You are on page 1of 7

KELOID terjadi karena proses peradangan pada kulit akibat luka, jerawat, atau berbagai sebab yang bisa

menimbulkan peradangan. Benjolan ini (keloid) makin luas melebihi batas luka dan sering terasa gatal. Lokasi-lokasi munculnya keloid antara lain adalah di pipi, telinga, leher, dan cenderung di dada bagian atas dan bahu. Terapi yang diberikan untuk keloid antara lain:

Injeksi kortikosteroid intralesi Berupa penyuntikan di lokasi keloid. Umumnya penyuntikan perlu dilakukan berulangulang sehingga sering kali pasien mengeluhkan ketidaknyamanan. Operasi Pada operasi, sulit untuk melakukan pengangkatan keloid secara menyeluruh. Operasi kurang cocok untuk dilakukan karena dengan membuat sayatan baru maka akan menimbulkan keloid baru lagi. Bedah beku (Cryosurgery) Menggunakan nitrogen cair. Umumnya teknik ini lebih dianjurkan karena kurang menyebabkan nyeri. Tetapi teknik ini hanya bisa diterapkan pada keloid dalam ukuran kecil. Bedah skapel Merupakan operasi ringan pengambilan keloid dengan menggunakan pisau dan benang khusus. Prognosis pada keloid yang hanya diterapi dengan bedah skapel saja biasanya dapat kambuh kembali (>50%). Biasanya teknik ini akan dikombinasi dengan teknik lain. Laser Merupakan metode yang banyak dilakukan karena tidak merusak jaringan di sekitar. Lamanya pengobatan tergantung pada ukuran keloid. Perawatan pasca terapi laser harus hati-hati, misalnya saja tidak boleh terkena air, mengganti perban harus bersih untuk mencegah terjadinya infeksi. Pengolesan cream Untuk mengurangi kemerahan serta meringankan rasa nyeri dan gatal-gatal. Kompresi Pemakaian plester yang mengandung hydroactive polyurethane efektif menyamarkan keloid. Terapi ini hanya dilakukan selama 12 jam sehari secara berturut-turut selama 8 minggu.

Sinonim: Cheloid Definisi: Keloid merupakan pertumbuhan berlebihan dari jaringan fibrosa, padat, biasanya terbentuk setelah penyembuhan luka kulit. Jaringan ini meluas melampaui batas-batas luka asli,tidak mengalami regresi spontan, dan cenderung tumbuh kembali sesudah eksisi. Imam Budi Putra : Tumor-Tumor Jinak Kulit, 2008 USU e-Repository ? 2008 Epidemiologi:Terutama terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, puncaknya antara usia l0 - 30 tahun. Mengenai pria dan wanita dengan perbandingan yang sama. Lebih sering terjadi pada individu berkulit hitam. Etiologi:Masih diperdebatkan, namun diduga trauma dan proses peradangan pada dermis merupakan faktor terpenting yang berperan pada timbulnya keloid. Beberapa faktor lain yang diketahui berpengaruh pada timbulnya keloid. 1. Herediter dan ras. Pada bangsa Negro dan ras berkulit gelap,keloid lebih sering terjadi daripada bangsa berkulit putih. 2. Umur dan faktor endokrin.Keloid sering timbul pada usia muda dan sering

