You are on page 1of 4

-PRO BBM Jakarta, PelitaOnline RENCANA pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) terus menuai

i protes. Berbagai bentuk protes dilakukan, mulai dari aksi, dialog-dialog ilmiah, hingga tulisan-tulisan penoakan BBM di berbagai berbagai media. Pengamat politik Habibie Center Bawono Kumoro mengatakan, pro-kontra ini sudah lazim di negeri demokrasi seperti Indonesia. Menurutnya, penolakan sangat wajar asalkan dilakukan dengan penuh damai dan tak membuat kerusakan. Bahkan ia menilai, aksi dan demonstrasi penolakan itu dimungkinkan akan terus berlanjut hingga 1 April mendatang, waktu yang ditentukan untuk menaikkan harga BBM. "Bahkan bisa jadi selama sebulan akan penuh polemik-polemik seputar BBM," kata Bawono, di Jakarta, Sabtu (23/3). Kebijakan SBY untuk menaikkan BBM kata dia, sudah cukup beralasan. Dengan melonjaknya harga minyak dunia dari 90 US dolar menjadi 120 US dolar per barel menjadi alasan dinaikkannya harga BBM. "Sekarang di APBN kita kan masih kisaran 90 dollar perbarel. Makanya, agar tidak membebani postur APBN, harus dinaikkan," jelasnya. Ia juga mengomentari tentang isu SBY lari dari tanggung jawab, karena lebih memilih pergi ke Cina, ketimbang memikirkan nasib rakyatnya menjelang kenaikan harga BBM. Menurutnya, isu itu tidak benar, sebab kepergian SBY ke Negeri Naga sudah dijadwalkan jauh hari sebelumnya. Ini karena kebetulan saja berbarengan dengan momentum pembahasan APBNP dengan rencana kenaikan BBM, jelasnya. PRO ATO KONTRA saat ini semua pembicaraan pasti mengenai kenaikan BBM. pro dan kontra pasti terjadi dalam setiap keputusan nantinya, jangankan keputusan akhir, sekarang aja udah terjadi ribut-ribut. lalu bagaimana dengan pendapat saya? mari coba saya jabarkan. siapa sih yang mau kalau pengeluaran tambah besar tapi penghasilan masih tak menentu? saya juga enggak mau. penolakan terjadi dimana-mana atas nama kasihan rakyat kecil. pada dasarnya, kenaikan BBM ini harus sudah terjadi sejak lama. sayangnya pemerintah terlalu memanjakan rakyat dengan yang namanya subsidi. saya bukan orang yang pro terhadap pemerintah tapi itulah keadaannya. saya kurang mengerti tentang perhitungan APBN atau harga minyak didunia, tapi yang saya tahu harga BBM di indonesia ini masuk dalam hitungan termurah. memang sih dengan adanya kenaikan ini, banyak rakyat yang sengsara makin sengsara, tapi mungkin itu hanya gambaran umum dan emosi yang menggebu-gebu. Indonesia itu mungkin enggak sepenuhnya miskin, buktinya hampir semua penduduk bisa punya HP yang ada internetnya. mereka bisa beli pulsa atau contoh lainnya, harga rokok yang selalu naik tapi masyarakat bisa tiap hari beli berbungkus-bungkus. memang enggak sama pembandingannya tapi dengan kata lain masyarakat tetap sanggup untuk membeli itu. meskipun kita tahu juga imbas dari kenaikan ini akan mempengaruhi ke aspek lain. kayak ongkos angkutan umum naik, sembako naik dan semuanya ikutan naik. saya juga bukan orang yang enggak kena imbas dari kenaikan ini, pastinya kantong saya juga makin mengkerut. apalagi dengan gaji seorang wartawan yang sangat pas-pasan, karena saya tidak menggunakan motor pastinya pengeluaran saya juga semakin banyak. tetapi satu hal yang harus diingat, harga BBM pasti akan naik juga nantinya, ini hanya sebuah bom waktu saja yang siap menunggu moment-nya. seharusnya masyarakat diberikan gambaran yang jelas mengenai kenaikan ini. menurut saya kenaikan yang terjadi tanggal 1 April dengan entah kapan akan sama aja. masyarakat belum siap? sampai kapan pun masyarakat tidak akan pernah siap. seperti yang saya bilang tadi, masyarakat terlalu lama terlena. selama ini subsidi paling besar mungkin untuk BBM, sehingga untuk hal lain tidak terlalu diperhatikan. coba liat masyarakat didaerah terpencil, sekolah fasilitasnya sangat buruk, gedung sekolah yang tidak layak, jalanan rusak dan lainnya. mungkin ini terjadi karena fokus pemerintah hanya untuk BBM. seharusnya mahasiswa juga memikirkan hal ini. saya tidak menyalahkan mahasiswa yang berdemo untuk menyampaikan derita rakyat. demonstrasi itu bagus, berarti mereka masih punya rasa untuk mengkritisi apa yang terjadi. tapi jangan lupa, masyarakat yang berada didaerah terpencil itu lebih menderita. saya setuju dengan aksi mahasiswa ini, enggak ada yang salah. namun ada baiknya para mahasiswa ini juga memiliki pandangan lain mengenai kenaikan ini. apakah saya orang yang pro terhadap kenaikan ini? bagi saya ya sama saja. mungkin ada baiknya memang naik, loh kenapa? agar masyarakat mencari alternatif baru untuk bahan bakar. minyak bumi itu bukan sumber daya alam yang bisa diperbaharui, lambat laun pasti akan habis. kalau kita terlalu mengandalkan BBM dengan harga yang murah, kita enggak akan berusaha untuk mencari lain. BBG, enggak terlalu laku, paling cuma transjakata

