You are on page 1of 2

Kurikulum Berbasis Karakter

Pengembangan Bahan Pembelajaran Berbasis Kompetensi Pengembangan bahan pembelajaran berbasis kompetensi di sekolah, dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti dalam diagram berikut ini : Secara sederhana langkah-langkah pengembangan bahan pembelajaran berbasis kompetensi dapat dijelaskan sebagai berikut : Pertama, adalah langkah pemilihan materi esensial, atau analisis materi pelajaran minimal esensial yang wajib dikuasai siswa secara tuntas melalui proses pembelajaran tuntas (mastery learning). Materi pelajaran minimal yang esensial, bisa berupa pokok-pokok bahasan esensial dalam IPA, rumus-rumus dasar matematika, tema-tema esensial IPS dan atau bahasa, serta nilai-nilai dasar PAI atau sejarah, dimana semua materi tersebut hendaknya terkuasai oleh siswa dalam kegiatan intrakurikuler. Materi pelajaran yang kurang esensial dapat dijadikan bahan pembelajaran ko-kurikuler, baik dalam bentuk pekerjaan rumah ataupun tugas pengembangan. Materi esensial yang minimal harus dikuasa siswa dijadikan isi atau standar materi yang menjadi target pencapaian kurikulum yang didesain oleh guru sendiri berdasarkan kondisi siswa dan lingkungan sekolah. Bagaimana dengan standar kompetensi yang nanti akan ditetapkan Pemerintah? Apabila siswa suatu sekolah secara mayoritas belum mampu mencapai standar kompetensi yang ditetapkan secara nasional, kita tidak perlu memaksakan diri pada saat itu, namun harus terus diupayakan pencapaiannya pada masa yang akan datang tanpa harus mengorbankan ketuntasan belajar siswa. Artinya lebih baik siswa menguasai secara tuntas 60% dari standar kompetensi yang ditetapkan secara rasional, daripada target materi ... Read More Merumuskan Tujuan Pembelajaran Berbasis Kompetensi Acuan yang dapat digunakan dalam merumuskan tujuan pembelajaran berbasis kompetensi antara lain : Pertama, rumusan tujuan pembelajaran berbasis kompetensi harus memiliki aspek kecakapan generik atau kecakapan proses yang dipersyaratkan dimiliki siswa agar dapat menguasai dan memiliki kemampuan dasar suatu disiplin keilmuan. Sebagai contoh unsur kecakapan generik yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran bahasa adalah : membaca, menyimak, berbicara dan menulis. Dalam pembelajaran IPA, kecakapan generik yang dipersyaratkan antara lain adalah Observasi (pengamatan), pengukuran, pengambilan kesimpulan inferensi), komunikasi, prediksi, menetapkan hipotesis, merancang penelitian dan pemodelan. Rumusan tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan aspek ini disebut dimensi kecakapan proses atau methodological objectives. Kedua, rumusan tujuan pembelajaran berbasis kompetensi harus memiliki unsur materi pembelajaran (content objectives). Mengingat banyaknya materi pembelajaran yang disajikan, misalnya dalam Kurikulum 1994 maka guru hendaknya dapat memilih dan memilah mana konsep-konsep dasar keilmuan yang harus dimiliki siswa secara tuntas dalam proses belajar intra kurikuler, dan materi pelajaran yang dapat diberikan dalam kegiatan ko-kurikuler. Dalam pembelajaran bahasa, materi esensial diorganisasikan dalam tema, sedangkan dalam mata pelajaran kelompok afektif seperti agama dan sejarah, maka materi esensial berupa nilai-nilai dan sikap, yang harus dikuasai siswa, dalam arti nilai-nilai tersebut diorganisasikan siswa dalam sistem nilainya. Ketiga, rumusan tujuan pembelajaran berbasis kompetensi, harus memiliki nilai-nilai moral yang dapat diunjuk-kerjakan siswa ... Read More Peran dan tugas guru Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak bangsa serta mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru tidak tergantikan oleh unsur yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang multikultural dan multidimensional, dimana peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru sangat minim. Guru memiliki perana yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang profesional diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Profesionalisme guru sebagai ujung tombak di dalam implementasi kurikulum di kelas yang perlu mendapat perhatian (Depdiknas, 2005). Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi

1/2

fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab uuntuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa. Secara lebih terperinci tugas guru berpusat pada: Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motifasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai. Membantu perkembangan aspek aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan penyusuaian diri, demikianlah dalam proses belajar mengajar guru tidak terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu ia bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian siswa ia harus mampu ... Read More Pengembangan Inovasi Pembelajaran di Sekolah Seiring dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru tidak perlu lagi menjadi pengkhutbah yang terus berceramah dan menjejalkan bejibun teori kepada siswa didik. Sudah bukan zamannya lagi anak diperlakukan bagai keranjang sampah yang hanya sekadar menjadi penampung ilmu. Peserta didik perlu diperlakukan secara utuh dan holistik sebagai manusia-manusia pembelajar yang akan menyerap pengalaman sebanyak-banyaknya melalui proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Oleh karena itu, kelas perlu didesain sebagai masyarakat mini yang mampu memberikan gambaran bagaimana sang murid berinteraksi dengan sesamanya. Dengan kata lain, kelas harus mampu menjadi magnet yang mampu menyedot minat dan perhatian siswa didik untuk terus belajar, bukan seperti penjara yang mengkrangkeng kebebasan mereka untuk berpikir, berbicara, berpendapat, mengambil inisiatif, atau berinteraksi. Ketika sang guru masuk kelas dan menutup pintu, di situlah sang guru akan menjadi pusat perhatian berpasang-pasang mata siswa didiknya. Mulai model potongan rambut, busana yang dikenakan, hingga sepatu yang dipakai akan ditelanjangi habis oleh murid-muridnya. Belum lagi bagaimana gaya bicara sang guru, caranya berjalan, atau kedisiplinannya dalam mengajar. Di mata sang murid, guru seolah-olah diposisikan sebagai pribadi perfect yang nihil cacat dan cela. Itu juga makna yang tersirat dalam akronim digugu lan ditiru (dipercaya dan diteladani). Tidak heran kalau banyak kalangan yang berpendapat bahwa maraknya ... Read More

2/2

You might also like