pada kaum wanita. 3. Jenis luka.Keloid lebih sering terjadi setelah adanya luka trauma karena panas atau bahan kimia, misalnya terbakar juga proses peradangan yang lama sembuhnya. 4. Lokasi trauma.Luka dan peradangan yang terjadi pada daerah presternal, kepala,leher,bahu,dan tungkai bawah lebih mudah terkena keloid. Diperkirakan karena besarnya regangan kulit. Manifestasi klinik:Lesi berupa papul, nodul, tumor keras, tidak teratur, berbatas tegas, menebal, padat, berwarna coklat, merah muda dan merah. Lesi yang masih awal biasanya kenyal, permukaannya licin, seperti karet dan sering disertai rasa gatal. Sedangkan pada lesi yang lanjut biasanya sudah mengeras, hiperpigmentasi, dan asimtomatik. Histopatologi: Menunjukkan adanya hialinisasi serabut kologen yang tersusun melingkar. Diagnosis banding: Parut hipertrofi, Dermatofibroma, Dermatofibrosarkoma protuberans. Pengobatan: Ada beberapa cara yang dapat digunakan pada pengobatan keloid antara lain: 1. Kortikosteroid intralesi Dosis 10 mg/ml dengan interval 4 minggu, bila tidak berespons dapat diberikan 40 mg/ml. 2. Bedah eksisi Imam Budi Putra : Tumor-Tumor Jinak Kulit, 2008 USU e-Repository ? 2008 Angka dekudensi yang ditimbulkan dengan bedah eksisi saja cukup tinggi. Namun bila bedah eksisi diikuti dengan perban tekan dan kombinasi kortikosteroid intralesi akan memberikan hasil yang lebih baik. 3. Tekanan Bermacam-macam tekanan dapat digunakan, termasuk pakaian yang mempunyai gradasi tekan,yang penting ringan dan berpori, dipakai selama 12 - 24 jam hart selama 12-24 bulan, atau sampai jaringan parut tidak merah lagi. 4. Bedah beku Bedah beku dengan nitrogen cair saja tidak efektif, namun bila dikombinasi dengan kortikosteroid intralesi dapat sangat efektif. Prognosi: Keloid tidak dapat mengalami resolusi spontan, tetapi dengan pengobatan yang sesuai progresinya dapat dihambat.

I.

PENDAHULUAN Keloid pertama kali dikemukakan oleh seorang dermatologi bernama Jean-Louis Albert di Perancis pada tahun 1835, namun kata keloid sudah pernah digunakan sebelumnya pada tahun 1817 berdasarkan kamus Nouveau Petit Robert. Kepustakaan mengatakan kata keloid berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata kel (tumor) + eidos (bentuk) = berbentuk tumor.1,2 Keloid adalah pembentukan jaringan parut berlebihan (pertumbuhan proliferatif) yang muncul di atas kulit yang mengalami trauma atau di atas luka operasi dan tidak sesuai dengan beratnya trauma, tidak dapat sembuh secara spontan serta dapat berulang setelah dilakukan eksisi.1,2,3,4,5,6 Harus dibedakan antara istilah keloid dan parut hipertropik. Pada parut hipertropik, besar parut masih sesuai dengan lukanya, tidak pernah melewati batas tepi luka dan pada suatu saat akan mengalami fase maturasi. Parut hipertropik juga dapat sembuh

secara spontan dalam 12-18 bulan meskipun tidak komplit. Sedangkan pada keloid, parut melampaui batas tepi luka tetapi jarang meluas sampai ke jaringan subkutan, aktif dan menunjukkan tanda-tanda radang seperti kemerahan, gatal dan nyeri ringan. 1,3 Jika keloid bersifat multipel atau berulang maka disebut keloidosis.5,6 II. INSIDENS DAN EPIDEMIOLOGI Kebanyakan orang tidak pernah memiliki keloid. Kecenderungan timbul keloid lebih besar pada ras kulit berwarna gelap.3,6 Dilaporkan sekitar 16% orang afrika hitam menderita keloid, sedangkan orang kulit putih dan albino sangat sedikit yang menderita keloid.1 Keloid juga dilaporkan lebih banyak pada wanita muda dibandingkan pria muda. Namun, tanpa menggolongkan umur, prevalensi keloid antara pria dan wanita adalah sama.1,4 Menurut umur, keloid sering terjadi pada kelompok umur 10-30 ahun (dewasa muda) dan jarang terjadi pada usia tua.1,3 III. ANATOMI DAN FISIOLOGI Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat bada. Kulit merupakan organ yang paling esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangan kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh. Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu : 1. Lapisan epidermis atau kutikel, terdiri atas : stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale (terdiri atas dua jenis sel : sel-sel kolumner dan sel pembentuk melanin). 2. Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin). Secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yakni : pars papillare dan pars retikulare. 3. Lapisan subkutis (hipodermis) adalah kelanjuta dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di bagian atas dermis (pleksus superfisial) dan yang terletak di subkutis (pleksus profunda). Pleksus yang di dermis bagian atas mengadakan anastomosis di papil dermis, pleksus yang di subkutis dan di pars papillare juga mengadakan anastomosis, di bagian ini pembuluh darah berukuran lebih besar. Bergandengan dengan pembuluh darah terdapat saluran getah bening.7 Fungsi utama kulit adalah fungsi proteksi (pelindung terhadap cedera fisik, kekeringan, zat kimia, kuman penyakit dan radiasi), absorpsi, ekskresi, persepsi (faal perasa dan peraba yang dijalankan oleh ujung saraf sensoris Vater paccini, Meisner, Krause, dan Ruffini yang terdapat di dermis), pengatura suhu tubuh (termoregulasi akibat adanya jaringan kapiler yang luas di dermis, adanya lemak subkutan, dan kelenjar keringat), pembentukan pigmen, pembentukan vitamin D, dan keratinisasi).3,7 IV. ETIOLOGI Penyebab pasti tidak diketahui, tidak ada gen khusus yang diidentifikasi sebagai penyebab berkembangnya suatu keloid, meskipun peningkatan prevalensi keloid berhubungan dengan peningkatan pigmentasi kulit yang menunjukkan adanya pengaruh genetik.1,4

