 4,3 71,407
19 3463 BLKTGS136BATNICAD 30 2,45 68,957
21 SJSO/06/2010/2190 471 539,957
21 SJ122/CBP/VI/10SMKICBNG 100 439,957
21 3466 RMK236ST 60 12,6 427,357
21 3467 RMOSM136AL 1 0,2 427,157
21 3466 KV136EBETLS 86 13,5 413,657
21 3465 RMKEXO236ST 60 12,6 401,057
22 3459 BLKTGS136 60 4,62 396,437
22 3461 TKI136 60 13,5 382,937
22 3449 TKO236L2 500 2 380,937
23 3470 RMK318ST 5 1,1 379,837
23 3462 TKI118 60 7,5 372,337
23 3459II BLKTGS136 60 4,62 367,717
23 3467 RMSM236AL 60 13,2 354,517
23 3467 RMSM218AL 30 3,63 350,887
23 3468 RMO218AL 10 1,33 349,557
23 3468 TKI236 60 13,6 335,957
24 3469 RMK318ALLL:59.3CM 50 11 324,957
24 3469 KV236MIRROR 10 0,45 324,507
24 3471 IBABNG118UK2X 36 5,4 319,107
24 3471I TKO236EMBOSCITILITE 240 47,9 271,207
24 3474 TKO336 10 2,45 268,757
25 SJ080/CR/KMS/VI/RW/10 602 870,757
25 3471II TKO236EMBOSCITILITE 264 52,5 818,257
25 3472 TKO136MIRROR 56 5,5 812,757
25
3472 TKO236MIRROR 17 1,7 811,057
2
3

26 3474 RMT5118STLL:20CM 30 5,7 805,357


26 3475 OBABNG336 10 3,8 801,557
26 3475 KV236EM.CITILITELBGK.TGH 120 14 787,557
28 3472 RM218AL 60 7,75 779,807
28 3473 RMK236ST 60 12,7 767,107
28 3474 TKI218 60 7,7 759,407
28 3475 KV236EM.CITILITELBGK.TGH 120 14 745,407
28 3475 RMKEXO318AL 10 2,000 743,407
30 3475 KV236EM.CITILITELBGK.TGH 120 14 729,407
30 3476 TKI236 120 27,12 702,287
30 3477I TKI236 60 13,6 688,687
JULI SALDO 688,687
1 3484 RMK236M5MIRTEKGELBNG 1 0,22 688,467
1 SJ130/CBP/VII/10SMKICBNG 200 488,467
2 3469 IBABNG236 30 7,5 480,967
2 3477 RMO236ST 20 5,25 475,717
2 3482 RMK318ST 2 0,44 475,277
2 3482 RMK218ST 3 0,4 474,877
2 3480 KV218MIRROR 4 0,112 474,765
3 3475IV KV236EMCITILITELKT 260 30,4 444,365
3 3475V KV236EMCITILITELKT 144 16,8 427,565
3 3485 TKO236 L:30 T:7.5CM S.OVAL MIRROR 1 0,097 427,468
5 3470 RMSM236ST 30 6,6 420,868
5 3476 RMSM218ST 60 7,3 413,568
5 3477 KV218 60 3,7 409,868
5 3478 OBASUSU336 8 3 406,868
5 3481 TKIK318 15 4,1 402,768
6
3482I IBABNG236 60 15 387,768
2
4

6 3483 TKI318 6 1,2 386,568


6 3484 TKI136MIRROR 10 2,000 384,568
6 3486 RMK218ST 2 0,26 384,308
6 3486 IBASUSU436 1 0,394 383,914
6 3489 SYPTKO236EMCITILITEL2 500 55,5 328,414
6 3489 BLKTKO136 500 44,5 283,914
7 3471 RM236AL 60 13,5 270,414
7 SJ136/CBP/VII/10SMKICBNG 100 170,414
7 3486 BLK TGS136 1 0,077 170,337
7 3483 RM118STUK;2X 4 0,55 169,787
8 3460 RM236ST 60 13,5 156,287
8 3477 TKI236 60 13,6 142,687
8 3482II IBABNG236 30 7,5 135,187
8 3488 BLKTGS118TLS 10 0,4 134,787
8 3488 BLKTGS136TLS 10 0,77 134,017
8 3487A BAKTKO136TLSL2 200 18,8 115,217
9 SJ055/CR/KMS/VII/RW/10 551 666,217
9 3488 RMK318AL 45 10 656,217
9 3487A BAKTKO136TLSL2 100 9,4 646,817
10 3480 TKI236L2 120 27 619,817
11 3476 RMSM236ST 30 6,6 613,217
11 3496 TKI236L2 120 27 586,217
12 3479 RM218ST 60 7,75 578,467
12 3491 RMSM236ST 60 13,2 565,267
12 3493 RMK218ST 10 1,23 564,037
12 SJ139/CBP/VII/10SMKICBNG 100 464,037
13 3492 BLKTGS136L2 210 16,2 447,837
13
3479 RMK236ST 60 12,7 435,137
2
5

