You are on page 1of 14

MAKALAH AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAAN GERAKAN ISLAM DI INDONESIA

OLEH AFIF KURNIAWAN (09360159)

JURUSAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah perkembangan Islam di Indonesia yang telah berlangsung selama berabad-abad, menunjukkan ragam perubahan pola, gerakan dan pemikiran keagamaan seiring dengan perubahan sejarah bangsa. Keragaman demikian juga dapat melahirkan berbagai bentuk organisasi gerakan mengenai Islam di negeri ini yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Hampir dalam setiap periode terdapat model-model gerakan umat Islam. Sebagaimana terjadi pada zaman atau periode modern dan lama yang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan gerakan Islam periode modern dan lama di Indonesia disebabkan oleh semakin meluasnya cakupan dari pengertian intelektual Islam, terutama setelah masa modernisme yang dipercaya dengan berbagai wacana tentang mondernitas dan reformasi. Perkembangan wacana ini, dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi keberhasilan atau lambatnya proses Islamisasi di Indonesia. Dalam hal ini proses Islamisasi lebih kepada bagaimana Islam terus berproses dan berkembang ke arah yang lebih baik. 1.2 Rumusan Masalah 1. Deskripsi tentang perkembangan gerakan Islam periode lama dan modern di Indonesia yang meliputi Persatuan Islam, Muhammadiyah, Nadhatul Ulama, Al-irsyad, Al-washliyah, HTI, Persatuan Tarbiyah Islamiyah, Salafi, Jamaah Tabligh dan FPI.

BAB II PEMBAHASAN Banyaknya organisasi-organisasi islam d Indonesia disebabkan oleh berbagai macam cara pandang islam yang dilihat dari sudut yang berbeda. Kemunduran Islam pada masanya tersebut juga mendorong para penganut Islam di Indonesia untuk melakukan pembaharuan Islam dengan mendirikan organisasi-organisasi yang bertujuan untuk memperoleh kembali kemurnian islam tersebut. Organisai-organisasi tersebut diantaranya adalah Persatuan Islam, Muhammadiyah, Nadhatul Ulama, Al-irsyad, Al-washliyah, HTI, Persatuan Tarbiyah Islamiyah, Salafi, Jamaah Tabligh dan FPI. 2.1 Persatuan Islam Persatuan Islam adalah sebuah organisasi Islam di Indonesia. Persis didirikan pada 12 September 1923 di Bandung oleh sekelompok Islam yang berminat dalam pendidikan dan aktivitas keagamaan yang dipimpin oleh Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus. Persis didirikan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman Islam yang sesuai dengan aslinya yang dibawa oleh Rasulullah Saw dan memberikan pandangan berbeda dari pemahaman Islam tradisional yang dianggap sudah tidak orisinil karena bercampur dengan budaya lokal, sikap taklid buta, sikap tidak kritis, dan tidak mau menggali Islam lebih dalam dengan membuka Kitabkitab Hadits yang shahih. Oleh karena itu, lewat para ulamanya seperti Ahmad Hassan yang juga dikenal dengan Hassan Bandung atau Hassan Bangil, Persis mengenalkan Islam yang hanya bersumber dari Al-Quran dan Hadits (sabda Nabi). Organisasi Persatuan Islam telah tersebar di banyak provinsi antara lain Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten, Lampung, Bengkulu, Riau, Jambi, Gorontalo, dan masih banyak provinsi lain yang sedang dalam proses perintisan. Persis bukan organisasi keagamaan yang berorientasi politik namun lebih fokus terhadap Pendidikan Islam dan Dakwah dan berusaha menegakkan ajaran Islam secara utuh tanpa dicampuri khurafat, syirik, dan bid'ah yang telah banyak menyebar di kalangan awwam orang Islam.

2.2 Muhammadiyah Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H). Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi. Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya. Akan tetapi, ia juga menampilkan kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang ekstrem. Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit, panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia. 2.3 Nadhatul Ulama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam), disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam yang terbesar nomer 1 di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi. Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar. Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2.4 Al-irsyad Perhimpunan Al-Irsyad Al-Islamiyyah (Jam'iyat al-Islah wal Irsyad al-Islamiyyah) berdiri pada 6 September 1914 (15 Syawwal 1332 H). Tanggal itu mengacu pada pendirian Madrasah Al-

Irsyad Al-Islamiyyah yang pertama, di Jakarta. Pengakuan hukumnya sendiri baru dikeluarkan pemerintah Kolonial Belanda pada 11 Agustus 1915.