Keloid dihubungkan secara genetik dengan HLA-B14, HLA-B21, HLA-Bw16, HLABw35, HLA-DR5, HLA-DQw3, dan golongan darah A. Transmisi dilaporkan secara autosom dominan dan autosom resesif.1 Keloid dapat disebabkan oleh insisi bedah, luka, penyuntikan vaksinasi (BCG), luka bakar, bekas jerawat, setelah cacar, gigitan serangga, pemakaian anting.1,2,3,4,5,6 V. PATOFISIOLOGI Keloid dapat dijelaskan sebagai suatu variasi dari penyembuhan luka. Pada suatu luka, proses anabolik dan katabolik mencapai keseimbangan selama kurang lebih 6-8 minggu setelah suatu trauma. Pada stadium ini, kekuatan luka kurang lebih 30-40% dibandingkan kulit sehat. Seiring dengan maturnya jaringan parut (skar), kekuatan meregang dari skar juga bertambah sebagai akibat pertautan yang progresif dari serat kolagen. Pada saat itu, skar akan nampak hiperemis dan mungkin menebal, tepi penebalan ini akan berkurang secara bertahap selama beberapa bulan sampai menjadi datar, putih, lemas, dapat diregangkan sebagai suatu skar yang matur. Jika terjadi ketidakseimbangan antara fase anabolik dan katabolik dari proses penyembuhan, lebih banyak kolagen yang diproduksi dari yang dikeluarkan, dan skar bertumbuh dari segala arah. Skar sampai diatas permukaan kulit dan menjadi hiperemis.5 Skar yang meluas ini akan timbul sebagai keloid dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : semua rangsang fibroplasia yang berkelanjutan (infeksi kronik, benda asing dalam luka, tidak ada regangan setempat waktu penyembuhan, regangan berlebihan pada pertautan luka), usia pertumbuhan, bakat, ras dan lokasi.3 VI. DIAGNOSIS Diagnosis keloid dibuat berdasarkan gambaran klinis (penampakan kulit atau jaringan parut) :1,4,5 Konsistensi keloid yang bervariasi dari lunak, seperti karet sampai keras. Lesi awal biasanya kemerahan Lesi menjadi merah kecoklatan atau seperti warna daging Lesi biasanya tidak mengandung folikel rambut ataupun kelenjar adneksa lainnya) Keloid memberikan gambaran klinik yang bervariasi. Kebanyakan lesi tumbuh selama beberapa minggu sampai beberapa bulan, tetapi ada pula yang tumbuh dalam beberapa tahun. Pertumbuhan biasanya lambat, tetapi kadang-kadang melebar secara cepat, menjadi 3 kali lebih lebar dalam beberapa bulan. Ada pula keloid yng berhenti tumbuh, keloid tidak selalu memberikan gejala dan menjadi stabil. Keloid pada telinga, leher, dan abdomen biasanya bertangkai Keloid pada daerah tengah dada dan ekstremitas biasanya datar, dimana dasarnya lebih luas dari puncaknya. Kebanyakan keloid berbentuk bulat, oval, atau persegi panjang dengan tepi reguler, tetapi ada pula yang berbentuk seperti bekas cakaran dengan tepi yang irreguler. Kebanyakan pasien datang dengan 1-2 keloid, tetapi ada juga dengan banyak keloid seperti pada pasien yang keloid muncul akibat jerawat atau bekas cacar. Keloid pada sendi dapat mengganggu pergerakan akibat kontraktur. Keloid tidak pernah berubah menjadi keganasan dan hanya menimbulkan masalah kosmetik saja. Frekuensi lokasi keloid pada orang Asia biasanya pada cuping telinga, ekstremitas atas, leher, payudara, bahu, sternum, pinggang, dan wajah.1,3,4,5,6 VII. PENATALAKSANAAN Konservatif Keloid ditangani secara konservatif dengan penyuntikan sediaan kortikosteroid

