You are on page 1of 15

Definisi Animasi

Pengertian Animasi Animasi adalah suatu rangkaian gambar diam secara inbeethwin dengan jumlah yang banyak, bila kita proyeksikan akan terlihat seolah olah hidup ( bergerak ), seperti yang pernah kita lihat film film kartun di tevisi maupun dilayar lebar jadi Animasi kita simpulkan menghidupkan benda diam diproyeksikan menjadi bergerak Animasi dasar tahap awal Kita sudah sekian lama mengenal animasi malalui film film kartun yang tayangkan di TV maupun VCD. Pada dasarnya film/ Video Animasi berupa rangkaian gambar secara in beetwin lalu diproyeksikan pada layar menjadi gerakan, nah gerakan inilah kita sebut Animasi. Diera teknologi saat ini banyak sekali sofwer sofwer computer yang mensuport pembuatan animasi seperti : Diretor, Adobe Imag redy, Flash, 3d studio max, ulead Cool 3D studio, Animasi tidak hanya untuk film kartun saja, dapat juga kita gunakan untuk media media pendidikan, inpormasi, dan media pengetahuan lainnya yang tidak dapat digangkau dengan life melalui kamera foto atau video, contoh misalnya membuat film proses terjadinya tsunami,atau proses terjadinya gerhana matahari, ini akan sulit ditempuh dengan pengambilan gambar langsung melalui kamara Untuk membuat film/ video animasi tidak cukup hanya mengandalkan sofwer yang ada, melainkan kita harus dapat menguasai dasar dasar animasi terlebih dahulu agar hasil animasi kita mencapai sempurna Pada ummnya Banyak dikalangan remaja remaja kita yang berminat membuat video animasi kartun khususnya remaja SMK Multimedia yang hanya mengadalkan sofwer computer saja tidak mendapatkan pengetahuan dasar animasi padahal basic mengambarnya sudah memadai. Pada dasar animasi yang harus ketahui adalah unsure unsure gaya tarik, gaya dorong maupun gravitasi bumi, dan kelenturan gerakan, ini sangat penting disaat kita membuat inbeetwin ( rangkaian gambar ) Sebelum kita membuat inbeetwin diatas kertas terlebih dahulu kita buat guideline gerakan yang diinginkan lalu menentukan titik titik rangkaian gambar yang akan kita buat Kita dapat menghitung gambar gambar yang akan dibuat dengan rasio film/ video, pada rasio video system PAL yaitu : 25 freme/detik sitem NTSC yaitu : 30 freme/ detik Kita tidak perlu membuat gambar setiap freme cukup 1 gambar untuk 2 freme berarti membuat gerakan 1 detik hanya diperlukan 12 gambar ini guna untuk mengefektifkan gambar yang kita buat, karena mata kita hanya mampu melihat pergantian gambar 6 freme/detik selebih dari itu yang terlihat hanyalah suatu gerakan http://sastronanmie.wordpress.com/2009/04/08/definisi-animasi/

