You are on page 1of 18

KOPERASI SEBAGAI BADAN USAHA

1. PENGERTIAN BADAN USAHA Badan Usaha atau perusahaan adalah sutau organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan sumber-sumber daya untuk tujuan memproduksi atau menghasilkan barang-barang dan atau jasa untuk dijual (Dominick Salvatore, 1989). Dalam setiap perusahaan yang modern, ada 4 sistem yang saling berinteraksi dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai perusahaan tersebut, yaitu : 1. Sistem Keuangan / Ekonomi 2. Sistem Teknik 3. Sistem Organisasi dan personalia 4. Sistem informasi Ditinjau dari sudut sistem yang saling berinteraksi dalam perusahaan tersebut, maka perusahaan dapat diartikan sebagai kombinasi dari manusia, asset-aset fisik dan nonfisik, informasi dan teknologi. Dengan demikian organisasi perusahaan adalah unit-unit ekonomi, dan karena itu, seluruh aktivtasnya dianalisis dengan model-model ekonomi. 2. MASALAH UTAMA YANG DIALAMI OLEH BADAN USAHA 1. Kesulitan pemasaran - permintaan menurun - tidak mampu menjual dengan harga pasar - tidak mampu bersaing dalam kualitas dan pelayanan 2. Kesulitan pengadaan bahan baku seperti: - harga naik terlalu tinggi - persediaan menurun 3. Kekurangan modal 4. Kesulitan membayar pekerja karena: - pendapatan/penghasilan menurun - UMR naik 5. Kekurangan energi seperti:

- tarif listrik naik - harga BBM dan gas naik

3. KOPERASI SEBAGAI BADAN USAHA Setelah kita bahas secara teoritis pengertian badan usaha, tujuan dan nilai perusahaan, keterbatasan teori perusahaan, teori laba, fungsi laba itu sendiri, dan relevansinya dengan koperasi yang akan memasuki pasar global, maka perlu diuraikan lebih rinci koperasi sebagai badan usaha dengan segala karakteristiknya. Dengan mengaitkan kombinasi kerangka teori perusahaan, teori ekonomi manajerial, dan teori manajemen keuangan dengan karakter khas koperasi, maka diharapkan dapat diidentifikasi dan diklasifikasikan variable-variabel apa saja yang menjadi factor penghambat dan factor keberhasilan (key success factors) untuk mencapai tujuan koperasi. Dalam fungsinya sebagai badan usaha, maka koperasi tetap tunduk pada prinsipprinsip ekonomi persuahaan dan prinsip-prinsip dasar koperasi. Khusus yang menyangkut aspek perkoperasian, ada 6 aspek dasar yang menjadi pertimbangan untuk mencapai tujuan koperasi sebagai badan usaha yaitu : 1. Status dan motif anggota koperasi 2. Kegiatan usaha 3. Permodalan koperasi 4. Manajemen koperasi 5. Organisasi koperasi, dan 6. Sistem pembagian keuntungan (SHU) 1) STATUS DAN MOTIF ANGGOTA KOPERASI Status anggota koperasi sebagai suatu badan usaha adalah sebagai pemilik (owner) dan sebagai pemakai (users). Sebagai pemiliki, kewajiban anggota adalah melakukan investasi atau menanam modal di koperasinya. Sedangkan sebagai pemakai, anggota harus menggunakan secara maksimum pelayanan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi. Ditinjau dari sudut status, maka keanggotaan koperasi menjadi basis utama bagi perkembangan dan kelanjutan hidup usaha koperasi. Sebagai konsekuensinya, persyaratan

