You are on page 1of 8

7 PUASA YANG DIHARAMKAN DALAM ISLAM

18 Desember 2010 at 19:20 Filed under Agama, SCHOOL and tagged: Agama, haram, Islam, PUASA

1. Puasa Pada Dua Hari Raya Ketahuilah bahwa, Allah subhaanahu wa Taala telah mengharamkan berpuasa pada dua hari raya, yaitu: hari raya idul Fitri dan hari raya idul adhaa, karena pada kedua hari itu semua orang berada dalam keadaan senang dan gembira serta mendapatkan beberapa kelezatan yang tidak dilarang Allah. juga orang menampilkan sifat murah hati dan dermawan terhadap golongan fakir miskin dengan berpuasa pada kedua hari raya itu, maka tidak akan tampaklah kesemuanya itu. Hari raya idul fitri jatuh pada tanggal 1 syawal. sesudah semua ummat islam menunaikan ibadah puasa sebulan penuh sedangkan hari raya idul adhaa jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah. pada hari itu , semua orang yang berada di tanah suci untuk menunaikan ibadah haji , telah selesai melaksanakan seluruh manasik haji, sehingga mereka bergembira ria sebagai pernyataan syukur kepada Allah,karena telah berhasil melaksanakan ibadah yang maha berat itu. 2. Puasa Pada Hari Tasyrik Hari Tasyrik itu iala hari-hari sesudah hari raya idul Adhaa, tepatnya tanggal 11,12,13 Dzulhijjah.Adapun sebab-sebab diharamkannya berpuasa pada hari-hari tasyrik ini adalah karena pada saat itu, orang-orang yang sedang melaksanakan ibadah haji sedang dalam puncak kesibukan mereka. disamping mereka terlalu sibuk, juga mereka adalah musafir, karena itu diharmkan puasa pada hari-hari tasyrik. 3. Puasa Pada Hari Syak Hari Syak itu adalah hari terakhir di bulan Syaban . Hal ini berdasarkan hadits Ammar bin Yasir rodhiyallaahu anhu, yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda,: Barangsiapa berpuasa pada hari syak, berarti ia telah mendurhaka kepada Abul Qosim Saw..(HR. Ashhaabus Sunan)

Dari hadits diatas jelas ,bahwa puasa pada hari syak tidak boleh, namun kalau seseorang sudah membiasakan berpuasa, misalanya puasa pada senin dan kamis, dan kemudian jatuh pada hari syak itu, maka ia boleh berpuasa pada hari itu. 4. Puasa Bersambung Puasa bersambung (wishol) adalah puasa yang dikerjakan terus tanpa diselingi oleh berbuka atau sahur. puasa seperti ini adalah makruh. sebab merupakan penyiksaan diri yang dilarang keras oleh agama. 5. Puasa Sepanjang Masa Puasa sepanjang masa yaitu puasa yang dikerjakan satu tahun penuh, berikut hari-hari yang diharamkan padanya, hal tersebut dilarang oleh Rasulullah Saw, dalam sabdanya: Tidak ada puasa bagi orang yang berpuasa sepanjang masa.(HR. Bukhary, Muslim dan Ahmad) 6. Puasa khusus Hari Jumat Rasulullah Saw. telah melarang ummatnya untuk mengkhususkan diri beribadah pada hari jumat atau malamnya. begitu pula puasa pada hari Jumat, yang tidak didahului oleh puasa hari, atau tidak dilanjutkan puasa pada hari sabtu.Tetapi kalau hari Jumat itu kebetulan bertepatan dengan hari Asyurah atau hari Arafah, maka hukumnya menjadi boleh bahkan disunnahkan ,demikian menurut jumhur ulama. Sesungguhnya hari Jumat itu adalah hari raya kamu, maka janganlah kamu berpuasa padanya, melainkan bila kamu berpuasa sebelumnya (hari kamis) atau sesudah (hari sabtu) nya.(HR. Al-Baazar). 7.Wanita Puasa Tanpa Izin Suami Rasulullah Saw telah melarang seorang wanita bersuami untuk melakukan ibadah puasa sunnah ketika suaminya berada di rumah, tidak dalam bepergian dan tidak sakit yang menyebabkan suaminya tidak bisa menggaulinya. dalam hal ini, kalau si wanita itu tetap berpuasa, maka puasanya batal, sebab hukumnya adalah haram. Suami boleh menyuruh isterinya untuk membatalkan puasanya, kalau puasa itu tidak dengan izinnya. sebab dalam kasus ini, pihak isteri berarti telah melangar hak suami. Rasul bersabda : Tidak diperbolehkan wanita berpuasa satu hari pun, ketika suaminya menyaksikannya , kecuali bila diizinkan oleh suaminya itu. (HR. Bukhary, MUslim, dan Ahmad)