13 3489 RM236ST 60 13,5 421,637


13 3497 RM136STLL;23LD:20CM 12 2,3 419,337
13 3470 RMK418STdikeluarkantgl:2/710 5 1,1 418,237
13 3496 KV236MIRROR 3 0,13 418,107
14 3493 KV136TLEBELKT 120 18,75 399,357
15 3479 RM236AL 60 13,5 385,857
15 3491 RMSM218ST 60 7,3 378,557
15 3480 RM218AL 60 7,75 370,807
15 3491 RMSM236AL 60 13,2 357,607
15 3485 IBABNG236 30 7,5 350,107
15 3504 RMT5128ST 2 0,39 349,717
16 3494 TKI218 60 7,7 342,017
17 3493 TKOT5128 76 9,2 332,817
17 3498 RMK318ALLL:59.3CM 42 9,12 323,697
17 3499 BLKTGS136TLSBATNICAD 15 1,25 322,447
17 3499 BLKT5128L;3.5T;3.5 192 13,00 309,447
17 3499 BLKT5114L;3.5T;3.5 14 0,5 308,947
17 3500 OBABNG236F.M+SAKLAR 1 0,262 308,685
17 3494 KV136 60 9,4 299,285
20 SJ084/CR/KMS/VII/RW/10 707 1006,285
20 3501 TKO218MIRR 2 0,16 1006,125
20 3502 TKO136MIR 42 4,1 1002,025
20 3502 TKO236MIR 15 1,5 1000,525
20 3498 B.TKO136MIRLKGOVAL 33 3,2 997,325
20 3498 B.TKO236MIRLKGOVAL 26 2,5 994,825
20 3483 IBABNG136UK2X 6 1,6 993,225
20 3501 IBKASUSU236 30 8,25 984,975
20
3500 RMK236ST 60 12,7 972,275
2
6

20 3502 RMSM236ST 30 6,6 965,675


20 3494 KV118 60 4,92 960,755
21 3490 RM218ST 60 7,7 953,055
21 3501 RM236ST 60 13,5 939,555
22 3495 OBABNG236 10 2,62 936,935
22 3505 RMSM236ST 30 6,7 930,235
22 3512 IBKABNG318 1 0,281 929,954
22 3512 IBKAPRIS236 1 0,275 929,679
22 3512 IBKAPRIS318 1 0,281 929,398
22 3513 IBKASUSU318 1 0,281 929,117
23 3490 RM218AL 60 7,7 921,417
23 3505 IBABNG236F.MIRROR 50 10,7 910,717
23 3506 TKO136SYPU 60 11,5 899,217
23 3505 TKO136SYPU 60 11,8 887,417
23 3510 RMT5228AL 41 9,8 877,617
23 3515 KV236TLSEMBOSCITILITE 24 2,8 874,817
24 3515 IBABNG136UK2X 2 0,53 874,287
24 3504 TKI136 60 13,5 860,787
24 3509I RM218AL 60 7,7 853,087
24 3511 KVT5228 38 4,4 848,687
26 3515 RM418ALEMBOSCITILITEKet11pcsb.nic 54 13,5 835,187
26 3508I RMSM236ST 30 6,6 828,587
26 3516 BLKT5128UK:3.5X3.5CM 11 0,75 827,837
26 3517 TKI236MIRROR 3 0,6 827,237
26 3509 RM218ST 60 7,7 819,537
27 SJ153/CBP/VII/10SMKICBNG 100 719,537
27 3490 RM236AL 60 13,5 706,037
27
3507 RMSM236AL 60 13,2 692,837
2
7

27 3508 RMSM218AL 60 7,3 685,537


27 3509 RM236ST 60 13,5 672,037
28 3461 TKJL136 60 11,4 660,637
28 3517 KV336 2 0,43 660,207
28 3517 IBABNG436 1 0,4 659,807
28 3511 KV236 150 17,5 642,307
29 3510 KV136 120 18,7 623,607
29 3516 OBABNG236 20 5,25 618,357
29 3516 RMSM136ST 20 3,9 614,457
29 3518 RM136ST UK2X 10 2,3 612,157
29 3518 RM318ST 10 1,75 610,407
29 3518 TKO136MIRROR 36 3,4 607,007
29 3519 TKI136MIRROR 6 1,2 605,807
29 3520 TKIK418 12 3,3 602,507
29 3521 TKIK236MIRROR 3 0,72 601,787
30 3510 RM236AL 60 13,5 588,287
30 3522 IBASUSU236 20 5 583,287
30 3522 IBASUSU218 50 7,000 576,287
30 3522 RM136STUK2X 22 5,1 571,187
31 3521I RM236ST 30 6,75 564,437
31 3523 RMKEXO236ST 64 13,6 550,837
AGUSTUS SALDO 550,837
3 3523 IBKASUSU236 8 2,2 548,637
3 3524 RMO236ST 26 6,8 541,837
3 3525 RM136STUK2X 22 5,8 536,037
3 3525 OBASUSU218 50 7,25 528,787
3 3526 BLKTGS110 20 0,5 528,287
4
3495 IBABNG236 20 5 523,287
2
8

4 3497 TKJL136 60 11,4 511,887


4 3527 IBABNG436 36 14,3 497,587
4 3523 TKI318 4 0,77 496,817
4 3523 TKI418 4 0,9 495,917
5 3519I BLKTGS136 60 4,62 491,297
5 3527 TKJL136 60 11,4 479,897
5 3528 IBABNG236 60 15 464,897
6 3529 IBABNG136UK2X 6 1,6 463,297
6 3530 OBASUSU336 4 1,5 461,797
6 3530 KV236em.citiliteB.EBETLSlbgkabeltngh 270 31,5 430,297
6 3511 KV236 150 17,5 412,797
6 3497 KV218 60 3,7 409,097
7 3528 SYPTKO236 300 33,3 375,797
7 3500 TKJL118 60 6,4 369,397
7 3521II RM236ST 30 6,75 362,647
9 3529 IBABNG236 30 7,5 355,147
9 3531 IBASUSU236 120 30 325,147
9 3425 BAKTKO136 288 27,8 297,347
10 3533 BLK TGS136 B. NICAD 1 0,09 297,257
10 3519II BLKTGS136 60 4,62 292,637
10 3506 TKI236 60 13,6 279,037
12 3534 KV218EBEEM.CITILITE 24 1,5 277,537
12 3535 RM136STLL20CM 2 0,4 277,137
12 3535 RM418ST 1 0,25 276,887
12 3526 TKJL236 60 12,00 264,887
12 SJ166/CBP/VIII/10 100 164,887
12 3495 BLKTGS118 60 2,5 162,387
13
SJ074/CR/KMS/VIII/RW/10 355 517,387
2
9

