Professional Documents
Culture Documents
Tanah yang sehari-hari kita pijak ini ternyata memiliki ragam jenis dan kandungan. Di setiap daerah, tanah memiliki jenis dan kandungan yang berbeda-beda. Secara umum, tanah tersusun atas bahan mineral, bahan organik, air tanah, dan udara. Kandungan mineral dalam tanah berasal dari batuan yang telah mengalami perubahan pada jangka waktu tertentu, yaitu mengalami pelapukan. Kandungan organik berasal dari organisme yang mati. Perbandingan kandungan dalam susunan tanah sering kali berubah setiap saat. Adapun perbandingan komponen tanah yang baik untuk tanaman adalah bahan mineral 45%, bahan organik 5%, air 25%, dan udara 25%. Tanah juga dapat terbentuk dengan baik jika ada pengaruh suhu udara dan curah hujan. Di Indonesia sendiri memiliki tanah yang subur karena Indonesia beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi. Oleh karena itu, sumber daya tanah di Indonesia sangat potensial untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin. Ada beberapa jenis tanah yang dapat kita kenali, yakni sebagai berikut. a. Tanah Litosol Tanah litosol merupakan tanah yang cukup subur terutama untuk hutan. Litosol adalah jenis tanah yang belum mengalami perkembangan setelah terjadi pelapukan. Tanah ini tersebar di daerah Pulau Jawa, Nusa Tenggara, dan Maluku. b. Tanah Latosol Tanah latosol adalah tanah yang memiliki beberapa jenis warna. Ada yang berwarna merah, cokelat kemerahan, cokelat kekuningan atau kuning. Tanah ini cukup subur sehingga cocok untuk pertanian dan perkebunan. Persebarannya hampir di seluruh Indonesia, kecuali Nusa Tenggara dan Maluku Selatan. c. Tanah Aluvial Tanah aluvial disebut juga tanah entisol. Jenis tanah ini memiliki kesuburan yang cukup, cocok untuk dimanfaatkan sebagai hutan atau usaha pertanian. Jenis tanah ini tersebar di Indonesia sepanjang aliran sungai di Pulau Jawa, Nusa Tenggara, Sumatera, Maluku Selatan, dan daerah aliran sungai di seluruh Indonesia. d. Tanah Gambut Tanah gambut disebut juga organosol. Tanah gambut berwarna cokelat tua dan banyak mengandung bahan
organik. Tanah ini kurang subur, tetapi masih dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau sawah. Tanah jenis ini berada di daerah Sumatera, Kalimantan, dan Papua. e. Tanah Vulkanik Tanah vulkanik disebut juga tanah andosol, yaitu tanah yang terbentuk dari abu vulkanik yang keluar dari letusan gunung berapi. Warna tanahnya hitam dan cukup subur. Cocok untuk pertanian dan perkebunan. Tanah ini tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera. f. Tanah Mediteran Tanah mediteran disebut juga tanah alfisol. Tanah ini banyak mengandung aluminium, besi, air, dan bahan organik. Oleh karena itu, tanah ini cukup subur. Tanah ini terdapat di Pulau Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. g. Tanah Grumusol atau Vertisol Tanah grumusol memiliki tingkat kesuburan yang cukup baik. Jenis tanah ini terdapat di lembah pegunungan. Penyebarannya di daerah Madura, Gunung Kidul, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara. h. Tanah Renzina atau Mollisol Tanah jenis ini biasanya berwarna merah, cokelat, atau hitam. Tanah renzina sangat ocok untuk menanam palawija. Tanah ini berada di daerah yang kering, seperti Sulawesi, Maluku, dan Papua. Setelah mengenal berbagai jenis tanah tersebut, setidaknya kita bisa lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Sebab, jika tanah yang memiliki tingkat kesuburan cukup baik tersebut tercemar oleh berbagai limbah, tentunya tidak akan dapat dimanfaatkan. Bahkan akan merugikan kita, sebab pemulihannya akan membutuhkan waktu yang lama.
Jenis Batuan Semua bahan yang membentuk lapisan kulit bumi disebut batuan. Berdasarkan proses pembentukkannya jenis batuan terdiri dari batuan beku, batuan endapan (sediment), batuan malihan (metamorf). 1. Batuan Beku Batuan beku terbentuk dari magma yang membeku. Batuan ini terjadi Ketika magma naik ke permukaan bumi temperatur dan tekanannya Semakin berkurang, sehingga benda yang cair dan liat berubah menjadi Padat berbentuk kristal. 2. Batuan Endapan ( Sedimen) Batuan sedimen adalah jenis batuan yang terjadi karena proses pengendapan (sedimentasi). Batuan sedimen terutama berasal dari batuan beku yang lapuk karena faktor-faktor penyinaran matahari, hujan, pendinginan, aliran air, pukulan gelombang , hewa, tumbuhan dan manusia. 3. Batuan Malihan (Metamorf) Batuan metamorf adalah jenis batuan yang berasal dari batuan beku dan dan batuan sedimen. Karena pengaruh tenaga alam, yaitu suhu dan tekanan udara, dalam jangka waktu tertentu sifat batuan-batuan tersebut berubah. Perubahan sifat batu-batuan tersebut dikarenakan terjadinya diagenesa danmetamorfosis. Diagenesa adal ah perubahan sifat batuan karena suhu dan tekanan yang tidak tinggi. Sedangkan metamorfosis adalah sifat perubahan wujud sehingga bentuk dan susunan yang semula tidak nampak.
