You are on page 1of 4

Update Keseimbangan Adsorbsi Padat-Cair Perbedaan Adsorbsi Fisika dan Kimia Adsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan

subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara subtansi dengan penyerapannya. Adsorbsi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu ; 1. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu proses bolak balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben. 2. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang teradsorbsi. Kekuatan interaksi adsorbat dengan adsorben dipengaruhi oleh sifat dari adsorbat maupun adsorbennya. Gejala yang umum dipakai untuk meramalkan komponen mana yang diadsorpsi lebih kuat adalah kepolaran adsorben dengan adsorbatnya. Apabila adsorbennya bersifat polar, maka komponen yang bersifat polar akan terikat lebih kuat dibandingkan dengan komponen yang kurang polar. Kekuatan interaksi juga dipengaruhi oleh sifat keras-lemahnya dari adsorbat maupun adsorben. Sifat keras untuk kation dihubungkan dengan istilah polarizing power cation, yaitu kemampuan suatu kation untuk mempolarisasi anion dalam suatu ikatan. Kation yang mempunyai polarizing power cation besar cenderung bersifat keras. Sifat polarizing power cation yang besar dimiliki oleh ion-ion logam dengan ukuran (jari-jari) kecil dan muatan yang besar. Sebaliknya sifat polarizing power cation yang rendah dimiliki oleh ion-ion logam dengan ukuran besar namun muatannya kecil, sehingga diklasifikasikan ion lemah. Sedangkan pengertian keras untuk anion dihubungkan dengan istilah polarisabilitas anion yaitu, kemampuan suatu anion untuk mengalami polarisasi akibat medan listrik dari kation. Anion bersifat keras adalah anion berukuran kecil, muatan besar dan elektronegativitas tinggi, sebaliknya anion lemah dimiliki oleh anion dengan ukuran besar, muatan kecil dan elektronegatifitas yang rendah. Ion logam keras berikatan kuat dengan anion keras dan ion logam lemah berikatan kuat dengan anion lemah. Jumlah zat yang diadsorpsi pada permukaan adsorben merupakan proses berkesetimbangan, sebab laju peristiwa adsorpsi disertai dengan terjadinya desorpsi. Pada awal reaksi, peristiwa adsorpsi lebih dominan dibandingkan dengan peristiwa desorpsi, sehingga adsorpsi berlangsung cepat. Pada waktu tertentu peristiwa adsorpsi cenderung berlangsung lambat, dan sebaliknya laju desorpsi cendrung meningkat. Waktu ketika laju adsorpsi adalah sama dengan laju desorpsi sering disebut sebagai keadaan berkesetimbangan. Pada keadaan kesetimbangan tidak teramati perubahan secara makroskopis. Waktu tercapainya keadaan setimbang pada proses adsorpsi adalah berbeda-beda, Hal ini dipengaruhi oleh jenis interaksi yang terjadi antara adsorben dengan adsorbat. Secara umum waktu tercapainya kesetimbangan adsorpsi melalui mekanisme fisika (fisisorpsi) lebih cepat dibandingkan dengan melalui mekanisme kimia atau kemisorpsi. http://www.kimia-world-addict.com2012/01/perbedaan-adsorbsi-fisika-kimia/