Tokoh sentral pendirian Al-Irsyad adalah Al-'Alamah Syeikh Ahmad Surkati Al-Anshori, seorang ulama besar Mekkah yang berasal dari Sudan. Pada mulanya Syekh Surkati datang ke Indonesia atas permintaan perkumpulan Jami'at Khair -yang mayoritas anggota pengurusnya terdiri dari orang-orang Indonesia keturunan Arab golongan sayyid, dan berdiri pada 1905. Nama lengkapnya adalah SYEIKH AHMAD BIN MUHAMMAD ASSOORKATY AL-ANSHARY. Al-Irsyad adalah organisasi Islam nasional. Syarat keanggotaannya, seperti tercantum dalam Anggaran Dasar Al-Irsyad adalah: "Warga negara Republik Indonesia yang beragama Islam yang sudah dewasa." Jadi tidak benar anggapan bahwa Al-Irsyad merupakan organisasi warga keturunan Arab. Perhimpunan Al-Irsyad mempunyai sifat khusus, yaitu Perhimpunan yang berakidah Islamiyyah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, di bidang pendidikan, pengajaran, serta social dan dakwah bertingkat nasional. (AD, ps. 1 ayat 2). Tujuan al-irsyad Terbentuknya manajemen yang berkualitas Terwujudnya kurikulum yang inovatif dan aplikatif Meraih prestasi akademik dan non akademik Memiliki SDM yang berkualitas Mengembangkan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, memotivasi dan inovatif Terciptanya pembelajaran berbasis keunggulan lokal sekolah

Memiliki SDM berakhlak mulia, kreatif, inovatif, cerdas, mandiri, sehat, disiplin, berwawasan Islam yang bersih dari takhayul, bidah dan khurafat Terwujudnya budaya sekolah Islami yang kondusif 2.5 Al-washliyah Al Jamiyatul Washliyah merupakan organisasi Islam yang lahir pada 30 November 1930 dan bertepatan 9 Rajab 1349 H di kota Medan, Sumatera Utara. Al Jamiyatul Washliyah yang lebih dikenal dengan sebutan Al Washliyah lahir ketika bangsa Indonesia masih dalam penjajahan Hindia Belanda (Nederlandsh Indie). Sehingga para pendiri Al Washliyah ketika itu turut pula berperang melawan penjajah Belanda. Tidak sedikit para tokoh Al Washliyah yang ditangkap Belanda dan dijebloskan ke penjara. Organisasi ini didirikan oleh Nizar Syarief,Usman Batubara,H.M Arsyad Thalib Lubis,M. Sahals. Dengan terjadinya perselisihan di kalangan umat Islam di Sumatera Utara khususnya kota Medan, para pelajar yang menimba ilmu di Maktab Islamiyah Tapanuli Medan berupaya untuk mempersatukan kembali umat yang terpecah belah itu. Upaya untuk mempersatukan umat Islam terus dilakukan dan akhirnya terbentuklah organisasi Al Jamiyatul Washliyah yang artinya Perkumpulan yang menghubungkan. Maksudnya adalah menghubungkan manusia dengan Allah Swt. dan menghubungkan manusia dengan manusia (sesama umat Islam). Tujuan alwashliyah adalahntuk melaksanakan tuntunan Islam dalam meraih kebahagiaan hidup dunia dan akhirat nampaknya telah mengalami pergeseran yang cukup darastis dari kehidupan dunia kepada kehampaan hidup. 2.6 HTI Hizbut Tahrir atau Hizb ut-Tahrir (Arab: ; Inggris: Party of Liberation; Indonesia: 'Partai Pembebasan') awal bernama 'Partai Pembebasan Islam (hizb al-tahrir al-islami)' adalah partai politik berideologi Islam didirikan pada tahun 1952 di Al Quds berdasarkan aqidah Islam. Taqiyyuddin An Nabhani (1905-1978) atau di Indonesia dikenal dengan Syekh Taqiyyuddin An Nabhani seorang Ulama, Mujtahid, hakim pengadilan (Qadi) Di Palestina dan lulusan Al

Azhar. Beliau hafidz Quran sejak usia 15 tahun. Ia adalah cucu dari Ulama besar di masa Khilafah Utsmaniyah, Syeikh Yusuf An-Nabhani. Tujuan HTI adalah melangsungkan kehidupan Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. 2.7 Persatuan Tarbiyah Islamiyah Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) adalah nama sebuah organisasi massa Islam nasional yang berbasis di Sumatera Barat. Organisasi ini berakar dari para ulama Ahlussunnah wal jamaah di Sumatera Barat. Organisasi ini didirikan pada 20 Mei 1930 di Sumatera Barat. Kemudian organisasi ini meluas ke daerah-daerah lain di Sumatera, dan juga mencapai Kalimantan dan Sulawesi. Pada tanggal 28 Mei 1930 Syeikh Sulaiman Ar-Rasuly memperkasai berdirinya PERTI (Persatuan Tarbiyah Islamiyah)
Tujuan Persatuan Tarbiyah Islamiyah adalah

Memperjuangkan berlakunya syariat Islam dengan memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari serta menyebarluaskan ajaran Din al-Islam dalam arti yang seluasluasnya menurut faham ahl-Sunnah wal al-Jama'ah dalam i'tikad dan bermazhab Imam Syafi'i Rahimahullah dalam syari'at.

Mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berakhlak mulia, berilmu, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Memajukan kesejahteraan sosial dalam arti yang seluas-luasnya dalam rangka mencapai kemakmuran yang berkeadilan dan keadilan dalam kemakmuran yang diridhai Allah SWT.

2.8 Salafi

Muhammad Abduh, Jamal al-Din Afghani, Rasyid Ridha


Menurut pendapat sejarawan kontemporer, penggunaan Salafi dunia untuk menggambarkan gerakan kebangkitan di dalam Islam dimulai di Mesir pada pertengahan abad ke 19 di antara para intelektual di Universitas al-Azhar , pusat pembelajaran Islam unggul, yang terletak di Kairo .

Menonjol di antara mereka adalah Muhammad Abduh (1849-1905), Jamal al-Din-Afghani (18391897) dan Rasyid Ridha (1865-1935). Para reformis awal menyadari kebutuhan untuk sebuah kebangkitan Islam , memperhatikan nasib berubah di dunia Islam setelah Pencerahan di Eropa. Al-Afghani seorang aktivis politik, sedangkan Abduh, seorang pendidik, dan kepala pengadilan agama Mesir hukum, dicari reformasi sosial secara bertahap dan reformasi hukum "untuk membuat syariat yang relevan dengan masalah modern. " Abduh berpendapat bahwa generasi Muslim awal (salaf al-saalihiin, maka Salafiyah nama, yang dianggap berasal dari diri Abduh dan murid-muridnya) telah menghasilkan sebuah peradaban yang dinamis karena mereka telah kreatif menafsirkan Al-Qur'an dan hadits untuk menjawab kebutuhan zaman mereka. Banyak Salafi sendiri mengingkari angka-angka. Salah satu situs terkemuka Salafi, misalnya, menggambarkan dirinya sebagai mempromosikan "akidah dan manhaj dari kita-Saalih salaf - yang murni dan jelas,"]termasuk klaim bahwa al-Afghani dan Muhammad Abduh adalah "dikenal Freemason dan kesesatan yang besar dalam ideologi mereka, "dan menuduh mereka tertarik dalam sebuah" anti-kolonial gerakan politik "daripada" Islam ortodoks "atau" jalan salaf, "tetapi memanggil mereka menipu dikelilingi dengan slogan-slogan` kembali kembali ke cara nenek moyang. Banyak Salafi saat ini titik juga untuk Muhammad ibn Abd al-Wahhab sebagai sosok pertama di era modern untuk mendorong kembali ke praktik-praktik keagamaan dari salaf asshalih atau "pendahulu yang saleh". Injil-Nya dalam abad ke-18 Saudi Saudi adalah panggilan untuk kembali ke apa yang praktek-praktek dari generasi Muslim awal. 2.9 Jamaah Tabligh Jamaah Tabligh ("Kelompok Penyampai") (bahasa Urdu: , bahasa Arab: , juga disebut Tabliq) adalah gerakan transnasional dakwah Islam yang didirikan tahun 1926 oleh Muhammad Ilyas di India. Kelompok Penyampai ini bergerak mulai dari kalangan bawah, kemudian merangkul seluruh masyarakat muslim tanpa memandang

tingkatan sosial dan ekonominya dalam mendekatkan diri kepada ajaran Islam sebagaimana yang dibawa oleh nabi Muhammad. Tujuan dari jamaah tabligh adalah hanya mengajak ke jalan Allah SWT. 2.10 FPI Front Pembela Islam (FPI) adalah sebuah organisasi massa Islam bergaris keras yang berpusat di Jakarta. Organisasi ini didirikan oleh Habib Riziq Shihab. FPI dideklarasikan pada 17 Agustus 1998 (atau 24 Rabiuts Tsani 1419 H) di halaman Pondok Pesantren Al Um, Kampung Utan, Ciputat, di Selatan Jakarta oleh sejumlah Habaib, Ulama, Mubaligh dan Aktivis Muslim dan disaksikan ratusan santri yang berasal dari daerah Jabotabek. FPI memiliki Laskar Pembela Islam, kelompok paramiliter dari organisasi tersebut yang kontroversial karena melakukan aksi-aksi "penertiban" (sweeping) terhadap kegiatan-kegiatan yang dianggap maksiat atau bertentangan dengan syariat Islam terutama pada masa Ramadan dan seringkali berujung pada kekerasan. Organisasi ini terkenal dan kontroversial karena aksi-aksinya sejak tahun 1998. Rangkaian aksi yang berujung pada kekerasan sering diperlihatkan dalam media massa. Tujuan FPI adalah menjadi wadah kerja sama antara ulama dan umat dalam menegakkan Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar di setiap aspek kehidupan.