intrakeloid yang diulang 2-3 minggu sekali sampai efek yang diinginkan tercapai. Penyuntikan ini biasanya dapat memperkecil keloid dan mengurangi iritasi.3,4,6 Pengobatan baru untuk keloid juga termasuk penyuntikan interferon, verapamil, bleomisin, asam retinoid, toksin botolinum intrakeloid. Pembedahan 1. Krioterapi Digunakan nitroge liquid yang mempengaruhi mikrovaskularisasi dan menyebabkan kerusakan sel melalui kristal intrasel yang mengakibatkan anoksia sel. Penggunaan krioterapi tanpa modalitas tanpa modalitas terapi yang lain menghasilkan resolusi tanpa rekurensi pada 51-74% pasien setelah 30 bulan observasi.1,3,4,5,6 2. Eksisi Rekurensi dapat terjadi sekitar 45-100% pada pasien dengan terapi eksisi tanpa modalitas terapi lain seperti radioterapi atau injeksi kortikosteroid post eksisi.1 3. Terapi laser Dapat digunakan laser karbon dioksida, laser argon atau YAG laser. Dengan laser karbon dioksida, lesi dapat terpotong dan terbakar dengan trauma jaringan yang minimal.1 VIII. KOMPLIKASI Trauma pada keloid dapat menyebabkan erosi lesi dan menjadi sarang infeksi bakteri. Rekurensi Stress psikologik jika keloid sangat luas dan menimbulkan cacat.1,5 IX. PROGNOSIS Keloid secara medis biasanya tidak berbahaya, tetapi sangat berpengaruh pada penampilan (kosmetik). Keloid jarang sembuh secara spontan, tetapi dengan pengobatan keloid dapat menjadi lebih kecil dan lembut, tanpa nyeri dan gatal. Pada beberapa kasus, keloid dapat mengecil secara spontan seiring waktu. Terapi keloid dengan eksisi tanpa terapi yang lain dapat menimbulkan rekurensi.1,5 daftar pustaka ada pada penulis.

Benjolan pada kulit yang dikenal dengan sebutan keloid suatu saat mungkin dapat menghampiri kulit kita terutama ketika ada luka, baik terkena guratan pisau, luka bakar, bekas bisul ataupun jerawat. Keloid yang menempel di dalam kulit sering terlihat menyebalkan di mata orang. Keloid dapat mengakibatkan estetika kulit berkurang terutama bila keloid tersebut timbul di tempat yang sangat tidak diharapkan yaitu wajah. Bagi kaum perempuan, kecantikan mereka akan menjadi sangat terganggu. Apa sih keloid itu? Keloid adalah benjolan padat di kulit yang merupakan pertumbuhan proliferatif (perbanyakan) dari jaringan fibrosa (jaringan ikat pada kulit) setelah mengalami penyembuhan luka. Keloid sebenarnya merupakan suatu tumor jinak pada kulit namun keloid tidak mengundang bahaya pada nyawa. Keloid yang lebih dari 1 kita sebut sebagai keloidosis. Pada suatu luka, proses katabolisme dan anabolisme mencapai keseimbangan kira-kira 6-8 minggu setelah operasi. Pada keadaan normal, luka yang terjadi pada kulit akan membuat sel-sel kulit dan jaringan penghubung (fibroblast) mulai menggandakan diri untuk memperbaiki kerusakan. Pada kasus keloid, terjadi ketidakseimbangan antara pembentukan dan penghancuran