13 3508II RMSM236ST 30 6,6 510,787


13 3533 IBKASUSU418 2 0,6 510,187
13 3533 OBABNG336 15 5,7 504,487
13 3538 BLK TGS136 B. NICAD 2 0,175 504,312
13 3519 TKO118 60 6,12 498,192
13 3529 KV236 300 35 463,192
14 3509II RM218AL 60 7,7 455,492
14 3492 RMK236ST 60 12,7 442,792
14 3537 RM418ST 10 2,5 440,292
14 3536 OBASUSU236 10 2,62 437,672
15 3507 TKI218 60 7,6 430,072
15 3530 SYPTKO236 64 7,1 422,972
16 3535I RM218AL 60 7,7 415,272
16 3536 RMSM236ST 60 13,2 402,072
16 3538 IBKABNG218 13 2,00 400,072
16 3545 IBABNG218 40 5,6 394,472
16 3539 TKIK418 19 5,2 389,272
16 3507 TKI118 60 7,6 381,672
16 3504II TKI136 60 13,5 368,172
16 3537 TKI218 60 7,6 360,572
16 3543 TKI218 60 7,6 352,972
18 3505 RMK236AL 60 12,7 340,272
18 3539 IBABNG236F.MIRROR 60 12,8 327,472
18 3539 OBASUSU436 2 1,00 326,472
18 3506II TKI236 60 13,6 312,872
19 3541 BLKT5114 24 1,2 311,672
20 3540 KV236em.citiliteB.EBETLSlbgkabeltngh 614 71,6 240,072
21
3543 KV236 300 35 205,072
3
0

21 3534 BLKTGS136 120 9,24 195,832


21 3540 RMKEXO236AL 60 13,5 182,332
21 3540 TKI236 60 13,6 168,732
23 3541 IBAPRIS218 1 0,143 168,589
23 3496I RMSM218ST 30 3,65 164,939
23 3542 RMEXO118ALUK2XKISI2POLOS 20 3,1 161,839
23 3542 RMEXO218ALKISI2POLOS 30 3,8 158,039
23 3542 RMEXO218STKISI2POLOS 30 3,8 154,239
23 3543 RMEXO136ALUK2XKISI2POLOS 30 8,5 145,739
23 3554 RMK318ALLL59.3X59.3 10 2,2 143,539
23 3546I TKI236 60 13,6 129,939
23 3520 KV136 120 18,7 111,239
24 3496II RMSM218ST 30 3,7 107,539
24 3536 RM236AL 60 13,5 94,039
24 3535II RM218AL 60 7,7 86,339
24 3544 RM218ST 60 7,7 78,639
24 3547 KV236MIRROR 40 1,8 76,839
25 SJ088/CR/KMS/VII/RW/10 711 787,839
25 3537 TKO136 144 28,8 759,039
26 3549 TKIK4118 1 0,275 758,764
26 3545 RMK236ST 60 12,7 746,064
26 3527 RM236ST 60 13,5 732,564
26 3546 RM236ST 60 13,5 719,064
26 3552 RM218ST 60 7,7 711,364
26 3549 TKO236MIRROR 12 1,2 710,164
26 3550 TKO136MIRROR 36 3,5 706,664
26 3551 KV218 120 7,2 699,464
26
3551I KV118 60 5,00 694,464
3
1

28 3550 IBASUSU236 20 5 689,464


28 3551 RMSM236ST 30 6,6 682,864
28 3552 IBABNG218 80 11,5 671,364
28 3532I RMSM218AL 30 3,66 667,704
28 3553 RMK318ST 2 0,45 667,254
28 3549I KV236 100 11,67 655,584
28 3546II TKI236 60 13,6 641,984
30 3544 RM236AL 60 13,5 628,484
30 3548 RMK218ST 20 2,5 625,984
30 3553I IBABNG218 20 2,9 623,084
30 3537II TKO136 96 19,1 603,984
30 3545 KV136 120 18,6 585,384
30 3552 TKI236 60 13,6 571,784
31 3555 KV236em.citiliteB.EBETLSlbgkabeltngh 43 5 566,784
31 3555 KV236MIRROR 20 1 565,784
31 3556 TKI236 60 13,6 552,184
SEPTEMBER SALDO 552,184
1 3555 TKJL118 60 6,4 545,784
1 3554 IBABNG218 60 8,6 537,184
1 3556 RMKDUMMY218ST 1 0,16 537,024
1 3549II KV236 100 11,67 525,354
1 3560 TKO136 60 11,9 513,454
2 3532II RMSM218AL 30 3,66 509,794
2 3553II IBABNG218 20 2,9 506,894
2 3554 RMK236ST 60 12,7 494,194
3 3532 RMSM236AL 60 13,2 480,994
3 3508 RMSM218ST 60 7,3 473,694
3
3557 RM236AL 60 13,5 460,194
3
2

