You are on page 1of 6

SOAL 1.

Berdasarkan FI IV, Sebut dan jelaskan basis apa saja yang dapat digunakan untuk pembuatan sediaan suppositoria ! 2. Beri penjelasan bagaimana cara pemakaian obat dalam bentuk sediaan suppositoria !

JAWABAN 1. Basis yang dapat digunakan untuk pembuatan sediaan suppositoria, antara lain: A. Supositoria Lemak Coklat Supositoria dengan bahan dasar lemak coklat dapat dibuat dengan mencampur bahan obat yang dihaluskan ke dalam minyak padat pada suhu kamar dan massa yang dihasilkan dibuat dalam bentuk sesuai, atau dibuat dengan minyak dalam keadaan lebur dan membiarkan suspensi yang dihasilkan menjadi dingin di dalam cetakan. Sejumlah zat pengeras yang sesuai dapat ditambahkan untuk mencegah kecendrungan beberapa obat, (seperti kloralhidrat dan fenol) melunakkan bahan dasar. Yang penting, supositoria meleleh pada suhu tubuh. Perkiraan bobot supositoria yang dibuat dengan lemak coklat, dijelaskan dibawah ini. Supositoria yang dibuat dari bahan dasar lain, bobotnya bervariasi dan umumnya lebih berat dari pada bobot yang disebutkan si bawah ini. Supositoria rektal. Supositoria rektal untuk dewasa berbentuk lonjong pada satu atau kedua ujungnya dan biasanya berbobot lebih kurang 2 g. Supositoria vaginal. Umumnya berbentuk bulat atau bulat telur dan berbobot lebih kurang 5 g, dibuat dari zat pembawa yang larut dalam air atau yang dapat bercampur dalam air, seperti polietilen glikol atau gelatin tergliserinasi. Supositoria dengan bahan dasar lemak coklat harus disimpan dalam wadah tertutup baik, sebaiknya pada suhu dibawah 30O (suhu kamar terkendali).

B. Pengganti lemak coklat Supositoria dengan bahan dasar jenis lemak, dapat dibuat dari berbagai minyak nabati, seperti minyak kelapa atau minyak kelapa sawit yang dimodifikasi dengan esterifikasi, hidrogenasi, dan fraksionasi hingga diperoleh berbagai komposisi dan suhu lebur (misalnya minyak nabati terhidrogenasi dan lemak padat). Produk ini dapat dirancang sedemikian hingga dapat mengurangi terjadinya ketengikan. Selain itu sifat yang diinginkan seperti interval yang sempit antara suhu melebur dan suhu memadat dan jarak lebur juga dapat dirancang untuk penyesuaian berbagai formulasi dan keadaan iklim.

C. Supositoria Gelatin Tergliserinasi Bahan obat dapat dicampur ke bahan dalam dasar gelatin tergliserinasi, dengan menambahkan sejumlah tertentu kepada bahan pembawa yang terdiri dari lebih kurang 70 bagian gliserin, 20 bagian gelatin dan 10 bagian air. Supositoria ini harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya pada suhu di bawah 35o.

D. Supositoria dengan Bahan Dasar Polietilen Glikol Beberapa kombinasi polietilen glikol mempunyai suhu lebur lebih tinggi dari suhu badan telah digunakan sebagai bahan dasar lebih ditentukan oleh disolusi dari pada pelelehan, maka masalah dalam pembuatan dan penyimpanan jauh lebih sedikit dibanding masalah yang disebabkan oleh jenis pembawa yang melebur. Tetapi polietilen glikol dengan kadar tinggi dan bobot molekul lebih tinggi dapat memperpanjang waktu disolusi sehingga menghambat pelepasan. Pada etiket supositoria polietilen glikol harus tertera petunjuk Basahi dengan air sebelum digunakan. Meskipun dapat disimpan tanpa pendinginan, supositoria ini harus dikemas dalam wadah tertutup rapat.

E. Supositoria dengan Bahan Dasar Surfaktan Beberapa surfaktan nonionik dengan sifat kimia mendekati polietilen glikol dapat digunakan sebagai bahan pembawa supositoria. Contoh surfaktan ini adalah ester asam lemak polioksietilen sorbitan dan polioksietilen stearat. Surfaktan ini dapat digunakan dalam bentuk tunggal atau kombinasi dengan pembawa supositoria lain untuk memperoleh rentang suhu lebur yang lebar dan konsistensi. Salah satu keuntungan utama pembawa ini adalah dapat terdispersi dalam air. Tetapi harus hati-hati dalam penggunaan surfaktan, karena dapat meningkatkan kecepatan absorpsi obat atau dapat berinteraksi dengan molekul obat, yang menyebabkan penurunan aktivitas terapetik.