kenaggotaan koperasi harus lebih selektif dan ditetapkan kualitas minimal anggota. Calon anggota paling tidak harus memenuhi 2 kriteria : Calon anggota tersebut tidak bagi berada pada tingkat kehidupan di bawah garis kemiskinan, atau orang tersebut paling tidak mempunyai potensi ekonomi ataupun kepentingan ekonomi yang sama. Ini berarti bahwa, calon anggota koperasi haruslah mempunyai aktivitas ekonomi. Konsekuensi logis dari criteria ini ialah bahwa orang yang menganggur (jobless) tidak layak menjadi anggota koperasi. Implikasi dari persyaratan ini adalah bahwa anggota akan terdorong menjadi pengguna jasa koperasi yang baik. Calon anggota koperasi harus memiliki pendapatan (income) yang pasti, sehingga dengan demikian mereka dapat dengan mudah melakukan investasi pada usaha koperasi yang mempunya prospek. Pada saat koperasi membutuhkan permodalan untuk mengembangkan usahanya, maka seharusnya sumber permodalan yang pertama adalah dari para pemilik. Dampak dari persyaratan kualitas anggota tersebut adalah bahwa setiap orang yang akan menjadi anggota koperasi akan terdorong menjadikan kebutuhan ekonomi sebagai motif dasar. Adalah sangat sulit koperasi berkembang dan mampu bersaing di pasar global apabila kedua criteria minimal di atas tidak dapat dipenuhi. Struktur permodalan koperasi akan tetap menjadi lemah dalam pengembangan usahanya, kendatipun usaha tersebut memiliki prospek yang sangat potensial. Namun demikian, disadari bahwa kualitas persyaratan seperti diuraikan sebelumnya adalah suatu kondisi yang ideal di mana dalam kenyataanyaterutama di negera-negara berkembang seperti Indonesiasebagian besar masyarakatnya belum memenuhi kualitas criteria tersebut. Selain itu, persyaratan kualitas ini nampaknya juga bertentangan dengan prinsip-prinsip koperasi yang mengatakan bahwa keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. 2) KEGIATAN USAHA Untuk lebih memahami Koperasi sebagai badan usaha, maka proses dan dasar pembentukannya perlu dipelajari. Pada awalnya, koperasi dibentuk oleh beberapa orang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Oleh sebab itu, setiap usaha dari koperasi baik yang bersifat bisnis tunggal (single-purpose cooperatives) harus dikaitkan dengan

kepentingan atau pun kebutuhan ekonomi anggota. Hal itu dapat dipahami, karena perusahaan koperasi yang mereka miliki merupakan alat untuk memperbaiki ataupun mengurusi ataupun mengurusi kepentingan ekonomi mereka.

Anggota Koperasi

SAMA

K E B U T U H A N

Kelompok Koperasi (Rapat Anggota)

Sebagai Pemilik

E K O N O M I

Seba gai
Pem akai

Perusahaan Koperasi

Pasar

Dari diagram status ganda tersebut, dapat dilihat bahwa anggota-anggota koperasi secara individu ataupun rumah tangga mempunyai kebutuhan ekonomi yang sama dan hal itulah factor utama yang mendasari mereka untuk mendirikan perusahaan koperasi. Perumusan program pengembangan perusahaan, rencana kebutuhan anggaran, penetapan pengelola perusahaan, dan lain-lain yang sifatnya strategis ditetapkan dalam rapat anggota, yang dalam diagram disebut kelompok koperasi. Kelompok koperasi ini terdiri dari anggotaanggota koperasi itu sendiri. Apabila factor pembentukan tersebut acuan utama dalam mengembangkan usaha koperasi, maka seluruh kegiatan usaha koperasi didasarkan pada maksimalisasi pelayanan atau pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota. Kegiatan pelayanan ini tentu sekaligus diharapkan dapat menjadi sumber keuntungan bagi perusahaan koperasi. Untuk koperasi di Indonesia, lapangan usaha koperasi telah ditetapkan pada UU no.25/1992 , pasal 43, yaitu : Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan bisnis dan kesejahteraanya. Pada poin ini, konsep