3 3557 RM218ST 60 7,7 452,494


3 3559 RMSM236ST 30 6,7 445,794
3 3558 RMSM218AL 30 3,7 442,094
3 3549III KV236 100 11,67 430,424
3 3560 KV236 100 11,7 418,724
3 3554 BLKTGS136 120 9,3 409,424
3 3534 BLKTGS118 120 5,00 404,424
3 3560 KV236 100 11,7 392,724
4 3560 RMK236AL 60 12,8 379,924
4 SJ183/CBP/IX/2010 30 349,924
7 3562 KV236em.citiliteB.EBETLSlbgkabeltngh 580 67,5 282,424
7 3559 TKJL136 60 11,4 271,024
7 3561 TKO136MIRROR 36 3,5 267,524
7 3561 TKO236MIRROR 12 1,2 266,324
18 3562 BAKRM236 240 54 212,324
18 3563 TKO236 300 61,3 151,024
20 3558 RM218AL 60 7,7 143,324
20 3559 RMSM218ST 30 3,7 139,624
20 3562 TKI136MIRROR 50 10,00 129,624
21 3563 OBABNG236 30 7,9 121,724
21 3564 IBAST236em.Citilite 33 8,25 113,474
21 3565 IBAST236em.CitiliteB.NIC 12 3 110,474
21 3564 BLKTGS136em.citilite 52 4,1 106,374
21 3564 BLKTGS136em.citiliteB.NIC 30 2,5 103,874
22 3566 RMSM136STL20CM 40 7,9 95,974
22 3566 RMSM236ST 30 6,7 89,274
22 3558 RMSM236AL 30 6,7 82,574
22
3568 OBABNG236 30 7,9 74,674
3
3

23 3563 TKO118 60 6,5 68,174


23 3569 TKO336 10 2,5 65,674
23 100 165,674
24 3566 RMSM236ST 30 6,7 158,974
24 3568 RMSM218AL 30 3,7 155,274
24 3569I RMK236ST 60 12,7 142,574
24 3570 RMEXO236STMIRGTNG 192 43 99,574
24 3506I TKI136 60 13,6 85,974
25 3567 TKI218 60 7,6 78,374
25 3571 BLKTGS136 30 2,3 76,074
27 3566 RM218ST 60 7,7 68,374
27 3571 LAMPREKLAMET5228ASUSU 1 0,5 67,874
28 3560 KV236 100 11,7 56,174
28 3568 KV218 60 3,6 52,574
29 3531 IBABNG236 20 5,00 47,574
29 3570 OBASUSU136UK2X 12 3,2 44,374
29 3570 RMO236ST 40 10,5 33,874
29 3571 BAKRM418AL 1 0,25 33,624
29 3575 RM236STEBE 10 2,25 31,374
29 3575 RM418STEBE 30 7,5 23,874
29 3572 IBABNG236 30 7,5 16,374
29 3575 IBKASUSU236UK4XKONDEPLAT 1 0,6 15,774
29 SJCBPDO/09/10/0071 450 465,774
30 3576 TKO218 60 6,3 459,474
30 3567 TKJL236 60 12,00 447,474
30 3569 KV136 60 9,3 438,174
30 3572 IBABNG236 20 5 433,174
30
3572 IBASUSU218 40 5,75 427,424
3
4

30 3573 RMO236AL 20 5,25 422,174


30 3573 RMO236ST 20 5,25 416,924
30 3573 RMO218AL 20 3,00 413,924
30 3574 RM318AL 5 1,00 412,924
30 3576 IBKABNG218 1 0,15 412,774
30 3577 LAMPRST5ASUSU128 1 0,5 412,274
OCTOBER SALDO 412,274
1 3581 TKIJL136 60 11,3 400,974
1 3574 BLKTGS136 120 9,3 391,674
1 3576 KV136MIRROR 16 2,5 389,174
1 SJCBPDO/10/10/0002 300 689,174
1 SMKICBNG 100 589,174
2 3579 TKIK236MIR 1 0,275 588,899
2 3569 RMK236ST 60 12,7 576,199
2 3578 TKIK418 8 2,2 573,999
2 3579 RM218AL 60 7,7 566,299
2 3579 RM218ST 60 7,7 558,599
2 3580 IBABNG218 30 4,3 554,299
4 3577 RMEXO236STem.Citilitemftekglbng 1 0,22 554,079
4 3577 RMEXO218STem.Citilitemftekglbng 1 0,125 553,954
4 3578 RMEX118STem.Citilitemftekglbng 1 0,157 553,797
4 358 BLKTRAP236KLEMTKJL 1 0,12 553,677
4 3576 OBABNG136UK2X 3 0,8 552,877
4 3584 TKI218 60 7,6 545,277
5 3580 SYPTKO236 106 11,7 533,577
5 3578I TKI236 60 13,5 520,077
5 3581I RMSM236ST 30 6,7 513,377
5
3583 RM118STUK2X 17 2,3 511,077
3
5

5 3583 RMO136STUK2X 13 3,4 507,677


5 3584 RMEXO218ALKISI2POLOS 30 3,8 503,877
5 3585 RMK418ST 20 4,5 499,377
5 3585 IBKABNG218 4 0,6 498,777
6 3590 KV136 60 9,3 489,477
6 3591 OBABNG236 20 5,25 484,227
6 3582 TKIK236 90 24,5 459,727
6 3587 IBASUSU318 1 0,22 459,507
6 3587 TKO318 3 0,4 459,107
7 3586 IBABNG218 120 17 442,107
7 3581II RMSM236ST 30 6,6 435,507
7 3572 IBASUSU236 50 12,5 423,007
7 3506II TKI136 60 13,6 409,407
7 35861 RMSM236ST 30 6,6 402,807
8 3582II TKIK236 90 24,5 378,307
8 3587 TKIK236 60 16,5 361,807
8 3585 RM CAT236 LL:40 PL:124 CM GRIL CAT PUTIH 13 6 355,807
8 3588 TK JL118 60 6 349,807
8 3589 SYP TKO136 264 29,3 320,507
8 3590 RM418ST 14 3,5 317,007
8 3591 IB A BNG236 10 2,5 314,507
9 3586II RMSM236ST 30 6,5 308,007
9 3588 RM218ST 60 7,6 300,407
9 3589 IB A SUSU236 60 15 285,407
9 3592 IB A BNG236 60 15 270,407
9 3593 OB A BNG336 3 1,00 269,407
12 3592 OB A BNG218 12 1,75 267,657
12
3594 RM236ST 60 13,5 254,157
3
6