2. Cara pemakaian obat dalam bentuk sediaan suppositoria, antara lain: A. Supositoria rektal 1) Cuci tangan terlebih dahulu dengan sabun dan air mengalir. 2) Jika supositoria dalam keadaan lunak, letakkan dalam air dingin atau di lemari es selama beberapa menit untuk mengeraskan supositoria sebelum pembungkus dibuka. 3) Lepaskan pembungkus dari supositoria.

4) Jika diinginkan untuk menggunakan setengah dosis, supositoria dapat dipotong dua memanjang dengan pisau/cutter yang higienis. 5) Gunakan sarung tangan. 6) Lumasi ujung supositoria dengan pelumas larut air atau dapat juga dengan cara membasahi area rektal dengan air dingin. 7) Berbaringlah dengan posisi miring, dengan satu kaki diangkat. 8) Masukkan supositoria dengan mendorongnya kira-kira - 1 inchi. 9) Rapatkan kaki dengan posisi tetap berbaring. Tunggu minimal selama 15 menit agar obat dapat diarbsorbsi tubuh. 10) Cuci tangan dengan sabun. 11) Tunggu kurang lebih satu jam setelah penggunaan, jika ingin buang air besar.

B. Supositoria vaginal 1) Cuci tangan dengan sabun. 2) Tarik plunger (bagian/alat penghisap pelet supositoria) aplikator dan masukkan supositoria ke dalam aplikator. 3) Berbaringlah di tempat tidur dengan lutut ditekuk untuk mempermudah penyisipan aplikator. 4) Masukkan aplikator ke dalam vagina, lalu tekan plunger untuk melepaskan obat. 5) Tarik plunger dari aplikator setelah digunakan. 6) Cuci tangan kembali. NB: Gunakan sebelum tidur untuk hasil yang maksimal.

C. Supositoria uretral 1) Sebelum menggunakan supositoria, disarankan untuk buang air kecil tersebih dahulu. Dikarenakan uretra yang basah akan membuat supositoria lebih mudah masuk dan akan membantu butir obat lebih cepat larut. 2) Cuci tangan terlebih dahulu. 3) Buka pembungkus dari supositoria. Lepas tutup pelindung dari batang aplikator. Lihat dengan cermat apakah terdapat pelet obat di dalam aplikator. Pastikan pelet obat tersebut ada sebelum memasukkannya ke dalam uretra. 4) Pegang aplikator senyaman mungkin.

5) Dalam keadaan duduk atau berdiri (tergantung kenyamanan), regangkan penis dengan lembut dan perlahan hingga mencapai ukuran panjang maksimum sambil meremas kepala penis. Ini bertujuan untuk meluruskan dan membuka uretra. 6) Perlahan masukkan batang aplikator ke dalam uretra sampai ke kerah aplikator. Jika merasa tidak nyaman, tarik aplikator sedikit dan kemudian masukkan kembali dengan lembut. 7) Tekan tombol di bagian atas aplikator sampai berhenti. Lakukan hal ini untuk memastikan bahwa pelet obat benar-benar keluar dari aplikator. Pegang aplikator dalam posisi ini selama 5 detik. 8) Kocok perlahan aplikator dari sisi ke sisi untuk memisahkan pelet obat dari ujung aplikator. Jika memberikan terlalu banyak tekanan, maka dapat menggores lapisan uretra dan menyebabkan pendarahan. 9) Lepaskan aplikator sambil menjaga penis tetap mengarah ke atas. 10) Pijat penis dengan tangan selama minimal 10 detik. Ini dapat membantu penyerapan obat. Jika merasa panas, dapat dilakukan pijatan secara terus-menerus selama 30-60 detik atau sampai rasa tidak nyaman tersebut berhenti. 11) Cuci tangan kembali dengan sabun.

Daftar Pustaka

Anonim. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departemen Kesehatan RI. Anonim. How to Use Rectal Suppositories Properly. From:http://www.safemedication.com/safemed/MedicationTipsTools/HowtoAdministe r/HowtoUseRectalSuppositoriesProperly.aspx (6 Maret 2012). Anonim. How to use MUSE. From:http://www.muserx.com/hcc/about-muse/how-to-usemuse.aspx (6 Maret 2012). Anonim. How to Use Vaginal Suppository. From:http://www.psdh.gov.hk/eps/eng/general_doc/How%20to%20Use%20Vaginal%2 0Suppository.pdf (6 Maret 2012).

Tugas Farmasetika

Supositoria
(Basis dan Penggunaan)

Disusun oleh: I Putu Krisnantara Wijana Putra NIM. 1108505017

Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana 2012

You might also like