ideal koperasi seperti digambarkan sebelumnya masih seirama dengan ketentuanketentuan dalam perundang-undangan. Kelebihan kemampuan pelayanan koperasi dapat digunakan untuk memenuhi masyarakat yang bukan anggota koperasi. Perlu digarisbawahi bahwa, yang dimaksud dengan kelebihan kemampuan di sini adalah kapasitas dana dan daya yang dimiliki oleh koperasi untuk melayani anggotanya. Kelebihan kapasitas tersebut dimanfaatkan untuk berbisnis dengan nonanggota, untuk mengoptimalkan skala ekonomi (economies of scale) dalam arti memperbesar volume usaha dan menekaan biaya per unit yang memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada anggota. Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama di segala bidang keidunpan ekonomi rakyat. 3) PERMODALAN KOPERASI Modal koperasi dibutuhkan untuk membiayai usaha dan organisasi koperasi. Modal Usaha terdiri dari modal investasi dan modal kerja. Adapun pengertian kedua istilah ini adalah sebagai berikut : 1. Modal Investasi adalah sejumlah uang yang ditanaman atau dipergunakan untuk pengadaan sarana operasional suatu perusahaan, yang bersifat tidak mudah diuangkan (unliquid) seperti tanah, mesin, bangunan, peralatan kantor, dan lain-lain. 2. Modal Kerja adalah sejumlah uang yang tertanam dalam aktiva lancar perusahaan atau yang dipergunakan untuk membiayai operasional jangka pendek perusahaan, seperti pengadaan bahan baku, tenaga kerja, pajak, biaya listrik, dan lain-lain. Ditinjau dari sudut neraca, modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar. Aktiva lancar adalah harta perusahaan yang dalam jangka paling lama setahun dapat dicairkan menjadi uang kas, seperti deposito jangka pendek, piutang-piutang dagang, persediaan barang, dan uang kas. Yang menjadi acuan pembahasan permodalan koperasi di Indonesia adalah UU No.25/1992 Pasal 41, Bab VII tentang perkoperasian. Disebutkan bahwa modal koperasi terdiri dari : 1. Modal Sendiri, dan 2. Modal Pinjaman Modal sendiri bersumber dari :

Simpanan Pokok Anggota, Simpanan Wajib, Dana Cadangan, Donasi atau hibah Modal Pinjaman atau modal luar, bersumber dari : Anggota, yaitu pinjaman dari anggota ataupun calon anggota koperasi yang bersangkutan Koperasi lainnya dan atau anggotanya, pinjman dari koperasi lainnya dan atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerja sama antara koperasi. Bank dan lembaga keuangan lainnya, yaitu pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perudang-undangan yang berlaku. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, yaitu dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasarkan ketentuan perundangundangan yang berlaku. Sumber lain yang sah, pinjaman yang diperoleh dari bukan anggota yang dilakukan tanpa melalui penawaran secara hukum. 4) MANAJEMEN KOPERASI Manajemen koperasi berdasarkan kekeluargaan dan kegotongroyongan yang lebih terkenal dengan landasan Pancasila. Landasan yang demikian diwujudkan pada sifat manajemen Koperasi yang bersifat demokrasi, yaitu : (Pandji Anoraga, Dinamika Koperasi) a. Kekuasaan tertinggi Semua kebijakan dan keputusan-keputusan yang akan dilaksanakan di dalam suatu Koperasi ditentukan dalam forum Rapat Anggota berdasarkan hikmah kebijakan permusyawaratan. Setiap orang dengan tidak memandang umur, besarnya simapan di dalam koperasi serta golongan mempunyai hak suara yang sama yaitu satu orang satu hak suara. b. Pengurus dan Badan Pemeriksa Pengurus dan badan pemeriksa adalah anggota yang diberikan kekuasaan oleh anggota koperasi untuk menggunakan kekayaan anggota yang telah dikumpulkan guna menjalankan usaha bersama itu. Badan pemeriksa mewakili anggota untuk