(degradasi) kolagen. Meskipun luka sudah tertutup, pertumbuhan yang berlebih terus terjadi sehingga mengakibatkan penumpukan fibroblast dan kemudian penonjolan keluar permukaan kulit yang akhirnya membentuk benjolan di jaringan luka. Faktor penyebab keloid masih belum diketahui dengan pasti, tetapi diduga disebabkan oleh peradangan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keloid antara lain adalah: 1. Genetik dan ras Keloid berhubungan dengan gen HLA-B14, HLA-B21, HLA-BW16, HLA-BW35, HLA-DR5, HLA-DQW3, dan golongan darah A. Keloid lebih banyak ditemukan pada orang kulit hitam dibandingkan orang kulit putih di barat. Keturunan Afrika lebih banyak menderita keloid dibandingkan orang kulit putih. Begitu juga dengan Malaysia. Kebanyakan masyarakat India memiliki kulit yang mudah terkena keloid, kedua adalah bangsa Melayu, dan ketiga adalah bangsa Cina. 2. Umur Keloid umumnya muncul pada anak-anak dan dewasa muda (10-30 tahun). Pria dan wanita tidak memiliki perbedaan dalam memiliki keloid. 3. Jenis dan lokasi trauma Keloid lebih sering terjadi pada peradangan yang lama sembuh dan pada daerah dengan regangan kulit yang tinggi, misalnya: dada, bahu, leher, kepala, dan tungkai. 4. Vaksinasi Biasanya vaksinasi BCG akan menimbulkan bekas. Gejala dan tanda dari keloid adalah adanya benjolan kemerahan berbentuk kubah, keras, tidak teratur, berbatas jelas, menonjol, pigmentasi, ukurannya jauh lebih besar daripada lukanya sendiri, sifatnya melebar dan meninggi dengan terlihat adanya teleangiectasis. Pada tahap awal benjolan terasa kenyal, gatal, dan nyeri bila disentuh tetapi lama-kelamaan benjolan mengeras dan tidak terasa apa-apa. Perkembangan keloid biasanya cepat, kira-kira dalam jangka waktu bulanan. Pada pemeriksaan fisik perlu diketahui riwayat lesi, ciri-ciri lesi, serta frekuensi tempat-tempat lesi. Pada keloid sebenarnya tidak perlu melakukan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah karena hanya akan mempermahal biaya pemeriksaan, tetapi cukup melakukan biopsi saja. Lokasi-lokasi munculnya keloid antara lain adalah di pipi, telinga, leher, dan cenderung di dada bagian atas dan bahu. Terapi yang diberikan untuk keloid antara lain: Injeksi kortikosteroid intralesi Berupa penyuntikan di lokasi keloid. Umumnya penyuntikan perlu dilakukan berulang-ulang sehingga sering kali pasien mengeluhkan ketidaknyamanan. Operasi Pada operasi, sulit untuk melakukan pengangkatan keloid secara menyeluruh. Operasi kurang cocok untuk dilakukan karena dengan membuat sayatan baru maka akan menimbulkan keloid baru lagi. Bedah beku (Cryosurgery) Menggunakan nitrogen cair. Umumnya teknik ini lebih dianjurkan karena kurang menyebabkan nyeri. Tetapi teknik ini hanya bisa diterapkan pada keloid dalam ukuran kecil. Bedah skapel Merupakan operasi ringan pengambilan keloid dengan menggunakan pisau dan benang khusus. Prognosis pada keloid yang hanya diterapi dengan bedah skapel saja biasanya dapat kambuh

kembali (>50%). Biasanya teknik ini akan dikombinasi dengan teknik lain. Laser Merupakan metode yang banyak dilakukan karena tidak merusak jaringan di sekitar. Lamanya pengobatan tergantung pada ukuran keloid. Perawatan pasca terapi laser harus hati-hati, misalnya saja tidak boleh terkena air, mengganti perban harus bersih untuk mencegah terjadinya infeksi. Pengolesan cream Untuk mengurangi kemerahan serta meringankan rasa nyeri dan gatal-gatal. Kompresi Pemakaian plester yang mengandung hydroactive polyurethane efektif menyamarkan keloid. Terapi ini hanya dilakukan selama 12 jam sehari secara berturut-turut selama 8 minggu.

You might also like