Waktu haram puasa


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari

Waktu haram puasa adalah waktu di mana umat Islam dilarang berpuasa. Hikmahnya adalah ketika semua orang bergembira, seseorang itu perlu turut bersama merayakannya.

Berpuasa pada Hari Raya Idul Fitri ( 1 Syawal ) Berpuasa pada Hari Raya Idul Adha ( 10 Zulhijjah ) Berpuasa pada hari-hari Tasyrik ( 11, 12, dan 13 Zulhijjah )

Selain hari-hari tersebut, ada pula waktu dimana umat Islam dianjurkan untuk tidak berpuasa, yaitu ketika ada kerabat atau teman yang sedang mengadakan pesta syukuran atau pernikahan. Hukum berpuasa pada hari ini bukan haram, melainkan makruh, karena Allah tidak menyukai jika seseorang hanya memikirkan kehidupan akhirat saja sementara kehidupan sosialnya (menjaga hubungan dengan kerabat atau masyarakat) ditinggalkan. 1. Hari Raya Idul Fithri Tanggal 1 Syawwal telah ditetapkan sebagai hari raya sakral umat Islam. Hari itu adalah hari kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira. Karena itu syariat telah mengatur bahwa di hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk berpuasa sampai pada tingkat haram. Meski tidak ada yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan puasanya atau tidak berniat untuk puasa.

Rasulullah SAW melarang berpuasa pada dua hari: hari Fithr dan hari Adha. (HR Muttafaq alaihi) 2. Hari Raya Idul Adha Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai Hari Raya kedua bagi umat Islam. Hari itu diharamkan untuk berpuasa dan umat Islam disunnahkan untuk menyembelih hewan Qurban dan membagikannya kepada fakir msikin dan kerabat serta keluarga. Agar semuanya bisa ikut merasakan kegembiraan dengan menyantap hewan qurban itu dan merayakan hari besar. 3. Hari Tasyrik Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12 dan 13 bulan Zulhijjah. Pada tiga hari itu umat Islam masih dalam suasana perayaan hari Raya Idul Adha sehingga masih diharamkan untuk berpuasa. Namun sebagian pendapat mengatakan bahwa hukumnya makruh, bukan haram. Apalagi mengingat masih ada kemungkinan orang yang tidak mampu membayar dam haji untuk puasa 3 hari selama dalam ibadah haji.

Sesunggunya hari itu (tsyarik) adalah hari makan, minum dan zikrullah (HR Muslim) 4. Puasa sehari saja pada hari Jumat Puasa ini haram hukumnya bila tanpa didahului dengan hari sebelum atau sesudahnya. Kecuali ada kaitannya dengan puasa sunnah lainnya seperti puasa sunah nabi Daud, yaitu sehari berpuasa dan sehari tidak. Maka bila jatuh hari Jumat giliran untuk puasa, boleh berpuasa. Sebagian ulama tidak sampai mengharamkannya secara mutlak, namun hanya sampai makruh saja. 5. Puasa pada hari Syak Hari syah adalah tanggal 30 Syaban bila orang-orang ragu tentang awal bulan Ramadhan karena hilal (bulan) tidak terlihat. Saat itu tidak ada kejelasan apakah sudah masuk bulan Ramadhan atau belum. Ketidak-jelasan ini disebut syak. Dan secara syari umat Islam dilarang berpuasa pada hari itu. Namun ada juga yang berpendapat tidak mengharamkan tapi hanya memakruhkannya saja. 6. Puasa Selamanya Diharamkan bagi seseorang untuk berpuasa terus setiap hari. Meski dia sanggup untuk mengerjakannya karena memang tubuhnya kuat. Tetapi secara syari puasa seperti itu dilarang oleh Islam. Bagi mereka yang ingin banyak puasa, Rasulullah SAW menyarankan untuk berpuasa seperti puasa Nabi Daud as yaitu sehari puasa dan sehari berbuka. 7. Wanita haidh atau nifas Wanita yang sedang mengalami haidh atau nifas diharamkan mengerjakan puasa. Karena kondisi tubuhnya sedang dalam keadaan tidak suci dari hadats besar. Apabila tetap melakukan puasa, maka berdosa hukumnya. Bukan berarti mereka boleh bebas makan dan minum sepuasnya. Tetapi harus menjaga kehormatan bulan Ramadhan dan kewajiban menggantinya di hari lain. 8. Puasa sunnah bagi wanita tanpa izin suaminya Seorang isteri bila akan mengerjakan puasa sunnah, maka harus meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya. Bila mendapatkan izin, maka boleh lah dia berpuasa. Sedangkan bila tidak diizinkan tetapi tetap puasa, maka puasanya haram secara syari. Dalam kondisi itu suami berhak untuk memaksanya berbuka puasa. Kecuali bila telah mengetahui bahwa suaminya dalam kondisi tidak membutuhkannya. Misalnya ketika suami bepergian atau dalam keadaan ihram haji atau umrah atau sedang beritikaf. Sabda Rasulullah SAW Tidak halal bagi wanita untuk berpuasa tanpa izin suaminya sedangkan suaminya ada dihadapannya. Karena hak suami itu wajib ditunaikan dan merupakan fardhu bagi isteri, sedangkan puasa itu hukumnya sunnah. Kewajiban tidak boleh ditinggalkan untuk mengejar yang sunnah.

