You are on page 1of 77

BAB 1 SISTEM AKUNTANSI PERBANKAN Informasi keuangan suatu bank diperlukan berbagai pihak.

Untuk memenuhi kebutuhan informasi pihak eksternal maupun internal maka disusun sistem akuntansi perbankan. Sebuah sistem akuntansi perbankan dibangun untuk mencapai sasaran tertentu yaitu: a. Sebagai Sistem Informasi Manajemen Bahwa sistem akuntansi perbankan dapat dipakai sebagai sistem informasi manajemen sebagai tercermin dalam fungsi suatu sistem akuntansi perbankan sebagai berikut : 1. Mencatat setiap jenis transaksi yang terjadi langsung dari dokomen secara teliti pada saat itu juga . 2. Transaksi diklsifikasikan kedalam rekening yang sejenis sehingga diperoleh informasi untuk masing masing kegiatan. 3. penggunaan nomor rekening untuk setiap transaksi akan menghindari pengolahan secara ganda. 4. Transaksi yang sudah diposting tidak akan dapat masuk kerekening yang lain karena adanya cek digit secara otomatis. 5. Fungsi bagian akuntansi di bank adalah pengolahan data yang menunjang kebutuhan bagian operasional tentang informasi keuangan baik yang menyangkut kegiatan sendiri maufun secara keseluruhan. 6. Semua kegiatan transaksi diproses menjadi akuntansi yang dapat disajikan perkelompok rekening, persub buku besar, secara perbuku besar. 7. Adanya sistem stelsel dalam akuntansi akan memudahkan pengarsipan transaksi keuangan menurut masing masing yang bersangkutan. 8. Neraca, laporan laba rugi dan laporan komitmen & kontinjensi merupakan laporan yang menyangkut segala kegiatan yang dilakukan bank selama periode tertentu b. Sebagai Sistem Penentuan Biaya Produk yang dihasilkan bank adalah dalam bentuk abstrak, harga terbentuk dipasar (suku bunga ) sehungga menyulitkan untuk menghitung biaya perunit. c. Sebagai Sistem Pengawasan Sistem akuntansi yang baik akan menciptakan pengawasan yang baik, dalam arti sempit dapat berupa pemeliharaan ketelitian dan kebenaran administrasi keuangan,

misalnya apakah pembukuan telah menggunakan dokumen yang benar, apakah transaksi yang dilakukan telah pada saat itu juga dan sebagainya. d. Sebagai Sistem Laporan Kepada Penguasa Moneter Akitivitas bank harus selalu dalam kendali penguasa moneter untuk dapat mengendalikan bank tersebut penguasa moneter harus dilapori atas kegiatan bank yang bersangkutan. Bank Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediariy) antara pihakpihak yang memilliki kelebihan dana surplus unit, dengan pihakpihak yang memerlukan dana deficit unit, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran, bank merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga tingkat kesehatan bank perlu dipelihara (PSAK NO.31) Transaksi Dan Dokumen Transaksi Transaksi adalah kejadian yang berkaitan dengan financial yang mengakibatkan perubahan nilai aktiva dan passive, suatu bukti transaksi dikatakan valid apabila bukti yang secara tertulis maupun confirm dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya \keasliannya. Transaksi bank dalam teknis pelaksanaannya dapat terjadi berupa : 1. Instruksi pemindahan bukuan 2. Instruksi penerimaan dana 3. Instruksi pencairan dana 4. Pembayaran tagihan 5. Pentransferan dana 6. Pelaksanaan inkaso 7. Pemblokiran dana 8. Jual beli valuta asing \kurs 9. Lain-lain DOKUMEN

Dokumen dalam transaksi adalah semua bukti pendukung \supporting data sebagai dasar utama pembuatan tiket sebagai media pembukuan bank dokumen dapat berasal dari pihak luar\ekstrem seperti kwintasi atau faktur, tetapi dapat berasal dari intern seperti perjanjian kredit. Bentuk dokumen bank biasanya berupa instruksi nasabah ,instruksi pemimpin bank yang berhak, surah kuasa, kwintasi, surat perjanjian dan warkat-warkat lain yang disetujui bank penyelenggara, dokumenndokumen ini merupakan bukti otentik dalam membukukan transaksi bank.

BAB II PENGELOMPOKKAN POSPOS NERACA, LABA RUGI DAN POS POS ADMINISTRASI Hubungan antara pos-pos terdapat dalam neraca dan ikhtisar laba/rugi. Harta merupakan penjumlahan dari hutang dan modal dan candangan terdapat saldo laba/rugi yang merupakan selisih antara pendapatan dan biaya, maka harta merupakan selisih antara pendapatan dan biaya. Maka harta merupakan penjumlahan antara hutang, modal dan cadangan, serta saldo laba/rugi. Harta Bank = Hutang Bank + Modal Dan Cadangan atau dijabarkan sebagai berikut : Harta = Hutang + Modal Dan Cadangan + Pendapatan Biaya Harta + Biaya = Hutang + Modal Dan Cadangan + Pendapatan

Laporan Keuangan Bank Bentuk laporan keuangan bank Laporan keuangan bank sama dengan laporan keuangan perusahaan lainnya, neraca, perhitungan laba/rugi, laporan laba ditahan, dan laporan perubahan posisi Keuangan. Neraca bank menunjukkan posisi keuangan suatu bank pada saat tertentu. Ikhtisar laba/rugi Ikhtisar menunjukkan hasil kegiatan atau operasional suatu bank selama periode tertentu. perubahan posisi keuangan menunjukkan dari mana saja sumber pendanaan bank kemana saja dana telah diserapnya disalurkan. Laporan perubahan posisi keuangan disusun dari neraca pada dua periode dan ikhtisar laba/rugi selama periode yang dilaporkan. Tujuan Konsep Dasar, Sifat, Dan Keterbatasan Laporan Keuangan Tujuan Laporan Keuangan

1. Informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan bank pada suatu saat tertentu.

2. Informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai hasil usaha bank selama periode akuntansi tertentu. 3. Informasi keuangan yang dapat menbantu pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai atau menginterpretasikan kondisi dan potensi suatu bank. 4. Informasi paling lainnya yang relevan dengan kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan yang bersangkutan . Sifat Dan Keterbatasan Laporan Keuangan

1. Bersifat historis yaitu merupakan kejadian yang telah lewat. 2. Bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. 3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan. 4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yangmaterial. 5. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah istilah teknis 6. Adanya berbagai alternative metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber- sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan . 7. Transaksi Intern DAN Ekstern Bank Transaksi intern : yang mempengaruhi pospos dalam bank saja tidak melibatkan pihak ketiga . Contoh : PT Bank ARA membeli sebuah mobil (harta ) seharga Rp 50.000.000.dari sebuah toko mobil dan dibayar tunai. Transaksi ekstern : transaksi yang dilakukan karena melibatkan pihak ketiga dan bank, yang menyebabkan berubahnya hutang atau piutang bank. Contoh : Bank ARA mengeluarkan kas untuk membayar pelunasan deposito berjangka nasabah sebesar Rp 15.000.000. Perbedaan Antara Proses Akuntansi Secara Manual Dan Computerisasi. Proses akuntansi manual oleh tangan manusia.

1. Semua pekerjaan mulai dari proses pencatatan hingga pengikhtisaran dilakukan

2. Unsur manusia memegang peranan penting dalam menjalankan proses akuntansi. 3. Kecermatan dan ketetepan waktu dalam mencatat data keuangan dan penyajian laporan keuangan merupakan hal yang kritis. 4. Perlu pemisahan antara petugas yang menyiapkan buku harian, jurnal dan buku besar. Proses Akuntansi Bank Proses akuntansi bank pada dasarnya sama dengan akuntansi umum, tetapi banyak diperlukan buku pembantu untuk mencatat dan mengikuti arus data keuangan atas seluruh transaksi yang terjadi dalam pada bank. Selain itu juga banyak dijumpai dokumen-dokumen dasar/fomulir untuk mencatat setiap jenis transaksi. Proses Akuntansi Bank Dapat Diilustrasikan Sebagai Berikut: Transaksi hari bersangkut an Laporan keuangan hari bersangkut an

Pengambila n keputusan

Transaksi hari berikutnya

Perbedaan antara proses akuntansi secara manual dan komputerisasi Proses akuntansi komputerisasi (mencatat dokumen bisnis) kedalam komputer. 2. Kecermatan dan ketepatan waktu pencatatan dan penyajian informasi keuangan terjamin oleh computer. 3. Unsur yang paling kritis adalah program komputer yang digunakan dalam memproses kegiatan akuntansi. Database Dalam Komputer Bank Database dalam bank merupakan sarana penyimpanan beragam files atau arsip yang dapat dikomunikasikan satu sama lain. Database yang cocok dan baik untuk dipelihara dan dimiliki oleh suatu bank adalah relational database.

1. Hanya melibatkan porses dengan tangan manusia dalam kegiatan keyin

Database yang ada dalam suatubank dapat disajikan sesuai dengan kehendak manajemen dalam ad-hoc reforts, macam-macam data dan banyaknya data yang hendak disajikan harus dapat dimanipulasikan oleh si pemakai database. Arsiparsip yang akan dimanipulasikan tersebut akan diakses melalui database management software (DBMS),dan berfungsi sebagai perantara antra pemakai dan seluruh arsip yang akan diakses.

BAB III AKUNTANSI GIRO Menurut UndangUndang Perbankan No 10 tahun 1998, yang dimaksud dengan giro adalah simpanan yang penarikkannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakkan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahanbukuan, sedangkan pengertian simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dalam bentuk giro, deposito berjangka sertifikat defosito ,tabungan atau dapat dipersamakan dengan itu. Giro merupakan simpanan masyarakat pada bank yang penarikkannya dapat dilakukannya dengan menggunakkan cek, surat perintah pembayaran yang lain, bilyet giro atau surat pemindahan buku yang lain. Cek adalah surat perintah pembayaran tanpa syarat sedang bilyet giro adalah surat pemindahan bukuan. Pemilk rekening giro disebut girant dan kepada setiap girant akan diberikan imbalan bunga berupa jasa giro yang besarnya tergantung pada bank yang mengeluarkannya. Pengertian Cek (Cahgue) Cek merupakan salah satu saran yang digunakan untuk menarik atau mengambil uang direkening giro, fungsi lain dari cek adalah sebagai alat untuk melakukan pembayaran . Syarat hukum dan pengunaan cek sebagai alat pembayaran giral seperti yang diatur didalam KUH Dagang 178 yaitu : Pada surat cek harus tertulis perkataan CEK Surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu . Nama bank yang harus membayar (tertarik) Penyebutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan Tanda tangan penarik

JenisJenis Cek 1. Cek atas nama ialah cek yang didalamnya terdapat nama orang\badan hukum

2. Cek silang unjuk ialah cek yg dipojok kiri atas diberi tanda silang (xx) 3. Cek mundur ialah cek yang didalam atasnya ada kata tanggal mundur\jatuh tempo 4. Cek kosong ialah cek dimana pemiliknya kekurangan dana 5. Cek atas tunjuk cek yg didalamnya tidak ada nama orang nya\badan hokum Pengertian Bilyet Giro Bilyet giro atau lebih dikenal dengan nama giro merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut untuk memindahkanbukukan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya atau nomor rekening pada bank yang sama atau bank lainnya (jika dipindahkanbukukan kerekening dibank yang lain, maka harus melalui kliring atau inkaso) Keterangan yang ada dalam suatu bliyet giro: 1. Tertulis kata bliyet giro 2. Tertulis nama bank penerbit 3. Ada nomor 4. Ada tanggal penulsan bliyet giro ada perintah pemindahbukuan 5. Disebutkan jumlah uangnya (nominal angka dan huruf ) 6. Ada tanda tangan pemilk bliyet Jenis Rekening Giro Secara umum dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu: 1. Rekening giro swasta yaitu rekening giro perorangan, badan hukum, perusahaan, yayasan, badan sosial dan lain-lain 2. Rekening giro pemerintah ,yaitu rekening giro atas nama kepala kelurahan\desa. Rekening giro kantor kas negara, rekening giro departemendepartemen yang dimilki pemerintah Pelaksanaan Akuntansi Giro Pencatatan akuntansi giro dimulai saat pembukuan giro, kepada salah calon girant umumnya diberikannya penjelasan mengenai jumlah setoran perdana, saldo lain-lain. Adakalanya bahwa giro bersaldo debet (negative), dalam istilah perbankan ini disebut

overdraft , yaitu penarikan giro melebihi dana yang ada, untuk menutupi ini bank biasanya memberikan, fasilitas, overdraft kepada nasabahnasabah tertentu, yang krediblitasnya telah dikenal. Giro Pasif Dan Penutupan Giro Rekening giro yang diklasifikasikan sebagai giro pasif adalah bila rekening giro tersebut bersaldo kurang dari saldo minimal tertentu yang dipersyarat kan bank atau selama enam bulan berturut turut tidak mengalami mutasi. Contoh transaksi giro dan pencatatanya : Berikut ini adalah transaksi giro yang dilakukan oleh Tn Susilo sebagai nasabah giro no rekening 02.111.111.001 pada Bank Bisnis Semarang selama bulan april 2004. Tanggal 1\4. Dibuka rekening giro atas nama susilo dengan setetoran perdana Rp 1.000.000.00 secara tunai. Untuk ini akan dibebani biaya barang cetakan untuk buku cek dan buku bliyet giro sebesar Rp 50.000,00 yang dibayar tunai oleh giran. 5\4. Susilo menyetor untuk giro Rp 500.000,00 tunai 10\4. Tuan Susilo menarik menyetor giro kembali dengan cek Bank BNI Semarang Rp 1.500.000,00 dan kliring dinyatakan berhasil hari ini . 15\4. Tuan Susilo menarik cek no.1125 sebesar Rp 500.000,00 untuk membayar hutang kepada Samsudin, nasabah giro Bank Bisnis Semarang, pada hari ini juga Samsudin menyetorkan ke bank tersebut dan ditambahkan kerekening gironya. 17\4. Pada hari ini Tuan Susilo mentransfer dananya ke cabang Surabaya atas beban giro sebesar Rp 1.000.000,00 20\4. Tuan Susilo menyetor tunai Rp 750.000,00 25\4. Bank Bisnis Semarang menerima transfer masuk dari cabang Cirebon sebesar Rp 1.200.000,00 untuk keuntungan giro Susilo . 27\4. Penarikan giro oleh Tuan Susilo untuk ditransfer ke cabang Bandung sebesar Rp 2.000.000,00 Bank Bisnis menentukan bahwa jasa giro akan diberikan dengan saldo minimal Rp 1.000.000,00 sebesar 12% yang dihintung dan saldo terendah pada setiap bulan yang bersangkutan. Pajak atas jasa giro adalah 15%, biaya administarsi sebesar Rp 50.000,00

