You are on page 1of 10

APLIKASI SOFTWARE GLOBAL MAPPER 13.

0 DAN PANOPLY UNTUK PEMODELAN OSEANOGRAFI Raden Bima Yoga Barata K2E009041 Program Studi Oseanografi. Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro, Semarang. E-mail : Rade_n_z@yahoo.co.id ABSTRAK Pemodelan Oseanografi merupakan salah satu solusi yang digunakan dalam ilmu oseanografi. Dalam penelitian ini digunakan metode pengolahan data oseanografi dengan software Global Mapper 13.0 dan Panoply. Dimana Panoply digunakan untuk peramalan data angin dan Global Mapper digunakan simulasi 3d untuk kenaikan muka air. Data yang diolah untuk software Global Mapper adalah data Digital Elevation Model Semarang. Sedangkan data yang digunakan untuk software Panoply adalah data siklus angin Indonesia Australia. Hasil yang didapat berupa model kenaikan muka air Semarang dan model peramalan angin selama 7 hari. ABSTRACT Ocean Modelling is one of solutions that use for Oceanographic Science. In this research use software Global Mapper and Panoply to processing oceanographic data. Panoply is a software used for forcasting a wind data and Global mapperr used for 3d model ocean sea level rise. the result explain about sea level rise model in Semarang and wind forcast during 7 days. PENDAHULUAN Pemodelan oseanografi merupakan salah satu solusi untuk menyederhanakan masalah atau pengolahan berbagai data oseanografi seperti iklim laut dan kenaikan muka air laut. Untuk membuat model dari data oseanografi digunakanlah berbagai macam software. Diantaranya Global Global geographic Mapper adalah software (GIS)

information

system

software keluaran globalmapper.com yang dapat dijalankan Microsoft Windows.

Software GIS ini compatible dengan ESRI, geomedia, Manifold System, danproduk GIS mapinfo GIS . Global Mapper

menangani tentang vektor, raster, and data elevasi dan menyediakan tampilan, konversi, dan feature umum GIS lainnya.

Mapper dan Panoply.

Salah satu kegunaan global mapper adalah untuk menampilkan data

ketinggian titik-titik yang dianggap dapat mewakili relief permukaan tanah. Data sampling titik-titik tersebut kemudian

ketinggian (DEM) dalam bentuk 3D. Digital Elevation Model (DEM) merupakan bentuk penyajian ketinggian permukaan bumi secara digital. Dilihat dari distribusi titik yang mewakili bentuk permukaan bumi dapat dibedakan dalam bentuk teratur, semi teratur, dan acak. Sedangkan dilihat dari teknik pengumpulan datanya dapat dibedakan langsung pengukuran dalam pada pada pengukuran objek secara

diolah hingga didapat koordinat titik-titik sample. Pada praktikum kali ini, software Global Mapper digunakan untuk

menganalisa kenaikan muka air laut di Semarang. Dengan analisa yang

didapatkan dari model kenaikan muka laut maka dapat digunakan sebagai studi penanggulan Banjir Rob di Semarang Panoply dari NASA Goddard

(terestris), objek

model

(fotogrametris), dan dari sumber data peta analog (digitasi). Teknik pembentukan DEM selain dari Terestris, Fotogrametris, dan Digitasi adalah dengan pengukuran pada model objek, dapat dilakukan

Institute for Space Studies adalah aplikasi platform Java yang dapat men-plot

gambar raster dalam dataset netcdf global grid. Panoply memiliki berbagai menu fitur seperti memilih dari lebih dari 30 proyeksi peta global, potongan array 2D tertentu dari array multidimensi yang juga memiliki dimensi dalam lintang, bujur, ketinggian, dan waktu, menggabungkan dua array dalam satu plot, menjumlahkan atau ratarata, menggambar benua menguraikan atau lapisan pada lon-lat plot, menerapkan PAL, ACT, atau tabel warna KSK untuk merencanakan skala, dan menyimpan plot ke disk dalam PDF, PS, PNG, atau GIF. Penggunaan dari software ini salah satunya untuk menampilkan data angin global yang dibuat oleh nasa. Dengan program ini, data tersebut dapat

seandainya dari citra yang dimiliki bisa direkonstruksikan dalam bentuk model stereo. Ini dapat diwujudkan jika tersedia sepasang citra yang mencakup wilayah yang sama. DEM terbentuk dari titik-titik yang memiliki nilai koordinat 3D (X, Y, Z). Permukaan tanah dimodelkan dengan memecah area menjadi bidang-bidang yang terhubung satu sama lain dimana bidang-bidang tersebut terbentuk oleh titik-titik tersebut pembentuk dapat DEM. titik titik Titik-titik sample hasil titik-titik

berupa atau

permukaan interpolasi

tanah atau

ekstrapolasi

ditampilkan dalam bentuk peta maupun secara angka. Pengolahan data angin untuk penting keperluan mengingat meteorologi besarnya sangat peranan