disebut juga lithosfer yang mengapung di atas astenosfer. Bagian atas kerak bumi berhubungan langsung dengan atmosfer dan hidrosfer, sedangkan bagian paling bawah (dalam) berbatasan dengan lapisan mantel paling atas. Terdapat tiga jenis batuan berdasarkan genesisnya, yang menyusun kerak bumi yaitu : Batuan Beku, Batuan Sedimen, dan Batuan Metamorfosa (Malihan). Ketiga jenis batuan ini tersebar di bumi dengan persentasi yang berbeda pada 6 benua. Batuan Beku sekitar 17% menempati daerah potensial gunung berapi. Batuan Sedimen (Sedimentary Rock) 66% tersebar pada daerah-daerah tua. Dan Batuan Malihan (Metamorhic Rock) 17% yaitu kombinasi antara vulkanik dan sedimen. A. Siklus Batuan Keberadaan Kerak bumi merupakan siklus yang dimulai dari magma dan kemungkinan akan kembali menjadi magma. Batuan Beku terbentuk oleh magma yang mengalami kristalisasi karena kontak dengan air dan atau udara akan berubah sifatnya dari cair pijar menjadi padat (beku). Batuan Beku yang telah terbentuk akan dipengaruhi oleh agen-agen eksogen yaitu air, udara, panas matahari, dan organisme dengan proses-proses pelapukan, erosi, yang menyebabkan lapukan batuan, secara kimiawi maupun mekanis. Batuan yang lapuk ini dengan berbagai ukuran bahkan sampai menjadh tanah akan ditransportasikan oleh tenaga-tenaga pengakutnya dan pada tempat-tempat tertentu material pelapukan diendapkan dan disedimentasi secara bertahap sampai menjadi Batuan Endapan atau Batuan Sedimen. Batuan Beku dan Batuan Sedimen dengan dipengaruhi panas yang tinggi dari dalam bumi dan tekanan yang tinggi, maka dalam waktu tertentu yang relatif lama jakan berubah sifat maupun bentuknya menjadi Batuan Metamorfosa. B. Batuan Beku Batuan Beku adalah batuan yang berdasarkan genesisnya terbentuk dari pembekuan magma atau lava. Magma adalah massa cair kental-pijar dengan temperatur yang sangat tinggi dan berada di bawah permukaan bumi. Lava adalah magma yang tergerak keluar oleh tekanannya dan mencapai permukaan bumi. Material magma adalah bahan volatil (gas) dan nonvolatil, terutama oksida-oksida: Silikon, Al, Fe, Ca, Mg, K, dan Na. 1. Batuan Beku Dalam (Batuan Plutonis/ Batuan Beku Intrusi)
BATUAN KERAK BUMI Kerak bumi merupakan bagian teratas dari struktur vertikal bumi dengan material penyusun berwujud padat
Batuan beku dalam adalah massa batuan yang terbentuknya jauh di dalam bumi, yaitu sekitar 15 km 50 km di bawah permukaan bumi, dekat dengan Astenosfer dan membentuk sebagian besar kerak bumi Karakteristik batuan beku dalam pada umumnya antara lain sebagai berikut: Berbutir kasar Jarang memperlihatkan struktur visculer (pori-pori gas) Dapat merubah batuan yang berbatasan dengan semua sisinya. 2. Batuan Beku Luar (Batuan Vulkanis) Beberapa sebutan batuan beku luar diantaranya: Batuan Vulkanis, Batuan Leleran, Batuan Efusif, dan Batuan Ekstrusi. Bentuk ekstrusi adalah hasil yang dibangun oleh magma yang mencapai permukaan bumi (lava). Batuan beku luar terjadi melalui proses pendinginan dan pembekuan lava yang cepat sehingga tidak mempunyai kesempatan untuk membentuk kristal yang sempurna, bahkan sama sekali tidak membentuk kristal. Karakteristik batuan beku luar pada umumnya antara lain sebagai berikut: Berbutir halus dan sering terdapat kaca. memperlihatkan struktur visculer terutama di bagian permukaan Terdapat struktur aliran.