yang pakai. Indonesia itu kayak akan sumber daya alamnya. seharusnya kita bisa mencari alternatif untuk ini, belum siap lagi? Indonesia memang enggak akan pernah siap. jika BBM jadi naik, harus ada barterannya juga. bisa dari perbaikan infrastruktur di segala bidang, ini yang akan memajukan negara. menurut saya. asalkan tidak ada korupsi saja didalamnya. subsidi yang biasa digunakan untuk BBM harus dialihkan pada bidang lain yang masih terbengkalai. Indonesia itu adalah negara yang sangat besar, masyarakatnya bukan hanya yang berada dikota besar saja tapi juga ada didesa-desa. perhatikan kesenjangan ini, buka sudut pandang lain tentang kenaikan ini. intinya semua orang bebas berpendapat, setuju atau tolak juga tergantung dengan pandangan masing-masing. tapi coba lihat untuk masa depan. KONTRA KENAIKAN BBM TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi IX DPR-RI, Rieke Dyah Pitaloka mengingatkan 13 hari lagi adalah keputusan kenaikan harga BBM. Salah satu argumen SBY, kenaikan tersebut adalah untuk menyelamatkan APBN supaya tidak jebol. "Saya menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia agar menolak kenaikan BBM, tolak BLT karena itu adalah muslihat agar subsidi dicabut, akibatnya SBY untung rakyat buntung!" tegas politisi PDIP ini Ditambahkannya, Ada data yang tidak pernah SBY sampaikan kepada rakyat, hitungan yang sesungguhnya bahwa dengan tidak mengurangi subsidi dan tidak menaikan harga BBM sebetulnya APBN tidak jebol. Rieke memaparkan data yang beliau kompilasi dari berbagai sumber, terutama dari para ekonom yang tidak bermahzab neolib, sebagai berikut: - Indonesia menghasilkan 930.000 barel per hari - 1 barel = 159 liter - Harga Minyak Mentah = 105 USD per barel - Biaya Lifting + Refining + Transporting (LRT) = 10 USD per barel = (10/159) x Rp.9000 = Rp. 566 per Liter - Biaya LRT untuk 63 miliar Liter = 63 miliar x Rp.566,- = Rp. 35,658 triliun - Lifting = 930.000 barel per hari, atau = 930.000 x 365 = 339,450 juta barel per tahun - Hak Indonesia adalah 70 persen maka = 237,615 juta barel per tahun - Konsumsi BBM di Indonesia = 63 miliar liter per tahun, atau dibagi dengan 159 = 396,226 juta barel per tahun - Pertamina memperoleh dari Konsumen = 63 miliar liter x Rp 4500,= Rp. 283,5 triliun - Pertamina membeli dari pemerintah = 237,615 Juta barel @USD 105 x Rp. 9000,- = Rp. 224,546 triliun - Kekurangan yang harus diimpor = Konsumsi BBM di Indonesia Pembelian Pertamina ke pemerintah = 158,611 Juta barel = 158,611 juta barel @USD 105 x Rp. 9000,- = Rp. 149,887 triliun Menurutnya, setelah dihitung sedemikian rupa melalui data-data yang otentik, Rieke berkesimpulan : 1. Pertamina memperoleh hasil penjualan BBM premium sebanyak 63 miliar liter dengan harga Rp.4500,- yang hasilnya Rp. 283,5 triliun 2. Pertamina harus impor dari Pasar Internasional Rp. 149,887 triliun 3. Pertamina membeli dari Pemerintah Rp. 224,546 triliun 4. Pertamina mengeluarkan uang untuk LRT 63 Milyar Liter @Rp.566,- = Rp. 35,658 Trilyun 5. Jumlah pengeluaran Pertamina Rp. 410,091 triliun 6. Pertamina kekurangan uang, maka Pemerintah yang membayar kekurangan ini yang di Indonesia pembayaran kekurangan ini di sebut SUBSIDI 7. Kekurangan yang dibayar pemerintah (SUBSIDI) = Jumlah pengeluaran Pertamina dikurangi dengan hasil penjualan Pertamina BBM kebutuhan di Indonesia = Rp. 410,091 triliun Rp. 283,5 triliun = Rp. 126,591 triliun 8. Tapi ingat, Pemerintah juga memperoleh hasil penjualan juga kepada Pertamina (karena Pertamina juga membeli dari pemerintah) sebesar Rp. 224,546 triliun. *Catatan Penting: hal inilah yang tidak pernah disampaikan oleh Pemerintah kepada masyarakat 9. Maka kesimpulannya adalah pemerintah malah kelebihan uang, yaitu sebesar perolehan hasil penjualan ke pertamina kekurangan yang dibayar Pemerintah (subsidi)