mengawasi pengurus agar bekerja menurut kebijakan-kebijakan sebagaimana telah dituangkan di dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi. Ini mengandung arti bahwa usaha dan organisasi koperasi diurus secara bersama-sama oleh anggota untuk kepentingan anggota itu sendiri. c. Pembagian Sisa Hasil Usaha Tujuan suatu koperasi ialah untuk menunjang usaha, atau meningkatkan daya beli anggota khususnya dan masyarakat sekitarnya pada umumnya. Karena itu, yang menjadi ukuran bagi keberhasilan suatu koperasi bukan ditentukan berdasarkan besarnya sisa hasil usaha atau laba yang besar, melainkan diukur dari banyaknya anggota dan masyarakat memperoleh pelayanan dari Koperasi. Jika kebutuhan Koperasi bisa memperoleh sisa hasil usaha, maka itu pun akan dibagikan kepada anggota berdasarkan jasa-jasa anggota itu terhadap koperasi. Perhitungan pembagian Sisa Hasil Usaha :
Z X x SHU Y

Keterangan : Z = Sisa Hasil Usaha yang akan diterima oleh anggota X = Jumlah pembelian (pengeluaran) anggota yang bersangkutan Y = Pembelian (pengeluaran) seluruh anggota dalam tahun yang bersangkutan Dengan demikian, setiap anggota tidak menerima bagian sisa hasil usaha menurut modalnya di dalam koperasi, sebagaimana yang berlaku di dalam bentuk usaha konsentrasi modal. 5) ORGANISASI KOPERASI Struktur organisasi koperasi dapat dilihat dari dua segi, yaitu : 1. Segi intern organisasi Koperasi 2. Segi Ekstern organisasi Koperasi 1) Struktur Intern organisasi Koperasi Intern organisasi koperasi terdiri dari 3 unsur, yaitu : a. Unsur alat-alat perlengkapan organisasi : Rapat Anggota Pengurus Badan Pemeriksa

b. Unsur Dewan Penasihat c. Unsur pelaksana, yaitu manajer dan karyawan-karyawan koperasi lainnya

2) Struktur Ekstern Organisasi Koperasi Struktur Estern organisasi pada koperasi dapat dilihat dari UU No.12/1967 tentang pokokpokok perkoperasian, yang didalamnya terdapat tingkatan-tingkatan koperasi, yaitu : Koperasi Primer, Koperasi Pusat, Koperasi gabungan, dan Koperasi Induk. 6) SISA HASIL USAHA Pembagian SHU tidak terlepas dari filosofi dasar koperasi, di mana asas keadilan menjadi hal yang paling penting untuk dilaksanakan dalam kehidupan berkoperasi. Jadi sebenarnya SHU tidak dibagi rata kepada seluruh anggotanya, melainkan berdasarkan jasa yang telah diberikan oleh masing-masing anggota.

4. ALASAN MENJADI ANGGOTA KOPERASI UNDANG-UNDANG TENTANG KEANGGOTAAN KOPERASI Pasal 17 (1) Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi (2) Keanggotaan koperasi dicatat dalam buku daftar anggota Pasal 18 (1) Yang dapat menjadi anggota Koperasi ialah setiap warga negera Indonesia yang mampu melakukan tindakan hukum atau Koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar. (2) Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang persyaratan, hak, dan kewajiban anggotanya ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Pasal 19 (1) Keanggotaan Koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha Koperasi

(2) Keanggotaan Koperasi dapat diperboleh atau diakhiri setelah syarat sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dipenuhi. (3) Keanggotaan Koperasi tidak dapat dipindahtangankan. (4) Setiap Anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama terhadap Koperasi sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar. Pasal 20 (1) Setiap anggota mempunyai kewajiban : a. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan yang telah disepakati dalam Rapat Anggota; b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi; c. Mengembangkan kekeluargaan. Setiap anggota mempunyai hak : a. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam Rapat Anggota; b. Memilih dan atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau Pengawas; c. Meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar; d. Mengemukakan pendapat atau saran kepada Pengurus di luar Rapat Anggota baik diminta maupun tidak diminta; e. Memanfaatkan Koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota; f. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan Koperasi menurut dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas

ketentuan dalam Anggaran Dasar. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, maka timbul suatu alasan-alasan anggota untuk bergabung di dalam koperasi, yaitu : a. Kegunaan (utility) yang dapat mereka peroleh dari koperasi lebih besar dari pada manfaat jika tidak menjadi anggota koperasi. b. Net adventage yang dapat diberikan oleh koperasi. c. Instrumen bagi kebijaksanaan pemerintah dalam memajukan koperasi.

5. PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI 1. PENGERTIAN ANGGOTA & PARTISIPASI ANGGOTA a). Pengertian Anggota : Anggota adalah orang atau badan yang menjadi bagian atau masuk di suatu golongan perserikatan, dewan, panitia, dan sebagainya (KBBI, 1990 :43). b). Pengertian Partisipasi Anggota : Partisipasi adalah turut sertanya seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan sumbangsih kepada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan-persoalan di mana keterlibatan pribadi yang bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya melakukan hal tersebut (Winardi, 1983 : 63) Partisipasi adalah suatu aktivitas untuk membangkitkan perasaan diikutsertakan dalam kegiatan organisasi dan ikut sertanya bawahan dalam kegiatan organisasi ( The Liang Gie, 1968 : 189). 2). Partisipasi Anggota Koperasi Partisipasi anggota dalam demokrasi ekonomi koperasi. Partisipasi anggota dalam demokrasi ekonomi koperasi dapat dilakukan dalam rapat anggota baik rapat anggota tahunan maupun rapatrapat anggota yang dilakukan sewaktu-waktu apabila diperlukan. Dalam koperasi, rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi di mana dalam rapat ini semua anggota berhak menghadirinya. Rapat anggota koperasi (UU No 25 tahun 1992 pasal 23) menetapkan: a. Anggaran Dasar b. Kebijaksanaan umum di bidang organisasi. Manajemen, dan usaha koperasi. c. Pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian pengurus dan pengawas. d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta pengesahan laporan keungan. e. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam melaksanakan f. tugasnya. g. Pembagian sisa hasil usaha. h. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.

Di dalam rapat anggota koperasi itulah para anggota koperasi dapat menggunakan dengan sebaik-baiknya hak demokrasi ekonominyanya dan secara jujur dan demokratis mengemukakan pendapat dan gagasan-gagasannya demi perbaikan, kemajuan dan perkembangan koperasi sebagai wahana yang terbaik untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bersama. Partisipasi anggota dalam permodalan Dalam kehidupan koperasi, untuk dapat melaksanakan dan mengembangkan usahanya memerlukan modal. Permodalan koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan hibah. Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota, koperasi lainnya dan/atau anggota, bank, dan lembaga-lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat utang lainnya atau sumbersumber lain yang sah ( UU No 25 tahun 1992 pasal 41). Bentuk partisipasi anggota dalam permodalan dapat dilakukan melalui berbagai simpanan yang ada dalam koperasi. Menurut Ignsukamdiyo (1996 :83) simpanan-simpanan tersebut antara lain : a. Simpanan pokok. b. Simpanan sukarela. c. Simpanan wajib khusus. d. Sisa hasil usaha e. Cadangan-cadangan Partisipasi anggota dalam menggunakan jasa koperasi. Menurut Iskandar Soesilo yang dikutip oleh Chairul Jamhari (1985 : 198), prinsip kegiatan Koperasi adalah berorientasi pada kepentingan anggota (member oriented). Hal ini sangat berkaitan dengan fungsi ganda anggota sebagaipemilik sekaligus sebagai pelanggan dari koperasinya. Fungsi ganda anggota ini harus simultan tidak boleh dipisah-pisah. Fungsi ganda ini merupakan menjadi cirri khas suatu Koperasi yang membedakan lain dari perusahaan lain non Koperasi. Menurut Ign Sukamdiyo (1999:102), salah satu tujuan pendidikan Koperasi yaitu mengubah perilaku dan kepercayaan serta menumbuhkan kesadaran pada masyarakat, khususnya para nggota Koperasi tentang arti penting atau manfaat untuk bergabung dan berpartisifasi aktif dalam kegiatan usaha dan pengambilan keputusan

