You are on page 1of 4

POLA PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK

( Oleh : Udi wahyudi )

Adanya perkembangan psikologi peserta didik (anggota muda), menyebabkan munculnya suatu pemikiran untuk mengembangkan Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak yang berpangkalan di SLTA dan Perguruan Tinggi yang disesuaikan dengan perkembangan jiwa dan rohani peserta didik serta kondisi lingkungan di Gugus Depan. Berdasarkan SK. Kwarnas No. 080 tahun 1988 tentang Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega bahwa Golongan Pramuka Penegak yang berusia antara 16-20 tahun dalam system pembinaannya lebih banyak diperankan kepada peserta didik (75%) sedangkan peran yang diberikan Pembina lebih sedikit (25%), sehingga pembinan Pramuka Golongan Penegak lebih banyak mengutamakan pemberdayaan Peserta Didik (subyek). Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, seperti: 1. Sistem Satuan Terpisah antara Pramuka Putra dan Pramuka Puteri. 2. Sistem Berkelompok/beregu dengan adanya sangga-sangga. 3. Pentahapan jenjang kenaikan Tingkat yang meliputi: a. MASA PERKENALAN selama (1 bulan) sebagai Tamu Ambalan b. MASA ORIENTASI selama (6 bulan) sebagai Calon Penegak c. MASA LATIHAN selama (12 bulan) sebagai Penegak Bantara d. MASA PEMANTAPAN selama (12 bulan) sebagai Penegak Laksana 4. Pentahapan jenjang kenaiakn tingkat disesuaikan dengan Sistem Pendidikan Nasional yang berlaku disekolah tingkat SLTA yang menggunakan system semester. 5. Pelaksanaan system pembinaan melalui pola pentahapan jenjang kenaikan tingkat dilakukan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan kondisi dilapangan, yaitu: a. MASA PERKENALAN dilaksanakan dengan perkenalan antara Tamu Ambalan dengan Pembina Gudep, Pembina Penegak, Pembantu Pembina Penegak, Dewan Ambalan, dan Anggota Ambalan serta Purna Anggota Ambalan. Selain itu juga Tamu Ambalan diperkenalkan dengan Adat Istiadat Ambalan yang berkaitan dengan Sejarah berdirinya Ambalan. Materi tersebut dapat dilakukan oleh Dewan Ambalan atau Pemangku Adat.

b. MASA ORIENTASI dilaksanakan sebagai pemberian informasi (materi) mengenai Adat Istiadat Ambalan, Sejarah Kepramukaan, Organisasi Pramuka, Dewan Ambalan, dan Materi yang disyaratkan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU) Penegaj Bantara serta materi pengujian SKU tingkat Penegak Bantara. Materi adapt Istiadat Ambalan dapat dilakukan oleh Pemangku Adat, dan Materi lainnya yang bersifat Tehnik Kepramukaan dapat diberikan oleh Dewan Ambalan sedangkan Materi Pengujian SKU harus dilakukan oleh Pembina Penegak atau Pembantu Pembina Penegak. c. MASA LATIHAN dilaksanakan dengan pemberian materi kepenegakan yang berorientasikan pada pengembangan jiwa kepemimpina (Leadership), Kemampuan berorganisasi, Manajemen Satuan, Manajemen kegiatan, Penguasaan Teknologi, Ketrampilan Kewirausahaan serta pengalaman prinsip Pramuka Penegak yang tercermin pada pola TRI BINA (Bina Diri, Bina Satuan, Bina Masyarakat). Materi dapat diberikan/dilakukan oleh Dewan Ambalan dan bila tidak memungkinkan dapat diberikan oleh Pembina atau Pembantu Pembina. d. MASA PEMANTAPAN dilaksanakan dengan pola pendidikan social kemsyarakatan berupa pelaksanaan kegiatan bakti social seperti (Donor Darah, Pramuka Peduli Narkoba, Pramuka Peduli Banjir, dll). STRUKTURISASI POLA PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK 1. Dewan Ambalan Dewan Ambalan (DA) Penegak merupakan salah satu wadah pembinaan bagi Pramuka Penegak dalam mengelola aktifitas Pramua Penegak di Gugus Depan. Mengacu pada Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, maka Pengurus DA Putra (Balaputra Dewa) harus terpisah dengan Pengurus DA Putri (Pramodhawardani). Dengan berpegang pada motto Penegak Dari Penegak, Oleh Penegak, Untuk Penegak, maka Pramuka Penegak mempunyai kebebasan dalam mengekspresikan dan mengembangkan kreatifitasnya dalam mengelola kegiatan dibawah pengawasan orang dewasa (Pembina). Dalam hal ini peranan Dewan Ambalan mendapat porsi yang lebih besar (75%) dalam segi pembinaan kepada anggotanya. Peranan Pembina lebih banyak sebagai pendamping dan konsultan yang bersikap Tut Wuri Handayani (Sistem Among). Tehnis kePramukaan diserahkan/dipercayakan kepada Dewan ambalan, sedangkan yang bersifat kewajiban dalam usaha pembentukan watak dan

pribadi, tetap ditangani Pembina. Bimbingan Pembina lebih banyak ditujukan kepada Dewan Ambalan bukan kepada anggotanya. 2. Pembantu Pembina Merupakan anggota dewasa atau minimal Pramuka Pandega yang telah menempuh Kursus Mahir Dasar yang dapat secara langsung memberikan bimbingan atau pembinaan kepada peserta didik. Dalam hal ini Pembantu Pembina menempatkan diri sebagai Pendamping. 3. Pembina Penegak Merupakan seorang anggota dewasa yang telah memenuhi persyaratan sebagai Pembina Golongan Penegak (Mahir Penegak) yang memberikan bimbingan kepada Pramuka Penegak yang bersifat mental spiritual, pengembangan jiwa kepemimpinan dan karakter serta psikologi peserta didik. 4. Pembina Gudep Pembiana Gugus Depan (Gudep) merupakan penanggung jawab atas kelangsungan hidup gudep dimana seluruh aktifitas dan kegiatan Gudep harus sepengetahuan Pembina Gudep. Pembina Gudep harus dapat menempatkan posisinya dan memperlakuakan peserta didik sebagai Mitra Kerja (subyek pendidikan). Dalam hal ini Peranan Pembina Gudep hanya 25% dalam memberikan Pembinaan kepada Peserta Didik. 5. Mabigus Majelis Pembimbing Gugus Depan (Mabigus) merupan salah satu unsur penting dalam pembiaan Gugus Depan, dimana peranan Mabigus lebih mengarah pada pemberian bantuan yang bersifat moril maupun materil. Dan kepengurusan Mabigus biasanya dipimpin oleh Kepala Sekolah. 6. Purna Ambalan Merupakan suatu perkumpulan diluar struktur yang secara formal tidak aktif sebagai anggota Pramuka namun secara informal sangat berperan penting dalam memberikan bimbingan dan bantuan dalam pengembangan Gugus Depan dan darma baktinya kepada Sekolah (almamater) maupun Gerakan Pramuka (Gudep).

You might also like