sample. Titik-titik sample merupakan titiktitik yang didapat dari hasil sampling permukaan pengukuran bumi, atau yaitu pekerjaan data

pengambilan

angin dalam mempengaruhi fenomena-

fenomena meteorologi. Pada praktikum kali ini akan dilakukan analisa pergerakan angin Indonesia yang dipengaruhi oleh siklus angin Indonesia Australia. Pola angin di Indonesia sangat dipengaruhi oleh posisi khatulistiwa dan iklim tropis. Di daerah tropis akan terjadi angin dari daerah maksimum subtropis ke daerah minimum equator. Angin ini

khatulistiwa selama periode pancaroba. Hal ini mengakibatkan daerah Kepulauan Indonesia yang terletak antara samudera hindia bagian Timur dengan Samudera Pasifik bagian Barat menyumbangkan tempat penyimpana bahang (heat)

terbesar dalam lautan dunia. Di dalam dan sekeliling Indonesia ini didapatkan suhu permukaan laut yang tinggi (>28 C). Suhu yang tinggi tersebut akan mempengaruhi pertukaran bahang dan mengatur interaksi antara atmosfer dan lautanyang akan berakibat beasar tehadap cuaca lokal Kepulauan Indonesia dan dunia. Angin Pasat Tenggara yang muncul terus

disebut angin pasat timur laut di belahan bumi utara dan angin passat tenggara di belahan banyak bumi selatan. uap Angin air passat karena

membawa

berhembus di laut lepas. Akan tetapi pada beberapa wilayah dipermukaan bumi angin passat arah tersebut akibat mengalami pengaruh

menerus sepanjang tahun mengakibatkan permukaan Mindanaolaut sepanjang Irian pantai Jaya di

perubahan

lingkungan setempat. Di Indonesia yang secara geografis terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudera serta letak matahari yang

Halmahera-

Samudera Pasifik bagian Barat lebih tinggi daripada permukaan laut sepanjang pantai Sumatera - Jawa Sumbawa di Samudera Hindia bagian Timur. Akibat adanya gradien tekanan yang disebakan oleh perbedaan tinggi permukaan laut, sejumlah massa air Samudera Pasifik akan mengalir ke Samudera Hindia

berubah setiap enam bulan berada di utara dan enam bulan berada di selatan khatulistiwa, maka angin passat tersebut mengalami perubahan menjadi angin

muson (angin musim) barat dan angin muson timur( Wyrtki, 1987). Di daerah khatulistiwa Pasat Samudera Pasifik, Angin secara

(Wyrtki, 1987 ). MATERI DAN METODE MATERI Pada praktikum kali ini, digunakan 2 software yaitu Global Mapper 13.0 dan Panoply. Global Mapper digunakan untuk menganalisa perubahan muka air laut dengan data DEM di wilayah Semarang. Data yang diolah dengan software ini adalah Peta Rupa Bumi Indonesia

Tenggara

berhembus

normal sepanjang tahun. Angin Pasat mengakibatkan massa air yang hangat di bagian Timur Samudera Pasifik bergerak menuju perairan Timur Indonesia.

Pergerakan massa air tersebut semakin bekurang pada beberapa bagian dari Laut Indonesia. Hal yang sama ditunjukkan pada saat angin berhembus pada daerah

Semarang dengan koordinat geografis 600000LS-700000LS dan 10903000 BT -11100000BT dan data DEM Semarang. Data adalah untuk data software siklus Panoply angin

IndonesiaAustralia.wind.7day(1).grb. Data tersebut didownload data dari tersebut Maka akan ada window aktif registrasi tentukan peta. titik Kemudian registrasi nilai untuk tentukan peta dan UTM

http://gribs.ocens.net/

merupakan data siklus angin pada wilayah negara Indonesia pada tanggal 12 April 2012.

memasukkan

koordinat

longitude dan latitude. Ok.

gambar 1. Data DEM Semarang

Masukkan

data

DEM

2009

dan maka

Kota_Semarang_IKONOS.ecw.

peta RBI akan bertampalan dengan kedua data tersebut. Transparasi layer DEM dikurangi menjadi 70 % dengan cara
gambar 2. Data Siklus Angin Indonesia Australia

memilih Open Control Center-OptionsTransparent diubah menjadi 70 %. Maka

METODE A. Global Mapper adalah membuka

tampilan peta menjadi seperti berikut.

Langkah-langkahnya

software Global Mapper 13.0. Setelah window aktif maka pilih File-Open Data File. Buka peta RBI semarang.

Kemudian

digitasi

peta

untuk

kontur

batimetri = 0 m untuk menentukan garis pantai.