Update Penentuan Berat Molekul Penentuan Berat Molekul Polimer Panjang rantai pada polimer merupakan parameter yang penting dalam menentukan sifat-sifat polimer. Polimer pada umumnya terdiri dari sejumlah besar rantai, di mana rantai-rantai ini tidak perlu harus sama panjangnya. Panjang rantai ini biasanya disebut sebagai berat molekul. Karena panjang rantai tersebut berbeda, maka tidak diperoleh berat molekul yang seragam, melainkan berat molekul rata-rata. Sifat-sifat polimer seperti kekuatan dan viskositas lebih tergantung pada molekul yang berukuran lebih besar dibanding ukuran molekul yang lebih kecil. Makin bertambahnya panjang rantai, maka jumlah tempat (sites) yang berinteraksi di anatara berbagai rantai tersebut juga akan bertambah. Hal ini menyebabkan sifat kimia, fisika, dan mekanik dari suatu polimer akan bervariasi. Manfaat dari mengetahui berat molekul polimer antara lain: Menentukan aplikasi polimer tersebut Sebagai indikator dalam sintesa dan proses pembuatan produk polimer Studi kinetika reaksi polimerisasi Studi ketahanan produk polimer dan efek cuaca terhadap kualitas produk PENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER Makromolekul apabila dilarutkan dalam suatu pelarut (misalnya air) akan membentuk larutan koloid sejati. Suatu sistem makromolekul yang terdiri dari molekul-molekul dengan berat molekul yang sama disebut monodispersi. Bila sistem makromolekul tersebut tidak terdiri dari molekul-molekul dengan berat molekul yang sama disebut polidispersi. Terdapat tiga metode umum yang dapat digunakan untuk menentukan berat molekul suatu polimer, yaitu metode analisa gugus ujung, metode osmometri, dan metode viskositas. METODE ANALISA GUGUS UJUNG Jika suatu polimer diketahui mengandung jumlah tertentu gugus ujung per molekulnya, maka jumlah gugus ujung tersebut dapat ditentukan dalam sejumlahmassapolimer dengan metode analisis. Dari sini dapat ditentukanmassasatu mol polimer dan juga berat molekulnya. Kelemahan metode ini yaitu adanya pengandaian struktur molekul dan tidak dapat digunakan padamassamolekul polimer yang sangat besar Karen sampel polimer yang diambil hanya satu gram. Oleh karena itu metode ini hanya dipakai untuk polimer dengan berat molekul mendekati 2500 gram/mol. METODE OSMOMETRI Tekanan osmotik larutan polimer lebih mudah diukur daripada mengukur kenaikan titik didih dan penurunan titik bekunya. Hal tersebut memungkinkan untuk menentukan berat molekul polimer. Oleh karena itu tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yaitu sifat yang bergantung pada jumlah partikel terlarut yang ada. Maka osmometri menghasilkan harga rata-rata berat molekul.

Osmometri dapat dikatakan sebagai perlewatan pelarut melalui selaput/ membran dari pelarut murni ke dalam larutan atau dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat. Selaput ini hanya dapat melewatkan pelarutnya saja (permeable).http://www.muhammadyusuffirdaus.com/2012/01/22/penentuanberat-molekul-polimer/

Update Keseimbangan Adsorbsi Padat-Cair Adsorbsi Fisik dan Kimia Adsorpsi adalah proses fisik atau kimia dimana senyawa berakumulasi di permukaan(interface) antar dua fase. Interface merupakan suatu lapisan yang homogen antara dua permukaan yang saling berkontak. Substansi yang diserap disebut adsorbat sedangkan material yang berfungsi sebagai penyerap disebut adsorben. Menurut weber (1982) dan Benefield (1982) mekanisme yang terjadi pada proses adsorpsi yaitu : 1. Molekul-molekul adsorben berpindah dari fase bagian terbesar larutan ke permukaan interface, yaitu lapisan film yang melapisi permukaan adsorben atau eksernal. 2. Molekul adsorben dipindahkan dari permukaan ke permukaan luar dari adsorben (exterior surface) 3. Molekul-molekul adsorbat dipindahkan dari permukaan luar adsorben menyebar menuju pori-pori adsorben. Fase ini disebut dengan difusi pori 4. Molekul adsorbat menempel pada permukaan pori-pori adsorben. Menurut Smisek (1970) umumnya adsorpsi ion logam dari larutan ke permukaan adsorben merupakan adsorpsi fisik dimana gaya yang bekerja antar logam berat dari permukaan karbon aktif adalah gaya Van der Walls dimana tidak terjadi reaksi reaksi secara kimia atau pengikatan secara ionik logam dengan adsorben. Ada dua metode adsorpsi yaitu adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia. Perbedaan dasar antara adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia adalah sifat dari gaya-gaya yang menyebabkan ikatan adsorpsi tersebut 1. Adsorpsi fisika Ikatan Van der Walls, Reversible, karena proses penyerapan dapat lepas kembali ke dalam pelarut, Kalor adsorpsi kecil yaitu 5-10 kkal/mol, Kecepatan pembentukan ikatan cukup tinggi, Regenerasi dapat dilakukan, Terjadi pada suhu rendah, makin tinggi suhu tingkat penyerapan semakin kecil. 2. Adsorpsi kimia Ikatan kimia Irreversible, karena proses penyerapan tidak dapat dilepas kembali ke dalam pelarut, Kalor adsorpsi besar yaitu 10-100 kkal/mol, Kecepatan pembentukan ikatan bisa lambat bisa cepat, tergantung besarnya energi aktivasi. Regenerasi tidak dapat dilakukan, Terjadi pada suhu tinggi, makin tinggi suhu tingkat penyerapan semakin besar. http://www.artikelkimia.info/adsorpsi-47101522082011

You might also like