Berdasarkan informasi diatas, maka pembukuan yang dilakukan bank nampak sebagai berikut :

Jurnal 1/4 Dr Kas ..1.050.000,00 Cr Giro Susilo .1.000.000,00 Cr Barang Cetakan ...50.000,00 5/4 Dr Kas...500.000,00 Cr giro susilo500.000,00 10/4 dr giro BI ..1.500.000,00 Cr giro susilo 1.500.000,00 15/4 Dr giro susilo. 5.000.00,00 Cr giro samsudin ...5.000.00,00 17/4 Dr giro susilo 1.000.000,00 Cr RAK cabang Surabaya ..1.000.000,00 20/4 Dr kas ..750.000,00 Cr giro susilo..750.000,00 25/4 Dr RAK cabang cerebon ...1.200.000,00 Cr giro susilo ...1.200.000,00 27/4 Dr giro susilo 2.000.000,00 Cr RAK cabang bandung ...2.000.000,00 30/4 DR biaya jasa giro ..10.000,00 Cr giro susilo...10.000,00 30/4 Dr giro susilo ...1.500,00 Cr 1.500,00 30/4 Dr giro susilo ..rp 50.000,00 Cr pendapatan operasional lainnya ..50.000,00 Perhitungan jasa giro dan pajak Jasa giro ..rp 1.000.000,00 x12% x1/2 Pph .rp 1.500,00 10.000,00x15% =10.000,00 =

8.500,00 Tangga l Transa ksi 5/4 10/4 15/4 17/4 20/4 25/4 27/4 30/4 30/4 30/4 2 0 6 0 5 0 7 0 8 0 9 1 1 00 00 1.408.5 5 0 4 0 3 0 lan Transper keluar Setor tunai Transfer Masuk Transfer keluar Jasa giro Pph Biaya administrasi 00 1.458.5 00 1.460.0 1.500 50.000 1.450.0 10.000 00 00 2.000.0 00 0 1.200.0 750.00 K K K K 00 3.450.0 00 2.250.0 2 0 2 0 f 0 Setor tunai Setor tunai Kliring Pengambi 00 0 1.000.0 00 500.00 00 1.500.0 00 500.0 1.000,0 K K K K K K K 00 1.500.0 00 2.500.0 00 3.000.0 00 1.500.0 1.000.0 o re N n Keteranga Debet (Rp) Kredit (Rp) K DI Saldo (Rp)

BAB 4 AKUNTANSI TABUNGAN Tabungan merupakan sumber dana yang dihimpun dari masyarakat yang sangat dikenal masyarakat, sehingga sangat berpotensi untuk menghimpun dana. Menurut UndangUndang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Pajak atas bunga yang berlaku saat ini adalah: Bunga tabungan dikenakan pajak penghasilan (PPh) sebesar 15% final untuk penduduk. Bank dan LKBB juga wajib memotong PPh sebesar 20% untuk bukan penduduk, baik rupiah ataupun valas. Sarana Penarikan Untuk menarik dana yang ada direkening tabungan dapat digunakan berbagai sarana atau alat penarikan diantaranya : 1. Buku Tabungan 2. Slip Penarikan 3. Kwintansi 4. Kartu Yang Terbuat Dari Plastik/ATM 5. Kartu Kredit 6. DLL Jenis jenis tabungan 1. Tabanas, merupakan tabungan pembangunan nasional. 2. Taska, merupakan tabungan yang berkaitan dengan asuransi jiwa. 3. Tabungan lainnya, yaitu tabungan yang selain tabanas dan taska, yang dikeluarkan oleh masing masing bank dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh bank Indonesia (bank sentral).

Contoh: Tanggal 1 maret 2004 rangga membuka tabungan prima pada bank duta Palembang dengan setoran berupa tunai Rp 10.000.000,00 wesel yang telah jatuh tempo dan telah diendos oleh bank maxi cabang prabumulih sebesar Rp 5.000.000,00 dan cek BNI Palembang Rp 10.000.000,00 inkaso dan kliring terhadap warkat tersebut dinyatakan berhasil pada hari yang sama ,biaya inkaso Rp 50.000,00 bea materai dan surat kuasa. Jurnal untuk transaksi diatas adalah ; 1 Maret 2004 Cr. RAR Warkat Inkaso Diterima .Rp 5.000.000,00

Dr. RAK Cabang Prabumulih ..Rp 5.000.000,00 Dr. Giro BI.Rp 10.000.000,00 Dr. Kas ..Rp 1.000.000,00 Cr .Pendapatan Inkaso ..Rp 50.000,00 Cr .Bea Materai .....Rp 10.000,00 Cr.Tabungan Primarangga ..Rp 15.940.000,00

Bunga Tabungan Dan Perhitungannya. Bunga tabungan dihitung dibelakang dan jumlah bunga yang diperhitungkan langsung dikreditan pada rekening tabungan sehingga akan disajikan pada neraca sebesar nilai kewajibannyan,bunga yanga diperhitungkan dapat juga langsung dicairkan sehingga dikreditkan ke kas.

BAB 5

DANA SETORAN NAIK HAJI Salah satu dana bank yang harganya relatif murah atau sangat murah adalah dana yang diperoleh dari masyarakat untuk tujuan naik haji. Dan ini mulai banyak dipromosikan oleh bankbank semenjak tahun 1980-an sebagai upaya bank untuk menyerap dana murah. Setoran ongkos naik haji adalah dan dari nasabah yang ditujukan untuk kepentingan khusus naik haji yang diterima oleh bank untuk kemudian diteruskan kepada pihak berhak. Penerimaan setoran dan naik haji Untuk setiap kali penerimaan dari setoran dana naik haji akan dibukukan sebagai sumber dana bank, atau berada di posisi di sebelah kredit. Sebagai contoh, apabila seseorang datang ke bank omega cabang Jakarta untuk menyetorkan dana ongkos naik haji sebesar Rp 15.000.000,00 tunai. Setoran tersebut ditujukan untuk keuntungan rekening giro CV. Arafat sebagai pengelola naik haji. Pada saat penerimaan setoran naik haji ini ,oleh bank omega Jakarta dibukukan sebagai berikut : D : Kas..Rp 15.000.000,00 K : Dana Setoran ..Rp 15.000.000,00 Secara berkata jumlah setoran ini dipindahkan kedalam rekening CV. Arafat dengan jurnal : D : Dana Setoran Naik Haji .....Rp 15.000.000,00 K : GiroCV Arafat .....Rp 15.000.000,00

Tabungan Dana Naik Haji Tabungan naik haji ini juga merupakan dana yang relatif murah bagi bank untuk dikelola. Tabungan naik haji ini merupakan hutang bank kepada masyarakat yang jangka waktu nya terbuka, artinya dapat terus dalam bank hingga jumlahnya mencukupi untuk naik haji. Penyetoran Tabungan Naik Haji

Pada waktu penyetoran tabungan naik haji, rekening nasabah yang bersangkutan akan dikreditkan dan dibiarkan outstanding hingga pencairan dilakukan oleh nasabah yang bersangkutan. Sebagai contoh, bila tuan surya datang hendak membuka rekening tabungan naik haji di Bank Omega-Cabang Jakarta sebesar Rp 300.000,00 tunai, oleh Bank OmegaCabang Jakarta akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut : D : Kas ...Rp 300.000,00 K : Tabungan Naik HajiSurya .....Rp 300.000,00 Setiap kali penyetoran akan ditampung kedalam rekening nasabah yang

bersangkutan. Rekening ini lazimnya sedikit mengalami mutasi penarikan karena sifat nya untuk memupuk dana guna naik haji. Pencairan Tabungan Haik Haji Apabila tuan bambang yang telah memiliki tabungan naik haji sebesar Rp.12.000.00,00 datang hendak mencairkannya dan menyetor dana tersebut kepada CV. Arafat pengelola naik haji, oleh bank Omega Cabang Jakarta akan dibukukan. D : Tabungan Naik Haji-Bambang ..Rp 12.000.000,00 K : Kas .Rp 12.000.000,00 Dengan demikian hanya terjadi perpindahan dana dari tabungan kedalam rekening giro yang semuanya merupakan dana murah bagi bank.

BAB 6

DEPOSITO BERJANGKA Bentuk sumber dana yang menjadi salah satu andalan bagi bank adalah deposito walaupun deposito merupakan sumber dana yang cukup mahal dibandingkan tabungan atau giro. Deposito merupakan salah satu tempat bagi nasabah untuk melakukan investasi dalam bentuk surat-surat berharga. Pemilik deposito disebut deposan. Kepada setiap deposan akan diberikan imbalan atas depositonya. Keuntungan bagi bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah uang yang tersimpan relatif lebih lama, mengingat deposito memiliki jangka waktu yang relatif panjang dan frekuensi penarikan yang juga jarang. Debngan demikian, bank dapat dengan leluasa untuk menggunakan kembali untuk penyaluran kredit Sifat Deposito Berjangka Jangka waktu deposito berjangka pada umumnya adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, 18 bulan, dan 24 bulan, dilihat dari jangka waktunya maka kelebihan sumber dana ini dapat dikategorikan sebagai sumber dana semi tetap karna dapat diperkirakan kapan dana tersebut jatuh tempo atau ditarik oleh nasabah. Tujuan membedakan sifat deposito berjangka pendek dengan jangka panjang adalah memudahkan menyajikan informasi dalam laporan keuangan secara wajar dan untuk memudahkan dalam pengelolaaan likuiditas. Bunga Dan Bagi Hasil Deposito Berjangka Bunga diberikan kepada deposan di bank-bank umum, sedangkan bagi hasil diberikan oleh bank-bank berdasarkan syariah islami yang menganut sistem bagi hasil. Khusus bunga deposito berjangka akan diperhitungkan pada setiap pengendapan minimal 1 bulan. Semakin lama jangka waktu deposito maka cenderung makin tinggi tingkat suku bunga, terhadap bunga yang diperhitungkan akan dikenakan pajak 15% untuk penduduk dan 20% untuk bukan penduduk.

Bunga

Nominal DB X Suku Bunga X masa pengendapan

= Rp XXX

PPH

15% X Bunga

= Rp XXX -------------= Rp XXX

Bunga setelah PPh

Akuntansi Deposito`Berjangka Penjualan deposito berjangka kepada masyarakat dalam bentuk bliyet deposito. Bliyet deposito ini merupakan persediaan barang cetakan yang deterima dari kantor pusat, bila sebuah kantor cabang menerima bliyet deposito dari kantor pusat maka akan mencatat bliyet tersebut dalam rekening administrasi sebesar jumlah seluruh nilai nominal bliyet deposito tersebut dengan ayat jurnal sebagai berikut : Dr .RAR Persediaan Barang Cetakan ..XXX Contoh ; Pada 31 Mei 2004 reni membuka deposito berjangka di Bank Mitra Niaga-Cabang Semarang dengan nominal Rp. 50.000.000,00 bunga sebesar 18% dibayar pada saat jatuh tempo. Jangka waktu 3 bulan .beban bliyet deposito Rp 1.000,00 pembukaan deposito berjangka tersebut atas beban giro reni Rp 20.000.000,00 giro Sinta nasabah Bank Mitra Niaga-Cabang Semarang Rp 10.000.000,00 dan kekurangannya diterima tunai .pajak atas bunga 15%. Jurnal di bank mitra niaga semarang adalah : Bunga = Rp 50.000.000,00 x 18% x1/12 = Rp 750.000,00 Pada saat pencairan bunga : PPh = Rp 750.000,00 x 15% = Rp 112.500,00 Jurnal ; a). Dr. Deposito BerjangkaReni Rp 50.000.000,00 Cr. Deposito Berjangka Yang Sudah Jatuh Tempo Rp 50.000.000,00 b). Dr. Biaya Bunga Deposito BerjangkaRp 750.000,00 Cr. Bunga Deposito Berjangka Termasuk Pajak Yang Akan Dibayar ..Rp 750.000,00

Jika deposito yang jatuh tempo tersebut langsung dicairkan ,maka jurnal nya adalah : Dr. Deposito Berjangka 50.000.000,00 Dr. Biaya Bunga Deposito Berjangka 750.000,00 Cr. Hutang Pajak PPh.112.500,00 Cr. Kas....50.637.500,00

Penarikkan Deposito Yang Belum Jatuh Tempo Pada prinsip nya deposito hanya boleh dicairkan setelah jatuh tempo namun ,jika dalam kasus tertentu deposan dapat mencairkan deposito nya dengan berbagai alasan.dan untuk bank itu akan membebani denda/penalty sejumlah tertentu dari bunga yang telah diperhitungkan,dimasa sekarang, ada juga bank yang tidak mengenakan denda/penalty kepada deposan yang mencairkan dananya sebelum jatuh tempo. Ada dua cara yang bisa digunakan untuk membebani nasabah deposito dalam hal ini pengenaan penalty ,yaitu ; 1. Penalty dihitung dari bunga sebelum pajak 2. Penalty dihitung dari bunga sesudah pajak

BAB 7

SERTIFIKAT DEPOSITO Deposito ini pada prinsipnya sama dengan deposito berjangka, artinya simpanan/dana pihak ketiga dan terikat oleh jangka tetap (fixed time). Yang membedakan adalah bahwa sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk(atas pembawa) sehingga bila ditunjukkan pada siapa saja dapat diterbitkan oleh pihak bank penerbit. Sertifikat deposito dapat diperdagangkan oleh bank atau masyarakat pada umumnya. Akan tetapi penerbit sertifikat harus mendapat ijin terlebih dahulu dari bank Indonesia berkaitan dengan sertifikat deposito dimaksud. Disamping itu bunga sertifikat deposito diperhitungakan dan dibayar dimuka serta suku bunganya pada umumnya relatif tinggi daripada suku bunga deposito berjangka. Terhadap bunga sertifikat deposito dikenakan PPh 15% untuk penduduk dan 20% untuk bukan penduduk. Akuntansi Sertifikat Deposito Sertifikat deposito dicatat sebesar harga nominal. Selisih antara jumlah tunai yang diterima dengan nilai sertifikat deposito dicatat sebagai bunga dibayar dimuka dan diamortisasi setiap akhir periode bunga. Maka dapat dikatakan bahwa untuk mencatat transaksi sertifikat deposito harus menentukan nilai tunai dari sertifikat deposito terlebih dahulu. Cara perhitungan nilai, bunga dan pajak sertifikat deposito sebagai berikut : Nilai Nominal Sertifikat Deposito Nilai Nominal X 360 Nilai Tunai =.. 360 + (I X T) Diskonto Pajak atas Bunga PPh X diskonto Bunga bersih dibayar oleh bank = Rp XXX _______ _ = Rp XXX = Rp XXX = Rp XXX ------------= Rp XXX = Rp XXX