Koperasi sebagai perbaikan terhadap kondisi sosial ekonomi mereka. Disini anggota selain sebagai pemilik koperasi juga berperan sebagai pengguna atau pelanggan dari setiap kegiatan usaha Koperasi. Bentuk partisifasi anggota dalam menggunakan jasa Koperasi dapat dilihat dari kesediaan mereka menggunakan berbagai macam jasa Koperasi yang disediakan.

6. KEGIATAN USAHA KOPERASI Mengenai Kegiatan usaha koperasi, pedoman dasarnya ada pada UU No.25/1992 Pasal 43, yaitu : (1) Usaha Koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk menginkatkan usaha dan kesejahteraan anggota (2) Kelebihan kemampuan pelayanan Koperasi dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang bukan anggota Koperasi (3) Koperasi menjalankan kegiatan usaha dan berperan utama di segala bidang kehidupan ekonomi rakyat. Berdasarkan UU tersebut, maka lahirlah berbagai macam Koperasi, yang secara umum dapat digolongkan menjadi 5, yaitu : 1. Koperasi Konsumsi Koperasi Konsumsi mengusahakan kebutuhan sehari-hari bagi anggota dan juga masyarakat. Contohnya : menyediakan barang-barang pangan (seperti beras, gula, garam, dan minyak kelapa), barang-barang sandang (seperti kain batik, tekstil), dan barang pembantu keperluan sehari-hari (seperti sabun, minyak tanah, dan lain sebagainya). 2. Koperasi Simpan Pinjam Koperasi ini didirikan untuk memberikan kesempatan kepada anggotaanggotanya untuk memperoleh pinjaman dengan mudah dengan ongkos (bunga) yang ringan. 3. Koperasi Produksi Kegiatan usaha koperasi produksi bergerak di dalam bidang pembuatan dan penjualan barang-barang. Contoh kegiatan usaha koperasi produksi adalah : 1)

Koperasi peternak sapi perah (untuk memproduksi susu), 2) Koperasi Tahu Tempe, 3) Koperasi Batik, Koperasi Pertanian, dan lain sebagainya. 4. Koperasi Jasa Kegiatan koperasi ini bergerak di dalam penyediaan jasa. Contohnya : 1) Koperasi angkutan (menyediakan jasa angkutan, misalnya Koperasi Angkutan Bogor, memberikan pelayanan atau jasa angkutan yang mengoperasikan kendaraan bermotor angkutan penumpang di Bogor), 2) Koperasi Perencanaan dan Konstruksi Bangunan, 3) Koperasi Jasa untuk mengurus dokumen-dokumen seperti, SIM, STNK, Paspor, dsb.

5. Koperasi Unit Desa Dalam rangka meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat di daerah pedesaan, pemerintah menganjurkan pembentukan KUD. Karena kebutuhan masyarakat yang beragam, maka KUD sebagai pusat pelayanan memiliki berbagai macam kegiatan usaha, seperti : 1) Perkreditan (untuk keperluan produksi, dll), 2) Penyediaan dan penyaluran sarana-sarana produksi (seperti sarana sebelum dan sesudah panen, sarana untuk keperluan industri/kerajinan, dsb), 3) Pengolahan dan Pemasaran hasil produksi anggota, dsb. 7) TUJUAN UMUM BADAN USAHA Model dasar dari suatu perusahaan bisnis diperoleh dari teori perusahaan (theory of firm). Teori perusahaan menekankan bahwa perusahaan perlu menetapkan tujuan, sehingga dengan demikian perusahaan dapat menentukan apa yang harus dilakukan, menyusun program aksinya, menetapkan sasaranya, menyusun indicator keberhasilannya, serta strategi dan taktik apa yang harus dilaksanakan. Prof. William F. Glueck (1984), pakar manajemen terkemuka dari Universitas Georgia dalam bukunya Strategy Management And Bussines Policy, 2nd ed, mendefinisikan tujuan perusahaan sebagai hasil tarakhir yang dicari organisasi melalui eksistensi dan operasinya. Beraneka ragam tujuan yang berbeda-beda dikejar oleh organisasi perusahaan, seperti kesinambungan keuntungan, efisiensi, mutu produk, menjadi pemimpin pasar (market leader), dan lain-lain. Selanjutnya, Glueck menjelaskan 4 alasan mengapa perusahaan harus mempunyai tujuan.

1. Tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkungannya. Dengan menetapkan tujuan, maka perusahaan akan menarik orang yang mengenali tujuan ini sehingga mau bekerja untuk mereka. 2. Tujuan membantu mengkoordinasi keputusan dan pengambilan keputusan. Tujuan yang dinyatakan mengarahkan perhatian karyawan kepada norma perilaku yang dikehendaki. Tujuan dapat mengurangi pertentangan dalam membuat keputusan apabila semua karyawan mengetahui apa tujuannya. 3. Tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaan prestasi organisasi. Tujuan merupakan norma terakhir bagi organisasi dalam menilai dirinya. Tanpa tujuan, organisasi tidak mempunyai dasar yang jelas untuk menilai keberhasilannya. 4. Tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata daripada pernyataan misi. Dalam merumuskan tujuan perusahaan, perlu diperhatikan keseimbangan kepentingan dari berbagai pihak yang terlibat dalam perusahaan. Tujuan perusahaan tidak terbatas pada pemenuhan kepentingan manajemen seperti memaksimumkan keuntungan ataupun efisiensi, tetapi juga harus mempertimbangkan kepentingan pemilik modal, pekerja, konsumen, pemasok (suppliers), lingkungan, masyarakat, dan pemerintah. Pada awalnya, teori mengasumsikan bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimumkan keuntungan jangka pendek. Meskipun demikian, pada perkembangannya disadari bahwa keuntungan jangka panjang lebih penting. Sehingga, teori yang sekarang dianut mengatakan bahwa tujuan primer perusahaan adalah memaksimumkan nilai sekarang (net present value), yaitu nilai dari laba yand diharapkan pada masa yang akan datang, yang dihitung pada masa sekarang pada suatu tingkat bunga tertentu. Persoalannya kemudian adalah bagaimana mencapai nilai perusahaan pada tingkat yang telah ditetapkan oleh manajemen. Dalam banyak kasus perusahaan bisnis, tujuan umumnya dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu : 1. Memaksimumkan keuntungan 2. Memaksimumkan nilai perusahaan 3. Meminimumkan biaya 1) MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN Agar konsep tujuan perusahaan ini lebih mudah dipahami, maka pendekatan yang dilakukan adalah dari aspek ekonomi manajerial (managerial economics). Seperti diketahui

bahwa keuntungan (profit = P) diperoleh dari penerimaan total (total revenue = TR) dikurangi dengan biaya total (total cost = TC). Dengan menggunakan model matematika, hubungan tersebut dapat ditulis sebagai berikut : P = TR TC Selanjutnya, Penerimaan Total (TR) dapat ditulis sebagai berikut : TR = Q x P Di mana Q = jumlah (quantity), P = harga (price) Perlu diketahui bahwa penerimaan total tergantung dari aktivitas : 1) Penjualan atau permintaan atas output perusahaan 2) Harga Hal ini berarti, bahwa untuk memaksimumkan keuntungan maka variable yang utama diperhatikan adalah factor-faktor yang berkaitan dengan penerimaan itu sendiri. Dalam hal ini, maka jumlah dan harga output perusahaan menjadi variable utama. Dilihat dari aspek ini, maka tanggung jawab bagian pemasaran (marketing department) adalah sangat dominan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan asumsi bahwa harga di pasar adalah bersaing sempurna. Bagian pemasaran harus bekerja keras untuk dapat mengefisienkan biaya-biaya (mengoptimalkan biaya pemasaran). Kemudian, bagian produksi dan personalia (production and personnel