12 3594 RMSM236AST 30 6,6 247,557


12 3595 RMSM218ST 30 3,7 243,857
12 3595 TKO218 SYP U 48 5 238,857
12 3593 BLK TGS136 300 23 215,857
12 3598 TKI218 60 7,6 208,257
12 3599 TKIK218 60 9,2 199,057
13 3591 RMK218ST 30 3,7 195,357
13 SJ 205/CBP/X/10 SMK I CBNG 30 165,357
13 3593 RMK236ST 60 12,7 152,657
13 3594 RMK236ST 60 12,7 139,957
13 3598 TKIK236 28 7,5 132,457
15 3596I RMK236ST 120 25,5 106,957
15 3596 RM218AL 60 7,7 99,257
15 3599 RM236ST 60 13,5 85,757
15 3567 TKI136 60 13,6 72,157
15 3597 TKI118 60 7,6 64,557
15 3551II KV118 60 4,9 59,657
16 SJ CBP-DO/10/10/0109 611 670,657
18 3601 RMK136ST LL: 23 CM 1 0,196 670,461
18 3589 II IB A SUSU236 20 5 665,461
18 3592 IB A SUSU236 10 2,5 662,961
18 3598 OB A BNG236 10 2,6 660,361
18 3590 IBK A SUSU218 6 0,9 659,461
18 3600 TKJL236 60 12 647,461
18 3578II TKI236 60 13,5 633,961
18 3589 TKI236 60 13,5 620,461
19 3598 OB A BNG236 10 2,6 617,861
19
SJ 208/CBP/X/10 SMK I CBNG 170 447,861
3
7

19 3607 TKO136 180 35,8 412,061


19 3604 TKI218 60 7,6 404,461
20 3604 TKI318 1 0,2 404,261
20 3607 TKI418 1 0,23 404,031
20 3592 IB A SUSU236 10 2,5 401,531
20 3597 IB A SUSU236 20 5 396,531
20 3605 I RMSM236ST 30 6,6 389,931
20 3606 RMEXO236AL KISI2 POLOS 30 6,6 383,331
20 3601 RMEXO236AL KISI2 POLOS 10 2,2 381,131
20 3601 RMEXO218AL KISI2 POLOS 10 1,25 379,881
20 3605 RMEXO218AL KISI2 POLOS 50 6,25 373,631
20 3602 RMK236 M5 EM.CITILITE 1 0,213 373,418
20 3602 BLK T5128 EM.CITILITE 1 0,073 373,345
20 3600 BLK T5 128 UK 3X0.5 10 0,32 373,025
20 3600 BLK T5 135 UK 3X0.5 80 3,3 369,725
20 3597 IB A BNG236 20 5 364,725
20 36010 IB A BNG236 10 2,5 362,225
20 3618 TKIK236 21 5,6 356,625
20 3581 TKO236 240 47 309,625
22 3609 TKI318 3 0,6 309,025
22 3595II RMSM218ST 30 3,6 305,425
22 3596 RMK236ST 60 12,6 292,825
22 3606 RMEXO236ST 30 6,6 286,225
22 3609 RMO236ST LL:23 CM TANP GNG 10 2 284,225
22 3608 KV118MIRROR 16 0,6 283,625
22 3608 KV1136MIRROR 128 8 275,625
25 3605II RMSM236ST 30 6,6 269,025
25
3612 RM236AL 60 13,5 255,525
3
8

25 3612 RM236ST 60 13,5 242,025


25 3612 IB A SUSU218 40 5,7 236,325
25 3608 KV236 MIRROR 20 1,4 234,925
26 3614 IB A BNG236 50 12,5 222,425
26 3516I RMSM236AL 30 6,6 215,825
26 3614 RMK218ST 30 3,6 212,225
26 3609 TKI218 EM.CITILITE 90 11,5 200,725
26 3610 TKI236 EM.CITILITE 5 1,2 199,525
26 200 399,525
27 3613 KV236 150 17,5 382,025
27 3615 KV236 TANP LBG STAT 28 3,3 378,725
27 3617 KV236 em.citilite B.EBE TLS lbg kabel tngh 70 8,1 370,625
27 3615 KV136 TANP LBG STAT 5 0,75 369,875
28 3516 RMK236AL 60 12,6 357,275
28 3605I RMSM218ST 30 3,6 353,675
28 3618 IB ASUSU236 20 5 348,675
28 3622 RMSM236ST 30 6,6 342,075
28 3619 IBK A SUSU318 4 1,1 340,975
28 3516II RMSM236AL 30 6,6 334,375
28 3618 RMO218ST 10 1,4 332,975
28 3613 TK0118 60 6 326,975
28 3614 TKO136 60 11,8 315,175
28 3623 SYP TKO236 48 5,3 309,875
28 3619 TKO136 300 59,5 250,375
29 3624 TKO136 300 59,5 190,875
29 3622 IB A BNG218 FULL MIRROR 50 6,00 184,875
29 3603 TKI236 60 13,6 171,275
29
3613 TKI236 60 13,5 157,775
3
9