BAB 8 SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN

Salah satu sumber dana yang dimiliki oleh bank adalah dengan menjual surat pengakuan hutang yang telah diterbitkan dan ditandatangani oleh nasabahnya yang belum melunasi hutangnya. Surat pengakuan hutang diserahkan kepada bank sebagai jaminan atas pelunasan hutang nasabah yang bersangkutan. Prosedur Penerbitan Surat Berharga Secara sistematis dapat dijabarkan prosedur penerbitan surat berharga sebagai berikut:

Bank penerbit surat berharga

Bank penerbit surat berharga

Nasabah penerbit surat berharga

Bank penerbit SPBU harus menjamin pejualan surat beharga ini kepada bank pembeli SPBU, maksud dari jaminan ini adalah apabila SPBU yang telah djual nya tidak dapat tertagih, maka bank yang menjualnya berkewajibanya mengembalikannya pembayarannya. Akuntansi untuk penerbitan SPBU Akuntansi untuk penerbitan SPBU dapat dibedakan antara penerbitan pejualan, dan pelunasan SPBU ,rekening surat berharga yang diterbitkan (SPBU) ini adalah rekening hutang atau dana bank yang selalu akan bersaldo kredit sepanjang surat berharga masih outstanding. Penerbitan Sebagai contoh apabila seorang nasabah Bank Omega membuat surat pengakuan hutang atas pinjaman yang telah diterima sebesar Rp 80.000.000 Suku bunga 14% setahun jangka waktu 6 bulan, kemudian pada hari yang sama dijual oleh Bank Omega kepada Bank Indonesia dan dibebankan diskonto 13,5% setahun ,hasil pejualan

Bank Bank pembeli berharga pembeli surat surat berharga

dibukukanuntuk rekening giro Bank Omega pada Bank Indonesia .transaksi ini akan dicatat oleh Bank Omega sebagai berikut : Pada waktu menerima surat berharga pengakuan hutang dari nasabah : D : Surat Berharga Rp 100.000.000 K : Debitur...Rp 80.000.000 K : Pendapatan Bunga Debitur Yang ` Diterima DimukaRp 20.000.000

Sebagai contoh ,apabila surat berharga tersebut akan diterbitkan dan dijual ke Bank Indonesia, oleh Bank Indonesia akan dikenakan diskonto ,proses ini dibuat dengan rediskonto ke Bank Indonesia pada waktu resdikonto ke BI akan terjadi hutang atau kewajiban Bank Omega kepada BI atas surat berharga yang telah dijual tersebut, kewajiban ini dicatat dalam rekening Surat BerhargaSPBU. sifat dari Bank Omega tetap berkewajiban melunasi surat berharga tersebut : Diskonto : 13,5% *6/12*Rp.100.000.000 = Rp .6.750.000 D : BI GiroRp 93.250.000 K : Diskonto SPBU Yang Belum Diamortisasi.....Rp 6.750.000 K : Surat BerhargaSPBU....Rp 100.000.000 Diskonto SPBU tersebut akan dialokasikan setiap bulannya kedalam rekening biaya dengan ayat jurnal sebagai berikut : D : Biaya Diskonto SPBU ...Rp.1.125.000 K : Diskonto SPBU Yang Belum diamortisasi.Rp.1.125.000 Amortisasi diskonto dilakukan setiap periode ,lazimnya setiap bulan ,agar ikhtisar laba rugi dapat disajikan dengan gambaran wajar . Jatuh tempo Pada saat jatuh tempo setelah diamortisasi diskonto bulan terakhir dan SPBU tersebut dilunasi oleh bank Omega dan oleh nasabah yang menerbitkan surat pengakuan hutang tersebut ,oleh bank Omega dicatat dengan jurnal sebagai berikut : D : Surat Berharga SPBU .Rp.100.000.000 K : Kas/Giro .Rp.100.000.000

K : Surat Berharga Rp.100.000.000 K : BI-GiroRp.100.000.000 Dengan dilakukan nya ayat jurnal ini tidak lagi surat berharga SPBU yang outstanding di neraca dan seluruh kewajiban kepada BI sudah selesai dan tagihan kepada nasabah yang bersangkutan .

BAB 9 PINJAMAN YANG DITERIMA

Jenis pinjaman yang diterima oleh suatu bank dapat terdiri dari beberapa ragam pinjaman :antara lain pinjaman jangka panjang dari bank lain, pinjaman dari luar negeri yang disalurkan kepada pemerintah untuk kemudian diteruskan kepada bank pelaksana, obligasi, maupun pinjaman dalam rangka pembiayaan bersama satu atau beberapa proyek. Pinjaman dari bank lain yang sifat nya jangka panjang lazimnya berupa penerbitan surat berharga dari bank yang menerima pinjaman ,baik dalam bentuk sertifikat deposito, comericial paper atau bentuk lainnya. Pinjaman diterima dari suatu lembaga luar negeri yang disalurkan melalui pemerintah sebelum diterima oleh bank pelaksana lazimnya dikenal dengan nama Two Step Loan, biasanya disingkat TSL. Akuntansi Untuk Pinjaman Yang Diterima Pengadministrasian pinjaman jangka panjang yang deterima oleh suatu bank harus mendapatkan control yang baik dan cermat, lazimnya persetujuan untuk mendapatkan pinjaman yang diterima jangka panjang harus disetujui dan diadministrasikan oleh kantor pusat. Pinjaman Dari Bank Lain pinjaman dari bank lain dapat diwujudkan dalam bentuk sertifikat deposito, commercial paper, dan surat berharga lainnya . Sebagai contoh : apabila Bank Omega kantor pusat memutuskan untuk meminjam dari Bank ABC sebesar Rp 30 milyar untuk Bank Omega penerbitan sertifikat deposito dengan jangka waktu 3 tahun, suku bunga sebesar 15% setahun, dana diterima oleh Bank Omega kantor pusat akan dibukukan dengan ayat jurnal sebgai berikut. D : Bank Lain Giro (Bank ABC )....Rp 30.000.000.000 K : Pinjaman Yang Diterima Sertifikat deposito 3 tahun Rp 30.000.000.000 Rekening bank lain adalah sebagai rekening aktiva bagi Bank Omega, oleh karena itu akan bersaldo debet. Setahun kemudian, dimana sertifikat tersebut belum jatuh waktu, Bank Omega kantor pusat harus memperhitungkan bunga selama 12 bulan pertama sebesar Rp

4.500.000. (dari Rp 30 milyar dikalikan dengan suku bunga setahun 15 persen)bunga yang harus dibayar ini dapat langsung dibayarkan oleh Bank ABC melalui perhubungan giro. Ayat jurnal yang dicatat oleh Bank Omega kantor pusat sebagai berikut. D : Biaya Bunga Pinjaman Yang Diterima-SD .Rp 4.500.000 K: Bank Lain-Giro (Bank ABC).Rp 4.500.000 Pelaksana pemakaian dana pinjaman ini dapat saja dilakukan oleh kantor cabang. Administrasi dapat dilakukan secara intern, sebagai contoh, apabila Bank Omega kantor cabang Jakarta hendak mempergunakan dana dari pinjaman tersebut sebesar Rp 1.000.000.000, dan memohon kantor pusat agar dapat memindahkan dana (transfer) dana tersebut ke kantor cabang melalui Bank Indonesia sebagai berikut : D :RAK Cabang Jakarta ..Rp .1.000.000.000 K: Bank Lain - Giro (Bank ABC)..Rp. 1.000.000.000 Rekening Bank Lain-Giro (Bank ABC) tersebut diatas adalah rekening aktiva yang telah berkurang akibat penarikan dana. Sedangkan oleh kantor cabang Jakarta akan membukukan transaksi ini sebagai berikut : D : Bank Indonesia-Giro Rp.1.000.000.000 K : RAK-Kantor PusatRp.1.000.000.000 setempat, ayat jurnalnya

Two Step Loan Pinjaman yang diterima dalam TwoStepLoan akan diadministrasikan kedalam rekening pinjaman yang diterima. Proses terjadinya TSL dapat dijabarkan sebagai berikut :

Bank Penerima Pinjaman Dalam Negeri

Pemerintah RI

Bank Pemberi Pinjaman Di Luar Negeri

Bank LN Lembaga LN Sebagai Bank Penerima Kredit TSL Sebagai Pinjaman dan Penyalur TSL Pemerintah

Cabang

cabang

Sebagai contoh, apabila Bank Omega mendapatkan pinjaman melalui pemerintah republik Indonesia dari Bank OF Japan sebesar 12 milyar yang disalurkan melalui Bank Indonesia. Oleh kantor pusat akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut: D : Bank IndonesiaGiro ..Rp. 12.000.000.000 K : Pinjaman Yang DiterimaTSL.Rp.12.000.000.000

Obligasi Salah satu sumber dana yang sebaiknya dikembangkan oleh bank adalah dari penjualan surat berharga obligasi. Karena obligasi ini berjatuh waktu panjang akan dibukukan sebagai hutang jangka panjang dan disajikan pada sisi passive dalam neraca. Sebagai contoh, apabila kantor pusat Bank Omega menerbitkan 1000 lembar obligasi @ Rp 1.000.000 dengan suku bunga 12,5 % setahun. Cabang Jakarta berhasil menjual seluruh obligasi tersebut kepada masyarakat, hasil penjualan yang diterima seluruh nya tunai, oleh kantor cabang Jakarta transaksi ini akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut : D : Kas ..Rp. 1.000.000.000 K : Hutang .Rp. 1.000.000.000 Setiap tanggal jatuh bunga, Bank Omega harus membukukan biaya bunga yang akan dibayar, pada saat sebulan kemudian, kantor cabang Jakarta akan menyisihkan biaya bunga obligasi bulan pertama sebesar 1% dikalikan Rp 1 milyar, atau sebesar Rp 10 juta. D : Kas ..Rp .1.000.000.000 K : Hutang Obligasi ...Rp .1.000.000.000

Bila ada nasabah yang telah membeli obligasi dari cabang Jakarta sebanyak 10 lembar @ Rp 1.000.000 dengan suku bunga 12% setahun datang ke cabang Surabaya hendak mencairkan obligasi tersebut pada akhir bulan kedua sebelum bunga dibayar kan. Cabang Surabaya akan di bukukan melalui perhubungan antar kantor sebagai berikut : D : RAK Cabang Jakarta ....Rp 1.000.000 K : KasRp 1.000.000 Cabang Jakarta sebagai cabang penjual obligasi akan dibukukan sebagai berikut : D : Biaya Bunga Obligasi Rp 100.000

D : Hutang ObligasiRp 10.000.000 K : RAK Cabang Surabaya Rp 10.000.000 Setiap penerbitan dan pencairan obligasi ini akan diketahui oleh kantor pusat melalui laporan keuangan cabangcabang yang bersangkutan. Pinjaman Untuk Pembiayaan Bersama Kewenangan penerbitan pinjaman untuk tujuan pembiayaan bersama proyekproyek tertentu tetap berada pada kantor pusat .untuk setiap kali yang diterima dana pinjaman untuk tujuan pembiayaan bersama dibukukan kedalam rekening pinjaman yang diterima-pembayaran bersama. Rekening akan tetap outstanding disebelah passive hingga proyek yang dibiayai selesai dan pinjaman dilunasi oleh bank .

BAB 10 KEWAJIBAN LAIN LAIN Pos kewajiban lainlain ini merupakan pos untuk menampung kewajiban-

kewajiban bank yang tidak dapat di golongkan ke dalam salah satu pos dana dan tidak cukup material untuk disajikan dalam pos tersendiri.

Jenis kewajiban lainlain antara lain adalah pendapatan yang diterima dimuka, biaya listrik, telepon dan setoran jaminan L/C atau garansi bank yang relatif jumlahnya kecil, hutang pajak penghasilan berdasarkan laba akuntansi yanag disebabkan oleh pos tidak lancer (saldo dikreditkan ) disajikan dalam kewajiban lain-lain. Pendapatan yang diterima dimuka Pendapatan yang diterima dimuka akan dibukukan sebagai kewajiban bank pada sisi passive .pendapatan yang diterima dimuka ini akan di alokasikan secara berangsur angsur selama umur dari pos tersebut. Sebagai contoh nya, apabila Bank Omega menempatkan dananya pada Bank ABC dalam bentuk sertifikat berjangka yang bunganya diterima dimuka sebesar Rp 200 juta suku bunga 14,4% setahun dengan jangka waktu 6 bulan .pembayaran dilakukan dengan bliyet giro Bank Indonesia, ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut ; D : Bank LainSertifikat Berjangka .Rp 200.000.000 K : Bunga Sertifikat Berjangka Yang Diterima Dimuka ....Rp 14.400.000 K : Bank Indonesia ...Rp 185.600.000 Karena penerimaan bunga dimuka selama 6 bulan mendatang telah diterima sekarang sebesar Rp 14.400.000 maka setiap bulan nya harus dialokasikan sebesar Rp 2.400.000 kedalam rekening pendapatan ini sebagai berikut: D: Bunga Sertifikat Berjangka Yang Diterima DimukaRp 2.400.000 K: Pendapatan Bunga Sertifikat Berjangka...Rp 2.400.000

Selisih Hutang Pajak Seringkali perhitungan pajak dilakukan dimuka sebelum adanya koreksi atau penyesuaian terhadap laporan laba-rugi. Pajak penghasilan yang telah dihitung berdasarkan laba sebelum dikoreksi akan menyebabkan perbedaan dengan perhitungan pajak penghasilan yang akan dihitung atas dasar laporan laba rugi setelah koreksi. Sebagai contoh, apabila perhitungan pajak berdasarkan laporan laba-rugi yang belum dikoreksi adalah sebesar Rp 120 Milyar * 35% atau sebesar Rp 42 Milyar.

Kemudian setelah adanya koreksi terhadap pos-pos pendapatan dan biaya diketahui bahwa laba koreksi sebesar Rp 98 Milyar. Dengan demikian, terhadap hutang pajak penghasilan dharus dikoreksi sebagai berikut: Hutang Pajak Semula=Rp 42.000.000.000 Perhitungan PPh sebenarnya Rp 98.000.000.000 X 35%.....=Rp 34.300.000.000 Koreksi kelebihan Pajak=Rp 7.700.000.000

Biaya Yang Masih Harus Dibayar Pos-pos kewajiban lainnya tidak dapat dikelompokkan kedalam kelompok sumber dana yang masih harus dibayar. Sebgai contoh adalah biaya bunga simpanan berjangka yang hitung setiap tanggal jatuh waktu. Bunga yang belum diambil oleh para pemilik simpanan berjangka ini akan dilakukan debet sebagai biaya bunga dan kredit bunga simpanan berjangka yang masih harus dibayar.