Setelah plot peta terbentuk, maka pada window plot bagian Map ubah pengaturan Longitude Langkah selanjutnya pembuatan model 3D kenaikan muka air dengan memilih show 3D view. Dengan model 3D yang telah dibuat maka kita dapat memodelkan kenaikan elevasi muka air di Semarang dengan kenaikan mulai dari 0m-5m. memilih dan Latitudenya atau bisa fix proportion untuk

memusatkan plot pada area yang diteliti.

Kemudian setiap gambar yang didapat dibuat menjadi animasi bergerak supaya dapat dianalisa lebih lanjut.

B.

PANOPLY pertama adalah membuka Proses selanjutnya adalah melihat data array, penggabungan data u dan v, mengkombinasikan data array dalam hal ini yang dilakukan adalah perhitungan vektornya dan pembuatan hasil menjadi animasi gerak supaya dapat dianalisa lebih lanjut

Langkah

software Panoply kemudian akan secara otomatis terdapat pilihan open File, buka data IndonesiaAustralia.wind.7day(1).grb. Lalu membuat plot dari data angin yang tersedia dengan memilih create plot.

muka HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL (TERLAMPIR) Hasil dari pemodelan kenaikan muka air laut

air

laut

dapat

menggenangi

kecamatan yang berada di pesisir pantai Semarang. Kecamatan Semarang Wilayah Tugu Utara, tersebut dan adalah

Kecamatan besar

sebagian

Kecamatan Semarang Barat, Kecamatan Semarang Timur, Kecamatan Gayamsari, dan Kecamatan Genuk serta sebagian kecil Kecamatan Pedurungan. Kenaikan muka air laut Semarang
Gambar 3. Pemodelan Kenaikan Muka air laut = 5m

merupakan salah satu permasalahan yang sudah ada sejak lama dan belum

Hasil dari pemodelan angin permukaan laut.

ditemukan cara penanggulannya. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya

fenomena ini misalnya akibat aktivitas manusia yang secara tidak langsung menyebabkan fenomena global warming. Kenaikan muka air laut ini tidak diimbangi dengan keadaan tanah Semarang yang mengalami Subsidence). B. PEMODELAN SIKLUS ANGIN penurunan tanah (Land

PERMUKAAN LAUT
gambar 4. Pemodelan Angin Permukaan Laut Pada tanggal 12 Maret 2012 pukul 06.00

Dari software panoply didapatkan pemodelan siklus angin yang berada di wilayah Indonesia dan Australia. Gambar

PEMBAHASAN A. PEMODELAN KENAIKAN MUKA AIR LAUT DI SEMARANG Dengan menggunakan software Global Mapper dapat dibuat pemodelan kenaikan muka air laut yang terjadi di kawasan Semarang. Dari hasil yang didapat dapat dianalisa bahwa kenaikan

3 merupakan hasil peramalan siklus angin pada tanggal 12 April 2012 pukul 06:00. Siklus angin yang dimodelkan merupakan resultan gaya dari kecepatan angin arah u dan v. Untuk magnitude gaya didapatkan dari rumus Dari gambar tersebut

juga dapat dilihat kawasan mana yang memiliki kecepatan angin paling besar

yang dilihat dari panjang vektor dan warnanya. Berdasarkan analisa dapat dilihat bahwa kawasan selatan jawa dan

2. Kenaikan muka laut Semarang diakibatkan oleh global warming dan land subsidence. 3. Dengan menggunakan software Panoply, dapat membuat model iklim. Data yang digunakan adalah data angin. 4. Angin yang memiliki kecepatan paling besar adalah di kawasan perairan Hindia. Hal ini karena angin tidak bertemu dengan

sumatera atau dengan kata lain wilayah samudera hindia memiliki kecepatan angin yang paling besar. Hal ini disebabkan karena angin di wilayah ini tidak bertemu dengan wilayah daratan (pulau-pulau), sehingga memiliki energi yang besar. Angin yang besar di wilayah samudera Hindia membangkitkan gelombang yang besar dan arus laut yang kuat pula.

daratan sehingga energinya tidak berkurang. DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa. 1. Global Mapper dapat menampilkan DEM dan memodelkan kenaikan muka air wilayah semarang.

Wyrtki, K. 1961. Physical Oceanography of Southeast Asean Waters. Naga Report \',I. 2. The University of California, La Jolla, California. http:// www.ilmukelautan,com/polaumumanginin donesia/diakses pada 11April 2012.

LAMPIRAN GLOBAL MAPPER

gambar 1. Kondisi normal

gambar 2. Kondisi kenaikan muka air =1m

gambar 3. Kondisi kenaikan muka air = 2m

gambar 4. Kondisi kenaikan muka air = 3m

gambar 5. Kenaikan mukaair= 4m

gambar 5. Kenaikan mukaair= 5m

PANOPLY

Gambar 3. Perubahan Arah Angin Selama 7 hari (per 6 jam)

You might also like