You are on page 1of 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Tugu Muda Semarang dibangun pada masa Gubernur Jawa Tengah Budiyono dan diresmikan oleh Presiden RI pertama Soekarno pada 20 Mei 1953 dimaksudkan untuk mengenang heroisme pejuang Semarang melawan penjajah Jepang. Tugu Muda menyimpan sejarah heroik bukan saja masyarakat Kota Semarang, tapi juga perjuangan rakyat Indonesia. Tugu Muda ini menggambarkan tentang semangat berjuang dan patriotisme warga semarang, khususnya para Remaja yang gigih, rela berkorban dengan semangat yang tinggi mempertahankan Kemerdekaan Indonesia pada Umumnya dan mempertahankan kota Semarang. Pada 14-19 Oktober 1945 terjadi pertempuran antara para pemuda Kota Semarang dengan batalyon Jepang yang dipimpin Mayor Kido. Tercatat 2.000 jiwa rakyat Indonesia gugur. Kejadian tersebut kemudian dikenal sebagai peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang. Mr Wongsonegoro, Gubernur Jawa Tengah pada saat itu, memimpin perlawanan terhadap tentara pendudukan Jepang. Taman Tugu Muda saat ini merupakan salah satu ruang publik yang ada di Kota Semarang. Namun awalnya Tugu Muda dirancang bukan sebagai sarana berkumpul dan berinteraksi masyarakat.. Sehingga fasilitas yang ada saat ini tidak sesuai dengan fungsi Tugu Muda pada saat ini. karena dulunya bukan difungsikan untuk sarana interaksi public melainkan sebagai menumen untuk mengenang heroisme pejuang Semarang. Namun masyarakat kini membutuhkan ruang untuk sarana berkumpul dan berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Taman Tugumuda yang semula bersifat pasif kini berubah menjadi taman aktif yang dapat diakses masyarakat, termasuk anak-anak atau muda-mudi. Mereka bisa bebas memotret Tugumuda atau objek sekitarnya, berpose sendiri, berdua atau bergerombol bersama teman atau anggota keluarga. Mereka seolah-olah menemukan ruang publik baru yang nyaman dan menghibur. Hal ini seperti teori Roger Trancik dalam bukunya Finding Lost Space, yakni menemukan fungsi baru tanpa harus melakukan perubahan fisik di lapangan. Pada sore hari, tempat ini bisa menjadi area yang nyaman untuk saling berinteraksi, seperti mengobrol dengan teman atau anggota keluarga, sambil menikmati lalu-lalang kendaraan tanpa terganggu oleh arus lalu lintas karena taman itu dikelilingi pagar meskipun rendah.Pada waktu sore, sewaktu matahari sudah bergeser ke barat, cuaca semakin redup dan semilirnya angin membuat nyaman pengunjung. Semakin malam, tempat ini semakin ramai dikunjungi. Perubahan fungsi ini terjadi akibat letak dari Tugu Muda yang ada di pusat Kota Semarang, sehingga mudah dicapai oleh seluruh masyarakat Kota Semarang. Selain itu kurangnya ruang publik untuk berkumpul dan berinteraksi di Kota Semarang menyebabkan

banyak masyarakat yang memanfaatkan Tugu Muda untuk tempat berkumpul dan berinteraksi. Perubahan fungsi dari Tugu Muda ini menimbulkan banyak isu-isu yang berkembang dimasyarakat. Isu-isu yang beredar saat ini meliputi (1) tidak tersedianya lahan parkir khusus bagi pengunjung Tugu Muda. Kebutuhan parkir bagi pengunjung yang akan masuk taman Tugumuda, selama ini mengurangi kenyamanan pemakai jalan karena kendaraan yang diparkir itu mengurangi badan jalan, terutama di depan gedung Lawangsewu (2) tidak sesuainya pengalihan fungsi Tugu Muda sebagai taman kota, sebab hal ini dapat menimbulkan kepadatan lalulintas di sekitar kawasan Tugu Muda. . Hal ini sangat terasa, utamanya pada jam orang pulang kantor, sekolah, pulang dari kampus atau gereja mengingat kawasan Tugumuda merupakan titik pertemuan (rendevouz point), pertemuan lima jalan utama Kota Semarang, yaitu Jalan Pemuda, Jalan Imam Bonjol, Jalan Soegijapranata, Jalan Dr. Suetomo, dan Jalan Pandanaran. (3) karena ketidak tersedianya lahan parkir, pada akhirnya menimbulkan parkir liar disekitar kawasan Tugu Muda. Untuk mengatasi masalah ruang parkir, perlu dipikirkan sejak dini, misalnya dengan memanfaatkan halaman kantor atau bangunan di sekitar kawasan itu meskipun lokasinya relatif jauh. Parkir di tepi jalan atau on street parking memang tidak dilarang, akan tetapi ruang di titik persimpangan jalan perlu ditata rapi dan jangan melebihi kapasitasnya. Masalah lainnya adalah sampah sampah yang berasal dari masyarakat yang berkumpul di Tugu Muda karena ketersediaan tempat sampah yang sangat kurang. Walaupun sudah ada beberapa tempat sampah yang tersebar di sepanjang taman, tapi kesadaran masyarakat dalam membuang sampah memang perlu ditingkatkan.Untuk itu perlu beberapa papan peringatan untuk tidak membuang sampah sembarangan dinas kebersihan dapat lebih memfokuskan pada pengelolaan sampah di bundaran Tugumuda. Fasilitas bagi penyeberang jalan berupa zebra cross perlu juga dipikirkan bagi mereka yang akan menyeberang ke taman. Faktor aksesibilitas perlu diperhitungkan bagi setiap orang termasuk mereka yang memiliki kemampuan berbeda (difabel). Karena sekarang fungsi dari Tugu Muda sudah berubah maka Pemerintah harus menyediakan fasilitas yang layak dan bisa membuat masyarakat merasa nyaman datang dan berkumpul di Tugu Muda. Fasilitas yang harunya disediakan adalah kantong parkir yang memadai,serta papan petujuk larangan parkir disekitaran bundaran Tugu Muda sehingga tidak mengganggu pengguna jalan disekitar Tugu Muda dan tidak menyebabkan kemacetan. Fasilitas lainnya adalah tempat sampah dengan jumlah yang memadai dan papan petunjuk larangan buang sampah sembarangan. Perlu juga disediakan kursi kursi di sekitaran taman Tugu Muda.