1. Kata animasi berasal dari animate, dalam bahasa Latin disebut anima dan animus, yang artinya jiwa. Dalam An English-Indonesian Dictionary animate, berarti bernyawa; yang hidup ; sesuatu yang menghidupkan, menjiwai, menggelorakan, menyemarakkan, dan hal yang mengasyikkan. 2. Seorang ahli psikologi Gustav Jung, mengartikan anima sebagai sesuatu yang tidak disadari secara kolektif oleh manusia, tetapi keberadaannya terintegrasi dengan diri, dimiliki dan berdaya untuk muncul seperti adanya unsur feminitas pada wanita dan maskulinitas pada laki-laki. 3. Berdasarkan apa yang dinyatakan Jung, animasi dalam hal ini diartikan sebagai proses dimana sesuatu yang ada dan tidak disadari di dalam batin, dicoba untuk diungkapkan dan disadari. Jung mengkaitkannya dengan proses yang disebut individuasi. Individuasi merupakan proses bahwa setiap sistem kepribadian diusahakan untuk dapat mencapai tingkat diferensiasi, perkembangan dan pengungkapannya yang paling penuh untuk sampai pada pemekaran dan pengintegrasian kepribadian manusia. Proses ini merupakan proses panjang yang membuat kemampuan dalam diri manusia diwujudkan dan diintegrasikan ke dalam keutuhan dan kebulatan kehidupan yang dewasa. 4. Animasi dalam arti itu, seperti yang dimaksud Karl Rogers. Animasi adalah proses pembentukan konsep berdasarkan pengalaman personal setiap individu. Pembentukan konsep itu dilakukan oleh setiap individu dengan memahami secara langsung. Pemahaman itu akan membentuk suatu medan fenomenal yang akan membuat frame of reference dari individu. Pemahaman itu yang hanya dapat diketahui oleh orang itu sendiri, dan individu tersebut akan bertingkah laku tergantung pada medan fenomenal tersebut. Rogers sendiri memberikan tekanan kuat, bahwa dalam pembetukan konsep itu terdapat unsur pengalaman-pengalaman pribadi yang berhubungan dengan perasaan-perasaan, nilai-nilai yang diinternalisasi sebagai ekspresi kehidupan batin. 5. Animasi sebagai proses dalam bentuknya yang terbatas, khususnya pendidikan merupakan upaya pembiasaan pada diri seseorang. Dengan sejumlah bentuk-bentuk pembiasaan tersebut, maka dapat menimbulkan kumpulan kebiasaan. Kebiasaan memuat keterlibatan respon-respon internal yang pada gilirannya membangkitkan stimulus-stimulus internal yang memiliki sifat-sifat dorongan. Maka animasi lebih dimengerti sebagai prinsip reinforcement tingkah laku melalui retropeksi hidup batin. Skinner berasumsi bahwa seluruh tingkah laku berjalan menurut hukum. Artinya, ada implikasi kemungkinan mengontrol tingkah laku seseorang. Maka dari asumsi tersebut dapat disimpulkan tentang upaya memanipulasi kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi perubahan tingkah laku seseorang. Ia menyakini bahwa tingkah laku dapat dikontrol semata-mata dengan memanipulasi lingkungan dimana seseorang berada. Dalam arti sempit ini, animasi dapat berarti proses manipulasi lingkungan untuk mengajak seseorang sampai kepada perkembangan dan kedewasaan diri. 6. Intinya, animasi merupakan pendekatan untuk mengajak seseorang sampai menemukan sendiri, berpartisipasi dan terlibat secara langsung melalui pengalaman dan menyentuh kesadaran yang bersifat konasi. Konasi berarti tindakan manusia yang telah dipikirkan, dipertimbangkan, disadari dan diyakini. Konasi sendir merupakan wujud daru kinesis. Kinesis berarti gerakan di dalam diri manusia di mana yang pada awalnya berupa potensi menjadi aktus. Kinesis berarti tindakan manusia untuk mewujudkan dirinya secara penuh, menjadi diri yang sesuai dengan hakikatnya dan memperkembangkan inti hidupnya yang