Oleh : H. Sunaryo A. Y.

Saudaraku sesama muslim (muslimah), kembali saya berdakwah (lewat tulisan) sesuai Judul artikel ini tersebut diatas kali ini materi kita adalah setentang puasa sunnat dan kapan waktu yang diharamkan kita berpuasa. Selain puasa wajib (fardhu) ada puasa yang dikerjakan oleh seseorang (muslim) guna mendapatkan ridho Allah SWT dan mendekatkan diri kepadanNya dan bagi yang melaksanakannya hukumnya sunnat. Inilah yang disebut puasa sunnat, yaitu puasa yang dianjurkan oleh Nabi SAW. Adapun macam-macam puasa sunnat sebagaimana ditentukan Nabi SAW sebagai berikut : 1. Puasa Nabi Daud :

Dari Abdullah bin Umar berkata, Rasulullah SAW bersabda : Berpuasalah sehari dan berbukalah sehari, itu puasa Nabi Daud dan itulah seutama utama puasa. Maka berkatalah aku : Saya sanggup lebih dari demikian. Jawab Rasulullah SAW : Tidak ada yang lebih utama dari itu. (HR. Bukhari dan Muslim) 2. Puasa 6 (enam) hari dibulan Syawal :

Puasa ini biasa dinamakan puasa enam (Syawalan) dari Ayub berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian ia puasa 6 (enam) hari pada bulan syawal, seperti puasa sepanjang masa. (HR Muslim) Puasa Dihari-hari likur pertama dari bulan Dzulhijjah. 3. Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda : Tak ada hari pun yang lebih disukai Allah SWT kita mengerjakan amalan-amalan didalamnya atau lebih utama kita beramal tama dari bulan Dzulhijjah : Bertanya seorang sahabat : Apakah lebih utama juga dari Jihad ? Jawab Rasulullah SAW : Ya, melebihi jihad juga, kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan hartanya dan tidak membawa pulang apa-apa lagi. (HR Abdur Razaq.) 4. Puasa Arafah :

Yaitu puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (bulan Haji) orang yang sedang melakukan haji tidak disunnahkan berpuasa Arafah karena mereka sedang wukuf di Arafah. Sesuai Hadist berikut ini : Dari Abu Qatadah, Nabi SAW bersabda : Puasa dihari Arafah akan menghapus dosa dua tahun, tahun yang telah lalu dan tahun yang akan datang. (HR Musim) 5. Puasa Asyura :

Yaitu puasa sunnat pada tanggal 10 Muharram (puasa hari Asyura) Dari Abu Qatadah, Rasulullah SAW telah bersabda : Puasa hari Asyura itu menghapuskan dosa satu tahun yang telah lalu. (HR Muslim) (Puasa 6. Puasa Syaban : sunnat yang dilaksanakan dibulan Syaban.)