29 3620 TKI218 60 7,6 150,175


29 DIKIRIM TGL: 28-10-10 200 350,175
30 3616III RMSM236AL 30 6,6 343,575
30 3603 OB A BNG236 20 5,25 338,325
30 3628I RMSM236ST 30 6,6 331,725
30 3621 RMK136ST L: 23 CM P:120CM 10 2,00 329,725
30 3621 RMK418ST UK:60X60 CM 42 9,25 320,475
30 3621 RMK236ST P:120 CM 19 4,1 316,375
30 3623 RMSM136AL 14 2,8 313,575
NOVEMBER SALDO 313,575
1 3605II RMSM218ST 30 3,6 309,975
1 3625 RM236AL 120 27 282,975
1 3625 IBABNG118UK:2X 4 0,6 282,375
1 3628II RMSM236ST 30 6,7 275,675
1 3613 KV236 150 17,5 258,175
2 3622 RM318AL 98 17,5 240,675
3 3623 TKO118 60 6 234,675
3 3624 TKO118 60 6,00 228,675
3 3604 TKJL136 60 11,8 216,875
3 3595 KV118 60 4,9 211,975
3 3626 BLKTGS136LBALLAST41.5CM 50 3,8 208,175
4 3625 OB A BNG236 20 5,25 202,925
4 3626 IBASUSU136UK:2X 10 2,7 200,225
4 3626 TKI236 120 27 173,225
4 3627 RM418ST 5 1,25 171,975
4 3631 RM218AL 60 7,7 164,275
4 3631 RM218ST 60 7,7 156,575
4
3627 BLKTGS136 360 27,4 129,175
4
0

4 3588 TKI136 60 13,5 115,675


4 3631 TKI218 60 7,7 107,975
4 3617 TKIK236 60 16,5 91,475
5 3632 RMSM218ST 120 14,8 76,675
5 3634 RM218ST 120 15,5 61,175
5 3632 KV236 em.citilite B.EBE TLS lbg kabel tngh 32 3,75 57,425
5 3617 TKI236 60 13,6 43,825
5 320 363,825
5 3633 RMOT4STUK;4XBEDAHAN 1 0,07 363,755
5 3633 RMT4STUK;4XBEDAHAN 1 0,07 363,685
6 3628 TKJL118 60 6 357,685
8 3629 TKJL236 60 12 345,685
8 3629 TKI218 60 7,6 338,085
8 3637 TKO118 60 6,125 331,96
8 3620 KV136 60 9,3 322,66
8 3635 KV236 em.citilite B.EBE TLS lbg kabel tngh 10 1,12 321,54
8 3632 RMSM218ST 80 9,8 311,74
8 3629 IB A BNG236 20 5 306,74
8 3627 IBASUSU218 20 2,9 303,84
8 3630 OB A SUSU236 10 2,6 301,24
8 3630 OBABNG236 10 2,6 298,64
8 3615 RMK236ST 60 12,7 285,94
9 3632 RMK236ST 60 12,7 273,24
10 3636 IB A SUSU236 140 35 238,24
10 3634 TKI236 60 13,5 224,74
11 3633 IBK A SUSU236 UK: 4X 8 4,8 219,94
11 3640 OPEN KAP136 44 1,41 218,53
11
3637 RMKEXO418ST 12 2,4 216,13
4
1

11 3640 RMKEXO218ST 4 0,5 215,63


11 3628 RM236ST 60 13,5 202,13
11 3634 RMK236ST 60 12,7 189,43
11 3639 RM236AL 30 6,75 182,68
11 3637 TKI218 60 7,6 175,08
11 3636 TKI236 60 13,6 161,48
11 3635 TK JL218 30 3,1 158,38
12 3644 IB A BNG318 2 0,45 157,93
12 3642 TKIK236 60 16,5 141,43
12 3641 TKI118 60 7,6 133,83
13 320 453,83
13 3639 RM236AL 30 6,75 447,08
13 3639 RMK236ST 60 12,7 434,38
13 3639 RM218ST 30 3,8 430,58
13 3641 RM236ST FULL MIRROR 6 1,35 429,23
15 3641 IB A BNG236 40 10 419,23
15 3644 RM236ST 60 13,5 405,73
15 3645 BAK OB 436 5 2,6 403,13
15 3647 IB A SUSU136UK 2X 10 2,7 400,43
15 3645 IB A SUSU318 UK LL;64X64 5 1,4 399,03
15 SJ 230/CBP/XI/10 100 299,03
16 3646 KV236 em.citilite B.EBE TLS lbg kabel tngh 72 11,2 287,83
16 3646 TKO236 252 50,1 237,73
16 3603 IB A SUSU236 30 7,5 230,23
16 3639 RM218ST 30 3,8 226,43
16 3644 RM236ST 60 13,5 212,93
16 3638 RM218AL 30 3,8 209,13
16
3651 OB A BNG136 UK2X 9 2,4 206,73
4
2