= Rp. 224,546 triliun Rp. 126,591 triliun = Rp. 97,955 triliun "Artinya, APBN tidak jebol justru saya jadi bertanya, di mana sisa uang keuntungan SBY menjual BBM sebesar Rp. 97,955 triliun, itu baru hitungan 1 tahun. Di mana uang rakyat yang merupakan keuntungan SBY jual BBM selama 7 tahun kekuasaannya," ujar politisi yang akrab dipanggil Oneng ini.

Pro-Kontra Isu Kenaikan BBM


BBM merupakan produk yang strategis yang tak hanya memutar roda kendaraan , melainkan juga roda kehidupan sosial, politik, dan ekonomi. Tanpa BBM rakyat akan menjadi sangat sulit.Kemana mana menjadi sangat susah karena kendaraan tidak bisa jalan. Listrik pun mati, industri tidak bergerak, dll. Kita semua tentu tahu bahwa BBM adalah hasil dari kekayaan alam. Dulu,negara kita adalah negara pengekspor BBM. Menyandang gelar negara kaya minyak bumi. Namun kini, kita harus dan wajib mengetahui, bahwasanya negara kita INDONESIA, bukan lagi negara yang mampu menguasai, mengeksplorasi, mengilang, dan menyalurkan BBM sehingga harganya terjangkau. Hanya pemerintahan orde lama yang lumayan mampu melaksanakan itu.Sejak orde baru hingga kini, pemerintahan cacat dan masuk angin. Berawal dari cacat dan masuk anginnya pemerintahan, maka mulai lah kita mengenal yang namanya subsidi BBM. Pertanyaannya : Apa penyebabnya ? Dimana letak kesalahannya ? Entah lah. Tapi saya berpendapat kesalahannya terdapat pada peningkatan utang luar negeri yang luar biasa pada saat pemerintahan orde baru. Pada saat orde lama, utang luar negeri hanya berkisar 2,5 miliar dollar AS. Namun pada saat orde baru, utang luar negeri meningkat tajam menjadi 100 miliar dollar AS. Angka yang fantastis bukan ? Negara kita dililit utang luar negeri. Nah, dari situlah awal munculnya tekanan tekanan dari lembaga lembaga internasional. Dengan dibantu oleh para konsultannya, lembaga lembaga internasional yang berasal dari negara barat mulai mengarang. Negara kita di paksa menyetujui proyek proyek besar yang sebenarnya belum dibutuhkan rakyat. Dari situlah muncul pinjaman luar negeri. Lalu pinjaman itu digelembungkan dan sebagian diberikan kepada pejabat pejabat tinggi. Nah, dari sinilah awal dari KKN yang selalu mengatasnamakan pembangunan yang pada akhirnya kita tahu hanya memberi keuntungan kepada pejabat kelas kakap di Negara Negara pusat dan kepada elite penguasa peminjam utang luar negeri itu sendiri. Utang luar negeri pun semakin banyak, dan butuh waktu yang sangat lama untuk melunasinya. Pemerintah dipaksa merelakan minyak gas dan tambang nya dikelola oleh perusahaan multinasional dari Negara Negara barat. Dan sejak saat itu sampai sekarang kita memiliki ketergantungan pada mereka. Dan jika berbicara tentang usaha melepaskan diri dari jeratan itu, kita memang memiliki pemimpin pemimpin yang mau berusaha walau memang pada akhirnya gagal. Saya tidak tahu pasti apakah kegagalan dari pemimpin sebelumnya yang membuat pemerintahan SBY-JK dan SBY-BOEDIONO pesimis duluan untuk menjadi pemimpin yang berhasil, atau ada hal lain. Entah lah. Yang pasti kedua periode pemerintahan ini terbilang kurang berusaha keras untuk lepas dari jeratan itu. Tahun bertambah tahun, utang pun semakin bertambah. Kini mencapai 1.700 triliun dollar AS. WOW ! Itu juga penyebab APBN Negara kita tidak berjalan dengan baik karena sebagian membayar utang, dan untuk subsidi BBM. Lebih parahnya lagi, anggaran belanja yang dikeluarkan Negara yang berkisar 1.400 triliun/tahun, mungkin tak lebih dari 1/5nya yang ditujukan untuk kesejahteraan rakyat. Sebagian besar dipakai untuk sesuatu yang diistilahkan membiayai jalannya pemerintahan. Membayar gaji PNS yang naik hampir setiap tahun, membeli pesawat presiden yang terbilang wow, mendanai studi banding anggota DPR terhormat,dll Anggaran yang sangat tidak sehat bukan ? Dan yang lebih mengerikan lagi, anggaran ini pula yang paling banyak di korupsi oleh pejabat dan politisi Negara ini. Pada akhirnya semua beban di tumpahkan pada rakyat.