terdalam. Tindakan ini jelas bernilai etis; manusia memilih yang baik dan melakukan yang benar dan yang bermoral. Tindakan manusia tersebut digerakkan secara bersama oleh akal (sungguh telah dipertimbangkan), kehendak (disadari), rasa dan karya ciptanya (diperjuangkan dengan sepenuh hati). 7. Animasi ini dipolakan sebagai sebuah pendekatan yang ditujukan untuk mencoba mengolah, menggali kembali berbagai segi yang terkait dengan religiositas seseorang. Religiositas sendiri adalah kompleksitas segi-segi emosional yang berkaitan erat dengan segala macam kebutuhan-kebutuhan afeksi dan kognitif. Kebutuhan ini bersifat spesifik ke arah kondisi eksistensi manusia. Erik Fromm mengatakan dengan lima hal mengenai kondisi eksistensi tersebut yaitu: keterhubungan, transedensi, keterberakaran, identitas dan orientasi. 8. Animasi Religiositas lebih sebuah pendekatan untuk mengajak orang sampai kepada pengalaman puncak. Menurut Maslow bahwa pengalaman puncak ini akan mengarahkan seseorang kepada aktulisasi diri. Animasi Religiositas menjadi salah satu cara untuk membantu orang-orang ke jalan aktualisasi diri. Hal itu bukan sesuatu yang terkait dengan pengalaman batin akan supra-empiris dan sekedar menjadi magi semata. Seperti apa yang sudah dikatakan, bahwa religiositas sendiri adalah pencarian akan makna hidup. 9. Animasi Religiositas ini mengkaitkan secara mendasar peran penting manusia mencari makna hidupnya. Makna hidup menurut Victor Frankl tidak selalu merupakan persoalan pengalaman keagamaan saja. Makna hidup bisa ditemukan juga didalam realisasi nilai-nilai manusiawi yang mencakup nilai kreatifitas, nilai estetika, nilai etika dan nilai pengalaman. Makna hidup ditemukan tidak sekedar didalam agama melainkan juga didalam kerja, pertemuan dengan keindahan, melalui pertemuan-perjumpaan komplementer dan hubungan cinta kepada sesama. Secara sederhana hal-hal tersebut selalu ada dan hadir secara alami setiap hari. 10. Animasi Religiositas lebih melihat aspek pendampingan yang bersifat di dalam lubuk hati menggali inti rasa-perasaan religiositas seseorang. Religiositas ini merupakan riak getaran hati nurani pribadi; sikap personal yang sedikit banyak misteri bagi orang lain, karena menapaskan intimitas jiwa, du Coeur dalam arti Pascal, yakni cita rasa yang mencakup totalitas (termasuk rasio dan rasa manusiawinya) kedalaman isi pribadi manusia. Oleh karena itu, pada dasarnya religiositas mengatasi, atau lebih dalam dari agama yang tampak formal, resmi. 11. Animasi Religiositas merupakan bentuk pendampingan yang mengkaitkan bentuk-bentuk pertemuan kelompok dengan pengolahan batin yang dikemas dengan berbagai metode yang bersifat multidemesional. Intinya, bertujuan mengajak seseorang memahami makna hidupnya. Seringkali seseorang butuh proses perjuangan dalam menghadapi bermacammacam konflik dan ketegangan, karena individu harus merefleksikan sendiri pengalaman religius yang terkadang bentuknya masih spontan, dan penuh tanda tanya. Manusia, meskipun mempunyai keyakinan dalam setiap kehidupannya, tetap membutuhkan manusia lain sebagai partner untuk membantu merefleksikan pengalaman religiusnya. Sikap religius ini, biasanya baru timbul secara berangsur-angsur dari pemecahan terhadap bermacammacam konflik dan ketegangan, sehingga berkat proses perjuangan itu muncullah suatu bentuk pandangan yang penuh diferensiasi dan yang betul-betul personal dalam arti sudah dijadikan milik individu sendiri. 12. Kebutuhan untuk merefleksikan pengalaman religius bersama dengan manusia lain, dapat diatasi dengan baik melalui situasi kelompok. Hal ini, karena manusia mempunyai

kebutuhan untuk berkumpul, pengakuan, penerimaan, kasih, dorongan dan pengungkapan emosi atau perasaan orang lain. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan di atas adalah dengan terlibat dalam suatu bentuk-bentuk pertemuan informal yang dapat membuat individu merasa tidak sendirian dalam menghadapi persoalannya. Animasi Religiositas mencoba mempolakan berbagai pendekatan tersebut. Tentu saja, kaitannya tidak hanya dengan masalah-masalah pribadi, melainkan juga sebagai bentuk pendampingan pengembangan diri. Polannya lebih untuk menciptakan yang sekaligus diharapkan dapat membangun rasa religiositas atau membentuk sikap dan cara pandang yang dewasa mengenai kehidupan bagi masing-masing individu. Bentuk-bentuk pemikiran tersebut antara lain dengan pengimaginasian melalui musical codes yang bernuansa lembut dan gembira, dengan perlambangan melalui retorika ikon-ikon (kata-kata simbolis yang mempunyai tanda-tanda tertentu yang saling berhubungan) mengenai hidup dan cinta, dengan berapresiasi melalui bentuk-bentuk estetika visual baik teater, film, dan puisi dan pengekspresiannya. Hal ini dapat pula melalui aktifitas keseharian yang direfleksikan secara sederhana melalui gambar, doa, lamunan-imaginatif, puisi, tari-gerak tubuh dan sharing. [purwono nugroho adhi] http://purwonomedia.wordpress.com/2008/10/24/animasi-religiositas/