Dari Aisyah ra ia berkata : Saya tidak melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa satu bulan penuh, selain bulan Ramadhan dan saya tidak melihat Rasulullah pada bulan-bulan lain berpuasa lebih banyak dari bulan Syaban. (HR Bukhari dan Muslim)

7. Puasa 3 (tiga) hari (setiap bulan yaitu tanggal 13,14, dan tanggal 15 bulan

(Qomariah) kecuali bulan Dzulhijjah. Dari Abu Dzar, Rasulullah SAW bersabda : Apabila engkau hendak berpuasa engkau hanya 3 (tiga) hari dalam satu bulan, hendaklah kamu berpuasa tanggal 13, 14, dan 15. (HR Ahmad dan Nasai) 8. Puasa Senin Kamis :

Bersabda Rasulullah SAW : Dari Aisyah ra ia berkata : Nabi SAW selalu memilih puasa hari senin dan hari kamis. (HR Turmudzi)

Sementara waktu-waktu yang diharamkan berpuasa adalah seperti berikut, bahwa umat Islam diperbolehkan melakukan puasa kapan saja ia menghendakinya, kecuali pada hari-hari dimana Rasulullah SAW mengharamkan puasa dan hari-hari diharamkan kita (umat) berpuasa adalah : a. Dua Hari Raya, yaitu hari raya Idhul Fitri dan Hari Raya Idhul Adha.

Hari raya Idhul Fitri jatuh pada tanggal 1 Syawal dan hari raya Idhul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah. Hadist Nabi SAW dari Abu Hurairah ra yang (artinya) : Rasulullah

SAW melarang puasa pada dua hari raya yaitu hari raya Idhul Fitri dan hari raya Idhul Adha. (HR Muslim) b. Dzulhijjah Sementara Hadist dari Nubaisyah Al Huzail ia berkata, bahwa Hari-hari Tasrik (tiga hari) yaitu tanggal 11,12 dan tanggal 13

Rasulullah SAW bersabda : Hari-hari Tasyrik itu adalah hari-hari makan dan minum serta menyebut (mengagungkan) Allah Azza wa Jalla. (HR Muslim) Dan bersabda Rasulullah SAW didalam sebuah Hadist yang

diriwayatkan oleh Imam Daruqutni : Dari Anas, bahwasanya Nabi SAW telah melarang berpuasa pada lima hari dalam satu tahun, yaitu : Hari raya Idhul Fitri, hari raya Idhul Adha dan 3 (tiga) hari Tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. (HR Daruqutni) Saudaraku sesama muslim, larangan melakukan puasa tersebut adalah merupakan hak Allah yang harus ditaati oleh orang beriman. Karena setiap perintah maupun larangan Allah SWT pasti mempunyai rahasia dan manfaat bagi kita (manusia) Perhatikan Hadist Nabi SAW berikut ini :

Bahwasanya Tuhanmu mempunyai hak atasmu yang wajib engkau bayar. Begitu juga keluargamu dan dirimu, semua mempunyai hak yang wajib engkau bayar. Maka dari itu hendaklah engkau berpuasa sewaktu-waktu dan berbuka sewaktuwaktu. Berjaga malam sewaktu-waktu dan tidur diwaktu yang lain. Dekatilah ahlimu dan berikanlah hak mereka satu persatu. (HR Bukhari)

c.

Pada hari Syak yaitu tanggal 30 Syaban yang tiada terlihat malamnya

hilal Ramadhan : Saudaraku, selain waktu-waktu yang diharamkan berpuasa diatas, orang Islam juga dilarang (makruh) berpuasa pada hari Jumat, kecuali sehari sebelum hari Jumat atau sehari sesudah hari Jumat memang sudah berpuasa atau memang akan berpuasa, sesuai Hadist dari Abu Hurairah ra yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim yang isinya melarang orang berpuasa pada hari Jumat kecuali telah berpuasa sehari sebelumnya (hari Kamis) dan atau akan berpuasa sesudah hari Jumat (hari sabtu)nya. Sampai disini saya sudahi dulu tulisan (artikel) religius ini. Insya Allah Jumpa lagi kita dengan tulisan saya yang lain dikesempatan lain. Terima kasih atas segala perhatian, mohon maaf sekiranya didalam tulisan ini terdapat kehilafan. Sekali lagi terima kasih, wa afwaminkum wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

( Bahan-bahan (materi) diambil dan dikutip dari buku : Islam Agamaku Oleh : Tim Penyusun Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. )

You might also like