BAB III ANALISIS Aspek yang diperbandingkan Tujuan untuk memberikan pemahaman Islam yang sesuai dengan aslinya yang dibawa oleh Rasulullah Saw dan memberikan pandangan berbeda dari pemahaman Islam tradisional yang dianggap sudah tidak orisinil karena bercampur dengan budaya lokal, sikap taklid buta, sikap tidak kritis, dan tidak mau menggali Islam lebih dalam dengan membuka Kitab-kitab Hadits yang shahih Muhamma diyah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. K.H Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis) Nadhlatul Ulama Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Al-irsyad Terbentuknya manajemen yang berkualitas Terwujudnya kurikulum yang inovatif dan aplikatif Meraih prestasi akademik dan non akademik Memiliki SDM yang berkualitas Mengembangkan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, Al-'Alamah Syeikh Ahmad Surkati AlAnshori 1914 K.H. Hasyim Asy'ari 1926 1912 Pendiri
Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus

Gerakan Persatuan Islam

Tahun berdiri
1923

memotivasi dan inovatif Terciptanya pembelajaran berbasis keunggulan lokal sekolah Memiliki SDM berakhlak mulia, kreatif, inovatif, cerdas, mandiri, sehat, disiplin, berwawasan Islam yang bersih dari takhayul, bidah dan khurafat Terwujudnya budaya sekolah Islami yang kondusif untuk melaksanakan tuntunan Islam dalam Nizar meraih kebahagiaan hidup dunia dan akhirat nampaknya telah mengalami pergeseran yang cukup darastis dari kehidupan dunia kepada kehampaan hidup Syarief,Usman Batubara,H.M Arsyad Thalib Lubis,M. Sahals.

Alwashliyah

1930

HTI

Tujuan HTI adalah melangsungkan kehidupan Syaikh Islam dan mengemban dakwah Islam ke Taqiyyuddin An seluruh penjuru dunia. Nabhani,

1952

Tarbiyah

Memperjuangkan berlakunya syariat Islam Syeikh Sulaiman dengan dalam memahami kehidupan dan mengamalkannya Ar-Rasuly serta sehari-hari

1930

menyebarluaskan ajaran Din al-Islam dalam arti yang seluas-luasnya menurut faham ahlSunnah wal al-Jama'ah dalam i'tikad dan bermazhab Imam Syafi'i Rahimahullah dalam syari'at.

Mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berakhlak mulia, berilmu, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Memajukan kesejahteraan sosial dalam arti yang seluas-luasnya dalam rangka mencapai kemakmuran yang berkeadilan dan keadilan dalam kemakmuran yang diridhai Allah SWT. Salafi Mengembalikan islam seperti islam pada Muhammad mulanya Abduh, Jamal alDin-Afghani dan Jamaah Tabligh FPI mengajak ke jalan Allah SWT. Rasyid Ridha. Muhammad Ilyas menjadi wadah kerja sama antara ulama dan Habib Riziq umat dalam menegakkan Amar Ma'ruf dan Shihab Nahi Munkar di setiap aspek kehidupan. 1998 1926 1849

BAB IV PENUTUP Agama pada umumnya dan islam pada khususnya dewasa ini semakin dituntun peranannya untuk menjadi pemandu dan pengarah kehidupan manusia agar tidak terperosok kepada keadaan yang merugikan dan menjatuhkan martabatnya sebagai mahluk mulia. Dalam situasi yang semakin global seperti sekarang ini dihadapkan kepada berbagai tantangan. Dalam keadaan demikian, dijumpai adanya manusia yang berhasil meyikapi kehidupan global tersebut secara lebih bermakna dan berguna, tetapi malah ada juga yang tidak tahu arah yang harus dituju.

Agama dapat diharapkan untuk memberikan jawaban terhadap berbagai masalah baik yang berkaitan dengan masalah social, ekonomi, politik, keamanan di yakini bahwa agama mendukung nilai-nilai.

DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/Persatuan_Islam http://id.wikipedia.org/wiki/Nahdlatul_Ulama http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammadiyah http://majelissosialpbalwashliyah.wordpress.com/ http://id.wikipedia.org/wiki/Hizbut_Tahrir http://id.wikipedia.org/wiki/Persatuan_Tarbiyah_Islamiyah

http://salafyindonesia.wordpress.com/tentang-kami/ http://id.wikipedia.org/wiki/Jamaah_Tabligh http://id.wikipedia.org/wiki/Front_Pembela_Islam http://alirsyad-crb.net/index.php?option=com_content&view=article&id=47&Itemid=66 http://alirsyad.net/index.php?option=com_content&task=view&id=24&Itemid=41 http://abusalafy.wordpress.com/

You might also like