Inovasi Pembelajaran Dengan Media Animasi


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dapat mendorong terjadinya kemajuan ilmu pengetahuan dan sebaliknya kemajuan ilmu pengetahuan dapat melahirkan berbagai macam fasilitas teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak dampak yang besar bukan hanya bagi manusia juga terhadap lingkungan sekitar dengan berbagai aspek kehidupannya. Pendidikan adalah salah satu bidang yang paling besar mendapat pengaruh dari kemajuan teknologi. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut sekolah sebagai lembaga pendidikan formal untuk dapat menghasilkan lulusan yang bermutu dan berkualitas. Sekolah sebagai lembaga pendidikan dituntut untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran secara maksimal dalam semua mata pelajaran, termasuk di dalamnya mata pelajaran Biologi. Mutu pendidikan pada lingkup sekolah dapat diukur dari segi tertentu, misalnya apakah para siswa menunjukkan hasil yang memuaskan dalam penguasaan materi setelah proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran seorang guru harus merumuskan tujuan pengajaran untuk tercapainya tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantar para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral, maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai makhluk sosial (Sudjana, 2005 : 1). Dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut diperlukan beberapa komponen, dan salah satu komponen utamanya adalah guru sebaiknya dapat menciptakan suasana yang kondusif dalam dalam kegiatan belajar mengajar, agar tercipta komunikasi antara guru dan siswa. Komunikasi guru dan siswa akan berjalan lancar apabila seorang guru dapat menguasai teknik dan cara berkomunikasi yang baik dengan memanfaatkan alat bantu yang disebut media. Dalam makalah ini akan dibahas tentang penggunaan media animasi dalam proses pembelajaran biologi. Dengan penggunaan media animasi ini diharapkan komunikasi antara guru dan murid dalam proses pembelajaran dapat meningkat, sehingga proses pembelajaran bisa maksimal, dan dapat mengatasi kesulitan dalam pembahasan materi, guna yang berakibat kepada peningkatan hasil belajar

1.2 Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud dengan media dan media pembelajaran dengan animasi? 2. Jelaskan tujuan dari proses pembelajaran dengan media animasi ? 3. Jelaskan kelemahan serta kelebihan media animasi dalam proses pembelajaran biologi ? 4. Bagaimana dengan kecocokan media animasi dengan atribut inovasi ? 1.3 Tujuan 1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan media dan media animasi dalam pembelajaran pembelajaran 2. Menjelaskan tujuan dari proses pembelajaran dengan menggunakan media animasi 3. Membandingkan kelemahan serta kelebihan penggunakan media animasi dalam proses pembelajaran biologi 4. Mendeskripsikan kecocokan media animasi dilihat dari atribut inovasi 1.4 Sistematika Penulisan KATA PENGANTAR BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan masalah 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan Makalah. BAB II : LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian media dan media pembelajaran Animasi 2.2 Tujuan pembelajaran dengan menggunakan media animasi 2.3 Kelemahan dan kelebihan media animasi terhadap pembelajaran biologi 2.4 Media animasi dilihat dari atribut Inovasi BAB III : PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Media dan Media Pembelajaran Animasi 2.1.1 Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Selain pengertian di atas berikut ini penulis sajikan beberapa pengerian media menurut beberapa ahli: a. b. c. Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai untuk penyebar ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima (Santoso S Hamidjaya dalam Ahmad Rohani, 1997: 2). Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar (Gagne dalam Arief S Sadiman, 2003: 6) Media adalah segala benda yang dimanipulasi, dilihat, didengar, dan dibicarakan beserta instrument yang digunakan dalam kegiatan tersebut (NEA: National Education Associatian dalam Ahmad Rohani, 1997: 2) d. Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar (Briggs dalam Arief Sadiman, 2003: 2). Media dapat diartikan sebagai sumber belajar dan sebagai alat bantu. Apabila media sebagai sumber belajar maka manusia, ataupun segala sesuatu yang menyebabkan pengetahuan dari peserta didik bertambah dapat dikatakan sebagai media. Sedangkan media dapat dikatakan sebagai alat bantu dalam proses belajar karena sebagaimana yang kita tahu media dapat membantu tugas guru dalam menyampaikan bahan pelajaran, sehingga memudahkan siswa dalam menyerap materi-materi yang dianggap sulit atau abstrak.