BAB 11 PINJAMAN SUBORDINASI Salah satu sumber dana yang dapat ditemukan dalam bank adalah pinjaman subordinasi. Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang diperoleh berdasarkan suatu perjanjian antara bank dan pihak lain yang hanya dapat dilunasi apabila bank telah memiliki persyaratan tertentu.

Pelunasan atas kewajiban ini baru dapat dilakukan apabila seluruh dana atau simpanan yang ada dalam bank dalam hal likuidasi telah dilunasi. Saldo dari pinjaman subordinasi yang belum dilunasi ini disajikan dalam neraca. Akuntansi Untuk Pinjaman Subordinasi Akuntansi untuk pinjaman subordinasi dibedakan antara penerimaan pinjaman, perhitungan bunga dan pinjaman Penerimaan Pinjaman Subordinasi Sebagai contoh, Bank Omega menerima pinjaman subordinasi sebesar Rp 400 juta oleh Bank Omega akan dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut: D K : : Bank Giro Indonesia..Rp SubordinasiRp 400.000.000 Pinjaman 400.000.000

Perhitungan Bunga Apabila pinjaman subordinasi sebesar 12% setahun, maka beban selama tahun pertama menjadi sebesar Rp 48 juta dan harus dibukukan sebagai bunga periode berjalan. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah : D: Biaya Pinjaman SubordinasiRp 48.000.000 K: Bunga Yang Masih Harus dibayar...Rp 48.000.000

BAB 12 AKUNTANSI KREDIT Menurut undangundang perbankan nomor 10 tahun 1998, kredit adalah : penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjem meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Jenis jenis kredit 1. Menurut bentuknya kredit dapat dikelompokkan sebagai : a. Kredit Rekening Koran Dalam kredit ini debitur diberi hak untuk menarik dana dalam rekening korannya sampai dengan sebesar flafon yang ditetapkan oleh bank, pelunasan pokok kredit (principle) dilaksanakan pada saat jatuh tempo, dengan bunga kredit umumnya dihitung harian berdasarkan realisasi sebenarnya (baik debet), atau dengan nilai rata rata baik debet setiap bulannya, bunga dibayar debitur setiap bulannya. b. Instatiment Loan Dalam kredit ini cicilan pokok kredit berserta bunganya dilakukan secara teratur menurut suatu jadwal yang telah disepakati bersama antara pihak bank dengan pihak debitur. 2. Jumlah kredit menurut jangka waktunya : a. Kredit Jangka Pendek Yaitu kredit yang berjangka waktu maksimun satu tahun, termasuk juga kredit untuk tanaman musiman yang berjangka waktu lebih dari satu tahun. b. Kredit Jangka Menengah Yaitu kredit yang berjangka waktu antara satu sama tiga tahun, kecuali untuk kredit tanaman musiman. c. Kredit Jangka Panjang Yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun.

3. Kredit menurut tujuan penggunaannya : a. Kredit Modal Kerja Kredit ini diberikan untuk membiayai modal kepastian usaha misalnya untuk pembelian barang dagangan.

b. Kredit Investasi Kredit ini diberikan untuk membiayai investasi suatu usaha misalnya pembangunan pabrik. c. Kredit Konsumsi Kredit ini diberikan untuk keperluan konsumsi, misalnya adalah untuk pemilikan kendaraan, perumahan, pendidikan, dan lainlain. Akuntansi Kredit Pencatatan kredit akan dimulai pada saat perjanjian kredit ditandatanganin. Pencatatan ini sifat nya masih off balance sheet, artinya belum mempengaruhi neraca, masih sementara, belum menjadi rekening efektif atau masih bersifat adminstrasi yang dalam laporan keuangan dikelompokkan dalam komitmen kewajiban . Contoh : Pada tanggal 25 april 2004 Anita Firdaus mengajukan permohonan kredit kepada Bank Mitra Niaga Palembang sebesar Rp 50.000.000,00 permohonan kredit tersebut disetujui pada tanggal 1 mei 2004 dan kepada debitur dibebani biayai provisi dan komisi 0,25%, bea materai Rp 10.000,00. Biaya penggantian barang cetakan Rp 5.000,00 biaya administrasi Rp 100.000,00 biaya notaries Rp 300.000,00 biaya asuransi Rp 100.000,00. Jangka waktu kredit didalam 5 tahun dan suku bunga 20 % jurnal nya : Cr. RAR Fasilitas Kredit Yang Diberikan Dan Belum Ditarik Nasabah Rp 50.000.000 Contoh penarikan kredit dapat dilakukan tunai : Pada tanggal 2 mei 2004 Anita mencairkan kreditnya sebesar Rp 40.000.000,00 yang langsung ditransfer kecabang Cirebon Rp 10.000.000,00 dan rekening gironya Rp 20.000.000,00 serta sisanya kredit maka jurnalnya : Dr.: RAR Fasilitas Kredit Yang Diberikan Dan Belum Ditarik Nasabah Rp 40.000.000,00

Dr : Kredit Yang Diberikan Rp 40.000.000,00 Cr : RAK Cabang cerebon..Rp 10.000.000,00 Cr : Giro Anita ...Rp 20.000.000,00 Cr : Provisi Dan Komisi..Rp 250.000,00

Cr : Persediaan Bea Materai .Rp 10.000,00 Cr : Giro Notaries.Rp 300.000,00 Cr : Pendapatan LainLainAdmin..Rp 100.000,00 Cr : Persediaan Dalam Barang Cetakan ..Rp 5.000,00 Cr : Premi Asuransi Kredit ..Rp 100.000,00 Cr : Kas .Rp 9.235.000,00

Pelunasan bunga kredit Dalam pemberian kredit maka bank mewajibkan debitur untuk membiayai bunga yang telah disepakati dalam perjanjian kredit, pembayaran bunga debitur dapat dilakukan satu bulan sekali, 3 bulan 6 bulan tergantung perjanjian. Berikut ini adalah pencatatan pelunasan pokok kredit dan bunga bila menggunakan sliding rate dengan asumsi kredit adalah lancar. Misal : Nominal Kredit Rp 50.000.000,00 Jangka waktu 5 tahun, angsuran pokok tiap bulan bunga 12% Cicilan Pokok Cicilan Bunga Ke-1 Cicilan Bunga Ke-2 Jurnalnya : Bulan Pertama Dr : Kas/Giro/Tabungan/RAK-Cab .Rp 1.666.666,00 Cr : Kredit Yang Diberikan ..Rp 833.333,00 Cr : Pendapatan Bunga .Rp 833.333,00 Bulan Kedua Dr : Kas/Giro/Tabungan/RAKCab..Rp 1.652.778,00 Cr : Kredit Yang Diberikan.Rp 833.333,00 Cr : Pendapatan Bunga ...Rp 819.445,00 = Rp 50.000.000,00 : 60 bulan = = Rp 833.333,00 Rp 833.333,00 = Rp 50.000.000,00 x 12% x 1/12 = Rp (50.000.000,00 - Rp 833.333,00) x 12 % x 1/12 = Rp 819.445,00

BAB 13 KARTU KREDIT Debitur umum dalam bentuk kartu kredit yang diberikan hingga dewasa ini merupakan andalan dalam bisnis perbankan di Indonesia. Debitur atau kredit

merupakan aktiva dengan porsi terbesar terhadap total aktiva yang dimiliki oleh suatu bank. Debitur berasal dari penerbitan kartu kredit sekarang mulai meningkat peranannya dalam perkreditan suatu bank. Nasabah debitur ini diberikan suatu kartu kredit yang merupakan fasilitas yang diberikan oleh suatu bank kepada nasabahnya untuk menggunakan kredit yang telah disetujui melalui pembelian barang atau pembayaran lainnya yang pelunasannya kepada bank penerbit kartu kredit dapat dilakukan secara berkala. Credit Card ini memiliki pagu tertentu yang akan didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dilakukan oleh bank. Manfaat dari penerbitan credit card ini adalah selain dari segi penciptaan keuntungan juga unsur promosi dari bank yang menerbitkannya, sehingga dapat diharapkan meningkatkan pangsa pasar. Akuntansi Untuk Credit Card Mekanisme pengoperasian credit card memiliki aspek control yang sangat ketat, yang lazimnya dilakukan validator. Melalui validator ini, penerima pembayaran credit card dapat melakukan konfirmasi kepada pusat pengelolaaan data untuk menjamin keabsahan dari credit card yang bersangkutan karena ia akan berfungsi sebagai pengecekan keabsahan nomor kartu dan saldo. Akuntansi credit card dibedakan untuk persetujuan pemberian kredit, penarikan, pelunasan, dan pembayaran kepada beneficiary. Pemberian kredit untuk setiap nasabah credit card bersifat bersyarat. Untuk penerbit credit card diadministrasikan dalam rekening administratif yang berguna untuk tujuan control terhadap pengunaan pagu kredit yang diadministrasikan dengan computer. Penerbitan Kartu Kredit Setiap kali bank menerbitkan credit card, kepada nasabah yang bersangkutan dipelihara satu rekening dan pagu kredit nasabah tersebut. Pagu ini merupakan kewajiban bank terhadap nasabah bersangkutan untuk diberikan kredit. Dengan demikian, pagu kredit akan diadministrasikan dengan rekening administratif. Sebagai contoh, apabila Bank Omega- cabang Jakarta telah mengotorisasi untuk penerbitan credit card Visa atas nama Tn. Santoso depagu kredit sebsar Rp 5.000.000

suku bunga diasumsikan sebesar 22% setahun. Pada saat penerbitan credit card, akan dibukukan sebagai berikut : K : Rekening Administratif Rupiah Credit Card Yang Diterbitkan Sebesar..Rp 5.000.000

Pembebanan Annual Fee Pada saat pembebanan annual fee sebesar Rp 100.000 atas beban rekening Tn santoso, oleh Bank Omega akan dibukukan sebagai berikut : D : Debitur Credit Card Tuan Santoso..Rp 100.000 K : Pendapatan Annual Fee Credit Card..Rp 100.000

Penggunaan Credit Card Apabila Tn. Santoso mempergunakn credit card yang dimilikinya untuk membeli barang di Toko SJR sebesar Rp 240.000, dan kemudian Toko SJR menyetor slip pembelian barang beserta dengan bukti dnagan bukti lainnya kepada Bank Omega Jakarta untuk disetorkan bagi keuntungan rekening gironya dengan dipotong komisi sebesar Rp 5000, oleh Bank Omega Jakarta akan membukukan sebagai berikut: D : Rekening Administratif RupiahCredit Card Yang Diterbitkan...Rp 240.000

D : Debitur Credit Card - Tn Santoso.Rp 240.000 K : Giro-Rekening Toko SJR..Rp 235.000 K : Pendapatan Komisi Credit CardRp 5.000

Informasi Nasabah Karena dengan media bantu computer, saldo setiap nasabah kredit card dapat diketahui dengan cepat dan pasti setiap saat diperlukan .untuk mengetahui berapa besar pagu kredit dapat langsung diambil dari saldo rekening administrasinya seperti tampak sebagai berikut : Sisa Pagu Kredit (Rekening Adminstratif )Rp 4.660.000 Tagihan Kepada Tn S ..Rp 340.000

Total Pagu Kredit ...Rp 5.000.000

Pembayaran Tagihan Credit Card Apabila sebelum kemudian, Tn S datang hendak melunasi hutangnya sebesar Rp 340.000 ditambah dengan bunga terhutang secara tunai, maka Bank OmegaJakarta akan membukukan sebagai berikut : Pokok Debitur Rp 340.000 Bunga 30/360/*22%*Rp.340.000..Rp 6.233 Total Pagu Kredit...Rp 346.233

D : Kas ..Rp 346.000 K : Debitur Credit Card.Rp 235.000 K : Pendapatan Bunga Credit Card...Rp 5.000

Penambahan Pagu Kredit Kepada nasabah dapat juga diberikan tambahan pagu credit card yang telah didasarkan pada pertimbangan tertentu. Sebagai contoh, apabila Tn Santoso mengajukan permohonan untuk meningkatkan pagu credit card menjadi Rp 7.000.000 dan disetujui oleh credit officer Bank Omega Jakarta maka akan dibukukan sebagai berikut : Pagu Awal ..Rp 5.000.000 Kenaikan Pagu Rp 2.000.000 Pagu Baru.Rp 7.000.000 Pencatatan kedalam rekening administratif hanya dilakukan pada penambahan pagu kredit saja, yaitu sebesar Rp 2.000.000 ayat jurnalnya menjadi sebagai berikut : K : Rekening Administratif Rupiah Credit Card Yang Diterbitkan.Rp 2.000.000

BAB 14 PENYERTAAN

Salah satu kegiatan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu bank adalah menanamnya dalam bentuk saham perusahaan lain tujuan investasi jangka panjang, baik dalam dalam rangka pendirian, ikut serta dalam lembaga keuangan lain penyelamatan kredit atau lainnya. Perbedaan Equity Dan Cost Method Equity Method Apabila suatu perusahaan dan mempunyai investasi dalam saham dengan hak suara pada perusahaan lain dalam yang memungkinkan perusahaan pemodal menguasai atau mempengaruhi perusahaan lain tersebut, maka equity method akan lebih mencerminkan hubungan ekonomis antara kedua perusahaan tersebut dibandingkan dengan cost method. Penyertaan bank pada lembaga keuangan lain dengan pangsa lebih dari 20% serta penyertaan yang berasal dari pengalihan kredit dicatat dengan equity method. Cost method Dengan cost method. Investasi dicatat sebesar harga perolehnya, sedangkan dividen yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan lain lain. Perkiraan investasi jangka panjang akan dikredit dalam hal terdapat penerimaan deviden yang merupakan pembagian keuntungan yang berasal dari laba yang ditahan dari periode sebelum penyertaan tersebut dilakukan atau jika perusahaan anak menderita kerugian yang sangat material yang sangat material yang meyebabkan penurunan aktiva rentablitas investestee. Penyertaan bank pada lembaga keuangan lain dengan pangsa sampai dengan 25% akan dicatat dengan cost method . Penyertaan Dalam Saham Contoh Cost Method Berikut ini diberikan contoh aplikasi penyertaan bank dalam bentuk saham pada lembaga keuangan lain. apabila Bank Omega membeli 1000 lembar saham PT Bank ABC @ Rp 15.000 yang dibayarkan dengan cek giro bank lain, dan penyertaan tersebut mencerminkan penyertaan tersebut mencerminkan penyertaan Bank Omega dengan pangsa 16 %. Biaya biaya untuk pembelian saham tersebut dikeluarkan sebesar Rp 200.000 yang dibayar tunai. transaksi ini akan dicatat dengan menerapkan cost method sebagai berikut :

