You are on page 1of 4

Sinonim ialah kata seerti atau kata yang mempunyai sama maksud.

Sebagai contoh perkataan jika sama ertinya dengan andai. Contoh lain ialah dekad dengan dasawarsa, atau tamadun dengan peradaban. 3) Perhubungan Sinonimi Perhubungan Sinonimi ialah perhubungan makna di antara kata yang mempunyai makna yang sama atau hampir sama yang boleh dibezakan oleh penggunaannya di dalam konteks yang berlainan. Factor-faktor yang mempengaruhi aspek ini adalah unsur-unsur seperti tahap formal atau tidak formal, unsurunsur perbezaan dialek dan juga unsur-unsur tujuan penggunaan kata itu. Contoh: o Mati o Mampus o kojol o meninggal o wafat o mangkat o kembali ke rahmatullah o kerpus o modar Basi Rosak busuk Jemput Pelawa Undang sila. Sinonimi ialah unsur yang selalu di dapati di semua bahasa dan konteks yang berlainan, mewujudkan perhubungan sinonimi yang berbeza di antara satu bahasa dan lain RELASI MAKNA Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa dengan satuan bahasa lainnya. Satuan bahasa ini dapat berupa kata, frase, kalimat, dan relasi semantik itu dapat menyatakan kesamaan makna, pertentangan, ketercakupan, kegandaan atau kelebihan makna. 7.3.1 Sinonim Sinonim atau sinonimi adalah hubungan semantik yang menyatakan kesamaan makna dan bersifat dua arah. Misalnya, antara kata betul dengan kata benar; antara kata hamil dengan frase duduk perut. Ketidaksamaan makna yang bersinonim disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: I. Faktor waktu. Umpamanya kata hulubalang yang bersifat klasik dengan kata komandan yang tidak cocok untuk koteks klasik. II. Factor tempat atau wilayah. Misalnya kata saya yang bisa digunakan di mana saja, sedngkan beta hanya cocok digunakan untuk wilayah Indonesia bagian timur. III. Faktor keformalan. Misalya kata uang yang dapat digunakan dalam rangka formal dan tidak formal, sedangkan kata duit hanya cocok untuk ragam tak formal.

IV. Faktor sosial. Umpamanya kata saya yang dapat digunakan oleh siapa saja dan kepada siapa saja, sedangkan kata aku hanya digunakan terhadap orang yang sebaya, yang dianggap akrab, atau kepada yang lebih muda atau lebih rendah kedudukan sosialnya. V. Faktor bidang kegiatan. Misalnya, kata matahari yang biasa digunakan dalam kegiatan apa saja, sedangkan kata surya hanya cocok digunakan pada ragam khusus terutama sastra. VI. Faktor nuansa makna. Misalnya kata-kata melihat, melirik, menonton, meninjau yang masing-masing memiliki makna yang tidak sama

Antonim ialah kata yang berlawanan maksudnya. Contohnya:


lelaki - perempuan bersih - kotor muda - tua. pandai - bodoh

Antonimi Antonimi ialah perhubungan di antara kata-kata yang menunjukkan unsur keberlawanan makna atau pertentangan makna. Ada 3 jenis antonimi yang wujud: i) Antonimi Taksiran (Redible Antonimy) Antonimi Taksiran merujuk kepada pasangan perkataan seperti besar/kecil, sejuk/panas, tinggi/rendah, tua/muda, gemuk/kurus, kaya/miskin, baik/jahat yang boleh ditaksirkan dan boleh digunakan di dalam soalan-soalan seperti berapa besar atau berapa kecil sesuatu atau berapa sejuk atau panas sesuatu itu. ii) Antonimi Penggenap Antonimi penggenap merujuk kepada pasangan kata seperti lelaki/perempuan; mati / hidup, kalah/menang, kahwin/bujang di mana kegunaan sesuatu kata itu bermakna ketidakwujudan makna kata yang lain. Jadi hidup maknanya tidak mati; perempuan maknanya bukan lelaki dsbnya.

iii) Antonimi Sebalikkan Ini merujuk kepada perhubungan di antara dua kata berlawanan yang menunjukkan unsur sebalikkan di mana semestinya ada dua orang atau dua hala yang terlibat. Contohnya: jual/beli, tarik/tolak, ajar/belajar, beri/terima. Jadi, kalau ada yang menjual, mesti ada yang membeli; kalau ada pengajar, mesti ada yang belajar. Antonim Antonim atau antonimi adalah hubungan semantik antara dua ujaran yang menyatakan kebalikan. Misalnya kata hidup berlawanan dengan kata mati. Dilihat dari sifat hubungannya, antonim dibagi menjadi: i. Antonim yang bersifat mutlak. Umpamanya, kata hidup berantonim secara mutlak dengan kata mati. ii. Antonim yang bersifat relatif atau bergradasi. Umpamanya kata besar dan kecil berantonim secara relatif. iii. Antonim yang bersifat rasional. Umpamanya kata membeli dan menjual, karena munculnya yang satu harus disertai dengan yang lain. iv. Antonim yang bersifat hierarkial. Umpamanya kata tamtama dan bintara berantonim berantonim secara hierarkial karena kedua satuan ujaran yang berantonim itu berada dalam satu garis jenjang. Antonim majemuk adalah satuan ujaran yang memiliki pasangan antonim lebih dari satu. Umpamanya dengan kata berdiri dapat berantonim dengan kata duduk, tidur, tiarap, jongkok, dan bersila

Polisemi Polisemi adalah kata atau satuan ujaran yang mempunyai makna lebih dari satu. Umpamanya, kata kepala yang setidaknya mempunyai makna (1) bagian tubuh manusia, sesuai dalam kalimat kepalanya luka kena pecahan kaca, (2) ketua atau pimpinan, seperti dalam kalimat kepala kantor itu bukan paman saya

Homonimi Homonimi adalah dua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya kebetulan sama; maknanya tentu saja berbeda, karena masing-masing merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan. Umpamanya, antara kata pacar yang bermakna inai dan kata pacar yang bermakna kekasih. Pada kasus homonimi ini ada dua istilah lain yang biasa dibicarakan, yaitu homofoni dan homografi. Homofoni adalah adanya kesamaan bunyi (fon) antara dua satuan ujaran tanpa memperhatikan ejaan. Contoh yang ada hanyalah kata bank lembaga keuangan dengan kata bang yang bermakna kakak laki-laki. Homografi adalah mengacu pada bentuk ujaran yang sama ejaannya tetapi ucapan dan maknanya tidak sama. Contohnya kata teras yang maknanya inti dan kata teras yang maknanya bagian serambi rumah. Perbedaan polisemi dan homonimi adalah kalau polisemi merupakan bentuk ujaran yang maknanya lebih dari satu, sedangkan homonimi bentuk ujaran yang kebetulan bentuknya sama, namun maknanya berbeda

Hiponimi Hiponim adalah kata khusus sedangkan hipernim adalah kata umum. Contohnya kata burung merupakan hipernim, sedangkan hiponimnya adalah merpati, tekukur, perkutut, balam, dan kepodang.

You might also like