1.2 Perumusan Masalah Penelitian ini mencoba menganalisa dampak negatif dari perubahan fungsi Tugu Mudan yang awalnya merupakan sebuah monumen menjadi ruang terbuka publik tempat berinteraksinya masyarakat. Penelitian ini tidak hanya mengungkapkan dampak negatif perubahan fungsi Tugu Muda saja,tapi juga membahas tentang ketidaknyamanan bagi pengunjung Tugu Muda akibat kurangnya fasilitas penunjang yang memadai. Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan evaluasi dan masukan kepada Pemerintah Kota Semarang supaya ada perbaikan dan penataan kembali Tugu Muda yang kini telah berubah fungsinya menjadi ruang terbuka publik. 1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan, maka penelitan ini dibuat dengan tujuan mengetahui penyebab beralih fungsinya Tugu Muda sebagai Monumen Nasional menjadi taman kota. Tanpa didukung tempat yang tepat untuk taman kota, dan fasilitas yang memadai terutama lahan parkir untuk pengunjung. Padahal taman kota erat kaitannya dengan suasana nyaman tenang dan luas. Tidak di tempat yang padat, apalagi di pertemuan lima jalan utama kota seperti tugu muda, yang pada akhirnya tidak didukung fasilitas parkir bagi para pengunjung 1.3.2 Sasaran Penelitian Sehubungan dengan tujuan penelitian yang telah kami bahas di atas, maka dalam penjabarannya, sasaran penelitian mencangkup pokok pokok kajian sebagai berikut: 1. Menemukan dan mengidentifikasi hal hal yang menjadi faktor yang menjadi masalah dalam beralih fungsinya tugumuda yang sekarang menjadi taman kota dan membutuhkan lahan parkir bagi pengujung. Berprinsip pada 3 parameter evaluasi yang kita gunakan dalam mengidentifikasi yaitu yang menyangkut aspek aspek: a. Aspek teknis, yaitu aspek yang terkait dengan permasalahan teknis alih fungsi dari tugumuda, seperti dalam pengolahan lahan parkir yang di butuhkan bagi pengunjung, dan lain lain. b. Aspek fungsional, yaitu aspek aspek yang terkait dengan pengoprasian yang berdampak pada efisiensi dan efektifitas. c. Aspek perilaku, yaitu aspek aspek yang terkait dengan psikologi, sosial budaya dan kepuasan si pengguna area tugumuda tersebut, dari pengunjung taman tugumuda maupun pengguna jalan umum yang mengitari kawasan tersebut. 2. Memberikan pertimbangan pertimbangan disain penempatan lahan parkir khusus pengunjung taman tugumuda yang saat ini belum tersedia pada kawasan tersebut dengan mempertimbangan pemenuhan faktor faktor fungsi, efisiensi, efektifitas, persepsi si pengguna (pengguna jalan maupun pengunjung), kenyamanan pagi pengguna (pengguna jalan maupun pengunjung taman tugu muda).

KEBUTUHAN LAHAN PARKIR SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG TUGU MUDA SEBAGAI RUANG PUBLIK

Di Susun Oleh : 1. 2. 3. 4. 5. Indah Dwi Putria S Heny Noorhayati Puti Laras Kinanti Hidayah Khaifah N Ardyawan Mahendra 21020110120021 21020110120022 21020110120023 21020110120024 21020110120025

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

You might also like