D : Penyertaan Rp 15.200.000 K : BankBank LainGiro .....Rp 15.000.000 K : Kas Rp 200.000 Dengan demikian, harga perolehan perlembar saham menjadi Rp 15.200 (dari Rp 15.000.000 : 1.000) Apabila kemudian PT Bank ABC membagi dividen secara tunai sebesar Rp 1.500 untuk setiap lembar saham, maka oleh Bank Omega akan dicatat sebagai berikut : Besarnya Penerimaan Dividen = 1.000 * Rp 1.500 = Rp 1.500.000 D : Kas...Rp 1.500.000 K : Pendapatan Lainnya ...Rp 1.500.000 Contoh Equity Method Apabila Bank omega membeli saham PT Bank XYZ sebanyak 2.000 lembar yang mencerminkan pangsa sebesar 35% yang dibayar sebesar @ Rp 18.000 tunai ditambah dengan biaya perantara Rp 350.000. Transaksi ini akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut : D : Penyertaan-Bank XYZ .Rp 36.350.000 K : Kas Rp 36.350.000 Apabila kemudian pada akhir tahun PT Bank XYZ mengumumkan laba sebesar Rp 210.000.000, maka oleh Bank Omega akan dicatat sebagai berikut : Bagian Laba = 35% * Rp 210.000.000 = Rp73.500.000 D : Kas ..Rp 73.500.000 K : Penyertaan Lainnya..Rp 73.500.000 Apabila sebulan kemudian Bank XYZ membagi dividen tunai sebesar Rp.3000 untuk setiap lembar saham, maka oleh Bank Omega akan dicatat sebagai berikut : D : Kas Rp 12.000.000 K : PenyertaanBank XYZ .Rp 12/.000.000

Apabila

pada tahun selanjutnya Bank XYZ

menderita kerugian sebesar Rp

120.000.000, maka oleh Bank Omega akan dicatat sebagai berikut : Pangsa kerugian = 35% * 120.000.000 = Rp.42.000.000 D : Beban Kerugian Lainnya Rp 42.000.000 K : PenyertaanPT Bank XYZ .Rp 42.000.000

Penyertaan Dari Penagihan Kredit Dalam operasional suatu bank, merupakan hal yang lazimnya apabila terjadi pengalihan kredit dalam bentuk saham karena debitur tidak sanggup, lagi melunasi kewajibannya dalam kasus seperti ini, maka harga atau nilai saham yang harus dicatat oleh bank adalah sebesar nilai wajar dari saham yang diterima, nilai wajar saham atau harta adalah nilai yang disepakati oleh kedua pihak. Sebagai contoh, apabila PT Buana, nasabah Bank Omega, tidak dapat mengembalikan kredit investasi sebesar Rp 120 juta datang hendak memberikan 12.000 saham biasa yang mencerminkan pangsa sebesar 45% dengan nilai wajar yang disetujui sebesar Rp 2.500 per lembar saham, akan dicatat oleh Bank Omega sebagai berikut: D : PenyertaanPT Buana ..Rp 30.000.000 D : Kerugian Pengalihan Kredit ....Rp 30.000.000 K : Debitur Rp 120.000.000 Apabila pada periode selanjutnya PT Buana menderita kerugian akan memperkecil nilai penyertaan Bank Omega pada PT Buana dan sebaliknya apabila PT Buana mendapatkan keuntungan akan memperbesar nilai penyertaan tersebut dengan pangsa masing masing sebesar 45%.

BAB 15 AKUNTANSI KLIRING

Kliring merupakan sarana atau suatu cara perhitungan hutang piutang dalam bentuk surat-surat berharga atau surat dagang dari suatu bank peserta lainnya yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Peserta Kliring Dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu : a. Peserta langsung yaitu bank-bank yang sudah tercatat sebgai peserta kliring. b. Peserta tidak langsung yaitu bank-bank belum tercatat sebagai peserta kliring. Warkat Kliring Adalah alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran Giral, buktibukti penerimaan transfer dari bank-bank, nota kredit dan surat-surat lainnya yang disetujui oleh penyelenggara. Jenis Warkat a. Warkat Debet Keluar adalah warkat bank lain yang disetorkan oleh nasabah sendiri untuk keuntungan rekening nasabah yang bersangkutan. b. Warkat Debet Masuk adalah warkat yang diterima oleh suatu bank dari bank lain melalui BI atas warkat/cek bank sendiri yang ditarik oleh nasabah sendiri dan atas beban nasabah yang bersangkutan. c. Warkat Kredit Keluar adalah warkat dari nasabahsendiri untuk disetorkan kepada nasabah bank lain pada bank lain. d. Warkat Kredit Masuk adalah warkat yang diterima oleh suatu bank untuk keuntungan rekening nasabah bank tersebut. Contoh Soal : Pada kliring pertama Bank ABC menerima warkat bank sendiri yang ditarik oleh A berupa cek sendiri dari Bank BAP. Warkat ini merupakan warkat debet masuk, disamping itu Bank ABC diberi amanat oleh A untuk membebani rekening gironya melaui cek/ bilyet giro sebesar Rp 20.000.000,00 warkat ini merupakan warkat kredit keluar. Jurnal Bank BAP pada Kliring Pertama : Dr. Giro BI...Rp 20.000.000,00 Cr. Giro BAP....Rp 20.000.000,00

Setoran Untuk Menutup Saldo Negatif Dalam transaksi kliring adakalanya bank mengalami penarikan dana yang lebih besar daripada penyetoran. Kondisi ini disebut dengan kalah kliring atau juga disebut bersaldo negatif. Setoran Tunai Setoran Tunai untuk menutup saldo negatif akan diterima atau akan dibukukan pada hari itu juga dilakukan paling lambat jam sejak kliring kedua/retur. Bila telah melampaui jam sejak kliring retur , maka setoran ini tidak dibukukan secara administratif, terhadap setoran ini akan diperhitungkan bunga yang besarnya sama dengan bunga overdraf. Transaksi Call Money Transaksi Call Money dilakukan antar bank peserta kliring. Bank yang meminjam kepada peserta lainnya akan menyerahkan promes ( surat pengakuan hutang) dan yang meminjamkan dananya akan menyerahkan Bilyet Giro BI yang ditariknya.

BAB 16 SURAT KREDIT BERDOKUMENTER DALAM NEGERI (SKBDN)

Lalu lintas perdagangan antarkota atau wilayah menghendaki suatu jaminan pembayaran atas barang-barang yang diperdagangkan. Jaminan yang diperlukan kedua pihak ini memerlukan pihak ketiga yang bertindak sebagai penjamin transaksi jual beli barang atau jasa ini. Dalam hal inilah bank dapat berperan, jasa yang dapat diberikan bank dalam transaksi perdagangan ini dikenal dengan nama Letter of Credit (L/C). Jika transaksi ini didalam negeri maka dikenal dengan istilah Surat Kredit Berdokumenter Dalam Negeri (SKBDN) atau biasa juga disebut Letter of Credit Dalam Negeri (LCDN). Pengertian dan Kegunaan Letter of Credit adalah jasa bank yang diberikan kepada masyarakat untuk memperlancar pelayanan arus barang baik dalam negeri atau arus barang keluar negeri (eksport-impor). Kegunaan L/C adalah untuk menampung atau menyelesaikan kesulitan-kesulitan perdagangannya. Jenis L/C Dalam Negeri a. Sight L/C Sight L/C dengan setoran jaminan 100% Sight L/C dengan setoran jaminan kurang dari 100% dari pihak pembeli dan pihak penjual dalam transaksi

b. Usance L/C, dengan pembayaran berjangka dengan wesel. c. Red Clause L/C pembayaran dapat dilakukan dimuka. Akuntansi Untuk L/C Dalam Negeri A. Pembukuan di cabang penerbit L/C (Issuing Bank) Bila Sight L/C dibuka dengan setoran jaminan 100% atau tidak ada penangguhan setoran jaminan untuk nasabah, maka bagi bank tidak ada resiko wanprestasi si pembuka L/C. setoran ini merupakan dana yang relatif sangat murah. Ada dua perbedaannya, yaitu apakah L/C ditujukan kepada bank lain atau cabang itu sendiri.

Sebagai contoh misal PT ABC, nasabah Bank Makmur Cabang Jakarta hendak membeli alat-alat mesin produksi dari PT Merdeka, sebuah perusahaan mesin di Palembang, untuk memperlancar transaksinya maka PT Merdeka meminta PT ABC membuka Sight L/C Dalam Negeri pada Bank Makmur dimana PT Merdeka sebagai nasabahnya, sebesar Rp 250.000.000,00 PT ABC membayar semua setoran ini dan ditambah komisi Rp 125.000,00 dan ongkos kawat Rp 25.000,00 atas beban rekening gironya, maka pencatatan yang dilakukan oleh Bank Makmur Cabang Jakarta pada saat penerbitan L/C Dalam Negeri ini adalah : Dr : Giro-PT ABC Rp 250.150.000,00 Cr : Setoran Jaminan Sight L/C DNPT MerdekaRp 250.000.000,00 Cr : Pendapatan Komisi Penerbitan .....Rp 125.000,00 Cr : Pendapatan Ongkos Kawat..Rp 25.000,00 Pada saat penyelesaian L/C di Cabang Jakarta, pencatatan adalah : Dr : Setoran Jaminan Sight L/C .Rp 250.000.000,00 Cr : RAKCabang Palembang Rp 250.000,00 Jika transaksi diatas dilakukan pada bank yang berbeda, misalnya PT Merdeka adalah nasabah Bank Sukses Cabang Palembang. Pembayaran dilakukan dengan mendebet saldo PT ABC dengan nilai yang sama. Maka pencatatan dibuku Bank Makmur Jakarta adalah : Dr : GiroPT ABC .Rp 250.150.000,00 Cr : Setoran Jaminan Sight L/CPT ABC .Rp 250.000,00 Cr : Pendapatan Ongkos Kawat ...Rp 25.000,00 Pada saat penyelesaian L/C di cabang Jakarta ,pencatatannya adalah : Dr : Setoran Jaminan Sight L/C ...Rp 250.000.000,00 Cr : RAR - Cabang Palembang Rp 250.000.000,00

B. Pembukaan Dicabang Pembayar L/C (Negotiating Bank)

Dalam hal bank bertindak sebagai cabang pembayar penuh atas L/C yang telah diterbitkan oleh cabang cabang lain ,akan tercipta adanya hubungan antar kantor dengan cabang penerbit L/C tersebut. Sebagai contoh, bila Bank Makmur Cabang Jakarta menerima Wesel Sight L/C Dalam Negeri yang telah diterbitkan oleh Bank Makmur Cabang Palembang sebesar Rp 250.000.000,00 untuk dibayarkan kepada PT Merdeka. Bank Makmur Cabang Jakarta memungut komisi negosiasi wesel sebesar Rp 50.000,00. Maka pencatatan yang dilakukan oleh Bank Makmur Cabang Jakarta adalah : Dr : RAKCabang Palembang .Rp 250.000.000,00 Cr : GiroPT Merdeka Rp 249.950.000,00 Cr : Pendapatan Komisi Negosiasi Sight L/C DN ...Rp 50.000,00

BAB 17

TRAVELLERS CHEQUES DALAM VALUTA RUPIAH Sumber dana yang paling murah atau tidak berbunga dan memiliki unsur promosi yang tinggi adalah Travellers Cheques (TC). Travellers Cheques lazimnya diterbitkan dalam valuta asing yang dapat dipergunakan diseluruh dunia dalam lalu lintas pembayaran. Travelers Cheques merupakan warkat berharga atas nama yang diterbitkan oleh suatu bank yang pencairannya dapat dilakukan kapan saja, dimana saja dan hanya oleh orang yang memiliki dan namanya tercantum diatas TC tersebut. Akuntansi Untuk TC Akuntansi untuk mencatat transaksi yang timbul dari travelers cheques meliputi : penjualan dan pencairan TC, yang mana keduanya dapat dilakukan baik dibank cabang penerbit, agen penjual, maupun di kantor cabang bank penerbit. Perlakuan akuntansi juga diperlukan untuk mencatat TC yang dinyatakan hilang dan memerlukan penerbitan kembali. Unsur pengaman TC adalah nomor seri yang tercetak pada setiap lembar TC (preprinted numbers) Penerbitan TC Dalam penerbitan Travellers Cheques, setiap TC yang telah diterbitkan akan dipelihara oleh bank yang menerbitkan.TC yang telah diterbitkan tidak memiliki jatuh waktu atau kadarluwarsa . Sebagai contoh Ny. Sita nasabah Giro Bank OmegaJakarta hendak membeli Travelers Cheques atas beban rekening gironya. Jumlah TC yang dibeli terdiri dari pecahan sebagai berikut : 80 lembar @ Rp 10.000, 50 lembar @ Rp 100.000, 5 lembar @ Rp 1.000.000. Pada saat penjualan TC oleh Bank OmegaJakarta akan dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut : Dr : Giro-Rekening Ny. Sita .Rp 10.800.000 Cr : Travellers ChequesRupiah ...Rp 10.800.000

Pencairan TC Dibukan Cabang Penerbit Dilakukan Oleh Pemilik

Pencairan TC yang dilakukan bukan pada bank bukan cabang penerbit, akan tercipta adanya hubungan rekening Koran, yang lazimnya dibukukan ke dalam rekening antar kantor, atau disingkat RAK. Rekening ini sifatnya reciprocal. Sebagai contoh apabila Ny. Sita mencairkan TC pada Bank Omega-Cabang Surabaya sebanyak 3 lembar @ Rp 100.000 secara tunai. Oleh Bank OmegaCabang Surabaya akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut : D : RAK-Cabang Surabaya Rp 300.000 K : Kas Rp 300.000 Bank Omega-Cabang Surabaya setelah melakukan pembayaran kepada Ny. Sita akan segera mengirimkan warkat TC tersebut kepada penerbitan yaitu cabang Jakarta, setelah menerima warkat TC tersebut akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut : D : Travellers ChequesRupiah ............Rp 300.000 K : RAKCabang Surabaya ...Rp 300.000