18 SJ 230/CBP/XI/10 KET: DIKEMBALIKAN 100 306,73


18 3646 TKO236 48 9,6 297,13
18 3653 TKI236 27 6,1 291,03
18 3644 RM236ST 60 13,5 277,53
19 3638 IBASUSU218 20 2,9 274,63
19 3644 IBASUSU218 20 2,9 271,73
19 3647 IBABNG218 20 2,9 268,83
19 3648 IB A BNG236 20 5 263,83
19 3619 IBASUSU236 20 5 258,83
19 3647 RMSM236AL 30 6,7 252,13
19 3642I OBASUSU236 10 2,6 249,53
20 3649 TKI218 60 7,7 241,83
20 3650 TKO118 60 6,2 235,63
20 3650 TKO218 60 6,3 229,33
20 3638 RM218AL 30 3,9 225,43
20 3653 TKIK236 28 7,8 217,63
20 3624 TKJL136 60 12 205,63
21 3657 B.OB436TLSEBETANPCOVER 1 0,5 205,13
21 3654 IB A SUSU318 UK LL;64X64 1 0,27 204,86
21 3657 IB A BNG318 1 0,19 204,67
21 3646 RM218ST 60 7,7 196,97
21 3649 IBASUSU218 40 5,7 191,27
21 3650 RM236AL 60 13,5 177,77
21 3654 IBASUSU218 60 8,5 169,27
21 3645 RM218AL 60 7,7 161,57
22 330 491,57
22 3653 RM218AL 120 15,5 476,07
22
3654 RMO218AL 20 2,8 473,27
4
3

22 3656 IBAPRISMATIC236 2 0,5 472,77


23 3642II OBASUSU236 10 2,6 470,17
23 3648 RMSM236AL 30 6,7 463,47
23 3655 IBABNG236 30 7,5 455,97
23 3657 IBABNG218 30 4,3 451,67
23 3655 RMO218ST 20 2,8 448,87
23 3656 RMT5214STLL;23CM 30 2,6 446,27
23 3658 RM236ST 60 13,5 432,77
23 SJ236/CBP/XI/10 100 332,77
23 3651 KV136 60 9,3 323,47
23 3652 KV236TTSPLATEBETLS 25 2,93 320,54
23 3652 KV136EBETLS 31 4,8 315,74
24 3659 IBKABNG136UK2X 2 0,6 315,14
24 3659 BLKT5128UK2.7X3CM 1 0,03 315,11
24 3659 RM218AL 60 7,7 307,41
24 3662 RM218AL 60 7,7 299,71
24 3653 TKI236 33 7,4 292,31
25 SJCBPDO/11/10/0162 500 792,31
25 3661 IBKASUSU218 8 1,25 791,06
25 3661 IBKASUSU418 5 1,4 789,66
25 3662 RM236ST 60 13,5 776,16
25 3649 IBABNG236 20 5 771,16
25 3658 TKO218EM.CITILITE 120 12,7 758,46
25 3664 TKO236 120 23,8 734,66
25 3663 KV236 100 11,7 722,96
26 3661 RMSM236AL 60 13,2 709,76
26 3662 IBASUSU218 60 8,5 701,26
26
3642 OBABNG236 20 5,4 695,86
4
4

26 3664 RMEXO236ALPOLOS 50 11,00 684,86


26 3665 IBASUSU136UK2X 10 2,7 682,16
27 3668 RM236ST 60 13,5 668,66
27 3659II RM218AL 60 7,7 660,96
27 3667 RM418ST 20 5,00 655,96
27 3663 IBABNG218 30 4,3 651,66
27 3667 IBKABNG136UK2X 6 1,7 649,96
29 3652 BLKTGS136 60 4,6 645,36
29 3669 TKO236EBETLS 22 4,4 640,96
29 3666 TKO136SYPU 120 22,5 618,46
29 3667 TKO236SYPU 60 11,2 607,26
30 3671 OBABNG136UK2X 1 0,26 607
30 SJ241/CBP/XI/10SMKICBNG 100 507
30 3665 RMSM236ST 60 13,2 493,8
30 3668 IBABNG218 60 8,5 485,3
30 3670 TKOMIRROR336 5 0,6 484,7
30 3691 TKO236SYPU(SYPSAJA) 60 6 478,7
DESEMBER SALDO 478,7
1 3672 TKIK318 3 0,82 477,88
1 3638I RMSM218AL 30 3,7 474,18
1 3671 RMSM218ST 30 3,7 470,48
1 3673 RMEXO218ALPOLOS 50 6,25 464,23
1 3673 RMSM218ST 120 14,6 449,63
2 3675 RM418ST 3 0,75 448,88
2 3675 RM236AL 60 13,5 435,38
2 3670 TKI236 120 27 408,38
2 3678 KVMIRROR136 4 0,3 408,08
2
3669 TKO236 60 12 396,08
4
5

3 3671 TKO236 60 11,8 384,28


3 3669 KV236 120 14 370,28
4 3630 TKI136 60 13,5 356,78
4 3682 TKIMIRROR136 16 3,00 353,78
4 3684 TKI236 60 13,6 340,18
6 CPBDO/12/10/0044 450 790,18
6 3638I RMSM218AL 30 3,7 786,48
6 3674 TKO236 120 23,9 762,58
6 3677 RMSM118ST 6 0,7 761,88
6 3677 RMSM136ST 21 4,2 757,68
6 3684 TKIK236 60 16,5 741,18
7 3672 TKIK236 61 16,8 724,38
7 3643 RMK236ST 60 12,7 711,68
7 3639 RMK236ST 60 12,7 698,98
8 3676 RMSM236AL 90 19,8 679,18
8 3680 IB236ABNG 30 7,5 671,68
8 3680 IB136ABNG 5 1,3 670,38
8 SJ246/CBP/XII/10 50 620,38
9 3673 TKJL136 60 11 609,38
9 3674II TKO236 120 23,8 585,58
9 3676 TKI118 60 7,5 578,08
10 3690 TKO336 6 1,4 576,68
10 3681 IBABNG236FULLMIRROR 200 42,2 534,48
10 3682 RMKDUMMY236ST 10 3 531,48
10 SJ249/CBP/XII/10 50 481,48
10 3682 TKI218 60 7,6 473,88
12 3687 RM236ST 120 27 446,88
13
3672 TKI136 14 3,2 443,68
4
6