2.1.2

Media Pembelajaran Animasi Media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak

menjadi lebih sederhana, konkrit, serta mudah dipahami. Sehingga media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan retensi anak terhadap materi pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang banyak digunakan sekarang adalah media pembelajaran berbasis computer. Animasi merupakan gambar bergerak yang merupakan imbas dari kemajuan IPTEK. Penggunaan animasi tidak lepas dari peran komputer. Animasi dapat dihasilkan melalui grafik 3D maupun 2D. Penggunaan animasi dengan bantuan komputer sebagai media pembelajaran memiliki banyak kelebihan. Salah satunya adalah dapat menambah kesan realisme dan merangsang siswa untuk merespon dengan adanya warna dan grafik (Latuheru, 1988:122). Animasi yang ada membuat siswa lebih mengingat materi lebih lama, gambar-gambar yang ada dapat memperjelas materi yang belum dipahami. Tetapi apabila penggunaannya tidak sesuai maka animasi juga dapat mengalihkan perhatian dari substansi materi yang disampaikan ke hiasan animatif yang justru tidak penting. Media animasi ini disampaikan dengan menggunakan bantuan komputer.

2.2 Tujuan Pembelajaran dengan menggunakan Media Animasi Berdasarkan hasil penelitian Emelda Marzuki mengenai Pengaruh Animasi Multimedia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Penguasaan Materi Biologi Siswa (Studi eksperimental pada siswa kelas XI SMA Negeri 5 Bandar Lampung TP 2008/2009) menjelaskan bahwa penggunaan animasi multimedia dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan materi pokok Sistem Peredaran Darah oleh siswa dan penguasaan materi pokok Sistem Peredaran Darah oleh siswa pada penggunaan animasi multimedia dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibanding tanpa menggunakan animasi multimedia. Puryaningsih (2008) dalam yang Ditinjau hasil dari penelitiannya Motivasi Berprestasi juga dan menunjukkan Penggunaan Media Animasi

Kemampuan Awal dalam Pembelajaran Biologi Umum(studi eksperimen pada mahasiswa semester 1 jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Palangkaraya Tahun Pelajaran . 2007/2008 memilikipengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa, sertamenunjukkan bah wa hasil belajar siswa yang dibelajarkanmenggunakan media animasi lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan tanpa menggunakan media animasi. Penggunaan media animasi prestasi belajar

mahasiswa lebih baik dari pada menggunakan modul, penelitian membuktikan bahwa ada interaksi antara motivasi berprestasi dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar biologi umum

2.3 Kelemahan dan Kelebihan Media Animasi Terhadap Pembelajaran Biologi Dalam metode pembelajaran menggunakan animasi ini tentunya ada hal-hal yang dianggap menguntungkan dan hal-hal yang dianggap kelemahan. 2.3.1 Kelemahan 1. 2. 3. Mememerlukan kreatifitas dan ketrampilan yang cukup memadai untuk pembelajaran Memerlukan software khusus untuk membukanya Guru sebagai komunikator dan fasilitator harus memiliki kemampuan memahami siswanya, pembelajaran yang cukup jelas tanpa adanya atau penyajian informasi yang terlalu banyak dalam satu frame mendesain

animasi yang dapat secara efektif digunakan sebagai media

bukan memanjakannya dengan berbagai animasi usaha belajar dari mereka 2.3.2 Kelebihan cenderung akan sulit dicerna siswa.