Pencairan TC Pada Bukan Cabang Penerbit Yang Dilakukan Oleh Pihak Ketiga (Bukan Pemilik ) Pada prinsipnya seluruh TC dapat langsung dicairkan. Pencairan yang langsung ini hanya dapat dilakukan apabila TC langsung dicairkan oleh pemilik. Apabila TC dicairkan bukan oleh pemilik, maka kepada cabang pembayar tidak dapat langsung melakukan pembayaran inkaso kepada cabang penerbit TC akan ditampung sementara dalam rekening ini akan menjadi nihil apabila proses inkaso warkat TC telah diselesaikan. Sebagai contoh apabila Bank OmegaCabang Bandung menerima setoran untuk keuntungan rekening toko anda, nasabah giro, berupa warkat TC atas namanya Ny. Sita yang telah diserahkan dan ditandatanganin olehnya atas pembelian sejumlah barang. Besarnya TC sebanyak 30 lembar @ Rp 10.000,00 dan 1 lembar @ Rp 1.000.000,00. Oleh Bank OmegaCabang Bandung warkat TC tersebut terlebih dahulu harus di inkasokan ke cabang Jakarta dan akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut : K : Rekening Adiministrasi Rupiah Warkat TC Yang Diinkaso...Rp 1.300.000

Setelah hasil inkaso kepada Jakarta dinyatakan berhasil, oleh Bank Omega Cabang Bandung akan dibebankan komisi inkaso sebesar Rp 25.000 yang akan dibebankan kepada toko anda dan akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut: D : Rekening Administrasitatif RupiahWarkat TC Yang Diinkaso ..Rp 1.300.000 D : RAKCabang Jakarta ..Rp 1.300.000 K : Pendapatan Komisi Inkaso....Rp 25.000 K : GiroRekening Toko Anda..Rp 1.275.000

Penerbitan TC Yang Diserahkan Kepada Agen Penjual TC Yang Telah Ditunjuk . Travellers Cheques dalam valuta rupiah yang diterbitkan oleh suatu bank dapat menjual dan dicairkan pada agenagen penjual dan pembeli yang telah ditunjuk resmi oleh bank penerbit TC tersebut. Agenagen ini menikmati keuntungan berupa pengendapan dana hasil penjualan TC dan komisi penjualandan pencairan dari bank penerbit. Sebagai contoh Bank OmegaJakarta mengirim 20 lembar TC rupiah @ Rp 100.000 kepada agennya PT Indowang dengan memperhitungkan beban formulir berharga senilai @ Rp 1.300/lembar. Oleh Bank Omega-Jakarta akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut : D : Biaya Formulir Berharga TC Rp 26.000 K : Persediaan Formulir Berharga ..Rp 26.000 Penyerahan warkat ini juga akan dicatat oleh Bank Omega-Jakarta dalam rekening administratif sebagai suatu kontjensi penjualan TC, dengan ayat jurnal sebagai berikut: K : Rekening Administratif Rupiah TC Yang Diserahkan Kepada Agen Rp 2.000.000

Penjualan TC Oleh Agen Penjual Penjualan TC yang dilakukan oleh agen akan dilaporkan oleh agen yang bersangkutan setelah menerima hasil penjualan TC tersebut, berdasarkan laporan

penjualan ini, oleh bank penerbit akan mengadministrasikan seri TC yang telah dijual tersebut. Sebesar nominal TC yang terjual itu yang akan dibukukan sebagai hasil penjualan . sebagai contoh apabila PT Indowang berhasil menjual sebanyak 20 lembar TC @ Rp 100.000 kepada Tuan Waskito secara tunai. Hasil penjualan ini segera dilaporkan kepada Bank OmegaJakarta melalui suatu memo, apabila kepada agen diberikan komisi penjualan sebesar 1% dari hasil penjualan oleh Bank Omega Jakarta dibukukan dengan terlebih dahulu menghapus rekening kontijensi yang telah dilakukan sebelumnya sebagai berikut : D : Rekening Administrasi Rupiah TC Yang Diserahkan Kepada Agen ..RP .2.000.000 Kemudian hasil penjualan TC akan dibukukan sebagai tagihan kepada agen penjual dan akan timbul beban komisi kepada agen untuk munculnya rekening TC pada hutang jangka pendek, ayat jurnal nya untuk mencatat transaksi ini sebagai berikuat : D : Tagihan Kepada Agen Penjual TCPT Indowang....Rp 1.980.000 K : Biaya Komisi Penjualan TC ..Rp 20.000 K : Travellers ChequesRupiah ...Rp 2.000.000 Rekening travelers cheques harus segera ditampilkan menjadi hutang bank, karena dengan adanya penjualan TC. Bank Omega telah mengikat diri untuk bersedia mencairkan TC tersebut . Pada saat agen penjual TC menyetor hasil penjualan ke bank penerbit dalam hal ini Bank Omega Cabang Jakarta akan dibukukan sebagai berikut : D : Kas/GiroPT Indowang .Rp 1.980.000 K : Tagihan Kepada Agen Penjual TCPT Indowang ..Rp 1.980.000 Bila kemudian nasabah TC nasabah tersebut datang mencairkan TC pada Bank Omega Cabang Surabaya, oleh Bank OmegaCabang Surabaya akan dibukukan dengan dengan ayat jurnal sebagai berikut : D : RAKCabang JakartaRp 2.000.000 K : Kas .....Rp 2.000.000

Cabang segera akan mengirimkan warkat TC tersebut kepada cabang Jakarta, oleh cabang Jakarta setelah menerima warkat TC tersebut akan segera melakukan verifikasi TC yang telah dicairkan tersebut, setelah meyakinkan bahwa TC tersebut adalah memang yang pernah dijual kepada agen TC, cabang Jakarta akan membukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut : D : Travelers Cheques Rupiah ...Rp 2.000.000 K : RAK Cabang Surabaya..Rp 2.000.000

TC Yang Hilang Dalam kasus tertentu, kadangkala nasabah yang telah membeli TC datng melapor bahwa TC yang dibelinya hilang. Untuk memperolehnya kembali perlu diterbitkan oleh bank penerbit, bukan oleh agen penjual. Sebelum melakukan penerbitan kembali, bank penerbit TC terlebih dahulu harus mengumumkan berita stop payment kepada seluruh cabang dan agen pembayar, agar tidak mengambil alih TC yang telah dinyatakan hilang tersebut. Setelah menunggu beberapa lama, bank penerbit dapat menerbitkan kembali TC dengan seri nomor yang baru dan menayatakan seri nomor yang dinyatakan hilang tersebut tidak berlaku lagi. Penerbitan Ulang TC Dicabang Penerbit Apabila penerbita TC yang hilang tersebut dilakukan pada cabang penerbitnya, prosedur penerbitan kembali lebih mudah karena administrasi TC yang telah diterbitkan masih dipelihara oleh cabang penerbit. Sebagai contoh apabila Ny. Sita melapor ke Bank Omega Cabang Jakarta melapor ke kehilangan TC serta meminta untuk menerbitkan kembali TC yang baru oleh cabang Jakarta. Penerbitan ini akan dibebankan komisi sebesar Rp 5.000 oleh Bank Omega Cabang Jakarta akan dibukukan sebagai berikut : D: Travellers ChequesRupiah (Lama)..Rp 1.000.000 K: Travellers ChequesRupiah (Baru)...........Rp 1.000.000 D: Kas..Rp 5.000 K: Pendapatan komisi Penerbitan TC Rupiah.Rp 5.000

BAB 18 DANA PEMBAYARAN REKENING TITIPAN Jenis dana lain yang dapat dikatakan memiliki harga yang relatif murah adalah dana pembayaran rekening titipan, lazimnya dikenal dengan Payment Point. Rekening Titipan ( Payment Point ) adalah pembayaran dari masyarakat yang ditujukan untuk

keuntungan pihak tertentu, biasanya giro milik suatu perusahaan yang pembayarannya melalui bank. Jenis-jenis Rekening Titipan Jenis rekening diantara lain yaitu : Rekening listrik dari PLN, rekening telepon dari Telkom, rekening pembayaran titipan lainnya seperti uang sekolah suatu universitas, pajak televisi, dan lain sebagainya. Akuntansi Untuk Pembayaran Rekening Titipan Akuntansi untuk rekening titipan meliputi : Saat penerimaan warkat rekening nasabah dan saat penerimaan setoran pembayaran rekening dan pemindahanbukuan ke rekening perusahaan perusahaan penitipan rekening. Akuntansi Saat Menerima Warkat Rekening Titipan Pada saat menerima warkat pembayaran titipan ini, belum ada kewajiban atau hak yang timbul. Kewajiban baru akan timbul setelah adanya penerimaan pembayaran dari nasabah. Denagan demikian, karena kewajiban yang akan timbul akan bergantung dari ada tidaknya pembayaran dari nasabah, penerimaan warkat-warkat ini harus dicatat oleh bank dalam suatu rekenig kontijensi, yang dikenal dengan rekening administratif . Dengan perkataan lain, melalui pencatatan dalm rekening administratif ini merupakan sarana control bagi besarnya pembayaran yang telah diterima oleh bank yang berasal dari pelunasan warkat tersebut hubungan ini dapat dijabarkan dalam gambar ini :

Besarnya Nilai Warkat Yang Diterima

Pembayaran Yang diterima Sisa Nilai Warkat Yang Dimiliki

Dicatat Dalam Rek. Administratif

Rek. Efektif

Sebagai contoh apabila Bank Omega Jakarta menerima sebundel rekening tagihan listrik PLN bernilai Rp 32.000.000,00 untuk tagihan pelanggan periode agustus 19xx, pada saat penerimaan bundel rekening titipan ini, Bank Omega akan membukukan : K: Rekening Administratif Rupiah Warkat Rekening PLN Yang DiterimaRp 32.000.000

Pembayaran Rekening Titipan Tujuannya adalah untuk mengetahui dengan pasti berapa jumlah uang atau pembayaran yang telah diterima oleh bank. Misalnya pada akhir hari, jumlah pembayaran pelanggan PLN yang diterima mencapai jumlah sebesar Rp 5.750.000 semuanya diterima tunai oleh Bank OmegaJakarta. Oleh Bank Omega Jakarta akan membukukan seluruh penerimaan uang dari pembayaran rekening tersebut denga ayat jurnal sebgai berikut : D: Kas ...Rp 5.750.000 K: Giro-Rekening PLN......Rp 5.750.000 Untuk mencatat posisi warkat yang masih outstanding atau belum dibayar oleh para pelanggan, harus dibukukan dengan jumlh nilai yang sama dengan diatas dan langsung menguragi rekening administratif yang masih outstanding:

D : Rekeninng Addministratif Rupiah Warkat rekening PLN Yang Diterima...Rp 5.750.000

BAB 19 AKUNTANSI KOMITMEN DAN KONTINJEN Komitmen Komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan atau secara sepihak, dan harus dilakukan apabila persyaratan yang telah disepakati bersama telah dipenuhi. Pencatatan Komitmen Dalam Laporan Keuangan Transaksi komitmen belum mempengaruhi posisi dineraca dan laba/rugi oleh sebab itu transaksi komitmen harus dicatat oleh bank diluar pos-pos neraca. Pencatatan ini merupakan kewajiban oleh bank untuk dilaporkan, agar dapat diketahui berapa besar komitmen yang dibuatnya baik yang menyangkut kewajiban ataupun tagihan. Tempat pencatan transaksi ini adalah rekening administratif, yang berisikan seluruh transaksi komitmen dan kontinjen suatu bank, komitmen disajikan dalam laporan komitmen tanpa pos lawan. Jenis Komitmen Fasilitas Komitmen Yang Diterima Meliputi fasilitas pinjaman yang akan diterima bank dari bank lain, dan atau pihak lain dan belum dipergunakan pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Fasilitas Kredit Yang Diberikan Adalah fasilitas kredit yang telah disetujui oleh suatu bank untuk diberikan kepada nasabahnya Kontinjensi Kontijensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi perusahaan, yang baru akan terselesaikan dengan terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang.

Penyajian Dalam Laporan Keuangan PSAK No 31. mengatur masalah kontinjensi ini. Kontinjensi harus disajikan sedemikian rupa sehingga bila dikaitkan dengan pos pos aktiva dan passive dapat menggambarkan posisi keuangan bank secara wajar. PSAK NO 31. menyatakan bahwa sistematika penyajian komitmen dan kontinjensi disusun berdasarkan urutan tingkat kemukinan pengaruhnya terhadap perubahan posisi keuangan dan hasil usaha bank. Jenis Transaksi Kontinjensi Dalam transaksi bank dapat ditemukan beberapa jenis transaksi kontinjensi, seperti garansi bank, L/C revocable yang masih berjalan ,transaksi opsi valuta asing, pendapatan bunga dalam penyelesaian. Garansi Bank Garansi bank adalah semua bentuk garansi atau jaminan yanag diterima atau diberikan oleh bank yang mengakibatkan pembayaran kepada pihak yang menerima jaminan apabila pihak yang dijamin bank wanprestasi atau ingkar janji. Kegunaan garansi bank 1. Tender dalam negeri diberikan untuk kontrator atau leveransier dalam negeri. 2. Perdagangan diberikan kepada pihak pabrikan atau produsen untuk kepentingan agen atau penyalur. 3. Tender luar negeri diberikan untuk mendapatkan jaminan turut serta dalam tender luar negeri. 4. Uang muka kerja diberikan untuk ikut serta dalam kontrak yang diberikan oleh pemilik kerjaan. 5. Penanggungan biaya masuk memberikan jaminan kepada bea cukai atas pemabayaran bea masuk suatu barang. 6. Cukai rokok sebagai jaminan penangguhan pembayaran cukai dalam peredaran. 7. Pelaksanaan pembelian aktiva tetap untuk memberikan jaminan angsuran pembelian suatu aktiva tetap.

Akuntansi Untuk Garansi Bank Meliputi saat penerbitan dan jatuh tempo. Dalam hal jatuh tempo, bank akan dihadapkan pada dua situasi, yaitu dimana nasabah dapat melunasi kewajiban atau nasabah melakukan wanprestasi. Misal, apabila Bank Makmur Cabang Lampung menerbitkan Garansi Bank atas permintaan PT Perkasa Yang ditunjukkan kepada PT Sentosa di Aceh Senilai Rp 100 juta. Setoran jaminan diberikan sebesar 60% atas beban rekening gironya. Maka pencatatannya adalah: Dr. Giro- PT Perkasa.Rp 60.000.000 Cr. Setoran Jaminan Garansi Bank.Rp 60.000.000 Ayat jurnal untuk mencatat kontijensi garansi bank adalah sebesar kewajiban penuh. Pencatatannya adalah: Cr. Rekening Administratif RupiahGaransi Bank Yang Belum Jatuh Tempo..Rp 100.000.000 Rekening administratif diatas akan tetap outstanding dalam laporan keuangan hingga tanggal jatuh tempo.