13 3683 RMSM236ST 60 13,2 430,48


13 3683 RMSM236AL 60 13,2 417,28
13 3681 IBABNG236FULLMIRROR 100 25 392,28
13 3674 KV236 120 14 378,28
14 3681 IBABNG418FMUK:63X63CM 48 11 367,28
14 3690 IBASUSU318 10 1,9 365,38
14 3695 RM418ST 5 1,25 364,13
14 3688I IBABNG236 2 0,5 363,63
15 3663 RMSM218AL 30 3,6 360,03
15 3688 RMSM236ST 30 6,6 353,43
15 3679 RMK236AL 60 12,7 340,73
15 3688 IBABNG236 28 7 333,73
15 3696 IBKASUSU218 4 0,62 333,11
15 3675 TKO118 60 6 327,11
15 3685 TKO218 60 6,1 321,01
16 3678I KV236 150 17,5 303,51
16 3674III TKO236 120 23,8 279,71
17 3620 KV118 60 4,7 275,01
17 3685 KV218 60 3,6 271,41
17 3643 IBASUSU236 20 5 266,41
17 3688 IBASUSU236 30 7,5 258,91
17 3687 RM236AL 60 13,5 245,41
17 3692 IBKASUSU436PINNUT 24 221,41
17 3689 RM136STUK2X 72 17 204,41
17 3697 RM336AL 5 1,4 203,01
18 3699 KV236 ebe tls em. Citilite lbg tngh 14 1,6 201,41
18 3681 BAKIB418UK:63X63CMGantiygrusak 6 1,4 200,01
18
3687 RM218AL 60 7,7 192,31
4
7

18 3686 RM218ST 60 7,7 184,61


18 3677 KV136 60 9,4 175,21
18 3689 TKJL136 60 11 164,21
18 3690 TKO136SYPU 60 11,2 153,01
18 3691 TKO236SYPU(BAKSAJA) 60 5,22 147,79
18 3691 SYPUTKO136 20 2 145,79
18 3679 RMK236ST 60 12,5 133,29
20 3697 IBKABNG236 10 2,8 130,49
20 3698 RM236STFULLMIRROR 12 2,7 127,79
20 3700 OBASUSU136 5 1,2 126,59
20 3700 RM418ST 4 1,000 125,59
20 3705 BAKIB418UK:63X63CMGantiygrusak 3 0,7 124,89
21 3701 RMK218ST 30 3,7 121,19
21 3708 KV236ebetlsem.Citilitelbgtngh 10 1,2 119,99
22 SJ2952 400 519,99
22 SJ2953 100 619,99
22 3693 RMSM318ST 30 4 615,99
22 3693 RMSM336ST 30 8 607,99
22 3694 IBA.BNG236 30 7,5 600,49
22 3704I RM236ST 60 13,5 586,99
22 3691 SYPUTKO236 20 2 584,99
23 SJ2968 250 834,99
24 3694 RMSM236ST 60 13,2 821,79
24 3701I RM218AL 60 7,8 813,99
24 3702 IBKABNG236 8 1,2 812,79
24 3706 OBABNG236 4 1,1 811,69
24 3706 OBABNG336 2 0,8 810,89
24
3672 TKI136 60 13,6 797,29
4
8

24 3703 TKI118 60 7,6 789,69


24 3695I TKIK236 60 16,5 773,19
24 3703 TKI218 60 7,6 765,59
24 3710 TKO118 60 6,2 759,39
24 3708 TKI218 60 7,7 751,69
27 3700 BAKIBK318 14 4 747,69
27 3683I RMK236ST 60 12,7 734,99
27 3701 RMK218AL 30 3,6 731,39
27 SJ262/CBP/XII/10SMKICBNG 100 631,39
27 3711 KV236MIRROR 2 0,1 631,29
27 3678 KV236 150 17,5 613,79
29 3702 RM218ST 120 15,5 598,29
29 3704 RM236AL 60 13,5 584,79
29 3704 RM236ST 60 13,5 571,29
0 571,29
29 3712 BAKIB418UK:63X63CMGantiygrusak 7 2 569,29
29 3702 TKO236 120 24 545,29
29 3695I KV136 60 9,4 535,89
29 3695II TKIK236 60 16,5 519,39
30 3701II RM218AL 60 7,7 511,69
30 3708 RM236AL 60 13,5 498,19
31 3683II RMK236ST 60 12,7 485,49
31 3710 IBABNG136UK2X 70 18,9 466,59
31 3710 RMK336AL 41 15,3 451,29
31 3711 OBABNG136UK2X 30 7,8 443,49

4
9

Diagram Alir Keterkaitan Kerja Antar Divisi


Supplier Office Purchasing Office Expedisi Supplier Warehouse CLBP Fabrication

Gambar 4.3 Diagram Alir Keterkaitan Kerja Antar Divisi
Lap.Konsumsi
Harian
KartuStock Bidding Offering
Sedia>Min
BuktiPermintaan
BahanBaku
1.Price?
2.Quality?
PO
SPK/WO
SJ/DO
Warehouse
Delivery Inspection
QCOK?
Receiving
Retur
Cutting
Painting
Cutting
Welding
Finishing
Good
DP
Tidak
YES
NO
YA
YA
Banding
Legend:
Fisik
Informasi
Ageing
(ViaAccounting)
6
1

You might also like