department)dapat merangsang penjualan (sales) dengan peningkatan kualitas pelayanan dan pengembangan produk baru (memaksimumkan TR). 2) MEMAKSIMUMKAN NILAI PERUSAHAAN Apabila perusahaan lebih memilih untuk tidak memaksimumkan keuntungan karena hal tersebut bersifat jangka pendek, maka alternative memaksimumkan nilai perusahaan adalah tujuan yang tepat untuk jangka menengah atau jangka panjag. Nilai perusahaan (value of firm) adalah nilai dari laba yang diperoleh dan yang diharapkan pada masa yang akan datang, yang dihitung pada masa sekarang dengan memperhitungkan tingkat resiko dan tingkat bunga yang tepat. Menurut teori perusahaan atau teori investasi, nilai sekarang (net present value) perusahaan ditulis sebagai berikut :

TR t TC t (1 r ) t t 0
n
Keterangan : TRt = Penerimaan Total pada tahun t TCt = Biaya Total pada tahun t t r = tahun = discounted factor atau discount rate

persamaan di atas memberikan suatu makna dalam menganalisis keputusan manajerial, antara lain bahwa discount rate (r) tergantung atas : Risiko yang diterima perusahaan Biaya dari dana/modal pinjaman

Selanjutnya, dipandang dari tanggung jawab sistem yang terdapat pada perusahaan tersebut, maka bagian keuangan (finance department) lebih dominan dalam pengaturan ini. Tentunya hal ini saling terkait dan saling mempengaruhi dengan bagian lain, misalnya bagian akuntansi (accounting department) yang dapat memberikan informasi yang akurat atas jumlah penjualan dan biaya.

3) MEMINIMUMKAN BIAYA Tujuan yang ketiga dari perusahaan secara umum adalah menyangkut efisiensi atau lebih dikenal dengan meminimumkan biaya. Secara matematis, rumusan biaya ini dapat diekspresikan sebagai berikut : TC = FC + VC

Keterangan : TC = Biaya total (total cost) FC = Biaya tetap (fixed cost)

VC = biaya variable (variable cost)

Biaya total (TC) ini tergantung dari:

Teknologi produksi yang digunakan perusahaan Harga sumber daya yang digunakan perusahaan

Dilihat dari aspek teori organisasi, tanggung jawab utama dalam meminimasi biaya terletak pada bagian produksi (production department) yand didukung oleh bagian personalia (personnel department). Dari ketiga kerangka teori tujuan perusahaan tersebut, dapat dilihat factor-faktor yang mana yang harus diprioritaskan dalam suatu pengembangan organisasi. 8) RELEVANSI KONSEP TUJUAN PERUSAHAAN TERHADAP TUJUAN

KOPERASI Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha tidaklah semata-mata hanya pada orientasi laba (profit oriented), melainkan juga pada orientasi manfaat (benefit oriented). Karena itu, dalam banyak kasus koperasi, manajemen koperasi tidak mengejar keuntungan sebagai tujuan perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan pelayanan (service at a cost). Untuk koperasi di Indonesia, tujuan badang usaha koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (UU No.25/1992 pasal 3). Tujuan ini dijabarkan dalam berbagai aspek program oleh manajemen koperasi pada setiap rapat anggota tahunan.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin Sitio & Halomoan Tamba. KOPERASI Teori dan Praktik. Erlangga, Jakarta, 2001. Pandji Anoraga & Ninik W. DINAMIKA KOPERASI. Rineka Cipta & Bina Adiaksara, Jakarta, 2007. Undang-Undang Perkoprasian NO.25 tahun 1992.

You might also like