Rakyat dipaksa membeli harga BBM dengan harga yang tak terjangjau untuk mendukung menyehatkan anggaran yang di korupsi. Pendek kata, kita alias rakyatlah yang menjadi topangan dalam jalannya pemerintahan yang faktanya kurang efisien. Jadi persoalan sebenarnya adalah bukan rakyat setuju atau tidak dengan kenaikan BBM, melainkan BASMILAH DULU KORUPSI DENGAN SERIUS! Dan kini terungkap fakta baru, bahwa ternyata pemerintah menerima surplus dari penjualan BBM Dan mulai terkuak, bahwa harga BBM untuk transportasi yang diimpor dari luar negeri lebih mahal. Pertanyaannya : Mengapa harus impor ? Mengapa kita tak berinvestasi membuat sendiri kilang minyak agar harga BBM terjangkau ? Apakah itu pertanyaan yang sangat sulit ? sampai sampai pansus BBM yang dibentuk DPR periode yang lalu untuk mengungkap jawabnya pun habis nasib ? Lagi lagi, Entah lah ! Dan kini, rakyat menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap rencana kenaikan BBM. Pemerintah malah menuding ada upaya upaya orang luar yang ingin memojokkan pemerintahan. Tidak hanya itu, bahkan presiden pun merasa terancam atas itu, sehingga TNI pun ikut serta dalam pengamanan situasi itu. Ckck, lagi lagi reaksi yang melanggar aturan. Saya hanya seorang mahasiswi, dan saya mungkin sangat bodoh, tapi lama kelamaan merasa sedikit tahu karena mengamati debat atas pro dan kontra kenaikan harga BBM. Saya sendiri tak ingin larut dalam debat pro dan kontra kenaikan BBM,sebab saya tidak begitu memahami persoalan laju inflasi, harga minyak mentah dunia, proses penyulingan minyak mentah menjadi premium yang begitu rumit dan mahal, kalkulasi hitungan ekonomi makkro, yang menjadi perdebatan diskusi tentang BBM ini. Saat orang orang berargumentasi disana, saya hanya berfikir bahwa ketika BBM naik, maka harga kebutuhan dasar masyarakat juga pasti akan melonjak. Dan ini pasti akan sangat memberatkan masyarakat khususnya masyarakat menengah kebawah. .

You might also like