BAB 20 AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN Pendapatan pada bank terdiri dari beberapa komponen seperti pendapan bunga, pendapatan provisi kredit, pendapatan komisi dan pendapatan lainnya sebagai akibat dari transaksi dari bank lain yag merupakan kegiatan utama ataupun bukan. Kegiatan utama bank adalah memupuk dana pada umumnya adalah berbunga dan menanamkannya dalam aktiva tetap. Pendapatan diakui secara akrual, kecuali pendapatan bunga dari aktiva produktif non-performing pendapatan dari aktiva nonperforming hanya boleh diakui apabila pendapatan benar-benar telah diterima. Akuntansi Pendapatan Bank Pengakuan pendapatan bank pada dasarnya adalah secara accrual basic kecuali untuk aktiva produktif yang digolongkan sebagai non-performing loans diakui sebagai cash basic. Pendapatan Bunga Debitur Pendapatan bunga dari aktiva produktif non- performing telah diakui sebagai pendapatan periode berjalan sejak aktiva tersebut dinyatakan non-performing dengan demikian, bank tidak perlu melakukan penyesuaian terhadap pendapatan bunga yang telah diakui sebelum aktiva produktif tersebut dinyatakan non-performing. Bunga dari aktiva non-performing yang telah diakui sebagai pendapatan akan dicatat dalam rekening administratif karena merupakan peristiwa kontinjensi. Komisi Dan Provisi Provisi kredit merupakan sumber pendapatan bank yang akan diterima dan diakui sebagai pendapatan pada saat kredit disetujui oleh bank. Biasanya provisi kredit langsung dibayarkan oleh nasabah yang bersangkutan. Komisi merupakan pendapatan bank yang sedang digiatkan belakangan ini. Komisi ini merupakan beban yang diperhitungkan kepada nasabah bank yang menggunakan jasa bank. Komisi juga lazimnya dibukukan langsung sebagai pendapatan pada saat menjual jasa kepada nasabahnya. Komisi dan provisi tersebut disajikan sebagai bagian dari pendapatan dan beban operasional lainnya dalam tubuh laporan laba/rugi.

Pendapatan Atas Valuta Asing Pendapatan yang timbul dari valuta asing lazimnya berasal dari selisih kurs. Selisih ini akan dimasukkan kedalam pos pendapatan dalam laporan laba/rugi. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi valuta asing harus diakui sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan laba/rugi. Transaksi Berjangka Valuta Asing Suatu bank devisa yang memiliki aktiva atau kewajiban dalam valuta asing dalam berjumlah besar berupaya untuk menghindari adanya kerugian akibat selisih kurs. Upaya ini dilakukan dengan hedging dalam hutang ataupun piutang, dalam melakukan hedging ini bank akan melaksanakan pembelian atau penjualan valuta asing secara berjangka, atau dikenal dengan forward. Dalam transaksi forward, piutang atau hutang valuta asing dicatat sebesar kurs tunai yang berlaku pada saat itu, sedangkan hutang atau piutang rupiah dicatat sebesar kurs masa depan, yaitu kurs pertukaran mata uang asing dihari kemudian yang ditentukan berdasarkan perjanjian. Swap Suku Bunga Salah satu jenis hedging dan upaya untuk meraih keuntungan dalm mekanisme pasar uang adalah dengan melakukan gadai valuta asing atau dikenal dengan Swap. Untuk transaksi swap dalam rangka pendanaan, selisih antara suku bunga yang dipertukarkan dengan suku bung perjanjian disajikan penambahan atau pengurangan beban dana diamortisasikan secara professional selama jangka waktu kontrak. Untuk transaksi swap dalam rangka trading, selisih antara suku bunga yang dipertukarkan dengan suku bunga yang diperjanjikan diakui sebagai laba atau rugi pada akhir masa kontrak. Beban Bank Biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka menciptakan atau memperoleh pendapatan. Biaya yang terdpat dalam laporan laba rugi bank terdiri dari biaya operasional seperti biaya bunga, biaya komisi, biaya overhead dan biaya non-operasional.

Biaya Bunga Biaya bunga terdiri dari biaya bunga dana yang dimiliki oleh bank. Biaya ini harus diantisipasikan oleh bank pada penutupan tahun buku atau pada tanggal laporan. Biaya Valuta Asing Biaya dalam transaksi valuta asing lazimnya muncul dari selisih kurs yang merugi, khusus untuk transaksi forward, kerugian selisih kurs antara tanggal penutupan kontrak dan tanggal realisasi akan diamortisasikan selama jangka waktu konttrak tersebut. Biaya Overhead Biaya overhead yang terjadi di bank mempunyai beberapa cirri sebagai berikut : tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan jasa dihasilakan, karena biaya yang dikeluarkan untuk semua kegiatan bank. Menjadi beban atau biaya periode terjadinya, tidak ada biaya overhead untuk beberapa periode. Biaya overhead yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat untuk masa yang akan datang. Ada beberapa jenis biaya overhead yang harus terjadi dan diakui dalam laporan laba rugi yaitu : Biaya Pegawai Biaya kegiatan Kantor Biaya Penyusutan

BAB 21 MODAL PINJAMAN Modal pinjaman adalah pinjaman yang didukung dengan menggunakan instrument yang disebut capital notes, loan stock atau warkat lain dipersamakan dengan itu dan mempunyai sifat modal sendiri Ciri-Ciri Modal Pinjaman Tidak dijamin oleh bank penerbit dan sifatnya dipersamakan dengan modal serta telah dibayar penuh. Tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik. Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah kerugian bank melebihi laba ditahan. Dan cadangan-cadangan yang termasuk modal inti, meskipun bank belum dilikuidasi. Pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalm keadaan rugi.

Akuntansi Modal Pinjaman Penerbitan

Sebagai contoh apabila Bank Omega menerbitkan capital notes sebanyak 100 lembar Rp 400.000.000 untuk mendapatkan modal pinjaman suku bunga sebesar 12% setahun. Jangka waktu 4 tahun. Modal pinjaman ini diterima untuk keuntungan rekening giro Bank Omega pada Bank ABC. Biaya-biaya untuk pengurusan penerbitan modal ini telah dikeluarkan sebesar Rp 20 juta tunai. Ayat-ayat untuk mencatat transaksi ini sebagai berikut : D : Bank Lain-Giro...Rp 400.000.000 D : Biaya Penerbitan Modal Pinjaman Dibayar Dimuka....Rp 20.000.000 K : Modal Pinjaman...Rp 400.000.000 K : Kas ............Rp 20.000.000

Amortisasi Biaya Amortisasi biaya penerbitan ini dilakukan selama 4 tahun, yaitu Rp 20.juta dibagi 4 tahun, atau sebesar Rp 5 juta setahunnya. Ayat jurnalnya :

D: Biaya penerbitan Modal Pinjaman....Rp 5.000.000 K: Biaya penerbitan Modal pinjaman dibayar dimuka..Rp 5.000.000

Perhitungan Bunga Beban bunga tahunan sebesar 12% dari pokok pinjaman sebesar Rp 400 juta jurnalnya yaitu: D: Biaya Bunga Modal Pinjaman.Rp 48.000.000 K: Kas ..Rp 48.000.000

BAB 22 MODAL BANK Modal bank merupakan hak pemilik bank yang bersangkutan. Modal bank ini juga merupakan hutang bank kepada para pemiliknya. Oleh sebab itu disajikan sebagai salah satu komponen passiva disebelah kanan neraca. Modal bank merupakan modal awal pada saat pendirian bank yang jumlahnya telah ditetapkan dalam suatu ketentuan atau pendirian bank. Komponen Modal Bank Ada beberapa komponen modal bank dalam neraca antara lain : Modal saham yang ditempatkan dan disetor, modal sumbangan, laba ditahan dengan tujuan, penilaian kembali aktiva tetap dan modal sumbangan. Akuntansi Untuk Modal Saat Penyetoran Dana Modal

Sebagai contoh apabila mendirikan Bank Omega, dilakukan setoran saham oleh pemiliknya dalam bentuk: o Uang langsung pada rekening Giro bank Indonesia sebesar Rp 40.000.000 o Gedung kantor di Jakarta sebesar Rp 18.000.000 o Investasi sebesar Rp 300.000.000 o Kendaraan dinas sebesar Rp 100.000.000 Oleh Bank Omega Jakarta akan dibukukan seluruhnya sebagi setoran modal Bank Omega sebesar Rp 58,4 M dengan ayat jurnal sebagai berikut: D: Bank Indonesia-Giro .....Rp 40.000.000 D: Aktiva tetap- Gedung ......Rp 18.000.000 D: Aktiva tetap-Investasi kantor ..Rp 300.000.000 D: aktiva tetap- kendaraanRp 100.000.000 K: Modal Saham ..Rp 58.400.000.000

BAB 23 KAS DAN BANK Penanaman uang kas untuk tujuan operasional harus diperhitungkan atas dasar kebutuhan dana rata-rata uang tunai setiap hari. Kebutuhan akan uang tunai yang akan melonjak pada hari-hari tertentu dapat disediakan dalam rekening penempatan alat likuid dalam bentuk tunai maupun penempatan pada beberpa bank harus dilakukan dengan memperhitungkan kebutuhan minimal yang harus dipelihara oleh suatu bank. Remise Remise adalah pengiriman uang secara fisik dari satu bank ke bank lain atau dari cabang ke cabang lainnya. Akuntansi Untuk Remise Sebagai contoh Bank Omega-Jakarta mengirim uang secara fisik sebesar Rp 500.000.000 kepada Bank Omega-Bandung disebabkan kebutuhan alat likuid pada cabang tersebut. Oleh Bank Omega-Jakarta akan dibukukan ; D: RAK- Cabang Bandung.Rp 500.000.000 K: Kas .....Rp 500.000.000 Oleh Bank Omega- Bandung setelah menerima uang secara fisik tersebut akan dibukukan sebagi berikut: D: Kas..Rp 500.000.000 K: RAK-Cabang Jakarta..Rp 500.000.000

BAB 24 SURAT BERHARGA Salah satu bentuk penanaman uang yang dilakukan oleh suatu bank adalah penanaman dalam bentuk surat-surat berharga yaitu instrument-instrumen yang ada dalam pasar uang. Penanaman ini bersifat sementara dan dimaksudkan untuk dijual kembali setelah diproyeksikan adanya keuntungan dari surat berharga tersebut. Jenis Surat Berharga Jenis-jenis surat berharga yang dimiliki oleh bank dalam jangka waktu yang relatif pendek antara lain : surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, securities kredit, atau setiap derivatif dari surat berharga, dalam bentuk lazim diperdagangkan dalam pasar uang atau modal. Akuntansi Surat Berharga Akutansi surat berharga meliputi pembelian, penjualan, penilaian, dan segi-segi seperti pengungkapan dan lainnya. Neraca dari amortisasi yang ditangguhkan tersebut diatas harus dilakukan. Sebagai contoh amortisasi sebesar Rp 200.000 untuk periode selama 10 tahun harus diamortisasikan. Karena tenggang waktu antara pembelian 31 juli hingga 31 desember adalah 6 bulan , maka amortisasi pendapatan yang ditangguhkan adalah 6/12 * Rp 20.000 = Rp 10.000 Jurnalnya dicatat sebagai berikut : D : Pendapatan Premi Obligasi Yang DitangguhkanRp 10.000 K: Pendapatan Premi Obligasi...Rp 10.000 Surat berharga yang hendak dijual memiliki harga pokok yang dapat dihitung dengan menggunakan metode fist-in, fist out atau metode rata-rata. Hal ini dilakukan terutama apabila terdapat lebih dari satu macam surat berharga obligasi atau portofolio. Sebagai contoh apabila obligasi PT Jasamarga tersebut dijual 8 bulan dimiliki atau pada tanggal 1 maret dengan harga 101, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut: Harga Jual = 101 * Rp 10 juta..Rp 10.100.000

Bunga Yang Menjadi Hak Bank Omega : 3/12 * 15% * Rp 10 jutaRp 375.000 Jumlah Yang Harus Diterima...Rp 10.475.000 Sisa Premi obligasi : Nilai Premi Awal...Rp 200.000 Jumlah Yang Telah Dialokasikan : 8/12 * RP 20.000.Rp 13.333 Sisa Premi Obligasi...Rp 186.667 Pengalokasian Terakhir Premi Obligasi : 2/12 * Rp 20.000...Rp 3.333 Jurnalnya: D: Pendapatan Premi Obligasi Yang Ditangguhkan..Rp 3.333 K: Pendapatan Premi ObligasiRp 3.333 Transaksi penjualan obligasi dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut: D: Kas.Rp 10.475.000 D: Pendapatan Premi Obligasi Yang Ditangguhkan...Rp 186.667 K: Pendapatan Premi Obligasi...Rp 86.667 K: Surat Berharga-ObligasiRp 10.000.000 K: Pendapatan Bunga Obligasi....Rp 375.000 K: Keuntungan Dari Penjualan Surat Berharga...Rp 100.000 Surat Berharga Dalam Pasar Uang Surat berharga pasar uang yang dibeli dengan cara diskonto disajikan dineraca sebesar nilai nominal dikurangi dengan bunga yang belum diamortisasi. Sebagai contoh apabila Bank Omega membeli Sertifikasi Bank Indonesia dengan nominal Rp 500 juta dengan suku bunga 12% setahun. Bunga SBI diterima dimuka jangka waktu selama 2 bulan. Pembayaran dilakukan atas beban rekening giro pada Bank Indonesia. Perhitungan diskonto bunga SBI ini dihitung sebagai berikut : Nominal SBI..Rp 500.000.000

Diskonto 2/12 * 12% X 500.000.000Rp 10.000.000 Dibayar...Rp 490.000.000 Pada waktu pembelian dicatat dengan jurnal sebagi berikut : D: Surat Berharga-SBIRp 500.000.000 K: Pendapatan Bunga SBI Yang Belum Diamortisasikan..Rp 10.000.000 K: BI-Giro...Rp 490.000.000

Penilaian Terhadap Surat Berharga Surat berharga yang dapat segera dijual ini dinyatakan dalam neraca sebesar harga perolehan atau harga terendah antara harga perolehan dan harga pasarnya. Sebagai contoh apabila Bank Omega memiliki portofolio surat berharga sebesar harga perolehan Rp 125.000.000 dan kemudian setelah dilakukan penilaian harga pasar bernilai Rp 115.000.000 maka kerugian ini akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut : D: Biaya Kerugian Penurunan Nilai Surat BerhargaRp 10.000.000 K: Penyisihan Untuk Penurunan Nilai Surat Berharga.Rp 10.000.000

BAB 25

LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT ANALISIS Kepentingan umum para penyusun peraturan-peraturan perbankan adalah menjamin keuangan para deposan. Akibat mereka cenderung menetapkan tingkat likuiditas yang tinggi atas modal terhadap aktiva. Para pemegang saham sebaliknya mempunyai kepentingan atas maksimalisasi penghasilan atas dan yang mereka tanamkan dan pada umumnya memilih dana yang sekecil mungkin. Dalam beberapa hal, para pemegang saham, manajemen atau keduanya dapat memilih penundaan sementara pendapatan untuk mencapai peringatan pertumbuhan aktiva dengan penekanan perolehan simpanan-simpanan tanpa menghiraukan biayanya. Keadaan seperti ini sering memperlemah posisi modal sendiri dan dapat diwajibkan adanya tambahan setoran modal untuk memenuhi ketentuan yang berlaku. Sebaliknya pertumbuhan aktiva akan memberikan peluang yang lebih besar dalam peningkatan laba bank. Aparat otoritas menggunakan laporan keuangan dalam memberikan peringatan kepada bank yang menjelang menghadapi kesulitan keuangan. Para pencipta peraturanperaturan perbankan telah menyediakan alat untuk sistem peringatan dini, yang terutama didasarkan pada rasio-rasio keuangan bank bulanan, triwulan, tengah tahun dan tahunan. Haisl-hasil analisis laporan keuangan bank sangat bermanfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan, bahkan mempunyai pengaruh yang lebih luas dari jenis perusahaan-perusahaan lainnya. Bank-bank yang mengalami kegagalan umumnya mempunyai rasio yang lebih tinggi atas pinjaman terhadap aktiva, rasio yang lebih rendah dan rentabilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan bank sejenis sebelum kegagalan. Walaupun penonjolan satu atau dua rasio-rasio diatas belum memberikan indikasi positif bahwa bank dalam keadaan bahaya, namn rasio-rasio tersebut tetap merupakan indikator-indikator yang bermanfaat.