1.

Memudahkan guru untuk menyajikan informasi mengenai proses yang cukup kompleks dalam kehidupan, misalnya siklus nitrogen, respirasi aerob, sistem peredaran darah dan proses lainnya.

2. Memperkecil ukuran objek yang cukup besar dan sebaliknya seperti hewan dan mikroba. 3. Memotivasi siswa untuk memperhatikan karena menghadirkan daya tarik bagi siswa terutama animasi yang dilengkapi dengan suara. 4. Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual. 5. 6. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain.

2.4 Media Animasi Dilihat Dari Atribut Inovasi

2.4.1 1.

Atribut Inovasi Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, atau mungkin dari faktor status social (gengsi), kesenangan, kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang sangat penting. Makin menguntungkan bagi penerima makin cepat tersebarnya inovasi.

2.

Kompatibel (compatibility) ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada.

3.

Kompleksitas (complexity) ialah tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebarannya.

4.

Trialabilitas (trialability) ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Suatu inovasi yantg dicoba akan cepat diterima oleh masyarakat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba lebih dulu..

5.

Dapat diamati (observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat, dan sebaliknya inovasi yang sukar diamati hasilnya, akan lama diterima oleh masyarakat.

2.4.2

Media Animasi dalam Atribut Inovasi Pembelajaran dengan menggunakan media animasi dilihat dari 5 atribut.

1. .Keunggulan relatif Mempermudah siswa dalam memahami materi 2. Compatibilty Sesuai dengan kebutuhan siswa. Sesuai dengan kemajuan perkembangan teknologi yang semakin pesat 3. Tingkat kesukaran

Yaitu bagaimana seorang Guru dalam mencari animasi yang sesuai antara materi yang dijelaskan dengan video animasi yang di tampilkan. 4. Observability Animasi dapat diamati secara langsung oleh siswa yang sudah disajikan oleh Guru. Ini dapat dilihat dari dapat atau tidaknya siswa menunjukkan bagian yang ditunjukkan oleh animasi. 5. Trialbility Dapat dicoba pada suatu sekolah yang mempunyai sarana dan prasarana sekolah yang lengkap untuk menunjang suatu pendidikan di sekolah tersebut.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Media pembelajaran merupakan alat bantu untuk memudahkan dan mendukung proses pembelajaran dalam upaya mempermudah tercapainya suatu tujuan pembelajaran. Media animasi merupakan media yang sangat baik digunakan dalam proses pembelajaran biologi. Banyak kelebihan-kelebihan yang ditimbulkan, salah satunya memudahkan guru untuk menyajikan informasi mengenai proses yang cukup kompleks dalam kehidupan, misalnya siklus nitrogen, respirasi aerob, sistem peredaran darah dan proses lainnya. Namun pembelajaran dengan media animasi pula terdapat kelemahan salah satunya adalah sulitnya dalam pembuatan media. 3.2 Pesan Dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan-kekuarangan yang harus diperbaiki dan ditambahkan. Kekurangan tersebut dikarenakan keterbatasan bahan dan waktu. Penulis berharap pihak lain dapat membantu untuk memberikan ide dan masukan-masukan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Daftar Pustaka Artawan Rudi Pembelajaran Biologi dengan Menggunakan Animasi .Blog On Wordpress (07-01-2012) Modul, Karakteristik dan Strategi Inovasi Pendidikan . pdf (22-11-2011) Sutawijaya .A Eka. Skripsi Meningkatkan Hasil Belajar tentang Struktur dan Fungsi Sel menggunakan media Animasi Pada siswa Kelas XI semester I di SMA pasundan 1 Cimahi. 2009. Universitas Pasundan. Bandung 08 Juni 2011.

http://fauzihamzahmuhamad.blogspot.com/2012/01/inovasi-pembelajaran-dengan-media.html

You might also like