BAB 26

ANALISIS NERACA Rasio Pinjaman Terhadap Simpanan Pihak Ketiga Rasio pinjaman terhadap simpanan pihak ketiga adalah rasio pertama dari rasiorasio kunci yang menjadi sorotan utama dari para analisis bank., yaitu membandingkan jumlah simpanan masyarakat yang telah diikatkan kepada pinjaman oleh manajemen bank. Misalkan rasio pinjaman terhadap simpanan pihak ketiga tahun 19xx adalah 76,78%, dihitung sebagai berikut : Pinjaman Bersih Ditambah cadangan kerugian Ditambah penyertaan (yang dianggap sama sebagai aktivitas pinjaman) Total simpanan pihak ketiga 4.206.756 Rasio ----------------- = 76,78% 5.479.221 Rp 83.897,00 Rp 4.206.756,00 Rp 5.479.221,00 Rp 3.881.648,00 Rp 241.221,00

Rasio Modal Terhadap Aktiva Dibawah ini akan menunjukkan tiga rasio mengenai modal terhadap aktiva. Rasio pertama adalah rasio modal pemegang saham terhadap aktiva yang dianggap sebgai rasio tradisional akuntansi untuk mengukur modal terhadap aktiva. Rasio yang kedua adalah rasio modal pemegang saham ditambah surat hutang yang dapat dikonversi surat saham terhadap aktiva. Rasio yang ketiga adalah rasio modal pemegang saham ditambah surat hutang yang dapat dikonversi surat saham ditambah cadangankerugian pinjaman terhadap aktiva. Kebutuhan minimal modal bank dianggap penting baik oleh otoritas moneter, penyelenggaraan bank maupun para deposan. Cadangan Kerugian Pinjaman Cadangan kerugian pinjaman pada hakekatnya tergantung kepada kondisi masingmasing bank. Namun demikian selalu terdapat pembatasan-pembatasan tertentu, misalnya dari pihak pajak. Dalam praktek mungkin terjadi jumlah penghapusan

pinjaman yang besar, sedangkan cadangan yang tersedia kecil jumlahnya atau sebaliknya. Dalam hal demikian, analisis harus memberikan lebih besar perhatiannnya karena telah terjadi kesalahan-kesalahan atau penyimpangan tertentu dalam pengelolaan perkreditan. Keanekaragaman Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga merupakan pos-pos pertama yang muncul pertama dalam neraca dalam sisi hutang. Keanekaragaman dana pihak ketiga sangat penting karena langsung mempengaruhi pendapatan bank. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga merupakan sumber dana bank untuk keperluan penyaluran kredit dana penanaman dana dalam bentuk lainnya. Karena itu perlu setiap kali diperhatikan kurva perkembangan dana pertumbuhannya dari tahun ketahun. Kurva tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, sehingga perlu dikaji peranannya dalam pertumbuhan dan masyarakat secara keseluruhan dari lembaga-lembaga sejenis untuk mengetahui pangsa pasar bank yang bersangkutan apakah memperoleh kemajuan atau kemunduran. Selain itu perlu pula diperhatikan tingkat inflasi yang lebih tingi menunjukkan penurunan simpanan masyarakat dalam nilai rupiah.

BAB 27

ANALISIS LABA RUGI Rasio Laba Bersih Terhadap Rata-rata Aktiva Rasio laba bersih terhadap rata-rata aktiva merupakan ukuran kemampuan manajemen untuk menciptakan laba bersih, misalnya : Laba Bersih Rata-rata aktiva = Rp 91.747 = 1.24%

Rp 7.408.242

Rasio laba bersih terhadap rata-rata aktiva juga secara umum untuk mengambarkan bank rasio yang tinggi dibandingkan dengan bank-bank lain dan relatfi konsisten memberikan indikasi bahwa bank berkemampuan selalu menambah modal dasarnya dari laba yang ditahan. Biaya Pegawai Gaji, upah, bonus, tunjangan dan biaya-biaya pegawai lainnya merupakan pengeluaran terbesar kedua. Perbandingan antara biaya pegawai terhadap dimpanan masyarakat dapat merupakan petunjuk tingkat efisien operasional bank. Bank yang mempunyai cabang-cabang umumnya lebih banyak mempekerjakan tenaga kerja, sehingga dalam membuat perbandingan antara bank perlu diperhatikan status masingmasing bank.

BAB 28

TENTANG BANK INDONESIA Sejarah Bank Indonesia Perjalanan panjang Bank Indonesia amatlah panjang dan berliku-liku, namun secara singkat dapatlah kita kita lihat bahwa Bank Indonesia sebagai bank sentral, lahir pada 1 juli 1953 Kelahiran Bank Indonesia ini didasarkan pada UU Pokok Bank Indonesia atau UU No 11 tahun 1953, hampir delapan tahun sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Lahirnya Bank Indonesia ini merupakan hasil nasionalisasi dari Javasche Bank, sebuah Bank Belanda yang pada masa colonial diberi tugas oleh pemerintah Belanda sebagai bank sirkulasi di Hindia Belanda. Jadi, riwayatnya dulu De Javasche Bank ini lah yang menjadi akal bakal dari lahirnya bank Indonesia. Kalau melihat dari usia, De Javasche Bank sendiri sudah sudah lebih dari 172 tahun, karena didirikan pada tahun 1828 dan dahulu berfungsi sebagai bank sirkulasi selain juga melakukan kegiatan komersial. De Javasche Bank kemudian ditetapkan menjadi bank sentral 1949 berdasarkan hasil konfrensi meja bundar . namun sebagai bank sentral saat itu De Javasche Bank dinasionalisasikan menjadi Bank Indonesia yang juga ditetapkan sebagai Bank Sentral. Tapi seperti juga sebelumnya Bank Indonesia juga tetap melakukan kegiatan komersial. Penetapan status dan kedudukan bank Indonesia sebagai pembantu pemerintah misalnya, membuka peluang terjadinya campur tangan dari pihak luar yang pada gilirannya menyebabkan kebijakan yang diambil menjadi kurang bahkan tidak efektif. Dengan latar belakang tersebut, maka pada tanggal 17 Mei 1999 lahirlah Undang undang N0 . 23 Tahun 1999 sebagai pengganti UU No 13 tahun 1968 yang memberikan status dan kedudukan kepada Bank Indonesia sebagai suatu bank sentral yang independent dan bebas dari bebas dari campur tangan pihak luar tremasuk pemerintah . WALAUPUN ADA KATA BANK PADA BANK INDONESIA BANK INDONESIA TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN KOMERSIAL SEPERTI YANG DILAKUKAN OLEH BANK PADA UMUMNYA BAIK ITU BANK UMUM ATAUPUN BANK PERKREDITAN RAKYAT. HAL INI BERATI BANK INDONESIA TIDAK BISA MENERIMA TABUNGAN, GIRO, DAN DEPOSITO DARI MASYARAKAT UMUM. SELAIN ITU MASYARAKAT UMUM JUGA TIDAK BISA SECARA LANGSUNG MEMINTA KREDIT KE BANK INDONESIA .

Organisasi Bank Indonesia Sesuai dengan UU NO 23 tahun 1999 pimpinan Bank Indonesia disebut Dewan Gubernur. Dewan gubernur ini terdiri dari seorang gubernur, seorang deputi gubernur senior, dan sekurangkurangnya 4 (empat) dan sebanyakbanyaknya 7 (tujuh) orang deputi gubernur. Sementara itu, organisasi Bank Indonesia secara keseluruhan terdiri dari 28 direktorat/biro, 37 kantor Bank Indonesia yang tersebar di seluruh wilayah RI, dan 4 kantor perwakilan yang ada di New York, London, Tokyo dan Singapura. Peranan Bank Indonesia Dibidang Moneter Sebagai otorisasi moneter, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan memperhatikan berbagai sasaran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang. Implementasi kebijakan moneter ini dilakukan dengan menetapkan sasaran operasional, yaitu uang primer (base money). Untuk melaksanakan tugas dibidang moneter. Bank Indonesia punya alat alat canggih yang dikenal dengan piranti moneter. Piranti moneter tersebut adalah operasi pasar terbuka, penentu tingkat diskonto, dan penetapan cadangan wajib minimum bagi perbankan (reserve requiments) Peranan Bank Indonesia Dalam Pembinaan Dan Pengawasan Perbankan Dalam rangka tugas mengatur dan mengawasi perbankan, Bank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank. Melaksanakan pengawasan atas bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang- undangan yang berlaku. Berkaitan dengan kewenangan dibidang perizinan, selain memberikan dan mencabut izin usaha bank, Bank Indonesia juga dapat memberikan izin pembukaan, penutupan dan permindahan kantor bank, memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank, serta memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan kegiatan usaha tertentu. Sebagai upaya membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan dan perekonomian Indonesia, Bank Indonesia telah menempuh langkah

restruksiturisasi perbankan yang komprehensif. Langkah ini mutlak diperlukan guna memfungsikan kembali perbankan sebagai lembaga perantara yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

BAB 29 STUDI KASUS LAPORAN KEUANGAN BANK

Laporan keuangan bank terdiri atas laporan neraca, laporan laba/rugi, laporan komitmen dan kontijensi, laporan perubahan posisi keuangan, dan pencatatan atas laporan keuangan. Dibawah ini akan disajikan sebuah ilustrasi kegiatan sebuah bank, yaitu Bank Arta Makmur yang berlokasi dicabang Semarang, sedang kantor pusatnya berada di Jakarta. Arta Makmur adalah bank non devisa, dengan saldosaldo akhir November 2004 sebagai berikut : ( dalam jutaan rupiah ) 1. Kas 2. GiroBI 3. Penempatan Pada Bank Lain 4. Penyisihan Penempatan Bank Lain 5. Surat Berharga 6. Penyisihan/Penurunan SB 7. Kredit Yang Diberikan: a. Pihak Terkait Dengan Bank b. Pihak Lain 8. Penyisihan Penghapusan Kredit 9. Biaya Bunga Dibayar Dimuka 10. Asuransi Dibayar Dimuka 11. Penyertaan 12. Aktiva Tetap Dan Inventaris 13. Akumulasi Penyusutan 14. RAKAktiva 15. GiroNasabah 16. Tabungan 17. Deposito Berjangka : a. Pihak Terkait Dengan bank b. Pihak Lain 18. Sertifikat Deposito 19. Surat Berharga Yang Diterbitkan 20. Sewa Diterima Dimuka 21. Komisi BG Diterima Dimuka 22. Setoran Jaminan 23. Hutang Pajak 875 300 1.500 5.500 6.250 10.200 15.000 10.200 2.500 29.200 1.750 9.750 2.600 300 10.600 6.500 5.200 7.725 800 2.400 150

24. Pinjaman Diterima : a. Pihak Terkait b. Pihak Lain 25. Pinjaman Subordinasi a. Pihak Terkait Dengan Bank b. Pihak Lain 26. Cadangan Umum 27. Modal Disetor 28. Laba Ditahan 29. Pendapatan Bunga : a. Hasil Bunga b. Provisi Dan Komisi 30. Beban Bunga 31. Pendapatan Operasional : a. Provisi Dan Komisi Selain bBunga b. Pendapatan Lainnya 32. Operasional Lainnya : a. Beban Administrasi Dan Umum b. Beban Personalia c. Beban Penyisihan Aktiva Produktif d. Beban Premi Jaminan Kredit e. Biaya Jasa Pihak Ketiga f. Beban Pemeliharaan Dan Perbankan g. Biaya Beban RupaRupa 33. Pendapatan Non Operasional 34. Beban Non Operasional Rekening Administrasi 35. Fasilitas Kredit Kepada Nasabah Yang Belum Digunakan 36. Fasilitas Pinjaman Yang Diterima Dan Belum Ditarik 37. Kewajiban Pembelian Kembali Aktiva Dengan Syarat Repo 75 1.100 1.300 900 850 600 300 400 200 6.500 300 4.100 3.500 7.750 900 1.200 250 1.750 6.550

38. Pendapatan Bunga Dalam Penyelesaian 39. Bank Garansi Yang Diberikan Dan Belum Jatuh Tempo 40. Akseptasi Dan Endosemen Surat Berharga 41. Bank Garansi Dari Bank Lain 42. Revocable L/C (SKBN) Dalam Rangka Perdagangan Dalam Negeri 43. Irrevocable L/C (SKBN) Dalam Rangka Perdagangan Dalam Negeri 44. Aksepatasi Wesel Atas Dasar L/C (SKBN) Berjangka 45. LainLain

1.125 750 500 1.400 900 800 700 -

You might also like